LP Pasang Infus

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

MEMASANG INFUS
DI RUANG SOEPARJO ROESTAM ATAS
RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

OLEH:
FACHRUDIN
I4B016093

PROGRAM PROFESI NERS


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
MEMASANG INFUS
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebutuhan cairan merupakan kebutuhan dasar manusia. Tubuh kita
secara fisiologis terdiri dari 90 % air dari berat badan, sementara itu
sisanya adalah bagian padat.
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan fungsi
tubuh. Kebutuhan acairan dan elektrolit seseorang berbeda sesuai
dengan berat badannya. Kondisi kekurangan acairan dapat
mempengaruhi fungsi tubuh, oleh karena itu perlu mempertahankan
kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang. Salah satu cara
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit terutama pada pasien yaitu
dengan pemenuhan cairan dan elektrolit melalui intravena.
2. Tujuan
a. Memennuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
b. Pemberian nutrisi dan terapi obat.

B. Tinjauan Teori
1. Pengertian
Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan
untuk memasukan obat atau vitamin kedalam tubuh pasien
(Darmawan, 2008).
Pemasangan infus (terapi intravena ) adalah memasukan jarum
kedalam vena untuk dilewati cairan infus agar sejumlah cairan atau
obat dapat masuk kedalam tubuh melalui vena dalam jangka waktu
tertentu (Lukman, 2007).
Pemasangan infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien dengan cara memasukan cairan melalui intravena.

2. Tujuan
Akses untuk mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, dan kalori yang
tidak dapat dipertahankan melalui oral, koreksi dan perbaikan asam
basa, tranfusi darah, dan pemberian nutrisi parenteral.
3. Indikasi
a. Keadaan emergency
b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara
kontinyu melalui intravena.
c. Maintenance kebutuhan cairan.
d. Pasien yang membutuhkan tranfusi darah.
e. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) syok sebelum tindakan
operasi atau pada pasien yang tidak stabil.
4. Kontra Indikasi
Kontra pemasangan infus yaitu :
a. Flebitis (inflamasi, bengkak, nyeri, demam)
b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi
tersebut untuk pemasangan AV-Shunt pada tindakan Hemodialisa.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pemberian obat
a. Pastikan pemberian obat dengan 7 benar (benar obat, benar dosis,
benar indikasi, benar penyimpanan, benar cara pemberian, benar
dokumentasi).
b. Hindari memasang infus pada daerah infeksi.
c. Gunakan jarum sesuai dengan ukuran vena pasien.
d. Kaji kondisi pasien dan toleransinya terhadap obat yang diberikan.
e. Tulis tanggal pemasangan infus, ganti pemasangan infus jika
flebitis.
g. Cara menghitung cairan infus
Faktor tetes 15, 20 dan 60
Cc / jam = Jumlah total cairan infus (CC) / Waktu
Tetes / menit = Jumlah total cairan infus (CC) x Faktor tetes /
Waktu (Menit).
6. Prosedur Tindakan dan Rasionalitas
a. Persiapan Alat
Sarung tangan, Infus set, Cairan parenteral, Abocath, kapas
alkohol, Tourniquet, Perlak dan pengalas, Bengkok, Plester, Kassa
steril, Bethadine, Gunting.
b. Prosedur Tindakan
a) Validasi advis pemasangan infus.
Rasional Pasien Safety.
b) Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien.
Rasional pasien memahami tindakan yang kita lakukan.
c) Pilih vena yang layak untuk Veni Puncture, yaitu Vena
Metakarpal, Vena Sefalica, Vena Basalica, vena di ekstremitas
bawah, serta Vena Sentralis.
c. Prosedur Pemasangan Infus
a) Cek program terapi cairan.
b) Cuci tangan.
c) Siapkan alat.
d) Berikan salam, sapa pasien dengan sopan.
e) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
f) Berikan kesempatan klien bertanya sebelum tindakan.
g) Letakan manset 5-15 cm diatas tempat tusukan.
h) Letakan pengalas dibawah lengan pasien.
i) Pasang infus set kedalam cairan infus.
j) Alirkan cairan cairan dengan membuka klem infus sehingga
tidak ada udara di dalam selang infus.
k) Kencangkan klem sehingga cairan tidak menetes.
l) Pasang tourniquet.
m) Anjurkan pasien untuk mengepal.
n) Bersihkan area tusukan dengan kapas alkohol arah melingkar
dari dalam keluar.
o) Pegang jarum dan arahkan posisi 30o pada vena yang akan
ditusuk.
p) Tusukan jarum setelah jarum mengenai vena ditandai dengan
keluarnya darah pada jarum.
q) Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan tarik jarum
bersamaan dengan masukan plastic IV Cateter kedalam vena
secara perlahan.
r) Sambungkan IV Cateter dengan ujung selang infus.
s) Lepaskan Tourniquet.
t) Buka klem infus, pastikan tetesan cairan infus lancar.
u) Fiksasi dan tutup dengan kassa steril.
v) Atur tetesan infus sesuai kebutuhan.
w) Evaluasi hasil kegiatan, rapihkan alat, cuci tangan dan
dokumentasi.
Gambar Insersi Intravena Catheter.

7. Tipe-tipe cairan infus


a. Isotonik Suatu cairan yang memiliki tekanan osmotik yang sama
dengan yang ada didalam plasma.
a). NaCI normal 0,9 %
b). Ringer laktat
c). Komponen -komponen darah (albumin 5 %, plasma)
d). Dextrose 5 % dalam air (D 5 W)
b. Hipotonik Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotik yang lebih
kecil daripada yang ada didalam plasma darah. Pemberian cairan
ini umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan
mendorong air masuk kedalam sel untuk memperbaiki
keseimbangan di intrasel dan ekstrasel, sel-sel tersebut akan
membesar atau membengkak.
a). Dextrose 2,5 % dalam NaCI 0,45 %
b). NaCI 0,45%
c). NaCl 0.2 %
c. Hipertonik Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotik yang
lebih tinggi daripada yang ada di dalam plasma darah. Pemberian
cairan ini meningkatkan konsentrasi larutan plasma dan mendorong
air masuk kedalam sel untuk memperbaiki keseimbangan osmotik,
sel kemudian akan menyusut.
a. Dextrose 5 % dalam NaCI 0,9 %
b. Dextrose 5 % dalam NaCI 0,45 % ( hanya sedikit hipertonis
karena dextrose dengan cepat dimetabolisme dan hanya
sementara mempengaruhi tekanan osmotik).
c. Dextrose 10 % dalam air
d. Dextrose 20 % dalam air
e. NaCI 3% dan 5%
f. Larutan hiperalimentasi
g. Dextrose 5 % dalam ringer laktat
h. Albumin 25

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan I, 2008, http : // www. Otsuka.co.id, diakses tanggal 14 Maret


2017.

Lukman, 2007, Intravenatherapi diambil dari www. Sehatojrvp. Com


tanggal 15 Maret 2017.

Hidayat, A, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba


Medika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai