Pemberdayaan Komunitas Dengan Mengedepankan Nilai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal di tengah-tengah

Globalisasi
Pengertian pemberdayaan komunitas
Istilah pemberdayaan (empowerment) bukanlah istilah baru di kalangan LSM, akademis,
organisasi sosial kemasyarakatan, bukan pemerintah sekalipun. Ia muncul hampir bersamaan
dengan adanya kesadaran akan perlunya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini
dikarenakan kegiatan pembangunan itu mestinya mampu merangsang proses pemandirian
masyarakat (self sustaining process)
Pemberdayaan ialah proses penumbuhan kekuasaan dan kemampuan diri dari kelompok
masyarakat yang miskin/lemah,terpinggirkan, dan tertindas. Melalui proses pemberdayaan di
asumsikan bahwa kelompok masyarakat dari strata sosial terendah sekalipun bisa saja terangkat
dan muncul menjadi bagian dari lapisan masyarakat menengah dan atas sehingga tingkat
ketimpangan sosial pun dapat terkurangi sedikit demi sedikit.
Pemberdayaan adalah proses dari, oleh dan untuk masyarakat, dimana komunitas
masyarakat didampingi/difasilitasi dalam mengambil keputusan dan berinisiatif sendiri agar
mereka lebih madiri dalam pengembangan dan peningkatan taraf hidupnya. Oleh karena itu,
pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya memberikan kesempatan dan kemampuan kepada
individu atau masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi, memengaruhi, dan mengendalikan
kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya.
Robinson (Hari Usman: 2010) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses
pribadi dan sosial, pembebasan kemampuan, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak,
sedangkan JIM Ife mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada
kata “empowerment” yang berarti memberi daya, memberi “Power” (kuasa), kekuatan, kepada
pihak yang kurang berdaya.
Menurut Sunyoto Usman (Sunyoto Usman: 2010), pemberdayan masyarakat adalah sebuah
proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut Community self-reliance atau
kemandirian. Dalam proses ini masyarakat didampngi untuk membuat analisis masalah yang
dihadapi, dibanntu untuk menemukan alternatif masalah tersebut, serta diperlihatkan stategi
memanfaatkan berbagai resources yang dimiliki dan dikuasai. Dalam proses itu masyarakat
dibantu bagaimana merancang sebuah kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,
bagaimana mengimplementasikan rencana tersebut, serta bagiamana membangun stategi
memperoleh sumber-sumber exsternal yang dibutuhkan sehingga memperoleh hasil optimal.
Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat
dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan
diri dari kemiskinan dan ketimpangan sosial. Dengan kata lain memberdayakan dan memampukan
masyarakat.
B. Ciri masyarakat berdaya
Dikatakan bahwa pemberdayaan bertujuan untuk menciptakan komunitas masyarakat yang
berdaya dan mampu memiliki kemandirian. Ciri-ciri komunitas masyarakat yang berdaya menurut
Sumardjo (Sumardjo dan Suharudin: 2003) adlah sebagai berikut.
1. Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencnakan (mengantisipasi kondisi
perubahan kedepan)
2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri.
3. Memilik kemampuan untuk berunding.
4. Memiliki bargaining power yang memadai dan melakukan kerja sama yang saling
menguntungkan.
5. Bertanggung jawab atas tindakannya
Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, paham, termotifasi,
berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerja sama, tahu berbagai alternatif,
mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap
informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.
C. Konsep Pemberdayaan Komunitas
Pengertian Komunitas Komunitas ialah suatu unit atau kesatuan sosial yang
terorganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama (communities of
common interest), baik yang bersifat fungsional maupun yang mempunyai teriotrial. Istilah
community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”. Dalam pengerian lain, komunitas
(community) diartikan sebagai sekelompok orang yang hidup bersama pada lokasi yang sama
sehingga mereka telah berkembang menjadi sebuah “kelompok hidup” (group lives) yang diikat
oleh kesamaan kepentingan (common interest). Artinya, ada social relationship yang kuat di antara
mereka, pada satu batasan geografis tertentu.
Pengertian Pemberdayaan Komunitas Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat atau
komunitas adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam
kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan
masyarakat. Pemberdayaan komunitas dapat disebut sebagai suatu upaya untuk
menciptakan/meningkatkan kapasitas atau kemampuan masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas
hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.
Prinsip - prinsip Dasar Pemberdayaan Komunitas Rubin (dalam Sumaryadi, 2005:9496)
mengemukakan lima prinsip dasar pemberdayaan komunitas diantaranya adalah sebgaai beriku:
1) Pemberdayaan komunitas memerlukan breakeven dalam setiap kegiatan yang dikelolanya,
meskipun berbeda dengan organisasi bisnis, di mana dalam pemberdayaan komunitas keuntungan
yang diperoleh didistribusikan kembali dalam bentuk program atau kegiatan pembangunan
lainnya.
2) Pemberdayaan komunitas selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan
maupun pelaksanaan yang dilakukan
3) Dalam pelaksanaan program pemberdayaan komunitas, kegiatan pelatihan merupakan unsur
yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik
4) Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya,
khususnya dalam hal pembiayaan
5) Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara
kepentingan pemerintah yang bersifat makro dengan kepentingan masyarakat yang bersifat mikro
Ruang Lingkup Pemberdayaan Komunitas Mencakup berbagai program pemberdayaan.
Programprogram tersebut meliputi bidang:
1) Pemberdayaan ekonomi
2) Pemberdayaan politik, peningkatan bargaining position masyarakat terhadap pemerintah.
3) Pemberdayaan sosial budaya, peningkatan kemampuan sumber daya manusia (human
investment)
4) Pemberdayaan lingkungan, program perawatan dan pelestarian lingkungan.
D. Dasar Terbentuknya Pemberdayaan Komunitas
Upaya pemberdayaan komunitas ini didasari pemahaman munculnya ketidakberdayaan
komunitas akibat masyarakat tidak memiliki kekuatan (powerless). Jim Ife (1977:6062)
mengidentifikasi beberapa jenis kekuatan yang dimiliki masyarakat dan dapat digunakan untuk
memberdayakan mereka, yaitu:
1) Kekuatan atas pilihan pribadi
2) Kekuatan dalam menentukan kebutuhan sendiri
3) Kekuatan dalam kebebasan berekspresi
4) Kekuatan kelembagaan
5) Kekuatan sumber daya ekonomi
6) Kekuatan dalam kebebasan reproduksi
Faktor lain yang menyebabkan ketidakberdayaan komunitas di luar faktor ketiadaan daya
(powerless) adalah ketimpangan, yang meliputi ketimpangan struktural, ketimpangan kelompok,
ketimpangan personal. Dengannya, kegiatan merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
program pemberdayaan masyarakat akan berjalan efektif jika sebelumnya sudah dilakukan
investigasi terhadap faktorfaktor yang menjadi akar permasalahan sosial. Dalam konteks ini, perlu
diklarifikasi apakah akar penyebab ketidakberdayaan berkaitan dengan faktor kelangkaan sumber
daya (powerless) atau faktor ketimpangan, atau kombinasi antara keduanya. Upaya pemberdayaan
masyarakat lemah dapat dilakukan dengan tiga strategi, Pertama, pemberdayaan perencanaan dan
kebijakan yang dilaksanakan dengan membangun atau mengubah struktur dan lembaga yang bisa
memberikan akses yang sama terhadap sumber daya, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat. Kedua, pemberdayaan melalui aksiaksi sosial dan politik yang
dilakukan melalui perjuangan politik dan gerakan dalam rangka membangun kekuasaan yang
efektif. Ketiga, pemberdayaan melalui pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan
dengan proses pendidikan dalam berbagai aspek yang cukup luas, hal ini dilakukan dalam rangka
membekali pengetahuan dan keterampilan.
E. Manfaat Pemberdayaan Komunitas
Manfaat besar dari pemberdayaan komunitas adalah memungkinkan perkembangan dan
penggunaan bakat/atau kemampuan terpendam dalam, setiap individu. Melalui pemberdayaan
komunitas diharapkan hambatanhambatan tradisional dalam masyarakat dapat dihilangkan, garis
demarkasi disingkirkan, dan deskripsi pekerjaan yang menghalangi dapat dikesampingkan.
Pemberdayaan telah memberikan kontribusinya bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat diberi
pengetahuan manajemen, mutu, teknik, keterampilan, dan metodologi yang baik dapat
memperoleh manfaat yang lebih besar dalam pekerjaan dan perbaikan kinerjanya.
F. Strategi Pemberdayaan Komunitas
Stategi Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas Menurut Eliot (dalam I.N. Sumaryadi,
2005:150) ada tiga strategi pendekatan yang dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas atau
masyarakat, antara lain sebagai berikut.
a. Pendekatan kesejahteraan (the walfare approach), yaitu membantu memberikan bantuan kepada
kelompokkelompok tertentu, misalnya mereka yang terkena musibah bencana alam
b. Pendekatan pembangunan (the development approach), memusatkan perhatian pada pembangunan
untuk meningkatkan kemandirian, kemampuan, dan keswadayaan masyarakat
c. Pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach), melihat kemiskinan sebagai akibat proses
politik dan berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaannya.
Strategi Pemberdayaan Komunitas Melalui Nilai-Nilai Kearifan Lokal. Konsep Kearifan Lokal
berasal dari dua suku kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Kearifan itu dipahami sebagai
seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil
penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Sementara itu, pengertian lokal
secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula.
Secara terminologi, kearifan lokal (local wisdom) dapat dimaknai sebagai pandangan hidup dan
pengetahuan lokal yang tercipta dari hasil adaptasi suatu komunitas yang berasal dari pengalaman
hidup yang dikomunikasikan dari generasi ke generasi.
Pemberdayaan Komunitas Berbasis Nilai-nilai Kearifan Lokal Pemberdayaan komunitas pada
dasarnya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan, sadar hukum, sadar
akan hak dan kewajiban, serta mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan mandiri bagi masyarakat
yang bersangkutan. Oleh karena itu, pemberdayaan komunitas tak terlepas dari upaya
penanggulangan kemiskinan yang kerap menghantui masyarakat kita. Terdapat lima hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberdayaan suatu masyarakat, yaitu:
1. Menghormati dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
2. Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konvensi yang
diselenggarakan oleh ILO
3. Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber
daya alam yang berlebihan
4. Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional
5. Memperkuat nilainilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam
desain kebijakan dan program penanggulangan masalah sosial.
Model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal mengandung arti peletakan nilai-
nilai setempat (lokal) sebagai input penanggulangan masalah sosial seperti kemiskinan. Nilainilai
setempat (lokal) tersebut merupakan nilainilai sosial yang menjadi cerminan dari masyarakat yang
bersangkutan. Nilainilai tersebut meliputi kegotongroyongan, kekerabatan, musyawarah untuk
mufakat, dan toleransi (tepa selira). Pemberdayaan komunitas berbasis nilainilai kearifan lokal
akan menciptakan masyarakat yang berdaya, ciriciri masyarakat yang berdaya antara lain:
1. Mampu memahami diri dan potensinya dan mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi
perubahan ke depan)
2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3. Memiliki kekuatan untuk berunding
4. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
5. Bertanggung jawab atas tindakannya
G. Arah Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia,
misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan,
pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan.
Ciri-ciri warga masyarakat berdaya:
 Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan
ke depan)
 Mampu mengarahkan dirinya sendiri
 Memiliki kekuatan untuk berunding
 Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling
menguntungkan
 Bertanggungjawab atas tindakannya.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan,
memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu
mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan
mampu bertindak sesuai dengan situasi.
H. Tujuan dan Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas
Tujuan dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi
mandiri. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang
ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang
tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan daya/kemampuan
yang dimiliki.
Beberapa Kelebihan Pemberdayaan Komunitas:
 Memudahkan dalam koordinasi antarindividu
 Antarindividu dapat saling memberi semangat dan motivasi.
 Mampu meningkatkan kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
 Mampu meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat dan kelompok baik di bidang
ekonomi maupun sosial.
 Penggunaan sumber daya alam dan potensi yang ada lebih efektif dan efisien.
Beberapa Kekurangan Pemberdayaan Komunitas:
 Sering terjadi perbedaan pendapat antara satu orang dengan orang yang lain, sehingga muncul
konflik baru.
 Tingkat partisipasi setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat pembangunan.
 Tingkat sumber daya manusia berbeda-beda
 Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas secara kritis dan
logis.
 Kegiatan pemberdayaan selama ini ditujukan pada masyarakat lokal dan permasalahan sosial saja,
dan lain-lain
I. Konsep Kearifan Lokal
Kearifan lokal ialah suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan
hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat
dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat
nasional. Contohnya hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang
mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.
Kelangsungan kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat
tertentu dan akan menyatu dengan kelompok masyarakat serta dapat diamati melalui sikap dan
tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai
bidang kehidupan antara lain tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan,
dan sebagainya. Contohnya kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah
menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin
ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.
J. Pemberdayaan Komunitas dalam Masalah Sosial berdasarkan Kearifan Lokal
Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, akan tetapi tidak ada
jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya
hidup yang makin pragmatis dan konsumtif. Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup
nyaris tidak terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. Kearifan lokal dari masing-masing
daerah memiliki sifat kedinamisan yang berbeda dalam menghadapi pengaruh dari luar. Banyak
manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar. Contohya
ialah munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan
kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.
Masalah sosial yang ada di masyarakat dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga
diperlukan upaya untuk mengatasinya.Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan memberdayakan komunitas berbasis kearifan lokal. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli:

 Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.


 Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang
diselenggarakan oleh ILO
 Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber
daya alam yang berlebihan.
 Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional.
 Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam
desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial

Anda mungkin juga menyukai