Biografi Jenderal Sudirman
Biografi Jenderal Sudirman
Biografi Jenderal Sudirman
Jendral Sudirman – Siapa yang tidak mengenal biografi Jendral Sudirman, seorang
Panglima TNI pertama yang memiliki andil sangat besar terhadap perjuangan Indonesia.
Seorang jendral yang memiliki nama lengkap Raden Sudirman ini adalah orang asli Jawa
Tengah berasal dari keluarga yang terpandang.
Biografi Jendral Sudirman akan membuka mata anda tentang Jendral Sudirman. Sudirman
adalah Jendral yang memiliki wibawa dan sangat disegani oleh anggota pasukannya.
Wibawa Jendral Sudirman memang sudah terbentuk sejak kecil. Beliau memiliki tutur kata
yang tenang dan bersifat solutif terhadap suatu masalah.
Jarang yang mengetahui bahwa Jendral Sudirman telah berperan aktif di bidang pendidikan
sebelum menjadi seorang Jendral besar. Banyak hal yang sudah beliau lakukan untuk
mengubah Indonesia melalui pendidikan sebelum masuk ke militer, berikut ulasan lengkap
perjalanan hidup atau biografi Jendral Sudirman.
Biodata Sudirman
Jendral Sudirman adalah tokoh pahlawan Nasional yang dikenal sebagai Jendral TNI
Pertama di Indonesia. Juga dikenal sebagai perwira tinggi pada masa Revolusi Nasional
Indonesia. Berikut biodata Jendral Besar Sudirman dan keluarganya:
Jendral Sudirman lahir di Purbalingga Jawa Tengah tepatnya di Bodas Karangjati, Rembang.
Sudirman dibesarkan oleh seorang camat setelah diadopsi dari ayah ibunya, yang
sebenarnya adalah pamannya sendiri yaitu Raden Cokrosunaryo. Ayah ibu Sudirman
merelakan anaknya diadopsi demi masa depannya karen pamannya lebih mapan. Berikut
perjalanan hidup Sudirman dari masa kecil hingga wafat:
Tahun berikutnya di pindah ke Sekolah Wirotomo, karena Taman Siswa dianggap illegal oleh
pemerintah Belanda. Sudirman diketahui sebagai anak yang taat beribadah, mempelajari
keislaman dari Raden Muhammad Kholil. Bahkan dia mendapatkan julukan Haji karena
sering berceramah.
Pada tahun 1934 pamannya wafat, menjadi pukulan berat baginya karena keluarganya jatuh
miskin. Dia bahkan mendapatkan untuk tetap bersekolah tanpa membayar di Wirotomo.
Sudirman remaja ikut mendirikan organisasi islam bernama Hizbul Wathan milik
Muhammadiyah, dan dia menjadi pemimpin cabang Cilacap setelah lulus.
Kemudian Sudirman kembali ke Cilacap dan menjadi seorang guru di Sekolah Dasar
Muhammadiyah yang ada di sana. Di situ Sudirman bertemu dengan Alfiah, temannya
sekolah dahulu dan kemudian mereka menikah. Lalu setelah menikah Sudirman tinggal di
Cilacap rumah mertuanya Raden Sostroatmodjo seorang pengusaha batik kaya raya.
Selama mengajar Sudirman tetap aktif berorganisasi, ikut dalam organisasi pemuda
Muhammadiyah. Setelah Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, maka perpindahan
kekuasaan mulai terjadi, geraknya mengajar mulai dibatasi. Bahkan sekolahnya ditutup
diubah menjadi pos militer oleh Jepang.
Sudirman guru, melakukan negosiasi dengan Jepang dan dia diperbolehkan tetap mengajar
meskipun terbatas perlengkapannya. Hal itu tidak mengendurkan semangatnya untuk tetap
mengajar di sekolahnya.
3. Masuk Dunia Militer
Pada tahun 1944, Sudirman menjabat sebagai ketua dewan karesidenan yang dibentuk oleh
Jepang. Inilah awal mula Sudirman guru memasuki dunia militer, karena diminta bergabung
dengan tentara PETA bentukan Jepang.
Setelah menjadi anggota PETA (pembela Tanah Air) di Bogor, begitu tamat pendidikan,
Sudirman langsung menjadi komandan batalyon Kroya. Kemudian menjadi Panglima Divisi
V/ Banyumas sesudah TKR terbentuk. Yang Akhirnya terpilih menjadi Panglima ANgkatan
Perang RI (Panglima TNI) yang pertama dan paling muda.
Perjalanannya di dunia militer terbilang mulus, hal itu tidak lepas dari kemampuannya
memimpin pasukan. Sudirman merupakan pahlawan pembela kemerdekaan yang
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadinya. Dalam biografi Jendral
Sudirman tercatat sebagai Panglima sekaligus Jendral pertama dan termuda Republik
Indonesia.
Setelah masa kependudukan Jepang berakhir saat bom Hirosima dan Nagasaki meledak,
Sudirman memimpin pelarian bersama kawan-kawannya saat ditahan di Bogor. Kemudian
bertemu dengan sang proklamator, Soekarno dan Hatta memintanya untuk memimpin
pasukan melawan Jepang di Jakarta. Namun ditolak Sudirman memilih tetap di Kroya dan
memimpin pasukannya melucuti Jepang.
Maka demi bangsa Indonesia, Jendral Sudirman yang sedang sakit dengan ditandu tetap
berangkat memimpin pasukan untuk melakukan gerilya. Sekitar selama tujuh bulan beliau
berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan lain, dari gunung satu ke gunung lainnya dalam
keadaan lemah dan sakit.
Persediaan obat semakin menipis kala itu, namun Jendral Sudirman tetap memberikan
semangat dan motivasi kepada pasukannya. Beliau tidak pernah merasakan penyakitnya,
namun keadaan fisik yang terus menurun membuat beliau harus pulang dari medan perang.
Jendral Sudirman tidak bisa memimpin langsung pasukannya tapi pemikirannya tetap
dibutuhkan.
Pada biografi Jendral Sudirman tercatat 29 Januari 1950, Jendral Besar Sudirman wafat di
Magelang setelah berjuang keras melawan penyakitnya. Pemakamannya dilakukan di
Taman Makan Pahlawan Semaki Yogyakarta, diiringi konvoi empat tank serta 80 kendaraan
bermotor. Jendral Sudirman dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.
Demikian biografi Jendral Sudirman yang berisi perjalanan hidup beliau dari bukan siapa-
siapa hingga menjadi seorang pahlawan nasional. Biografi beliau semoga bisa menjadi
inspirasi bagi anda yang membacanya, karena kehidupannya penuh dengan perjuangan.
Jendral Sudirman, memiliki banyak manfaat bagi orang lain di sekitarnya bahkan memiliki
pengaruh besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Sehingga biografi Jendral Sudirman
layak jika beliau dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi kaum muda untuk kemajuan bangsa
Indonesia.
Sudirman memang lebih dikenal sebagai seorang jendral besar, yang namanya diabadikan
sebagai nama jalan, sekolah, museum dan lainnya. Semoga tulisan tentang biografi Jendral
Sudirman bisa bermanfaat dan bisa anda jadikan referensi.