Program Kurikulum Sma Pasundan 2 2017-2018

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 75

RANGKUMAN HASIL REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

SMA PASUNDAN 2 KOTA CIMAHI

A. KEGIATAN REVISI DAN PELAKSANAAN ANALISIS


Pengembangan Kurikulum SMA Pasundan 2 Kota Cimahi Tahun
Pelajaran 2018-2019 merupakan hasil revisi Tahun Pelajaran 2017-2018.
Revisi dilaksanakan dengan cara:
a. Pelaksanaan rapat dinas pada tanggal Juli 2018 tentang pemanfaatan hasil
analisis kondisi riil tahun sebelumnya.
b. Pelaksaanaan rapat dinias Tahun Pelajaran Baru pelaksanaan revisi secara
keseluruhan didalam Dokumen I dan Dokumen II yang dilaksanakan pada
tanggal Juli 2018

KURIKULUM KURIKULUM
NO KOMPONEN
2017/2018 2018/2019
1 PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Disesuaikan Tidak ada
dengan kondisi riil perubahan.
pada saat itu

I.2. Landasan Tercantum pada Ada perubahan


Dokumen I hal 7 disesuaikan dari
hasil Bimtek
Kurikulum di
Hotel Sheo
.Mei,2018

I.3. Tujuan Pengembangan Tercantum Tidak ada


Kurikulum Sekolah . padaDokumen I perubahan
hal 7-13

I.4. Acuan Konseptual Tercantum pada Tidak ada


Penyusunan Kurikulum Dokumen I hal 13- perubahan
Tingkat Satuan Pendidikan 14

I.5 Prinsip Pengembangan Tercantum pada Tidak ada


Kurikulum Dokumen I hal 16- perubahan
17
2 TUJUAN SATUAN
PENDIDIKAN
2.1. Tujuan Pendidikan Tercantum pada Tidak ada
Nasional Dokumen I pada perubahan
hal 18
2.2. Tujuan Pendidikan Tercantum pada Tidak ada
Menengah Dokumen I hal 18 perubahan

Tercantum pada Tidak ada


2.3. Visi Sekolah Dokumen I hal 18 perubahan

2.4. Misi Sekolah Tercantum pada Tidak ada


Dokumen I hal 19- perubahan
20

2.5. Tujuan Sekolah Tercantum pada Tidak ada


Dokumen I hal 20 perubahan
3 STRUKTUR DAN
MUATAN KURIKULUM
SMA PASUNDAN 2 KOTA
CIMAHI
3.1. Prinsip-Prinsip Tercantum pada Tidak ada
Penyusunan KTSP Dokumen I hal 22- perubahan
26

3.2. Prinsip prinsip dalam Tercantum pada Tidak ada


pengembangan KTSP Dokumen I hal 26- perubahan
31

3.3. Struktur Kurikulum Tercantum pada Ada perubahan


Dokumen I hal 31- dikarenakan
34 ( kls X Tahun Pelajaran
memakai 2018-2019 KlsX
Kurikulum 2013 dan Kls XI
dan Kls XI dan memakai
XII memakai Kurikulum 2013
Kurikulum 2006) dan Kls XII
memakai
Kurikulum 2006

3.4. Beban Belajar Tercantum pada Ada perubahan


Dokumen I hal 34- dikarenakan
35 Tahun Pelajaran
2018-2019 Kls X
danXI memakai
Kurikulum 2013
dan Kls XII
memakai
Kurikulum 2006

3.5. Muatan Kurikulum Tercantum pada Ada perubahan


Dokumen I hal 35- karena SMA
37 ( Kls XII masih Pasundan 2
memakai Kur tdd:Kls X,XI
2006) memakai Kur
2013 dan Kls XII
memakai Kur
2006)

3.5.1. Mata Pelajaran Tercantum pada Ada perubahan


Dokumen I hal 37- karena SMA
45 Pasunda 2 ,Tahun
Pelajaran 2018-
2019 kelas X dan
XI memakai Kur
2013, dan KlsXII
Kur 2006

3.5.2. Muatan Lokal Tercantum pada Ada perubahan


Dokumen I hal 45- Mata Pelajaran
48 Pengembangan
TIK hanya di
Kelas XII dan.
Bahasa Sunda
,tetap ada di Kelas
X,XI,XII

3.5.3. Pengembangan Diri Trcantum pada Tidak ada


Dokumen I hal 46- perubahan
49

3.5.4. Pengaturan Beban Tercantum pada Ada perubahan


Kerja Dokumen I hal 49- karena kelas X,XI
50 Kur 13d dan kls
XII Kur 200

3.5.5. Ketuntasan Belajar Tercantum pada Ada perubahan


Dokumen I hal 50- untuk kelas X
55 ,XI,XII dalam hal
KKM.
3.5.6. Kenaikan Kelas dan Tercamtum pada Lihat peraturan
Kelulusan Dokumen I hal 55- Pemerintah.
58

3.5.7. Penjurusan Tercantum pada Tidak ada


Dokumen I hal 58- perubahan
59

3.5.8. Pendidikan Tercantum pada Tidak ada


Kecakapan Hidup Dokumen I hal 59 perubahan

3.5.9. Pendidikan Berbasis Tercantum pada Tidak ada


Keunggulan Lokal Dokumen I hal 60 perubahan
dan Global

4 KALENDER PENDIDIKAN Tercantum pada Ada perubahan


Dokumen I hal 61- sesuai kalender
65 pendidikan dari
Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa
Barat.
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan sangat dibutuhkan


oleh seluruh bangsa. Kita sadari bahwa bangsa Indonesia sebagai negara yang
sedang berkembang membutuhkan orang–orang yang cerdas dan terampil.
Kebutuhan kecerdasan dan keterampilan itu memerlukan pendidikan yang
tentunya sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu Pemerintah dan
masyarakat harus bekerjasama dalam rangka pencapaian pendidikan, sebab
pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dan merupakan
tanggung jawab bersama.
Pendidikan dalam usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, SMA Pasundan 2 Kota Cimahi
yang merupakan salah satu lembaga pendidikan berusaha untuk mencapai fungsi
dan tujuan item pendidikan dengan konsekuensi bahwa seluruh warga sekolah
dituntut untuk bekerja keras meningkatkan disiplin, etos kerja yang tinggi untuk
berusaha mencerdaskan para peserta didik. Tugas dan tanggung jawab sebagai
pendidik/ tenaga pengajar bukan saja mempersiapkan peserta didiknya secara
akademis, tetapi para peserta didik harus dipersiapkan pula untuk memasuki
lapangan pekerjaan atau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri (sesuai bakat
dan kemampuannya).
Tugas yang panjang dan membentang tidak akan menjadikan halangan,
namun menjadikan tantangan dan tanggung jawab untuk menghasilkan
pendidikan yang bermutu dengan berpedoman kepada visi, misi dan tujuan yang
hendak dicapai.

1.1. LatarBelakang
Kita maklum bahwa kelancaran kegiatan persekolahan akan berdampak
positif terhadap masyarakat apabila sekolah memiliki perencanaan yang matang
dan terarah, disusun berdasarkan hasil analisis yang telah dibuat dan disepakati
bersama oleh semua komponen sekolah.
Implementasi penyelenggaraan pendidikan diatur dalam Undang–Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, sebagai berikut :“Pendidikan
Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional dan global, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah dan berkesinambungan“.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga
agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam
Indonesia.
Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara
terencana, terarah dan berkesinambungan.
Rencana pengelolaan sekolah yang dimaksud mengarah kepada
pencapaian tujuan Pendidikan Nasional seperti yang tercantum dalam Pasal 3
Undang–Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang
menegaskan bahwa : “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi
manusia beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, warga negara yang demokratif, dan bertanggung jawab“.
Sebagai sebuah panduan operasional, kurikulum harus disusun sesuai
dengan prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan. Prinsip-prinsip yang harus diakomodir sesuai dengan
tuntutan perubahan pada saat ini antara lain adalah Pendidikan budaya dan
karakter bangsa, nilai-nilai kewirausahaan, ekonomi kreatif dan pembelajaraan
yang aktif yang harus diimplementasikan pada semua program kurikulum yang
meliputi kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Demikian juga kurikulum harus
berprinsip pada kesetaraan gender meliputi akses, partisipasi, kontrol dan manfaat
yang memberikan kesempatan dan peluang sama kepada peserta didik untuk
berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya.
Selanjutnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 Pasal 17 tentang Standar Nasional Pendidikan yang berbunyi:
“Sekolah dan komite sekolah atau madrasah mengembangkan kurikulum satuan
tingkat pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan, di bawah supervise dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK dan
departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang Agama untuk MI, MTs,
MA, dan MAK“.
Kemudian pada Pasal 49 ayat 1 yang berbunyi: “Pengelola satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen
berbasis sekolah yang ditujukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, dan
akuntabilitas“.
Mengacu pada tujuan-tujuan tersebut diatas, maka SMA Pasundan 2 Kota
Cimahi sebagai lembaga pendidikan berkewajiban merumuskan suatu perangkat
untuk menghasilkan suatu lulusan (output siswa) yang memiliki kompetensi.
Rumusan itu dituangkan dalam bentuk Kurikulum SMA Pasundan 2 Kota Cimahi
yang mengakomodasikan berbagai hal mencakup kompetensi guru, kemampuan
siswa, sarana dan prasarana yang ada, lingkungan masyarakat maupun kondisi
daerah. Penyusunan Kurikulum SMA Pasundan 2 Kota Cimahi ini berdasarkan
hasil analisis konteks yang telah dibuat sebelumnya dengan mengacu kepada
kondisi ideal dan kondisi riil di sekolah sesuai dengan 8 Standar Nasional
Pendidikan.

SMA Pasundan 2 Kota Cimahi telah memiliki dokumen KTSP yang


merupakan hasil revisi serta pengembangan dari KTSP Tahun Pelajaran
sebelumnya. Struktur dan muatan KTSP SMA Pasundan 2 Kota Cimahi masih
perlu mengembangkankegiatan pembelajaran dengan pengembangan diri,
mengembangkan pendidikan kecakapan hidup dan strategi pelaksanaannya,
disamping itu perlu memprogramkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global dengan strategi pengembangannya. Selain itu perlu membuat suatu strategi
yang tepat untuk memfasilitasi peserta didik yang pada tahun pelajaran2018/2019.
Standar proses mencakup perencanaan perangkat pembelajaran
pelaksanaan proses pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Dalam
persiapan pembelajaran masih perlu dilengkapi dengan adanya Rencana Pelaksaan
Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh setiap guru, selain itu perlu
pengembangan bahan ajar berbasis TIK atau dalam bentuk cetakan/modul.Dalam
pelaksanaan proses pembelajaran sebagian berbasis TIK dikarenakan terbatasnya
sarana. Kegiatan PBM dalam pelaksanaannya masih dominan menggunakan
metode ceramah, dan diskusi, namun kini telah mengembangkan dengan media
TIK. Rasio buku teks dengan peserta didik dalam proses pembelajaran belum
mencukupi. Dalam pengawasan program pembelajaran perlu dioptimalkan
program pengawasan proses pembelajaran melalui pemantauan seperti sepervisi,
evaluasi, pelaporan, dan langkah tindak lanjutnya.
Untuk standar pendidik dan tenaga kependidikanmasih ada yang perlu
dilengkapi dan dioptimalkan yaitu tenaga administrasi, tenaga perpustakaan belum
ada tenaga yang memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan, tenaga laboran
masih dipegang oleh guru mata pelajaran masing-masing. Begitupun dengan
tenaga pendidik untuk BK masih kurang personalnya.
Secara umum untuk standar sarana dan prasarana cukup memadai. Jumlah
antara rombongan belajar dengan ruangan kelas mencukupi sehingga dapat
dilaksanakan 1 ship pagi. Penambahan ruangan laboratorium perlu direncanakan,
terutama untuk fisika,kimia dan bahasa. Laboratorium komputer cukup memadai
namun jumlah perangkat belum berimbang dengan jumlah siswa dalam 1
rombongan belajar begitupun untuk ruangan multimedia. Peralatan TIK seperti
infocus perlu ada penambahan dikarenakan tidak mencukupi untuk guru yang
akan menggunakan fasilitas TIK. Perlu adanya pengembangan sarana WC siswa .
Standar pengelolaan di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi pada umumnya
telah memadai baik dalam perencanaan program, pedoman pengelolaan sekolah,
struktur organisasi sekolah, pelaksanaan kegiatan sekolah, kesiswaan,
pengawasan, evaluasi, maupun sistem manajemen. Namun sampai saat ini SMA
Pasundan 2 Kota Cimahi belum mengelola Sistem Manajemen Informasi (SIM).
Sebagai sekolah swasta biaya kegiatan operasional sekolah sebagian
masih dari Orang tua Siswa. Kondisi ekonomi masyarakat saat ini yang sebagian
besar dari kalangan ekonomi menengah ke bawah menjadi kendala dalam
peningkatan mutu pendidikan dan sarana pendidikan. Belum memiliki sumber
dana lain seperti dari donatur, dunia usaha dan dunia industri.
Standar penilaian mencakup perangkat penilaian, pelaksanaan penilaian
dan hasil penilaian. Upaya meningkatkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
terus dilaksanakan secara bertahap tiap tahun pelajaran agar bisa mencapai rata-
rata 75, SMA Pasundan 2 Kota Cimahi pada tahun pelajaran 2018/2019 sudah
menetapkan KKM sesuai dengan standar nasional yaitu 75 untuk kelas XII dan 70
untuk kelas XI ,68 untuk kelas X. Adanya program remedial dan pengayaan yang
dituangkan dalam bentuk silabus namun beberapa guru telah mencantumkan
dalam RPP.

1.2. Landasan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanSMA Pasundan 2 Kota
Cimahi untuk Tahun Pelajaran 2018/2019 berlandaskan pada :
1. Undang undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 Tentang
6. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
7. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standart Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah
8. Permendikbud Nomor 22 Tahun 22 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah
9. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan
10. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar
11. Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah
12. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah
13. Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Ekstrakulikuler
14. Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakulikuler
15. Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014 Tentang Peminatan Pendidikan
Menengah
16. Permendikbud Nomor 21 tahun 2015 tentang Aturan Hari Pertama masuk
Sekolah
17. Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 Tentang MULOK Kurikulum 2013
18. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang RPP
19. Permendikbud Nomor 51 Tahun 2014 Tentang Nilai dan Kelas Jabatan
Struktural dan Fungsional.
20. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2014 Tentang Buku Teks Pelajaran dan
Buku Panduan Guru Kurikulum 2013
21. Permendikbud Nomor 144 Tahun 2014 Tentang
22. Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang
23. Permendikbud Nomor 159 Tahun 2014 Tentang
24. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang
25. Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Tentang,,
26. Permendikbud Nomor 45 Tahun 2015 Tentang
27. Peraturan Daerah yang relevan
a. Pergub 69 Tahun 2013
b. SE Kadisdik Provinsi Jawa Barat No 423/2372/Set/Disdik
c. Perda Provinsi Jawa No 5 Tahun 2003 tentang Pemelihara
Bahasa,Sastra,dan Aksara Daerah.
28. KTSP SMA Pasundan 2 Kota Cimahi Tahun 2017/2018

1.3. Tujuan Pengembangan Kurikulum Sekolah


Menurut Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi atau bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa
kurikulum merupakan suatu konsep yang bertujuan. Setiap rencana yang terdapat
dalam kurikulum selalu didasarkan pada suatu tujuan tertentu, sehingga dapat
ditentukan apa yang ingin dicapai. Komponen tujuan merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Sebab tanpa
tujuan yang khusus, maka tidak dapat disusun rencana yang merupakan perangkat
penyusun kurikulum tersebut.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum.
Alasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh
setiap upaya pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendidikan dengan demikian perumusan tujuan merupakan salah
satu komponen yang harus ada dalam sebuah kurikulum.
2. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang
kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan,
bahkan akan membantu guru dalam mendesain system pembelajaran.
Artinya, dengan tujuan yang jelas daqpat memberikan arahan kepada guru
dalam menentukan bahan atau materi yang harus dipelajari, menentukan
metode dan strategi pembelajaran, menentukan alat, media, dan sumber
pembelajaran, serta merancang alat evaluasi untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa.
3. Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai control dalam
menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui
penetapan tujuan, para pengembang kurikulum termasuk guru dapat
mengontrol sampai mana siswa telah memperoleh kemampuan-
kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku.
Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas
suatu sekolah.
1. Klasifikasi tujuan kurikulum
Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives
yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus
dirumuskan dapat digolongkan ke dalam 3 klasifikasi atau 3 domain
(bidang) yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
a. Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan
mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif
menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge)
2) Pemahaman
3) Penerapan
4) Analisis
5) Sintesis
6) Evaluasi
b. Domain Afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi.
Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari
domain kognitif. Artinya seseorang hanya akan memiliki sikap
tertentu terhadap suatu objek manakala telah memiliki kemampuan
kognitif tingkat tinggi. Menurut Krathwohl, dkk. (1964), dalam
bukunya Taxonomy of Educational Objectives: Affective Domain,
domain afektif memiliki tingkatan yaitu:
1) Penerimaan
2) Merespons
3) Menghargai
4) MengorganisasiK
5) Karakterisasi nilai
c. Domain Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan
kemampuan keterampilan seseorang. Ada enam tingkatan yang
termasuk ke dalam domain ini, yaitu:
a. Gerak reflex
b. Keterampilan dasar
c. Keterampilan perceptual
d. Keterampilan fisik
e. Gerakan keterampilan
f. Komunikasi nondiskursif

ketiga domain tersebut (kognitif, afektif, dan psikomotor) dapat


digambarkan dalam “3H”, yaitu “Head”, “Heart”, dan “Hand”. Head
yaitu pengembangan bidang intelektual (kognitif), Heart yaitu
pengembangan sikap (afektif), dan Hand yaitu pengembangan
keterampilan (psikomotor).
Dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran, idealnya ketiga
domain itu harus berjalan, secara seimbang. Terlalu menekankan
kepada salah satu domain saja, seperti misalnya pengembangan
intelektual saja, atau sikap saja, tidak akan dapat membentuk
manusia yang berkembang secara utuh seperti yang digambarkan
dalam pendidikan nasional. Pencapaian ketiga domain secara
seimbang harus menjadi acuan dan target setiap guru dalam proses
pembelajaran.

2. Sumber-sumber materi kurikulum


Isi atau materi kurikulum harus bersumber pada beberapa aspek dengan
seimbang. Isi kurikulum yang terlalu menonjolkan salah satu aspek, dapat
memengaruhi keseimbangan makna pendidikan. Beberapa sumber tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat beserta budayanya
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di
masyarakat. Dengan demikian, apa yang dibutuhkan masyarakat harus
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan isi kurikulum.
Kurikulum yang tidak memerhatikan kebutuhan masyarakat akan kurangt
bermakna.
Kebutuhan masyarakat yang harus diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum meliputi masyarakat dalam lingkungan sekitar (local),
masyarakat dalam tatanan nasional dan masyarakat global. Kebutuhan
masyarakat lingkungan sekitar atau local diperlukan oleh karena setiap
daerah memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda baik dilihat
dari sudut geografis, budaya dan adat istiadat maupun potensi daerah.
Dilihat dari keadaan geografis, setiap daerah memiliki perbedaan misalnya
ada daerah pegunungan, pesisir, daerah perkotaan.
Anak didik perlu dikenalkan dengan lingkungan lokalnya, agar kelak
mereka memiliki tanggung jawab dalam melestarikan dan
mengembangkan daerah dimana mereka tinggal. Oleh sebab itu, dilihat
dari perspektif kebutuhan local, isi kurikulum tidaklah perlu seragam,.
Bias dilihat dari muatan kurikulum lokalnya, antara daerah yang satu
berbeda dengan daerah yang lain.
Selanjutnya kebutuhan dalamn tatanan masyarakat secara nasional, juga
harus dijadikan sumber penetapan materi kurikulum. Pengambangan
budaya lokal dalam menentukan isi kurikulum justru untuk kepentingan
nasional. Oleh sebab itu, para pengembang perlu hati-hati dalam
menetapkan materi dan muatan kurikulum. Jangan sampai, penyusunan
budaya local dapat merugikan secara nasional. Pengembangan budaya
lokal semestinya diarahkan untuk meningkatkan rasa nasionalisme, rasa
cinta terhadap bangsa dan Negara. Dengan kata lain, muatan local
dikembangkan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan.
Budaya nasional dalam perkembangannya merupakan budaya yang tidak
akan pernah berhenti. Perkembangan budaya nasional adalah
perkembangan budaya yang terus-menerus yang selamanya ada dalam
status “in the making”. Oleh karenanya, materi kurikulum selamanya
harus berubah sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat.
Disadari atau tidak, masyarakat di dunia termasuk Indonesia dihadapkan
pada masalah isu globalisasi. Globalisasi merupakan gelombang yang
sangat hebat menerpa seluruh kawasan dunia. Siap atau tidak, kita tidak
mungkin menghindar dari arus globalisasi tersebut. Oleh sebab itu, arus
globalisasi bukan untuk dihindari, akan tetapi merupakan susuatu yang
harus kita hadapi. Materi pendidikan sebagai alat pendidikan harus
bersumber dari kepentingan masyarakat global.
b. Siswa sebagai sumber materi kurikulum
Di samping masyarakat beserta kebudayaannya, penetapan materi
kurikulum juga dapat bersumber dari siswa itu sendiri. Siswa harus
dijadikan sumber dalam penetapan isi kurikulum, karena fungsi
pendidikan adalah untuk ,mengembangkan seluruh potensi siswa. Maka
tidak heran jika kebutuhan anak harus menjadi salah satu sumber materi
kurikulum.
c. Ilmu pengetahuan sebagai sumber kurikulum
Ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir secara sistematis dan logis.
Dengan demikian, tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu
hanya menunjuk pada pengetahuan yang memiliki objek, dan metode
tertentu. Oleh karena itu, kita mengenal ilmu alam (natural science)
seperti kimia, fisika, dan biologi, dan juga ilmu sosial (social science)
seperti ekonomi, psikologi, dan sejarah. Bahan atau materi kurikulum
dapat bersumber dari ilmu pengetauan tersebut. Isi kurikulum diambil dari
setiap disiplin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu susah-susah
menyusun bahan sendiri. Mereka tinggal memilih materi mana yang perlu
dikuasai oleh anak didik berdasarkan disiplin ilmu sesuai dengan taraf
perkembangan anak didik serta sesuai dengan kepentingannya.
Penentuan disiplin ilmu tiap lembaga pendidikan seperti SD, SMP, SMA
dan SMK, yang kemudian menjadi bidang studi atau mata pelajaran, tidak
harus sama. Hal ini disebabkan setiap lembaga punya visi, misi, dan
tujuan yang berbeda. Demikian juga dilihat dari cakupan dan keluasan
serta kedalaman materi atau isi dalam setiap bidang studi. Bidang studi
yang diajarkan dan dipilih pada sekolah yang bertujuan untuk membrikan
keterampilan akademik agar lulusannya dapat melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi, akan berbeda dengan sekolah yang mempersiapkan
lulusannya untuk bekerja.

3. Kurikulum SMA Pasundan 2 Cimahi


Kurikulum SMA Pasundan 2 Kota Cimahi disusun dan dibuat dengan
tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman pelaksanaan segala kegiatan yang berhubungan
dengan kegiatan pembelajaran.
2. Untuk mempermudah evaluasi dan monitoring.
3. Untuk mengetahui efektifitas dan implementasi kurikulum yang dibuat
sekolah.
4. Merupakan pengembangan dari kurikulum yang dibuat oleh
pemerintah pusat.
5. Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan di lingkungan
sekitar.

1.4. Acuan Konseptual Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan
Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP Buku I)
diharapkan mengacu pada acuan konseptual berikut ini:

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia. Iman, takwa, dan akhlak
mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh.
KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman,
takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama, kurikulum dikembangkan
untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan antarumat
beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan, kurikulum diarahkan
untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang
menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik, pendidikan merupakan
proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta
tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual,
dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu, kurikulum
diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga
negara memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan, kompetensi peserta didik yang
diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan,
memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi,
menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola
keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja, kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung
tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan
dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu
mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki
dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan
dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Iptek, pendidikan perlu mengantisipasi dampak global
yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana Iptek sangat
berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan Iptek.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan, daerah
memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan
desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah
dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global, kurikulum dikembangkan untuk
meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat, kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat
dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi
pada budaya setempat ditumbuh kembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidik

1.5. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Prinsip- prinsippengembangan kurikulum sebagai berikut :
1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan
KepentinganSiswa dan Lingkungannya.Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa siswa memilikiposisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusiayang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratisserta bertanggung jawab.Untuk mendukung pencapaian
tujuan tersebut pengembangan kompetensisiswa disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingansiswa serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatanpembelajaran
berpusat pada siswa.
2. Beragam dan Terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristiksiswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargaidan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat,status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum
meliputi substansi komponenmuatan wajib kurikulum, muatan lokal,
dan pengembangan diri secaraterpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermaknadan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi
danSeni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
Karena itu, semangatdan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar
siswa untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhankehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, duniausaha dan dunia kerja. Karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilanberpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilanvokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan Berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidangkajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secaraberkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang .Hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,
danpemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkanketerkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informaldengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasionaldan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus salingmengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalamkerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

2.1. Tujuan Pendidikan Nasional


Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.

2.2. Tujuan Pendidikan Menengah


Tujuan Pendidikan Menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk memudahkan pencapaian tujuan
tersebut maka dibuat visi, misi dan tujuan sekolah.

2.3. Visi Sekolah


Visi SMA Pasundan 2.Kota Cimahi ;
”Unggul bidang akademik,terampil.dan kompetitif di era globalisasi”
Indikatornya adalah sebagai berikut:
1. Unggul bidang akademik, artinya mencetak manusia yang berprestasi di
bidang akademis dengan indikatornya antara lain:
a. Menghasilkan lulusan yang lebih dari standar kelulusan nasional yang
sudah ditentukan;
b. Meningkatkan jumlah lulusan yang dapat diterima di Perguruan Tinggi
Negeri dan swasta;
c. Meningkatkan jumlah lulusan yang terserap sebagai tenaga kerja di
lembaga Pemerintah maupun Swasta;
d. Siap bersaing dengan sekolah lain.
2. Terampil, artinya berupaya mencetak siswa yang memiliki motivasi dan
usaha yang tinggi dalam mengembangkan potensi di bidang pendidikan, olah
raga maupun seni, dengan indikator antara lain:
a. Gemar menggali informasi (dari media cetak maupun elektronik) yang
berhubungan dengan berbagai mata pelajaran;
b. Mampu menggunakan berbagai alat teknologi informasi dan komunikasi
(TIK);
c. Rajin dalam mengerjakan tugas pada setiap mata pelajaran;
d. Aktif dan mampu menciptakan kreasi seni;
e. Aktif dalam berbagai kegiatan olah raga.
3. Kompetitif, indikatornya antara lain :
a. Memiliki kemampuan memecahkan persoalan dan mencari solusi yang
tepat;
b. Dapat menanggulangi kesulitan belajar;
c. Tidak menggantungkan diri kepada orang lain dalam mengerjakan soal
berbagai ulangan/ujian;
d. Dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh berbagai pihak secara
mandiri atau secara berkelompok;
e. Lulusannya siap kerja baik di instansi swasta, pemerintah maupun
berwirausaha.

2.4. Misi Sekolah


Misi SMA Pasundan 2 Kota Cimahi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan keunggulan dalam prestasi intra dan ekstrakurikuler.;
2. Meningkatkan profesionalisme guru.
3. Meningkatkan ketaqwaan dan rasa solidaritas yang tinggi sehingga
menjadi landasan dalam tindakan.
4. Menggali dan mengembangkan bakat,minat dan kemampuan siswa
melalui kegiatan ekstrakurikuler.
5. Menggali,mengembangkan da melestarikan Budaya Sunda Yakni
Bahasa, kesenian dan Sejarah.

2.5. Tujuan Sekolah


Tujuan pendidikan SMA Pasundan 2 kota Cimahi diantaranya sebagai
berikut:
1. Terwujudnya Lingkungan Kampus/sekolah yang Religius, dengan
Indikator:
a. Terciptanya seluruh warga sekolah taat menjalankan ibadah;
b. Terciptanya suasana ukuwah islamiyah di lingkungan
kampus/sekolah;
c. Terciptanya sarana ibadah dan wadah berbagai kegiatan yang
religius
2. Terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman, dengan
indikator :
a. Ditaatinya segala ketentuan sekolah ,peraturan pemerintah dan
undang–undang yang berlaku;
b. Suasana jauh dari bising dan kegaduhan;
c. Terciptanya suasana aman dari berbagai gangguan;
d. Terciptanya sekolah yang berwawasan lingkungan.
3. Terwujudnya peningkatan Prestasi Akademik, dengan indikator :
a. Terciptanya lulusan yang bermutu dan unggul dalam Ujian
nasional;
b. Meningkatnya nilai rata-rata Ujian Nasional;
c. Terciptanya lulusan yang mampu bersaing dalam seleksi ke
perguruan tinggi;
d. Dapat bersaing dalam olimpiade mata pelajaran.
4. Terwujudnya lulusan yang berkecakapan, dengan indikator :
a. Terciptanya kemampuan memecahkan masalah;
a. Terciptanya kemampuan lulusan mengembangkan potensi diri;
b. Terciptanya kemampuan lulusan siap kerja.
5. Terciptanya kemitraan yang harmonis dengan berbagai pihak,
dengan indikator :
a. Terciptanya kerjasama dengan Dewan Sekolah/Komite Sekolah
atau Yayasan;
b. Terciptanya kerjasama yang harmonis dengan instansi pemerintah
(Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten) maupun instansi swasta ;
c. Terciptanya kerjasama dengan sekolah lain di Kota Cimahi.
d. Terciptanya kerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun
swasta;
e. Terciptanya kerjasama dengan masyarakat terutama masyarakat
setempat.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMA PASUNDAN 2 KOTA CIMAHI

3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP 2013

Kurikulum 2013 telah diproklamirkandan diimplementasikan, oleh karena itu,


maka sangat penting untuk dipahami oleh setiap stekholder dari mulai tingkat
satuan pendidikan danpai Dinas Pendidikan untuk mengetahui prinsip penyusunan
KTSP 2013 agar dokumentasi yang ada di setiap Satuan pendidikan tersedia dan
pelaksanaannya menjadi terarah.
Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP 2013 diharapkan Menjadi acuan operasional
bagi kepala sekolah dan guru dalam menyusun dan mengelola KTSP secara
optimal di satuan pendidikan
Adapun prinsip Penyusunannya adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif, bertanggungjawab,
toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global,
memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja,
kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai denganTingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena
itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup
untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat
penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta
akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa,
yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi
upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih
dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
KTSP dikelola berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dankepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi arga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral
berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional
sesuai tujuan pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib dan muatan lokal.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara hard
skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan
memperhatikan kesinambungan hard skillsdan soft skills antarkelas
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang
pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan daerah saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam
kerangka NKRI

3.2. Prinsip-Prinsip dalam Pengembangan KTSP


Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan
sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang
maksimal. Betapa pun bagus dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut
peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya,
maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum harus
dirancang untuk dapat digunakan dalam segala keterbatasan.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat
sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antar substansi.
4. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
5. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup


keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua
jenjang pendidikan.
7. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
8. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara
penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum
sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-
prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum. Dalam
mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya
pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum. Padahal
jauh lebih penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi
prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum.
3.3.Pengembangan Kecerdasan abad 21
Dalam proses pembelajaran membuat perencanaan pembelajaran merupakan
tahapan pertama yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setiap guru di setiap satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar
(guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk
guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Untuk menyusun RPP yang
benar Anda dapat mempelajari hakikat, prinsip dan langkah-langkah
penyusunan RPP seperti yang salah satunya tertera pada Permendiknas
tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah -
Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran nomor 103 Tahun 2014. Namun
peraturan ini diperbaharui dengan keluarnya Permendikbud No 23 tentang
standar penilaian dan panduan penilaian terbaru.
Perbaikan selanjutnya adalah dalam mengintegrasikan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5
karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
Selain PPK pada pembelajaran perlu juga diintegrasikan literasi;
keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical
thinking, Communicative, dan Collaborative); dan HOTS (Higher Order
Thinking Skill.
Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan
sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter
yang sudah dilaksanakan sampai sekarang. Dalam hubungan ini
pengintegrasian dapat berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah,
dan luar sekolah (masyarakat/komunitas); pemaduan kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler; pelibatan secara serempak warga sekolah,
keluarga, dan masyarakat; perdalaman dan perluasan dapat berupa
penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada
pengembangan karakter siswa, penambahan dan penajaman kegiatan belajar
siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar
sekolah; kemudian penyelerasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru,
Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan
Gerakan PPK.
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas
melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis,
dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah
upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun
mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan
dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi dapat dijabarkan
menjadi Literasi Dasar (Basic Literacy), Literasi Perpustakaan (Library
Literacy), Literasi Media (Media Literacy), Literasi Teknologi (Technology
Literacy), Literasi Visual (Visual Literacy).
Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan
4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving,
dan Creativity and Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju
dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C.
Sebenarnya kata ini tidak terlalu baru untuk kita. Di berbagai kesempatan,
kita sudah sering mendengar beberapa pakar menjelaskan pentingnya
penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad 21,
abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis.
Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah
jenis softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat
ketimbang sekadar pengusaan hardskill.
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis,
logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi
pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik
mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan
itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir
dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks
tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi meruapakan
kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.
Sehingga di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kita
buat agar muncul empat macam hal tersebut (PPK, Literasi, 4C, dan HOTS)
maka perlu kreatifitas guru dalam meramunya. Maka tidak mungkin lagi
menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat kepada guru,
namun kita perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran (Active Learning).
Khusus untuk PPK merupakan program yang rencananya akan disesuaikan
dengan 5 hari belajar atau 8 jam sehari sedangkan untuk 2 hari merupakan
pendidikan keluarga.

3.4.Struktur Kurikulum .
Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga) tahun mulai kelas X sampai dengan
XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi, serta
Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran.
Pengorganisasian kelas pada SMA Pasundan 2 Kota Cimahi terdiri atas; kelas X,
XI Melaksanakan kurikulum 2013 dengan Peminatan MIPA dan Ilmu ilmu Sosial
dan XII melaksanakan kurikulum 2006 dengan penjurusan yang terdiri dari 2
program yaitu program Ilmu Pengetahuan Alam, dan program Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Struktur kelompok mata pelajaran Kelas X,XI dalam kurikulum SMA/MA adalah
sebagai berikut:
JURUSAN IPA
NO
KELAS X XI
MATA PELAJARAN SEM SEM
KELOMPOK A (UMUM) I II I II
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4
5 Sejarah 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya 2 2 2 2
8 Pendidikan Jasmani,OlahRaga dan Kesehatan 3 3 3 3

STRUKTUR KURIKULUM KELAS X dan XI Memakai Kurikulum 2013


9 Prakaya dan Kewirausahaan
JURUSAN 2 2 IPS2 2
NO
10 Bahasa Sunda 2 X 2 1 XI 1
KELAS
KELOMPOK C (PEMINATAN)
MATA PELAJARAN SEM SEM
11 Matematika
KELOMPOK A (UMUM) 3I 3
II 4I 4
II
12
1 Biologi
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 33 33 34 3 4
13
2 Fisika
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 23 23 24 2 4
14
3 Kimia
Bahasa Indonesia 43 43 44 4 4
4 Matematika LINTAS MINAT 4 4 4 4
15
5 Bahasa
Sejarah Inggris /Ekonomi 23 23 24 24
16
6 Sosiologi
Bahasa Inggris 23 23 2 2
KELOMPOK B (UMUM)
7 JUMLAH
Seni Budaya 244 244 246 246
8 Pendidikan Jasmani,OlahRaga dan Kesehatan 3 3 3 3
9 Prakaya dan Kewirausahaan 2 2 2 2
10 Bahasa Sunda 2 2 1 1
KELOMPOK C (PEMINATAN)
11 Geografi 3 3 4 4
12 Sejarah 3 3 4 4
13 Sosiologi 3 3 4 4
14 Ekonomi 3 3 4 4
LINTAS MINAT
15 Bahasa InggriKimia 3 3 4 4
16 Biologi 3 3

JUMLAH 44 44 46 46
Struktur Kurikulum SMA Pasundan 2 Kota Cimahi untuk kelas XII adalah
sebagai berikut:

Kelas XII program IPA

Kelas XII
Komponen

Smt 1 Smt 2
No A. Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Bahasa Inggris 4 4
5 Matematika 4 4
6 Fisika 4 4
7 Kimia 4 4
8 Biologi 4 4
9 Sejarah 1 1
10 Seni Budaya 2 2
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
11 2 2
Kesehatan
12 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

B. Muatan Lokal
13 Bahasa Sunda 2 2
14 Pengembangan TIK 2 2
C. Pengembangan Diri
Jumlah 39 39
Kelas XII program IPS
Kelas XII
No Komponen
Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 2 2
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Bahasa Inggris 4 4
5 Matematika 4 4
6 Sejarah 3 3
7 Geografi 3 3
8 Ekonomi 4 4
9 Sosiologi 3 3
10 Seni Budaya 2 2
11 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2 2
Kesehatan
12 Teknologi Informasi dan
2 2
Komunikasi
B. Muatan Lokal
13 Bahasa Sunda 2 2
14 Pengembangan TIK 2 2

C. Pengembangan Diri
Jumlah 39 39
3.4.1. Beban Belajar
Dalam struktur kurikulum SMA untuk kelas X beban belajar yang harus di
tempuh adalah44 jam belajar/minggu dan untuk kelas XI belajar yang harus
ditempuh 45 jam belajar / minggu dan XII 39 jam belajar/perminggu. Untuk kelas
X, XI,XII diberikan mata pelajaran tambahan yaitu Bahasa Sunda .dan untuk XII
diberikan tambahan Pengembangan TIK. Bimbingan Konseling didasarkan
kepada keperluan untuk membimbing peserta didik, membantu perserta didik
yang mengalami kesulitan belajar atau bergaul dan membantu peserta didik yang
akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta berlandaskan kepada
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran iv. Selain itu di SMA Pasundan
2 Kota Cimahi terdapat mata pelajaran ciri khas yaitu Bahasa sunda dan
Pengembangan TIK. Pengembangan TIK diberikan pada kelas XII sebanyak 2
jam pelajaran per minggu. Dengan adanya tambahan jam, maka kelas XII total
jam pelajaran perminggu yang harus di tempuh adalah 39. Sedangkan kelas X
melaksanakan kurikulum 2013 jumlah jam pelajaran sebanyak 44 jam pelajaran
per minggu.,dan kelas XI jumlah jam belajar 45 jam belajar/minggu.
Dengan adanya tambahan jam belajar , guru memiliki keleluasaan waktu
untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar.
Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari
proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan
untuk melakukan mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses
pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu
respon peserta didik karena mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam
belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar adalah 45 menit.
3.5.Muatan Kurikulum
Kurikulum yang diberikan di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi mengacu
kepada Peraturan Menteri pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi, yang mencakup 5 kelompok mata pelajaran yaitu :
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Cakupan setiap kelompok mata pelajaran tersebut yaitu :

No Kelompok Mata Cakupan


Pelajaran

1. Agama dan Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


Akhlak Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganega- Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
raan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
Kepribadian dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
Pengetahuan teknologi pada SMA/MA dimaksudkan untuk
dan Teknologi memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.

35
No Kelompok Mata Cakupan
Pelajaran
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri
hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
5. Jasmani, Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
Olahraga dan kesehatan pada SMA dimaksudkan untuk
Kesehatan meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap
sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan
narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang mewabah

Struktur kurikulum SMA Pasundan 2 Kota Cimahi meliputi subtansi


pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun
mulai kelas X sampai dengan kelas XII dan terdiri atas sejumlah mata pelajaran
umum,mata pelajaran jurusan dan muatan lokal.
Pengorganisasian kelas-kelas dibagi dalam dua kelompok untuk semua
tingkatan yaitu jurusan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial.
Pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan
sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional juga dikembangkan di
SMA Pasundan 2 Kota Cimahi secara terintegrasi dalam setiap kegiatan
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
3.5.1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam setiap
tingkatan jumlahnya berbeda dikarenakan kelas X dan XI melaksanakan
kurikulum2013 ,Kelas XII melaksanakan kurikulum 2006, dengan rincian sebagai
berikut :
Untuk kelas X dengan melaksanakan kurikulum 2013 mata pelajaran yang
di berikan adalah :

NO Mata Pelajaran X XI

KELOMPOK WAJIB
1 Pendidikan Agama 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Matematika 2 2
5 Sejarah Indonesia 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2
7 Seni Budaya 2 2
8 Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan 3 3
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
10 Bahasa Sunda 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib Per Minggu 24
KELOMPOK PEMINATAN
1 Mata Pelajaran Peminatan MIPA
1. Matematika 3 4
2. Biologi 3 4
3. Fisika 3 4
4. Kimia 3 4
2 Mata Pelajaran Lintas Minat MIPA
1. Bahasa Inggris/Sosiologi 3 4
2. Ekonomi 3 -
3 Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
1. Sejarah 3 4
2. Sosiologi 3 4
3. Ekonomi 3 4
4. Geografi 3 4
4 Mata Pelajaran Lintas Minat Ilmu-ilmu Sosial
1. Bahasa Inggris/Kimia 3 4
2. Biologi 3 4
Untuk kelas XII melaksanakan kurikulum 2006 dengan mata pelajaran
yang di berikan adalah :

KELAS
No Mata Pelajaran
XII IPA XII IPS
1 Pendidikan Agama 2 2
2 Pendidikan 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4
4 Bahasa Inggris 4 4
5 Matematika 4 4
6 Fisika 4 -
7 Biologi 4 -
8 Kimia 4 -
9 Sejarah 1 3
10 Geografi - 3
11 Ekonomi - 4
12 Sosiologi - 3
13 Seni Budaya 2 2
14 Pendidikan Jas. Or. Kes. 2 2
15 Teknologi Informasi dan 2 2
Komunikasi
17 Bahasa Sunda 2 2
19 Pengembangan TIK 2 2
Untuk lebih memahami sasaran dan arah dari mata pelajaran yang
diberikan maka di bawah ini kami cantumkan tujuan dari setiap mata pelajaran.

1. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Budi Pekerti)


a. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
b. mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah.
2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pancasila)
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan;
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi;
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya;
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
3. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis;
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara;
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan;
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial;
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa ;
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
4. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris
a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan
tulis untuk mencapai tingkat literasi informational;
b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global;
c. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara
bahasa dengan budaya.
5. Tujuan Mata Pelajaran Matematika
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh;
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.

6. Tujuan Pendidikan Fisika


a. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa;
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan
dapat bekerjasama dengan orang lain;
c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan
dan tertulis;
d. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif
dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik
secara kualitatif maupun kuantitatif;
e. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Tujuan Mata Pelajaran Biologi
a. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa;
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain;
c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan
secara lisan dan tertulis;
d. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif
dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi ;
e. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling
keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap percaya diri;
f. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia;
g. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian
lingkungan.
8. Tujuan Mata Pelajaran Kimia
a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa;
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan
dapat bekerjasama dengan orang lain;
c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian
hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen,
pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis;
d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat
dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta
menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi
kesejahteraan masyarakat;
e. Memahami konsep,prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
9. Tujuan Mata Pelajaran Sejarah
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan
masa depan;
b. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
keilmuan;
c. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
lampau;
d. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya
bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses
hingga masa kini dan masa yang akan datang
10. Tujuan Mata Pelajaran Geografi
a. Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang
berkaitan;
b. Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi,
mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi;
c. Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan
memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi
terhadap keragaman budaya masyarakat.
11. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi
a. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi
dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara;
b. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi;
c. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi
yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara;
d. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial
ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional
maupun internasional.
12. Tujuan Mata Pelajaran Sosiologi
a. Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial,
struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai
dengan terciptanya integrasi sosial;
b. Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat;
c. Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
13. Tujuan Mata Pelajaran Seni Budaya
a. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya;
b. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya;
c. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya;
d. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal,
regional, maupun global
14. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih;
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik;
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar;
d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan;
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis;
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan;
g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif.

15. Tujuan Mata Pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi


a. Memahami teknologi informasi dan komunikasi;
b. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi;
c. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi;
d. Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan
komunikasi.

3.5.2. Muatan Lokal


Sesuai visi dan misi Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan
(Pengkuh Agama Islamna, Luhung Elmuna dan Jembar Budayana) maka muatan
lokal yang dikembangkan di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi adalah Bahasa Sunda
(kebudayaan Sunda) Bahasa Sunda diberikan di kelas X, XI, XII masing-masing
2 jam pelajaran, dan Pengembangan TIK diberikan di kelas XI dan XII.

Tabel Struktur Kurikulum Muatan Lokal


Alokasi Waktu
No Mata Pelajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII
1 Bahasa Sunda (kebudayaan 2 2 2
Sunda)
2 Pengembangan TIK. - - 2
Adapun tujuan diberikannya muatan lokal Bahasa Sunda,adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Sunda
a. Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai
bahasa daerah di Jawa Barat yang juga merupakan bahasa ibu bagi
sebagian besar masyarakatnya;
b. Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna dan
fungsi serta mampu menggunakan secara tepat dan kreatif untuk
berbagai kontek;
c. Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa
sunda untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan
emosional dan kematangan sosial;
d. Peserta didik mampu menghargai dan membanggakan satra sunda
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda.

2. Tujuan Mata Pelajaran Pengembangan TIK


a. Mengembangkan minat dan bakat serta potensi siswa.
b. Membekali lulusan dengan teknologi sehingga dapat mencari pekerjaan
dengan memiliki keahlian di bidang IT
c. Menanamkan dan meningkatkan kemampuan, keterampilan untuk
mencari informasi dan komunikasi sehingga dengan cepat beradaptasi
dengan lingkungan.

3.5.3. Pengembangan Diri


Kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik. Kegiatan pengembangan diri di
SMA Pasundan 2 Kota Cimahidiwujudkan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler.Bentuk kegiatan pengembangan diri yang diharapkan dijalankan
sekolah oleh Departemen Pendidikan Nasional, meliputi:
a. Pembinaan keimanan;
b. Pembinaan budi pekerti luhur;
c. Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara;
d. Pembinaan prestasi akademik, seni, olahraga sesuai dengan minat dan bakat;
e. Pembinaan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan
hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural;
f. Pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan;
g. Pembinaan kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi yang
terdiversifikasi;
h. Pembinaan sastra dan budaya;
i. Pembinaan TIK;
j. Pembinaan komunikasi dalam bahasa Inggris.
Jenis pengembangan diri di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi disesuaikan
dengan sarana dan prasarana serta tenaga pendidik atau instruktur yang ada.
Adapun pengembangan diri yang dijalankan di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi
yang oleh peserta didik kelas X, XI dan XII dapat dipilih dan diikuti (minimal
satu) apakah program pengembangan diri yang berupa ekstrakurikuler seperti
kepramukaan, PMR, PASKIBRA, Olah Raga, Kesenian, keagamaan maupun
keterampilan yang berbasis kecakapan hidup (bahasa dan sastra). Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan dibimbing oleh guru, atau tenaga kependidikan
SMA Pasundan 2 Kota Cimahi. Semua kegiatan dilaksanakan 1 kali setiap
minggunya, kecuali ada kegiatan tertentu maka frekuensi latihan dilaksanakan
lebih dari 1 kali. Pada intinya tujuan ekstrakurikuler tersebut adalah untuk
mengembangkan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan kemampuan
masing-masing serta membrikan keterampilan untuk dapat dilaksanakan di dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan pengembangan diri dapat pula dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan di dalam kelas (proses KBM secara klasikal) maupun di luar kelas
(diluar KBM).Pelayanan konseling di SMA Pasundan merupakan usaha
membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan
konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual,
kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga
membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi
peserta didik.
Bidang pelayanan bimbingan konseling dapat berupa :
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat
dilaksanakan dengan cara :
a. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti : upacara bendera,
kegiatan keagamaan bersama, kegiatan ekstrakurikuler,
b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti :
sosialisasi berbagai macam kerjasama dengan instansi lain seperti dengan
perguruan tinggi, instansi pemerintah dan instansi swasta.
c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti :
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya,
budaya antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran), berpakaian rapi,
berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan
orang lain, datang tepat waktu.

3.5.4. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Kegiatan tatap
muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta
didik dengan guru. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pendalaman materi
pembelajaran yang dirancang oleh guru untuk mencapai standar kompetensi dan
waktu penyelesaian tugasnya ditentukan oleh guru. Kegiatan mandiri tidak
terstruktur adalah pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh guruuntuk mencapai standar kompetensi dan waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Sesuai Permendiknas tentang Standar Isi, beban belajar tatap muka setiap
jam pelajaran adalah 45 menit. Untuk merealisasikan beban belajar tersebut
kepada peserta didikSMA Pasundan 2 Kota Cimahi memberlakukan proses
pembelajaran 1 ship (pagi), dan Pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dari
jam 07.00 sampai jam 14.00 (jika 8 jam pelajaran).
Beban belajar tatap muka setiap jam pembelajaran adalah 45 menit. Untuk
hari jum’at 1 jam pelajaran = 45 menit. Karena masih menggunakan sistem
paket,waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
Dalam memfasilitasi anak untuk keperluan pengayaan maka disediakan
waktu diluar jam pelajaran setelah selesai dievaluasi satu Kompetensi Dasar.
Jadwal kegiatan pengayaan ditentukan oleh guru mata pelajaran masing-masing.
Kegiatan Pengayaan untuk kelas XII (dalam rangka mempersiapkan Ujian
Nasional) dilaksanakan setiap tahun pelajaran.Kegiatan pengayaan tersebut akan
disertai juga dengan Try Out dimana waktu pelaksanaannya diseragamkan dengan
sekolah lain.
Jumlah jam pembelajaran untuk kelas X adalah 39 jam
pembelajaran/minggu, kelas XI dan XII adalah 41 jam pembelajaran /minggu,
untuk mata pelajaran ekonomi, sosiologi, Geografi dan Kimia ditambah 1 jam
pembelajaran/minggu untuk mempersiapkan UN disebabkan terdapat materi
hitungan (akutansi).
Jumlah minggu efektif dalam satu tahun pelajaran di SMA Pasundan 2
Kota Cimahi adalah 37 minggu.

3.5.5. Ketuntasan Belajar


Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik
(intake) yang dapat diambil untuk kelas X di lihat dari nilai rapot SMP dan UN,
dan untuk kelas XI dilihat dari rata-rata nilai raport kelas X, untuk kelas XII
dilihat dari nilai rata-rata raport kelas XI, kompleksitas dan kemampuan sumber
daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran, SMA Pasundan 2 Kota
Cimahi menetapkan ketuntasan belajar minimal untuk tiap mata pelajaran di
setiap tingkat kelas. Setelah data kuantitatif ditemukan langkah selanjutnya semua
indikator pencapaian dianalisis untuk menemukan angka kuantitatif yang
kemudian dianalisis hingga mendapatkan data nilai untuk setiap KI dan IPK.
3.5.6. Kriteria Kenaikan Kelas Dan Kelulusan
TABEL KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Kelas X MIPA & Ilmu-Ilmu Sosial
KKM
Mata Pelajaran
X

KELOMPOK WAJIB
1. Pendidikan Agama 68
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 68
3. Bahasa Indonesia 68
4. Matematika 68
5. Sejarah Indonesia 68
6. B. Inggris 68
7. Seni Budaya 68
8. Prakarya 68
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 68
KELOMPOK PEMINATAN
3.5.6.1. Mata Pelajaran Peminatan MIPA
a. Matematika 68
b. Fisika 68
c. Kimia 68
d. Biologi 68
Mata Pelajaran Lintas Minat MIPA
a. Bahasa Inggris 68
b. Sosiologi 68
3.5.6.2. Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
a. Sejarah 68
b. Sosiologi 68
c. Ekonomi 68
d. Geografi 68
3.5.6.3. Mata Pelajaran Lintas Minat Ilmu-ilmu Sosial
a. Bahasa Inggris 68
b. Biologi 68
Kelas XI MIPA & Ilmu-Ilmu Sosial

KKM
Mata Pelajaran
X

KELOMPOK WAJIB
1. Pendidikan Agama 70

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70


3. Bahasa Indonesia 70
4. Matematika 70
5. Sejarah Indonesia 70
6. B. Inggris 70
7. Seni Budaya 70
8. Prakarya 70
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 70
KELOMPOK PEMINATAN
3.5.6.4. Mata Pelajaran Peminatan MIPA
a. Matematika 70
b. Fisika 70
c. Kimia 70
d. Biologi 70
Mata Pelajaran Lintas Minat MIPA
a. Ekonomi 70
3.5.6.5. Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
a. Sejarah 70
b. Sosiologi 70
c. Ekonomi 70
d. Geografi 70
3.5.6.6. Mata Pelajaran Lintas Minat Ilmu-ilmu Sosial
a. Kimia 70
b. Biologi 70
Kelas XII
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
No. Mata Pelajaran
XII IPS XII IPA
1 Pendidikan Agama 75 75
Pendidikan
2 75 75
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75
4 Bahasa Inggris 75 75
5 Matematika 75 75
6 Fisika - 75
7 Biologi - 75
8 Kimia - 75
9 Sejarah 75 75
10 Geografi 75 -
11 Ekonomi 75 -
12 Sosiologi 75 -
13 Seni Budaya 75 75
14 Penjaskes 75 75
15 TIK 75 75
16 Bahasa Sunda 75 75
17 Pengembangan TIK 75 75

Kepada peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar minimal


diberi pendalaman materi (pengayaan) dalam bentuk layanan berstruktur dan
layanan tidak berstruktur. Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
diberi layanan perbaikan (remedial). Bentuk dari perbaikan dan pengayaan
diserahkan kepada guru mata pelajaran masing-masing serta disesuaikan dengan
karakter mata pelajaran yang di ampu.
SMA Pasundan 2 Kota Cimahi berupaya untuk selalu meningkatkan
ketuntasan belajar minimal agar dapat mencapai ketuntasan ideal sesuai dengan
SNP yaitu 75 (tujuh puluh lima).
Sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa KKM semua mata pelajaran
diupayakan mencapai angka standar yaitu 75. Upaya untuk mencapai angka
standar tersebut dilakukan beberapa upaya oleh sekolah diantaranya mengadakan
sarana pendukung seperti buku sumber di perpustakaan, pemenuhan sarana dan
prasarana, mengadakan kegiatan peningkatan kemampuan guru seperti pelatihan
guru, pengembangan kegiatan MGMP tingkat sekolah dan kabupaten serta
melakukan proses pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran remedial adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial
meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan
kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial. Bentuk
pelaksanaan pembelajaran remedial dapat dilakukan melalui:
e. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika
jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%;
f. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti
remedial lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50 %.
g. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika
jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20 %.
Pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik
yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak
semua peserta didik dapat melakukannya. Langkah penyusunan pembelajaran
pengayaan antara lain :
a. Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan
belajar peserta didik misal belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih
mudah, keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir
abstrak, memiliki banyak minat;
e. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain
melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb;

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan :


1) Belajar kelompok,
2) Belajar mandiri,
3) Pembelajaran berbasis tema,
4) Pemadatan kurikulum.
Pemberian pengayaan hanya untuk kompetensi/materi yang belum
diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk
memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri
sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing -masing. Pembelajaran
pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan,
tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk
portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang
normal.

Peminatan

Pada Kurikulum 2013 muncul konsep peminatan sebagai pengganti penjurusan


pada kurikulum 2006. Mengenai peminatan ini diatur dalam Permendikbud
Nomor 64 Tahun 2014 Tentang Peminatan Pendidikan Menengah. Ada beberapa
hal penting yang perlu dipahami dalam peminatan pendidikan menengah.

1. Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk


mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik
dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran
dan/atau muatan kejuruan.
2. Peminatan ada 2 macam, yaitu peminatan akademik (untuk SMA/MA) dan
peminatan kejuruan (untuk SMK/MAK)
3. Lintas Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan
akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata
pelajaran keilmuan di luar pilihan minat. Ini artinya siswa yang mengambil
peminatan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) boleh belajar
Ekonomi atau Antropologi (misalnya)
4. Pendalaman Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pendalaman pilihan minat akademik peserta didik dengan
orientasi pendalaman kelompok mata pelajaran keilmuan dalam lingkup
pilihan minat.
Untuk pendalaman minat ada syarat khusus yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Siswa memiliki indeks prestasi minimal 2,85 (75)


2. Siswa memiliki kecerdasan istimewa, dengan dibuktikan tes IQ paling
rendah 130.(Pasal 6 ayat 1)

Selain itu sekolah berkewajiban untuk kerja sama dengan Perguruan Tinggi bila
mau menyelenggarakan pendalaman minat (Pasal 6 ayat 2)

3.5.7. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


a. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran, setiap
peserta didik dinyatakan naik kelas ditentukan melalui hasil belajar peserta didik
selama dua semester dengan melihat ketercapaian nilai yang diperolehnyaserta
rapat Pleno Dewan Guru. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dilakukan
penilaian yang menyeluruh dan berkelanjutan. Bentuk penilaian yang
dilaksanakan di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi adalah bentuk tes dan non tes
yang dapat berupa tes tertulis (pilihan ganda dan uraian), tes praktik, produk dan
projek, tes lisan, portofolio, maupun penugasan, penilaian diri sendiri, penilaian
teman sejawat.Penilaian non tes berupa observasi/pengamatan serta
wawancaraterhadap penilaian sikap peserta didik. Pelaksanaan penilaian
dilaksanakan melalui ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar setiap KD,
ulangan (UTS, UAS, UKK) yang dikoordinir oleh pihak sekolah untuk
melaksanakan ulangan blok.
Adapun yang menjadi kriteria kenaikan kelas adalah :
Kriteria Akademis :
Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XI apabila :
1. Memperoleh nilai minimal baik untuk kelompok mata pelajaran non IPTEK
(agama, PKN, Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan dan Seni
Budaya) nilai minimal baik adalam nilai KKM;
2. Nilai seluruh mata pelajaran (termasuk mulok) semester 1 dinyatakan tuntas;
3. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan
tidak mencapai ketuntasan belajr minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran.
4. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang bersangkutan
tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran
yang bukan mata pelajaran ciri khas program studi.

Kriteria non akademis :


1. Peserta didik dinyatakan naik, apabila prosentase kehadirannya tidak kurang
85%;
2. Peserta didik dinyatakan naik, apabila tidak terlibat penyalahgunaan minuman
keras, narkoba dan psikotropika, geng motor serta pelanggaran lainnya yang
tidak sesuai dengan norma yang belaku dalam masyarakat, negara, agama;
3. Peserta didik dinyatakan naik apabila secara fisik dan non fisik tidak pernah
melawan guru dan karyawan tata usaha;
4. Disepakati naik oleh dewan guru melalui rapat verifikasi kenaikan kelas.
Bagi peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas maka peserta didik
yang bersangkutan harus mengulang kembali di tingkat yang sama pada tahun
pelajaran 2015/2016.
Penyerahan laporan hasil belajar kepada orang tua peserta didik diserahkan
oleh sekolah setelah diadakan rapat verifikasi. Laporan hasil belajar diserahkan
kepada orang tua peserta didik pada hari yang sudah ditentukan oleh pihak
sekolah oleh wali kelas masing-masing.

b. Kelulusan
Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan disesuaikan
dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 72
Ayat (1).Kriteria kelulusan:

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran


2. Peserta didik memperoleh nilai minimal Baik pada penilaian akhir tahun
pelajaran untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok
mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
dan kesehatan.

3. Lulus Ujian sekolah dan ujian praktek.

Kriteria kelulusan tambahan :


1. Peserta didik dinyatakan lulus apabila presentase kehadiran tidak kurang dari
85 % dalam 1 tahun pelajaran;
2. Peserta didik dinyatakan lulus apabila tidak terlibat penyalahgunaan
minuman keras, narkoba dan psikotropika, geng motor serta pelanggaran
lainnya yang tidak sesuai dengan norma yang belaku dalam masyarakat,
negara, agama;
3. Peserta didik dinyatakan lulus apabila tidak terbukti secara fisik maupun
tidak, melawan guru dan karyawan tata usaha;
4. Disepakati lulus oleh dewan guru melaluirapat verifikasi kelulusan.

SMA Pasundan 2 Kota Cimahi telah melaksanakan Ujian Nasional dan


Ujian Sekolah secara mandiri. Pelaksanaan ujian nasional dan ujian sekolah
mengacu kepada peraturan pemerintah dimana SKL, kisi-kisi, soal, pemeriksaan
semuan dilakukan oleh pemerintah terkecuali ujian sekolah dimana penyusunan
kisi-kisi dan soal dibuat oleh Yayasan tingkat propinsi. Ketentuan mengenai ujian
sekolah akan dibuatkan Prosedur Operasional Sekolah (POS) Ujian sekolah yang
merujuk kepada ketentuan pemerintah dan ujian nasional menyesuaikan dengan
peraturan yang berlaku.
Target kelulusan yang ingin dicapai oleh SMA Pasundan 2 Kota
Cimahipada Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah 100%. Beberapa upaya yang
ditempuh oleh SMA Pasundan 2 Kota Cimahi untuk mencapai target tersebut
antara lain :
1. Melaksanakan proses pembelajaran yang maksimal di dalam kelas yang
inovatf, kreatif dan menyenangkan.
2. Mengadakan pelajaran tambahan secara khusus untuk semua mata pelajaran
yang di Ujian Nasional kan pada semester 2 (direncanakan sejak semester 1).
3. Melaksanakan pengayaan untuk semua mata pelajaran di kelas XII yang
waktunya disesuaikan dan ditentukan oleh setiap guru mata pelajaran.
4. Mengikutsertakan guru dalam kegiatan MGMP.
5. Memberikan kumpulan soal kepada peserta didik untuk dipelajari apakah
yang dibuat oleh MKKS, guru ataupun melalui internet.
6. Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik.
Bagi para peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan pendidikan SMA
Pasundan 2 Kota Cimahi maka akan diberi ijazah serta hal-hal yang berkaitan
dengan keperluan peserta didik. Sedangkan yang tidak lulus maka didorong untuk
mengikuti ujian pesersamaan yang difasilitasi oleh Pendidikan Luar Sekolah.
Namun peserta didik dapat pula mengikuti kegiatan Ujian Nasional di tahun
berikutnya dengan ketentuan dan syarat yang berlaku.

3.5.8. Penjurusan
Kriteria Penjurusan
a. Waktu Penjurusan
1. Penentuan peminatan program studi Matematika Ilmu Alam dan Ilmu
Sosial dilakukan mulai awal semester 1 di kelas X
2. Pelaksanaan penjurusan program studi untuk kelas XI di semester 2.
b. Kriteria penjurusan program studi meliputi :
 Nilai akademik
Peserta didik yang naik kelas XI diperbolehkan memilih program
studi tertentu yaitu : IPA dan IPS
Syarat Memilih jurusan IPA :
Nilai ciri Khas jurusan IPA yaitu Fisika, Kimia, Biologi diatas KKM
serta nilai Matematika juga di atas KKM. Nilai yang lainnya
diperbolehkan tiga mata pelajaran di bawah KKM.
Syarat Memilih jurusan IPS :
Nilai ciri Khas jurusan IPS yaitu Ekonomi, Sosiologi,Geografi, Sejarah
diatas KKM. Nilai yang lainnya diperbolehkan tiga mata pelajaran di
bawah KKM
 Minat Peserta Didik
 Untuk mengetahui minat peserta didik dapat dilakukan melalui
angket/ Kuesioner dan wawancara yang dilakukan oleh guru BK
dan wali kelas, atau cara lain yang dapat digunakan untuk
mendeteksi minat, dan bakat melalui psikotes.
 Batas waktu untuk pindah program studi paling lambat 1 (satu)
bulan dengan memperhatikan point a dan b di atas.
c. Untuk peminatan kelas X diberi angket untuk melihat minat siswa dan
diketahui orangtua, disesuaikan dengan nilai ijazah SMP.

3.5.9. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup yang diberikan di SMA Pasundan mencakup
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan
vokasional, secara terpadu dan terintegrasi dalam semua mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri.
Pembekalan kecakapan vokasional sebagai salah satu bekal peserta didik
untuk dapat mandiri/berwira usaha terwujud dalam kegiatan pengembangan diri
yang dapat berupa kegiatan ekstrakurikuler atau layanan konseling serta dalam
pendidikanyang berbasis keunggulan lokal (seni budaya sunda) mapun
keunggulan global (keterampilan berbahasa Inggris dan Jepang).
3.5.10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1. Keunggulan Lokal
Keunggulan lokal yang dikembangkan di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi
adalah program seni budaya sunda asli serta seni budaya sunda yang
dikolaborasikan dengan seni modern. Jenis yang dikembangkan antara lain
karawitan, gamelan sunda serta pupuh sunda. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
lebih memperkenalkan seni budaya sunda kepada generasi selanjutnya,
memperkenalkan budaya sunda kepada peserta didik serta memfasilitasi minat
bakat peserta didik yang ingin mengembangkan kemampuan di bidang seni
khususnya budaya sunda.
Peserta kegiatan seni budaya sunda ini dapat diikuti oleh seluruh peserta
didik dari kelas X, XI dan XII yang memang berminat untuk mengembangkan
minat dan bakat budaya sunda.
Kegiatan ini dilaksanakan 1 kali setiap minggunya. Pembimbing yang
terlibat dalam kegiatan ini adalah guru mata pelajaran seni budaya serta bahasa
Sunda. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dalam pelaksanaannya
diintegrasikan dalam kegiatan pengembangan diri seni budaya.
2. Keunggulan Global
Pendidikan berbasis keunggulan global di SMA Pasundan 2 Kota
Cimahiyang telah dilaksanakan adalah pengembangan TIK.
Upaya sekolah untuk dapat mengembangkan kemampuan global tersebut
diantaranya mengikutsertakan guru mata pelajaran TIK mengikuti kegiatan
pengembangan profesionalisme seperti mengikuti kegiatan MGMP, pelatihan,
seminar dan lain-lain. Juga memanfaatkan fasilitas internet untuk mendapatkan
informasi tentang pengembangan TIK tersebut. Selain itu, untuk mendapatkan
pengalaman peserta didik maka sekolah selalu mengirimkan peserta mengikuti
berbagai macam kegiatan perlombaan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga Kota Cimahi, Propinsi atau instansi lain seperti SMA dan
perguruan tinggi.
Kegiatan pendidikan berbasis keunggulan global diintegrasikan dalam
kegiatan pengembangan diri PengembanganTIK.

60
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan SMA Pasundan 2 Kota Cimahi mengacu pada


kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Jawa Barat, dan Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga, yang
disesuaikan dengan kegiatan SMA Pasundan 2 Kota Cimahi dan YPDM
Pasundan, namun tetap memperhatikan ketentuan yang terdapat pada Standar Isi.
PERHITUNGAN HARI EFEKTIF BELAJAR, HARI – HARI PERTAMA MASUK SATUAN PENDIDIKAN,
KEGIATAN TENGAH SEMESTER, MENGIKUTI UPACARA, PENYERAHAN BUKU LAPORAN HASIL BELAJAR (
BLHB ),
LIBUR AKHIR SEMESTER, LIBUR UMUM, DAN LIBUR BULAN RAMADHAN/HARI RAYA IDUL FITRI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

JumlahHariEfektif Dan HariUntukKegiatan Lain JumlahHariLibur


Keg.Jeda
Semester

SMT/UTS/ Mengi Penyerah Libur Juml


N Bulan Hari Hari Hari Libur LiburRam
PTS kuti aan Akhir ah
o /Tahun Belajar Pertama Sabtu&Mi Umu adhan
/UAS/PAS/ Upaca BLHB/R Semes Hari
Efektif Masuk nggu m /Hari Raya
UKK/PAT/ ra apor ter
US/UN
Juli 2017 8 3 10 10 31
Agustus 2017 22 1 8 31
September
14 5 9 1 1 30
2017
GASAl

1 Oktober 2017 18 4 1 8 31
Nopember
21 1 8 30
2017
Desember
9 5 1 3 10 3 31
2017
Jumlah 92 3 14 3 1 13 53 4 1 184
Januari 2018 22 8 1 31
GENAP

Pebruari
2 19 8 1 28
2018
Maret 2018 12 9 9 1 31

62
April 2018 20 1 8 1 30
Mei 2018 12 5 1 8 3 2 31
Juni 2018 4 1 11 8 1 4 30
Jumlah 89 0 14 2 1 11 50 8 6 181
JumlahDalam 1
Tahun 181 3 28 5 2 24 103 12 7 365
Pelajaran 2017/2018
JADWAL KEGIATAN KURIKULUM
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SMA PASUNDAN 2 KOTA CIMAHI
No JenisKegiatan Waktu Pelaksana Ket
1 MasuksekolahTahunPelajaran 2017/2018 17 Juli 2017 Sekolah
2 HariPertamamasuksekolahbagiKelas X 17 Juli 2017 SekolahdanPanitia MPLS Halal Bil Halal
PenyusunanJadwal KBM Semester 1 dan 2
3 Juni – Juli 2017 WakasekKurikulum
TahunPelajaran 2017/2018
4 RapatAwalTahunPelajaran 2017/2018 Perkiraan 21 Juli 2017 KepalaSekolah
5 KegiatanSupervisiKelas September 2017 KepalaSekolah
PerkiraanUlangan Tengah Semester 1 25 s.d 30 September
6 Guru Mata Pelajaran
TahunPelajaran 2017/2018 2017
UlanganUmum Semester 1 ( PAS )
7 4 s.d 9 Desember 2017 Panitia PAS
TahunPelajaran 2017/2018
RencanaPenyerahanBukuRaport Semester 1
8 14 – 15 Desember 2017 WaliKelas
TahunPelajaran 2017/2018
17 s.d 31 Desember
9 Libur Semester 1 TahunPelajaran 2017/2018
2017
Masuksekolah semester 2 TahunPelajaran
10 2 Januari 2018
2017/2018
11 Penyusunan Program Semester 2 Desember 2017
12 RencanaKegiatatanPemantapanKelas XII Pebs.dMaret 2018 Panitia, Guru Mata Pelajaran
13 KegiatanSupervisiKunjunganKelas Pebs,dMaret 2018 KepalaSekolah

64
14 Try Out untukKelas XII Maret 2018 BidangKurikulum
PerkiraanUlangan Tengah Semester 2
15 5 s.d 10 Maret 2018 Panitia UTS
TahunPelajaran 2017/2018
PerkiraanUjianPraktekKelas XII TahunPelajaran
16 Pebs.dMaret 2018 Panitia UN
2017/2018
17 PerkiraanUjianSekolah 19 s.d 24 Maret 2018 Panitia US
18 PerkiraanUN TahunPelajaran 2017/2018 2 s.d 5 Maret 2018 Panitia UN
PerkiraaanPenilaianAkhirTahun ( PAT )
19 21 s.d 26 Mei 2018 Panitia PAT
TahunPelajaran 2017/2018
RencanaRapatKenaikanKelasTahunPelajaran
20 Perkiraan 4 Juni 2018 KepalaSekolahdanWaliKelas
2017/2018
TitimangsaRaport Semester 2 TahunPelajaran
21 8 Juni 2018
2017/2018
PenyerahanBukuRaport Semester 2
22 7 – 8 Juni 2018 WaliKelas
TahunPelajaran 2017/2018
PenyerahanHasil UN/US TahunPelajaran
23 Perkiraan Mei 2018
2017/2018
24 LiburAkhir Semester 2 TahunPelajaran 2017/2018 25 Junis.d 15 Juli 2018
25 LiburHari Raya IdulFitri 10 s.d 24 Juni 2018

65
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SMA PASUNDAN 2 KOTA CIMAHI

66
1. Berita acara pengesahan Visi Sekolah TERLAMPIR
2. Berita acara pengesahan Misi Sekolah TERLAMPIR
3. Berita acara pengesahan Tujuan Sekolah TERLAMPIR

Anda mungkin juga menyukai