Revisi Proposal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PERBANDINGAN JUMLAH ERITROSIT DARI DARAH MODE WHOLE

BLOOD DAN PRE DILUENT MENGGUNAKAN HEMATOLOGY


ANALYZER

Usulan Proposal Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Diploma III


Jurusan Teknologi Laboratorium Medik Politeknik Kesehatan Bandung

Disusun Oleh:
GINA KAMILIA
NIM. P17334117025

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

kehendak-Nya lah segala sesuatu berlaku, pada-Nyalah semua kembali dan hanya

atas rahmat dan keridhoan-Nya proposal usulan karya tulis ilmiah ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya.

Proposal Usulan Karya Tulis Ilmiah ini ditujukan untuk menyelesaikan

Program D III Jurusan Teknologi Laboratorium Medik Politeknik Kesehatan

Bandung dengan judul “Perbandingan Jumlah Eritrosit dari Darah Mode

Whole Blood dan Pre Diluent Menggunakan Hematology Analyzer”

Dalam penyusunannya banyak pihak yang telah memberikan bantuan dukungan

dan motivasi, oleh karena itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati

penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Entuy Kurniawan, S.Si, M.KM selaku Ketua Jurusan Teknologi

Laboratorium Medik Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

2. Dr. Ani Riyani, M.Kes Prodi D-III Jurusan Teknologi Laboratorium

Medik Poltekkes Kemenkes Bandung .

3. Ibu Eem Hayati, S.Pd, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan banyak masukan dalam pembuatan Usulan Proposal

Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Dra. Nani Kurnaeni selaku dosen pembimbing akademik.

5. Keluarga tercinta yang senantiasa menghaturkan doa yang tulus yang tak

pernah putus dalam setiap langkah penyusun serta tak pernah bosan

i
memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga Usulan

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai.

6. Teman-teman angkatan 2017 Teknologi Laboratorium Medik khususnya

Resti Nur, Azka, Narissa, Ilma, Salma, Anneke, Deony dan teman-teman

lain yang selalu membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut

membantu, memberikan dukungan serta memanjatkan doa yang tiada

putus untuk penyusun sehingga Usulan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan proposal karya tulis ilmiah ini

sangat penulis harapkan.

Bandung, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang ...............................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan ..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................3

2.1. Darah ..............................................................................................................3


2.1.1 Fungsi Darah..................................................................................3
2.1.2 Komponen Darah ...........................................................................4
2.2. Eritrosit...........................................................................................................5

2.2.1 Fungsi Eritrosit ..............................................................................6


2.2.2 Pembentukan Eritrosit ...................................................................6
2.2.3 Hitung Jumlah Eritrosit..................................................................7

2.3. Hematology Analyzer ...................................................................................8


2.4. Mode Whole Blood .......................................................................................8
2.5. Mode Pre Diluent ..........................................................................................8
2.6. Kerangka Konsep ..........................................................................................9
2.7. Definisi Operasional.......................................................................................9
2.8. Hipotesis.........................................................................................................10

BAB III Metodologi Penelitian ..................................................................................11

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ..........................................................................11


3.2 Populasi dan Sampel ....................................................................................11

iii
3.3 Waktu dan tempat penelitian .......................................................................11
3.4 Cara pengumpulan dan pengolahan data .....................................................11
3.5 Alat, Bahan, dan Cara Kerja ........................................................................12
3.6 Skema Kerja .................................................................................................15
3.7 Rencana Jadwal Penelitian ...........................................................................16
3.8 Rencana Anggaran Biaya .............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eritrosit merupakan sel cakram tak berinti berbentuk bikonkaf dengan

pinggiran sirkuler yang tebalnya sekitar 1,5 µm dan pusatnya tipis. Cakram

tersebut memiliki permukaan yang relatif luas untuk pertukaran oksigen

melintasi membran sel (Frandson, 1993)

Pemeriksaan jumlah eritrosit secara otomatis menggunakan alat

hematology analyzer. Keuntungan pemeriksaan ini adalah pemeriksaan hitung

jumlah eritrosit lebih cepat, tepat, dan efisien waktu. Pengenceran dalam

pemeriksaan hitung jumlah eritrosit tepat sehingga diperoleh hasil yang

akurat. Kerugian metode ini adalah harga alat penghitung elektronik mahal

dan mengharuskan pemaikaian dan pemeliharaan yang sangat cermat, dan

perlu ada upaya untuk menjamin kecepatan alat bekerja dalam satu program

jaminan mutu (quality control).

Adapun dengan mode whole blood membutuhkan sampel darah vena yang

sesuai dalam volume yang dibutuhkan, sedangkan dalam mode Pre Diluent

dapat digunakan pada sampel dalam jumlah sedikit yang diambil pada

seorang yang sulit diambil , sehingga pengambilan sampel dapat dilakukan di

kapiler, cuping telinga, pada bayi. (Matsumoto H, 1999).

Dengan metode pemeriksaan yang berbeda (whole blood dan mode pre

diluent ) tentunya akan menimbulkan variasi hasil pemeriksaan hematologi

1
2

rutin. Hal ini dikarenakan pada mode Pre Diluet sel yang sangat kecil (sel

ghost) saja mampu terdeteksi pada alat, sel ghost tersebut bisa merupakan sel

selain eritrosit sehingga bisa mempengaruhi jumlah eritrosit menjadi tinggi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shintia (2018) adalah terdapat

perbedaan jumlah leukosit dari darah mode Whole blood dan Pre Diluent

menggunakan Hematology Analyzer.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis bermaksud untuk melakukan

penelitian tentang Perbedaan Jumlah Eritrosit dari Darah Whole Blood dan

Pre Diluent Menggunakan Hematology Analyzer

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan jumlah eritrosit metode whole blood dengan pre

diluent dalam pemeriksaan hitung jumlah eritrosit menggunakan Hematology

Analyzer?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan jumlah eritrosit metode whole blood dengan

pre diluent dalam pemeriksaan hitung jumlah eritrosit menggunakan

Hematology Analyzer.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk seorang analis khususnya pada

saat mendapatkan darah pasien yang sedikit dapat mempertimbangkan

perbandingan pemeriksaan, sehingga dalam proses pemeriksaannya dapat

mengetahui hal apa saja yang seharusnya dilakukan pada sampel.


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Darah

Darah adalah jaringan cair berwarna merah yang terdiri atas dua bagian

yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu

eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah

satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah

plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. (Pearce, 2006).

Keadaan jumlah darah pada setiap orang tidak sama, bergantung pada usia,

serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Susunan terdiri atas: air 91%,

protein 8%, mineral 0,9%, dan sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik,

yaitu: glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino.

(Sadikin M. , 2001)

2.1.1 Fungsi Darah

Darah merupakan cairan yang sangat penting bagi manusia. Secara

umum darah berfungsi mengangkat oksigen yang diperlukan oleh sel-sel

diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,

mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan

penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari

berbagai penyakit.

3
4

Dalam sistem sirkulasi fungsi darah yaitu: mengangkut karbon

dioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut oksigen dari paru-

paru ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut sari-sari makanan dari usus ke

jaringan tubuh, mengangkut hasil ekskresi dari jaringan tubuh ke ginjal,

mengatur dan mengontrol suhu tubuh, mengatur distribusi hormon,

menutup luka, mencegah infeksi dan pemeliharaan keseimbangan cairan

tubuh.

2.1.2 Komponen Darah

Darah dibentuk dari 2 komponen, yaitu: komponen selular dan

komponen non-selular. Konponen selular sering disebut juga sebagai

korpuskuli, yamg membentuk sekitar 45% bagian darah yang terdiri dari 3

macam atau jenis sel, yaitu: eritrosit, leukosit dan trombosit. Pada

dasarnya, trombosit bukan berupa seel, melainkan bentuk kepingan dan

pecahan sitoplasma megakariosit. Komponen non-selular berupa cairan

yang disebut juga plasma dan membentuk sekitar 55% bagian dari darah.

Dalam plasma terkandung berbagai macam molekul makro dan

mikro, baik yang bersifat larut dalam air maupun yang tidak larut dalam

air, berupa organik maupun anorganik, serta atom-atom maupun ion.

Berikut merupakan gambar dari komponen selular dan non-selular

darah yang ditunjukkan pada gambar

2.1

3
5

Gambar 2.1 Komponen Darah

2.2 Eritrosit

Eritrosit merupakan sel darah yang tidak berinti, bulat atau agak oval

tampak seperti cakram bikonkaf dengan ukuran 7-8µm. Sel ini merupakan

bagian terbesar dari sel-sel dalam darah jumlahnya sekitar 4,5 - 5,0 juta per

mm3. Eritrosit merupakan kantung bagi hemoglobin. Eritrosit itu sendiri

mengandung hemoglobin yang mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-

paru ke berbagai sel atau jaringan tubuh.

Jumlah eritrosit yang tinggi karena adanya hemokonsentrasi akibat adanya

dehidrasi (kekurangan cairan), sesak nafas, PPOK, perokok, luka bakar, orang

yang tinggal pada dataran tinggi. Penurunan jumlah eritrosit dapat berkenaan

dengan masalah klinis seperti anemia (Apriliani, 2014)

Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria, dan ribosom serta

tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis dan pembentukan

protein.

Komponen eritrosit diantaranya :

a. Membran eritrosit

b. Sistem enzim : Enzim G6PD (Glucose 6- Phosphatedehydrogenase)

c. Hemoglobin (Handayani, 2008)


6

2.2.1 Fungsi Eritrosit

Fungsi utama sel darah merah adalah membawa Oksigen (O2) dari

paru-paru ke jaringan tubuh untuk melakukan metabolisme tubuh.

Eritrosit mempunyai kemampuan yang khusus karena hemoglobin

tinggi, apabila tidak ada hemoglobin kapasitas pembawa oksigen dapat

berkurang sampai 99% . Fungsi penting hemoglobin ini adalah,

mengikat dengan mudah dan reverbel, akibatnya oksigen yang

langsung terikat dalam paru-paru diangkut sebagai oksihemoglobin

dalam darah dan langsung terurai dari hemoglobin dalam jaringan.

(Mutaqqin, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan

Sistem Pernafasan, 2008)

2.2.2 Pembentukan Eritrosit

Pembentukan eritrosit adalah eritropoiesis merupakan proses yang

diregulasi ketat melalui kendali umpan balik. Pembentukan eritrosit

dihambat oleh kadar hemoglobin diatas normal dan dirangsang oleh

keadaan anemia dan hipoksia.

Eritrosit pada masa awal janin terjadi dalam yolk sac, pada bulan

kehamilan kedua eritripoeisis berpindah ke liver, dan pada saat bayi lahir

berpindah ke liver berhenti dan pusat pembentukan eritrosit berpindah ke

sumsum tulang. (Apriliani, 2014)

Eritrosit sel yang kompleks, membrannya terdiri dari lipid protein,

sedangkan bagian dalam sel merupakan mekanisme yang mempertahankan

sel selama 120 hari. Proses eritropoiesis diatur oleh glikoprotein yang
7

bernama eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal 85% dan hati 15%. Pada

janin dan neonatus pembentukan eritropoietin bersiklus dalam darah dan

menunjukkan peningkatan menetap pada penderita anemia, regulasi kadar

eritropoietin berhubungan ekslusif dengan keadaan hipoksia. Nilai normal

jumlah eritrosit tergantung pada umur dan jenis kelamin. Pada pria 4,4 –

5,6 x 106 sel/mm3 dan pada wanita 3,8 – 5,0 x 106 sel mm3 (DEPKES

2011)

2.2.2 Hitung Jumlah Eritrosit

a. Dengan Bilik Hitung

Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan

kedalam bilik hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu

dengan menggunakan faktor konversi jumlah eritrosit per ul darah dapat

diperhitungkan. Sebagai larutan pengencer digunakan larutan Hayem.

b. Dengan automatis

Pemeriksaan jumlah eritrosit secara otomatis menggunakan alat

hematology analyzer. Keuntungan pemeriksaan ini adalah pemeriksaan

hitung jumlah eritrosit lebih cepat, tepat, dan efisien waktu. Pengenceran

dalam pemeriksaan hitung jumlah eritrosit tepat sehingga diperoleh hasil

yang akurat. Kerugian metode ini adalah harga alat penghitung elektronik

mahal dan mengharuskan pemaikaian dan pemeliharaan yang sangat

cermat, dan perlu ada upaya untuk menjamin kecepatan alat bekerja dalam

satu program jaminan mutu (quality control)


8

2.3 Hematology Analyzer

Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah.

Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara

menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi

aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.

Pemeriksaan hematologi rutin meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin,

hematocrit, hitung jumlah eritrosit, hitung jumlah leukosit, dan hitung jumlah

trombosit. (Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, 2011)

2.4 Mode Whole Blood

Merupakan darah lengkap dengan pemeriksaan yang paling umum

menggunakan spesimen darah dengan antikoagulan yang harus diambil

dengan tabung vakum bertutup ungu muda/lavender (antikoagulan EDTA)

atau pemeriksaan lainnya mungkin memerlukan spesimen darah dengan

antikoagulan lain seperti heprain (diambil dengan tabung vakum hijau) atau

sitrat (diambil dengan tabung vakum bertutup biru). (KAN, 2016)

2.5 Mode Pre Diluent

Mode Pre Diluent digunakan untuk menganalisis sampel mikro (sampel

volume lebih kecil) seperti darah anak yang dikumpulkan dari tabung telinga

atau jari. Menganalisis sampel yang telah di encerkan ke 1 :26 menggunakan

tabung mikro. (Sysmex, 2012)


9

2.6 Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian ini disajikan pada gambar berikut:

Darah mode Whole Blood


Jumlah sel eritrosit
(sel/mm3)

Darah mode Pre Diluent

2.7 Definisi Operasional

Definisi operasional ini disajikan pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Definisi Operasional


No. Variabel Definisi Cara Alat Ukur Hasil Skala
Ukur Ukur Ukur
1 Mode Darah Automatis Hematology Darah Ordinal
Whole lengkap Analyzer lengkap,
Blood dengan tidak
pemeriksaan lengkap
yang paling
umum
menggunakan
spesimen
darah dengan
antikoagulan
2 Mode Untuk Automatis Hematology Darah Ordinal
Pre menganalisis Analyzer diencerkan,
Diluent sampel mikro tidak
diencerkan
3 Jumlah Banyak sel Automatis Hematology Sel/mm3 Rasio
sel eritrosit yang Analyzer
eritrosit dihitung
10

2.8 Hipotesis

Ada perbedaan jumlah eritrosit dengan mode Whole Blood maupun Pre

Diluent menggunakan Hematology Analyzer.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Desain penelitian yang

dilakukan dengan membandingkan jumlah eritrosit mode Whole Blood

dengan Pre Diluent menggunakan Hematolgy Analyzer.

3.2 Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Analis Kesehatan

Politeknik Kesehatan Bandung. Sedangkan sampel dalam penelitian ini

adalah 20 orang mahasiswa Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Bandung.

Teknik pengambilan sampel ini adalah random.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Hematologi Politeknik Kesehatan

Bandung, yang dilaksanakan pada bulan April

3.4 Cara pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang didapatkan dari hasil pemeriksaan hitung jumlah eritrosit dengan sampel

darah Whole Blood dan Pre Diluent lalu dibandingkan.

11
12

Data penelitian kemudian diuji secara statistik menggunakan Uji Paired

Sample t-test dan Chi Square Test.

3.5 Alat, Bahan, dan Cara Kerja

3.5.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain, Hematology

Analyzer, tabung, spuit, kapas, tourniquette, tabung mikro, dan mikro pipet.

3.5.2 Bahan

1. Darah

2. Antikoagulan EDTA

3. Cellpack (diluent)

3.5.3 Cara Kerja

3.5.3.1 Pengambilan Spesimen Darah Vena

a) Alat dan bahan flebotomi disiapkan terlebih dahulu

b) Tangan dibersihkan menggunakan air dan sabun serta memakai

sarung tangan sesuai ukuran.

c) Pasien dipersilahkan duduk dan diberikan informed concent

d) Palpasi dilakukan disekitar daerah pengambilan darah, dilakukan

pembendungan pada lengan atas sekitar 7-10 cm di atas pungsi

e) Pada daerah yang akan dilakukan pengambilan darah dibersihkan

dengan kapas alkohol 70% hingga kering.


13

f) Jarum spuit ditusukkan sampai mengenai lumen vena, dan darah

masuk ke indikator.

g) Tourniquet dilepaskan, dan penghisap spuit ditarik hingga

didapatkan darah yang diperlukan.

h) Jarum ditarik dan ditutup, tempat tusukan ditutup dengan kapas

kering dan plester.

i) Darah dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi

antikoagulan dengan perlahan melalui dinding tabung, dikocok hingga

darah tercampur dengan antikoagulan (perbandingan 1mL darah :10 µl

EDTA 10%).

3.5.3.4 Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit

a) Mode Whole Blood

1. Pengambilan dan penyimpanan sampel. Selanjutnya sampel

dimasukkan ke dalam tabung yang sudah diberi antikoagulan

(EDTA). Darah yang telah tercampur antikoagulan dihomogenkan.

2. Menghubungkan kabel power ke stabillisator;

3. Menghidupkan alat hematology analyzer dengan menekan saklar

on/of;

4. Secara otomatis alat akan melakukan self check dan

backgroundcheck;
14

5. Memastikan alat dalam posisi ready dan memeriksa sampel darah

kembali untuk memastikan darah sudah homogen dengan

antikoagulan;

6. Menekan tombol whole blood “WB” pada layar;

7. Menekan tombol ID untuk memasukkan nama pasien sampel, lalu

menekan tombol enter;

8. Masukkan sampel ke dalam probe sampel sehingga ujungnya masuk

ke dalam tabung, dan tekan tombol aspirasinya. Status Sistem akan

menampilkan "Running" dan analyzer akan mulai menghisap

sampel.

9. Ketika mendengar bunyi bip dan probe sampel keluar dari tabung,

probe sampel akan menarik kembali ke analyzer dan analisis akan

ditampilkan di layar.

10. Hasil akan ditampilkan pada layar dan akan otomatis print

b) Mode Pre Diluent

1. Sediakan Tabung mikro

2. Tambahkan 500 µL diluent (cellpack) kedalam tabung mikro

3. Lalu tambahkan 20µL darah

4. Tutup tabung mikro lalu homogenkan dengan rata.

5. Pada alat lalu Tekan [MODE] untuk memilih mode prediluted

Tekan [DILUENT] untuk masuk ke layar Add Diluent


15

6. Menekan tombol ID untuk memasukkan nama pasien sampel, lalu

menekan tombol enter;

7. Masukkan sampel ke dalam probe sampel sehingga ujungnya

masuk ke dalam tabung, dan tekan tombol aspirasinya. Status

Sistem akan menampilkan "Running" dan analyzer akan mulai

menghisap sampel.

8. Ketika mendengar bunyi bip dan probe sampel keluar dari tabung,

probe sampel akan menarik kembali ke analyzer dan analisis akan

ditampilkan di layar.

9. Hasil akan ditampilkan pada layar dan akan otomatis print.

3.6 Skema Kerja

Pasien

Diambil darah vena Diambil darah vena


mode Whole Blood mode Pre Diluent

Dihitung jumlah eritrosit


menggunakan hematology
analyzer
16

3.7 Rencana Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian

Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Maret April


Penelusuran
Pustaka
Penyusunan
Proposal
Sidang
usulan
proposal
Perbaikan
proposal
Pelaksanaan
penelitian
Bimbingan
KTI
Penyusunan
KTI
Sidang KTI
Perbaikan
KTI

3.8 Rencana Anggaran Biaya

Tabel 3.2 Rancangan Anggaran Biaya Penelitian

No Jenis Kegiatan Jumlah (Rp)


1 Pembuatan proposal 50.000,00
2 Pembelian bingkisan 50.000,00
untuk responden
3 Penyusunan KTI 150.000,00
4 Pembelian Bahan 200.000,00
Pemeriksaan
5. Lain-lain 150.000,00
Jumlah 400.000,00
DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, I. N. (2014). Hitung Jumlah Eritrosit Pada Pekerja Penambang.

Frandson. (1993). Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Gandasoebrata. (2011). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta Timur: Dian Rakyat.

Gandasoebrata. (2007). Penuntun Laboratorium Klinik.

H, M. (1999). The technology of reagents in the automated hematology analyzer XE-2100-


Red fluorescence reaction (Vol. 9(2):179-185). SJI.

Handayani, W. d. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem


Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayah. (2002). Perbedaan Hasil Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit Secara Manual Dan
Automatic.

KAN. (2016). Laboratorium Amerind Bio-Klinik. Jakarta : CV Trans Info Media

Mutaqqin. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan.
Jakarta: Salemba Medika.

Sadikin, M. (2001). Biokimia Darah. Jakarta: Penerbit Widya Medika.

Sherwood. (2014). Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. edisi 8. Jakarta: EGC.

Sysmex. (2012). Automated Hematology Analyzer XP series XP-100 Instruction for Use.
Kobe : Sysmex Corporation

17