Panduan Praktik Klinis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATALAKSANA KASUS
RS GRAHA HERMINE

KATARAK KONGENITAL Medis/PPK Mata/003/19


Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa yang terjadi sejak lahir.
Bisa terjadi unilateral atau bilateral. Tipe katarak dapat berupa polar,
1. Pengertian (Definisi) zonular (lamellar), nuclear, lentikonus posterior
No. ICD : H26.0

 Idiopatik
 Familial, autosomal dominant
 Galaktosemia
2. Etiologi  PHPV
 Rubella
 Drug Induced

Gejala Obyektif:
 Reflek Fundus Putih
 Nistagmus
3. Kriteria Diagnosis  Seacrching
 Strabismus
 Mata Labih Kecil pada yang terkena

4. Diagnosis Banding Leukokoria etiologi lain


 Funduskopi bila masih ada celah
5. Pemeriksaaan Penunjang  Tonometri
 USG Mata
 Laboratorium terkait

6. Konsultasi Dokter Spesialis lain terkait

 Ekstraksi katarak bila kekeruhan total


 Bila kekeruhan minim (tidak menutup akses visual), operasi
7. Terapi bisa ditunda, koreksi visus.
 Terapi ambliopia

 Ambliopia permanent
8. Penyulit  Komplikasi tindakan

9. Informed Consent Perlu bila dilakuka tindakan

10. Tenaga Standar Dokter Spesialis Mata

11. Masa Pemulihan Tegantung stadiumnya

12. Hasil Diharapkan visus terkoreksi


13. Prognosis Tergantung stadium (Lamanya Katarak)

14. Tindak Lanjut Kontrol teratur, karena kemungkinan perlu terapi ambliopia

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


TATALAKSANA KASUS
RS GRAHA HERMINE

GLAUKOMA PADA ANAK Medis/PPK Mata/003/19


Glaukoma anak dapat diklasifikasikan:
 Galukoma Kongenital (infantile) primer
 Glaukoma Juvenile
 Glaukoma Sekunder (Disgenesis segmen anterior)
No ICD : Q15.0
Bahasan dibawah ini ditekankan pada galukoma primer.
1. Kriteria Diagnosis/ Gejala obyektif:
Klasifikasi  Epifora, fotophobia, blefarospasme
 Edema kornea
 Diameter kornea > normal, lebih dari 12 mm ( normal 9,5 –
10,5 mm, dan pada usia 1 tahun berkisar 11,8 mm)
 TIO tinggi > 25 mmHg (normal bayi 10-15 mmHg)
 Robekan linier Descemet (Haab striae)
 Injeksi konjungtiva
 Myopic shift, pada refraksi

2. Etiologi Idiopatik, Sturge Weber, Rubella, aniridia, dll

3. Diagnosis Banding Kongenital megalokornea (>13 mm)


 Funduskopi
 Tonometri
4. Pemeriksaaan Penunjang
 USG Mata
 Gonioskopi

5. Konsultasi Dokter Spesialis lain yang terkait


- Terapi definitive adalah operasi, dengan pilihan teknik:
 Goniotomi
 Trabekulektomi
 Trabekulotomi
 Siklorioterapi
 Implantasi Katub
6. Terapi
- Terapi mediakamentosa hanya sementara, dapat diberikan:
 Beta blocker
 Miotikum
 Penghambat karbonik anhidrase (dosis 15 mg/BB/hari, dibagi
dalam 3 dosis)

7. Penyulit Kebutaan

8. Informed Consent Perlu bila dilakukan tindakan

9. Tenaga Standar Dokter Spesialis Mata

10. Hasil Diharapkan TIO terkontrol

11. Prognosis Biasanya kurang baik


 Follow Up rutin untuk evaluasi cupping papil
12. Tindak Lanjut  Konseling genetik
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATALAKSANA KASUS
RS GRAHA HERMINE

HORDEOLUM / CHALAZION Medis/PPK Mata/003/19

1. Pengertian (Defenisi) Hordeolum adalah infeksi pada kelenjar yang terdapat dijaringan
palpebra (meibom, zeis, moll)

No ICD : H 00.0

2. Kriteria Diagnosis/ Gejala Subyektif:


Klasifikasi  Bengkak/ edema di palpebra
 Nyeri
Gejala Obyektif:
 Edema palpebra
 Erythema
 Nodul dapat berbatas atau tidak berbatas
 Nyeri tekan
 “Pointing” mukopurulen dikulit palpebra

 Sclulitis preseptal
3. Diagnosis Banding
 Carcinoma cebaceous gland
 Granuloma pyogenik

4. Konsultasi Dokter Spesialis lain yang terkait bila perlu


 Kompres hangat 10 menit, 4 x sehari atau lebih
5. Terapi
 Antibiotika spektrum luas sistemik (klindamisin)
 Analgetik per oral (Mef. Acid)
 Antibiotika topikal / salep mata
 Bila tidak ada perbaikan setelah 1 minggu, maka dilakukan
incisi.

6. Penyulit Selulitis Orbita

7. Informed Consent Perlu bila dilakukan tindakan

8. Tenaga Standar Dokter Spesialais mata

9. Masa Pemulihan 1 – 2 Minggu

10. Hasil Diharapkan Sembuh

11. Prognosis Umumnya Baik

12. Tindak Lanjut Evaluasi nodul 1 minggu setelah incisi


PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATALAKSANA KASUS
RS GRAHA HERMINE

KATARAK Medis/PPK Mata/003/19


1. Pengertian (Definisi) Katarak adalah kekeruhan pada lensa oleh karena sesuatu sebab.
Secara normal lensa mata adalah keadaan jernih, transparan.
No ICD : H 25.8
2. Etiologi  Age related (senilis)
 Trauma
 Toksik (Obat Steroid, phenothiazine)
 Inflamasi intraokuler (Uveitis)
 Radiasi
 Penyakit mata degeneratif (Retinitis Pigmentosa)
 Diabetes Mellitus
3. Tipe – Tipe Katarak  Nuklear (Keruh di bagian inti lensa)
 Sub Kapsularis Posterior (Keruh di belakang lensa)
 Kortikal (Keruh dibagian korteks lensa)
 Mixed (Kortikonuklear)
Gradasi kekerasan Katarak berdasar Buratto :
Grade ) : Soft, warna jernih
Grade I : Semi – soft, warna kuning jernih (light yellow)
Grade II : Medium – Hard, warna yellow-green
Grade III : Hard, warna medium-brown, brunescent
Grade IV : Very Hard, warna dark-brown, black
4. Kriteria Diagnosis Gejala Subyektif :
 Penglihatan seperti berkabut
 Makin lama makin kabur
 Fotopobia (Glare)
 Sulit untuk membaca
 Sering berganti kacamata
Gejala Obyektif :
 Kekeruhan lensa, tergantung tipenya
 Visus tidak terkoreksi dengan kacamata
Refleks fundus menurun
5. Diagnosis Banding  Anomali refraksi
 Galukoma
 Kelainan retina/ makula
6. Pemeriksaaan Penunjang  USG B – scan
 Tonometri
 Funduskopi
7. Konsultasi Dokter Spesialis lain yang terkait

8. Terapi Prinsip Management katarak adalah tindakan operasi, dengan


indikasi:
 Katarak sudah mature (Grade III/ IV)
 Sudah mengganggu aktivitas sehari – hari
 Bila katarak menyebabkan komplikasi penyakit mata lain
(misalnya: galukoma)
Persiapan Pre Operasi Pasien Katarak:
 Pemeriksaan mata lengkap
 Pemeriksaan biometri
 Laboratorium (minimal darah rutin, BT/ CT, gula darah)
 Konsultasi Spesialis lain (Spesialis Jantung, Penyakit Dalam,
Pediatri, Paru)
 Penjadwalan operasi
Teknik operasi katarak dapat dilakukan dengan ECCE (extra
capsular cataract extraction) atau Phacoemulsification bila sarana
tersedia, dengan atau tanpa pemasangan IOL (intra ocular Lens)
9. Penyulit  Hipermatur
 Glaukoma
 Uveitis
10. Informed Consent Perlu

11. Tenaga Standar Dokter spesialis mata

12. Lama Perawatan Bila perlu dirawat 2 hari

13. Masa Pemulihan 1 – 2 minggu

14. Hasil Diharapkan visus meningkat

15. Prognosis Umumnya bila tidak disertai penyakit mata lain

16. Tindak Lanjut Evaluasi operasi hari ke 1,7,14 dan 1 bulan


PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATALAKSANA KASUS
RS GRAHA HERMINE

PTERIGIUM/ PINGUEKULA Medis/PPK Mata/003/19


Pterigium adalah jaringan fibrovaskuler abnormal (wing shape)
1. Pengertian (Definisi)
yang tumbuh dari konjungtiva kearah kornea. Biasanya dibagian
nassal dari konjungtiva interpalpebra. Ada tipe inflamasi
(hipervaskularisasi, deposit pigmen Fe/ Stocker line, terlihat merah)
dan non inflamsi (terlihat relatif putih).
Pinguekula adalah lesi konjungtiva biasanya datar / sedikit
menonjol, berwarna putih kekuningan tetapi tanpa melibatkan
kornea. Pada tipe yang menonjol bisa dijumpai dellen (penipisan
kornea karena kering).

No ICD : H 11.0

2. Etiologi Berhubungan dengan paparan sinar matahari dan iritasi kronis


3. Klasifikasi Derajat pertumbuhan pterigium ditentukan berdasarkan bagian
kornea yang tertutup oleh jaringan pterigium:

 Grade I : Puncak Pterigium terbatas pada limbus


 Grade II : Puncak Pterigium melewati limbus 2 mm
 Grade III : Puncak Pterigium sampai pinggir pupil
 Grade IV : Puncak Pterigium menutupi pupil

4. Kriteria Diagnosis Gejala Subyektif :

 Mata sering merah (mudah iritasi)


 Gatal, pedih, mengganjal
 Visus menurun
 Kadang asimtomatis

Gejala Obyektif :

 Jaringan vibrovaskuler dari konjungtiva ke kornea, bebentuk


segitiga dan puncaknya di kornea
 Vaskularisasi meningkat
 Deposit pigmen Fe
 Lokasi di konjungtiva interpalpebra, tersering dibagian nassal.
 Pada pinguekula didapatkan penonjolan jaringan konjungtiva
yang mengalami degenerasi elastotik, berwarna putih kuning.
 Dikelilingi pembuluh darah (vaskularisasi meningkat)
 Bisa dijumpai dellen.

 Neoplasi konjungtiva
5. Diagnosis Banding
 Limbal dermoid
 Tumor konjungtiva (Papilloma, melanoma)

6. Pemeriksaaan Penunjang Tes Fluorescein


Dokter Spesialis lain yang terkait bila perlu
7. Konsultasi
 Artificial tears preservative free
8. Terapi
 Lubrikan oint / gel
 Tetes mata steroid
 Tetes mata NSAID

Indikasi operatif:

 Pterigium menutup visual axis


 Pterigium menimbulkan perubahan refraksi (astigmat) yang
signifikan
 Keluhan yang sangat mengganggu dan tidak berkurang
dengan terapi obat – obatan
 Kosmetik
Teknik operasi adalah Avulsi dengan CLG (Conjungtival
Limbal Graft)

9. Penyulit Status Astigmat

10. Informed Consent Perlu bila dilakukan tindakan

11. Tenaga Standar Dokter Spesialis Mata

12. Hasil Diharapkan progresifitas berkurang

13. Prognosis Usia dibawah 40 tahun, kemungkinan rekuren tinggi

14. Tindak Lanjut Tanda – tanda progresifitas

Anda mungkin juga menyukai