Macam Macam Wisaya Yang Ada Di Kecamatan Kedungkandang
Macam Macam Wisaya Yang Ada Di Kecamatan Kedungkandang
Macam Macam Wisaya Yang Ada Di Kecamatan Kedungkandang
KEDUNGKANDANG
KOTA MALANG
2020
E-BOOK KECAMATAN DI KOTA MALANG
“KECAMATAN KEDUNGKANDANG”
Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Pariwisata Budaya
Disusun Oleh :
DAFTAR ISI....................................................................................................................i
1. Kelurahan Arjowinangun...................................................................................14
3. Kelurahan Buring...............................................................................................17
i|KecamaatanKedungkandang
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan buku ini
dengan tepat pada waktunya. Buku ini berhasil tersusun berkat kerjasama dalam kelompok
yang sangat baik, dan berkat bantuan dari pihak-pihak lain yang senantiasa membantu kami.
Buku ini kami buat untuk memberikan wawasan tambahan kepada para pembaca tentang
Kecamatan Kedungkandang.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen bidang studi yang telah
memberikan arahan kepada kami sehingga buku ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami
ucapkan pula terima kasih sebanyak-banyaknya kepada teman-teman yang sudah ikut
berpartisipasi meluangkan waktunya untuk sekedar membantu kami. Dan ucapan terima
kasih kami untuk semua yang tak bisa kami sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penyusun berharap dengan adanya buku ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan para mahasiswa/mahasiswi Program Studi D4 Destinasi Pariwisata
Program Diploma Kepariwisataan, Universitas Merdeka Malang. Penyusun mengucapkan
terima kasih dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan ini.
Penyusun
ii | K e c a m a a t a n K e d u n g k a n d a n g
A. SEJARAH KECAMATAN KEDUNGKANDANG
Memang agak sulit untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai asal usul
nama Kedungkandang, mengingat tidak adanya catatan maupun arsip-arsip. Namun
demikian, di kalangan warga setempat beredar cerita rakyat yang hanya sekedar
dijadikan pedoman terbentuknya kelurahan yang juga masuk dalam wilayah
administratif Kecamatan Kedungkandang itu.
Pada zaman dahulu kala, di lereng Gunung Buring ada dua pedukuhan yang
dikenal pada masa itu dengan sebutan Dukuh Amprong dan Dukuh Bango. Menurut
cerita, nama-nama tersebut diambil dari dua buah nama sungai yang mengalir di tengah-
tengah dukuh tersebut dan yang kita kenal sampai sekarang dengan sebutan sungai
Amprong dan Bango.
Penduduknya yang masih sangat sedikit sekali, hidup rukun tentram damai serta
diwarnai rasa persaudaraan, jiwa kegotong-royongan yang masih kuat. Tanahnya subur
gemah ripah lojinawi. Keyakinan dan kepercayaan terhadap agama pun masih kuat.
Sebagian besar dari mereka beragama Islam. Meski masyarakatnya agamis, namun
peradabannya masih primitif, sederhana dan terbelakang. Tidak jarang dari mereka yang
1|KecamatanKedungkandang
masih memiliki keyakinan terhadap benda-benda keramat seperti batu-batu dan kayu-
kayu besar. Semua benda itu masih dianggap keramat, bisa mendatangkan keuntungan
rejeki yang banyak dan bisa memperbaiki nasib mereka. Katanya!
Dengan adanya keterbelakangan tersebut, hal-hal berbau mistik dan tahayul pun
masih sangat kuat dan dipercayai. Konon, menurut cerita-cerita orang tua dahulu, di
bagian selatan pedukuhan tersebut, kira-kira dalam perjalanan satu hari jalan kaki,
terdapat sebuah lokasi mistis.
Di sana terdapat beberapa Desa yang sangat luas sekali, namun kurang produktif
untuk bercocok tanam. Karena tanahnya sangat kering, tanaman pun banyak yang mati
kekeringan lantaran kekurangan air. Tanaman bisa tumbuh subur hanya saat musim
penghujan saja. Sebaliknya, ketika musim kemarau tiba, jangankan untuk mengairi
lahan atau tanamaan, untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan minum saja, air
sangat sulit didapatkan. Hal tersebut sudah dialami dan dirasakan oleh warga setempat
selama bertahun-tahun, bahkan mungkin hingga berabad-abad, sehingga penderitaan
mereka pun tiada hentinya.
Berdasarkan pepatah bahwa “Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum,
sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri” akhirnya mengubah pola pikir warga
setempat. Para petani bersama-sama sesepuh dusun, tokoh-tokoh agama, dan tokoh-
tokoh masyarakat mengadakan pertemuan, musyawarah mencari jalan keluar bagaimana
caranya untuk mendapatkan air.
2|KecamatanKedungkandang
Meski telah disetujui pemerintah, bukan berarti upaya pengadaan air di kedua
dukuh tersebut berjalan lancar. Waktu itu, pemerintah pun sangat kesulitan mencari
jalan keluar. Setelah berhari-hari bahkan hingga berbulan-bulan, penelitian pemerintah
soal dari mana air itu dapat disalurkan, akhirnya sampailah pada lembah Sungai
Amprong dan Sungai Bango. Secara kebetulan, dua sungai tersebut lokasinya sangat
berdekatan dan airnya pun sangat jernih.
Konon kabarnya, harapan masyarakat dan pemeritah untuk memiliki sumber air,
tak kunjung menjadi kenyataan. Apa yang diupayakan pemerintah belum membuahkan
hasil. Seringkali, setiap pekerjaan hampir selesai, selalu menemui kendala. Entah harus
dibongkar total karena tidak mampu menahan besarnya arus sungai yang mengalir, atau
malah sampai jebol, begitulah seterusnya. Akhirnya para tenaga pelaksana maupun
pemerintah kala itu merasa putus asa dan menilai proyek bendungan itu tidak dapat
dilanjutkan kembali mengingat tidak sedikit kerugian materi dan korban jiwa
berjatuhan.
3|KecamatanKedungkandang
Menurut cerita para sesepuh desa, lokasi kedung tersebut sangat angker dan
berbahaya. Banyak sekali makhluk halus yang bemukim di lokasi itu dan yang paling
mengerikan si penjaga alias danyangnya tidak terima kalau proyek bendungan itu
dilanjutkan. Mereka merasa dirugikan dengan adanya proyek tersebut. Jika dilanjutkan,
kemungkinan korban jiwa pun akan lebih besar lagi dan tidak mungkin bisa dielakkan.
Proyek bendungan itu bisa berhasil sesuai dengan harapan, asalkan warga harus
memenuhi bermacam-macam persyaratan yang sangat berat dan tidak mungkin bisa
dilaksanakan. Katanya!
Setelah menyanggupi apa yang menjadi permintaan warga, selang beberapa hari
si kakek sakti mencari tempat yang dianggapnya keramat, jauh dari keramaian dan
4|KecamatanKedungkandang
betul-betul angker yang diperkirakan dapat digunakan untuk besemedi memohon
petunjuk kepada Sang Hyang Widi.
Hal itu dilakukannya selama kurang lebih 40 hari dan 40 malam disertai puasa.
Hampir setiap malam ia harus menerima bermacam-macam godaan dan cobaan, namun
ia tetap tabah dan sabar meghadapi itu semua, hingga tiba lagi pada malam terakhir
semedinya.
Dengan badan yang sangat lemah, kurus, muka pucat karna menahan bermacam-
macam ujian, lapar, dahaga, dan sebagainya, akhirnya si kakek tak sadarkan diri, entah
pingsan atau tertidur. Seorang kakek-kakek datang dengan keadaan setengah rambut
putihnya terurai panjang sampai ke lutut, janggut putih panjang, kulit keriput, wajah
pucat pasi dan membawa sebuah tongkat dari kayu bertangkaikan tanduk rusa, tangan
kanannya memegang sebuah tasbih. Perlahan ia menghampiri sang pertapa sambil
menyampaikan kata-kata yang sangat mendirikan bulu roma.
“Hai, cucuku. Bila kamu ingn apa yang menjadi harapanmu berhasil, kamu
harus berani berkorban dan mempertanggung jawabkan dan di dalam kedung itu harus
kamu beri tumbal seorang tandak!”
“Kamu harus berani mengorbankan satu jiwa seorang perempuan tukang tayub
(bahasa Jawanya tandak), dimasukkan ke dalam kedung yang akan dibendung tadi,
tanpa dipenuhi permintaan atau persyaratan tersebut, tidak akan behasil semua apa ang
menjadi harapan masyarakat!” kata si kakek lagi.
5|KecamatanKedungkandang
kampungnya bila hal tadi betul-betul dilaksanakan.
Singkat cerita, terlaksanalah acara tersebut selama tujuh hari tujuh malam.
Setelah sampai pada akhir atau puncak pertunjukkan, sedang enak-enaknya Gandang
Sinamnya tandak, tanpa sadar tandak tadi dimasukkan ke dalam jurang kedung sekalian
bersama alat gamelan. Begitu dimasukkan, serentak yang hadir waktu itu beramai-ramai
menutup kedung trsebut, yang akhirnya terlaksana dan berhasillah proyek bendungan
itu.
“Wahai kaumku, sesuai hasil yang kita capai sekarang, maka tercapailah apa
yang menjadi idaman-idaman kita bersama membuat bendungan ini, maka dengan
demikian bila sewaktu-waktu nanti ramai-ramainya zaman, maka desa ini saya beri
nama Kedung Gandang, yang artinya sebuah kedung yang ditanami seorang tandak
sedang gandang (menari).
6|KecamatanKedungkandang
dikenal dengan sebutan Kedungkandang. Demikianlah cerita singkat asal-usul
terjadinya nama desa Kedungkandang sampai saat ini.
7|KecamatanKedungkandang
B. GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
Geografis
Jenis Tanah
8|KecamatanKedungkandang
• Kepekaan terhadap segala alam kecil – sedang.
Asosiasi latosol coklat
• Warna kemerahan dan merupakan clay humus;
• Kestabilan landasan sedang;
• Pondasi bangunan berat perlu penelitian, untuk yang ringan dapat langsung
ditempatkan dengan kedalaman 3 – 10 meter;
• Kepekaan terhadap gejala alam kecil – sedang.
Hidrologi
Di wilayah Kecamatan Kedungkandang mengalir 3 sungai yaitu:
• Sungai Brantas
Debit air rata-rata maksimum 20.160 m3/detik dan dengan debit rata-rata minimum
8.181 m3/detik, arus air kuat pada musim penghujan dan lemah pada musim kemarau
dengan kedalaman air rata-rata 4 meter.
• Sungai Bango
Debit air rata-rata maksimum 16.240 m3/detik dan dengan debit rata-rata minimum
11.342 m3/detik, arus air kuat pada musim penghujan dan lemah pada musim kemarau
dengan kedalaman air rata-rata 6 meter.
• Sungai Amprong
Debit air rata-rata maksimum 10.261 m3/detik dan dengan debit rata-rata minimum
7.011 m3/detik, arus air kuat pada musim penghujan dan lemah pada musim kemarau
dengan kedalaman air rata-rata 4 meter.
9|KecamatanKedungkandang
Iklim
• Pada bulan Desember – Mei pada siang hari antara 20°C – 25°C
• Pada bulan Juni – Agustus pada siang hari antara 20°C – 28°C
• Pada bulan September – November pada siang hari antara 24°C – 28°C
Demografi
Perekonomian
10 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Pertanian
Pendidikan
Kesehatan
Olah raga
11 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
C. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
PENJELASAN PEMERINTAHAN
12 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
muda tingkat I, pengatur, dan pengatur tingkat I. Pengatur adalah orang yang
melaksanakan langkah-langkah realisasi suatu kegiatan dalam suatu instansi.
Golongan ini ditempati oleh orang-orang dengan pendidikan formal jenjang
sekolah menengah atas hingga Diploma III, atau sederajat. Pekerjaan-pekerjaan
di tingkat kepangkatan pengatur sudah mulai menuntut suatu ketrampilan di
bidang ilmu tertentu.
8. Golongan III (Penata) merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS golongan
III/Asampai III/D dengan sebutan secara berjenjang: Panata muda, penata muda
tingkat I, penata, dan penata tingkat I. Golongan ini ditempati oleh orang dengan
pendidikan formal jenjang SI atau Diploma IV ke atas, atau yang setingkat.
Dapat diasumsikan bahwa pekerjaan di tingkat ini sudah mulai menuntut suatu
keahlian di bidang ilmu tertentu dengan lingkup pemahaman kaidah ilmu yang
yang telah mendalam.
9. Golongan IV (pembina) merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS golongan
IV/A sampai IVD dengan sebutan secara berjenjang : pembina muda, pembina
tingkat I, Pembina utama muda, dan pembina utama. Sebagai jenjang tertinggi,
kepangkatan ini diperoleh setelah melalui suatu perjalanan karir yang panjang
sebagai PNS. Pekerjaan pada kelompok kepangkatan Pembina tidak hanya
menuntut keahlian di bidang ilmu tertentu, namun juga menuntut kematangan
dan kearifan kerja yang sudah diperolehsepanjang masa kerjanya. Dengan
Demikian, pembina adalah model peran bagi jenjang-jenjang di bawahnya guna
membina dan mengembangkan kekuatan sumber daya untuk kedepannya.
10. Kecamatan adalah sebuah daerah administratif di wilayah indonesia yang berada
di bawah wilayah tingkat II (kabupaten) atau kota, serta terdiri dari beberapa
kelurahan atau desa di dalamnya.
13 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
WILAYAH ADMINITRASI
14 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Jumlah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga menurut kelurahan di Kecamatan
Kedungkandang:
10 Madyopuro 17 123
11 Lesanpuro 11 94
12 Cemorokandang 11 63
Kecamatan Kedungkandang 117 898
Sumber: Kantor Kecamatan Kedungkandang
Jenis Kelamin
Kelurahan/Kecamatan Lelaki Perempuan Jumlah
(L+P)
Arjowinangun 6 3 9
Tlogowaru 5 5 10
Wonokoyo 6 3 9
Bumiayu 7 3 10
Buring 3 4 7
15 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Mergosono 5 4 9
KotaLama 5 4 9
Kedungkandang 5 4 9
Sawojajar 5 4 9
Madyopuro 4 5 9
Lesanpuro 6 3 9
Cemorokandang 6 5 11
Kecamatan Kedungkandang 22 6 28
Jumlah 85 53 138
Jumlah Aparatur Sipil Negara di Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan Menurut
Golongan di Kecamatan Kedungkandang :
Golongan
Kelurahan/Kecamatan I II III IV
Arjowinangun - 5 4 1
Tlogowaru 2 7 5 -
Wonokoyo - 4 4 1
Bumiayu 2 2 5 -
Buring - 2 5 -
Mergosono - 4 5 -
KotaLama 2 3 4 1
Kedungkandang - 4 5 1
Sawojajar - 2 6 -
Madyopuro - 2 7 -
Lesanpuro - 4 3 2
Cemorokandang - 2 8 1
Kecamatan Kedungkandang ... ... ... ...
Jumlah 6 37 57 6
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang
16 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
D. KELURAHAN DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG
18 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
1. KELURAHAN ARJOWINANGUN
Kampung Coklat
19 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Kampung coklat adalah salah satu kampung yang unik dan memiliki tema yang
spesifik kampung yang terletak di Kelurahan Arjowinangun ini adalah surganya pecinta
coklat di sini wisatawan akan dimanjakaan tidak hanya coklat dalam bentuk olahan jadi
saja namun juga pemandangan pohon dengan buah-buahan coklat yang sangat jarang
ditemui di kota-kota lain dan juga bisa menyaksikan acara siraman dimana
penduduknya menggunakan baju coklat saat menikah.
20 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
2. KELURAHAN BUMIAYU
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Bumiayu. Salah satu sekolah yang
punya nama di kelurahan ini adalah SMP Negeri 7 Malang.
Kelurahan ini memiliki Pasar Kaget yang biasa digelar pada Sabtu Malang dan
Minggu Pagi di Jalan Kembar. Pasar ini selalu ramai, tak hanya dikunjungi oleh warga
setempat, bahkan dari warga luar Kelurahan Bumiayu. Bisa dibilang, pasar ini menjadi
pesaing Pasar Minggu yang ada di Stadion Gajayana Malang.
Kenapa ada comotan nama Madura yang melekat pada julukan Kiai Abdul
Qodir? Karena memang Kiai Abdul Qodir alias Kiai Parseh berasal dari sana. Ada
sebuah titah dari guru beliau untuk berdakwah di luar Madura. Maka sampailah beliau
pada daerah Budengan (yang saat ini bernama Bumiayu). Dan lambat laun warga
Budengan menyebut beliau sebagai Parseh. Awalnya daerah Budengan ini masih belum
ada. Maka Kiai Parseh melakukan babat alas di daerah ini. Setelah itu di bangunlah
pondok pesantren untuk sarana para warga menuntut ilmu agama. Lambat laun
pesantren yang dibangun oleh beliau menjadi terkenal. Banyak pemuda pemudi uang
menuntut ilmu di pesantren yang kini berada di dekat pasar Gadang tersebut.
22 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
3. KELURAHAN BURING
Batas wilayah Kelurahan Buring yang memiliki luas ± 510 hektar, dan berada
pada ketinggian ± 440 meter dari permukaan laut, berbatasan dengan :
Keterbatasan air bersih dalam pemenuhan kebutuhan air dimana jaringan pipa
PDAM yang belum menjangkau daerah pelosok, mengakibatkan masyarakat
memanfaatkan air hujan. Hal ini mengakibatkan berbagai persoalan kesehatan
mengingat air hujan yang dimanfaatkan tersebut jauh dari kata layak dan sehat.
Program bedah rumah telah terlaksana di Kelurahan Buring dari dana dari
Instansi terkait,namun karena masih banyaknya rumah warga dengan kondisi yang
memperihatinkan maka program bedah rumah masih diperlukan kelanjutannya.
POTENSI
Potensi merupakan suatu keadaan yang terdapat pada suatu daerah dimana
keadaan tersebut dapat dikembangkan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dan terhadap daerah itu sendiri. Kelurahan Buring memiliki banyak potensi
yang dapat dikembangkan, baik potensi fisik maupun non fisik. Potensi-potensi tersebut
dapat dikembangkan dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
Kelurahan Buring. Potensi yang ada di Kelurahan Buring antara lain berupa potensi
kegiatan keagamaan , alam, potensi ekonomi, potensi sosial budaya, dan potensi
kelembagaan.
24 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Potensi Kegiatan Keagamaan Masyarakat
Potensi Alam
Potensi alam merupakan suatu potensi fisik dasar yang dimiliki suatu wilayah
atau kawasan. Potensi-potensi alam yang dimiliki Kelurahan Buring, antara lain:
Topografi
Kondisi tanah di Kelurahan Buring termasuk dataran tinggi yang subur sehingga
baik digunakan sebagai ruang terbuka hijau dan untuk lahan pertanian dan perladangan.
Tanaman-tanaman pertanian/ladang seperti ketela pohon, jagung, dan tebu dapat
berkembang dengan baik sehingga sebagian besar pendapatan masyarakat desa
diperoleh dari sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi tanah yang subur di
Kelurahan Buring dapat membuka peluang sebagai salah satu kawasan hutan kota /
kawasan terbuka hijau
Potensi ekonomi
Potensi ekonomi merupakan potensi yang dimiliki penduduk desa dari hasil
sektor mata pencaharian. Potensi ekonomi yang terdapat di Kelurahan Buring yaitu
sebagai berikut.
25 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
a. Komoditas pertanian
Sebagai desa yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa tanaman bambu.
Di Kelurahan Buring telah terbentuk kelompok pengrajin tusuk sate binaan Dinas
Perindag Kota Malang yang telah berjalan dan dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat serta mengurangi pengangguran yang ada. Komoditas pertanian lain yang
ada di Kelurahan Buring meliputi Ketela pohon, tebu, dan jagung. Komoditas-
komoditas tersebut dipasarakan di pasar-pasar terdekat sehingga untuk penyaluran hasil-
hasil produksi pertanian tidak membutuhkan biaya yang lebih untuk transportasi. Dari
hasil penjualan komoditas tersebut sebagian digunakan sebagai kebutuhan pangan
rumah tangga dan sebagian dikonsumsi sendiri oleh masyarakat.
Salah satu komoditas non pertanian lain sebagai potensi kelurahan Buring
adalah Rumah Seni Yagasu . Rumah Seni Yagasu yang berada di Kelurahan Buring
Kota Malang menggali kekayaan nusantara yang salah satunya adalah melalui batik
organik dengan memanfaatkan berbagai macam bahan pewarna alami yang digunakan
untuk batik organik diantaranya kulit kayu mahoni, akar mengkudu, secang, tenggeran,
kayu wangi, dan lain-lain. Selain memproduksi batik, Rumah Seni Yagasu juga
menyediakan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat,
26 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Potensi Kelembagaan
27 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
4. KELURAHAN CEMOROKANDANG
28 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
WKSBM (Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat,
Gerdu Taskin, PLKB, Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin,
Satgas Linmas, dan lain-lain.
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Cemorokandang. Dua sekolah negeri
yang menjadi andalan kalurahan ini adalah SMK Negeri 9 dan SMP Negeri 22. Sama
seperti kelurahan di sekitarnya, Cemorokandang termasuk dalam kelurahan yang
mengandalkan sektor agrobisnis, mengingat daerah persawahan dan ladang cukup luas
di wilayahnya. Tak heran jika bertani menjadi mata pencaharian utama mayoitas
penduduk Kelurahan Cemorokandang. Sayangnya, kelurahan ini masih masuk dalam
kategori kelurahan tertinggal di Kota Malang.
Letak Geografis
1. Kecamatan : 7 km.
2. Kota : 8 km.
29 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Batas Wilayah
Demografi
Jumlah Penduduk :
30 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
5. KELURAHAN KEDUNGKANDANG
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Kedungkandang. Total terdapat 18
sekolah negeri maupun swasta mulai dari tingkatan TK, hingga SMA atau yang
sederajat. Selain itu, terdapat pula pendidikan berbasis keagamaan seperti pondok
pesantren. Terdapat dua Ponpes di kelurahan ini, yakni Ponpes Al Munawaroh dan
Ponpes Al Hayatul Islamiyah.
32 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Luas Wilayah : 4,94 Km2
Kantor Kelurahan
KodePos 65137
Website : kelkedungkandang.malangkota.go.id
Potensi Wisata
Rolak, Destinasi Wisata Kampung Tematik Baru di Kota Malang
Kota Malang memiliki destinasi wisata baru. Konsep wisata kampung tematik tetap diusung
untuk menarik minat wisatawan. Kali ini dilakukan RW 3 Kelurahan Kedungkandang, Kota Malang.
33 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Mereka memperkenalkan Kampung Wisata Rolak. Destinasi wisata ini dikelola Kelompok Sadar Wisata
(Poksarwis) Rolakku Indah Kedungkandang.
Lahan wisata di wilayah irigasi milik Pemprov Jawa Timur itu berada di atas Sungai Amprong
atau biasa dikenal Sungai Rolak. Dulunya merupakan penempatan urugan pasir katel. Namun setelah
mendapatkan persetujuan pengelolaan dari Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur, kini oleh warga RW 3
Kelurahan-Kecamatan Kedungkandang Malang, disulap menjadi lokasi wisata.
34 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
6. KELURAHAN KOTALAMA
Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-
lain.
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Kotalama. Sayangnya tak banyak
sekolah menengah pertama atau pun menengah atas di wilayah kelurahan ini.
Kotalama juga menjadi nama sebuah stasiun kereta api tertua di Kota Malang,
yakni Stasiun Malang Kotalama. Meski demikian, stasiun tersebut tidak berada di
wilayah administratif Kelurahan Kotalama, melainkan di Kelurahan Ciptomulyo,
Kecamatan Sukun.
VISI
36 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
MISI
37 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
1. pelaksanaan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja
(Renja);
2. pelaksanaan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA);
3. penyusunan Penetapan Kinerja (PK);
4. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP);
5. pelaksanaan dan pembinaan ketatausahaan, ketatalaksanaan dan kearsipan;
6. pengelolaan urusan kehumasan, keprotokolan, dan kepustakaan;
7. pelaksanaan administrasi dan pembinaan kepegawaian;
8. pengelolaan anggaran dan retribusi;
9. pelaksanaan administrasi keuangan dan pembayaran gaji pegawai;
10. pelaksanaan verifikasi Surat Pertanggungjawaban (SPJ) keuangan;
11. pelaksanaan inventarisasi aset /kekayaan daerah yang ada di Kelurahan;
12. pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan;
13. pelaksanaan fasilitasi pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau
pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan
untuk memperbaiki kualitas layanan;
14. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan
publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah;
15. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
16. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai tugas dan fungsinya.
38 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
7. KELURAHAN LESANPURO
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Lesanpuro. Beberapa sekolah
menengah negeri yang ada di kelurahan ini di antaranya SMA Negeri 10, SMP Negeri
21, dan proyek SMP Negeri Satu Atap.
4. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
a. Lurah;
b. Sekretaris Kelurahan;
c. Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum;
d. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan;
e. Seksi Kesejahteraan Masyarakat;
41 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
8. KELURAHAN MADYOPURO
42 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga
masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi
sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM
(Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB
(Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana
Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB,
Dasawisma, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-
lain.
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Madyopuro. Salah satu sekolah
menengah negeri yang menjadi andalan kelurahan ini adalah SMK Negeri 6.
43 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
a. Makam Ki Ageng Gribig
Tak hanya makam Ki Ageng Gribig. Dalam kompleks makam tersebut, terdapat
pula makam para bupati Malang yang pernah memerintah pada akhir abad ke-19 hingga
abad ke-20. Salah satunya, terdapat makam R.A.A Notodiningrat, bupati pertama
Malang.
Pada malam-malam tertentu, terutama malam Jumat Legi, selalu saja ada
peziarah yang meramaikan makam tersebut. Berbagai berkah tentu mereka harapkan,
mulai keselamatan, penglarisari, gampang rezeki, hingga kebahagiaan lahir batin.
44 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
9. KELURAHAN MERGOSONO
45 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi
masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga
masyarakat, hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi
sosial kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM
(Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB
(Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana
Potensi warga di Kota Malang berhasil digali pada proses penjurian Otonomi
Award Lurah Camat 2018. Salah satunya di Kelurahan Mergosono, Kecamatan
Kedungkandang. Meski masuk daftar kelurahan berpredikat kumuh, kelurahan ini
menyimpan potensi ekonomi yang bisa diandalkan. Yakni, berdirinya kelompok usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Roemah Seroja. UMKM binaan Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kota Malang ini tengah berkembang dalam empat tahun
belakangan ini.
46 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
10. KELURAHAN SAWOJAJAR
47 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
hingga pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi sosial
kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan, PSM (Pekerja
Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan), KKB (Kader
Keluarga Berencana), BKB (Bina Keluarga Balita), WKSBM (Wahana Kesejahteraan
Sosial Berbasis Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB, Dasawisma,
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan lain-lain.
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di Jawa
Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Sawojajar. Salah satu sekolah
menengah yang menjadi andalan kalurahan ini adalah SMK Telkom Sandhy Putra.
Awak media buktipres.com saat mewawancarai salah satu tokoh yang ada di
Warung Budaya, “Adanya warung budaya bermula dari inisiatif para tokoh budaya
Malang yang prihatin melihat kondisi Malang yang lambat laun melupakan budaya asli
Malang, maka dari situlah kami membuka warung budaya di kota Malang yang berada
di Jl.SAWOJAJAR RUKO WOW Blok SH 2/6, MALANG-JAWA TIMUR”.
48 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Malang untuk menjalin silahturahmi dan tempat sharing budaya yang banyak dilupakan
oleh masyarakat kota Malang, untuk melestarikan kembali tentang budaya yang masih
ada di kota Malang supaya masyarakat dan anak muda di Malang mau bersatu bahwa
pentingya budaya di dalam kehidupan kita sehari-hari “(ujarnya )(yasin/red)
49 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
11. KELURAHAN TLOGOWARU
Kelurahan Tlogowaru adalah salah satu dari 12 kelurahan yang ada di wilayah
Kecamatan Kedungkandang, yang lokasinya berada di sebelah timur selatan memiliki
ketinggian rata-rata 452-660 m dari permukaan laut, dengan luas wilayah kurang lebih
ATRAKSI WISATA
KAMPUNG TOPENG
(Liputan6.com/Zainal Arifin)
HTM : Rp. 5.000/orang
Peresmian Kampung Topeng terjadi pada tanggal 14 februari 2017 oleh walikota
Malang yakni bapak Moch. Anton. Hebatnya pengunjung tak sekedar melakukan
berbagai kegiatan berfoto menyenangkan bersama bersama bentuk topeng, melainkan
pengunjung diperkenankan membuat dan mewarnai topeng secara mandiri, tentu
mengasyikkan bukan.
Taman rekreasi kampung Topeng memiliki luas lahan wisata 5.000 hektar
persegi, destinasi wisata ini masih naungan pemerintah daerah kota Malang. Kampung
topeng didirikan melalui program “desa ku menanti” dari kementerian sosial. Ada
setidaknya ada 40 unit rumah yang dibangun dan sebagian besar penghuninya ialah
pedagang kecil, pengemis dan gelandangan.
51 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Sesampai di lokasi wisata, pengunjung akan disambut oleh ratusan topeng yang
beraneka warna dari berbagai karakter yang diletakkan secara berselang-seling,
ditambah lagi beraneka bunga cantik dan juga ada
topeng raksasa memiliki tinggi 7,5 meter dan lebar 5 meter. Dimana kedua topeng
ikonik itu merupakan tokoh pewayangan yaitu Dewi sekartaji dan Asmorobangun.
Cerita menarik Panji Asmorobangun memang sering menjadi tradisi dan seni
masyarakat Malang.
52 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Keberadaan wisata unik Malang taman
Topeng membuat pengunjung penasaran dan
informasi wisata tersebut mudah tersebar ke
seluruh wilayah. Maka tak heran bila
semakin hari wisata taman Topeng semakin
berbenah dan berkembang, sejumlah fasilitas
wahana permainan terus bertambah, semua
itu demi menjadikan taman topeng sebagai
ikon baru destinasi wisata unik di kabupaten
Malang.
Sebagai mendukung kegiatan sektor pariwisata kampung wisata 100 topeng di
Tlogowaru, pemerintah membina warga
setempat, mulai dari kalangan remaja membuat organisasi kesenian, belajar tari topeng,
hingga ibu-ibu memproduksi beberapa souvenir wisata dan beragam menu wisata
kuliner.
54 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
12. KELURAHAN WONOKOYO
Letak Geografis
56 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Tugu monumen Hamid Rusdi Wonokoyo Malang
Letda Ismail Effendi, Abdul Razak, dan dua orang pemilik rumah seorang bapak dan
menantunya.Sedangkan di rumah kedua ditempati Kopral Sukarman dan Pak Sarijan.
Setelah larut malam, rumah yang ditempati Mayor Hamid Rusdi dikepung pasukan
Belanda. Mereka berlima dibawa ke tepi sungai dekat Desa Wonokoyo.
Di sini kelima orang tersebut ditembak mati oleh pasukan Belanda. Komandan
Mobil Gerilya I, Komandan Batalyon I Mayor Hamid Rusdi, beserta Letnan Ismail
Effendi, Abdul Razak gugur bersama kedua pemilik rumah. Tanggal 8 Maret 1949
siang hari, kelima pahlawan tersebut dimakamkan di Wonokoyo.
Itu tadi sepenggal kisah perjuangan Mayor Hamid Rusdi yang diceritakan
kembali oleh tim Jelajah Jejak Malang (JJM) saat mengunjungi beberapa monumen
yang ada di Kota Malang.
57 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
Tidak banyak warga Malang yang tahu tentang keberadaan Monumen Hamid
Rusdi, bahkan saat tim Bakti Situs dari KNPI Kota Malang dan JJM bertanya kepada
warga sekitar monumen, banyak diantaranya yang tidak tahu kisah perjuangan Mayor
Hamid Rusdi.
58 | K e c a m a t a n K e d u n g k a n d a n g
DAFTAR PUSTAKA
https://beritalima.com/launching-warung-budaya-kota-malang/
https://buktipers.com/warung-budaya-melestarikan-budaya-malang/
https://cintaihidup.com/15-tempat-wisata-lingkungan-malang-yang-perlu-anda-kunjungi/
https://keckedungkandang.malangkota.go.id/kelurahan/
https://kelcemorokandang.malangkota.go.id/?page_id=155
https://kellesanpuro.malangkota.go.id/
https://malangkota.bps.go.id/publication/2018/09/26/388b95674e0c9a73131857d9/keca
mata n-kedungkandang-dalam-angka-2018.html
https://ngalam.co/2016/04/15/ada-tayub-di-balik-terbentuknya-kelurahan-
kedungkandang/
https://ngalam.co/2016/03/15/profil-kelurahan-arjowinangun-kecamatan-
kedungkandang- kota-malang/
https://ngalam.co/2016/03/16/profil-kelurahan-tlogowaru-kecamatan-kedungkandang-kota-
malang/
https://ngalam.co/2016/03/19/profil-kelurahan-mergosono-kecamatan-kedungkandang-
kota- malang/
https://ngalam.co/2016/03/20/profil-kelurahan-bumiayu-kecamatan-kedungkandang-kota-
malang/
https://ngalam.co/2016/03/26/profil-kelurahan-sawojajar-kecamatan-kedungkandang-kota-
malang/
https://ngalam.co/2016/03/28/profil-kelurahan-cemorokandang-kecamatan-kedungkandang-
kota-malang/
https://ngalam.co/2016/03/29/profil-kelurahan-kedungkandang-kecamatan-kedungkandang-
kota-malang/
https://radarmalang.id/tepis-kampung-kumuh-mergosono-punya-roemah-seroja/
https://www.datawisata.com/kampung-topeng-malang /
iii | P a g e
https://www.google.com/amp/s/i6penyuluhanfapetub2017.wordpress.com/2017/03/16/profil-
desa-wonokoyo/amp/
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kabarpaspasuruan/monumen-hamid-
rusdi-di-malang-yang-mulai-terlupakan-1541812301234000350
https://www.kompasiana.com/wisata-kampung-topeng
https://www.lingkarmalang.com/rekam-jejak-kyai-parseh.html
https://www.malangtimes.com/baca/23474/20171221/093659/empat-makam-keramat-di-
malang-yang-dipercaya-bawa-keberkahan 30/12/19 16:50
iv | P a g e