Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Laporan Kuliah Kerja Lapangan
Laporan Kuliah Kerja Lapangan
PENDAHULUAN
1
mmpunyai nilai lebih karena lebih diminati konsumen sebagai pemakai produk
tersebut.
Kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang
menunjang kemampuannya untuk menunjang kebutuhan yang dispesifikasikan
atau ditetapkan. Kualitas sering diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer
statisfication) atau konfirmasi terhadap kebutuhan atau persyaratan (conformance
to the requirement) (ISO 8420 Quality Vocabulary dalam Gaszper (2002 : 5).
Kualitas produk dipandang sebagai pertanda bahwa pelanggan akan lebih loyal,
membeli lebih banyak karena kualitas produk merupakan salah
satu factor kunci sukses perusahaan. Kualitas juga berperan sebagai pembeda
dari produk pesaing dalam industry yang sama bagi pelanggan terhadap produk.
Kualitas produk merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang
membentuk produk, sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah. Mutu
merupakan factor ketertarikan berdasar logika atau pertimbangan –
pertimbangan. Bila konsumen merasa akan mendapatkan kepuasan dari suatu
produk maka konsumen tersebut akan tertarik untuk membeli produk tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertari untuk membuat laporan dengan
judul “IMPLEMENTASI TQM TERHADAP KUALITAS PRODUK YANG
DIHASILKAN OLEH PT. DUA KELINCI”.
2
2. Bagi STIE Widya Manggala
Menambah kepustakaan dan pengetahuan mahasiswa serta dapat dijadikan
sebagai bahan bagi pihak yang membutuhkan, terutama yang berhubungan
dengan TQM terhadap kualitas produk suatu perusahaan.
3. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan bagi perusahaan untuk mendapatkan alternative dalam
pengambilan keputusan perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan
TQM terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Contoh diatas menggambarkan salah satu aspek dari kualitas, yaitu aspek
hasil. Pertanyaan mengenai “apakah produk atau jasa tersebut memenuhi
atau bahkan melebihi harapan pelanggan?” merupakan aspek yang penting
dalam kualitas. Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran
relative kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan
kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk,
sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran sebearapa jauh suatu
produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah diterapkan.
Akan tetapi aspek ini bukanlah satu-satunya aspek kualitas. TQM merupakan
4
konsep yang jauh lebih luas, yang tidak hanya menekankan pada aspek hasil
tetapi juga kualitas manusia dan kalitas prosesnya. Bahkan Stephen Uselac
menegaskan bahwa kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi
juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia.
5
daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungannya.
Total quality approach hanya dapat dicapai dengan memperhatikan
karakteristik TQM berikut ini :
Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal .
Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
Memiliki komitmen jangka panjang.
Membutuhkan kerja sama tim (teamwork).
Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
Memberikan kebebasan yang terkendali.
Memiliki kesatuan tujuan.
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
1. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas.
Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-
spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh
pelanggan. Pelanggan sendiri itu meliputi pelanggan internal dan
pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk
dipuaskan dalam segala aspek, termasuk di dalamnya harga
keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas
perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para
pelanggan.
6
Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai
(value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan maka
semakin besar pula kepuasan pelanggan.
2. Respek Terhadap Setiap Orang
Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan
dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas
tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan merupakan
sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu
setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi
kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil
keputusan.
3. Manajemen Berdasarkan Fakta
Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta.Maksudnya bahwa
setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada
perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal
ini. Pertama, prioritisasi (prioritization) yakni suatu konsep
bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada
saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang
ada. Oleh karena itu dengan menggunakan data maka manajemen
dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada
situasi tertentu yang vital.
Konsep kedua, variasi (variation) atau variabilitas kinerja
manusia. Data statistic dapat memberikan gambaran mengenai
variabilitas yang merupakan bagian yang wajar bagi setiap
keputusan dan tindakan yang dilakukan.
4. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses
secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan
berksinambunagan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus
PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan
rencana, dn tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
7
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan, maka dalam menjalankan usaha
terdapat sepuluh komponen utama TQM (Goetsch dan Davis, 1994, pp, 14-
18) dijelaskan sebagai berikut :
3. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk
mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.
Dengan demikian data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok
duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
8
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali diciptakan
persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya
saingnya terdongkrak. Akan tetapi persaingan internal tersebut cenderung
hanya menggunakan dan menghabiskan energy yang seharusnya dipusatkan
pada upaya perbaikan kualitas, yang pada gilirannya untuk meningkatkan
daya saing eksternal.
Sementara itu dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama
tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan
perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintahan, dan
masyarakat sekitarnya.
9
ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan
tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu
unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu
keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.
9. Kesatuan Tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki
kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan
yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu
ada persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan
mengenai upah dan kondisi kerja.
Pada uraian diatas telah dijelaskan bahwa pengertian kualitas sangat beragam.
Para pakar kualitas juga memberikan definisi masing-masing. Crosby
mendefinisikan sebagai sama dengan persyaratannya. Deming menyatakan
bahwa kualitas merupakan suatu tungkat yang dapat diprediksi dari
keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan
pasar. Sementara itu J.M. Juran mengartikannya sebagai cocok untuk
digunakan (fitness for use) dan definisi ini sendiri memiliki dua aspek utama,
yaitu :
1. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan
Kualitas yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan
kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual , dapat bersaing
dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta
dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
10
2. Bebas dari kekurangan
Kualitas yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat
kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi
pembayaran biaya garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan,
mengurangi inspeksi dan pengujian, mengurangi waktu pengiriman
produk ke pasar, meningkatkan hasil (yield) dan kapasitas, dan
memperbaiki kinerja penyampaian produk atau jasa.
David Garvin (dalam Lovelock, 1994, pp. 98-99; Ross, 1993, pp. 97-98)
mengidentifikasikan adanya lima alternative perspektif kualitas yang biasa
digunakan, yaitu:
1. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakab atau diketahui, tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan
dalam seni music, drama, seni tari, dan seni rupa. Selain itu perusahaan dapat
mempromosikan oroduknya dengan pernyataan-pernyataan seperti tempat
berbelanja yang menyenangkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan
wajah (kosmetik), kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lain-
lain. Dengan demikian fungsi prencanaan, produksi , dan pelayanan suatu
perusahaan sulit sekali menggunakan definisi seperti ini sebagai dasar
manajemen kualitas.
2. Product – based Approach
Pendekataan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang
dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaaan dalam kualitas
mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang
dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat
menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual.
3. User – based Approach
Pendekatan didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang
yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi
seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas
paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand-oriented ini juga
menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan
11
keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama
dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.
4. Manufacturing – based Approach
Perspektif ini bersifat supply – based dan terutama memperhatikan praktik-
praktik perekayasaan da pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas
sebagai sama dengan persyaratan (conformance to requirements). Dalam
sector jasa, dapat dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operations-driven.
Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan
secara internal, yang seringkali didorong oleh tujuan peningkatan
produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah
standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang
menggunakannya.
5. Value – based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan
mempertimbangkan trade of antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan
sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bersifat
relative, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu
produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk
atau jasa yang paling tepat dibeli (best-buly).
12
BAB III
13
1985 dan perusahaannya diberi nama PT. Dua Kelinci. Pada tanggal 15
Juli 1985, dibangunlah sebuah pabrik di tanah seluas 6 Ha di Kabupaten
Pati dengan nama PT. DUA KELINCI oleh Ali Arifin dan Hadi Sutiono.
Hal itu dimaksudkan agar lebih menjamin kualitas dan dapat memenuhi
permintaan pasar yang cukup besar hingga terseber ke kota-kota seluruh
Indonesia. Memilihnya wilayah Kabupaten Pati untuk mendirikan suatu
pabrik karena di wilayah Kabupaten Pati adalah pusat penghasil kacang di
Jawa Tengah. Dengan berdirinya pabrik di Kabupaten Pati maka akan
sangat mudah untuk mendapatkan pasokan kacang tanah yang lebih baik.
Hal ini sangat penting dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
menghasilkan suatu produk yang berkualitas. Kini dengan visi yang
“mengutamakan kepuasan pelanggan”, PT. DUA KELINCI mampu
menjadi industri kacang garing terbaik di Indonesia.
Perkembangan usaha kacang ini semakin meningkat dengan pesat,
sejak tahun 2000 perusahaan terus melakukan pengembangan produk
dengan memproduksi varian kacang kulit, kacang berbalut tepung, serta
produk makanan ringan berbahan dasar tepung. Hal ini seiring dengan
pengembangan teknologi modern pada peralatan dan mesin produksi.
Selanjutnya perusahaan mengembangkan produk yang berbasis pada biji-
bijian atau serelia. Dengan visi "menjadi yang terbaik di bidang food and
beverage industry", perusahaan berkomitmen untuk terus memperbaiki
mutu produksi dengan menerapkan standar manajemen yang berstandar
internasional, serta menjaga manajemen keamanan dan kehalalan pangan.
Dengan kebijakan mutu yang diterapkan Dua Kelinci yang memberikan
kepuasan tertinggi kepada pelanggan, perusahaan terus melakukan
inovasi-inovasi guna menjaga eksistensinya. Di antaranya melakukan
Corporate Social Responsibility (CSR) dengan memberikan dukungan
dan apresiasi kepada olahragawan nasional, santunan yatim piatu dan
duafa, memberikan sumbangan kepada korban bencana alam, donor
darah, program penghijauan, dan beberapa kegiatan lain yang melibatkan
seluruh karyawan, masyarakat dan pemerintah.
3.1.2 Keadaan Lokasi Pabrik dan Sekitarnya PT. Dua Kelinci
PT DUA KELINCI terletak di seberang jalan raya Pati - Kudus yaitu
sekitar 6,3 km dari pusat kota Pati ke arah barat dan sekitar 37 km dari
kota Kudus ke arah timur.
14
Lokasi pabrik ini berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Gantungan, Kecamatan
Margorejo.
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Soko, Kecamatan
Margorejo.
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Soko, Kecamatan
Margorejo.
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Lumpur, Kecamatan
Margorejo.
15
b. Bekerja secara konsisten untuk meningkatkan kinerja dan memperkuat
merk perusahaan dengan memenfaatkan jaringan dan memperluas
distribusi global kami.
c. Bersdaing dalam kualitas dengan menjadi efisien dan menerapkan
teknologi baru, dan tetap respinsif terhadap kebutuhan dan keinginan
konsumen di indonesia dan internasional
3.1.4 Slogan dan Komitmen PT. DUA KELINCI
Slogan dan Komitmen PT. DUA KELINCI Dalam usaha yang
dilakukan guna meningkatkan kinerja dan meningkatkan kepuasan
konsumen, maka PT Dua Kelinci Pati memiliki Slogan dan Komitmen
sebagai berikut :
SloganPerusahaan:
“Menjadi yang terbaik di bidang food dan beferage industry”
Komitmen Perusahaan:
1. Menjaga kualitas produk-produk terbaik aman, dan halal demi
kepuasan pelanggan. Meningkatkan produktifitas dan daya saing melalui
pengembangan produk dan teknologi.
2. Mengembangkan manajemen dan Sumber daya serta mengantisipasi
perubahan global.
3. Mengupayakan dan memperbaiki kelestarian dan keharmonisan
lingkungan.
16
memancing. Pada saat memancing, didapati dua ikan melompat dari air.
Pertanda baik bagi sang pemilik. Bermula dari kisah itu lahirlah desain
logo berupa gambar dua ekor kelinci duduk diatas sebuah kacang sedang
memancing dengan dua ekor 17 ikan yang melompat dari air. Selama
beberapa dekade, logo tersebut menjadi ikon kacang Indonesia. Kini, logo
yang bernilai historis telah berganti. PT. Dua Kelinci meluncurkan logo
baru. Masih mempertahankan ikon berupa dua ekor kelinci, dengan
tampilan desain yang lebih sederhana dan berkesan modern. Logo baru
PT. Dua Kelinci berupa simbol dua ekor kelinci yang menghadap kearah
kanan, dengan bagian atas berupa ruang positif dan kelinci di bawah
berupa ruang negatif. Tipografi lama masih tetap dipertahankan.
Perubahan tersebut merupakan sebuah kemajuan. Logo baru PT. Dua
Kelinci yang sederhana lebih mudah diaplikasikan pada berbagai media.
Ketika logo baru dikecilkan masih terlihat karakter unik dan bentuk
spesifikasinya. Selain lebih mudah diingat, logo baru juga tidak terlalu
banyak elemen grafis yang kurang penting seperti logo lama.
Gambar 2.2
Transformasi Logo
17
3.2 Struktur Organisasi PT. DUA KELINCI
(Sumber : https://struktur.shareinspire.me/2019/09/bagan-struktur-
organisasi-pt-dua-kelinci.html)
Struktur organisasi PT Dua Kelinci menerapkan bentuk organisasi lini dan staf
manager. Garis kekuasaan pada organisasi lini adalah lurus kebawah dan setiap
bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasannya. Wewenang pada organisasi
lini biasanya berwujud wewenang dari atasan kebawahan secara langsung.
Operational Director utama perusahaan sebagai motor penggerak yang bertugas
memberi motifasi, saran dan memimpin menjalankan proses kerja perusahaan.
18
dengan ketersediaan fasilitas modern, teknologi terkini, penambahan staf
yang profesional dan berdedikasi.
1. KACANG PANGGANG
a. Kacang Sangrai
Kacang panggang pasir adalah cemilan tradisional dibuat dari kacang
mentah segar yang diproses dengan cara dipanggang pasir untuk
menghasilkan kacang panggang yang lezat dan beraroma khas
b. Kacang Garing
Dibuat dari kacang pilihan yang diproses dengan teknologi modern
untuk menghasilkan kacang yang renyah, gurih dan bersih. Kacang
Dua Kelinci mengandung protein dan lemak nabati sebagai suplemen
gizi dan sumber energi.
c. Kacang Rasa Bawang
Varian dari kacang kulit Dua Kelinci dengan aroma khas bawang
putih yang menggoda selera. Tidak hanya rasanya yang unik tapi
kadar antioxidant pada bawang putih juga membuat varian Dua
Kelinci yang satu ini sehat untuk dikonsumsi.
19
Gambar 3 Produk Kacang Panggang
2. KACANG BERSALUT
a. Kacang Kribo
Kacang bersalut kombinasi mantap dari tepung dan bumbu pilihan
membuat Kacang Sukro menjadi pilihan favorit keluarga. Hadir
dengan varian rasa Original, BBQ, Polong dan Kacang Koro (Sukro
Kribo).
b. Kacang Telur
Kacang bersalut dengan rasa khas telur yang gurih dibuat dengan
proses oven sehingga teksturnya lebih renyah dan lebih sehat, karena
tidak melalui proses penggorengan. Rasa juga menjadi lebih enak dan
nikmat.
c. Sukro BBQ
Kacang bersalut kombinasi mantap dari tepung dan bumbu pilihan
membuat Kacang Sukro menjadi pilihan favorit keluarga. Hadir
dengan varian rasa Original, BBQ dan Kacang Koro (Sukro Kribo).
d. Kacang Sukro Original
Kacang bersalut kombinasi mantap dari tepung dan bumbu pilihan
membuat Kacang Sukro menjadi pilihan favorit keluarga. Hadir
dengan varian rasa Original, BBQ dan Kacang Koro (Sukro Kribo)
20
3. KACANG POLONG
a. Polong Original
Terbuat dari kacang polong pilihan digoreng dengan lapisan tepung
yang tipis dan lembut. Kaya akan sumber protein dan serat, Dua
Kelinci Polong adalah pilihan tepat sebagi cemilan sehat yang kaya
akan energi.
b. Mixnut
Campuran kacang tanah, kacang polong dan koro, dikombinasikan
dengan daun jeruk sehingga menghasilkan aroma yang khas dan rasa
yang unik. Makanan ringan ini sangat kaya akan nutrisi sehat seperti
protein nabati dan serat yang tinggi.
c. Lofet
Kacang kupas yang diproses khusus untuk mengurangi kadar
lemaknya sehingga membuat cemilan favorit ini rendah kalori.
Campuran bumbu spesial dan kesegaran daun jeruk nipis menciptakan
rasa yang khas dan nikmat.
4. MAKANAN RINGAN
a. Krip – krip
KRIP KRIP Multigrain adalah snack yang terdiri dari bahan yang
kaya akan serat serta biji-bijian seperti gandum, jagung, oat dan biji
bunga matahari. Tersedia dalam 3 varian rasa, yaitu Original, Spicy
BBQ, dan Sweet Chili. KRIP KRIP Multigrain bisa dikonsumsi di
segala suasana dan kapanpun dapat dinikmati tanpa rasa khawatir
karena kandungan serat yang lebih tinggi daripada chip snack lainnya.
21
b. Tic – tic mix
Tic Tac Mix adalah snack campuran yang mengandung sembilan rasa
yang berbeda, termasuk empat Tic Tac, kacang polong, dan marning.
Kombinasi rasa yang berbeda dan teksturnya menciptakan sensasi
rasa yang unik, lezat dan seru.
c. Tic – tic Sapi Panggang
Cemilan gurih di kala santai terbuat dari tepung dan bumbu terbaik,
khusus diformulasikan dengan perpaduan rempah-rempah yang unik.
Hadir dalam lima pilihan varian rasa Original, Pedas, Rumput Laut,
Sapi Panggang, dan Ayam Bawang.
5. WAFER
a. Deka Crepes
Wafer lipat bertekstur tipis yang dibuat dengan formula khusus
menghasilkan kombinasi rasa yang lezat dan nikmat. Setiap
kandungannya berpadu dengan kerenyahan wafernya sehingga
memberikan sensasi yang istimewa dibanding wafer biasa. Terdiri
dari dua varian rasa, yaitu Coklat Kacang dan Coklat Pisang.
22
Gambar 7 Produk Wafer
b. Mesin Cleaner
Mesin cleaner ada 2 yaitu cleaner medium dan cleaner basah. Mesin
medium memisahkan kacang yang ukuran kecil supaya tidak masuk
kekebagian proses selanjutnya. Setelah itu dirontokan tanah dan
dipilih kacang kecil, masuk ke cleaner basah yang berguna untuk
membasahi kacang serta membersihkan kacang dari tanah yang masih
melekat pada kacang.
23
Gambar 9. Mesin cleaner pada devisi kacang garing
(Sumber : repository.unika.ac.id)
c. Washing (Pencucian)
Kacang sudah disemprot dengan air kemudian masuk ke bagian
pencucian. Pada bagian ini kacang akan dicuci dengan cara diputar
dalam air.
d. Mesin Cooking
Kacang yang sudah bersih dilanjutkan ke proses masak. Dengan suhu
100°C, proses perebusan selama 5-10 menit.
24
e. Mesin Dryer
Kacang yang sudah dimasak langsung masuk kebagian pengeringan.
Proses pengeringan dilakukan sebanyak 2 kali agar tidak mudah
gosong. Lama proses pengeringan juga dilakukan selama 10-12 jam.
Sistem kerja mesin ini memberikan suhu udara panas100°C.
f. Gravity
Mesin ini berguna untuk memisahkan kacang muda dan kacang tua.
25
h. Mesin Oven
Pengovenan bertujuan untuk membentuk flavour kacang serta kacang
renyah dan gurih.
j. Pengemasan
Pengemasan dibagi menjadi 2 line. Line yang pertama untuk kacang
mutu ekspor dan line yang kedua untuk kacang medium.
26
3.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKL
3.4.1 Lokasi Pelaksanaan KKL
Lokasi kuliah kerja lapangan berada di PT Dua Kelinci Pati di Jl.
Raya Pati-Kudus No.Km. 6,3, Lumpur, Bumirejo, Kec. Margorejo,
Kab.Pati 59163.
3.5 Pembahasan
3.5.1 Kualitaas Produk PT. Dua Kelinci
Pengawasan mutu produk merupakan hal yang sangat penting dalam
bidang industry. Sebagian besar konsumen juga sudah memiliki
kesadaran akan pentingnya mutu dari produk pangan shingga
memberikan banyak tuntutan pada produsen mengenai status, daya beli,
kesehatan, dan sebagainya. Berdasarkan tuntutan tersebut, maka
perusahaan berusaha menerapkan standar mutu pada produknya. Ketika
standar mutu telah diterapkan, maka langkah selanjutnya adalah menjaga
agar standar mutu yang telah diterapkan dapat konsisten. Pengawasan
mutu pangan dilakukan dalam seluruh tata waktu produksi pengadaan dan
konsumsi (Arpah, 1993)
Pada KKL di PT Dua Kelinci, saya mengambil pembahasan mengenai
pengendalian mutu produk terutama pada proses pemasakan hingga
proses pengemasan. Dimana pada kedua proses tersebut sangatlah krusial,
karena dapat berpengaruh terhadap proses selanjutnya dan berpengaruh
pula ke produk akhir sebelum diterima ditangan konsumen. Pengendalian
mutu produk dilakukan untuk produk akhir saja, akan tetapi juga
dilakukan untuk bahan baku yang digunakan serta pengawasan mutu
setiap tahap proses produksi. Proses produksi yang dilakukan akan
menentukan kualitas dari produk akhir. Dalam melakukan pengendalian
mutu ditiap proses produksi, PT Dua Kelinci melakukan pengawasan
setiap jam tertentu untuk mengecek keadaan proses dengan berdasar pada
27
standar yang telah ditentukan seperti pada proses penerimaan bahan baku,
proses pemasakan hingga proses pengemasan.
28
Untuk mengetahui kualitas kacang dilakukan pengujian. Cara
pengujian kualitas mutu kacang tanah dilakukan dengan mengambil
sampel 1 kilogram lalu kacang akan dicuci untuk menghilangkan tanah-
tanah yang ada dikacang. Lalu kacang dipilah-pilah untuk menentukan
kacang-kacang yang memenuhi standar. Standar kacang yang digunakan
dalam penentuan perbandingan adalah kacang yang memiliki sifat berbiji
2, segar, ukurannya sesuai standar (>9mm), yang ada isinya dan tidak
burik. Lalu dilakukan perbandingan dengan menggunakan pemondokan
tangan dengan standar minimal kacang yang diterima adalah adalah 2:1.
Bila kacang kurang dari standar maka kacang akan dianggap jelek dan
dikembalikan ke supplier sedangkan bila lebih dari perbandingan maka
kacang akan diterima dan semakin tinggi perbandingan maka kacang
akan dihargai lebih tinggi.
Mutu dari bahan baku akan berpengaruh terhadap proses produksi dan
produk akhir nantinya. Kacang tanah merupakan komoditi pertanian yang
mudah diproses menjadi makanan ringan disebut kacang garing. Dimana
sangat digemari masyarakat sebagai makanan ringan favorit. Maka dari
itu, mutu dari kacang tanah ini perlu diperhatikan agar dapat memperoleh
hasil produk yang maksimal. Standar mutu utama sebagai indikator
bahan baku yang baik yaitu kacang tanah yang segar (tidak layu), tidak
bau busuk serta tidak terdapat jamur (aflatoksin).
PT Dua Kelinci melakukan proses perebusan kacang (pemasakan)
dengan penambahan garam untuk memperpanjang umur simpan serta
menginaktivasi kandungan aflatoksin pada kacang sebelum dikeringkan.
Maka dari itu, diperlukan pengendalian mutu pada proses produksi
kacang garing terutama pada proses pemasakan (sebelum pengeringan)
dan pengemasan yang rentan terjadi cross contamination dan kontaminasi
jamur/ kapang penghasil aflatoksin.
3.5.3 Manajemen Mutu (Standar Mutu) Proses Produksi Kacang Garing
1. Masak
Pada proses pemasakan adalah proses yang sangat krusial untuk
menjaga kualitas kacang, entah dari kontaminasi jamur ataupun
kontaminasi lainnya. Aflatoksin mengontaminasi kacang saat kacang
berada dalam tanah, jika tidak segera dikeringkan atau kandungan
tersebut tidak diinaktifkan maka akan berakibat fatal pada produk
29
akhir nantinya. Proses pemasakan inilah sebagai antisipasi untuk
mengurangi kandungan aflatoksi. Hal ini bis aterjadi karena, kacang
harus dikeringkan sesegera mungkin maksimal 48 jam setelah panen
(Kasno, 2009). Untuk mempercepat proses pengeringan kacang
dilakukan perebusan terlebih dahulu untuk mengurai kandungan air
yang terikat didalam kacang.
Pada proses pemasakan tersebut juga rentan terjadi penurunan mutu
kacang karena pengaruh penambahan garam dan tawas atau karena
lamanya proses pengolahan. Dalam menjaga kualitas kacang
dilakukan menajemen mutu yaitu dengan pengecekan kadar garam,
pH, dan juga kematangan kacang. Pengecekan kadar garam dan pH
dilakukan setiap 1 jam sekali. Proses pemasakan sendiri bertujuan
untuk memberikan rasa asin serta untuk memberikan umur simpan
produk lebih lama serta memudahkan proses selanjutnya yaitu
pengovenan. Berdasarkan QC (Quality Control) proses cooking PT
Dua Kelinci, tingkat keberhasilan dari pengendalian mutu pada proses
pemasakan atau cooking ini yaitu kadar garam dan pH kacang hasil
rebus, dimana meliputi sebagai berikut :
a. Kebersihan ≥ 90% bersih, tidak ada tanah yang melekat
b. Kadar garam 16%
c. pH air 5,5 - 6
d. Lama perebusan ± 9 menit
e. Suhu pemasakan 100-115oC
30
air rebusan maka dari itu perlu adanya penambahan tawas dimana
fungsinya untuk mengatur pH kacang serta menjernihkan air rebusan
agar tidak boros air. Air juga diganti tergantung pada tingkat
kejenuhan tertentu. Penambahan tawas bertujuan untuk menurunkan
tanah dengan kadar tawas 1-3%. Pengecekan pH tersebut
menggunakan kertas lakmus. Saat ph dibawah standar maka perlu
penambahan air murni apabila kadar pH lebih dari standar maka perlu
penambahan tawas. Setelah selesai pemasakan, diambil sampel
kacang diukur kadar airnya. Kadar air kacang basah yaitu 45-57%.
Kacang yang sudah dimasak kemudian dibawa ke proses pengeringan
atau ke mesin drying menggunakan belt conveyor.
2. Packing (Pengemasan)
Proses pengemasan ini merupakan proses terakhir dalam produksi
kacang garing yaitu mengemas kacang garing dengan bahan kemasan
metallized film dengan jenis LDPE (Low Density Poly Etylen)
dimana juga tergantung pada masing-masing gram kacang yang
dikemas. Berdasarkan QC proses packing PT Dua Kelinci Divisi
kacang garing, pengendalian mutu yang dilakukan pada proses
pengemasan sebagai berikut:
a. Kebersihan kacang bebas dari benda asing (selain kacang)
b. Bahan kemasan baik dan tidak cacat
c. Hasil kemasan rapat (tidak bocor), rapi dan kuat sesuai
standarisasi pengemasan
d. Kode produksi/kadaluarsa sesuai tanggal produksi + 1 tahun
(kecuali permintaan khusus, toleransi max 15 hari, dengan
cacatan khusus pada formulir inspeksi akhir)
e. Isi kemasan netto sesuai yang tertera dikemasan
f. Kemasan polybag/los sesuai order
g. Sarana packing yaitu sakcbin packing bagian dalam, dinding
dan atap bersih, atap selalu tertutup, bebas dari kontaminasi
benda asing seperti rafia, tikus, dan serangga.
31
sesuai standar maka akan dilakukan proses pengulangan pengeringan
tetapi apabila kadar air tidak jauh dari standar maka kacang hanya
akan mengalami proses pengulangan sortasi untuk menjamin bahwa
tidak ada benda asing yang ikut. Kerusakan kemasan seperti
misprinting dan masalah-masalah lainnya maka kemasan akan
dikumpulkan dan dijual.
32
Proses pengemasan ini merupakan proses terakhir dalam produksi
kacang garing yaitu mengemas kacang garing dengan bahan kemasan
metallized film LDPE dimana juga tergantung pada masing-masing
gram kacang yang dikemas. Berdasarkan Fellows (2000), dikatakan
bahwa faktor pemilihan bahan plastik sebagai kemasan ini haruslah
memiliki barrier yang baik terhadap gas dan kelembaban serta
memiliki sifat bisa direkatkan. Selain itu, mettallized film LDPE ini
haruslah kuat tapi ringan, inert, dan tidak mudah berkarat (Nurmiah,
2002).
Pada proses pengamasan kacang garing ini, dilakukan dengan alat dari
Cina “Cing Fong”. Dalam proses pengemasan tentunya dilakukan
pengujian terhadap gramatur yang bisa terjadi dalam proses
pengemasan. Gramatur yang biasanya terjadi yaitu, kemasan sobek
serta tidak ter-seal dengan rapi, kemasan bocor, missprinting, serta
adanya kemasan yang susah disobek. Biasanya kesalahan ini terjadi
karena pengaruh dari mesinnya, entah mesinnya terlalu panas
sehingga bisa error ataupun karena kecepatan pengemas yang tidak
sesuai. Maka dari itu selalu dicek melalui monitor mesin pengemas
kecepatan, gram kacang, dan lain-lain yang ada pada monitor tersebut.
Kemudian untuk menjaga mutu dari produk, maka dilakukan
pengujian kebocoran pula. Pengujian ini dilakukan dengan cara yaitu
kacang yang sudah dikemas dicelupkan kedalam wadah berisi air, dan
dicek apakah terdapat gelembung udara yang keluar dari dalam
kemasan atau tidak. Jika ya, maka kemasan tersebut bocor sehingga
perlu diulang dikemas lagi. Selain itu, kemasan yang lolos juga
diperlukan pengecekan melalui aging. Proses aging ini dilakukan juga
untuk mengecek kebocoran selama penyimpanan selain dicelupkan
didalam air, yaitu dengan cara, kemasna dibungkus didalam kardus,
kemudian disimpan dalam beberapa waktu tertentu dicek apakah
mengempis atau tidak.
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pengendalian mutu selama proses produksi dapat berpengaruh pada kualitas produk
akhir serta berpengaruh terhadap penerimaan konsumen. Sebagian besar konsumen
juga sudah memiliki kesadaran akan pentingnya mutu dari produk pangan shingga
memberikan banyak tuntutan pada produsen mengenai status, daya beli, kesehatan,
dan sebagainya. Pengendalian mutu produk terutama pada proses pemasakan hingga
proses pengemasan merupakan proses yang sangatlah krusial, karena dapat
berpengaruh terhadap proses selanjutnya dan berpengaruh pula ke produk akhir
sebelum diterima ditangan konsumen. Maka dari itu, diperlukan pengendalian mutu
pada proses produksi kacang terutama pada proses pemasakan (sebelum
pengeringan) hingga proses pengemasan. Bahan baku utama yang digunakan adalah
kacang tanah yang memiliki persyaratan yaitu seperti kacang tanah dalam keadan
segar, dengan kandungan biji masih utuh didalamnya.
Pada proses pemasakan tersebut juga rentan terjadi penurunan mutu kacang
karena pengaruh penambahan garam dan tawas atau karena lamanya proses
pengolahan. Dalam menjaga kualitas kacang dilakukan menajemen mutu yaitu
dengan pengecekan kadar garam, pH, dan juga kematangan kacang.
Dalam pengendalian mutu kemasan, harus menjamin bahwa kemasan tidak
mengalami kecacatan seperti bocor atau misprinting. Apabila kemasan mengalami
kebocoran maka produk akan dikeluarkan dari isi dan dilakukan proses pengujian
kadar air. Apabila kadar air tidak sesuai standar maka akan dilakukan proses
pengulangan pengeringan tetapi apabila kadar air tidak jauh dari standar maka
kacang hanya akan mengalami proses pengulangan sortasi untuk menjamin bahwa
tidak ada benda asing yang ikut. Kerusakan kemasan seperti misprinting dan
masalah-masalah lainnya maka kemasan akan dikumpulkan dan dijual.
4.2 SARAN
1. PT Dua Kelinci sejauh ini memiliki varian produk yang sangat beragam
sehingga untuk perusahaan harus terus meningkatkan kualitas mutu produk
dan harus lebih selektif lagi ketika memilih bahan baku dari pemasok agar
tetap menghasilkan produk yang baik dan tetap diminati masyarakat.
34
2. Pengemasan produk di kemas cukup bagus, namun perlu dilakukan kalibrasi
ulang pada mesin pengemas apakah mesin tersebut terlalu cepat/lambat,
banyaknya produk yang masuk dalam kemasan, dan perlu dilakukan optimasi
mesin pengemas sebelum digunakan, serta perlunya dilakukan penelitian
ulang agar tidak terjadi misprinting atau kerusakan lainnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unika.ac.id/18416/1/KP%20%2015.I1.0015%20%20Ian%20Ariel%20Hando
yo.pdf (diakses pada tanggal 20 Desember 2019)
LAMPIRAN
1. Fotocopy sertifikat IPK MABA
2. Fotocopy sertifikat 2 seminar dari STIE Widya Manggala
36