Teori Madeleine Leininger

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

TEORI KEPERAWATAN

A. TEORI NIGHTINGLE
Teori nightingle dikenal sebagai teori keperawatan modern (modern nursing). Titik
berat dari teori ini adalah lingkungan.
Model teori nightingle

Pasien Kesehatan

Perawat a. Udara bersih


b. Air bersih
Lingkungan c. Saluran pembuangan yang
efisien
d. Kebersihan
e. Cahaya
f.

Nightingale mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu


memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit
merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari
gangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan
adalah menjaga agar proses reparatif ini tidak terganggu dan tiak menyediakan
kondisi yang optimal untuk proses tersebut. Untuk mencapai kondisi kesehatan,
perawat harus menggunakan nalarnya, disertai ketekunan dan observasi. Dengan
demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencegahan penyakit melalui
faktor kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini sebagai health nursing dan
membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang sakit hingga
ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat kematiannya.
Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal yang memengaruhi sakit
dan sehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan interaksi perawat dengan
klien. Jika seseonrang ingin sehat, perawat, alam, dan orang yang bersangkutan harus
bekerja sama agar proses reparative dapat berjalan. Dapat digambarkan sebagai
berikut:
Penyakit

Manusia

Proses reparative
Lingkungan Perawat

Kesehatan Manusia

B. TEORI VIRGINIA HENDERSON


Virginia Henderson mengembangakan sebuah model keperawatan yang dikenal
dengan “The Activities Of Living” dimana dijelaskan bahwa tugas perawat adalah
membantu individu dalam meingkatkan kemandirian pasien secepat mungkin.
Perawat menjalankan tugasnya secara mandir, tidak tergantung pada dokter. Akan
tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya kepada dokter sewaktu mengunjungi
pasien.
Konsep Utama Teori Handerson Mencakup:

Manusia Keperawatan Kesehatan Lingkungan

14 komponen penanganan keperawatan Fungsi independen


Diperlukan
1. Bernafas normal
kemandirian dan
2. Makan minum cukup
saling
3. Bergerak dan menjaga posisi
ketergantungan
yang diinginkan
4. Tidur dan istirahat Aspek :
5. Tidur dan istirahat
1. Individu yang sehat mampu
6. Memakai pakaian yang sesuai
mengontrol lingkungan
7. Menjaga suhu tubuh dalam batas
normal 2. Perawat harus mampu
Harus memiliki
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan pengetahuan melindungi pasien dari
terawatt dan melindungi biologis maupun cedera
integument sosial 3. Perawat harus memiliki
9. Menghindari bahaya lingkungan pengetahuan keamanan
yang bisa melukai lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang 4. Dokter menggunakan hasil
lain dalam mengungkapkan observasi dan penilaian
emosi, kebutuhan, rasa takut, perawat sebagai dasar
atau pendapat pemberian resep
11. Beribadah sesuai dengan 5. Perawat harus
keyakinan meminimalkan peluang
12. Bekerja dengan tata cara yang
terjadinya luka
mengandung prestasi
6. Perawat harus tau tentang
13. Bermain atau terlibat dalm
kebiasaan social dan praktik
kegiatan rekreasi
keagamaan untuk
14. Belajar mengetahui atau
memuaskan rasa penasaran memperkirakan bahaya
serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia. Sebagai pengganti
(Substitute) bagi
Kebutuhan psikologis pasien
Kebutuhan biologis
Perawat Pasien
Kebutuhan spiritual Kebutuhan sosiologis

Sebagai penolon (helper) bagi pasien Dokter

Sebagai mitra (partner) bagi pasien


C. IMOGENE KING
a. Kerangka konsep sitem terbuka
Beberapa asumsi dasar kerangka konseptual king
1) Keperawatan
Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi yang ditemukan
dalam system perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan keperawatan
adalah menolong individu mempertahankam kesehatannya sehingga
mereka dapat berfungsi dalam peran-peran mereka. Keperawatan
dipandang sebagai proses interpersonal aksi, reaksi, interaksi dan transaksi
sehingga model keperawatan King dikenal sebagai “An Interaction
Model”.
2) Individu
Individu sebagai makhluk social, individu sebagai makhluk berakal,
individu sebagai makhluk rasional, individu sebagai makhluk perasa,
individu sebagaimakhluk pengontrol, individu sebagai makhluk yang
bertujuan, individu sebagai makhluk berorientasi tindakan, dan individu
sebagai makhluk berorientasi waktu. Menurut King, individu mempunyai
hak untuk mengetahui berbagai hal menyangkut dirinya, hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi
kehidupan dankesehatan mereka, serta hak untuk menerima atau menolak
perawatan kesehatan.
3) Kesehatan
Kesehatan dipandang sebagai bagian dinamis dalam lingkaran kehidupan,
sedangkan penyakit merupakan bagian dalam lingkarankehidupan tersebut.
Kesehatan memengaruhi upaya adaptasi yang terus-menerus terhadap
kondisi stress, baik internal maupun eksternal, melalui pemanfaatan
optimum sumber daya manusia guna meraih potensi maksimal bagi
kehidupan keseharian.
4) Lingkungan
King menyatakan, “Pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi
dengan lingkungannya guna mempertahankan kesehatan merupakan inti
bagi perawat”. Sistem terbuka berimplikasi pada terciptanya interaksi
antara system dan lingkungan yang memengaruhi perubahan lingkungan
secara konstan

Kerangka konsep terbuka

Sistem personal Sistem interpersonal Sistem sosial

1. Persepsi 1. Interaksi 1. Organisasi


2. Diri (self) 2. Komunikasi 2. Otoritas
3. Pertumbuhan 3. Transaksi 3. Kekuasaan
dan 4. Peran 4. Pembuat
perkembangan 5. Stress keputusan
4. Citra tubuh 5. status
5. Ruang (space)
6. waktu

b. Teori Goal Attainment


Yaitu merupakan teori yang dikembangkan oleh king dimana disebut juga dengan
teori pencapaian tujuan. Teori ini menggabarkan sifat hubungan perawat-klien
yang membawa pada penapaian tujuan. Dari teori pecapaian tujuan ini King telah
mengembangkan delapan prediksi proporsi, yaitu:

Delapan Prediksi Proporsi Teori Pencapaian Tujuan

Presepsi akurat
perawat – klien =
Perawat-klien
interaksi akan terjadi
transaksi = tujuan Tujuan Transaksi
tercapai Perawat-klien
tercapai= dilakukan merasa sesuai =
askep efektif dalam interaksi transaksi terjadi
perawat-klien=
Tujuan
pertumbuhan
tercapai =
dan
kepuasan
perkembangan
baik

Perawat memiliki pengetahuan dan


Perawat-klien berkonflik = stress keterampilan komunikasi informasi yang
dalam interaksi sesuai maka pencapaian tujuan akan
terjadi
D. TEORI DOROTHEA E. OREM
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwan setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai
kesejahtraan. Teori orem dikenal dengan self-care deficit theory. Orem melabeli
teorinya sebagai teori umum yang terdiri atas tiga teori yaitu teori self care, self-care
deficit, nursing system.

Teori Orem

Tidak mampu
Self care memelihara Self –care deficit Nursing system
diri sendiri

Nursing agency ( kemampuan


Therapeutic
Self care agency khusus perawat dalam
self-care
memberikan perawatan klien )
demand
Dipengaruhi : usia,
status
perkembangan,
pengalaman hidup,
orientasi social Wholly compensantory Partly Supportive-
budaya, kesehatan, nursing system compensantory educative nursing
sumber daya yang nursing system system
tersedia

5 metode bantuan

(klien, membimbing,
memberi dukungan
fisik&psikis, menciptkan
lingkungan sehat dan
aman, mengajarkan)
E. TEORI JEAN WATSON
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam bidang keperawatan
adalah “Human Science Care” Watson percaya bahwa focus utama dalam
keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari prespektif humanistic
yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Pengembangan keterampilan
bernilai kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada
peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

Asumsi dasar tentang Ilmu


Keperawatan Watson

Interpersonal carative Efektif Lingkung Healthge caring


an nic

Struktur ilmu caring dibangun dai 10 faktor carative, Membentuk


system nilai humanistic-altruistic, hal ini dapat dikembangkan dengan pemahaman
nilai yang ada pada diri seseorang, keyakinan, interaksi, dan kultur serta pengalaman
pribadi. Faith-hope, perawat juga perlu memberitahu individu alternative pengobatan
seperti meditasi, relaksasi, spiritual. Sensitifitas, perawat juga perlu memahami bahwa
pikiran dan emosi sesorang merupakan jendela jiwanya. Helping trust, perawat
menunjukkan sikap empati, dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh
klien. Ekspresi perasaan positif dan negative, perawat harus menerima perasaan
orang lain serta memahami perilaku mereka. Metode pemecahan masalah yang
sistematis, memberi control dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri sendiri.
Proses belajar interpersonal, perawat harus mampu memahami presepsi klien dan
meredakan situasi. Menyediakan lingkungan, memperbaiki mental, dan sosiokultural,
perawat dapat memberi dukungan situasional, memberi informasi sehingga pasien
dapat menanggulangi masalahnya, perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman,
aman, dan keleluasaan pribadi kepada klien. Pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan
dasar untuk bertahan hidup (survival), kebutuhan fungsional, integrative, kebutuhan
untuk tumbuh dan keutuhan untuk mencari bantuan (seeking). Mengembangkan factor
kekuatan ekstensial-fenomenologis, membantu seseorang untuk mengerti kehidupan
dan kematian.

Humanistik dan altruistic


Faith hope
Mengembangkan sesnitifitas
Helping-trust
Meningkatkan dan menerima ekspresi
Menggunakan metode pemecahan masalah
yang sistematis
Carative
Proses belajar mengajar interpersonal
Lingkungan, fisik, mental, sosiokultural dan
spiritual
Pertolongan dalam memenuhi kebutuhan
dasar manusia
Ekstensial fenomenologis

F. TEORI HILDEGARD E. PEPLAU

Peplau memasukkan pengetahuan ke dalam kerangka konseptualnya yang


pada akhirnya berkembang menjadi model keperawatan berbasis teori. Peplau
menggunakan pengetahuan yang dikutip dari ilmu perilaku dan model psikologikal
untuk mengembangkan teori hubungan interpersonal. Kutipan dari model psikologikal
menyatakan bahwa “ memungkinkan bagi perawat untuk saatnya berpindah dari
orientasi terhadap penyakit ke salah satu bagian dari psikologi, perasaan, serta
perilaku yang dapat di keluarkan dan dimasukkan ke dalam intervensi keperawatan.
Perawat Klien

Orientasi

Hubungan Interpersonal Identifikasi

Eksploitasi

Resolusi

Peplau menjelaskan tentang empat fase hubungan perawat-klien, yaitu fase


orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi. Fase Orientasi, dipengaruhi langsung
oleh sikap perawat dan klien yang bertindak sebagai dua individu yang belum saling
kenal, dan dalam memberi dan menerima pertolongan. Selain itu fase ini juga
dipengaruhi oleh ras, budaya, agama, pengalaman, latar belakang dan harapan klien
maupun perawat. Fase Identifikasi, pada fase ini klien memberikan respons atau
mengidentifikasi persoalan yang dihadapi bersama orang yang memahami
masalahnya. Pada fase identifikasi merupakan fase penentuan bantuan apa yang
diperlukan oleh klien, dan perawat juga memberikan beberapa alternatif untuk
mengatasi masalah klien. Fase Eksploitasi, pada fase ini perawat juga di tuntut
menguasai keterampilan berkomunikasi secara teraupetik. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa fase eksplorasi merupakan fase pemberian bantuan kepada klien
sebagai langkah pemecahan masalah. Fase Resolusi atau terminasi, tujuan bersama
antara perawat dan klien sudah sampai pada tahap akhir dan keduanya siap
mengakhiri hubungan teraupetik yang selama ini terjalin. Indicator keberhasilan untuk
fase ini adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat.

Keperawatan

Komponen utama Individu


keperawatan Peplau
Kesehatan

Lingkungan
Keperawatan, didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang
signifikan, bersifat teraupetik dan interpersonal. Individu, menurut Peplau adalah
organisme yang mempunyai kemampuan untuk berusaha mengurangi ketegangan
yang di timbulkan oleh kebutuhan. Kesehatan, Peplau mendefinisikan kesehatan
sebagai symbol yang menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif, dan
kepribadian dan proses kemanusiaan. Lingkungan, menurut Peplau lingkungan
merupakan kekuatan yang berada di luar organisme dan berada dalam konteks
kultural.

G. TEORI SISTER CALISTA ROY

Individu adalah makhluk bio-psiko-sosial yang merupakan suatu kesatuan


yang utuh. Setiap orang selalu menggunakan, koping baik yang bersifat positif
maupun negative untuk dapat berdaptasi. Kemampuan adaptasi seseorang dipengaruhi
oleh tiga komponen, perubahan kondisi dan situasi, keyakinan dan pengalaman dalam
beradaptasi.

Kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan


untuk hidup mandiri atau kemandirian. Kebutuhan fisiologis menurut roy meliputi
oksigenasi dan sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, makanan, tidur dan
istiraha, pengaturan suhu dan hormone dan fungsi tambahan. Kebutuhan konsep diri
yang positif berfokus pada norma, etika, dan keyakinan seseorang.

Individu selalu berada dalam rentan sehat-sakit yang berhubungan erat dengan
keefektifan koping yang dilakukan guna mempertahankan kemampuan adaptasi.
INPUT PROSES EFEKTOR OUTPUT
KONTROL

 Stimulus  Mekanisme  Fungsi  Adpitif


internal dan koping fisiologis  maladipif
external  Regulator  Konsep diri
 Tingkat  Kognator  Fungsi
adaptasi peran
- Fokal  interdepend
- Kontekst en
ual
- residual

Tingkat atau kemampuan adaptasi seseorang ditentukan oleh tiga hal, yaitu
masukan (input), control dan keluaran (output). Roy mengidentifikasi input sebagai
stimulus yang dapat menimbulkan respons. Ada tiga komponen pada input yaitu:
stimulus fokal, stimulus kontekstual dan stimulus residual. Stimulus fokal,
berhadapan dengan individu (stimulus internal), seperti perubahan fisiologis,
perubahan konsep diri, perubahan fungsi peran, atau perubahan dalam
mempertahankan keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan.

Stimulus kontekstual adalah semua stimulus yang diterima individu, baik


internal (karakteristek diri) maupun eksternal (lingkungan), keluarga, teman,
masyarakat, petugas kesehatan, yang mempengaruhi situasi atau stimulus fokal dan
dapat diobservasi, di ukur, serta di laporkan secara subyektif. Stimulus residual adalah
ciri-ciri tambahan dan relevan dengan situasi yang ada, namun sukar untuk di
observasi, contohnya keyakinan dan sikap.

Mekanisme control regulator adalah respons system kimiawi, saraf atau


endokrin, otak dan medulla spinalis yang diteruskan sebagai perilaku atau respons.
Sedangkan mekanisme control kognator berhubungan dengan fungsi otal dalam
memproses informasi, penilaian dan emosi.
Output dari suatu system adaptasi adalah perilaku yang dapat diamati, diukur,
dan dapat dikemukanan secara subyektif. Output pada system ini dapat beupa respons
adaptif ataupun respons maladaptif.

H. TEORI IDA JEAN ORLANDO PELLETIER

Teori Keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara


pasien dan perawat, apa yang mereka katakana dan kerjakan saling mempengaruhi.
Orlando menyebutnya sebagai “nursing procces discipline”. Itu merupakan alat yang
dapat perawat gunakan untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat pasien.

Model teorinya dengan lima konsep utama yaitu, fungsi perawat professional,
mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegaraan, disiplin proses
keperawatan serta kemajuan

a. Tanggung jawab perawat


Yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan (kenyamanan fisik dan
rasa aman ketika dalam mendapatkan pengobatan atau dalam
pemantauan)
b. Mengenal perilaku pasien
Yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien maupun
perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien
c. Reaksi segera
Yaitu respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi
individu pasien, berfikir dan merasakan
d. Disiplin proses keperawatan
Yaitu reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang
harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantu
nya serta untuk melakukan tindakan yang tepat.
e. Kemajuan/peningkatan
Yaitu pasien menjadi lebih berguna dan produktif
NURSE KLIEN

NURSING PROCCES DISIPLINE

Reaksi Reaksi
perawat perawat

Eksplorasi

Bantuan langsung Tindakan deliberatif Rasa tidak berdaya

Memenuhi kebutuhan Terselesaikan Belajar tentang


pasien untuk masalah dan tingkat
mendapatkan bantuan yang
kebutuhan dibutuhkan

Disiplin proses keperawatan didasarkan pada “proses bagaimana seseorang


bertindak”.

a. Perilaku pasien
Yaitu perilaku pasien dapat verbal maupun nonverbal. Perilaku verbal
yang menunjukkan perlunya pertolongan seperti keluhan, permintaan,
pertanyaan, kebutuhan dsb. Perilaku nonverbal misalnya heart rate,
edema, aktivitas motoric: senyu, berjalan, menghindar kontak mata dsb
b. Reaksi perawat
Yaitu pertama perawat harus merasakan indranya, kedua perawatm
berfikir secara otomatis, dan ketiga adanya hasil pemikira sebagai
suatu yang dirasakan.
c. Tindakan perawat
Yaitu
- Tindakan merupakan hasil dari identifikasi kebutuhan pasien
dengan memvalidasi reaksi perawat terhadap perilaku pasien.
- Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien dan sesuai
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
- Perawat memvalidasi efektifitas tindakan, segera setelah dilakukan
secara lengkap
- Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan dengan
kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan.
d. Fungsi professional
Yaitu tindakan yang tidak professional dapat menghambat perawat
dalam menyelesaikan fungsi profesionalnya dan dapat menyebabkan
tidak adekuatnya perawatan pasien.

Butuh pasien Lingkungan


hidup

Professional
Perilaku pasien
nurse Eksplorasi

Tanggung jawab Tujuan


Reaksi langsung
perawat keperawatan

Pengetahuan Tindakan yang


perawat valid

Sehat
I. MYRA ESTRIN LEVINE
a. Teori Konsep Keperawatan Menurut Myra Levine
Teori konsep keperawata menurut Levine difokuskan dalam mempromosikan
adaptasi dan mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konsevasi.
Meskipun konservasi adalah padangan dasar guna mencapai hasil yang
diharapankan, Levine juga membahas dua konsep penting lainya untuk
penggunaan modelnya yaitun adaptasi dan keutuhan, adapatasi adalah proses
perubahan dan konservasi adalah hasil adapatasi. Adaptasi adalah proses dimana
pasien mempertahankan integritas dalam realitas lingkungan ( Levine, 1966 : 1989
). Konsevasi adalah produk adaptasi, conservation dalam bahasa latinya yang
berarti untuk menjaga bersama-sama ( livine, 1973 ).
Seperti model konsevasinya,semua teori keperawatan terbagi empat konsep
pusat atau utama, yaitu :
1) Orang
Orang adalah makhlik yang holisitik ( biologis, psikologis, social dan
spiritual yang terus menerus berusaha untuk menjaga keutuhan dan
integritas.
2) Lingkungan
Individu memiliki dua lingkungan yaitu :
 Lingkungan internal, menggabungkan aspek fisiologis (kejiwaan
manusia) dan patologis (ilmu yang memepelajari tubuh manusia yang
sakit). Lingkungan internal adalah integrasi fungsi tubuh dab tunduk
pada tantangan liungkungan eksternak yang merupan suatu bnetuk
homeostatis.
 Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal dibagi menjadi lingkungan persepsi yang
merupakan lingkungan yang individunya menanggapi dengan organ-
organ indera, lingkungan operasional ilah lingkungan yang berinteraski
dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ
sensorik yang dapat merekam adanya factor –faktor dan mencakup
semua bentuk radiasi, mikroorganisme dam polutan. Dan lingkungan
koseptual ialah lingkungan terdiri dari bahasa, ide , symbol dan
konsep-konsep.

3) Kesehatan dan penyakit


Kwsehatan dan penyakit adalah pola perubahan kesehatan tersirat berarti
persatuan dan kesatuan adalah adaptasi keutuhan dan sukses.
4) Keperawatan
Keperawatan terlibat dalam interaksi manusia ( Levine , 1973 . perawat ke
dalam kemitraan ( kerjasama ). Tujuan keperawatan adalah untuk
meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuhan, untuk
mempromosikan keutuhan, dan setiap manusai membutuhkan hal unik
dan terpisah dari kegiatan.

Hasil

Keutuhan Konsevasi Adaptasi


Produksi

Orang Lingkungan Sehat / sakit Keperawatan

Makhluk Holistik Persatuan Interaksi


( biologis, Internal Eksternal dan manusia
psikologis, social, - Fisiologis kesatuan
- Persepsi
dan spiritual )
- Patofisilogis - Oprasional Kemitraan
Adaptasi
- Konseptual ( kerjasama)
Keutuhan keutuhan
dan sukses
( integritas )

Meningkatkan
Integrasi membentuk adaptasi dan
homeostatis mempertahankan
keutuhan
b. Teori Model Konsepkeperawatan Menurut Myra Levine
Myra Levine menggambarkan empat prinsip konservasi, konsep iru berfokus pada
pelestarian kebutuhan individu, yaitu :
1) Konservasi energi
Mengacu pada menyeimbangkan energi dan output untuk menghindari
kelelahan dan berlebihan ini mencakup istirahat yang cukup, nutrisi, dan
olahraga.
2) Konservasi integritas struktural
Mengacu untuk memelihara dan memulihkan struktur tubuh mencegah
kerusakan fisikndan mempromosikan penyembuhan. Contohnya
membantu pasien dalam latihan berjalan, pemeliharaab kebersihan pribadi
pasien
3) Konservasi integritas pribadi
Mengakaui individu berusaha untuk penetuan, pengakuan, penghormatan,
kesadaran diri kepribadian dan self. Contoh melindungi ruangan pasien
danmemberi kenyamanan kepada klien.
4) Konservasi integritas social
Individu diakui sebagai beberapa orang yang tinggal bersama dalam
sebuah keluarga, komunitas, kelompok agama, etnis, system politik dan
bangsa. Contoh membantu individu mempertahankan tempatnya dalam
keluarga, komunitas dan masyarakat.

J. MARTHA ELIZABETH ROGERS

Keperawatan adalah ilmu humanist/humanitarian yang menggambarkan dan


memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dalam perkembangan hipotesis
secara umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untukilmu pengetahuan
praktis.
Dasar teori Rogers ilmu tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara
utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan
perkembangan manusia secara langsung.

Asumsi dasar teori Rogers tentang


manusia

Manusia adalah kesatuan yang Kehidupan setiap manusia adalah


utuh sesuatu yang unik

Manusia berinteraksi langsung Perkembangan manusia dapat


dengan lingkungan dinilai dar tingkah lakunya
disekelilingnya

Manusia diciptakan dengan


karekteristik dan keunikan tersendiri

a. Konsep utama teori keperawatan Martha Elizabeth rogers


Martha Elizabeth Rogers mengemukakan empat konsep besar. Menghadiri
lima asumsi tentang manusia. Tiap orang sebagi salah satu individu yang utuh.
Manusia mempunyai empat dimensi, medan energy negentropik dapat diketahui
dari kebiasaan dan di tunjukan dengan cirri-ciri dan tingkah laku yang berbeda-
beda satu dengan yang lain dan tiadk dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu
lingkumgan, keperawatan dan kesehatan.
Teori Rogers menyebutkan manusia adalah unik dan dapat dikenali karena
kemapuanya dalam merasakan.
1) Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang
pada suatu fenomena.
2) Teori harus masuk akal
3) Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan
4) Teori didasarkan pad hipotesis dan bisa diuji
5) Teori member dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin
ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah
6) Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktik
7) Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah.

b. Teori keperawatan Martha Elixzabeth Rogers


1) Integritas (Integrality) merupakan proses hubungan yang menguntungakan
antara manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan
2) Resonansi (Resonancy) merupakan prinsip yang membicarakan tentang
alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkunga.
3) Hwlicy merupakan perinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami,
hubungan manusia, dan lingkungan adalah berkrsinambungan,
menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan anatara manusia dan
lingkungan.

K. BETTY NEWMAN

Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh


factor-faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan
intra, inter, dan ekstra personal. Perawatan dalam menolong pasien untuk
menempatkan primary, secondary dan tertiary. Metode pencegahan untuk mencegah
stress yang disebabkan factor lingkungan dan meningkatkan system pertahanan
pasien.

Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman ini adalah konsep Helth
care system yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang
ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan
diri secara fleksibel atau normal maupun resisten dengan sasaran pelayanan.

Secara umum focus dari model konsep keperawatan menurut newman ini
berfokus pada respons terhadap stressor serta faktor-faktor yang mempengaruhi
proses adaptasi pada pasien.untuk itu tindakan keperawatan seharusnya dilakukan
menurut newman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat
stressor. Upaya tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, skunder, dan
tersier.
L. JOSEPHINE G. PATERSON DAN LORETTA T. ZDERAD

Josephine G. Paterson dan Loretta T. Zderad memperkenalkan konsep


eksistensialisme ke dalam teori keperawatan dalam teori mereka tentang keperawatan
humanistik. Perawatan terjadinya dalam kerangka dialog, komunitas, dan nursology
phenomenologic. Keperawatan humanistik adalah respon keperawatan kepada
pergerakan humanistic terhadap ilmu jiwa, uang mana terlihat sebagai alternatif
kepada dua ilmu jiwa yan dominan. Eksistensialisme adalah pendekatan filosofi untuk
mengetahui kehidupan.

1) Manusia
Manusia dipandang darikerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan.
Manusia sebagai individu yang penting berhubungan dengan orang lain di
dalam waktu dan jarak. Manusia dikarakterkan sebagai orang yang mampu,
terbuka terhadap pilihan, mempunyai nilai, dan manifestasi unik terhadapa
mereka yang dulunya sekarang dan masa depan.
2) Kesehatan
Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang, sebagai kualitas dari
kehidupan dan kematian. Hal ini bisa disebut sebagai lebih dari tidak adanya
penyakit. Kesehatan bisa ditemukan pada kemauan sesorang intukterbuka
pengalaman hidup terhadap fisik, sosial, spiritual, kognitif atau keadaan emosi
mereka.
3) Keperawatan
Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain
dalam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan
kesehatan.
M. TEORI MADELEINE LEININGER
Garis besar teori Leininger adalah tentang Culture Care Diveresity and
Universality, atau yang kini lebih dikenal dengan Transcultural Nursing.
Transcultural Nursing merupakan sub bidang dari praktik keperawatan yang telah
diadakan penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan dan
pelayanan kesehatan berbasis budaya.

Transcultural Nursing

Culture Culture Care Diversity Universality Worldview Ethnohistory

 Suatu  Keyakinan, dan  Keanekaraga  Kesamaan  Cara  Fakta,


pembelajaran motif cara man dan dalam hal seseorang peristiwa,
 Pembagian hidup yang perbedaan persepsi memandang kejadian dan
dan transmisis membantu persepsi budaya, dunianya pengalaman
nilai  Memfasilitasi budaya, pengetahuan  Gambaran individu,
 Keyakinan atau pengetahuan praktik terkait atau nilai kelompok,
 Norma-norma memungkinkan dan adat konsep sehat yang budaya,
 Gaya hidup individu atau kesehatan dan asuhan ditegakkan lembaga,
dari kelompok  Dukungan keperawatan tentang hidup terutama
kelompok untuk atau mereka atau sekelompok
tertentu yang mempertahan memampukan lingkungan di orang yang
mengarahkan kan manusia sekitarnya. menjelaskan
anggotanya kesejahteraan dalam cara hidup
untuk berfikir nya melakukan manusia
 Membuat  Memperbaiki suatu dalam sebuah
keputusan kondisi perawatan. budaya dalam
serta motif kesehatan jangka waktu
tindakan yang  Menangani tertentu
diambil penyakit, cacat
Research
atau kematian.
Education 1. Perlindungan/
mempertahankan
Penerapan Colaboration budaya
dalam 2. Mengakomodasi/
Keperawatan Care Giver negosiasi budaya
3. Mengubah atau
Manajemen
mengganti budaya
Sehat dan Sakit
Sunrise Model dikembangkan untuk memvisualisasikan dimensi tentang
pemahaman perawat mengenai budaya yang berbeda-beda. Sunrise model ini juga
dapat digunakan untuk menilai faktor Cultural care pasien (individu, kelompok,
khususnya keluarga) untuk mendapatkan pemahaman budaya klien secara
menyeluruh. Sampai pada akhirnya, klien akan merasa bahwa perawat tidak hanya
melihat penyakit serta kondisi emosional yang dimiliki pasien. Namun, merawat
pasien secara lebih menyeluruh. Adapun, sebelum melakukan pengkajian terhadap
kebutuhan berbasis budaya kepada klien, perawat harus menyadari dan
memahami terlebih dahulu budaya yang dimiliki oleh dirinya sendiri.
N. TEORI RESEMARIE RIZZO PARSE
Rosemarie Rizzo Parse menciptakan Human Becoming Theory. Teori ini
terdiri dari 3 bagian besar yaitu : Structuring, Cocreating Rhythmical Pattern and
Cotranscendence (Parse, 1998). Teori keperawatan, yang memandu perawat
untuk fokus pada kualitas hidup dari sudut pandang setiap orang sebagai tujuan
keperawatan. Human Becoming theory adalah kombinasi dari faktor biologis,
psikologis, sosiologis, dan spiritual, dan menyatakan bahwa seseorang adalah
makhluk kesatuan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungannya itu.

Human Becoming Theory

Structuring Cocreating Cotranscending

Revealing- Enabling-
Imaging Valuing Concealing Limiting Powering Originating

Languaging Connecting- Transforming


Separating

1. Structuring
Pada komponen ini terdapat tiga bagian penting antara lain:
a. Imaging
Imaging adalah intepretasi personal dari arti, kemungkinan dan
konsekuensi. Perawat tidak dapat mengetahui imaging secara lengkap tetapi
perawat mampu mengungkap, menghormati, dan memberi kesaksian
sebagai pertahanan manusia dengan proses membentuk, mencari,
mengintegrasi, menolak dan mengintepretasi.
b. Valuing
Valuing merupakan konsep tentang bagaimana seseorang
menegaskan kepercayaanya atau tidak mengenai perspektif personal atau
pandangan dunia.
c. Languaging
Manusia berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal.
Setiap tindakan seperti cara berbicara, melihat, bergerak, bahkan ketika
mereka diam mengisyaratkan terjadinya komunikasi.

2. Cocreating
a. Mengungkapkan–Menyembunyikan (Revealing-Concealing)
Mengungkapkan-menyembunyikan adalah cara seseorang untuk
memperlihatkan dan sembunyi, sekaligus, untuk menjadi manusia (Parse,
1981, 1998). Digunakan untuk menceritakan dan lebih mengenalkan tentang
diri sendiri kepada orang lain.
b. Memungkinkan-Membatasi (Enabling-Limiting)
Memungkinan–Membatasi adalah tentang memilih dari
kemungkinan dan hidup dengan konsekuen pada pilihan yang telah dipilih.
Perawat dapat membantu untuk orang lain seperti merenungkan pilihan dan
antisipasi dari konsekuen pada pilihan yang sulit.
c. Menghubungkan-Memisahkan (Connecting-Separating)
Konsep ini berhubungan dengan bagaimana manusia menciptakan
pola dari yang berhubungan dan terpisah antara manusia dan proyek. Pola
ini menciptakan nilai prioritas yang diungkapkan. Saling berhubungan dan
terpisah ini adalah tentang komunitas-kesendirian dan orang yang terpisah
dari perkumpulan untuk bergabung bersama.

3. Cotranscending
a. Powering
Powering adalah gaya yang diberikan, yang mendorong untuk
bertindak dan kemungkinan hidup dengan tujuan di tengah untuk
menegaskan dan memegang apa yang disayangi, sementara secara
bersamaan hidup dengan kehilangan dan ancaman ketidakberadaan
(nonbeing). Selalu ada perlawanan dengan kekuatan mendorong powering,
karena orang-orang yang hidup dengan orang lain yang juga menghadapi
terhadap berbagai kemungkinan.
b. Originating
Originating dan menciptakan lagi adalah pola yang berdampingan
dengan keteguhan dan kesesuaian (Parse, 1981, 1998). Pola originating
kerajinan manusia yang unik ketika kemungkinan mereka terlibat kehidupan
sehari-hari.
c. Transforming
Transforming adalah tentang perubahan yang disengaja dan
pergeseran pandangan bahwa orang-orang memiliki tentang hidup mereka.
Transformasi adalah perubahan yang berkelanjutan dengan karakteristik
mutual process dan kecerdikan manusia sebagai orang-orang yang
menemukan cara untuk mengubah arah harapan dan impian mereka (Parse,
1981, 1998).
O. TEORI SITI RUFAIDAH ATAU RUFAIDAH AL-ASALMIYA
Rufaidah Al-Asalmiya dikenal sebagai perawat teladan, baik dan
bersifat empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu
memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki
pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan
bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek
klinikal semata, namun juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan
masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit.
Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi
bagi profesi perawat di dunia Islam.
Siti Rufaidah merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit atau
yang lebih dikenal dengan Preventive Care serta menyebarkan pentingnya
penyuluhan kesehatan (Health Education). Konsep keperawatan Siti Rufaidah
tentang pencegahan penyakit yang masih dipakai sampai saat ini yaitu : cuci
tangan, mengatur pola makan, berwudhu, sholat dan berpuasa.

Anda mungkin juga menyukai