Lap - Prhitungan Struktur Madrasah Ibtidaiyah
Lap - Prhitungan Struktur Madrasah Ibtidaiyah
Lap - Prhitungan Struktur Madrasah Ibtidaiyah
PERHITUNGAN STRUKTUR
MADRASAH IBTIDAIYAH ( 2 LANTAI )
Lokasi :
L2 BLOK E, TENGGARONG SEBERANG
Di susun oleh :
SURYANA, ST
TAHUN 2020
1
INFORMASI PERENCANAAN STRUKTUR
A. DATA BANGUNAN
Nama Proyek : Gedung Madrasah Ibtidaiyah (2 Lantai)
Lokasi : L2 BLOK E, Tenggarong Sebrang
Tahun : 2020
B. PERATURAN YANG DIPAKAI
• Amriansyah Nasution (Analisis dan Desain Struktur Beton bertulang)
• Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI 03-1726-2000
• Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Gedung SNI 03-2847-2013 (ACI 38-99)
• Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung PPPURG 1987
• Tabel dan Monogram
• Analisa Statika menggunakan Program ETABS V.9.7.2
C. MUTU BAHAN / MATERIAL
• MUTU BETON K- 250 atau Fc = 20 Mpa
• Mass per unit volume = 2,4
• Mutu Baja Tulangan
• Fy ( tegangan leleh tulangan utama), U40 = 400 Mpa = 400000 kNm
• Fys ( tegangan leleh tulangan geser / sengkang ), U24 = 240 Mpa = 240000 kNm
• F’c (mutu kuat tekan beton) =
D. PEMBEBANAN
• Beban Mati (DL)
Sesuai dengan Peraturan Muatan Indonesia 1983 dan berat jenis bahan yang dipakai
Beban Mati terdiri dari :
• Berat sendiri Struktur
• Berat Pasangan Bata
• Plafon dan Penggantung
• Lantai Keramik dan Spesi
• Berat Penutup Atap
• Beban Hidup (LL)
Sesuai dengan Peraturan Muatan Indonesia 1983 terdiri dari beban guna bangunan rumah
sakit dipakai 250 kg/m2 dan beban guna atap bangunan 100 kg/m2 dan air hujan
• Kombinasi Pembebanan
Kekuatan perlu U untuk menahan beban mati (D) dan beban hidup (L) tidak boleh kurang
dari :
U = 1,4 D + 1,7 L (SNI 2847-2013 Lampiran C (Informatif) Faktor beban dan reduksi
kekuatan alternative C.9.2.1)
• Pondasi
Pondasi yang dipakai adalah Pondasi Setempat / Footplate yang diperkuat dengan tiang
pancang ulin 10 cm x 10 cm x 4m sebanyak 5 titik dalam satu Footplate dengan asumsi daya
dukung 1 tiang ulin sebesar 650 kg/cm2 ( Abdul Kholiq 2014, dengan nilai JHP (Jumlah
Hambatan Pelekat / Total Friction) dari ujung tiang bagian atas hingga kedalaman 4 m
sebesar = 40 kg/cm2 dan (qc = perlawanan konus) pada kedalaman 4m = 4 kg/cm2. .
2
E. Analisa Struktur
• Struktur bangunan rumah tinggal di idealisasikan dalam bentuk 3 Dimensi , dengan eleman struktur
nya adalah balok dan kolom
• Analisa struktur Bangunan dimodelkan 3 Dimensi dengan menggunakan bantuan program Etabs
V.9.7.2
• Output program berupa gaya-gaya dalam struktur dihitung dan dikontrol dengan peraturan yang
berlaku dan ditabelkan
• Untuk Analisa Perhitungan Gaya Dalam Struktur Plat dipakai koofisien momen plat dengan mengacu
pada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
3
Perencanaan Plat lantai
4
Perhitungan Pelat Beton Bertulang
Konstruksi pelat beton bertulang dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pelat satu arah dan pelat dua arah .
Pelat satu arah adalah pelat yang perkuatan atau penulangannya hanya pada satu arah saja, yaitu pada arah
sumbu bidang terpendek. Sementara pelat dua arah penulangannya diterapkan pada kedua sumbu pelat.
Pelat dirancang satu arah jika rasio antara bentang panjang dan pendek lebih besar dari 2, sementara rasio
bentang panjang dan pendek lebih kecil atau sama dengan 2, maka pelat tersebutr di desain sebagai pelat
dua arah.
Mutu baja dipakai U-24 (tulangan polos) dimana fy= 240 Mpa
• Beban mati :
• Berat sendiri pelat : 0,12 x 2400 = 288 kg/m²
• Finishing lantai : 0,05 x 2200 = 110 kg/m²
• Plafond + penggantung : 11 + 7 = 18 kg/m²
qdl = 416 kg/m²
• Beban hidup :
• Bangunan Sekolah qll = 250 kg/m²
• `Beban kombinasi
• Qult. dak = 1,4 . (416) 1,7.(250) = 924,2 kg/m² ( SNI 2847-2013 C.9.2.1)
• diterapkan untuk perhitungan seluruh pelat dak lantai 2 dan lantai dasar
5
Pelat lantai dasar dan lantai 1
Lx=5,00m
Ly=5,00m
Momen ultimate pada pelat :
Mlx =-Mtx = 0,001. 924,2. 5,00² . 42 = 970,41 Kgm = 9.704,10 Nmm
m = fy / (0,85 fc’)
= 240/(0,85 . 20)
= 14.12
d= 120-25-(0,5 . 8)
d =91 mm
Rn = k = Mu / (0,8. B . d²)
ρ = 1/m*(1-√(1-2mRn/fy)
6
Perkuatan Arah Sumbu – Y
d = 120-25-8-(0,5 . 8)
= 83 mm
Rn = k = Mu / (0,8. B . d²)
= 1,5512
ρ = 1/m*(1-√(1-2mRn/fy)
Rasio bentang ly/lx = 1,4 < 2,00 -> Pelat dua arah
Lx=3,5m
Ly=5,00m
m = fy / (0,85 fc’)
= 240/(0,85 . 20)
= 14.12
7
Perkuatan Arah Sumbu – X
d= 120-25-(0,5 . 8)
d =91 mm
Rn = k = Mu / (0,8. B . d²)
k= 0,71775
ρ = 1/m*(1-√(1-2mRn/fy)
d = 120-25-8-(0,5 . 8)
= 83 mm
Rn = k = Mu / (0,8. B . d²)
= 1,5512
ρ = 1/m*(1-√(1-2mRn/fy)
8
Perhitungan Gaya Dalam Portal 3D
Dengan Software ETABS V.9.7.2
9
A. Pembebanan
Perhitungan pembebanan untuk input program meliputi beban mati (Dead Load) dan Beban
hidup (Live load) untuk plat lantai dasar, lantai 1, lantai 2, dak atap dan beban mati pasangan
bata sebagai dinding yang menumpu pada balok atau sloof, untuk lantai dasar diasumsikan
suspended plate yaitu diperlakukan seperti lantai 2
2. Pembebanan Atap
a. Baban Mati (Dead Load)
i. Beban sendiri Plat 0,10 x 2400 = automatisasi program
ii. Beban Plafond an penggantung = 18 kg/m2
Qdl = 18 kg/m2
10
Input Data Pembebanan ke ETABS Version 9.7.2
Input Beban Mati Yang Bekerja Pada Balok Akibat Reaksi Tangga Beton
(kN-m)
11
Input Beban Mati Yang Bekerja Pada Plat Lantai 2
(kN-m)
12
Element Plat Lantai Yang Bekerja Sebagai Diafragma
13
Perhitungan Struktur dengan ETABS
14
Input Nilai Persentase Efektifitas Penampang Kolom
Diagram Momen dan Gaya Geser Akibat Beban Mati dan Hidup
15
Penulangan Balok
Tampak Luas Tulangan Utama Balok (B1) Arah Memanjang
16
Tampak Luas Tulangan Utama Balok (B2) Arah Memanjang dan
Luas Tulangan Geser (Sengkang) Arah Memanjang
17
Tampak Luas Tulangan Utama Sloof Arah Memanjang
18
Tampak Luas Tulangan Utama RingBalk (R1) Arah Memanjang
19
Penulangan Kolom
20
Diagram Interaksi Kolom Yang Ditinjau
Nilai Beban Axial (Ton.m) Setiap Kolom Sebagai Dasar Dalam Mendesain Footplate dan
Untuk Menghitung Jumlah Tiang Pancang
21
PERENCANAAN PILE CAP
a. Data Perencanaan
1. Mutu beton (F'c) = 25 Mpa
2. Mutu Tulangan (Fy) = 400 Mpa
bo = 4 (bw + d)
= 4 . ( 400 + 216 )
= 2464 mm
22
Vc1 = 0,17. 1 . ∆.. . 0.
Vc2 = 0,33. . 0.
= 878.170 N
= 0,083
.(
30 . 216
+ 2 ).
1 . √ 25 . 2464 . 216
2464
= 1.022.613 N
Nilai Vc yang diambil adalah yang terkecil dari Vc1, Vc2, Vc3.
Vc = 878.170 N
e. Perhitunga Tulangan
1. Rasio tulangan pada kondisi balance
600
. 0,85 . .
600
25 600
= 0,835 x 0,85 x x
400 600 + 400
= 0,0266
1. Pu max = 31,872 kN
2.
cx = p - bw
2
1500 - 400
Cx =
2
= 550 mm
3. ex = cx - a
= 550 - 150
= 400 mm
4. W1 = Cx . b . H . Wc
= 0,55 . 1,5 . 0,3 . 24
= 5,94 kN
5. W2 = Cx . b . Z . Ws
= 0,55 . 1,5 . 0,5 . 18
= 7,425 kN
,# ,#
6. '(# 3 . )(!"# . *# % +1. % +2 .
2 2
0,6 0,6
= 3 x 31,87 x 0,4 -( 5,94 x ) - ( 7,425 x )
2 2
= 38,655 kNm
Mux 38,655
7. Mn = = = 48,318 kNm
φ 0,8
6
Mn . 10 48,318 . 10 6
8. Rn = 2
= 2
b.d 1500 x 216
= 0,690
Kontrol : Rn < Rmax
Rn Rmax
0,690 kN - 6,7515
………………….(OK, Aman)
24
9. Rasio tulangan yang diperlukan
2, .
0,85 . . $1 % 1 % &
0,852
25 2 x 0,690
=
0,85
400
( 1 - √ 1 -
0,85 x 25
)
= 0,00176
10. Kontrol :
As = ρ b d
= 0,0018 x 1500 x 216
= 568,63 mm2
568,634
= = 2,82702 bh dibulatkan menjadi 3 Ø 16
201,143
1
S = . 3 . 42 .
4 56
1500
= 201,143 x
568,63
= 530,59 mm
25
h. Penulangan pile cap arah y
15. W1 = Cy . p . H . Wc
= 0,55 . 1,5 . 0,3 . 24
= 5,94 kN
16. W2 = Cy . p . Z . Ws
= 0,55 . 1,5 . 0,5 . 18
= 7,425 kN
, ,
17. '(# 3 . )(!"# . * % +1. % +2 .
2 2
0,6 0,6
= 3 x 31,87 x 0,4 -( 5,94 x ) - ( 7,425 x )
2 2
= 38,655 kNm
Mux 38,655
18. Mn = = = 48,318 kNm
φ 0,8
6
Mn . 10 48,318 . 10 6
19. Rn = 2
= 2
b.d 1500 x 216
= 0,690
Kontrol : Rn < Rmax
Rn Rmax
0,690 kN - 6,7515
………………….(OK, Aman)
21. Kontrol :
f'c = < 25 Mpa, sehingga -------> 1,4 1,4
min = = 0,00350
400 26
ρ yang digunakan adalah = 0,00176
22. Luas Tulangan yang diperlukan :
As = ρ b d
= 0,0018 x 1500 x 216
= 568,63 mm2
568,634
= = 2,82702 bh dibulatkan menjadi 6 Ø 16
201,143
S = jarak tulangan yang diperlukan :
1
S = . 3 . 42 .
4 56
1500
= 201,143 x
568,63
= 530,59 mm
Kesimpulan :
A. Dimensi Pile Cap yang digunakan adalah :
1. Lebar (b) = 1500 mm
2. Panjang (p) = 1500 mm
3. Diameter tulangan Ø = 16 mm
4. Tebal selimut (ts) = 70 mm
5. Tinggi / Tebal pile cap(H) = 300 mm (syarat harus > 300mm)
6. Jumlah Tulangan Arah-x = 3 Ø 16 ( dengan jarak Tulangan (S) = 530,59 mm)
7. Jumlah Tulangan Arah-y = 6 Ø 16 ( dengan jarak Tulangan (S) = 250 mm)
27
PERHITUNGAN
DIMENSI DAN JUMLAH TULANGAN KOLOM, BALOK & SLOOF
28
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
SLOOF TYPE (SL.1)
Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :
2 260
- Luas tulangan bagian bawah = 260 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 1,293
= 3,00
TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 3 D 16
3 D 16 3 D 16
29
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 129
- Luas tulangan bagian atas = 129 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,641
= 2,00
2 260
- Luas tulangan bagian bawah = 260 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 1,293
= 3,00
30
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
BALOK TYPE B1
Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :
2 347
- Luas tulangan bagian bawah = 347 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 1,725
= 3,00
TUMPUAN LAPANGAN
5 D 16 3 D 16
3 D16 5 D 16
31
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 172
- Luas tulangan bagian atas = 172 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,855
= 2,00
2 476
- Luas tulangan bagian bawah = 476 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 2,366
= 4,00
32
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
BALOK TYPE B2
Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :
214 62 214
123 110 124
2 124
- Luas tulangan bagian bawah = 124 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,616
= 2,00
TUMPUAN LAPANGAN
3 D16 2 D16
2 D15 3 D16
33
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 62
- Luas tulangan bagian atas = 62 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,308
= 2,00
2 110
- Luas tulangan bagian bawah = 110 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,547
= 2,00
34
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
BALOK ANAK TYPE BA
Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :
61 25 61
30 28 30
2 30
- Luas tulangan bagian bawah = 30 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,149
= 2,00
TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 2 D 16
2 D 16 3 D 16
35
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 25
- Luas tulangan bagian atas = 25 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,124
= 2,00
2 28
- Luas tulangan bagian bawah = 28 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,139
= 2,00
36
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
RINGBALK TYPE R1
Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :
195 48 187
97 88 93
2 97
- Luas tulangan bagian bawah = 97 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,482
tulangan diambil 30% x L.Tampang Balok = 3,00
TUMPUAN LAPANGAN
5 D 16 3 D 16
3 D 16 5 D 16
37
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 48
- Luas tulangan bagian atas = 48 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,239
= 2,00
2 88
- Luas tulangan bagian bawah = 88 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,438
= 2,00
38
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
RINGBALK TYPE R2
Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :
214 61 214
122 113 117
2 122
- Luas tulangan bagian bawah = 122 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,607
= 2,00
TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 2 D 16
2 D 16 3 D 16
39
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 61
- Luas tulangan bagian atas = 61 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,303
= 3,00
2 113
- Luas tulangan bagian bawah = 113 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,562
= 2,00
40
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
RINGBALK TYPE R3
Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :
59 20 49
39 39 24
2 39
- Luas tulangan bagian bawah = 39 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,194
= 2,00
TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 2 D 16
2 D 16 3 D 16
41
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 20
- Luas tulangan bagian atas = 20 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,099
= 2,00
2 39
- Luas tulangan bagian bawah = 39 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,194
= 2,00
42
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
RINGBALK TYPE Ra
Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :
48 12 49
24 19 24
2 24
- Luas tulangan bagian bawah = 24 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,119
= 2,00
TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 2 D 16
2 D 16 3 D 16
43
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 12
- Luas tulangan bagian atas = 12 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,060
= 2,00
2 19
- Luas tulangan bagian bawah = 19 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,094
= 2,00
44
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
KOLOM (K1)
Detail luas tulangan utama K1 ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :
0,575
1600
= 7,9545
Digunakan 12 bh tulangan agar dapat tersebar di semua sisi kolom. Jadi tulangan utama
Kolom adalah 12 D 16
Dari ETABS v9.7.2 detail luas tulangan geser (sengkang/beugel) kolom yang ditinjau
adalah = 0,575 mm2
12 D 16
TUL. GESER
Ø10 - 120
45
LAMPIRAN - LAMPIRAN
46