Lap - Prhitungan Struktur Madrasah Ibtidaiyah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

PERHITUNGAN STRUKTUR
MADRASAH IBTIDAIYAH ( 2 LANTAI )
Lokasi :
L2 BLOK E, TENGGARONG SEBERANG

Di susun oleh :
SURYANA, ST

TAHUN 2020

1
INFORMASI PERENCANAAN STRUKTUR
A. DATA BANGUNAN
Nama Proyek : Gedung Madrasah Ibtidaiyah (2 Lantai)
Lokasi : L2 BLOK E, Tenggarong Sebrang
Tahun : 2020
B. PERATURAN YANG DIPAKAI
• Amriansyah Nasution (Analisis dan Desain Struktur Beton bertulang)
• Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI 03-1726-2000
• Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Gedung SNI 03-2847-2013 (ACI 38-99)
• Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung PPPURG 1987
• Tabel dan Monogram
• Analisa Statika menggunakan Program ETABS V.9.7.2
C. MUTU BAHAN / MATERIAL
• MUTU BETON K- 250 atau Fc = 20 Mpa
• Mass per unit volume = 2,4
• Mutu Baja Tulangan
• Fy ( tegangan leleh tulangan utama), U40 = 400 Mpa = 400000 kNm
• Fys ( tegangan leleh tulangan geser / sengkang ), U24 = 240 Mpa = 240000 kNm
• F’c (mutu kuat tekan beton) =
D. PEMBEBANAN
• Beban Mati (DL)
Sesuai dengan Peraturan Muatan Indonesia 1983 dan berat jenis bahan yang dipakai
Beban Mati terdiri dari :
• Berat sendiri Struktur
• Berat Pasangan Bata
• Plafon dan Penggantung
• Lantai Keramik dan Spesi
• Berat Penutup Atap
• Beban Hidup (LL)
Sesuai dengan Peraturan Muatan Indonesia 1983 terdiri dari beban guna bangunan rumah
sakit dipakai 250 kg/m2 dan beban guna atap bangunan 100 kg/m2 dan air hujan
• Kombinasi Pembebanan
Kekuatan perlu U untuk menahan beban mati (D) dan beban hidup (L) tidak boleh kurang
dari :
U = 1,4 D + 1,7 L (SNI 2847-2013 Lampiran C (Informatif) Faktor beban dan reduksi
kekuatan alternative C.9.2.1)
• Pondasi
Pondasi yang dipakai adalah Pondasi Setempat / Footplate yang diperkuat dengan tiang
pancang ulin 10 cm x 10 cm x 4m sebanyak 5 titik dalam satu Footplate dengan asumsi daya
dukung 1 tiang ulin sebesar 650 kg/cm2 ( Abdul Kholiq 2014, dengan nilai JHP (Jumlah
Hambatan Pelekat / Total Friction) dari ujung tiang bagian atas hingga kedalaman 4 m
sebesar = 40 kg/cm2 dan (qc = perlawanan konus) pada kedalaman 4m = 4 kg/cm2. .

2
E. Analisa Struktur
• Struktur bangunan rumah tinggal di idealisasikan dalam bentuk 3 Dimensi , dengan eleman struktur
nya adalah balok dan kolom
• Analisa struktur Bangunan dimodelkan 3 Dimensi dengan menggunakan bantuan program Etabs
V.9.7.2
• Output program berupa gaya-gaya dalam struktur dihitung dan dikontrol dengan peraturan yang
berlaku dan ditabelkan
• Untuk Analisa Perhitungan Gaya Dalam Struktur Plat dipakai koofisien momen plat dengan mengacu
pada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971

3
Perencanaan Plat lantai

4
Perhitungan Pelat Beton Bertulang

Konstruksi pelat beton bertulang dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pelat satu arah dan pelat dua arah .
Pelat satu arah adalah pelat yang perkuatan atau penulangannya hanya pada satu arah saja, yaitu pada arah
sumbu bidang terpendek. Sementara pelat dua arah penulangannya diterapkan pada kedua sumbu pelat.
Pelat dirancang satu arah jika rasio antara bentang panjang dan pendek lebih besar dari 2, sementara rasio
bentang panjang dan pendek lebih kecil atau sama dengan 2, maka pelat tersebutr di desain sebagai pelat
dua arah.

Perencanaan Pelat (Dek Beton)


Mutu beton K-250 -> Benda Uji Kubus

fc ‘ = (0,76 + 0,2 log(250/15) x 250 = 20 Mpa -> Benda Uji Silinder

Mutu baja dipakai U-24 (tulangan polos) dimana fy= 240 Mpa

• Beban mati :
• Berat sendiri pelat : 0,12 x 2400 = 288 kg/m²
• Finishing lantai : 0,05 x 2200 = 110 kg/m²
• Plafond + penggantung : 11 + 7 = 18 kg/m²
qdl = 416 kg/m²
• Beban hidup :
• Bangunan Sekolah qll = 250 kg/m²

• `Beban kombinasi
• Qult. dak = 1,4 . (416) 1,7.(250) = 924,2 kg/m² ( SNI 2847-2013 C.9.2.1)
• diterapkan untuk perhitungan seluruh pelat dak lantai 2 dan lantai dasar

5
Pelat lantai dasar dan lantai 1

a>Modul Pelat 5,00 x 5,00 (Type 1)


Rasio bentang ly/lx = 1 < 2,0 -> Pelat dua arah

Lx=5,00m

Ly=5,00m
Momen ultimate pada pelat :
Mlx =-Mtx = 0,001. 924,2. 5,00² . 42 = 970,41 Kgm = 9.704,10 Nmm

Mly =-Mty = 0,001. 924,2. 5,00² . 37 =854,885 Kgm = 8.548,85 Nmm

m = fy / (0,85 fc’)

= 240/(0,85 . 20)
= 14.12

Perkuatan Arah Sumbu – X

d= 120-25-(0,5 . 8)
d =91 mm

Rn = k = Mu / (0,8. B . d²)

k=9.704,10 / (0,8 .1000 .91²)


k= 1,4648

ρ = 1/m*(1-√(1-2mRn/fy)

ρ = 0.0038 > ρmin=0,0025

As perlu = 0. 0.0038 . 1000 .91 = 345,80 mm²

Dipakai tulangan Ø10 – 150 (523,33 mm²)

6
Perkuatan Arah Sumbu – Y
d = 120-25-8-(0,5 . 8)
= 83 mm

Rn = k = Mu / (0,8. B . d²)

= 8.548,85/ (0,8 . 1000 . 83²)

= 1,5512

ρ = 1/m*(1-√(1-2mRn/fy)

= 0.00396 > min=0,0025

As perlu = 0.00396 . 1000. 83 = 328.68 mm²

Dipakai tulangan Ø10 – 150 ( 523,33 mm²)

2>Modul Pelat 5,00 x 3,50 (Type 2)

Rasio bentang ly/lx = 1,4 < 2,00 -> Pelat dua arah

Lx=3,5m

Ly=5,00m

Momen ultimate pada pelat :


Mlx =-Mtx = 0,001. 924,2. 3,5². 42 = 475,5009 Kgm = 4.755,009 Nmm

Mly =-Mty = 0,001. 924,2. 5,0² . 37 = 854,885 Kgm = 8.548,85 Nmm

m = fy / (0,85 fc’)

= 240/(0,85 . 20)
= 14.12

7
Perkuatan Arah Sumbu – X

d= 120-25-(0,5 . 8)
d =91 mm

Rn = k = Mu / (0,8. B . d²)

k=4.755,009 / (0,8 .1000 .91²)

k= 0,71775

ρ = 1/m*(1-√(1-2mRn/fy)

ρ= 0.0018 > ρmin=0,0025

As perlu = 0.0018 . 1000 .91 = 165,449 mm²

Dipakai tulangan Ø10 – 200 (392 mm²)…..ok

Perkuatan Arah Sumbu – Y

d = 120-25-8-(0,5 . 8)
= 83 mm

Rn = k = Mu / (0,8. B . d²)

= 8.548,85/ (0,8 . 1000 . 83²)

= 1,5512

ρ = 1/m*(1-√(1-2mRn/fy)

= 0.00396 > min=0,0025

As perlu = 0.00396 . 1000. 83 = 328.68 mm²

Dipakai tulangan Ø10 – 20 ( 523,33 mm²) ..ok

8
Perhitungan Gaya Dalam Portal 3D
Dengan Software ETABS V.9.7.2

9
A. Pembebanan

Perhitungan pembebanan untuk input program meliputi beban mati (Dead Load) dan Beban
hidup (Live load) untuk plat lantai dasar, lantai 1, lantai 2, dak atap dan beban mati pasangan
bata sebagai dinding yang menumpu pada balok atau sloof, untuk lantai dasar diasumsikan
suspended plate yaitu diperlakukan seperti lantai 2

1. Pembebanan pada Plat Lantai dasar ,dan Lantai 1


a. Baban Mati Lantai 1(Dead Load)
i. Beban sendiri Plat 0,12 x 2400 = automatisasi program
ii. Beban Finishing lantai 0,05 x 2200 = 110 kg/m2
iii. Beban Plafond an penggantung = 18 kg/m2

Qdl2 = 128 kg/m2

b. Beban Hidup (Live Load)

Qdl = 250 kg/m2

2. Pembebanan Atap
a. Baban Mati (Dead Load)
i. Beban sendiri Plat 0,10 x 2400 = automatisasi program
ii. Beban Plafond an penggantung = 18 kg/m2

Qdl = 18 kg/m2

b. Beban Hidup (Live Load)


i. Untuk atap Qll =100 kg/m2 (air)

3. Beban Pasangan Bata


a. Berat pasangan bata Pdl = 250 kg/m2 sepanjang keliling bangunan sesuai kebutuhan
rencana gambar arsitek

10
Input Data Pembebanan ke ETABS Version 9.7.2

Input Beban Mati Yang Bekerja Pada Balok (kN-m)

Input Beban Mati Yang Bekerja Pada Balok Akibat Reaksi Tangga Beton
(kN-m)

11
Input Beban Mati Yang Bekerja Pada Plat Lantai 2
(kN-m)

Input Beban Mati Yang Bekerja Pada Plat Lantai 2


(kN-m)

12
Element Plat Lantai Yang Bekerja Sebagai Diafragma

Waktu Getar Struktur


Mode 1 (arah x = 0,2863 detik) dan Mode 2 (arah y = 0,2853 detik )

13
Perhitungan Struktur dengan ETABS

Input Nilai Persentase Efektifitas Penampang Balok

14
Input Nilai Persentase Efektifitas Penampang Kolom

Diagram Momen dan Gaya Geser Akibat Beban Mati dan Hidup

15
Penulangan Balok
Tampak Luas Tulangan Utama Balok (B1) Arah Memanjang

Tampak Luas Tulangan Geser (Sengkang) Balok (B1) Arah Memanjang

16
Tampak Luas Tulangan Utama Balok (B2) Arah Memanjang dan
Luas Tulangan Geser (Sengkang) Arah Memanjang

Tampak Luas Tulangan Utama Balok (BA) Arah Memanjang dan


Luas Tulangan Geser (Sengkang) Arah Memanjang

17
Tampak Luas Tulangan Utama Sloof Arah Memanjang

Tampak Luas Tulangan Geser (Sengkang) Sloof Arah Memanjang

18
Tampak Luas Tulangan Utama RingBalk (R1) Arah Memanjang

Tampak Luas Tulangan Utama RingBalk (R2) Arah Memanjang dan


Tulangan Geser (Sengkang) Arah Memanjang

19
Penulangan Kolom

Tampak Luas Tulangan Utama Kolom Arah Memanjang

Tampak Luas Tulangan Geser (Sengkang) Kolom Arah Memanjang

20
Diagram Interaksi Kolom Yang Ditinjau

Nilai Beban Axial (Ton.m) Setiap Kolom Sebagai Dasar Dalam Mendesain Footplate dan
Untuk Menghitung Jumlah Tiang Pancang

21
PERENCANAAN PILE CAP

a. Data Perencanaan
1. Mutu beton (F'c) = 25 Mpa
2. Mutu Tulangan (Fy) = 400 Mpa

b. Data Desain Pile Cap


1. Lebar (b) = 1500 mm
2. Panjang (p) = 1500 mm
3. Diameter tulangan Ø = 16 mm
4. Tebal selimut (ts) = 60 mm
5. Tinggi pile cap (H) = 300 mm (syarat harus > 300mm)
6. Jarak pusat tul. Ke sisi beton (ds) = Ts + Ø +( 1 Ø)
2
= 60 + 16 + ( 1 16 )
2
= 84 mm

7. Jarak sisi lain beton ke pusat tul. (d) = H - ds


= 300 - 84
= 216 mm
8. Pancang kayu ulin (10cmx10cm) (c) = 550 mm
9. Lebar kolom (bw) = 400 mm
10. Tinggi kolom (h) = 400 mm
11. Besi pile cap digunakan (D) = 16 mm

c. Data gaya dan beban yang diterima pile cape


1. Kap. Daya dukung 5 pancang ulin (Qa) = 3,25 Tm = 31,872 kN
2. Gaya geser pada pile cap (Vu) = Pu
PU nilai terbesar FZ
n
pada output ETABS
= 528,29 yaitu : 58870 Kg
2 = 528,29 kN
= 264,15 kN

d. Kontrol 2 arah disekitar kolom


Posisi kolom tepi (30), kolom dalam (40), kolom sudut (20). Pada perhitungan diberikan
contoh kolom dalam, sehingga = 30
( ɑ = sudut yang menentukan orientasi tulangan, Pasal 11, 21, Lampiran A SNI 2847-2013)
h 400
β = = = 1
bw 400

bo = 4 (bw + d)
= 4 . ( 400 + 216 )
= 2464 mm
22
Vc1 = 0,17. 1 . ∆.. . 0.

= 0,17 .( 1 + 2 ). 1 .√ 25 . 2464 . 216


1
= 1.357.171 N

Vc2 = 0,33. . 0.

= 0,33. √ 25 . 2464 . 216

= 878.170 N

Vc3 = 0,083. . 2 . ∆.. . 0.

= 0,083
.(
30 . 216
+ 2 ).
1 . √ 25 . 2464 . 216
2464
= 1.022.613 N

Nilai Vc yang diambil adalah yang terkecil dari Vc1, Vc2, Vc3.

Vc = 878.170 N

Faktor reduksi kekuatan geser, φ = 0,75


Gaya geser npmonal, φ.Vn = 0,75 Vc
= 0,75 x 878.170
= 658.627 N
= 658,627 kN

Kontrol : φ.Vn > Vu


Vn Vu
658,627 kN 264,145 …(OK, tebal pile cap cukup untuk menahan geser)

e. Perhitunga Tulangan
1. Rasio tulangan pada kondisi balance
600
. 0,85 . .
600
25 600
= 0,835 x 0,85 x x
400 600 + 400
= 0,0266

2. Faktor tahan momen maksimum


1
!"# 0,75 . . $1 % . . . &
2.0,75 0,85
1 400
= 0,75 x 0,0266 x 400 x ( 1 - x 0,75 x 0,0266 x
2 0,85 + 25
23
= 6,7515
g. Penulangan Footplate arah x

1. Pu max = 31,872 kN

2.
cx = p - bw

2
1500 - 400
Cx =
2

= 550 mm

3. ex = cx - a
= 550 - 150
= 400 mm

4. W1 = Cx . b . H . Wc
= 0,55 . 1,5 . 0,3 . 24
= 5,94 kN

5. W2 = Cx . b . Z . Ws
= 0,55 . 1,5 . 0,5 . 18
= 7,425 kN
,# ,#
6. '(# 3 . )(!"# . *# % +1. % +2 .
2 2

0,6 0,6
= 3 x 31,87 x 0,4 -( 5,94 x ) - ( 7,425 x )
2 2
= 38,655 kNm

Mux 38,655
7. Mn = = = 48,318 kNm
φ 0,8

6
Mn . 10 48,318 . 10 6
8. Rn = 2
= 2
b.d 1500 x 216

= 0,690
Kontrol : Rn < Rmax
Rn Rmax
0,690 kN - 6,7515
………………….(OK, Aman)

24
9. Rasio tulangan yang diperlukan

2, .
0,85 . . $1 % 1 % &
0,852

25 2 x 0,690
=
0,85
400
( 1 - √ 1 -
0,85 x 25
)

= 0,85 0,0625 ( 1 -√ 1 - 0,065 )

= 0,85 0,0625 ( 1 - 0,967 )

= 0,85 0,0625 0,033

= 0,00176

10. Kontrol :

f'c = < 25 Mpa, sehingga -------> 1,4 1,4


min = = 0,00350
400
ρ yang digunakan adalah = 0,00176

11. Luas Tulangan yang diperlukan :

As = ρ b d
= 0,0018 x 1500 x 216
= 568,63 mm2

n = Jumlah tulangan yang diperlukan :


As 568,63 mm2
n = =
1 1 2
. 3 . 42 . 3. 16
4 4

568,634
= = 2,82702 bh dibulatkan menjadi 3 Ø 16
201,143

S = jarak tulangan yang diperlukan :

1
S = . 3 . 42 .
4 56
1500
= 201,143 x
568,63
= 530,59 mm

25
h. Penulangan pile cap arah y

12. Pu max = 31,872 kN


13. b - bw
Cy =
2
1500 - 400
Cy =
2
= 550 mm
14. ey = Cy - a
= 550 - 150
= 400 mm

15. W1 = Cy . p . H . Wc
= 0,55 . 1,5 . 0,3 . 24
= 5,94 kN

16. W2 = Cy . p . Z . Ws
= 0,55 . 1,5 . 0,5 . 18
= 7,425 kN
, ,
17. '(# 3 . )(!"# . * % +1. % +2 .
2 2

0,6 0,6
= 3 x 31,87 x 0,4 -( 5,94 x ) - ( 7,425 x )
2 2
= 38,655 kNm

Mux 38,655
18. Mn = = = 48,318 kNm
φ 0,8

6
Mn . 10 48,318 . 10 6
19. Rn = 2
= 2
b.d 1500 x 216
= 0,690
Kontrol : Rn < Rmax
Rn Rmax
0,690 kN - 6,7515
………………….(OK, Aman)

20 Rasio tulangan yang diperlukan


2, .
0,85 . . $1 % 1 % &
0,852
25 2 x 0,690
=
0,85
400
( 1 - √ 1 -
0,85 x 25
)

= 0,85 0,0625 ( 1 -√ 1 - 0,065 )

= 0,85 0,0625 ( 1 - 0,967 )

= 0,85 0,0625 0,033 = 0,00176

21. Kontrol :
f'c = < 25 Mpa, sehingga -------> 1,4 1,4
min = = 0,00350
400 26
ρ yang digunakan adalah = 0,00176
22. Luas Tulangan yang diperlukan :

As = ρ b d
= 0,0018 x 1500 x 216
= 568,63 mm2

n = Jumlah tulangan yang diperlukan :


As 568,63 mm2
n = =
1 1 2
. 3 . 42 . 3. 16
4 4

568,634
= = 2,82702 bh dibulatkan menjadi 6 Ø 16
201,143
S = jarak tulangan yang diperlukan :

1
S = . 3 . 42 .
4 56
1500
= 201,143 x
568,63

= 530,59 mm

Kesimpulan :
A. Dimensi Pile Cap yang digunakan adalah :
1. Lebar (b) = 1500 mm
2. Panjang (p) = 1500 mm
3. Diameter tulangan Ø = 16 mm
4. Tebal selimut (ts) = 70 mm
5. Tinggi / Tebal pile cap(H) = 300 mm (syarat harus > 300mm)
6. Jumlah Tulangan Arah-x = 3 Ø 16 ( dengan jarak Tulangan (S) = 530,59 mm)
7. Jumlah Tulangan Arah-y = 6 Ø 16 ( dengan jarak Tulangan (S) = 250 mm)

Tulangan Arah-x dan y

27
PERHITUNGAN
DIMENSI DAN JUMLAH TULANGAN KOLOM, BALOK & SLOOF

28
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
SLOOF TYPE (SL.1)

# DESAIN TULANGAN POKOK SLOOF (SL.1)


Data Sloof :
Uk. = 30 x 40 cm
Ln = 6 m

Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :

397 129 397


260 260 260

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter ( D 16 ) --->As = 1/4 Π d2


2
= 201,143 mm
a. Tulangan utama daerah tumpuan :
2 397
- Luas tulangan bagian atas = 397 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 1,974
= 3,00

2 260
- Luas tulangan bagian bawah = 260 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 1,293
= 3,00

TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 3 D 16

3 D 16 3 D 16

29
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 129
- Luas tulangan bagian atas = 129 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,641
= 2,00

2 260
- Luas tulangan bagian bawah = 260 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 1,293
= 3,00

# DESAIN TULANGAN GESER

0,431 0,431 0,431

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter ( Ø 10 )--->As = 1/4 Π d2


= 78,571 mm2
a. Tulangan Geser Daerah Tumpuan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
150 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 150
= 2 x 78,571 x 1000
= 1047,6 mm2 150
Sehingga luas tulangan per meter panjang = 1047,6
1000
= 1,05 mm
Kontrol keamanan : 1,05 > 0,431 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
b. Tulangan Geser Daerah Lapangan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø ### (sengkang 2 kaki diameter Ø ### setiap jarak
2
150 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 150
= 2 x 78,571 x 1000
= 1047,6 mm2 150

Sehingga luas tulangan per meter panjang = 1047,6


1000
= 1,05 mm
Kontrol keamanan : 1,05 > 0,431 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
# DESAIN TULANGAN BADAN
Dimensi balok yang relatif tinggi ( lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada bagian
badan semakin besar. Maka harus diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan
(d/6) atau 300 mm (diambil yang terkecil.

Perhitungan d = Tinggi balok - Selimut - D sengkang - 1/2D tul. Utama


= 400 - 60 - 10 - 1/2 x 16
= 322 mm
maka diambil jarak tulangan minimum 300 mm, sehingga dengan tinggi balok 400 mm
digunakan 2 buah tulangan badan Ø 12 pada masing-masing sisi.

30
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
BALOK TYPE B1

# DESAIN TULANGAN POKOK BALOK (B1)


Data Balok :
Uk. = 30 x 50 cm
Ln = 6 m

Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :

531 172 476


347 476 263

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter ( D 16 ) --->As = 1/4 Π d2


2
= 201,143 mm
a. Tulangan utama daerah tumpuan :
2 531
- Luas tulangan bagian atas = 531 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 2,640
= 5,00

2 347
- Luas tulangan bagian bawah = 347 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 1,725
= 3,00

TUMPUAN LAPANGAN
5 D 16 3 D 16

3 D16 5 D 16

31
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 172
- Luas tulangan bagian atas = 172 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,855
= 2,00

2 476
- Luas tulangan bagian bawah = 476 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 2,366
= 4,00

# DESAIN TULANGAN GESER

0,605 0,49 0,636

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter (Ø 10 )--->As = 1/4 Π d2


= 78,571 mm2
a. Tulangan Geser Daerah Tumpuan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
150 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 150
= 2 x 78,571 x 1000
= 1047,6 mm2 150
Sehingga luas tulangan per meter panjang = 1047,6
1000
= 1,05 mm
Kontrol keamanan : 1,05 > 0,605 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
b. Tulangan Geser Daerah Lapangan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 8 (sengkang 2 kaki diameter Ø 8 setiap jarak
2
200 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 200
= 2 x 78,571 x 1000
= 785,71 mm2 200

Sehingga luas tulangan per meter panjang = 785,71


1000
= 0,79 mm
Kontrol keamanan : 0,79 > 0 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
# DESAIN TULANGAN BADAN
Dimensi balok yang relatif tinggi ( lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada bagian
badan semakin besar. Maka harus diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan
(d/6) atau 300 mm (diambil yang terkecil.

Perhitungan d = Tinggi balok - Selimut - D sengkang - 1/2D tul. Utama


= 500 - 60 - 10 - 1/2 x 16
= 422 mm
maka diambil jarak tulangan minimum 300 mm, sehingga dengan tinggi balok 500 mm
digunakan 2 buah tulangan badan Ø 16 pada masing-masing sisi.

32
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
BALOK TYPE B2

# DESAIN TULANGAN POKOK BALOK (B2)


Data Balok :
Uk. = 20 x 35 cm
Ln = 4 m

Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :

214 62 214
123 110 124

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter ( D 16 )--->As = 1/4 Π d2


2
= 201,143 mm
a. Tulangan utama daerah tumpuan :
2 214
- Luas tulangan bagian atas = 214 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 1,064
= 3,00

2 124
- Luas tulangan bagian bawah = 124 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,616
= 2,00

TUMPUAN LAPANGAN
3 D16 2 D16

2 D15 3 D16

33
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 62
- Luas tulangan bagian atas = 62 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,308
= 2,00

2 110
- Luas tulangan bagian bawah = 110 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,547
= 2,00

# DESAIN TULANGAN GESER

0,408 0,315 0,408

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter (Ø 10 )--->As = 1/4 Π d2


= 78,571 mm2
a. Tulangan Geser Daerah Tumpuan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
150 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 150
= 2 x 78,571 x 1000
2
= 1047,6 mm 150
Sehingga luas tulangan per meter panjang = 1047,6
1000
= 1,05 mm
Kontrol keamanan : 1,05 > 0,408 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
b. Tulangan Geser Daerah Lapangan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
200 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 200
= 2 x 78,571 x 1000
= 785,71 mm2 200

Sehingga luas tulangan per meter panjang = 785,71


1000
= 0,79 mm
Kontrol keamanan : 0,79 > 0,315 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
# DESAIN TULANGAN BADAN
Dimensi balok yang relatif tinggi ( lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada bagian
badan semakin besar. Maka harus diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan
(d/6) atau 300 mm (diambil yang terkecil.

Perhitungan d = Tinggi balok - Selimut - D sengkang - 1/2D tul. Utama


= 350 - 40 - 10 - 1/2 x 16
= 292 mm
maka diambil jarak tulangan minimum 300 mm, sehingga dengan tinggi balok 350 mm
digunakan 2 buah tulangan badan Ø 16 pada masing-masing sisi.

34
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
BALOK ANAK TYPE BA

# DESAIN TULANGAN POKOK BALOK ANAK (BA)


Data Balok Anak Type BA :
Uk. = 15 x 25 cm
Ln = 4 m

Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :

61 25 61
30 28 30

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter ( D 16 )--->As = 1/4 Π d2


2
= 201,143 mm
a. Tulangan utama daerah tumpuan :
2 61
- Luas tulangan bagian atas = 61 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,303
= 3,00

2 30
- Luas tulangan bagian bawah = 30 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,149
= 2,00

TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 2 D 16

2 D 16 3 D 16

35
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 25
- Luas tulangan bagian atas = 25 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,124
= 2,00

2 28
- Luas tulangan bagian bawah = 28 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,139
= 2,00

# DESAIN TULANGAN GESER

0,217 0,215 0,215

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter (Ø 10 )--->As = 1/4 Π d2


= 78,571 mm2
a. Tulangan Geser Daerah Tumpuan
Asumsi dignakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
150 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 150
= 2 x 78,571 x 1000
2
= 1047,6 mm 150
Sehingga luas tulangan per meter panjang = 1047,6
1000
= 1,05 mm2
Kontrol keamanan : 1,05 > 0,217 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
b. Tulangan Geser Daerah Lapangan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
200 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 200
= 2 x 78,571 x 1000
= 785,71 mm2 200

Sehingga luas tulangan per meter panjang = 785,71


1000
= 0,79 mm
Kontrol keamanan : 0,79 > 0,215 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
# DESAIN TULANGAN BADAN
Dimensi balok yang relatif tinggi ( lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada bagian
badan semakin besar. Maka harus diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan
(d/6) atau 300 mm (diambil yang terkecil.

Perhitungan d = Tinggi balok - Selimut - D sengkang - 1/2D tul. Utama


= 250 - 40 - 10 - 1/2 x 16
= 192 mm
Karena tinggi efektif balok <400mm, maka tidak perlu diberi tulangan badan.

36
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
RINGBALK TYPE R1

# DESAIN TULANGAN POKOK RINGBALK (R1)


Data Balok Induk Type R1 :
Uk. = 30 x 50 cm
Ln = 6 m

Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :

195 48 187
97 88 93

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter ( D 16 )--->As = 1/4 Π d2


2
= 201,143 mm
a. Tulangan utama daerah tumpuan :
2 195
- Luas tulangan bagian atas = 195 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,969
tulangan atasdiambil 35% x L.Tampang Balok = 5,00

2 97
- Luas tulangan bagian bawah = 97 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,482
tulangan diambil 30% x L.Tampang Balok = 3,00

TUMPUAN LAPANGAN
5 D 16 3 D 16

3 D 16 5 D 16

37
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 48
- Luas tulangan bagian atas = 48 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,239
= 2,00

2 88
- Luas tulangan bagian bawah = 88 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,438
= 2,00

# DESAIN TULANGAN GESER

0,431 0,431 0,431

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter (Ø 10 )--->As = 1/4 Π d2


= 78,571 mm2
a. Tulangan Geser Daerah Tumpuan
Asumsi dignakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
150 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 150
= 2 x 78,571 x 1000
= 1047,6 mm2 150
Sehingga luas tulangan per meter panjang = 1047,6
1000
= 1,05 mm2
Kontrol keamanan : 1,05 > 0,431 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
b. Tulangan Geser Daerah Lapangan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
200 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 200
= 2 x 78,571 x 1000
2
= 785,71 mm 200

Sehingga luas tulangan per meter panjang = 785,71


1000
= 0,79 mm
Kontrol keamanan : 0,79 > 0,431 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
# DESAIN TULANGAN BADAN
Dimensi balok yang relatif tinggi ( lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada bagian
badan semakin besar. Maka harus diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan
(d/6) atau 300 mm (diambil yang terkecil.

Perhitungan d = Tinggi balok - Selimut - D sengkang - 1/2D tul. Utama


= 500 - 60 - 10 - 1/2 x 16
= 422 mm
maka diambil jarak tulangan minimum 300 mm, sehingga dengan tinggi balok 500 mm
digunakan 2 buah tulangan badan Ø 16 pada masing-masing sisi.

38
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
RINGBALK TYPE R2

# DESAIN TULANGAN POKOK RINGBALK (R2)


Data Balok Induk Type R2 :
Uk. = 20 x 35 cm
Ln = 4 m

Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :

214 61 214
122 113 117

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter ( D 16 )--->As = 1/4 Π d2


2
= 201,143 mm
a. Tulangan utama daerah tumpuan :
2 214
- Luas tulangan bagian atas = 214 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 1,064
= 3,00

2 122
- Luas tulangan bagian bawah = 122 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,607
= 2,00

TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 2 D 16

2 D 16 3 D 16

39
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 61
- Luas tulangan bagian atas = 61 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,303
= 3,00

2 113
- Luas tulangan bagian bawah = 113 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,562
= 2,00

# DESAIN TULANGAN GESER

0,409 0,316 0,405

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter (Ø 10 )--->As = 1/4 Π d2


= 78,571 mm2
a. Tulangan Geser Daerah Tumpuan
Asumsi dignakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
150 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 150
= 2 x 78,571 x 1000
= 1047,6 mm2 150
Sehingga luas tulangan per meter panjang = 1047,6
1000
= 1,05 mm2
Kontrol keamanan : 1,05 > 0,409 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
b. Tulangan Geser Daerah Lapangan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
200 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 200
= 2 x 78,571 x 1000
= 785,71 mm2 200

Sehingga luas tulangan per meter panjang = 785,71


1000
= 0,79 mm
Kontrol keamanan : 0,79 > 0,316 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
# DESAIN TULANGAN BADAN
Dimensi balok yang relatif tinggi ( lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada bagian
badan semakin besar. Maka harus diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan
(d/6) atau 300 mm (diambil yang terkecil.

Perhitungan d = Tinggi balok - Selimut - D sengkang - 1/2D tul. Utama


= 350 - 40 - 10 - 1/2 x 16
= 292 mm
Karena tinggi efektif balok <400mm, maka tidak perlu diberi tulangan badan.

40
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
RINGBALK TYPE R3

# DESAIN TULANGAN POKOK RINGBALK (R3)


Data Balok Induk Type R3 :
Uk. = 15 x 20 cm
Ln = 2 m

Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :

59 20 49
39 39 24

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter ( D 16 )--->As = 1/4 Π d2


2
= 201,143 mm
a. Tulangan utama daerah tumpuan :
2 59
- Luas tulangan bagian atas = 59 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,293
= 3,00

2 39
- Luas tulangan bagian bawah = 39 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,194
= 2,00

TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 2 D 16

2 D 16 3 D 16

41
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 20
- Luas tulangan bagian atas = 20 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,099
= 2,00

2 39
- Luas tulangan bagian bawah = 39 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,194
= 2,00

# DESAIN TULANGAN GESER

0,282 0,218 0,285

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter (Ø 10 )--->As = 1/4 Π d2


= 78,571 mm2
a. Tulangan Geser Daerah Tumpuan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
150 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 150
= 2 x 78,571 x 1000
= 1047,6 mm2 150
Sehingga luas tulangan per meter panjang = 1047,6
1000
= 1,05 mm
Kontrol keamanan : 1,05 > 0,282 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
b. Tulangan Geser Daerah Lapangan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
200 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 200
= 2 x 78,571 x 1000
= 785,71 mm2 200

Sehingga luas tulangan per meter panjang = 785,71


1000
= 0,79 mm
Kontrol keamanan : 0,79 > 0 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
# DESAIN TULANGAN BADAN
Dimensi balok yang relatif tinggi ( lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada bagian
badan semakin besar. Maka harus diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan
(d/6) atau 300 mm (diambil yang terkecil.

Perhitungan d = Tinggi balok - Selimut - D sengkang - 1/2D tul. Utama


= 200 - 20 - 10 - 1/2 x 16
= 162 mm
Karena tinggi efektif balok <400mm, maka tidak perlu diberi tulangan badan.

42
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
RINGBALK TYPE Ra

# DESAIN TULANGAN POKOK RINGBALK (RA)


Data Ringbalk Type Ra :
Uk. = 15 x 20 cm
Ln = 4 m

Detail luas tulangan utama TB ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :

48 12 49
24 19 24

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter ( D 16 )--->As = 1/4 Π d2


2
= 201,143 mm
a. Tulangan utama daerah tumpuan :
2 49
- Luas tulangan bagian atas = 49 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,244
= 2,00

2 24
- Luas tulangan bagian bawah = 24 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,119
= 2,00

TUMPUAN LAPANGAN
3 D 16 2 D 16

2 D 16 3 D 16

43
b. Tulangan utama daerah lapangan :
2 12
- Luas tulangan bagian atas = 12 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,060
= 2,00

2 19
- Luas tulangan bagian bawah = 19 mm ------> jumlah tulangan =
201,143
= 0,094
= 2,00

# DESAIN TULANGAN GESER

0,215 0,215 0,215

Daerah Tumpuan Daerah Lapangan Daerah Tumpuan

Digunakan tulangan polos diameter (Ø 10 )--->As = 1/4 Π d2


= 78,571 mm2
a. Tulangan Geser Daerah Tumpuan
Asumsi dignakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
150 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 150
= 2 x 78,571 x 1000
= 1047,6 mm2 150
Sehingga luas tulangan per meter panjang = 1047,6
1000
= 1,05 mm2
Kontrol keamanan : 1,05 > 0,215 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
b. Tulangan Geser Daerah Lapangan
Asumsi digunakan sengkang beugel Ø 10 (sengkang 2 kaki diameter Ø 10 setiap jarak
2
200 mm), maka luas tulangan per 1m = 2 x 1/4 Л d x 1000 / 200
= 2 x 78,571 x 1000
= 785,71 mm2 200

Sehingga luas tulangan per meter panjang = 785,71


1000
= 0,79 mm
Kontrol keamanan : 0,79 > 0,215 --------> sengkang aman & mampu menahan geser
# DESAIN TULANGAN BADAN
Dimensi balok yang relatif tinggi ( lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada bagian
badan semakin besar. Maka harus diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan
(d/6) atau 300 mm (diambil yang terkecil.

Perhitungan d = Tinggi balok - Selimut - D sengkang - 1/2D tul. Utama


= 200 - 40 - 10 - 1/2 x 16
= 142 mm
Karena tinggi efektif balok <400mm, maka tidak perlu diberi tulangan badan.

44
PERHITUNGAN TULANGAN POKOK DAN TULANGAN GESER
KOLOM (K1)

# DESAIN TULANGAN POKOK KOLOM (K1)


Data Kolom K1 :
Uk. = 40 x 40 cm ( Kolom I)
Ln = 3,6 m

Detail luas tulangan utama K1 ditinjau dari hasil analisa struktur dengan Program ETABS v9.7.2
sebagai berikut :

0,575
1600

Digunakan tulangan ulir diameter (D 16 )--->As = 1/4 Π d2


2
= 201,143 mm

Maka, jumlah tulangan yang dibutuhkan adalah : = 1600


201,143

= 7,9545
Digunakan 12 bh tulangan agar dapat tersebar di semua sisi kolom. Jadi tulangan utama
Kolom adalah 12 D 16

# DESAIN TULANGAN GESER KOLOM (K1)

Dari ETABS v9.7.2 detail luas tulangan geser (sengkang/beugel) kolom yang ditinjau
adalah = 0,575 mm2

Digunakan tulangan polos diameter Ø 10 --->As = 1/4 Π d2 x 3


2
= 235,714 mm
Jarak sengkang = 235,714
0,575
= 409,94 mm
Di ambil jarak sengkang kolom K1 = 120 mm (sesuai persyaratan jarak minimum).
Jadi tulangan geser (sengkang) kolom adalah Ø10-120 mm

12 D 16

TUL. GESER
Ø10 - 120

45
LAMPIRAN - LAMPIRAN

46

Anda mungkin juga menyukai