Materi - TKP Jejaring Kerja
Materi - TKP Jejaring Kerja
Materi - TKP Jejaring Kerja
Menurut Wayne E. Baker ( 1994 ) jejaring kerja adalah proses aktif membangun dan mengelola hubungan-
hubungan yang
produktif baik personal maupun organisasi. Pendapat lainnya menyatakan bahwa jejaring kerja merupakan
suatu sistem informasi
yang terdiri dari manusia, datra, perangkat lunak ( soft ware ), perangkat keras ( hardware ) dan jaringan itu
sendiri ( O’Brien,
1999 ).
Sedangkan Nazir Harjanto ( 2002 ) menyatakan jejaring kerja sebagai wadah baik formal maupun informal
yang memfasilitasi
pertemuan kelompok atau komunikasi diantara pihak-pihak yang berkepentingan untuk menemukan
pemecahan masalah dan
kebutuhan informasi untuk kepentingan semua pihak.
Jejaring kerja (kemitraan) atau sering disebut partnership, secara etimologis berasal dari akar kata partner.
Partner dapat diartikan pasangan, jodoh, sekutu atau kompanyon. Sedangkan partnership diterjemahkan
persekutuan atau perkongsian. Dengan demikian, kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk
persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan kerjasama di suatu bidang usaha
tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
Pendapat senada disampaikan Agung Sudjatmoko dalam bukunya yang berjudul Cara Cerdas Menjadi
Pengusaha Hebat bahwa ”kemitraan bisnis merupakan kerjasama terpadu antara dua belah pihak atau lebih,
secara serasi, sinergis terpadu, sitematis dan memiliki tujuan untuk menyatukan potensi bisnis dalam
mengahasilkan keuntungan yang optimal”.
Jejaring Kerja adalah salah satu kegiatan penting dalam berorganisasi yang pada dasarnya agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Dengan melakukan koordinasi dan kolaborasi antar
bagian dari satu organisasi atau dengan organisasi lain, akan memudahkan setiap individu mengatasi
masalah untuk tujuan bersama.
Jejaring kerja mengacu kepada praktik antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama (mungkin
juga termasuk cara/metodenya), kebalikan dari bekerja sendiri-sendiri dan berkompetisi. Motivasi utama dari
kerjasama biasanya adalah memperoleh kemanfaatan bersama (hasil yang saling menguntungkan) melalui
pembagian tugas. Seperti halnya dengan koordinasi, selain memperoleh hasil seefisien mungkin, para pihak
biasanya bekerjasama dengan harapan menghemat biaya dan waktu. Kerjasama umumnya dilakukan untuk
memecahkan persoalan dalam lingkungan dan sistem yang kompleks.
Pentingnya jejaring kerja adalah menimbulkan komitmen dari setiap unsur yang terkait dengan
menempatkan setiap individu pada jejaring tersebut serta menjadi jembatan penghubung antara pribadi
dengan kehidupan profesional dan antara satu institusi dengan institusi lainnya. Kita hidup dalam dunia yang
penuh dengan jejaring kerja yang tumpang tindih bagaikan galaksi dari tatanan kerja.
Konsep Jejaring Kerja
Membangun jejaring kerja (kemitraan) pada hakekatnya adalah sebuah proses membangun komunikasi atau
hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber daya atas dasar saling percaya (trust) dan saling
menguntungkan diantara pihak-pihak yang bermitra yang dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman atau
kesepakatan guna mencapai kesuksesan bersama yang lebih besar.
Dari definisidi atas dapat dijelaskan bahwa membangun Jejaring Kerja (kemitraan) dapat dilakukan jika
pihak-pihak yang bermitra memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Ada dua pihak atau lebih organisasi/lembaga
2. Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga.
3. Ada kesepakatan/kesepahaman
4. Saling percaya dan membutuhkan
5. Komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
2. Kepercayaan (trust);
Setelah ada kesamaan visi dan misi maka prinsip berikutnya yang tidak kalah penting adalahadanya rasa
saling percaya
antar pihak yang bermitra. Oleh karena itu kepercayaan adalah modal dasar membangun jejaring dan
kemitraan. Untuk dapat dipercaya maka komunikasi yang dibangun harus dilandasi itikad (niat) yang baik
dan menjunjung tinggi kejujuran
3. Saling menguntungkan;
Asas saling menguntungkan merupakan fondasi yang kuat dalam membangun kemitraan. Jika dalam
bermitra ada salah satu pihak yang merasa dirugikan, merasa tidak mendapat manfaat lebih, maka akan
menggangu keharmonisan dalam bekerja sama. Antara pihak yang bermitra harus saling memberi kontribusi
sesuai peran masing-masing dan merasa diuntungkan.
Pertama:
kita akan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dalam kesempatan pertemuan singkat tersebut,
misalnya informasi tentang anak-anak, usaha/pekerjaan mereka dan hobi yang sedang mereka jalankan saat
ini. Informasi lebih banyak tentang diri pribadi mereka sangat penting guna memberikan perlakuan yang
paling tepat, di sisi lain mereka juga pasti terkesan pada diri kita Kedua: ciptakan tujuan.
Dengan menjadi pendengar yang baik kita akan mampu memvisualisasikan siapa saja yang harus kita
dekati. Sehingga tak perlu membuang waktu dengan mengikuti perkumpulan yang tidak berhubungan
dengan target yang ingin kita capai.. Karena kekuatan networking terletak pada kualitas dibandingkan
kuantitas atau jumlahnya.
2. Mengupayakan dalam 72 jam kita harus berusaha menjalin komunikasi dengan calon partner kita agar
mereka tidak melupakan kita begitu saja. Langkah yang bisa kita lakukan adalah mengirimkan kartu pos,
mengirimkan e-mail, surat, menelpon seraya mengungkapkan kebahagiaan kita mendapatkan kesempatan
bertemu mereka atau menanyakan kabar tentang anak-anak, usaha, maupun hobi yang sedang mereka
kerjakan. Cara lain adalah mengirimkan sesuatu dan menyampaikan kesan mendalam
sekaligus keinginan untuk bertemu mereka suatu saa tnanti, dan lain sebagainya. Ciptakan berbagai langkah
menciptakan jalinan komunikasi, karena hal itu akan membuat mereka lebih mengingat kita. Sehingga
apabila suatu ketika kita menghubungi atau bertemu lagi, mereka akan dengan mudah mengingat dan
menjalin keakraban dengan kita.
3. Bersikap sabar tetapi aktif dan proaktif dalam memberi. Memberi bisa dilakukan dalam berbagai cara
entah dalam bentuk pelayanan atau kontribusi kepada perorangan maupun group. Milikilah nilai tersendiri
bagi orang lain, dengan menciptakan kerjasama yang memberikan kemudahan dan berbagai nilai yang
menguntungkan mereka.
4. Bersikap lebih cerdas dan selalu menyampaikan informasi yang akurat dan apa adanya. Caranya adalah
dengan terus
belajar banyak hal setiap ada kesempatan (banyak membaca, mengikuti seminar, worksop, kompetisi, expo,
dsb) sehingga kita akan lebih dikenal dibandingkan orang lain karena kelebihan ilmu pengetahuan yang kita
miliki.
5. Kesinambungan komunikasi
Kita harus selalu meluangkan waktu untuk melakukan komunikasi guna mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang sudah terbangun. Salah satu alasannya karena tak ada jalan pintas dalam
mengembangkan dan mempertahankan networking kecuali kesinambungan komunikasi.. Joe Girald dalam
bukunya The Greatest Salesman In The World, menyatakan bahwa
kesinambungan komunikasi sudah dapat memperluas networking. Ia berpendapat orang biasapun memiliki
sekurang-kurangnya 250 orang yang cukup dekat dalam kehidupannya. Berdasarkan sebuah penelitian,
sebagian besar orang tidak akan pernah menyadari sedang memerlukan orang lain sebelum berkomunikasi
dengan orang yang bersangkutan selama 8-10 kali.Jangan pula berkeinginan untuk menunda menjalin
komunikasi dengan orang lain, karena selain tak mendapatkan hubungan baru
kita juga akan kehilangan semangat baru.
Menurut Notoatmodjo (2003), jejaring kerja adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu,
kelompokkelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.
1. Kesamaan visi-misi; Jejaring kerja hendaknya dibangun atas dasar kesamaan visi dan misi dan tujuan
organisasi. Kesamaan dalam visi dan misi menjadi motivasi dan perekat pola jejaring kerja. Dua atau lebih
lembaga dapat bersinergi untuk mencapai tujuan yang sama.
2. Kepercayaan (trust); Setelah ada kesamaan visi dan misi maka prinsip berikutnya yang tidak kalah penting
adalahadanya rasa saling percaya antar pihak yang bermitra. Oleh karena itu kepercayaan adalah modal
dasar membangun jejaring dan jejaring kerja. Untuk dapat dipercaya maka komunikasi yang dibangun harus
dilandasi itikad (niat) yang baik dan menjunjung tinggi kejujuran
3. Saling menguntungkan; Asas saling menguntungkan merupakan fondasi yang kuat dalam membangun
jejaring kerja. Jika dalam bermitra ada salah satu pihak yang merasa dirugikan, merasa tidak mendapat
manfaat lebih, maka akan menggangu keharmonisan dalam bekerja sama. Antara pihak yang bermitra harus
saling memberi kontribusi sesuai peran masing-masing dan merasa diuntungkan.
4. Efisiensi dan efektivitas; Dengan mensinergikan beberapa sumber untuk mencapai tujuan yang sama
diharapkan mampu meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tanaga. Efisiensi tersebut tentu saja tidak
mengurangi kualitas proses dan hasil. Justru sebaliknya dapat meningkatkan kualitas proses dan produk yang
dicapai. Tingkat efektifitas pencapaian tujuan menjadi lebih tinggi jika proses kerja kita melibatkan mitra
kerja. Dengan jejaring kerja dapat dicapai kesepakatankesepakatan dari pihak yang bermitra tentang siapa
melakukan apa sehingga pencapaian tujuan menjadi lebih efektif.
5. Komunikasi timbal balik; Komunikasi timbal balik atas dasar saling menghargai satu sama lain
merupakan fondamen dalam membangun kerjasama. Tanpa komunikasi timbal balik maka akan terjadi
dominasi satu terhadap yang lainnya yang dapat merusak hubungan yang sudah dibangun.
6. Komitmen yang kuat; Jejaring Kerja sama akan terbangun dengan kuat dan permanen jika ada komitmen
satu sama lain terhadap kesepakatan-kesepakatan yang dibuat bersama. Pada dasarnya jejaring kerja itu
merupakan suatu kegiatan saling menguntungkan Untuk membangun sebuah jejaring kerja, harus didasarkan
pada hal-hal berikut :
• Kesetaraan.
• Transfaransi.
• Tanggung jawab.
• Saling melengkapi.