Makalah Rangkaian Listrik Arus Searah
Makalah Rangkaian Listrik Arus Searah
Makalah Rangkaian Listrik Arus Searah
OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA : 1. FEBRI MERI ANDANI ( 16033042)
2. SURYANI FADHILAH (16033080)
3. DEFALAH IKLAS (16033082)
4. DIAN SYAFITRI
DOSEN PEMBIMBING
Dra. YURNETI, M.Pd
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdullah puji syukur atas kehadirat Allah swt yang senantiasa memberi
berbagai karunia dan nikmat yang tiada tara kepada makhluknya terutama manusia.
Demikian pula salam serta salam kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW
yang merupakan panutan dan contoh kita sampai akhir zaman. Yang dengan
keyakinan itu kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun dengan tepat
waktu.
Disadari betul bahwa kami sebagai bagian dari seluruh makhluk Tuhan yang
dhaif yang sudah pasti secara sosial sangat membutuhkan bantuan dari orang lain.
Oleh karena itu, kami ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Akhirnya, kami dengan tangan terbuka menerima kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah kami kedepannya.
Demikian semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Arus Searah Listrik…………….............................................................................5
1. mengukur kuat arus listrik ………………………………………………….....9
2. sakelar dan sekering ………………………………………………………….10
B. Beda potensial ……………………………………...............................................11
C. Hukum Ohm ………………………………….……………………………….….13
D. Hambatan listrik…………………………………………………………………..16
1. Jenis-jenis hambatan listrik …………..……………………………………..17
2. Mengukur hambatan ..................................................................................... 17
3. Hambatan paada kawat penghantar ...............................................................22
4. Rangkaian hambatan listrik ........................................................................... 25
E. Hukum Kirchoff ……………………………………………………………….29
F. Energi dan Daya Listrik ……………………………………………………….30
iii
BAB I
(PENDAHULUAN )
Cahaya lampu dihasilkan dari energi listrik. Untuk mengalirkan muatan listrik
dari katoda ke anoda membentuk siklus yang tiada henti sumber tegangan harus
mengerluarkan energi. Energi ini diperlukan untuk menggerakan muatan-muatan
listrik di dalam lampu, yang terindikasi dengan nyala lampu. Nyala lampu terjadi
karena muatan-muatan listrik menimbulkan energi kalor ketika melalui kawat
filament lampu.
Dari contoh lampu tadi kita dapat tentang adanya beda potensial dalam
muatan listrik. Satuan beda potensial adalah volt (V). Dan dalam mengukur besarnya
ggl atau beda potensial, kita dapat menggunakan multimeter. Pada multimeter
saklarnya di tunjukkan pada tulisan DC V atau AC V. DC adalah arus listrik searah,
sedangkan AC arus listrik bolak-balik. AC dan DC sering kali kita jumpai dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Pemakaian AC dan DC tidak bisa sembarangan kita harus memperhitungkan
kekuatan listrik tersebut atau daya listrik yang di miliki semua benda elektronik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud arus listrik searah?
2. Apa gejala listrik arus seaarah ?
3. Bagaimana rangkaian listrik arus searah ?
4. Apa saja yang termasuk sumber arus listrik searah?
1
ANALISIS KI DAN KD
1. KOMPETENSI INTI
KI 4 : Mencoba, mengolah, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
2. KOMPETENSI DASAR
3.1 : Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) berikut keselamatannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.1 : Melakukan percobaan prinsip kerja rangkaian listrik searah (DC) dengan metode
ilmiah berikut presentasi hasil percobaan
3. INDIKATOR
2
3.1.5 Menganalisis cara arus listrik DC mengalir pada sebuah rangkaian.
4.1.2 Mempresentasikan hasil percobaan dari rangkaian listrik pada peralatan listrik
searah (DC)
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah disajikan materi mengenai listrik searah (DC) siswa kelas XII diharapkan
mampu :
3.1.5.1 Menganalisis cara arus listrik mengalir pada sebuah rangkaian seri.
3.1.5.2 Menganalisis cara arus listrik mengalir pada sebuah rangkaian paralel.
3
1. Tujuan pembelajaran pada KD 4 :
Setelah diperlihatkan contoh percobaan rangkaian arus listrik searah (DC),
siswa kelas XII diharapkan mampu :
4.1.1 Melakukan percobaan dari rangkaian listrik pada peralatan listrik searah (DC)
dalam kehidupan sehari-hari minimal hampir sama dengan yang dicontohkan.
4.1.2 Mempresentasikan hasil percobaan dari rangkaian listrik pada peralatan listrik
searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar
digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat menarik benda-benda ringan
seperti sobekan kertas. Dari hal tersebut maka dikatakan batu ambar tersebut
bermuatan listrik.
Muatan merupakan ciri dasar dari semua penyusun zat. Zat tersusun dari proton,
netron dan elektron. Elektron memiliki muatan negatif dan proton memiliki muatan
positif. Besarnya muatan listrik (dilambangkan dengan Q) yang dimiliki sebuah
4
benda, secara sederhana menunjukkan berapa kurang atau lebihnya jumlah muatan
negatif dibanding dengan jumlah muatan positifnya.
A. ARUS LISTRIK
5
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran muatan-muatan listrik. Aliran
muatan listrik positif identik dengan aliran air. Perhatikan Gambar 2!
Air dalam bejana A mempunyai energi potensial lebih tinggi daripada air dalam
bejana B, sehingga terjadi aliran air dari bejana A menuju bejana B atau dikatakan
bahwa potensial di A lebih tinggi daripada potensial di B sehingga terjadi aliran
muatan listrik dari A ke B. Jadi, dapat dikatakan bahwa muatan listrik positif
mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Selanjutnya, aliran
muatan listrik positif tersebut dinamakan arus listrik. Jadi, arus listrik dapat
didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial. Bagaimana bila dua titik yang
dihubungkan mempunyai potensial yang sama? Tentu saja tidak ada aliran muatan
listrik positif atau tidak terjadi arus listrik.
6
(1856–1940), ternyata muatan yang mengalir pada suatu penghantar bukanlah
muatan listrik positif, melainkan muatan listrik negatif yang disebut elektron.
Anda telah mengetahui tentang pengertian arus listrik, yaitu aliran muatan
listrik positif pada suatu penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Agar lebih memahami tentang arus listrik.
Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua
kutub tersebut dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi
perpindahan elektron dari kutub negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik
dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga lampu dapat menyala.
7
Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu akan
menyala lebih terang. Jika baterai yang digunakan tiga buah, maka lampu
menyala makin terang. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan beda potensial
kutub positif dan kutub negatifnya makin besar sehingga muatan-muatan listrik
yang mengalir pada penghantar makin banyak atau arus listriknya makin besar.
Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik)sebanding dengan banyaknya
muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik merupakan kecepatan aliran
muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik adalah
jumlah muatan listrik yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan
waktu. Bila jumlah muatan q melalui penampang penghantar dalam waktu t,
maka kuat arus Isecara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
q
I atau q It
t
Keterangan:
8
1 C = n × besar muatan elektron
1 C = n × 1,6 × 10-19C
1
n
1,6 10 19
n = 6,25 × 1018
9
a. Terminal positif amperemeter dihubungkan dengan kutub positif sumber
tegangan (baterai).
b. Terminal negatif amperemeter dihubungkan dengan kutub negatif sumber
tegangan (baterai).
Jika sakelar pada rangkaian dihubungkan, maka lampu pijar menyala dan
jarum pada amperemeter menyimpang dari angka nol. Besar simpangan jarum
penunjuk pada amperemeter tersebut menunjukkan besar kuat arus yang
mengalir.
Jika sakelar dibuka, maka lampu pijar padam dan jarum penunjuk pada
amperemeter kembali menunjuk angka nol. Artinya tidak ada aliran listrik pada
rangkaian tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa arus listrik
hanya mengalir pada rangkaian tertutup.
10
Sekering mempunyai fungsi sebagai pemutus arus listrik secara otomatis.
Sekering terbuat dari logam bertitik lebur rendah yang berupa kawat halus. Jika
arus listrik yang lewat terlalu besar atau melebihi kapasitas, maka kawat ini akan
meleleh dan putus sehingga aliran arus listrik akan berhenti. Misalnya, jika
terjadi korsleting (hubungan pendek), maka kuat arus akan membesar. Arus yang
besar ini dapat memanaskan kawat sekering sampai meleleh dan akhirnya putus.
Sekering tidak hanya dipasang pada instalasi listrik rumah tangga saja,
tetapi juga dipasang pada alat-alat listrik yang lain, seperti televisi, komputer,
dan radio.
B. BEDA POTENSIAL
11
Pada Gambar 7, terlihat bahwa benda A memiliki muatan positif paling
banyak sehingga benda A mempunyai potensial listrik paling tinggi, disusul
benda B, C, baru kemudian D. Apa yang dimaksud dengan beda potensial?
Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki
potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini
berfungsi untuk mengalirkan muatan dari satu titik ke titik lainnya. Satuan beda
potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial
listrik disebutvoltmeter. Secara matematis beda potensial dapat dituliskan sebagai
berikut.
W
V
q
Keterangan:
W: usaha/energi (J)
12
C. HUKUM OHM
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik
mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar,
seperti pada lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala
(berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan
dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial.
Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan
beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari
Jerman.Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus
listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Ohm. Untuk
mengetahui hubungan tersebut.
Anda ketahui bahwa makin besar beda potensial yang ditimbulkan, maka
kuat arus yang mengalir makin besar pula. Besarnya perbandingan antara beda
potensial dan kuat arus listrik selalu sama (konstan). Jadi, beda potensial
sebanding dengan kuat arus (V~I). Secara matematis dapat Anda tuliskan V=
m×I, m adalah konstanta perbandingan antara beda potensial dengan kuat arus.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar grafik berikut!
V = mI
13
Berdasarkan grafik di atas, nilai m dapat Anda peroleh dengan persamaan
V
m . Nilai m yang tetap ini kemudian didefinisikan sebagai besaran
I
hambatan listrik yang dilambangkan R dan diberi satuan ohm ( ), untuk
menghargai George Simon Ohm. Jadi, persamaan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut.
V
R atau V IR
I
Keterangan:
R : hambatan listrik ( )
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm, yang berbunyi “Kuat arus
yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara
ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap.”
14
Gambar 9. Bola lampu yang bertuliskan 220V/2A
Contoh Soal:
15
I (A)
1,5
1,0
0,5
1 2 3 V(volt)
Diketahui: 𝑉1 = 1,0 volt ,𝑉2 = 2,0 volt ,𝑉3 = 3,0 volt, 𝐼1 = 0,5 A, 𝐼2 = 1,0 A, 𝐼3 =
1,5 A
Ditanya: 𝑅 = ⋯ ?
1
Jawab: berdasarkangrafikdisampingmakanilaigradiengrafik =𝑅 , dangradien= tan 𝜃
1
= tan 𝜃
𝑅
1 𝑖3
=
𝑅 𝑉3
3,0
𝑅=
1,5
𝑅 = 2Ω
D. HAMBATAN LISTRIK
16
listrik memiliki hambatan yang kecil dan sebuah isolator yang tidak bisa dialiri
listrik memiliki hambatan yang besar.
Analogi hambatan listrik dapat diibaratkan aliran air didalam sebuah pipa,
dimana aliran air kita analogikan sebagai aliran listrik. Sebuah pipa yang besar
memungkinkan untuk dialiri air dengan debit yang lebih besar dibandingkan pipa
yang kecil dalam waktu yang sama. Ini berarti pipa kecil lebih menghambat
dibanding pipa besar.
a. Resistor Tetap
17
Pada resistor tetap yang biasanya dibuat dari karbon atau kawat nikrom tipis,
nilai hambatannya disimbolkan dengan warna-warna yang melingkar pada
kulit luarnya. Simbol warna-warna tersebut mempunyai arti sesuai dengan
letaknya. Perhatikan Tabel 1!
Hitam 0 0 - -
Coklat 1 1 0 ± 1%
Merah 2 2 00 ± 2%
Oranye 3 3 000 -
Kuning 4 4 0 000 -
Hijau 5 5 00 000 -
Ungu 7 7 - -
18
Abu-abu 8 8 - -
Putih 9 9 - -
Emas - - × 0,1 ± 5%
Warna pada pita ke-1 menunjukkan angka pertama, pita ke-2 menunjukkan
angka ke-2, pita ke-3 menunjukkan banyaknya angka nol, dan pita ke-4
menunjukkan tingkat akurasi. Resistor tetap yang dipasang pada rangkaian
listrik seperti radio, televisi, dan komputer berfungsi untuk mengatur kuat arus
listrik dan beda potensial pada nilai-nilai tertentu sehingga komponen-
komponen listrik pada rangkaian tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Contoh Soal
Suatu resistor tetap memiliki susunan warna merah, hijau, kuning dan emas.
Berapakah nilai hambatan resistor tersebut ?
Ditanya :R?
Jawab :
R = 25 x 10000 = 250000 ± 5% Ω
b. Resistor Variabel
19
Gambar 11. Macam-macam Resistor Variabel
Di pasaran, resistor variabel yang kita kenal ada dua, yaitu resistor variabel
tipe berputar (potensiometer), tripot dan bergeser (rheostat). Potensiometer
merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah
dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada
Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan
Potensiometer dalam bentuk kode angka. Trimpot (Trimmer Potensiometer)
adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi
memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai
resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar
porosnya. Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi
pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif
dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada
bagian atas Toroid.
20
2. Mengukur Hambatan
Anda telah dapat mengukur besar kuat arus maupun beda potensial pada suatu
penghantar. Sekarang, bagaimana caranya mengukur besar hambatan listrik?
Untuk mengukur hambatan listrik ada dua cara, yaitu secara langsung dan tidak
langsung.
21
Gambar 13. Pemasangan Amperemeter dan Voltmeter Pada Rangkaian
Setelah rangkaian terpasang seperti terlihat pada Gambar 12, bacalah skala
yang ditunjukkan voltmeter maupun amperemeter, kemudian hitunglah nilai
hambatan R dengan persamaan hukum Ohm!
l
R
A
Keterangan:
22
l : panjang kawat penghantar (m)
Hambatan Hambatan
No. Nama Zat No. Nama Zat
Jenis (ohm.m) Jenis (ohm.m)
23
Sumber: Fisika, Kane & Sternheim, 1991.
Contoh Soal :
Ditanya :R?
Jawab :
𝐴 = 𝜋𝑟 2
22
𝐴= (0,7. 10−3 )2 = 1,54. 10−6
7
𝑙
𝑅=𝜌
𝐴
24
2,65. 10−8 . 40
𝑅= = 66,5. 10−5 Ω
1,54. 10−6
Rgab = R1 + R2 + R3+………+Rn
V1 = I R1 dan V = I(R1+R2+R3)
𝑉1 𝑅1 𝑅1
Sehingga =𝑅 atau 𝑉1 = 𝑅 𝑥𝑉
𝑉 1 +𝑅2 +𝑅3 1 +𝑅2 +𝑅3
2. Kuat arus melalui tiap-tiap komponen sama, yaitu sama dengan kuat arus yang
melalui hambatan pengganti serinya.
I1 = I2 = I3 = …….=In
3. Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tegangan
pada ujung-ujung tiap komponen
Vseri = V1 + V2 + V3 +…
25
4. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan dimana tegangan pada ujung-
ujung tiap komponen sebanding dengan hambatannya.
Contoh Soal
Perhatikan gambar rangkaian berikut !
26
Gambar 15. Gambar Rangkaian Paralel
Gambar 2.2 dapat digantikan oleh sebuah hambatan pengganti paralel Rp bernilai
1 1 1 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑅1 𝑥 𝑅2
= 𝑅 + 𝑅 atau 𝑅𝑝 = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = Pada hubungan paralel, komponen-
𝑅𝑝 1 2 𝑅1 +𝑅2
𝑉 𝑉 𝑉 1 1 𝑉
I = I1 + I2 atau 𝑉1 = + 𝑅 + 𝑅 = 𝑉 (𝑅 + 𝑅 ) = 𝑅 Hambatan gabungan
𝑅1 2 3 1 2 𝑔𝑎𝑏
beberapa hambatan yang terhubung secara paralel dapat dituliskan sebagai berikut:
V1 = V2 = V3 = …….=Vn
3. Kuat arus yang melalui hambatan penggati paralel sama dengan jumlah kuat arus tiap-
tiap komponen
Iparalel = I1 + I2 + I3 +…
4. Susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dimana kuat arus pada ujung-ujung
Contoh Soal
tiap komponen sebanding dengan hambatannya.
27
Berapakah kuat arus dan tegangan listrik di hambatan R1 ?
Pembahasan :
Hambatan pengganti :
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑇 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑇 2 3 6
1 3+2+1 6
= =
𝑅𝑇 6 6
𝑅𝑇 = 1 Ω
Tegangan pada R1 :
𝑉𝑅1 = 𝑉 = 3 𝑉
Arus pada R1 :
𝑉𝑅1 3 𝑉
𝐼𝑅1 = = = 1,5 𝐴
𝑅1 2Ω
28
E. HUKUM KIRCCHOFF
1. HUKUM KIRCHOFF I
Hukum kirchoff I menyatakan bahwa “Jumlah arus masuk ke suatu titik
cabang sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik cabang itu”. secara
matematis dapat ditulis:
I masuk I keluar
Contoh soal:
Pada gambar dibawah ini hitung besarnya arus I5, jika besar arus I1, I2, I3, dan I4
berturut-turut adalah 2A, 1A, 0.5A, dan 1.5A!
Penyelesaian: Arus yang masuk adalah I1 dan I2 sedangkan arus yang keluar I3, I4,
dan I5. Menurut Hukum Kirchoff I, jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah
arus yang keluar.
Diketahui : I1 = 2A I3 = 0.5A
I2 = 1A I4 = 1.5A
Ditanya : I5?
29
Jawab :
I1 I 2 I 3 I 4 I 5
I 5 I1 I 2 I 3 I 4
I 5 2 A 1A 0.5 A 1.5 A
I 5 1A
S = sakelar
R = hambatan luar
Pada gambar di atas sakelar (s) terbuka atau rangkaian terbuka sehingga tidak
ada arus listrik yang mengalir dari sumber tegangan (I = 0). Tegangan antara titik A
dan B (Vab) pada saat I = 0 disebut dengan Gaya Gerak Listrik (GGL).
Vab
Jadi, GGL adalah tegangan dari suatu sumber tegangan sebelum mengalirkan arus.
Pada rangkaian tertutup seperti tampak pada gambar, arus listrik akan
mengalir dari sumber tegangan ( I 0 ). Tegangan antara titik A dan B ( Vab ) pada
saat I 0 disebut dengan tegangan iepit ( V j ). Jadi, tegangan jepit adalah tegangan
30
dari suatu sumber tegangan setelah mengalirkan arus. Besar tegangan jepit antara titik
A dan B adalah:
V j I r atau V j IR
V V j
V ( I r )
V I r
Susunan seri
s n.
rs n.r
n.
Jadi: I
n.r R
31
Susunan paralel
I
R r
n
Contoh soal:
Tiga buah baterai disusun seri kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu prjar
yang hambatannya I Q . Jika masing-masing baterai memiliki GGL 1,5 V dan
hambatan dalam 0,5 Q , kuat arus yang mengalir melalui lampu adalah .…
A. 1 A
B. 1,2 A
C. 1,4 A
D. 1,6 A
E. 1,8 A
Pembahasan:
GGL, 1,5V
32
Hambatan dalam r 0,5
Hambatan lampu R 1
s 4,5V 4,5V
I 1,8 A
rs R 1,5 1 2,5
HUKUM KIRCHOFF II
Hukum Kirchoff II didasarkan pada penjabaran daya (P) pada sebuah rangkaian yang
memiliki beberapa sumber tegangan (beberapa ggl).
P V .I I 2 R
I .Vad .I I 2 R
0 I.R
I.R
33
aljabar gaya gerak listrik ( ) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”.
Secara metematis dinyatakan dengan :
I .R 0
Dengan perjanjian tanda untuk GGL dan kuat arus sebagai berikut.
a) GGL bertanda positif jika kutub negatif lebih dulu di jumpai loop dan sebaliknya
ggl negatif jika kutub positif lebih dulu dijumpai loop.
= positif
= negatif
b) Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan bertanda negatif jika
berlawanan dengan arah loop.
Contoh soal:
Sebuah rangkaian tersusun seperti gambar berikut.
34
r1 = 0,5 Ώ r2 = 0,5 Ώ
Ɛ1 = 4 V Ɛ2 = - 2 V
Ditanya : IR2 = … ?
Jawab :
Loop 1 I.R
1 I1 (r1 R1 R3 R4 ) I 2 .R3
4V 8I1 6I 2 (pers.1)
Loop 2 I.R
2 I1.R3 I 2 (r2 R2 )
2V 6I1 3I 2 (pers.2)
4V 8I1 6I 2 (x6)
2V 6I1 3I 2 (x8)
________________+
8V 12 I 2
2 (tanda - berarti arah arus pada loop 2 terbalik)
I 2 Ampere
3
35
F. ENERGI DAN DAYA LITRIK
W=Vlt
36
Karena V = I Ratau I = V/R
𝑉2
W = I2 R t Atau 𝑊 = 𝑡
𝑅
t = waktu (s)
3. Daya Listrik
Daya listrik. Daya listrik baterai V yang mencatu arus I melalui resistor
(hambatan) R dinyatakan oleh :P = W/t Atau P = V l
𝑉22 𝑉12
𝑅2 = 𝑅1 ↔ =
𝑃2 𝑃1
𝑉2 2
𝑃2 = ( ) 𝑃1
𝑉1
37
Jika pada alat listrik (lampu) tertera data (label) yang tertulis pada lampu
adalah 60W/220V. Ini berarti daya listrik yang dipakai oleh alat tersebut tepat
100 watt jika tegangan yang diberikan pada alat itu tepat 220 volt. Daya listrik
didefinisikan sebagai energi per satuan waktu, yaitu dalam hal ini adalah sebesar
60 Joule per satu detik.
38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang bisa kita ambil dari pembahasan pada bab sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1. Yang dimaksud dengan sumber listrik arus searah (DC) adalah alat/benda yang
menjadi sumber listrik arus searah (DC) dan menghasilkan arus DC secara
permanent.
2. Sumber arus searah yang dikenal secara luas menjadi 4 kategori yaitu Elemen
Elektrokimia, Generator atus searan, termoelemen dan sel surya.
B Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Kusnandar dkk (2001), Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika
Tim. (1987),Teori Listrik 1, Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) PLN, Jakarta.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Yayasan PUIL Jakarta.