Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Halaman : I -1
BAB I
PERSYARATAN TEKNIS
1. PEMBERSIHAN/PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN
1.1. PEMBERSIHAN HALAMAN
1) Semua penghalang di dalam Batakos tanah yang menghalangi jalannya
pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas
bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi
bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap
utuh.
2) Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
2. PEKERJAAN TANAH
2.1. PEMBENTUKAN PERMUKAAN TANAH (GRADING)
1) Tanah halaman dibentuk sesuai rencana tapak antara lain jalan, parkir, gate
pintu masuk, dan halaman sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian permukaan
seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Bila terdapat pekerjaan
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -2
Halaman : I -3
Halaman : I -4
Test untuk menguji hasil pemadatan akan dilaksanakan oleh Direksi sesuai
dengan spesifikasi berikut ini :
a. Untuk pemadatan tanah kering, kepadatan maksimum pada
kandungan kelembaban harus ditentukan berdasarkan standard ASTM D-
1557. (hasil test pengujian harus diserahkan kepada pengawas lapangan
untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
b. Untuk pemadatan tanah kering ditempat, kepadatannya harus ditentukan
berdasarkan ASTM D-1556. (hasil test pengujian harus diserahkan kepada
pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
8) Metode pemadatan kering harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini :
a. Tanah urug dihamparkan secara merata lapis demi lapis, dengan ketebalan
masing masing lapis sebelum dipadatkan tidak melebihi 150 mm.
b. Semua bongkahan harus dihancurkan dan dicampur dengan cara dipotong,
dibajak atau dengan cara lain yang serupa sehingga terdapat lapisan tanah
yang seragam baik ketebalan masing masing lapisannya maupun
kepadatannya. Setiap lapisan tanah urug harus sama jenis bahannya,
kepadatannya dan kandungan kelembabannya sebelum mulai dipadatkan
Sebelum pemadatan, kelembaban tanah urug harus dijaga ualam Batako ±
2% kelembaban optimum seperti yang ditetapkari dalam ASTM D-1557.
Kelembaban ini lebih disukai yang cenderung mengarah ke keadaan yang
lebih basah untuk jenis tanah yang mudah berkembang.
c. Tanah urug yang kelembabannya melebihi standard yang ditentukan, harus
dikeringkan dengan cara mengaduk, membajak, mencampur atau dengan
cara lain yang sama dan apabila ada tanah urug yang kelembabannya tidak
mencukupi harus disiram dengan air sehingga kelembaban mencapai
Batakos standard yang ditentukan.
d. Selama pemadatan, keseragaman jenis tanah di permukaan harus dijaga
agar dapat diperoleh hasil pemadatan yang merata.
e. Setiap lapisan harus dipadatkan sesuai dengan kepadatan yang ditentukan
dan diperiksa dengan alat test yang sesuai di lapangan sebelum dilakukan
pemadatan berikutnya. Jika tanah urug tersebut tidak mencapai kepadatan
yang ditentukan, maka pemadatan tanah urug ini harus diulang kembali atau
tanah urugnya diganti dan metode pemadatannya diganti dengan cara lain
yang sesuai untuk mencapai standard kepadataan yang diinginkan.
f. Pengujian (test) di setiap lapisan harus terus menerus dilakukan sampai hasil
test menunjukkan adanya rnetode pelaksanaan yang benar dan mencapai
kepadatan pengurugan yang secara konsisten dapat diterIma dan dapat
dipakai terus. Lapisan berikutnya harus diperiksa pada tempat tempat
tertentu untuk melihat apakah pengurugan yang dilakukan selalu memenuhi
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -5
Halaman : I -6
1) Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari Batako,
meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2) Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Batako
harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm. Semen
harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama
pabrik serta merek dagangnya. Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Beton Bertulang
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -7
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding Batako, yaitu : sloof,
kolom praktis dan ring balok. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding
(sloof, kolom praktis, ringbalok) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil. Semen PC
yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Indocement, Semen
Gresik, Tiga Roda atau produk setara yang mempunyai kualitas standar
konstruksi. Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat
organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm,
bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
4) Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Teknis.
Halaman : I -8
Batako dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya
dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat
dan benar-benar dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap
jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar.
Halaman : I -9
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-
1995, seperti Semen Indocement, Semen Padang, Tiga Roda atau yang
setara.
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
b. Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran lain yang merusak. Perbandingan butir – butir harus seragam mulai
dari yang kasar sampai pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C
33.
c. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti
Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang
setara.
2) Adukan dan Plesteran Siap Pakai.
a. Adukan dan Plesteran Khusus Pasangan Batu Batako Ringan.
Adukan khusus untuk pemasangan Batako ringan harus terdiri dari bahan
semen, pasir silika dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi untuk
meningkatkan kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang
dicampur rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan
hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-300 buatan PT
Cipta Mortar Utama.
b. Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu Batako ringan harus terdiri
dari bahan semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang
telah dicampur rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai
dengan hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-200
buatan PT Cipta Mortar Utama.
3) Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang
bersifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak
perlu diuji. Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas,
harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan MK.
Halaman : I -10
Kerja. Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan
plesteran selain tersebut di atas. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat
dan meningkatkan kekedapan terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang
sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.
2) Pencampuran.
a. Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal
1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian. Adukan yang tidak digunakan
dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak diijinkan
digunakan.
b. Adukan Khusus.
Adukan khusus untuk pasangan batu Batako ringan harus dicampur sesuai
petunjuk dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
3) Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan
instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah
terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia
tidak kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air
terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm
dan dibersihkan.
4) Pemasangan.
Plesteran Batu Batako.
a. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
b. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran
dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos
sementara dari bambu.
c. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan
bidang.
d. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan
tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
e. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan dilapis dengan bahan lain.
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -11
Halaman : I -12
Halaman : I -13
5.4.2 Pemasangan
1) Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
2) Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.
Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-
sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
sambungan-sambungan tersebut dappat meneruskan beban dan menahan
tekanan yang harus diterimanya.
3) Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -14
4) Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
5) Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
6) menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan
lainnya.
7) Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
8) Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anokdisasi.
9) Pemasangan kaca pada profil kayu harus dilengkapi dengan Gasket atau
sealant.
10) Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
11) Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan.
12) Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela, boleh dibawa kelapangan/
halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap
pemasangan kusen, pintu dan jendela.
13) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
14) Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
15) Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
16) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
17) Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealant”.
Halaman : I -15
1) Bahan rangka dari kayu Kamper yang telah dikeringkan dan telah diawetkan,
kelas kuat I-II dan kelas awet I, ukuran 5,5 x 14,5 cm atau sesuai yang
ditunjukan dalam gambar.
2) Pengisi pintu (Krepyak) dari bahan kayu Kamper, persyaratan bahan yang
digunakan sesuai bahan untuk rangka. Tebal krepyak minimal 0,8 cm atau
sesuai detail gambar, bentuk dan pola pemasangan sesuai gambar detail.
3) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
Kelembaban bahan kayu yang digunakan, disyaratkan maksimum 12 %.
4) Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI–5 (PKKI
th. 1961) dan PUBI 82.
5) Setiap sambungan sesama rangka daun pintu dan rangka terhadap krepyak
kayu, harus rapi dengan bentuk lubang pen serta digunakan lem kayu yang
bermutu baik, merk Aica Aibon atau merk lain yang setara.
Halaman : I -16
2) Pekerjaan daun jendela kaca dipasang pada seluruh detail sesuai yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
6.7.2 Persyaratan Bahan
1) Bahan untuk rangka daun jendela dari kayu Kamper yang telah dikeringkan
dan telah diawetkan, kelas kuat I-II dan kelas awet I.
2) Bahan rangka minimum ukuran 2.7 x 7.7 cm atau sesuai yang ditunjukan
dalam gambar.
3) Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI
Tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan, mata kayu dan
cacat lainnya.
4) Kelembaban yang disyaratkan maksimum 14 %
5) Bahan panil daun jendela dari kaca lembaran bening tebal minimal 5 mm,
buatan dalam negeri (produk Asahimas) mutu AA. Bahan kaca harus
memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78.
6) Setiap sambungan rangka daun jendela digunakan lem kayu yang bermutu
baik, merk Herferin atau merk lain yang setara dan disetujui Direksi
Pengawas.
7. PEKERJAAN KACA
7.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan
bahan-bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -17
Halaman : I -18
Halaman : I -19
kusen dengan daun pintu dan jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang
yang dikondisikan.
4) Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop
penutup stainless steel.Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa
sehingga cermin terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
5) Penggantian dan Pembersihan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan
bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
Halaman : I -20
Segala hal yang diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
8.4. BAHAN - BAHAN
8.4.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik,
buatan pabrik yang dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat untuk
semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%. Kecuali ditentukan
lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus sesuai dengan
tipe-tipe tersebut dibawah.
Halaman : I -21
a. Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu tipe ayun dengan bukaan satu
arah, harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran 102mm x
76mm x 3mm, seperti tipe SELL 0007 buatan Solid, Dekson, atau IHS.
b. Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk
semua daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai
dengan ukuran dan berat jendela. Produk Solid, KEND, atau IHS. Engsel tipe
kupu-kupu dengan Ball Bearing untuk jendela berukuran 76mm x 64mm x
2mm, produk Kend, Solid, atau IHS.
3) Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk Solid,
Dekson, atau IHS.
4) Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis
spring knip produk Solid, Dekson, atau IHS.
5) Grendel Tanam / Flush Bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam produk Solid,
Dekson, atau IHS.
6) Gembok.
Gembok produk Solid, Dekson, IHS atau setara dalam warna solid brass untuk
pintu-pintu pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.
7) Penahan Pintu (Door Stop).
Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding harus dari
tipe pemasangan dilantai produk Granito, Solid, Dekson, atau IHS.
8) Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan
handle buka setara produk Dorma, Solid, Dekson, atau IHS.
9) Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless
steel hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.
10) Perlengkapan Lain.
Door closer : eks Dorma, Cisa atau setara Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
Airtight - PEMKO S2/S3
Fireproof - PEMKO S88
Smokeproof - PEMKO S88
Soundproof - PEMKO 320 AN
Weatherproof - PEMKO S2/S3
Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -22
Halaman : I -23
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang diinginkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi
dengan sebuah pengunci.
Halaman : I -24
Halaman : I -25
Pengerjaan pintu gerbang dengan bahan besi / steiles steel seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
Halaman : I -26
Halaman : I -27
10.6.2. Pemasangan.
1) Rangka papan Kalsiboard untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-
tempat lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik
pembuatnya yang dibuat khusus untuk pemasangan papan Kalsiboard seperti
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
2) Papan Kalsiboard dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang
sesuai.
3) Sambungan antara papan Kalsiboard harus menggunakan pita penyambung dan
perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan
Kalsiboard.
10.6.3. Pengecatan.
1) Permukaan papan Kalsiboard harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
2) Kemudian permukaan papan Kalsiboard tersebut harus dilapisi dengan cat
dasar khusus untuk papan Kalsiboard untuk menutupi permukaan yang berpori.
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -28
Halaman : I -29
b. Ubin berglasur ukuran 100mm x 400mm digunakan untuk plin pada tempat-
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
c. Step nosing dari keramik berglaris degan ukuran sesuai standar dari pabrik
pembuat.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang
sudah ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
3) Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat. Bahan-bahan adukan
dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis. Adukan
perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan MK, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1,
118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah
basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
4) Adukan Pengisian Celah.
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang
diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured
Ceramic Grout, ASA Coloured Grout atau yang setara yang disetujui.
11.2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan
pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau
dibawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
2) Pemasangan.
a. Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam
keadaan kering, padat, rat dan bersih. Adukan untuk pasangan ubin dinding luar
dan bagian lain yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3
pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar
Kerja.
b. Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 5 pasir.Tebal adukan untuk semua pasangan tidak
kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
c. Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan pada tempat yang
sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
d. Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap
lurus dan rat.
e. Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -30
f. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki
dapat terbentuk dengan baik.
g. Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling
tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan
lain.
h. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
i. Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada
satu sisi, bila tidak terhindarkan.
j. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran
dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna
mungkin.
k. Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan
warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
l. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
m. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
n. Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang
terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan Batakong penyangga berupa
polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan.
o. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak
permukaan ubin.
Halaman : I -31
Halaman : I -32
Halaman : I -33
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang
sudah ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
3) Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis. Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan,
harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti
Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex,
ASA Fixall atau yang setara.
4) Adukan Pengisian Celah.
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai,
yang diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50
Coloured Ceramic Grout, ASA Coloured Grout atau yang setara yang disetujui.
Halaman : I -34
Halaman : I -35
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
Halaman : I -36
dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu standar kualitas,
disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan
pada cat-cat hasil produksi Dulux, Propan Jotun, ICI atau Levis – Akzo Nobel.
(mengacu pada gambar kerja)
Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan skedule
finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding dan 1000 mikron untuk lantai.
Bahan yang digunakan adalah setara produk Dulux, Propan atau setara.
13.5.2. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
a. Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan Kalsiboard dan
panel kalsium silikat.
b. Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
c. Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
13.5.3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
13.5.4. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
a. Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan Kalsiboard dan
panel kalsium silikat.
b. Emulsion weathershield untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan
Kalsiboard dan panel kalsium silikat.
c. High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
Halaman : I -37
Halaman : I -38
Halaman : I -39
4) Metode Pengecatan.
a. Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
b. Cat dasar untuk permukaan papan Kalsiboard deberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
c. Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
d. Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
5) Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas
harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -40
Halaman : I -41
c. PenutupPori-pori.
Penutup pori-pori Impra SS-121, digunakan sebagai cat dasar.
d. Cat Akhir (Top Coat).
Cat akhir Impra Meuble Lack NC-141, digunakan sebagai cat akhir, dengan
penyelesaian semi kilap/satin.
3) Amplas.
Jenis amplas sesuai dengan ketentuan dalam butir 5.2. dari Spesifikasi Teknis
ini dan disetujui Pengawas Lapangan.
13.7.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Umum.
a. Pekerjaan lapisan transparan dilaksanakan pada seluruh permukaan kayu
halus seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, kecuali bila ditentukan lain.
b. Pekerjaan lapisan transparan dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan kayu
halus dipasang sesuai Gambar Kerja.
c. Pelaksanaan pekerjaan lapisan transparan harus mengikuti petunjuk dari
pabrik pembuatnya.
2) Persiapan Permukaan.
Permukaan kayu yang akan diberi lapisan transparan harus diamplas dengan
kertas amplas no. 180 dengan gerakan searah urat kayu.
3) Pengerjaan Lapisan Transparan Tipe NC (Nitrocellulose Base).
a. Lapisan I.
1 lapisan dempul untuk mengiai dan menutup semua pori-pori kayu dan
menggosok semua permukaan kayu dengan menggunakan amplas no. 240,
dilakukan setelah dempul kering. Aplikasi dempul harus dengan kuas atau
gulungan kapas seperti direkomendaikan oleh pabrik pembuat.
b. Lapisan II.
1 bubuk pewarna dalam warna sesuai ketentuan Skema Warna yang
diterbitkan terpisah. Ketika masih basah, sapu bubuk pewarna dengan boal
kapas atau semprotan untuk menyebarkannya sehingga diperoleh warna
yang merata. Sebelum mengaplikasikan lapisan berikutnya, lapisan
sebelumnya, yang akan mengering dalam waktu minimal 3 jam, harus
diamplas dengan kertas amplas halus dan setelah bubuk pewarna kering,
permukaan kayu dibersihkan dengan kain kering untuk menyingkirkan bubuk
yau yang berlebih. Aplikasi bubuk warna harus dengan allat penyemprot
sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
c. Lapisan III.
1 atau 2 lapis sealer sebagai cat dasar. Biarkan lapisan mengering dalam
waktu minimal 3 jam, dan kemudian amplas dengan kertas amplas no. 400.
ulangi proses ii sekali lagi untuk memperoleh permukaan yang rata dan
halus.
Spesifikasi Teknis
PEMBANGUNAN PAGAR PENYENGKER DAN PENATAAN TEMPAT SUCI
Halaman : I -42
Halaman : I -43
k. Keran air (TOTO type T-23B13V7N dan T30ARQ13N untuk Pantry atau yang
setara)
l. Floor Drain (TOTO type square flange TX 1B)
m. Towel Ring (TOTO Tipe TX 702AES atau setara)
n. Paper Holder (TOTO type A850)
o. Shop Holder (TOTO type TS 125R atau yang setara)
2) Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh
Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana.
Halaman : I -44
Halaman : I -45
1) Semua aksesoris harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan Gambar Kerja,
kecuali bila dinyatakan lain secara tertulis. Letak/posisi pemasangan dan jumlah
setiap jenis aksesori harus dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.
2) Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua aksesori daerah basah yang
diperlukan sehingga pemasangan terlaksana dengan baik.
3) Cermin berupa produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik
pembuatnya, sedang cermin selain produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 08800.
4) Perlengkapan plambing seperti kloset, wastafel dan lainnya dapat dilihat dalam
Spesifikasi Teknis.
14.1. PEKERJAAN BATU HITAM
14.1 BAHAN – BAHAN
Bahan tempelan batu hitam karangasem kwalitas 1, paras alam dengan warna
seragam setara Batu hitam karangasem, tebal minimal batu 3 cm, dengan pori yang
rapat dan padat.
Halaman : I -46