Isi Buku Statistik PDF
Isi Buku Statistik PDF
Isi Buku Statistik PDF
.
PENDAHULUAN
Sebenarnya secara umum setiap orang telah melakukan cara-cara statistik seperti
pengelompokkan orang berdasarkan jenis kelamin, usia/umur, tingkat pendidikan, agama,
penduduk yang datang dan yang pergi, tingkat kematian dan kelahiran. Sedang dalam
dunia bisnis misalnya tabel tingkat penjualan, daftar harga, daftar pemesanan,
pengelompokkan buah-buahan berdasarkan rasa, besar kecil buah, jenis buah-buahan dan
lain sebagainya.
Para ahli teknik dan teknisi yang bekerja pada suatu perusahaan konsultan atau
kontraktor mungkin tidak perlu memecahkan masalah statistik. Meskipun demikian setiap
ahli teknik harus mempunyai pengetahuan dasar mengenai statistik. Dia harus memahami
istilah-istilah dasar yang digunakan dalam statistik dan harus mampu melakukan evaluasi
dan interprestasi hasil-hasil tes dengan cara statistik.
Pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan (data mentah) kemudian diolah .Pengolahan data
dimaksudkan sebagai suatu proses untuk memperoleh data ringkasan dan data
mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu. Data ringkasan yang
diperoleh dari pengolahan data itu itu dapat berupa jumlah (total) , rata-rata
(average), prosentase dan sebagainya.
Berikut ini gambar proses analisis data secara sederhana untuk mengambil keputusan
Data diolah,
disajikan, dianalisis
Alat analisis data
Kesimpulan/interprestasi
Pengambilan Kesimpulan
Tindakan/Pelaksanaan
1.8. Tugas
Buatlah diagram alir dari suatu hasil penelitian dibidang teknik sipil dengan
dilengkapi data-data yang meliputi jenis populasi dan sampelnya, kemudian
kumpulkan minggu depan
1.9. Evaluasi
Jawab pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap,
1. Apakah yang disebut dengan statistik
2. Mengapa para ahli teknik sipil perlu memahami pengetahuan tentang statistik
3. Apa yang dimaksud dengan data statistik, berikan suatu contoh pada bidang
teknik sipil
4. Apa perbedaan antara populasi dan sampel, kemudian buahlah diagram alir dari
pengambilan suatu keputusan dalam statistik.
5. Jelaskan yang dimaksud dengan istilah berikut :
a. Data diskrit
b. Data kontinu
c. Populasi
d. Sampel
PENDAHULUAN
Data statistik yang diperoleh dengan cara survey sampel atau hasil percobaan
biasanya terdiri dari kumpulan harga-harga numeric yang kasar dan tidak teratur. Sebelum
data-data ini dapat digunakan sebagai dasar untuk suatu evaluasi, data-data tersebut harus
diatur menurut sesuatu data.
Misalnya untuk data hasil percobaan di laboratorium untuk pengujian kuat tekan
beton dimana hasil pengujian tersebut harus disusun dalam suatu tabel. Untuk itu
diperlukan suatu cara menyusun tabel tersebut. Tabel yang akan disusun itu dengan kata
lain daftar frekuensi.
4. Tepi kelas (Class Boundary) yaitu nilai tengah antara batas kelas atas (upper
class limited) dan batas kelas bawah (lower class limited). Setiap kelas interval
mempunyai dua tepi kelas yaitu :
- Tepi Kelas Atas (TKA)/upper class boundary
- Tepi Kelas Bawah (TKB)/lower class boundary
Untuk menentukan nilai tepi kelas baik tepi kelas atas maupun tepi kelas
bawah masing-masing kelas interval dapat diformulasikan sebagai berikut :
Tepi kelas = batas kelas atas kelas interval berada ditambah batas
kelas bawah kelas interval berikutnya dibagi dua
Penentuan tepi bawah kelas dan tepi atas kelas bergantung pada keakuratan
pencatatan data. Misalnya data dicatat dengan ketelitian sampai satu desimal ,
maka rumus tepi bawah kelas dan tepi kelas atas ialah sebagai berikut :
a. Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5
b. Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5
5. Frekuensi Komulatif kurang dari (FKKD) yaitu banyaknya frekuensi komulatif
yang diukur dari masing-masing tepi kelas untuk data yang kurang/ lebih kecil
dari tepi kelas. Dapat dipastikan banyaknya frekuensi komulatif data yang
kurang dadari tepi kelas paling awal atau terkecil adalah nol (0) dan untuk tepi
kelas terbesar adalah sebanyak data seluruhnya.
6. Frekuensi komulatif Lebih Dari (FKLD) yaitu banyaknya frekuensi komulatif
yang diukur dari masing-masing tepi kelas untuk data yang lebih besar dari tepi
kelas. Kebalikan dari Frekuensi Komulatif Kurang Dari (FKKD) pada
frekuensi kumulatif leibh dari (FKLD) banyaknya frekuensi komulatif untuk
tepi kelas paling awal atau terkecil adalah sebanyak data seluruhnya dan tepi
kelas terbesar adalah nol (0)
Rumus 2.3
Untuk memulai membuat atau menyusun tabel distribusi frekuensi adalah menentukan
nilai awal/batas kelas interval pertama dengan dua cara :
Contoh soal :
1. Dari hasil pengujian kuat tekan kubus beton di dapat sebagai berikut :
Susunlah data kuat tekan kubus beton di atas di dalam daftar frekuensi.
Penyelesaian :
a. Rentang kelas = data terbesar – data terkecil
= 42,9 – 21,7
= 21,2
b. Banyaknya kelas = 1 + (3,33 log n)
= 1 + (3,33 log 30)
= 5,9188 6
c. Panjang kelas (P) = Rentang kelas / Banyak kelas = 21,2 / 5,9188 =
3,58 4
d. Memilih nilai ujung bawah kelas interval
- Menggunakan nilai data terkecil = 21,7
e. Menyusun daftar distribusi frekuensi
2. Dari hasil pengukuran diameter pipa-pipa yang dibuat oleh sebuah mesin dalam
mm terdekat , diperoleh data sebagai berikut :
78 72 74 79 74 71 75 74 72 68
72 73 72 74 75 74 73 74 65 72
66 75 80 69 82 73 74 72 79 71
70 75 71 70 70 70 75 76 77 67
Penyelesaian :
a. Urutan data
65 66 67 68 69 70 70 70 70 71
71 71 72 72 72 72 72 72 73 73
73 74 74 74 74 74 74 74 75 75
75 75 75 76 77 78 79 79 80 82
b. Jangkauan (P) = 82 – 65 = 17
c. Banyaknya kelas = 1 + (3,33 log 40)
= 1 + 5,3 = 6,3 ∞6
d. Panjang interval kelas adalah
= 17/6 = 2,8 ∞ 3
e. Batas kelas pertama adalah 65 data terkecil
f. Tabel distribusi frekuensi
Diameter
(mm) Frekuensi
65 - 67 III 3
68 - 70 IIIIII 6
71 - 73 IIIIIIIIIIII 12
74 - 76 IIIIIIIIIIIII 13
77 - 79 IIII 4
80 - 82 II 2
Jumlah 40
100
76
98
38
64
19
44
9,6
36
4,8
27
2,4
19
1,2
13
0,6
8
0,3
4
0,15
2.4.1. Histrogram
Sebuah histrogram adalah penyajian dalam bentuk grafik dari distribusi frekuensi
dan disusun dengan membuat balok atau segiempat dari interval kelas.
Untuk menggambarkan data distribu frekuensi ke dalam histrogram dapat dilihat
kembali pada tabel 2.1. sumber horizontal merupakan sumbu limit kelas untuk
kekuatan tekan yang dicatat. Sumbu vertikal merupakan sumbu untuk frekuensi.
Statistik –Etty Rabihati- 20
Kuat tekan beton kg/cm2
Frekuenssi 7
0
21,7 - 25,3 25,4 - 28,9 29 - 32,6 32,7 - 36,3 36,4 - 39,7 39,8 - 43,2
14
12
10
0
65 - 67 68 - 70 71 - 73 74 - 76 77 - 79 80 - 82
Keterangan :
Formulasi mencari titik tengah kelas interval M :
- Kelas interval pertama :
6
Frekuensi
5
0
21,7 - 25,3 25,4 - 28,9 29 - 32,6 32,7 - 36,3 36,4 - 39,7 39,8 - 43,2
30
25
Frekuensi
20
15 FKKD
FKLD
10
0
20 25 30 35 40
2.6.Tugas
Carilah sekumpulan data tentang teknik sipil kemudian susunlah dalam daftar
distribusi frekuensi lalu sajikan data tersebut dalam bentuk diagram batang, kurve
garis dan kurve ogive.
2.7. Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan distribusi frekuensi ? Bagaimana hubungan antara
distrubusi frekuensi dan data berkelompok?
2. Apa yang dimasud dengan histogram dan kurve garis, bagaimana hubungan antara
keduanya.
3. Apakah yang dimaksud dengan interval kelas, batas kelas, tepi kelas, serta tititk
tengah kelas, jelaskan masing-masing dengan singkat.
4. Sebutkan dan terangkan secara singkat hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan sebuah tabel distribusi frekuensi
5. Pada data di bawah ini terdapat daftar nilai-nilai tes yang diperoleh dari 50 siswa
dalam angka
a. Susunlah data tersebut dalam distribusi frekuensi
b. Sajikan data tersebut dalam bentuk hitosgram, grafik garis dan kurve ogive
6. Distribusi Frekuensi Komulatif sebuah analisa ayakan dapat dilihat pada tabel 2.5.
Gambar kurve ogive hasil analisa saringan tersebut.
Tabel 2.6. Analisa ukuran butir
Ukuran ayakan (%) Agrerat % yang lewat
76 100
38 100
19 100
9,6 96
4,8 65
2,4 37
1,2 32
0,6 12
0,3 3
0,15 0
Kelas Nilai F
100 – 199 15
200 – 299 20
300 – 399 30
400 – 499 25
500 – 599 15
600 – 699 10
700 – 799 5
a. Berapa persen aki mobil yang berumur kurang dari 2,95 tahun?
b. Berapa persen aki mobil yang berumur dari 2,0 tahun sampai 3,9 tahun ?
c. Berapa persen aki mobil yang umur nya lebih dari 3,4 tahun?
d. Hitung mean, median dan modus
68 72 62 75 81 64 81 66
65 68 70 70 69 73 72 75
71 70 80 74 62 59 81 69
66 88 66 65 65 77 70 65
64 77 68 70 72 66 73 68
UKURAN-UKURAN DISKRIPTIK
Keberhasilan saudara dalam menguasai bab ini, dapat diukur dengan criteria sebagai
berikut :
Pendahuluan
Bentuk-bentuk presentasi tabel dan grafik bisa digunakan untuk menyimpulkan dan
menjelaskan data kuantitatif. Meskipun cara-cara itu mampu memberi gambaran lebih jelas
mengenai sifat-sifat utama dari distribsi data, namun sebagian besar metoda statistic
memerlukan diskripsi numerik yang tepat.
Hal itu dapat diperoleh melalui operasi-operasi aritmatik pada data yang menghasilkan
ukuran-ukuran diskriptif atau statistik dikskriptif. Landasan atau dasar statistikdiskriptif
adalah kecenderungan atau lokasi pusat dan ukuran-ukuran simpangan atau hamburan.
Dimana :
X1 = nilai data ke satu
X2 = nilai data kedua
X3 = nilai data ketiga
X4 = nilai data keempat
X5 = nilai data kelima
Xn = nilai data ke-n dimana n adalah banyaknya data
Keterangan :
̅ = rata-rata hitung
n = jumlah data
Kebaikan dan kelemahan rata-rata mean :
Kebaikan :
- Mudah diingat, dimengerti, dipahami dan dihitung
- Tingkat perubahan data tidak terlalu mempengaruhi prosedur
perhitungan.
- Berdasarkan populasi / sampel yang ada.
Kelemahan :
- Nilai ekstrim besar pengaruhnya.
- Kelas terbuka sulit ditentukan rata-ratanya.
Benda uji ke n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hasil 40 37 39 44 35 30 40 42 41 50 35 39
pengujian
(kg/cm2)
Jawab :
- Kesatu XI = 40 kg/cm2
- Kedua X2 = 37 kg/cm2
- Ketiga X3 = 39 kg/cm2
- Dan seterusnya sampai dengan benda uji ke 12
̅=
Atau ̅ = ∑
Dimana
Fi = frekuensi kelas interval ke-i
Mi = titik tengah kelas interval ke-i
i = mewakili bilangan 1,2,3........n
Contoh soal :
Dalam suatu pengujian kuat lentur balok baja didapat data sebagai berikut :
Batas kuat lentur
(N/mm2) Frekuensi
20 - 24,9 5
25 - 29,9 5
30 - 34,9 6
35 - 39,9 5
Maka :
̅
Penyelesaian:
a. Urutkan data dari terkecil sampai terbesar: 2,3,4,5,6,7,8
Jumlah data (n) = 7 (ganjil)
Letak Median = (n+1)/2 = (7+1)/2 = 4
Berarti letak Median didapat pada data ke 4 yaitu Me =5
b. Urutkan data yang terkecil sampai terbesar : 4,5,7,8,9,11,12,14
. Ci Rumus 3.3
Ci Rumus 3.4
Ci Rumus 3.5
Dimana :
Me = Median
TKB = Tepi Kelas Bawah
TKA = Tepi Kelas Atas
N = Banyaknya data
FKKDA = Frekuensi Komulatif Kurang Dari Atas
FKKDB = Frekuensi Komulatif Kurang Dari Bawah
Ci = Class Interval = panjang kelas = jarak kelas interval
Penyelesaian :
Jumlah frekuensi (n) = 40 dan ½ n = 20
Letak median yaitu :
LM = = = 20,5
. Ci
.3= 73,5 mm
. Ci Rumus 3.6
Atau
Dimana :
Mo = Modus/Mode
TKB = Tepi Kelas Bawah
d1 = Selisih frekunsi modus berada dengan freluensi sebelumnya
d2 = Selisih frekuensi modus berada dengan frekuensi sesudahnya
Ci = Class Interval atau panjang kelas interval
Contoh Soal :
Tentukan modus dari data di bawah ini:
Frekuensi
Diamter pipa (mm) (F)
65 – 67 2
68 – 70 5
71 – 73 13
74 – 76 14
77 – 79 4
80 – 82 2
40
Penyelesaian :
Tepi
Diameter pipa (mm) Frekuensi (F) kelas
64,5
65 – 67 2
67,5
68 – 70 5
70,5
71 – 73 13
73,5
74 – 76 14
76,5
77 – 79 4
79,5
80 – 82 2
82,5
40
.3 = 73,77 mm
Rumus 3.8
Contoh soal :
Tentukan kuartil dari data 2,6,8,5,4,9,12
Penyelesaian :
Data diurutkan : 2,4,5,6,8,9,12
n=7
= 4, yaitu 6
Dimana :
Lo = batas bawah kuartil
Ci = lebar kelas
F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas kuartil Q i
f = frekuensi kelas kuartil Qi
Contoh soal :
Tabel distribusi frekuensi dari hasil pengujian kuat tekan beton,
tentukan nilai kuartil Q1, Q2 dan Q3
⌊ ⌋ ( )
( )
( )
b. Desil
Jika sekelompok data, dibagi menjadi 10 bagian yang sama banyak,
maka akan terdapat 9 pembagi, masing-masing disebut nilai desil (D)
yaitu D1, D2, D3..., D9. Nilai Desil ke i yaitu Di ditentukan dengan rumus
berikut
Untuk data tidak berkelompok :
Rumus 3.10
( ) rumus 3.11
Dimana :
Lo = batas bawah kelas Desil Di
Ci = lebar kelas
F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas Di
f = frekuesi kelas desil Di
Terlihat bahwa cara menentukan nilai desil hampir sama dengan cara
menentukan nilai kuartil
Contoh soal :
Statistik –Etty Rabihati- 41
Tentukan desil D3 dan D7 dari data
30,35,40,45,50,55,60,65,70,80,85,95,100
Penyelesaian :
Data yang telah diurutkan
30,35,40,45,50,55,60,65,70,80,85,95,100
Jawab :
D3 membagi data 30 % ke bawah dan 70 % ke atas, sedangkan D 7
membagi data 70 % ke bawah dan 30 % ke atas, sehingga D 3berada
pada kelas 130 – 138 dan D7 berada pada kelas 139 – 147
( )
( ) ( )
( ) ( )
c. Persentil
Jika sekelompok data dibagi menjadi 100 bagian yang sama banyak,
maka akan terdapat 99 pembagi yang masing-masing disebut persentil
(P) yaitu :
P1, P2, P3,...P99 . Nilai persentil ke-i yaitu P1 dihitung dengan rumus
berikut
Untuk data tidak berkelompok:
rumus 3.12
( ) Rumus 3.13
Dimana :
Lo = batas bawah kelas persentil Pi
C = lebar kelas
F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas Pi
f = frekuensi kelas Pi
Berhubung cara menghitung persentil sama dengan cara menghitung
kuartil dan desil, maka pada bagian ini tidak diberikan contoh cara
menghitung perentil, sebab dengan pengetahuan dari cara menghitung
kuartil dan desil, maka dengan mudah dapat menghitung persentil.
Contoh soal :
Tentukan rata-rata ukur dari 2,4,8,16,32
Penyelesaian :
√
√ =8
Contoh soal :
3. Rata-rata harmonis
Cara lain yang dipakai untuk menentukan ukuran-ukuran pemusatan data
adalah dengan rata-rata harmonis , khususnya kalau suatu kelompok data
mempunyai cirir-ciri tertentu yang merupakan bilangan pecahan atau dalam
bilangan desimal.
Rata-rata harmonik dari kelompok data X1,X2,,X3....Xn didefenisikan
sebagai berikut :
a. Data yang tidak berkelompok
Rumus 3.16.
∑( )
Contoh soal :
Rata-rata harmonis data 2,4,8 adalah :
∑( )
Contoh soal :
Tentukan rata-rata harmonis untuk data tabel di bawah ini
Kuat tekan beton Titik tengah
(kg/m2) kelas Frekuensi f/x
112 – 120 116 4 0,034
121 – 129 125 5 0,04
130 – 138 134 8 0,06
139 – 147 143 12 0,084
148 – 156 152 5 0,033
157 – 165 161 4 0,025
166 – 174 170 2 0,012
Jumlah 40 0,288
∑
kg/cm2
∑
Dalam bentuk grafik , hubungan ketiga nilai tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:
Atau
̅ ̅
Contoh :
Tentukan median dari distribusi frekuensi , jika diketahui rata-rata = 67,18 dan modus =
66,375 !
Penyelesaian :
̅ ̅
Berikut gambar kurva dari distribusi yang menceng kekanan (menceng positif) dan
enceng ke kiri (menceng negatif)
Model Populasi ini biasanya didekati atau diturunkan dari kurva frekuensi yang
diperoleh dari sampel representatif yang diambil dari populasi. Ada beberapa model
populasi diantaranya yaitu kemencengan (skewness) dan keruncingan (kurtosis). 1.
3.5.Rangkuman
Ukuran-ukuran lokasi yang sering digunakn adalah mean aritmatik atau harga rata-
rata, meskipun merupakan pengamatan di posisi tengan (50%),Mode didefensiisikan
sebagai simbol kelompok yang mempunyai frekuensi yang maksimal.
3.6.Tugas
Berkunjunglah ke laboratorium teknik sipil, lalu carilah data hasil uji kubus beton,
kemudian hitung nilai mean, mediam, modus dari data yang sudah didapat.
3.7.Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan ukuran nilai pusat ? Sebutkan pula kegunaannya
dalam statistik!
2. Ada berapa macam ukuran nilai pusat yang Anda ketahui? Sebutkan satu persatu
3. Apa yang dimaksud dengan rata-rata hitung, median dan modus?Bagaimana
aturan yang digunakan untuk merumuskannya
4. Apa yang dimaaksud dengan kuartil, desil dan persentil!
5. Antara rata-rata hitung, median dan modus terdapat hubungan yang dapat
memberikan gambaran mengenai bentuk kurva. Jelaskan hubungan tersebut.
Bagaimana pula penulisannya dalam bentuk matematis?
6. Dari hasil pengujian konstanta pegas empiris suatu potong kayu didapat data
sebagai berikut :
Ditanyakan :
a. Median
b. Nilai rata-rata hitung
c. Mana yang lebih baik, rata-rata hitung atau median
7. Jangka waktu reaksi sesorang terhadap ransangan tertentu yang diukur oleh
seorang psikolog masing-masing adalah :
0,53 0,46 0,50 0,49 0,52 0,44 0,55 detik
Tentukanlah nilai rata-rata hitung waktu reaksi orang tersebut.
8. Seseorang berpegian dari kota A ke kota B dengan kecepatan 60 km/jam dan
kembali dari kota B ke kota A dengan kecepatan 50 km/jam. Bila orang terebut
menempuh jalan yang sama, tentukanlah kecepatan rata-rata untuk seluruh
perjalanan orang tersebuth
9. Perhatikan distribusi frekuensi berikut :
Nilai Frekuensi
31 – 40 3
41 – 50 5
51 – 60 19
61 – 70 15
71 – 80 25
81 – 90 20
91 – 100 13
Jumlah 100
Berat badan
(lb) Frekuensi
118- 126 2
127 – 135 5
136 – 144 9
145 – 153 5
154 – 162 4
163 – 171 4
172 – 180 2
31
a. Tentukan nilai rata-rata hitung, median dan modus dari berat bada n tersebut
b. Tentukan nilai Q3, D6 dan P20
c. Bagaimana kira-kira jenis distribusi data bert nbadan tersebut.
Keberhasilan saudara dalam menguasai bab ini, dapat diukur dengan kriteria sebagai
berikut :
Pendahuluan
Penyelesaian :
Jangkauan (r) = 170 -116 = 54
Jangkauan suatu kelompok data dapat menunjukkan kualitas data. Makin kecil
jangkauan suatu data, maka kualitas data itu semakin baik, sebaliknya semakin besar
jangkauan suatu data maka kualitas data tersebut semakin tidak baik. Oleh karena
terlalu sederhana , yaitu hanya memakai nilai maksimum dan nilai minimum, maka
jangkauan dikatakan terlalu ksar untuk menggambarkan penyebaran data sehingga
dalam analisis data yang memerlukam tingkat ketelitian yang tinggi, ukuran dispersi
data imi jarang dipakai, Inilah kekurangan dari jangauan data. Akan tetapi
kelebihannya paling mudah dihitung.
∑
̅
| | | | | | | | | |
20
Tanda nilai mutlak dapat mengubah membalikkan nilai besar bertanda negatif
menjadi nilai besar bertanda positif. Sifat ini mempengaruhi simpangan rata-rata
yaitu mengakibatkan ukuran simpangan rata-rata menjadi kurang baik. Akan
tetapi rata-rata simpangan masih lebih baik dari jangkauan karena simpangan
rata-rata mepertimbangkan semua selisih antara nilai data dengan pusat data.
Contoh soal :
Tentukan variansi dari kelomok data 20,30,50,70,80
= 650
Contoh soal :
Dari data di bawah ini tentukan nilai variansinya :
Penyelesaian :
∑ ∑
untuk mencari nilai variasinya
∑ ∑
√ Rumus 4.5
Contoh soal :
Dari data 20,30,50,70,80 tentukan nilai standar deviasinya
X 20 30 50 70 80 ∑ X=250
400 900 2500 4900 6400 ∑X2= 15100
2
X
Maka diperoleh :
∑ ∑
√
Untuk data yang berkelompok
∑ ∑
∑ ∑
√ Rumus 4.6
S =√ = 14,410 kg/m2
Dimana
S = standar deviasi
̅ = rata-rata hitung
Contoh :
Tentukan koefisen variasi kelompok data : 30, 40,50,60,70
Jawab :
X 30 40 50 60 70 ∑ X = 250
900 1600 2500 3600 4900 13500
X2
∑ ∑
√ = 15,81
4.9. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan ukuran dispersi data dan apa manfaatnya
2. Apa yang dimaksud dengan :
a. Simpangan rata-rata
b. Variansi
c. Standar Deviasi
3. Dari hasil pengujian uji kuat lentur kayu di dapat data sebagai berikut :
4. Distribusi beban maksimum dalam kilonewton yang ditunjang oleh kabel tertentu
produsi suatu perusahaan disajikan pada tabel berikut :
Banyaknya
Beban maksimum kabel Tentukanlah :
9,3 -9,7 2
a. Nilai mean,median dan
9,8 - 10,2 5
modus
10,3 - 10,7 12
b. Simpangan rata-rata-
10,8 - 11,2 17
Varians dan Deviasi
11,3 - 11,7 14
Standar
11,8 - 12,2 6
12,3 - 12,7 3
12,8 - 13,2 1
Jumlah 60
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan mampu menentukan nilai probabilitas dari
sekumpulan data-data statistic dalam ilmu tenik sipil
Keberhasilan saudara dalam menguasai bab ini, dapat diukur dengan criteria sebagai
berikut :
Pendahuluan
Metode kuantitatif pembuatan model, analisis dan evaluasi merupakan alat-alat dalam
bidang rekayasa modern. Beberapa metode ini telah menjadi sangat rumit dan mencakup
pembuatan model dan analisis matematis, simulasi komputer, dan teknik optimasi yang
sangat muktahir. Namun, betapa rumit dan baiknya pun suatu model, termasuk model
laboratorium eksprimental, model tersebut didasarkan pada anggapan-anggapan atau
kondisi yang ideal, dengan demikian, informasi yang diperoleh, dari model kuantitatif bisa
mendekati atau jauh dari keadaan sebenarnya.
Pengaruh dari ketidakpastiaan semacam ini pada perencaan dan perancangan (desain)
tentunya penting, namun, kuantifikasi (penentuan besarnya) ktidakpastian, dan penilaian
(evaluasi) pengaruh-pengaruhnya pada penampilan (periaku) dan perencanaan suatu
system rekayasa harus melibatkan konsep dan metode probabilitas (kemungkinan). Lebih
lanjut, pada kondisi yang tidak pasti, desain dan perencanaan system rekayasa
mengandung resiko, dan pengambilan keputusan yang bersangkutan memerlukan
pertibangan dari resiko dan keuntungan, yang semuanya berada dalam daerah ilmu
probabilitas terapan (applied probability).
5. 1. Pengertian Probabilitas
Probabilitas adalah terjadinya suatu peristiwa (event) relatif terhadap peristiwa-
peristiwa lainnya, dan perkataan lain, ada lebih dari satu kemungkinan, karena
jika tidak masalahnya menjadi tertentu (deterministic). Untuk tujuan kualitatif,
probabilitas dapat dipandang sebagai ukuran numeric dari kecenderungan
terjadinya suatu peristiwa relatif terhadap sehimpunan peristiwa lainnya.
5. 2. Peristiwa dan Probabilitas
5.2.1. Karakteristik Masalah Probabilitas
Persyaratan pertama dalam perumusan masalah probabilistik adalah
mengidentifikasi himpunan semua kemungkinan (yaitu, ruang kemungkinan) dan
peristiwa yang ditinjau. Dengan demikian, probabilitas berkaitan dengan peristiwa
yang spesifik dalam suatu ruang kemungkinan. Untuk menggambarkan berbagai
segi masalah probabilistic seperti contoh dibawah ini:
1. Seorang kontraktor sedang merencanakan pembelian peralatan, termasuk
buldoser, yang diperlukan untuk proyek baru di daerah terpencil. Misalkan
bahwa dari pengalaman yang terdahulu, taksiran bahwa kemungkinan setiap
buldoser dapat bertahan paling tidak 6 bulan tanpa kerusakan adalah 50%. Jika
Tabel 5.1.
0 4 4/60
1 16 16/60
2 20 20/60
3 14 14/60
4 3 3/60
5 2 2/60
6 1 1/60
7 0 0
8 0 0
Secara teoritis jumlah mobil yang menunggu belok kanan selama jam-jam sibuk,
dapat berupa bilangan bulat positif sembarang, namun berdasarkan hasil
pengamatan diatas kemungkinan terjdinya 7 mobil atau lebih menunggu belok
kanan pada persimpangan ini sangat kecil.
Berdasarkan hasil diatas, frekuensi relatif hasil pengamatan yang disajikan dalam
kolom ketiga dapat digunakan sebagai probabilitas dari jumlah mobil yang
menunggu untuk belok kanan. Dengan demikian probabilitas dari peristiwa “5”
mobil atau lebih menunggu adalah 2/60 + 1/60 = 3/60.
Gambar 5.2. B T
Dari contoh-contoh diatas dapat diamati ciri-ciri khusus masalah probabilitas sebagai
berikut :
Didalam istilah teorii himpunan, gabungan dari semua kemungkinan dalam suatu
masalah probabilitas dinamakan ruang sampel atau ruang contoh dan setiap
kemungkinan secara individual dinamakan titik sampel. Suatu peristiwa dengan
demikian didefenisikan sebagai sub himpunan dari ruang sampel. Ruang sampel bisa
bersifat diskrit atau menerus. Dalam kasus diskrit, titik sampael merupakan satuan-
Perumusan konsep dasar probabilitas dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara
klasik dan cara frekuensi relatif. Bila kejadian pada contoh diatas kita lambangkan
dengan huruf besar E, maka kita dapat merumuskan probabilitas kejadia E, yaitu
P(E).
1. Perumusan Klasik
Bila kejadian E terjadi dalam m cara dari seluruh n cara yang mungkin terjadi dan
masing-masing n cara itu mempunyai kesempatan atau kemingkinan yang sama
untuk muncul, maka probabilitas kejadian E yang ditulis P(E) dirumuskan sebagai
berikut :
Rumus 5.1
Contoh :
a. Sebuah dadu dilemparkan, muka dadu ada 6, yaitu :1,2,3,4,5,6
Semua muka dadu mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul. Yang
akan muncul salah satu dari muka dadu itu (m=1), yaitu muka 1, muka 2, muka
3, muka 4, muka 5 atau 6. Kita misalkan :
Rumus 5.2
Contoh :
Pada suatu percobaan statistik, yaitu pelemparan sebuah dadu yang diulang
sebanyak n= 1.000 kali, frekuensi munculnya muka dadu X adalah seperti pada
tabel di bawah ini :
Muka 1 2 3 4 5 6
dadu (X)
Frekuensi 164 165 169 169 166 167
(f)
, ,
, ,
S
A S
Gambar5.3
Ada suatu keterkaitan antara kejadian A dan ruang sampai S pada konsep
probabilitas dengan himpunan bagian A dan himpunan semesta S pada teori
himpunan, yaitu sebagai berikut :
Rumus 5.3
Diagram Venn. Suatu ruang sampel (contoh) dan peristiwa-peristiwa didalamnya dapat
dinyatakan secara gambar dengan diagram venn-suatu ruang sampel dinyatakan dengan
persegi empat. Suatu peristiwa E kemudian dinyatakan secara simbolik dengan daerah
tertutup di dalam persegi empat, dan bagian dari persegi empat di luar daerah tertutup ini
memberikan peristiwa komplementer E (lihat gambar 5.4) dalam perkataan lain, peristiwa
E mengandung semua titik-titik sampel dalam daerah tertutup, sementara E berisikan
semua titik sampel di luar E. suatu diagram Venn dengan dua atau lebih kejadian terlihat
pada gambar :
Dua himpunan atau lebih dapat dikombinasikan dengan dua cara atau lebih
dengan dua cara melalui gabungan dan perpotongan. Kedua cara ini berikut proses
pengambilan komplemen membentuk operasi dasar atas himpunan. Aturan-aturan
yang mengatur operasi-operasi ini adalah sebagai berikut :
1. Kesamaan himpunan. Dua himpunan adalah sama jika hanya dan hanya jika
keduanya mengandung titik-titik sampel yang sama. Berdasarkan ini, kita
dengan segera melihat bahwa
Contoh soal :
Pemasokan air untuk kota Bogor datang dari dua sumber A dan B. Air dialirkan
oleh pipa yang terdiri dari cabang-cabang 1,2, dan 3 seperti dilihat pada gambar
5.5. misalkan bahwa masing-masing sumber mampu untuk menyediakan air untuk
kota Bogor tersebut.
E2 = rusaknya cabang 2
E3 = rusaknya cabang 3
Sumber B 2
Jawab :
Sehingga dengan aturan de Morgan, tidak adanya kekurangan air berarti bahwa :
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
Dimana ̅̅̅ ̅̅̅ berarti tersedianya air pada pertemuan (junction) dan ̅̅̅ berarti
tidak rusaknya cabang 3.
3. ̅
Contoh soal :
Karena jumlah mobil yang menunggu belok kanan merupakan peristiwa yang
saling eksklusif dengan sedikit perluasan dari persamaan di atas dan dengan
menggunakan frekuensi relative di dalam menyatakan probabilitas yang
bersangkutan, kita memperoleh ;
Sementara
{ }
Dengan demikian
Sehingga
̅̅̅̅
5 cm
b. Probabilitas penurunan (yaitu, salah satu dari A dan B akan turun adalah :
( )
̅ ̅
( ⁄̅ ) ̅⁄
{ ⁄ ( ⁄ )}
( )
Dasar matematika yang relevan dan berguna untuk tujuan ini adalah teori himpunan
dan teori probabilitas. Dalam hal ini elemen-elemen dasar dari kedua teori ini
dikembangkan secara elementer dan non abstrak berikut contoh-contoh fisis.
5.6.Evaluasi
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan mampu menentukan nilai distribusi normal
dan regresi linier sederhana.
Keberhasilan saudara dalam menguasai bab ini, dapat diukur dengan criteria sebagai
berikut :
Pendahuluan
Diantara sekian banyak distribusi yang digunakan dalam pengukuran statistik adalah
distribusi normal atau disebut juga distribusi kontinyu, distribusi normal merupakan
distribusi kontinyu yang mensyaratkan variable yang diukur harus kontinyu misalnya hasil
tes balok beton dan lain-lain. Distribusi normal merupakan distribusi kontinu yang sangat
penting dalam statistik dan banyak dipakai dalam memecahkan persoalan . Distribusi
normal disebut juga distribusi Gauss.
Pada gambar 6.1. menentukan gambar kurva distribusi normal. Distribusi normal
mempunyai persamaan sebagai berikut :
( )
Rumus 6.1
√
Akan tetapi, secara matematis bentuk integral dari fugsi f(x) tersebut sulit dipecahkan
secara langsung dengan teknik integral. Oleh karena itu, penyelesainnya dilakukan
dengan memakai transformasi nilai-nilai x menjadi nilai-nilai baku Z, yaitu :
Rumus 6.3
( )
∫ ∫
√
Maka diperoleh :
Dengan demikian :
Jawab :
a.
c.
6.3. Rangkuman
Penggunaan bahan-bahan dalam distribusi normal sering digunakan untuk menyatakan
sifat dari bahan itu sendiri, mengingat untuk jenis bahan baru sering sifat-sifatnya
belum diketahui. Ukuran-ukuran statistik seperti mean dan variasi, harus ditentukan
dengan test yang tepat dan cocok.
Distribusi normal merupakan distribusi kontinu yang sangat penting dalam statistik dan
banyak dipakai dalam memecahan persolan.
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan mampu menentukan nilai Regresi dan
Korelasi Sederhana
Keberhasilan saudara dalam menguasai bab ini, dapat diukur dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Mampu memahami hubungan linier antara dua variable dan model regresi linier
sederhana
2. Mampu menentukan segresi linearal dan interval
3. Mampu memahami regresi sederhana dari hubungan bukan linier
Pendahuluan
Selama ini dalam pembahasan prosedur statistik kita hanya menarikperhatian pada unsure
sampel dengan observasi tunggal, yaitu harga-harga sampel untuk variable tunggal x.
Sekarang kita amati bersama bisa dilakukan dalam dua pengukuran untuk setiap unsure
sampel, setiap sampel terdiri atas pasangan harga x dan y. sebagai contoh, ambil tinggi dan
berat untuk setiap individu. Jika mengambil sampel dari individu-individu masing-masing
kita peroleh tinggi dan berat, dan bila dinyatakan x serta berat dinyatakan y, maka dari
pribadi ke I kita peroleh pasangan bilangan (x1, y1).
Salah satu tujuan analisis data ialah untuk memperkirakan perhitungan besarnya efek
kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Setiap kebijakan
berarti mengakibatkan suatu pengaruh terhadap hal yang lain.
Untuk membuat ramalan Y dengan menggunakan nilai dari x, maka x dan y harus
mempunyai hubungan yang kuat. Kuat tidaknya hubungan x dan y diukur dengan
suatu nilai disebut koefisien korelasi sedangkan besarnya pengaruh x terhadap y,
diukur dengan koefisien regresi.
Rumus 7.1
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
Rumus 7.2
∑ ∑ ∑
∑ ∑
Pada rumus tersebut , koefosien regresi a dan b dihitung secara terpisah atau sendiri-
sendiri. Akan tetapi, bisa juga koefisien b dihitung dahulu dan hasil yang diperoleh
dipakai untuk menghitung koefisen a dengan memakai rumus berikut :
∑ ∑ ∑
∑ ∑
Rumus 7.3
∑ ∑
( )
∑ ∑ ∑
√
Rumus 7.3
∑ ∑ ∑
√
∑
Rumus 7.6.
Dimana :
r = koefisen korelasi rank Spearman
d = selisih dalam rank
n = banyaknya pasangan rank
3. Koefisien Korelasi Rank Kendall
Koefisien korelasi rank Kendall merupakan pengembangan dari koefisien rank
Spearman . Dismbolkan “σ” (baca tau). Koefisen korelasi ini digunakan pada
pasangan variabel atau data X dan Y dalam hal ketidak sesuaian rank, yaitu untuk
mengukur ketidakteraturan. Koefisen rank Kendall dirumuskan :
Rumus 7.7
( ) ( )
Dimana :
S =statistik untuk jumlah konkordansi dan
C = /- konkordansi
D = /- diskordansi
/- = banyaknya pasangan
N = jumlah pasangan X dan Y
∑ ∑ ∑
√{ ∑ }{ ∑ ∑ }
1) Bila 0,90 < r < 1,00 atau -1,00 <r < -0,90 ; artinya hubungan yang sangat kuat
2) Bila 0,70 < r < 0,90 atau -0,90 < r < -0,70 ; artinya hubungan yang kuat
3) Bila 0,50 < r < 0,70 atau – 0,70 < r < -0,50, artinya hubungan yang moderat
4) Bila 0,30 < r < 0,50 atau -0,50 < r < -0,30, artinya hubungan yang lemah
5) Bila 0,0 < r < 0,30 atau -0,30 < r < 0,0 ; artinya hubungan yang sangat lemah
Contoh 1 :
Tabel berikut dibawah ini menunjukkan tinggi badan (in) dan berat badan ( lb) dari 12
mahasiswa.
Tinggi 70 63 72 60 66 70 74 65 62 67 65 68
badan
(X)
Berat 155 150 180 135 156 168 178 160 132 145 139 152
badan
(lb)
Tentukan :
1. Diagram pencar
Jawab :
1. Diagram Pencar
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑
∑
∑ ∑
( ) ( )
∑ ∑ ∑
√
√ =7,52
√{ ∑ }{ ∑ ∑ }
√{ }{ }
Oleh karena r = 0,86 terletak antara 0,70 dan 0,90, maka terdapat hubungan positif
yang kuat antara tinggi badan mahasiswa dengan berat badan mahasiswa.
Sedangkan koefisen determinasi (r2)= (0,86)2 = 0,7396 = 73,96 %, artinya variasi
berat badan yang dapat dijelaskan oleh variasi tinggi badan (X) mahasiswa oleh
persamaan regresi Y = -61,04 + 3,22 X adalah sebesar 73,96 %. Sisanya sebesar
26,04 % dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel pada persamaan regresi
tersebut.
X Y
3 12
6 23
9 24
10 26
11 28
Tentukan :
1. Tentukan koefisien korelasinya (r) dengan metode Least Square dan metode
product moment
2. Sebutkan jenis korelasinya dan apa artinya
7.7. Rangkuman
Salah satu cara untuk mempelajari relasi hubungan antara variabel yang satu dengan
lain maka dinamakan analisa regresi. Untuk menentukan estimator-estimator dalam
hubungan analisa regresi dapat digunakan metode Last Square.
Regresi linear adalah regresi yang variabel ebasnya (variabel X) berpangkat paling
tinggi satu. Untuk regresi linear sederhana, yaitu regresi linear yang hanya
melibatkan dua variabel (variabel X dan Y), persamaan garis regresinya dapat
dituliskan dalam dua bentuk.
7.8. Evaluasi
1. Jelaskan yang dimaksud dengan variabel bebas dan variabel terikat
2. Berdasarkan analisis korelasi, dapat diketahui jenis korelasi antara dua variabel :
a. Apa yang dimaksud dengan analisis variabel
b. Sebutkan jenis-jenis korelasi yang dapat terjadi antara dua variabel dan
jelaskan
3. Apa yang dimaksud dengan diagram pencar, gambarkan diagram pencar dari
jenis-jenis korelasi
Ditanyakan “
a. Diagram pencar
b. Persamaan regresinya
c. Koefien korelasi dan kofisen determinan, jelaskan arti nilai (r) nya
d. Hitung simpangan baku (Sy/x)
6. Dari hasil penelitian 10 buah kubus beton ukuran 15 x 15 x15 cm didapat data
sebagai berikut :
umur
beton 3 7 3 15 7 3 28 7 15 3
kuat
tekan 150 175 165 200 180 175 225 179 215 170