Makalah Nakestel Farmasi 2018 TK Propinsi
Makalah Nakestel Farmasi 2018 TK Propinsi
Makalah Nakestel Farmasi 2018 TK Propinsi
Oleh:
Lisdiana,S.Farm.,Apt.
NIK.19810723200907213
(Apoteker)
Di Setujui oleh :
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
LAMPIRAN........................................................................................................... 28
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka
pembentukan sumber daya manusia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing
bangsa bagi pembangunan nasional. Upaya pembangunan harus dilandasi
dengan wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus
memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua
pihak baik Pemerintah maupun masyarakat. Salah satu upaya peningkatan
kesehatan dengan membentuk strategi yang dilakukan oleh Kementerian
Keseharan Republik Indonesia. Strategi tersebut adalah strategi pembangunan
kesehatan dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015 sampai
2019 yang diantaranya adalah meningkatkan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, termasuk di bidang kefarmasian.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
menunjukan bahwa 35,2 % rumah tangga menyimpan Obat untuk swamedikasi.
Selain itu berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), lebih dari
60 % masyarakat melakukan swamedikasi yaitu upaya yang dilakukan masyarakat
untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit, sebelum memutuskan mencari
pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Namun pada pelaksanaan swamedikasi masih terjadi masalah penggunaan
obat pada masyarakat yaitu kurangnya pengetahuan dan informasi tentang obat
resep dokter atau obat yang dibeli sendiri sehingga berpengaruh terhadap
beberapa hal, diantaranya:
1. Kepatuhan pasien rendah (durasi, dosis) sehingga efek pengobatan tidak
optimal
2. Mispersepsi tentang obat generik, banyak masyarakat menganggap obat
generik adalah obat murah dan tidak manjur
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis menyimpulkan bahwa kurangnya
pemahaman dan informasi mengenai penggunaan obat dimasyarakat
menyebabkan penggunaan obat yang tidak rasional.
C. TUJUAN
1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
penggunaan obat secara benar.
2. Meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam
memilih, mendapatkan, menggunakan menyimpan dan membuang obat secara
benar.
3. Meningkatkan penggunaan obat secara Rasional.
D. MANFAAT
Penulisan karya ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan Penulis sebagai tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama tentang strategi melakukan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat di bidang pelayanan kefarmasian.
2. Masyarakat menjadi paham dan sadar dalam mendapatkan,menggunakan,
menyimpan dan membuang obat dengan baik dan benar.
3. Masyarakat menjadi lebih peduli untuk menyampaikan informasi penggunaan
obat yang baik dan benar kepada kerabat/tetangganya/teman-teman kader
lainnya.
4
BAB II
IDENTITAS PEGAWAI
A. BIODATA PEGAWAI
Nama : Lisdiana,S.Farm. ,Apt.
NIK : 19810723200907213
Jabatan : Apoteker Penanggung Jawab
Pendidikan : S1 Farmasi + Profesi Apoteker
Unit Kerja : Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
No.SIPA : 6/B.19/31.74.10/-1.779.3/e/2018
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1988 – 1994 : MIS (Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah) Sapugarut Pekalongan
1994 – 1997 : MTs Negeri Pekalongan
1997 – 2000 : SMU Negeri 3 Pekalongan
2000 – 2004 : S1 Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS),
Surakarta, Solo
2004 – 2006 : Profesi Apoteker UMS
C. PELATIHAN / SERTIFIKAT
5 Desember 2012 : Certificate of Training Audit Internal sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008
18-20 September 2013 : Certified Internal Quality Auditor Of ISO 9001:2008
25-27 Juli 2017 : Pelatihan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
6 Maret 2018 : Pelaksanaan Evaluasi dan Pengembangan
Penggunaan Obat Generik di Layanan Kesehatan di
Provinsi DKI Jakarta
5
D. PENGALAMAN KERJA
2006 – 2008 : Store manager di Apotek Century Health Care (CHC) di
Jakarta
2008 – 2009 : Area Manager di Apotek Century Health Care (CHC) di
Jakarta
2009 – Sekarang : Apoteker Penanggung Jawab Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan
BAB III
GEOGRAFI WILAYAH KERJA
A. GEOGRAFI
Kecamatan Pesanggrahan adalah salah satu dari 10 kecamatan di wilayah
Kota Administrasi Jakarta. Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 1251 Tahun 1986, Nomor : 435 Tahun
1966 dan Nomor: 1986 Tahun 2000, Nomor 171 Tahun 2007 maka luas wilayah
Kecamatan Pesanggrahan adalah 13,45 Km2 yang terdiri atas 51 RW dan 525
RT dengan luas masing - masing kelurahan sebagai berikut:
1. Kelurahan Petukangan Utara seluas : 2,99 km2, Jml RW 11 RT 121
2. Kelurahan Petukangan Selatan seluas : 2,11 km2, Jml RW 8 RT 83
3. Kelurahan Ulujami seluas : 1,70 km2, Jml RW 9 RT 94
4. Kelurahan Pesanggrahan seluas : 2,11 km2, Jml RW 8.RT 85
5. Kelurahan Bintaro seluas : 4,55 km2, Jml RW 15 RT 141
B. DEMOGRAFI
Berdasarkan Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan
Kesehatan Per Kab / Kota Tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Pusdatin Kemkes
RI, jumlah penduduk di wilayah kecamatan Pesanggrahan adalah 225.522
orang terdiri dari 113.727 laki-laki dan 111.795 perempuan.
5. Tugas Organisasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014, Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
9
12 Petukangan Selatan 1 2
13 Petukangan Selatan 1 3 Flamboyan
14 Ulujami 1 1
15 Ulujami 1 4
16 Ulujami 1 6
17 Bintaro 1 1
18 Bintaro 1 2 Melati
19 Bintaro 1 4 Kecipir
20 Bintaro 1 6 Rafflesia
21 Bintaro 1 10
22 Bintaro 1 12 Dahlia
23 Pesanggrahan 1 1 Jambu Air
24 Pesanggrahan 1 2 Mawar
25 Pesanggrahan 1 3 Apel
26 Pesanggrahan 1 4 Tulip
27 Pesanggrahan 1 5 Bungur
28 Pesanggrahan 1 6 Bungur
29 Pesanggrahan 1 7 Cempaka
30 Pesanggrahan 1 8 Manggis
Jumlah 30
TAHUN 2017
BAB IV
PEMBAHASAN
D. PELAKSANAAN
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan obat
yang rasional maka perlu dilakukan promosi kesehatan di bidang kefarmasian
melalui Edukasi dan pemberdayaan masyarakat dengan KeCe bersama BuJarwo
(Kegiatan Cerdas bersama Buku Kegiatan Ajarkan Warga penggunaan Obat
dengan baik dan benar), Sasaran dari kegiatan ini adalah kader posyandu dan
kader posbindu.
Susunan acara kegiatan:
1. Pembukaan
2. Pretest
3. Penyampaian materi
4. Diskusi
5. Postest
6. Pembagian dan pengarahan BuJarwo
7. Tindak Lanjut
8. Penutup
1. Pembukaan
Kegiatan edukasi diawali dengan pembukaan berupa doa dan kata sambutan
yang disampaikan oleh petugas. Selain itu diberikan pengarahan tentang
maksud dan tujuan dilakukan penyampaian materi kepada masyarakat
sehingga setelah menerima pemaparan materi masyarakat mendapatkan
pengetahuan tentang pengobatan yang benar
13
2. Pretest
Dalam kegiatan Edukasi dan pemberdayaan masyarakat ini akan dilakukan
Pre test sebelum mulai penyampaian atau paparan materi. Hal ini dilakukan
untuk menilai tingkat pengetahuan masyarakat dalam hal ini kader memiliki
pengetahuan penggunaan obat dan swamedikasi yang benar. Dari sini
petugas dapat mengetahui tingkat pengetahuan dari para peserta sehingga
penyampaian materi dapat disesuaikan.
3. Materi yang akan disampaikan oleh petugas terkait adalah tentang
DAGUSIBU dan swamedikasi .Isi materi DAGUSIBU dapat dilihat pada
Lampiran 1. Tujuan dari materi pertama adalah untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat terkait penggunaan obat yang mereka gunakan rasional
sehingga tujuan pengobatan dapat tercapai.
Isi materi swamedikasi dapat dilihat pada Lampiran 2. Tujuan dari materi
swamedikasi adalah masyarakat dapat melakukan swamedikasi dengan tepat
dan benar serta masyarakat yang tidak atau belum melakukan swamedikasi
dengan gejala minor seperti demam, batuk, pilek, pusing di dorong untuk
melakukan swamedikasi sebelum menghubungi dokter atau ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Hal ini berhubungan dengan tingginya pemakaian
obat-obat bebas dan bebas terbatas di Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan.
4. Diskusi
Pada sesi ini kader diminta untuk menunjukkan kemasan obat atau obat yang
mereka gunakan di rumah untuk mengatasi penyakitnya. Setelah itu dilakukan
diskusi dan pemberian informasi obat terkait penggunaan obat-obatan yang
mereka gunakan dirumah sehingga mereka lebih sadar tentang penggunaan
obat yang benar dan hasil pengobatan yang dilakukan lebih optimal.
5. Postest
Sesi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kader dapat menyerap
materi dan edukasi yang telah sampaikan yang nantinya akan berpengaruh
terhadap edukasi kader ke warga.
Hasil pretest dan postest pada tabel 3.6
15
Dari nilai pretes dan postest dapat dilihat ada perbedaan nilai rata-rata pretest
60,83 dan nilai rata-rata postest 73,62 ini menunjukkan adanya peningkatan
pengetahuan kader mengenai penggunaan obat dengan baik dan benar, sehingga
diharapkan dapat menunjang kegiatan kader bersama Bujarwo ke masyarakat atau
warga di wilayahnya.
Yaitu lembar dengan nomor urut yang diisi ketika kader melakukan
kegiatan sosialisasi dan edukasi ke warga
5) Stiker BuJarwo
Stiker yang akan di tempel di form / lembar daftar hadir, sesuai dengan
nomor urut kegiatan.
7. Tindak Lanjut
Kegiatan sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh kader ke warga di
laporkan sebulan sekali, bentuk laporan adalah dokumentasi dan atau daftar
hadir diserahkan ke penanggungjawab program untuk dilakukan evaluasi dan
monitoring.
Hasil Kegiatan kader bersama BuJarwo :
E. EVALUASI
Evaluasi kegiatan BuJarwo dilakukan mulai dari pemilihan kader yang
selektif dengan menggali lebih dalam mengenai personal kader ke
penanggungjawab lintas program kader tersebut, untuk meminimalisir jumlah
kader tidak aktif. Kemudian untuk Kegiatan yang tidak dilengkapi seperti hanya
daftar hadir saja tanpa dokumentasi atau sebaliknya, maka cara yang sebelumnya
dengan mengirimkan daftar hadir langsung ke puskesmas terdekat kurang
maksimal, karena ada beberapa daftar hadir yang sudah dititipkan ke puskesmas
25
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu cara melakukan promosi kesehatan dibidang kefarmasian
adalah dengan Edukasi dan pemberdayaan masyarakat dengan Kegiatan
Cerdas bersama BuJarwo (Buku kegiatan Ajarkan warga penggunaan Obat
dengan baik dan benar). Kegiatan sosialisasi dan edukasi bersama BuJarwo
berjalan selama bulan Januari sampai Maret, dengan jumlah kader aktif lebih
tinggi dibandingkan dengan kader tidak aktif dan menghasilkan 176 kegiatan
dengan jumlah warga 2433, dalam hal ini kader sebagai perpanjangan tangan
kegiatan sehingga kegiatan bisa dilaksanakan sampai tingkat RW/RT/Rumah
tangga, dimana angka tersebut tidak dapat dijangkau oleh SDM di farmasi
karena SDM yang terbatas.
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya bersama antara pemerintah dan
masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan
kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam
menggunakan obat secara tepat dan benar. Upaya tersebut merupakan salah
satu program yang tertulis dalam SK Menkes No.427/2015 yang dikeluarkan
pada tanggal 13 November 2015. Dengan adanya edukasi dan
pemberdayaan melalui BuJarwo yang dilakukan memberikan manfaat besar,
khususnya masyarakat di wilayah Kecamatan Pesanggrahan dalam
mendapatkan, menggunakan dan menyimpan obat dengan baik dan benar.
Selain itu masyarakat yang melakukan swamedikasi, apabila pengobatan
dilakukan dengan benar akan menjadi sumbangan yang besar bagi
pemerintah termasuk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan
dalam rangka mencapai kesehatan nasional yang merata.
27
B. SARAN
1. Kegiatan bersama BuJarwo bisa diterapkan di tempat lain, khususnya
puskesmas di kotamadya Jakarta selatan
2. Mampu memotivasi kader untuk lebih aktif dalam mengedukasi warga di
setiap kesempatan
3. Melakukan tindak lanjut yaitu Peningkatan pengetahuan penggunaan obat
ke masyarakat melalui metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) .
28
LAMPIRAN
29
Kegiatan Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat Cerdas Gunakan Obat melalui GEMA CERMAT
Latihan Soal :
SOAL A
Petunjuk pengisian
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan di silang
1. Kepanjangan dari GEMA CERMAT adalah:
a. Gerakan Masyarakat Cerdas Mendapatkan Obat
b. Gerakan Masyarakat Ceria Mendpatkan Obat
c. Gerakan Masyarakat Cerdas Menyimpan Obat
d. Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat
e. Gerakan Masyarakat Cermat dan Hemat Menggunakan Obat
2. Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah
a. Upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu dan penggunaan obat-obatan atau menenangkan diri
bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata
b. Perilaku untuk mengatasi sakit ringan sebelum mencari pertolongan ke petugas atau
fasilitas kesehatan.
c. A dan b benar
d. Perilaku untuk mengatasi sakit berat sebelum mencari pertolongan ke petugas atau
fasilitas kesehatan yang sembarangan.
e. Penggunaan obat-obatan keras dan narkotik atau menenangkan diri bentuk perilaku
untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata
3. Obat- obat yang merupakan obat swamedikasi adalah
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
c. a dab b benar
d. Obat keras dan psikotropik
e. Semua benar
4. Gambar disamping adalah logo obat :
a. Obat Keras
b. Obat bebas terbatas
c. Obat Generik
30
d. Obat bebas
e. Obat Paten
5. Tempat mendapatkan Obat yang resmi diantaranya :
a. Di warung
b. Toko obat berijin
c. Apotek
d. Puskesmas
e. B,c dan d benar
6. Gambar disamping adalah logo :
a. Obat Apotek
b. Obat Keras
c. Obat bebas terbatas
d. Obat bebas
e. Obat rumah sakit
7. Ciri – ciri obat bebas terbatas:
a. Logo lingkaran hijau dengan garis lingkaran berwarna hitam
b. Ada tanda peringatan,dengan kotak warna hitam dan tulisan putih di kemasan
c. Logo Lingkaran warna biru, dengan lingkaran warna hitam
d. Logo warna merah dengan Huruf K warna hitam di bagian tengah
e. b dan c benar
8. Aturan minum Antibiotik 3 x 1 yang benar & tepat adalah :
a. Obat diminum pagi,siang dan malam
b. Obat diminum tiap 4 jam sekali
c. Obat diminum setelah makan
d. Obat diminum setiap 8 jam sekali
e. B dan c benar
10. Jika anda mengeluh sakit pada sendi kaki dan bengkak, kemudian ada tetangga yang pernah
mengeluh dengan sakit yang sama dan menggunakan herbal tanpa ada registrasi BPOM dan
merasakan sakitnya berkurang, Apa yang akan anda lakukan :
a. Membeli produk herbal yg sama yg dipakai oleh tetangga
b. Membeli jamu racikan untuk asam urat
c. Membeli obat di warung dekat rumah
d. Periksa ke dokter di fasilitas layanan kesehatan terdekat, untuk mendapatkan penanganan
yang tepat
e. Membeli antibiotik tanpa resep dokter ke apotek
32
SOAL B
Petunjuk pengisian:
Cek list nomor yang menurut ibu / saudara benar di kolom yang tersedia, bisa lebih dari satu cek
list untuk 1 nomor.
1. Apabila ibu/saudara merasa sakit apa yang ibu /saudara lakukan?
1. Membiarkanya sampai sembuh
2. Pergi ke dukun / paranormal
3. Mengobati sendiri
4. Pergi ke puskesmas / rumah sakit / klinik
5. Pergi ke dokter
2. Apabila ibu / saudara mengobati sendiri, apa yang saudara gunakan?
1. Selalu
2. Sering
3. Kadang – kadang
4. Jarang
5. Tidak pernah
33