Laporan Pendahuluan Intranatal
Laporan Pendahuluan Intranatal
Laporan Pendahuluan Intranatal
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
A. DEFINISI
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2009, p.82).
Intensitas dan frekuensi kontraksi pada persalinan normal meningkat, tetapi
tanpa peningkatan tonus istirahat. Intensitas meningkat pada persalinan lanjut
menjadi 60 mmHg dan frekuensi menjadi 2-4 kontraksi setiap menit. Durasi
kontraksi juga meningkat dari kira-kira 20 detik pada awal persalinan menjadi
40-90 detik pada akhir kala pertama dan kala kedua (Llewellyn, 2001, p.68).
4. Psikis (psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga
bisa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata.
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong
dalam menghadapi proses persalinan.
D. MEKANISME PERSALINAN
Menurut Prawirohardjo (2008, p.310), pada minggu- minggu terakhir
kehamilan, segmen bawah lahir meluas untuk menerima kepala janin, terutama
pada primipara. Supaya janin dapat dilahirkan, janin harus beradaptasi dengan
jalan lahir selama proses penurunan. Putaran dan penyesuaian lain yang terjadi
pada proses kelahiran disebut mekanisme persalinan, yang terdiri dari :
1. Engagement
Apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap (engaged) pada pintu atas panggul. Pada wanita
multipara hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot
abdomen masih tegang, sehingga bagian presentasi terdorong ke dalam
panggul.
2. Penurunan (decent)
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul.
Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan, yaitu :
a. Tekanan dari cairan amnion
b. Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin
c. Kontraksi diafragma dan otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua
persalinan
2. Perubahan pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat
dari peningkatan frekuensi pernafasan,pada tahap kedua persalinan jika ibu
tidak diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen hampir dua kali
lipat.
3. Perubahan pada ginjal
Pada trimester kedua kandung kemih menjadi organ abdomen,apabila
terisi,kandung kemih akan teraba diatas simpisis pubis.Selama persalinan
wanita dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan akibat berbagai
alasan : edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi,perasaan tidak
nyaman dan rasa malu.
4. Perubahan integument
Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daerah
introitus vagina,meskipun daerah itu dapat meregang namun dapat terjadi
robekan-robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tidak
dilakukan episiotomi atau tidak terjadi laserasi.
5. Perubahan musculoskeletal
Sistem ini mengalami stres selama persalinan,nyeri punggung dan
nyeri sendi terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi pada masa
aterm,proses persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki
dapat menimbulkan kram tungkai.
6. Perubahan neurologi
Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa tidak
nyaman selama persalinan,perubahan sensoris terjadi saat memasuki tahap
persalinan pertama dan masuk ke tahap berikutnya.
7. Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna ,bibir dan mulut
menjadi kering akibat bernafas lewat mulut ,dehidrasi dan sebagai respons
emosi terhadap persalinan.selama persalinan motilitas dan absorpsi saluran
cerna menurun dan pada waktu pengosongan lambung menjadi
lambat,seringkali ada rasa mual dan memuntahkan makanan yang belum
dicerna,mual dan sendawa juga terjadi sebagai respons refleks terhadap
dilatasi serviks lengkap.
8. Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan,awal persalinan dapat
diakibatkan penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar
2) Meningkatkan kenyaman
a) Membantu partisipasi ibu
b) Temukan tujuan ibu
c) Membantu management energy
d) Mengatasi ketidaknyamanan ibu ; ambulasi, posisi, massage,
pernapasan, dan relaksasi
3) Suasana dan lingkungan kamar
4) Support, empati
5) Penerangan hal-hal yang mungkin terjadi kepada keluarga
6) Monitor :
a) Letak jantung janin
b) Pengeluaran cairan
c) Pembukaan → kala II
2. Kala II
a. Pengkajian
1) Melanjutkan monitor
a) Detak jantung janin
b) His (respon janin)
c) Pendarahan
d) Air ketuban
2) Tanda dan gejala fisik serta perilaku
3) Meneran dengan benar atau tidak
4) Mekanisme penyesuaian
5) Support person
b. Diagnosa
1) Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan
kelelahan , panic, dan amnesia
2) Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu
meneran dengan kuat
3) Resiko perlukaan sehubungan dengan posisi ibu yang tidak tepat
4) Perubahan konsep diri pada suami sehubungan dengan tidak mampu
mensupport istri
c. Intervensi
1) Cara mengejan dan posisi
2) Dorongan psikososial
3) Persiapan pertolongan persalinan
4) Asepsis dan anti asepsis
5) Faktor psikososial
6) Pertolongan persalinan
3. Kala III
a. Pengkajian
1) Timbul kontraksi uterus
2) Uterus tampak membundar
3) Terlihat massa introitus
4) Tali pusat lebih menjulur
5) Pendarahan tiba-tiba dengan warna gelap
a) Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
b) Pengkajian jalan lahir
c) Mengkaji factor yang berkaitan dengan atonia
d) Pemberian utero tonika (k/p)
b. Diagnosa
1) Kurang efektifitas mengatasi masalah sehubungan dengan kurang
informasi tentang kejadian kala III
2) Perdarahan pervaginaan sehubungan dengan kontraksi uterus yang
kurang adekuat
3) Resiko relaksasi uterus sehubungan dengan kandungh kemih panuh
4) Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan luka episiotomy
c. Intervensi
1) Observasi perdarahan, shock, dan tanda vital
2) Observasi bayi dan identifikasi
3) Kaji TFU
4) Identifikasi pengeluaran plasenta
5) Upayakan kontak ibu dan bayi
4. Kala IV
a. Pengkajian
1) Kaji status fisiologis ibu
2) Kaji posisi dan tonus uteri
3) Kaji adanya perdarahan pervaginam
4) Kaji kondisi perineum
b. Diagnosa
1) Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan
perdarahan
2) Gangguan eliminasi urin sehubungan dengan haluaran/ anestesi
regional
3) Deficit volume cairan dan eliminasi sehubungan denagn kurangnya
intake oral, atonia, uteri, laserasi
4) Nyeri sehubungan dengan trauma perineal
5) Fatigue sehubungan dengan proses persalinan
c. Intervensi
1) Cegah perdarahan
2) Identifikasi perdarahan karena perlukaan
3) Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
4) Mencegah penekanan kandung kemih
5) Membantu ibu mengenal pengalamannya
6) Mencatat/melaporkan adanya kelainan
7) Memberikan rasa nyaman dan istirahat cukup
8) Pastikan tidak ada sisa plasenta
9) Luka epis tidak ada hemotom
DAFTAR PUSTAKA