Prototype
Prototype
Prototype
PROTOTYPE
Disusun oleh:
DESTRIEKAWATI MARDIAH LODOWEIJK (2117022)
ABIGAIL HAMANGANGGU (2117042)
ALFONSIUS HAY BUNDU AMAH (2117044)
KATRINA RAMBU BANGI RONI (2117048)
ANASTASIA NDUNGA HAUR (2117061)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “PROTOTYPE”
ini dengan baik. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Interaksi Manusia dan
Komputer, secara khusus tentang Metode Pengembangan Sistem Prototype.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan penulis buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat memberikan pengetahuan yang
baru bagi penulis sendiri maupun orang-orang yang membacanya. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini penulis bertujuan untuk mengetahui cakupan
ilmu dan teori yang terdapat dalam proses pembuatan dan pengembangan sebuah
software dengan menggunakan salah satu metode dalam pengembangannya yaitu
metode prototype.
1.3. Manfaat
Dengan proses yang telah dilalui dalam penyusunan makalah ini, penulis
mengharapkan akan adanya penambahan wawasan dan pengetahuan khususnya
mengenai Metode Prototype. Seperti definisi dari metode prototype, bagaimana
1
tahapan-tahapan metode prototype, apa saja kekurangan dan kelebihan metode
prototype, dan bagaimana pendekatan prototype dilakukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2.1. Pengumpulan Kebutuhan
Klien dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format
software, mengidentifikasikan kebutuhan dan sistem yang dibuat.
2.2.2. Membangun Prototype/Prototype
Membangun prototype dengan membuat perancangan sementara yang
berfokus penyajian kepada pelanggan (contoh membuat input dan
format output).
2.2.3. Evaluasi Prototype
Tahap ini dilakukan oleh klien untuk memastikan apakah prototype
yang dibangun sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
pelanggan atau belum. Jika tidak sesuai, prototype akan direvisi
dengan mengulangi langkah-langkah sebelumnya. Tapi jika sudah
sesuai, maka langkah selanjutnya akan dilaksanakan.
2.2.4. Mengkodekan Sistem
Di tahap ini prototype yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam
bahasa pemrograman yang sesuai.
2.2.5. Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu software yang siap pakai, maka
software harus di tes dahulu sebelum digunakan. Hal ini bertujuan
untuk meminimalisirkan kesalahan software tersebut. Pengujian
dilakukan dengan Black Box, White box, Pengjian arsitektur, Basis
path dan lain-lain.
2.2.6. Evaluasi Sistem
Di tahap ini klien mengevaluasi sistem yang sudah dibuat sudah sesuai
yang diinginkan. Jika tidak, maka pengembang akan mengulangi
langkah ke 4 dan 5. Tapi jika iya, maka langkah ke 7 akan dilakukan.
2.2.7. Menggunakan Sistem
Software yang telah diuji dan diterima klien siap digunakan.
4
2.3. Keunggulan dan Kelemahan Prototype
2.3.1. Kelebihan Metode Prototype
a. Menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
b. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
c. Klien berpartisipasi aktif dalam pengenbangan sistem, sehingga
hasil perangkat lunak mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
d. Komunikasi yang baik antaral pelanggan dan pengembang.
e. Pengembang dapat lebih mudah dalam menentukan kebutuhan
pelanggan.
2.3.2. Kekurangan Metode Prototype
a. Proses perencangan dan analisi terlalu singkat.
b. Biasanya Kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.
c. Pengembang kadang-kadang membuat kompromi implementasi
dengan menggunakan sistem operasi yang tidak relevan dan
algoritma yang tidak efisien.
5
2.4.3. Evolutionary
Pada metode ini, prototypenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk
iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang
sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat
terbatas menuju produk final atau produk akhir.
6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
A. Proses pengembangan sistem dengan menggunakan pendekatan prototipe
(prototype sangat baik digunakan untuk menyelesesaikan masalah
kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak
mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya.
B. Prototype adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap
model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan
berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli
bisnis.
C. Prototype disebut juga Rapid Application Design (RAD) karena
menyederhanakan dan mempercepat desain sistem.
D. Sebagian user kesulitan mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan
aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kesulitan ini yang perlu
diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan user dan
menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini
selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan
kebutuhan user.