Proposal Tesis
Proposal Tesis
Proposal Tesis
Kabupaten Boyolali
TESIS
Oleh:
AAAAAAAAA
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
cara dan perbuatan untuk mendidik. Dalam hal ini, seseorang yang dididik akan
memiliki pemahaman tertentu dan menjadi pribadi yang kritis dalam berpikir.
seseorang, baik berupa ilmu pengetahuan, kreativitas, serta perilaku baik yang
2013, yang tujuannya membuat para siswa Indonesia lebih aktif dalam proses
atau student center learning, sehingga siswa dituntut aktif dalam mencari dan
kemampuan berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking (LOT) dan
menciptakan (create).
berpikir tingkat tinggi atau yang lebih kita kenal dengan tes berbasis HOTS.
adalah soal yang cenderung bertujuan untuk menguji lebih banyak pada aspek
Maka dari itu dibutuhan adanya pengembangan soal atau instrumen tes
yang dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Instrumen tes
tersebut harus memiliki standarisasi yang jelas agar guru dapat menyusun dan
model testlet merupakan salah satu jenis tes yang dapat dipergunakan untuk
diagnosis kesulitan belajar peserta didik (Sri Yamtinah, dkk., 2014). Tes model
testlet dapat digunakan sebagai gabungan tes pilihan ganda dan tes soal uraian.
Indah Tri Wahyuni, dkk (2015) menjelaskan bahwa tes model testlet
memadukan kelebihan soal pilihan ganda dan soal uraian. Butir-butir soal
dibuat saling memberikan informasi terhadap soal pendukung lainnya. Butir-
BOYOLALI.
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
permasalahan secara sistematis. Adapun tujuan yang hendak dicapai terdiri dari
dua macam tujuan yaitu tujuan obyektif dan tujuan subyektif sebagai berikut:
1. Tujuan Objektif
2. Tujuan Subjektif
Program Pascasarjana.
D. MANFAAT PENELITIAN
teslet dalam pembelajaran siswa SD dan manfaat praktis yang berkaitan dengan
1. Manfaat Teoritis
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN PENILAIAN
apakah suatu program yang sudah ditetapkan seblumnya berhasil dengan baik
atau tidak baik. Penilaian menjadi sangat penting bagi guru, untuk mengetahui
apakah program pengajaran yang sudah dilaksanakan selama ini sudah baik atau
belum. Baik yang dimaksud adalah dapat diterima dan dipahami siswa atau
belum. Melalui penilaian guru dapat menghitung daya serap dari materi
terdapat pada tes. Kemudian hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam
hasil pengukuran.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai penilaian, dapat
sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi siswa. Selain itu,
keputusan dalam menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik dan buruk serta
berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) & nilai kuantitatif
(berupa angka).
mengungkap informasi yang sama. Kelompok item ini disebut Teslet (Wainer
& Kiely, 1987). Teslet, dapat didefinisikan sebagai tes kecil (Wainer & Kiely,
1987: 185; Wainer & Lewis, 1990: 1). Ide dasarnya adalah memproses dari
yang mengungkap informasi yang sama. Sebagai contoh pada tes pemahaman
seperti halnya dapat dilihat pada seksi pemahaman bacaan tes TOEFL (debngan
stimulus bacaam) maupun pada seksi pemahaman mendengar. Sebuah butir soal
inti pada teslet ini etrdiri dari beberapa soal pendukung yang bersifat dependen.
sehingga jika soal pendukung nomor 1 dijawab salah oleh siswa, maka siswa
tidak akan bisa menjawab benar soal-soal pendukung berikutnya. Hal tersebut
akan berpengaruh terhadap skor yang diperoleh siswa, proses pemberian skor
pendukung no 3
dengan benar
digunakan untuk mendiagnosis kelemahan dan kelebihan siswa. Selain itu akan
berpusat pada siswa, guru lebih banyak sebagai inspirator, generator dan
kurikulum 2013 ini harus soal yang dapat membuat siswa berpikir kritis
sehingga guru harus menyajikan soal yang Higher Order Thinking Skills
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu
ide.
informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan
tinggi melibatkan berpikir kritis dan kreatif yang dipandu oleh ide-ide
saling ketergantungan seperti juga kriteria dan nilai-nilai, nalar dan emosi.
(Kusmawa, 2012:200).
Menurut Ernawati (2017:196-197), berpikir tingkat tinggi atau Higher
Order Thinking Skills (HOTS) merupakan cara berpikir yang tidak lagi hanya
menghafal secara verbalistik saja namun juga memaknai hakikat dari yang
a. Menganalisis
3) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan
b. Mengevaluasi
telah ditetapkan.
c. Mengkreasi
cara-cara sebelumnya
butir soal tidak sama dengan kemampuanm berpikir tingkat tinggi. Sebagai
contoh, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum mungkin
disingkat REACT.
kehidupan nyata.
2) Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian
konteks masalah.
Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS (yang
1. Pilihan Ganda
bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal
(stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas jawban
kontekstual.
Soal isian singkatan atau melengkapi adalah soal yang menuntut peserta
tes untuk mengisi jawaban singkat dengan cara mengisi kata, frase,
(1) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian
dalam ratio butir soal, dan paling banyal dua bagian supaya tidak
membingungkan siswa
(2) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa
Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah soal yang
singkat
c) Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada
5. Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut siswa
F. KARAKTERISTIK SISWA SD
diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya
pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi
perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik. Usia anak SD yang
berkisar antara 6 – 12 tahun menurut Seifert dan Haffung memiliki tiga jenis
perkembangan :
tulang. Pada usia 10 tahun baik laki‐laki maupun perempuan tinggi dan
berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun setelah usia remaja
yaitu 12 ‐13 tahun anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki‐
fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil
b. Usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki‐laki dan perempuan
tumbuh cepat.
d. Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih
berat dan lebih kuat daripada anak laki‐laki. Anak laki‐laki memulai
hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki‐laki. Kecepatan perubahan itu juga
bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai
yang tersedia
3. Perkembangan Psikososial
dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri
sendiri) dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak‐
kanaknya.
Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga
sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan
sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap "I can do it my self".
dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka,
dan bertindak menurut cara cara yang dapat diterima lingkungan mereka.
Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri
struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD berupaya
dan guru juga seringkali berubah. Pada saat di SD kelas rendah, anak
dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun
kelas besar SD hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang
kepada orang tua mereka. Beberapa anak pra remaja memilih guru mereka
sebagai model. Sementara itu, ada beberapa anak membantah guru dengan
yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri
sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa
berperilaku.
Remaja mudah dibuat tidak puas oleh diri mereka sendiri. Mereka
orang lain, dan mencoba untuk mengubah perilaku mereka. Pada remaja
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Sudjana dan Ibrahim, 2001; Del Siegle, 2005, dan Johnson, 2005).
generalisasinya.
e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang
penelitian.
statistik.
a. Identifikasi permasalahan
b. Studi literatur.
penelitian.
f. Teknik sampling.
h. Analisis data.
2. Metode Penelitian
128).
permasalahan.
PERUMUSAN
MASALAH
KHASANAH PENYUSUNAN
Deduksi koherensi
PENGETAHUAN KERANGKA
ILMIAH BERPIKIR
PERUMUSAN
HIPOTESIS
Pragma tisme
Induksi Korespondensi
Sambi Kabupaten Boyolali, yang berjumlah ….. yang terdiri dari siswa
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan
kuantitatif.
yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka.
Kelas IV.
data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa
Sambi.
berikut :
1. Metode Observasi
2. Metode Interview
3. Metode Dokumentasi
Nilai Siswa.
4. Metode Angket
berakibat fatal terhadap kesimpulan yang dihasilkan dan hal ini akan
kedua teknik tersebut hanya terletak pada jenis datanya. Untuk data
a. Statistik Deskriptif
b. Statistik Inferensial
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Peneltian
A. Landasan Teori
C. Kerangka Pemikiran
A. Jenis Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Lokasi Penelitian
BAB IV PEMBAHASAN
A. Simpulan
B. Implikasi
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
C. Jadwal penelitian
Jadwal penelitian dan penulisan tesis akan dilakukan sesuai dengan chart
sebagai berikut:
Bulan
No Kegiatan Okt. Nov. Des. Jan. Feb.
2019 2019 2019 2020 2020
Seminar dan Usulan
1
Proposal
Seminar Kemajuan Riset dan
2
Naskah Publikasi
Seminar Hasil Riset dan
3
Karya Publikasi
4 Ujian Tesis
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, M. D., Rosidin, U., & Suyatna, A. (2017). The Development of Higher
Order Thinking Skill HOTS Intrument Assesment in Physics Study. IORS Journal
of Research & Method in Education , 7 1, 26-32.
http://sekolah-dasar.blogspot.com/2011/05/karakteristik-dan-kebutuhan-anak-
usia.html
http://ht87.multiply.com/calendar/item/10007
http://www.masbow.com/2009/10/perkembangan-kognitif.htm