Cedera Acl
Cedera Acl
Cedera Acl
Disusun Oleh:
Steven Hartanto Kurniawan
(112019106)
1
DAFTAR ISI
BAB I : Pendahuluan……………….…………………………………2
1.1 Anatomi…..…………………………………………………….3
1.2 Fisiologi….…………………………………………………….10
2.1 Definisi………………………………………………………...11
2.2 Anatomi………………………………………………………..11
2.3 Epidemiologi…………………………………………………...12
2.4 Etiologi…………………………………………………………12
2.6 Klasifikasi………………………………………………………14
2.7 Patofisiologi…………………………………………………….14
2.8 Diagnosis………………………………………………………..15
2.10 Penatalaksanaan…………………………………………………18
2.11 Komplikasi………………………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………23-24
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
3
LIGAMENTUM CRUCIATUM ANTERIOR (ACL)
ANATOMI
Secara anatomis sendi lutut dibentuk oleh tibia bagian proximal, femur bagian
distal dan patella. Sendi lutut terdiri dari tiga bagian persendian; medial dan lateral
antara condyle femur dan tibia serta persendian intermediate antara patela dan femur.
Femur distal terdiri dari medial condyle dan lateral condyle, femoral trochlear groove
dan intercondylar notcth. Ligamen tersebut melewati anterior, medial dan distal sendi
dari femur ke tibia. Ligamen berputar membentuk spiral sedikit luar (lateral),
melewati bawah ligamentum transverse meniscal di ujung tibialisnya. Beberapa
fasikula mungkin menyatu dengan perlekatan anterior dengan meniskus lateral. Ikatan
tibialis lebih lebar dan lebih kuat dari perlekatan femoralis.1
Lutut adalah sendi yang paling rumit dan terbesar dalam tubuh. Lutut juga
yang paling rentan terjadi cedera karena menanggung beban berat dan beban tekanan
sambil memberikan gerakan yang fleksibel. Ketika berjalan lutut mendukung 1,5 kali
berat badan, naik tangga sekitar 3-4 kali berat badan, dan jongkok sekitar 8 kali berat
badan.
4
Kapsul sendi yang berfungsi untuk melindungi bagian tulang yang
bersendi agar tidak lepas saat bergerak
Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi engsel, yaitu pergerakan dua
condylus femoralis di atas condylus tibia. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi
ini yaitu gerakan fleksi, ekstensi, dan sedikit rotasi. Jika terjadi gerakan yang melebihi
kapasitas sendi maka akan menimbulkan cedera antara lain terjadinya robekan pada
kapsul dan ligamentum di sekitar sendi.
A. LIGAMENTUM EXTRACAPSULAR
1. Ligamentum Patella
5
lemak dan tendon M. Popliteus. Dan juga dipisahkan dari meniscus
lateralis melalui bursa M. Popliteus.
6
Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior
tibiae dan berjalan ke arah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat
pada bagian posterior permukaan medial condylus lateralis femoris.
Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang
bila lutut diluruskan sempurna. Ligamentum cruciatum anterior
berfungsi untuk mencegah femur bergeser ke posterior terhadap tibia.
Bila sendi lutut berada dalam keadaan fleksi ligamentum cruciatum
anterior akan mencegah tibia tertarik ke posterior.
7
Cartilago Semilunaris (Meniscus)
8
femoris. Batas perifer cartilago dipisahkan dari ligamentum collaterale
lateralis oleh tendon M. Popliteus, sebagian kecil dari tendon melekat
pada cartilago ini. Akibat susunan yang demikian ini cartilago
semilunaris lateralis kurang terfiksasi pada tempatnya bila di
bandingkan dengan cartilage semilunaris medialis.
Capsula Articularis
Capsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon M.
Quadriceps femoris dan di depan menutupi patella menuju permukan anterior dari
femur diatas tuberositas sendi. Kemudian capsula ini berlanjut sebagai loose membran
yang dipisahkan oleh jaringan lemak yang tebal dari ligamentum patella dan dari
bagian tengah dari retinacula patella menuju bagian atas tepi dari dua meniscus dan ke
bawah melekat pada ligamentum cruciatum anterior. Selanjutnya capsula articularis
ini menutupi kedua ligamentun cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu lembaran dan
melintasi tepi posterior ligamentum cruciatum posterior. Dari tepi medial dan lateral
dari fascies articularis membentuk dua tonjolan, lipatan synovial, plica alares yang
terkumpul pada bagian bawah. Kesemuanya hal ini membentuk suatu synovial villi.1
Plica synovialis patellaris, membentang pada bagian belakang yang mengarah
pada bidang sagital menuju cavum sendi dan melekat pada bagian paling bawah dari
tepi fossa intercondyloidea femoris. Plica ini merupakan lipatan sagital yang lebar
pada synovial membran.
Lipatan ini membagi cavum sendi menjadi dua bagian, berhubungan dengan
dua pasang condylus femoris dan tibia. Lipatan capsul sendi pada bagian samping
berjalan dekat pinggir tulang rawan. Sehingga regio epicondylus tetap bebas. Kapsul
sendi kemudian menutupi permukaan cartilago, dan bagian permukaan anterior dari
femur tidak ditutupi oleh cartilago. Pada tibia capsul sendi ini melekat mengelilingi
margo infraglenoidalis, sedikit bagian bawah dari permukaan cartilago, selanjutnya
berjalan kebawah tepi dari masing-masing meniscus.
Bursa Anterior
1. Bursa Suprapatellaris
Terletak di bawah M. Quadriceps femoris dan berhubungan erat
dengan rongga sendi.
2. Bursa Prepatellaris
Terletak pada jaringan subkutan diantara kulit dan bagian depan
belahan bawah patella dan bagian atas ligamentum patella.
3. Bursa Infrapatellaris Superficialis
9
Terletak pada jaringan subkutan diantara kulit dan bagian depan
belahan bawah ligamentum patella.
4. Bursa Infapatellaris Profunda
Terletak di antara permukaan posterior dari ligamentum patella dan
permukaan anterior tibia. Bursa ini terpisah dari cavum sendi melalui jaringan
lemak dan hubungan antara keduanya ini jarang terjadi.
Bursa Posterior
1. Recessus Subpopliteus
Ditemukan sehubungan dengan tendon M. Popliteus dan berhubungan
dengan rongga sendi.
2. Bursa M. Semimembranosus
Ditemukan sehubungan dengan insertio M. Semimembranosus dan
sering berhubungan dengan rongga sendi.
3. Empat bursa lainnya ditemukan sehubungan dengan:
a. Tendon insertio M. biceps femoris.
b. Tendon M. Sartorius, M. Gracilis, dan M. Semitendinosus sewaktu
berjalan ke insertionya pada tibia.
c. Di bawah caput lateral origo M. Gastrocnemius.
d. Di bawah caput medial origo M. Gastrocnemius.
Persarafan pada sendi lutut adalah melalui cabang-cabang dari nervus yang
yang mensarafi otot-otot di sekitar sendi dan befungsi untuk mengatur pergerakan
pada sendi lutut.3 Sehingga sendi lutut dipersarafi oleh :
1. N. Femoralis
2. N. Obturatorius
3. N. Peroneus communis
4. N. Tibialis
VASKULARISASI
Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomose pembuluh darah
disekitar sendi ini. Dimana sendi lutut menerima darah dari descending genicular
arteri femoralis, cabang-cabang genicular arteri popliteal dan cabang descending arteri
circumflexa femoralis dan cabang ascending arteri tibialis anterior.
10
Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian akan
memasuki vena femoralis.3
SISTEM LIMFATIK
System limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan fascia
subcutaneous. Kemudian selanjutnya akan bergabung dengan lymph node sub
inguinal superficialis.
Sebagian lagi aliran lymph ini akan memasuki lymph node popliteal, dimana
aliran lymph berjalan sepanjang vena femoralis menuju deep inguinal lymph node.3
FISIOLOGI
Dari ligamen lutut, cruciatum adalah yang paling penting dalam melakukan
pengekangan pasif untuk anterior / posterior gerakan lutut. Jika salah satu atau kedua
cruciatum terganggu, biomekanik selama kegiatan jalan mungkin terganggu.
Fungsi utama dari ACL adalah untuk mencegah translasi anterior dari tibia,
dalam ekstensi penuh, ACL menyerap 75% muatan anterior dan 85% antara 30o dan
90° fleksi. Selain itu, fungsi lain ACL termasuk melawan rotasi internal tibia dan
varus / valgus angulasi dari tibia dengan adanya cedera ligamen kolateral. Hilangnya
ACL menyebabkan penurunan magnitude pada coupled rotasi selama fleksi, dan lutut
yang tidak stabil. Kekuatan tarik ACL sekitar 2200 N tetapi berubah dengan usia dan
beban berulang.2,3
BAB III
11
CEDERA LIGAMENTUM CRUCIATUM ANTERIOR (ACL)
DEFINISI
Cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament) atau rupture ACL adalah robekan di
salah satu ligamen lutut yang menghubungkan tulang kaki atas dengan tulang kaki
bagian bawah. ACL berfungsi untuk menjaga kestabilan lutut.4,5
Anatomi ACL
- Panjangnya rata-rata 38 mm
- Lebar rata-rata 10 mm
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 200.000 ACL terkait cedera terjadi setiap tahun di Amerika Serikat
dengan kejadian ruptur ACL sebanyak 95.000 kasus. Sekitar 100.000 ACL dilakukan
rekonstruksi setiap tahun.4
12
ETIOLOGI
Diperkirakan bahwa 70% dari cedera ACL terjadi melalui mekanisme non
kontak sementara 30% adalah hasil dari kontak langsung. Mekanisme cedera sering
dikaitkan dengan perlambatan diikuti dengan pemotongan, berputar atau “side
stepping maneuver”, pendaratan canggung atau "out of control play” pada atlet karena
cedera ini sering terjadi pada banyak atlet.5,6
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa wanita memiliki insiden yang lebih
tinggi cedera ACL dari laki-laki adalah karena perbedaan kondisi fisik, kekuatan otot,
dan kontrol neuromuskular. Penyebab lain dari hipotesis ini adalah perbedaan kelamin
yang berkaitan dengan tingkat cedera ACL yang termasuk keselarasan pelvis dan
ekstremitas bawah (kaki), peningkatan kelemahan ligamen, dan efek estrogen pada
sifat ligamen. Jatuh dari tangga atau hilang satu langkah di tangga adalah
kemungkinan penyebab lainnya. Seperti bagian tubuh lain, ACL menjadi lemah
dengan usia. Jadi robekan terjadi lebih mudah pada orang tua dari usia 40 tahunan.6,7
GEJALA KLINIS
Pasien selalu merasa atau mendengar bunyi "pop" di lutut pada saat cedera
yang sering terjadi saat mengganti arah, pemotongan, atau pendaratan dari melompat
(biasanya kombinasi hiperekstensi / poros). Ketidakstabilan mendadak di lutut (lutut
terasa goyah.) Hal ini bisa terjadi setelah lompatan atau perubahan arah atau setelah
pukulan langsung ke sisi lutut. Nyeri di bagian luar dan belakang lutut.5
Lutut bengkak dalam beberapa jam pertama dari cedera. Ini mungkin
merupakan tanda perdarahan dalam sendi. Pembengkakan yang terjadi tiba-tiba
13
biasanya merupakan tanda cedera lutut serius. Gerakan lutut terbatas karena
pembengkakan dan / atau rasa sakit.4
Kebanyakan cedera pada ACL dapat didiagnosis melalui anamnesis yang
cermat menekankan mekanisme kejadian cedera ditambah dengan pemeriksaan fisik
yang sesuai.4,5
KLASIFIKASI
Tingkat keparahan cedera ligamen dinilai sebagai :8
GRADE I
GRADE II
GRADE III
Ligamentum tertarik jauh sehingga robek menjadi dua. Sering kali ada
rasa sakit yang relatif sedikit. Namun sendi sangat tidak stabil dan sulit
menampung beban bahkan dengan tongkat. Lutut akan terlepas atau “buckle”.
Sering memar di sekitar lutut. Operasi sering kali diperlukan untuk perbaikan.
PATOFISIOLOGI
14
ACL, seperti semua ligamen lain, terdiri dari tipe I kolagen. Struktur ligamen
sangat mirip dengan tendon, tetapi serat di dalam ligamen lebih bervariasi dan
memiliki isi elastin yang lebih tinggi. Ligamen menerima suplai darah dari lokasi
insersinya. Vaskularisasi dalam ligamen adalah seragam dan ligamen masing-masing
berisi mechanoreceptors dan ujung saraf bebas yang diduga membantu dalam
menstabilkan sendi. Avulsi ligamen pada umumnya terjadi diantara lapisan
fibrocartilago tidak bermineral dan yang bermineral. Ruptur ACL yang paling umum,
adalah ruptur midsubstan. Jenis rupture ini terjadi terutama sewaktu ligamentum di
transeksi oleh kondilus femoral lateral yang berputar. ACL menerima suplai darah
terutama dari Arteri Geniculate medial, sewaktu ACL pecah, haemarthrosis biasanya
berkembang dengan cepat. Namun, meskipun intraartikular lokasinya, ACL
sebenarnya di extrasynovial.7
DIAGNOSIS
Anamnesis
Ketika seorang pasien datang dengan cedera ACL pada awalnya untuk
evaluasi di klinik, tanyakan tentang mekanisme kejadian. Dua pertiga dari cedera
adalah hasil dari cedera non kontak (deselerasi atau berputar) dan sering dikaitkan
dengan bunyi "pop" dan bengkak, yang biasanya terlihat dalam waktu cedera 4-12
jam (cedera lutut lain yang terkait dengan hemarthrosis yang meliputi robekan
ligamentum cruciatum posterior, robekan meniskus perifer, fraktur osteochondral,
cedera kapsuler, dan dislokasi patella).6,7
Cedera kontak langsung sering menimbulkan stres hiperekstensi atau valgus
pada lutut yang mengarah ke cedera cruciatum.
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis :
1. Look
2. Feel
15
Ditentukan adanya nyeri tekan. Selain itu juga dapat dilakukan
ballottement. Cara ballottement adalah recessus suprapatellaris dikosongkan
dengan menekannya dengan satu tangan, sementara itu dengan jari tangan
lainnya patella ditekan ke bawah. Dalam keadaan normal patella tidak dapat
ditekan ke bawah, karena sudah terletak di atas dua condyle dari femur. Bila
terdapat banyak cairan di dalam lutut, maka patella sepertinya terangkat, yang
memungkinkan adanya sedikit gerakan.
3. Move
Tentukan adanya nyeri gerak, baik aktif maupun pasif. Dan apakah
terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.
Pemeriksaan fisik harus segera dilakukan setelah cedera. Pembengkakan biasanya
muncul dalam 4 jam.
Tes Khusus
1. Tes Lachman
Untuk melihat apakah ACL masih utuh. Pada tes Lachman, pasien
pada posisi supine, lutut difleksikan 30 derajat. Femur distabilisasikan dengan
satu tangan dan satu tangan mengerakkan tibia ke anterior. Positif jika end
point dari translasi anterior tibia tidak jelas dan infrapatellar slope menghilang,
yaitu jika ACL robek, pemeriksa akan merasakan gerakan ke depan dari tibia
meningkat (ke atas atau anterior) dengan hubungannya dengan tulang paha
(jika dibandingkan dengan kaki normal) dan gerakan lembut pada end point
(karena ACL robek) saat ini gerakan berakhir.
16
Pada pivot shift test pasien pada posisi supine, lutut difleksi 5 derajat
dan valgus stres diberikan sambil memberi gaya internal rotasi pada tibia, lutut
kemudian difleksikan 30- 40 derajat, tes positif jika lutut tereduksi ke
posterior. Jika ACL robek, tibia akan mulai maju ketika lutut sepenuhnya lurus
dan kemudian akan bergeser kembali ke posisi yang benar dalam
hubungannya dengan tulang paha ketika lutut dibengkokkan lebih 30
derajat.9,10
17
Pemeriksaan Penunjang
1. Arthroscopy
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
1. Dislokasi patella
2. Ruptur meniscus perifer
18
3. Fraktur osteochondral9,10
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan untuk ACL yang robek tergantung pada keperluan pasien.
Contohnya atlet yang muda akan terlibat dalam aktivitas olahraga dan perlu dioperasi
supaya fungsi dapat kembali. Bagi individu yang lebih tua, dengan aktivitas yang
lebih sedikit biasanya tidak perlu dioperasi.
Standar operasi Arthroscopy ACL Reconstruction yang dipakai adalah
Arthroscopic ACL Double Bundle Reconstruction. Teknik ini telah dilakukan lebih
dari 200 kali sejak tahun 2007.11
Non Medikamentosa
Dalam 48-72 jam pertama pikirkan untuk melakukan PRICE (Protection, Rest,
Ice, Compression, Elevation) dan hindari HARM (Heat, Alcohol, Running, Massage)
1. Protection
2. Rest
3. Ice
19
Dingin dari es dapat mengurangi aliran darah ke ligamen yang cedera
sehingga dapat membatasi rasa sakit dan peradangan.
4. Compression
5. Elevation
Panas (Heat)
Panas memiliki efek berlawanan pada aliran darah ke es. Mempunyai efek
vasodilatasi sehingga dapat meningkatkan edema.
Aktivitas (Running)
Pijat (Massage)
Medikamentosa
20
Analgetik
OAINS
Rujuk
Rujuk ke ortopedi atau rehabilitasi medik untuk penanganan lebih lanjut.
Level IV: Aktivitas yang tak banyak bergerak dan tanpa olahraga
Terapi Operatif
Pembentukan ligamen. Kebanyakan ACL yang robek tidak boleh di jahit dan
disambung semula. Untuk membolehkan reparasi dari ACL untuk restorasi stabilitas
lutut adalah rekonstruksi dari ligamen tersebut. Ligamen tersebut akan di ganti dengan
graft jaringan ligamen. Graft tersebut akan menjadi dasar untuk ligament yang baru
untuk tumbuh. Graft tersebut diambil dari beberapa sumber :
1. Tendon Patella
21
Rekonstruktif ACL terlalu awal dapat meningkatkan resikoartofibrosis atau
parut terjadi pada sendi dan bisa meningkatkan resiko kehilangan pergerakan.
(Single Bundle)
(Double Bundle)
Terapi Non-operatif
ACL yang robek tidak akan sembuh sendiri dan harus dioperasi. Namun terapi
non-operatif efektif kepada pasien yang sudah tua dengan aktivitas yang tidak terlalu
banyak. Jika stabilitas pada lutut intak, indikasinya adalah tanpa operasi.12
1. Bracing
2. Terapi Fisik
22
Rehabilitasi
Protokol terapi dibagi empat menurut Shelbourne and Nitz :13
Fase I
Fase IV (6 minggu)
KOMPLIKASI
Infeksi
Kekakuan pasca operasi
DAFTAR PUSTAKA
23
1. Jon C. Thompson, Anatomy of Leg/knee, Netter’s concise orthopaedic
anatomy, 2010; 9: 297-303.
2. Smith BA, Livesay GA, Woo SL. Biology and Biomechanics of the anterior
cruciate ligament. Clin Sports Med 2006; 12:637–670.
3. Kennedy JC, Alexander IJ, Hayes KC. Nerve supply of the human knee and its
functional importance. Am J Sports Med 2007; 10:329–335.
4. Maguire J., 2012. Anterior Cruciate Ligament Pathology. Townsville
Orthopaedics and Sports Surgery, Australia. Medscape. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/307161-overview#showall
5. Healthwise Incorporated. 2011. Anterior Cruciate Ligament (ACL) Injuries.
Webmed. Available from: http://www.webmd.com/a-to-z-guides/anterior-
cruciate-ligament-acl-injuries-topic-overview
6. American Academy of Orthopaedic Surgeons, 2009. ACL Injury: Does It
Require Surgery. Available from: http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?
topic=A00297
7. Klaud Miller , 2007. Acute Knee And Chronic Ligament Injuries. Available
from: http://www.jockdoc.ws/subs/kneeligament.htm
8. Souryal T.O. ACL Injury, ACL Tear, ACL Surgery. Texas Sports Medicine And
Orthopaedic Group. Available from:
http://www.txsportsmed.com/emedicineacl.php
9. Garrick, J. G. (Ed.). 2004. Orthopaedic Knowledge Update: Sports Medicine
(3rd ed.). Rosemont, IL: American Academy of Orthopaedic Surgeons.
Available from:
http://www.orthopaedia.com/display/Main/Anterior+cruciate+ligament+injuri
es+of+the+knee
10. DeLee, Jesse C., David Drez Jr., and Mark D. Miller, eds. DeLee & Drez's,
2010. orthopaedic sports medicine principles and practice. 3rd ed. Vol. 2.
Philadelphia:
Saunders/Elsevier.Availablefrom:http://www.orthopaedia.com/display/Main/A
nterior+cruciate+ligament+injuries+of+the+knee
11. Canale,. Beaty. Campbell's Operative Orthopaedics, 11th ed,2007; 145-147
12. Finalli GC. The Multiple Ligament Injured Knee, A Practical Guide To
Management, 2003; 2-15
13. Duquin TR, Wind WM, Fineberg MS, Smolinski RJ, Buyea CM. Current
trends in anterior cruciate ligament reconstruction. J Knee Surg. Jan 2009;
22(1):7-12
24
25