Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Iii Denpasar Selatan
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Iii Denpasar Selatan
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Iii Denpasar Selatan
OLEH :
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2020
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
A. Konsep Komunitas
1. Batasan Komunitas
Ada beberapa batasan komunitas yang digunakan antara lain sebagai berikut.
a. Komunitas adalah unit dari organisasi sosial dan teritorial, yang tergantung
dari besarnya, sehingga dapat berupa RT, RW, desa dan kota.
b. Komunitas adalah sekelompok manusia serta hubungan yang ada di
dalamnya sebagaimana yang berkembang dan digunakan dalam suatu agen, institusi
serta lingkungan fisik yang lazim.
c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih
sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada di luarnya serta saling
tergantung untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting, untuk
menunjang kehidupan sehari-hari.
2. Komponen Komunitas
Komponen komunitas adalah seperti berikut ini.
a. Manusia (people)
Menjelaskan unsur “The who” dari komunitas sangat bermanfaat dalam
menjawab: Siapa sasaran program? Bagaimana karakteristiknya? Program
kesehatan untuk komunitas remaja tentu tidak sama dengan komunitas lansia,
karena sasaran dan karakteristiknya berbeda.
b. Ruang dan waktu (space and time)
Menjelaskan unsur “The where and when” dari komunitas sangat bermanfaat
dalam menjawab: Di mana lokasi sasarannya? Kapan waktu yang tepat
melaksanakan program kesehatan untuk komunitas desa dan komunitas kota? Hal
tersebut ditanyakan karena komunitas desa tidak sama dengan komunitas kota
(lokasi). Program kesehatan untuk komunitas pejuang 45 tentu tidak sama dengan
komunitas remaja milenium (waktu).
c. Tujuan (purpose)
Menyelesaikan unsur “The why and now“ dari komunitas sangat bermanfaat
dalam menjawab penyebab timbulnya masalah kesehatan dan program kesehatan
yang patut dilaksanakan. Penyebab timbulnya masalah kesehatan pada komunitas
buruh tentu tidak sama dengan komunitas petani. Program kesehatan yang sesuai
untuk komunitas seniman.
3. Fungsi Komunitas
Fungsi komunitas adalah sebagai berikut.
a. Produksi, distribusi dan konsumsi
3
Kemampuan memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para
anggota. Biasanya dicerminkan dengan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan
perdagangan dan industri yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sendiri.
b. Sosialisasi
Kemampuan meneruskan nilai-nilai sosial, moral, budaya, pengetahuan dan
keterampilan kepada para anggota. Biasanya dilakukan melalui institusi-institusi
yang ada di masyarakat, seperti keluarga, sekolah, atau organisasi sosial.
c. Kontrol sosial
Kemampuan memelihara berbagai ketentuan, peraturan serta norma
masyarakat. Biasanya terkait untuk menjamin keamanan masyarakat. Dilakukan
baik melalui keluarga, sekolah, maupun pengajian.
d. Partisipasi
Cara masyarakat berperan serta dalam memuaskan para anggota. Biasanya
dilaksanakan melalui berbagai organisasi masyarakat, termasuk keluarga (untuk
para anggota keluarga).
e. Dukungan bersama
Kemampuan masyarakat melaksanakan upaya khusus yang diperlukan oleh
para anggota terutama dalam keadaan darurat, dapat berupa bantuan keluarga untuk
para anggota keluarga, atau bantuan masyarakat untuk kelompok yang tidak
punya/mampu (yatim piatu, lansia).
4. Pengaruh Komunitas terhadap Kesehatan
Fungsi komunitas tidak sempurna, sehingga dapat menimbulkan berbagai
masalah, baik terhadap individu maupun terhadap komunitas secara keseluruhan.
Masalah yang bisa timbul seperti berikut.
a. Gangguan pada fungsi produksi, distribusi dan konsumsi pangan, misalnya
dapat menimbulkan kekurangan gizi.
b. Gangguan pada fungsi dukungan bersama (mutual support) pada lansia,
misalnya dapat memperberat berbagai penyakit lansia.
c. Gangguan pada fungsi sosialisasi nilai-nilai moral, misalnya dapat
menimbulkan penyakit seksual.
5. Prinsip Kesehatan Komunitas
Prinsip yang dipegang dalam kesehatan komunitas adalah:
a. Insiden atau prevalen tinggi;
b. Risiko kematian tinggi;
c. Penyelesaian mengikutsertakan peran serta masyarakat;
d. Lebih mengutamakan tindakan promotif dan/atau preventif dari pada kuratif
dan/atau rehabilitatif;
e. Tanggung jawab pemerintah lebih besar dari pada masyarakat/swasta;
f. Aspek efektivitas dan efisien tinggi.
4
B. Konsep Keperawatan Komunitas
1. Definisi Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat.
Pengertian lain dari keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan
profesional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada
kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas dengan
menekankan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut.
a. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan pada tujuan keperawatan komunitas ini berarti adalah
suatu upaya untuk membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Promosi kesehatan tidak sekadar
mengubah gaya hidup, tetapi mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat
adalah tujuan yang akan dicapai pula.
b. Proteksi kesehatan
Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan kelompok masyarakat
terhadap terpaparnya suatu penyakit.
c. Pencegahan penyakit dan penyembuhan
Pencegahan penyakit merupakan upaya dalam mencegah terjadinya penyakit
pada kelompok yang berisiko, sedangkan penyembuhan adalah upaya yang
dilakukan pada kelompok masyarakat yang telah terkena penyakit. Upaya
penyembuhan bertujuan untuk menyembuhkan kelompok masyarakat yang sakit
dan mencegah terjadinya komplikasi.
3. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, dan kelompok berisiko
tinggi (keluarga atau penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil).
4. Model Keperawatan Komunitas
Model keperawatan ini pada hakikatnya mengatur hubungan antara perawat
komunitas dengan klien, yaitu keluarga, kelompok, dan komunitas. Klien telah
5
memberikan kepercayaan dan kewenangannya untuk membantunya meningkatkan
kesehatan melalui asuhan keperawatan komunitas yang berkualitas.
a. Model self care menurut Dorothy Orem
Model ini lebih menekankan kepada self care (mandiri) untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan komunitas dalam
keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem, 1971, dalam Marriner, 2001). Pandangan
model ini terhadap empat konsep sentral paradigma keperawatan adalah sebagai
berikut.
1)Manusia
Orem (1971, dalam Marriner, 2001), memandang manusia sebagai kesatuan
yang utuh yang mempunyai fungsi biologis, sosial, mempunyai inisiatif, dan
mampu melakukan aktivitas perawatan diri untuk mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan komunitas. Kemampuan komunitas untuk
melakukan self care (mandiri) mencerminkan kekuatan komunitas yang ada,
dan ini sangat tergantung pada tingkat kematangan atau pengalaman, tingkat
pengetahuan, dan kesehatan komunitasnya.
2)Kesehatan
Model ini memandang bahwa kesehatan komunitas dapat tercapai
ketika komunitas mampu memenuhi kebutuhan self care-nya. Bila
komunitas tidak mampu memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi
self care defisit.
3)Keperawatan
Tindakan self care (mandiri) adalah reaksi komunitas terhadap
tuntutan untuk memenuhi kebutuhan self care dalam upaya mencapai
kesehatan. Tipe sistem keperawatan :
a) Wholly Compensatory Nursing System
Perawat komunitas mengambil seluruh kegiatan self care
untuk memenuhi kebutuhan komunitas secara total.
b) Partly Compensatory Nursing System
Perawat komunitas dan masyarakat bersama-sama memenuhi
kebutuhan self care. Perawat mengidentifikasi kebutuhan, kemampuan, dan
kelemahan yang ada di komunitas. Untuk kebutuhan yang tidak dapat
dipenuhi oleh komunitas, perawat melakukan tindakan keperawatannya,
dan bila komunitasnya mampu, perawat tetap memberikan motivasi agar
6
kemampuan tersebut dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Kemitraan
dengan komunitas pada sistem ini sangat dibutuhkan.
c) Supportive Educative System
7
4) Pada situasi ini komunitas mampu melakukan pemenuhan
kebutuhan self care, tetapi harus dengan bimbingan dan dukungan dari
perawat dalam hal mengambil keputusan, mengontrol perilaku,
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai tempat, situasi maupun hal-hal
yang berinteraksi dengan individu, baik secara aktif maupun pasif.
Lingkungan dan individu akan sama-sama berpikir, menganalisis dan
membuat kesimpulan selama interaksi. Sifat lingkungan yang mungkin
saja berupa lingkungan hidup, seperti adanya individu lain dapat
memengaruhi lingkungan internal seseorang.
Paradigma keperawatan dalam konsep lingkungan ini adalah
memandang bahwa lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan
spiritual dapat memengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian
asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang
ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
b. Model Health Care System menurut Betty Neuman
Model kedua yang akan dibahas adalah model health care system
(Neuman, 1972, dalam Anderson & McFarlane, 2000). Model ini dikembangkan
berdasarkan philosophy primary health care (pelayanan kesehatan utama) yang
memandang komunitas sebagai klien. Kliennya bisa meliputi individu,
kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya yang dipandang
sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan
feedback sebagai suatu pola yang dinamis.
Pandangan model ini terhadap empat konsep sentral paradigma
keperawatan adalah sebagai berikut.
1) Manusia
Model ini memandang manusia sebagai sistem terbuka yang
berinteraksi secara konstan dan dinamis seiring dengan adanya respon
terhadap stresor baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Model ini
juga memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistik) yang
terdiri atas faktor fisiologis, psikologis, sosial budaya, perkembangan, dan
spiritual yang berhubungan secara dinamis dan tidak dapat dipisah-
pisahkan.
Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dalam lingkaran konsentrik
yang saling berkaitan. Struktur dasar meliputi faktor dasar kelangsungan
hidup yang merupakan gambaran yang unik dari sistem klien, seperti range
temperatur normal, struktur genetik, pola respon, kekuatan dan kelemahan
organ, struktur ego, dan pengetahuan atau kebiasaan. Stresor yang ada akan
sangat memengaruhi kondisi klien, contoh ketika di suatu daerah terdapat
banyak agregat remaja awal (usia 12-13 tahun) sudah banyak yang merokok,
karena mencontoh orang dewasa. Mengingat bahaya merokok usia dini
sangat besar, maka perawat komunitas akan melakukan upaya pencegahan
primer dengan memberikan pendidikan kesehatan pada remaja tersebut
dengan melibatkan orang dewasa di sekitarnya. Ini menunjukkan komunitas
membutuhkan informasi dan dukungan untuk melakukan perilaku sehat
untuk mengatasi stresor.
2) Kesehatan
Kemampuan komunitas mempertahankan keseimbangan terhadap
stresor yang ada dan mempertahankan keharmonisan antara bagian dan
subbagian keseluruhan komunitas. Model ini pun menjelaskan bahwa sehat
merupakan respons sistem terhadap stresor dilihat dalam satu lingkaran
konsentris core (inti) dengan tiga garis pertahanan, yaitu fleksibel, normal,
dan resisten, dengan lima variabel yang saling memengaruhi, yaitu
fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan.
3) Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh faktor internal dan eksternal yang berada di
sekitar klien, dan memiliki hubungan yang harmonis dan seimbang.
a) Lingkungan intrapersonal, yaitu lingkungan yang ada dalam
sistem klien. Contoh, melihat sekelompok pelajar SMP tawuran,
perawat tentu harus mengkaji mengapa remaja berperilaku demikian,
apakah remaja memiliki kepribadian yang mudah marah, gangguan
konsep dirinya, atau tidak terpenuhinya kebutuhan remaja, sehingga
marah menjadi kompensasi dari gangguan kebutuhan tersebut.
b) Lingkungan interpersonal yang terjadi pada satu individu atau
keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem. Contoh,
apakah perilaku tawuran tersebut dicontoh remaja dari lingkungan
keluarganya atau lingkungan komunitasnya? Lalu siapakah yang
berperan dalam mengatasi masalah tawuran remaja ini?
c) Lingkungan extrapersonal, yaitu di luar lingkup sistem,
individu atau keluarga, tetapi ikut memengaruhi sistem komunitas.
Contoh, sosial politik, mungkin remaja tawuran, karena ada sisipan
unsur politik untuk mengalihkan permasalahan yang sedang terjadi di
wilayah tersebut.
4) Keperawatan
Model ini menjelaskan bahwa keperawatan memperhatikan manusia
secara utuh untuk mempertahankan semua variabel yang memengaruhi
respons klien terhadap stresor. Melalui penggunaan model keperawatan ini,
diharapkan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk
mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness.
Perawat membantu komunitas menjaga kestabilan dengan lingkungannya
dengan melakukan prevensi primer untuk garis pertahanan fleksibel,
prevensi sekunder untuk garis pertahanan normal, dan prevensi tersier untuk
garis pertahanan resisten.
Pelayanan keperawatan juga disesuaikan dengan kondisi yang dialami
komunitasnya. Contoh, jika stresor ada di lingkungan klien, yaitu menembus
garis pertahanan fleksibel, maka yang dilakukan perawat adalah
melakukan prevensi primer (tingkat pencegahan primer), seperti mengkaji
faktor-faktor risiko, memberi pendidikan kesehatan atau membantu klien
sesuai dengan kebutuhannya. Jika stresor telah menembus garis
pertahanan normal, maka yang dilakukan perawat adalah melakukan
prevensi sekunder, seperti melakukan deteksi dini, menentukan sifat dari
proses penyakit dan memberikan pelayanan keperawatan segera. Jika stresor
telah mengganggu garis pertahanan resisten, maka upaya prevensi tersier
dapat dilakukan oleh perawat untuk membatasi atau mengurangi efek dari
proses penyakitnya atau mengoptimalkan potensi komunitas sebagai sumber
rehabilitasi.
c. Pendidik
Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu menjadi penyedia informasi
kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga tentang upaya kesehatan yang dapat
dilakukan komunitas. Berikut fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat komunitas dalam
menjalankan perannya sebagai pendidik.
1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui oleh komunitas,
ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian komunitas.
2) Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi), dan materi
yang sesuai dengan kebutuhan.
3) Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan.
5) Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang harus dimiliki
sesuai kebutuhannya.
6) Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan perawat.
7) Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
d. Pembela (Advocate)
Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat dengan mendukung pelayanan
keperawatan yang berkualitas dan kompeten. Sikap perawat yang selalu berupaya
meningkatkan kompetensinya agar asuhan keperawatan komunitas yang diberikan terjaga
kualitasnya, merupakan contoh pelaksanaan peran sebagai pembela (advocate). Selain sikap
di atas, tindakan lain yang dapat dilakukan perawat sebagai pembela (advocate) adalah:
1) menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau keluarga untuk membuat
keputusan;
2) memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil keputusan;
3) membuka akses ke provider agar komunitas atau keluarga mendapatkan pelayanan
yang terbaik (membangun jejaring kerja);
4) menghormati hak klien;
5) meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
6) melaksanakan fungsi pendampingan komunitas atau keluarga;
7) memberikan informasi terkait sumber-sumber pelayanan yang dapat digunakan;
8) memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber-sumber tersebut.
e. Konselor
Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu perawat tersebut adalah orang
yang memahami (expert) di bidang keahliannya, dapat dipercaya untuk membantu komunitas
atau keluarga dan mengembangkan koping yang konstruktif dalam penyelesaian masalah.
Perawat juga dapat memberikan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih
baik untuk penyelesaian masalah.
f. Role Model
Dalam interaksi, ada proses transformasi perilaku perawat yang dapat dipelajari oleh
komunitas atau keluarga. Proses inilah yang sebenarnya, bahwa perawat sedang menjalankan
perannya sebagai role model (contoh).
perawat yang dapat dijadikan role model adalah perawat yang mau meningkatkan
kemampuan dirinya, berperilaku sehat, dan bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai
perawat komunitas.
g. Penemu Kasus
Peran selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas adalah melibatkan diri
dalam penelusuran kasus di komunitas atau keluarga, untuk selanjutnya dilakukan kajian apa
saja yang dibutuhkan komunitas. Tentu saja kasus tersebut mungkin membutuhkan intervensi
dari profesi lain atau pelayanan kesehatan yang lebih kompleks, maka yang dilakukan
perawat komunitas adalah segera merujuk klien. Merujuk juga membutuhkan ketelitian
perawat untuk mengidentifikasi, kasus mana yang seharusnya di rujuk dan ke mana harus
merujuk? Nah, Anda dapat mengembangkan peran ini, tentu saja sebelumnya kemampuan
Anda mengkaji atau menilai kebutuhan komunitas harus terus dilatih. Selamat berlatih!
h. Pembaharu
Anda tentu pernah mendengar istilah pembaharu (change agent). Peran ini membantu
komunitas untuk melakukan perubahan ke arah kehidupan yang lebih sehat. Hal yang
dilakukan perawat sebagai pembaharu adalah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat perubahan. Hal ini penting dilakukan
karena suatu perubahan merupakan suatu hal yang baru yang membutuhkan dukungan.
2) Membantu pencairan dan memotivasi untuk berubah.
3) Membantu komunitas menginternalisasi perubahan.
5. Peneliti
Berkembangnya ilmu keperawatan, salah satunya banyak dipengaruhi oleh hasil-hasil
penelitian. Melalui penelitian, perawat komunitas dapat mengidentifikasi masalah praktik
dan mencari jawaban melalui pendekatan ilmiah. Meskipun perawat lulusan DIII tidak
mempunyai kompetensi melakukan penelitian mandiri, namun perawat lulusan DIII dapat
menjadi anggota penelitian dan menggunakan hasil penelitian dalam praktik keperawatan
komunitas.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA KELOMPOK IBU HAMIL
4.1 PENGKAJIAN
a. Data Inti
1. Sejarah
Apa yang didapat dari pengamatan sementara di wilayah tersebut ?
Tanyakan mengenai sejarah wilayah tersebut kepada tetua atau tokoh
masyarakat
2. Demografi
Tipe orang apa yang dijumpai pada kelompok ibu hamil ?termasuk data
mengenai usia, jenis kelamin dan piramida penduduk.
b. Data SubSistem
1. Fisik dan lingkungan
Keadaan lingkungan atau geografis, batas wilayah, peta wilayah, iklim dan
kondisi perumahan.
2. Pendidikan
Identifikasi berbagai jenis institusi pendidikan yang ada serta ketersediaan
program KB
3. Komunikasi
Identifikasi berbagai jenis komunikasi yang digunakan oleh ibu hamil
termasuk komunikasi melalui media cetak dan elektronik.
4. Kesehatan dan pelayanan social
Unit pelayanan kesehatan yang tersedia baik modern maupun tradisional,
tenaga kesehatan, home care, tempat pelayanan sosial, serta kesehatan jiwa
komunitas
5. Keamanan dan transportasi
Bagaimana ibu hamil berpergian ? Apa jenis transportasi umum dan
pribadi yang digunakan oleh para ibu hamil ?Apa jenis pelayanan
perlindungan yang tersedia untuk ibu hamil? Apakah kualitas udara
termonitor ? Apa jenis kejahatan pada umumnya ? Apakah ibu hamil
merasa aman ?
6. Ekonomi
Status ekonomi ibu hamil, industri yang ada, kegiatan yang menunjang
roda perekonomian
7. Politik dan Pemerintahan
Apakah ada tnda aktivitas dari partai politik? (Poster,pertemuan) Apa
partai yang mendominasi? Apa hak komunitas dalam pemerintahan? Apa
para ibu hamil terlibat dalam pengambilan keputusan di pemerintahan
setempat?
8. Rekreasi
Apa bentuk umum dari rekreasi? Siapa yang berperan serta? Apa fasilitas
rekreasi yang ditemukan.
4.3 Evaluasi
1. Ibu hamil dapat menggunakan dengan efektif faslitas kesehatan yang telah disediakan
2. ibu hamil dapat menjalani proses persalinan dengan lancar
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA