Makalah Askep Anak BBLR Dengan Hiperbilirubin
Makalah Askep Anak BBLR Dengan Hiperbilirubin
Makalah Askep Anak BBLR Dengan Hiperbilirubin
DENGAN HIPERBILIRUBIN
Kelompok
Proses hemolisis darah, infeksi berat, ikterus yang berlangsung lebih dari 1
minggu serta bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl juga merupakan keadaan yang
menunjukkan kemungkinan adanya ikterus patologik. Dalam keadaan tersebut
penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik-baiknya agar akibat buruk ikterus
dapat dihindarkan.
1.2. Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui konsep umum penyakit hiperbilirubin.
b. Mahasiswa mengetahui gejala-gejala dari penyakit hiperbilirubin.
c. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan terhadap penderita.
d. Mahasiswa mampu memberikan tindakan keperawatan dengan tepat.
Pemeriksaan
Asuhan diagnostik Penanganan
keperawatan medis
Konsep Produksi,
etik&legal transportasi,
metabolisme
dan ekskresi
Konsep penyakit hiperbilirubin
Manifestasi
klasifikasi klinik
Etiologi&faktor patofisiologi
resiko
BAB II PEMBAHASAN
Hb neonatus : 14 – 27 gr/dL
Hematokrit : 40 – 68 %
c. Ikterus yang terjadi pada kasus dikarenakan banyaknya kadar bilirubin dalam
darah yang kemudian keluar ke interstisial. Ikterus biasanya mulai terlihat pada
daerah muka (kadar serum bilirubin = 5 mg/dL), selanjutnya ke perut bagian
tengah (15 mg/dL) dan kaki (20 mg/dL). Pada kasus ini ikterus hanya terjadi
pada dada dan wajah karena bilirubin total bayi tersebut 11 mg/dL. Pada
kasus kadar bilirubin total 11 mg/dL sehingga ikterus hanya timbul pada kulit
wajah dan dada.
d. Hubungan usia kehamilan dengan penyakit hiperbilirubin
Pada bayi yang lahir prematur organ tubuhnya belum matur sehingga
belum bisa melakukan metabolisme dengan baik. Bayi dikatakan lahir
prematur jika berat badan lahirnya kurang dari 2 kg dan dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu.
Nilai normal : bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1 – 0,4
mg/dl.
Menurut Klous dan Fanaraft (1998) bilirubin dibedakan menjad dua jenis yaitu:
2. Ikterus Patologik
a. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.
b. Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan
atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan.
c. Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% perhari.
d. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.
e. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.
f. Mempunyai hubungan dengan
proses hemolitik. (Ni Luh Gede
Y, 1995)
c. Etiolgi dan faktor resiko
Etiologi hiperbilirubin antara lain :
a. Hemolisis akibat inkompatibilitas gol. Darah ABO atau
defisiensi ganggua pembuluh darah
b. Perdarahan tertutup misalnya trauma kelahiran
c. Inkompatibilitas Rh
d. Hipksia; O2 ke jaringan ↓ → metabolism anaerob ↑ → asam lemak ↑
→
bilirubin indirect ↑
e. Dehidrasi
f. Asidosis
g. Polisitemia
h. Prematur
i. ASI
j. Kelebihan produksi bilirubin
k. Gangguan kapasitas sekresi konjugasi bilirubin dalam hati
l. Beberapa penyakit
m. Genetic
n. Kurangnya enzim glukoroni transferase sehingga kadar bilirubin
meningkat
o. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan
p. Hipoglikemia
Faktor resiko terjadinya hiperbilirubin
antara lain: Faktor Maternal
▪ Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
▪ Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
▪ .Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
▪ A
S
I
F
a
k
t
o
r
P
e
r
i
n
a
t
a
l
▪ Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
Perfusi O2 dan hati
nutrisi Ke▪ Infeksi
jaringan↓
(bakteri, virus, protozoa) Bilirubin direct
Metabolism sel↓
Faktor Neonatus
▪ Prematuritas empedu ginjal
Pembentukan ATP↓
▪ Faktor genetic
* diekskresi dalam
▪ .Polisitemia duodenu
kelemahan m bentuk pewarna
▪ urine
.Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
▪ .Rendahnya asupan ASIDiekskresikan
Resiko intoleran dalam betuk
aktivitas ▪ .Hipoglikemia pewarna feses
▪ .Hipoalbuminemia Sirkulasi darah
asupan nutrisi↓
Hb globin Fe
Hemolisis
Heme
Biliverdin
Anemia
Terakumulasi di jaringan
globin Hb dipecah
heme
teroksidasi oksigenase
biliverdin
tereduksi reduktrase
bilirubin
Analisa Data
Data yang menyimpang Etiologi masalah
Kulit wajah dan dada Gangguan Integritas Kulit
↑bilirubin pada plasma
tampak kuning
Terakumulasi di jaringan
Anemia
Metabolism sel↓
Pembentukan ATP↓
kelemahan
Metabolism sel↓
asupan nutrisi↓
Resiko
gangguan intake
nutrisi
Metabolism sel↓
asupan nutrisi↓
Resiko
gangguan
tumbuh
kembang
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan joundice yang
ditandai dengan kulit wajah dan dada tampak kuning.
2. Resiko Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan
penurunan perfusi O2 ke jaringan.
3. Resiko Gangguan Intake Nutrisi berhubungan dengan
penurunan suplai nutrisi ke jaringan.
4. Resiko Gangguan Tumbuh Kembang
Kolaborasi:
-Berikan nutrisi yang - Nutrisi
adekuat, kolaborasi dibutuhkan
dengan ahli gizi. untuk klien
memenuhi
kebutuhan
energi dalam
melaksanakan
aktivitas.
Kolaborasi:
- Pantau hasil lab., - Meningkatkan
seperti Hb dan lain- efektivitas
lainnya. program
pengobatan
termasuk
sumber dan diet
nutrisi yang
dibutuhkan.
4 Resiko TuPen: Klien Mandiri:
Gangguan dapat menerima - Kajilah kemampuan - Mencari
Tumbuh keadaan yang dimiliki klien alternatif untuk
Kembang tubuhnya secara menutupi
proporsional. kekurangan
TuPan: Klien dengan
dapat memanfaatkan
beradaptasi kemampuan
dengan keadaan yang ada.
tubuhnya.
- Eksplorasi aktivitas - Memfasilitasi
baru yang dapat klien dengan
dilakukan. memanfaatkan
kelebihan klien.
I
I
I
P
E
N
U
T
U
P
A. Simpulan
Hiperbilirubin adalah suatu kedaaan dimana kadar bilirubin
serum total yang lebih dari 10 mg % pada minggu pertama yang
ditendai dengan ikterus pada kulit, sclera dan organ lain. Keadaan
ini mempunyai potensi meningkatkan kern ikterus, yaitu keadaan
kerusakan pada otak akibat perlengketan kadar bilirubin pada otak.
Hiperbilirubin ini keadaan fisiologis (terdapat pada 25-50 %
neonatus cukup bulan dan lebih tinggi pada neonates kurang bulan).
Hiperbilirubin ini berkaitan erat dengan riwayat kehamilan ibu
dan prematuritas. Selain itu, asupan ASI pada bayi juga dapat
mempengaruhi kadar bilirubin dalam darah.
Diagnosa keperawatan pada penderita hiperbilirubin, antara lain:
➢ Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan joundice
yang ditandai dengan kulit wajah dan dada tampak kuning.
➢ Resiko Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan penurunan
perfusi O2 ke jaringan.
➢ Resiko Gangguan Intake Nutrisi berhubungan dengan
penurunan suplai nutrisi ke jaringan.
➢ Resiko Gangguan Tumbuh Kembang.
http://cnennisa.files.wordpress.com/2007/08/asuhan-keperawatan-
dengan- hiperbilirubin.pdf
http://healindonesia.wordpress.com/2008/08/09/medical-
check-up/
http://trisnoners.blogspot.com/2008/03/hiperbilirubin-by-
sutrisno-s.html
http://varyaskep.files.wordpress.com/2009/02/b007-
hiperbilirubinemia.pdf
http://www.drdidispog.com/2008/10/kuning-pada-bayi-
baru-lahir.html
http://www.klinikku.com/pustaka/dasar/hati/hiperbilirubin
emia3.html.
http://www.penyakithepatitis.com/Bilirubin.htm