Karya Ilmiah Biologi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

KARYA ILMIAH BIOLOGI

PROSES KERJA OSMOSIS PADA TIMUN

NAMA KELOMPOK :

Ni Kadek Prastini (16)


Ni Made Mas Ika Pertiwi (19)
Ni Made Nandila Puspita (20)
Ni Putu Lisa Yanti (24)
Ni Putu Riska Natalia (26)

SMA NEGERI 1 PUPUAN

2019/2020
Daftar isi
Daftar isi…………………………………………………………………………..…………i
Daftar tabel……………………………………………………………….………………….ii
Daftar gambar………............................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan…………………………………………………………….1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………….……1
1.2 . Rumusan Masalah…………………………………………………………………..….2
1.3. Tujuan……………………………………………………………………………….…2
1.4. Manfaat…………………………………………………………………………….…...2

Bab II Landasan Teori……………………………………………………………..……5


2.1. Dasar Penelitian…………………………………………………………………………
5
2.2. Hipotesis Penelitian………………………………………………………………….…7
2.3. Kerangka Penelitian…………………………………………………………………….8
Bab III Metode Penelitian…………………………………………………………………...9
3.1. Definisi Operasional…………………………………………………………………….9
3.2. Variabel Penelitian………………………………………………………………...……9
3.3. Analisis Data……………………………………………………………………………9
Bab IV Hasil dan Pembahasan………………………………………………………..……10
4.1. Hasil Pengamatan……………………………………………………………...………10
4.2.Pembahasan……………………………………………………………………………10
Bab V Kesimpulan dan Saran……………………………………………………………...12
5.1.Kesimpulan……………………………………………………………………………..1
2
5.2.Saran……………………………………………………………………………………12
Daftar Pustaka………………………………………………………...……………………13
i
Daftar Tabel
Tabel 1…………………………………………………………………………………….10
Tabel 2…………………………………………………………………………………….10
ii
Daftar Gambar
Gambar 1…………………………………………………………………………………….5
Iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sel adalah mesin kimia. Sel memperoleh bahan dan energi dari
lingkungannya dan mengubahnya di dalam sel melalui proses kimia yang
merupakan metabolisme dari sel-sl tersebut. Pada akhirnya sel-sel tersebut
mengembalikan sebagian dari hasil akhir proses itu kepada lingkungannya.

Satu sifat sel yang universal adalah membran pembatas di luar. Membran sel
ini berguna sebagai interfase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluoida
cair yang membasahi semua sel. Membrane sel merupakan lapisan pelindung inti sel
dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel
juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Membran sel terdiri atas : lipid
(lemak) brupa fospolipid, protein, serta karbohidrat.

Membran sel bersifat selektif permeable (semipermeable) yang artinya


membran sel dapat dilalui oleh molekul atau ion tertentu. Perpindahan molekul atau
ion melalui membran ada dua macam, yaitu transport pasif dan tanspor aktif.
Contoh dari transport pasif adalah Osmosis.
Osmosis adalah perpindahan zat dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan
berkonsentrasi rendah. Osmosis merupakan fenomena yang penting di dalam sistem
biologis karena kebanyakan membran biologis bersifat semipermeabel. Membran
semipermeable adalah selaput pemisah yang hanya bisa di tembus oleh air dan zat
tertentu yang larut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permeable
terhadap air dan zat zat kecil serta tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat
bergerak melewati dinding sel. Osmosis memberikan cara yang mudah bagi
transport air keluar atau masuk sel. Proses osmosis akan berhenti ketika kedua
larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau di sebut isotonik. Dua faktor yang
mempengaruh osmosis adalah :
1.1.1. Kadar air dan molekul telarut yang ada di dalam sel.
1.1.2. Kadar air dan molekul terlarut yang ada di luar sel.
Dalam proses osmosis terdapat tekanan osmosis yang merupakan tekanan
hidrostatik yang terdapat suatu larutan pada keseimbangan osmosis. Tekanan yang
diberikan disebut tekanan turgor. Osmosis dapat bekerja pada tanaman, misalnya
timun.
Tanaman timun atau Cucumis Sativus merupakan komoditas sayuran yang
mulai memasuki pasaran ekspor , sebagai sayuran dalam bentuk buah segar.
Mentimun memiliki banyak jenis, diantaranya : mentimun biasa, mentimun watang,
mentimun wuku, mentimun jepang, serta mentimun suri. Mentimun mengandung
1
energy sebesar 15,54 kalori, timun termasuk ke family Cucurbitacae , kingdom
Plantae, ordo Cucurbitales dan termasuk ke kelas Magnoliopsida. Mentimun
mengandung Gluation merupakan antioksidan endogen dalam tubuh yang di
gunakan sebagai penangkal oksidatif yang di antaranya akibat senyawa radikal
bebas atau karsinogen. Sifat oksidatif dari Glutation adalah mampu melakukan
peroksidasi terhadap radikal bebas dalam tubuh. Tumbuhan yang mengandung
sulfur seperti bawang putih, mampu meningkatkan aktivitas Glutation.
Air garam adalah air dengan larutan garam jenuh, yang di gunakan untuk
mengawetkan sayuran, ikan dan daging. Walaupun air garam di gunakan seperti
gula dan cuka, air garam juga dapat di gunakan dalam transportasi yaitu untuk
mengantarkan panas dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini karena larutan garam
dalam air merendahkan titik bekunya dan meningkatkan efisiensi transfortasi
dengan harga murah. Sekitar 4% dari gas hidrogen yang di produksi di seluruh
dunia di buat dengan elektrolisis. Kebanyakan hidrogen yang di elektrolisis
merupakan produk samping dari pembuatan gas klorin. Saat di campur, ion positif
pada garam akan bergabung dengan ion negative pada air yang menjadi sumber
elektrolit.
Kadar air menyebabkan perubahan struktur yang memperbaiki
keseimbangan air tanaman sehingga potensial air dalam tanaman dapat
mempertahankan turgor dan seluruh proses biokimia untuk pertumbuhan dan
aktivitas yang normal. Tanaman yang toleran terhadap salinitas dapat melakukan
penyesuaian dengan menurunkan potensial osmosis tanpa kehilangan turgo.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a. Bagaimana proses osmosis pada timun?
b. Mengapa berat pada timun berbeda, saat sebelum dan sesudah perendaman?
c. Kenapa di setiap larutan berat timun berbeda-beda?
d. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis pada timun?
e.

1.3. TUJUAN
a. Mengetahui proses osmosis pada timun.
b. Mengetahui penyebab perubahan berat pada timun.
c. Mengetahui kandungan pada larutan yang menyebabkan perbedaan berat pada
timun.
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis pada timun.
1.4. MANFAAT

a. Dapat memahami proses osmosis pada timun.

b. Dapat memahami penyebab perubahan berat pada timun.

2
c. Dapat memahami kandungan dari masing masing larutan.

d. Dapat memahami faktor faktor yang mempengaruhi osmosis pada timun.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Dasar Penelitian


2.1.1. Osmosis

Osmosis adalah difusi air melalui selaput semipermeable secara deferensial dari
suatu tempat berkonsentrasi tinggi (hipertonik) ke tempat berkonsentrasi rendah
(hipotonik). Osmosis dapat juga di katakan fenomena alami, tapi dapat di hambat
secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat
menjadi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Larutan hipotonik memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih rendah, sedangkan larutan hipertonik memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Larutan isotonik memiliki konsentrasi zat
terlarut yang sama. Perlu di tekankan bahwa “konsentrasi” di sini adalah konsentrasi
pelarutnya yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang larut (molekul, ion) dalam
air tersebut. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya adalah suatu faktor yang
begitu penting sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu Osmosis.

Gambar 1.

Membran semipermeable harus dapat di tembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Suatu larutan
memiliki potensial osmosis yaitu tekanan osmosis dalam larutan. Tekanan osmosis
adalah tekanan yang di perlukan untuk menahan pergerakan pelarut (air) melalui
membran semipermeable. Osmosis dapat menjaga keseimbangan konsentrasi
larutan di dalam sel dengan konsentrasi larutan di luar sel suatu organisme.

2.1.2. Plasmolisis
Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang
disebabkan oleh air yang berada pada vakuola merembes keluar dari sel. Air di
5
dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus menerus, maka selaput plasma akan
lepas dari dinding sel. Bila plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati
dan untuk mengembalikannya di perlukan proses sebaliknya.
Sel tumbuhan, alga, dan jamur memiliki dinding sel. Jika berada pada
larutan yang hipertonik, air di dalam sel akan keluar, sehingga sel mengerut dan
membran plasma akan tertarik menjauhi dinding sel. Hal tersebut di sebut
plasmolisis. Jika sel tumbuhan berada pada larutan yang isotonik, maka akan
menjadi lembek. Namun jika sel berada pada larutan yang hipotonik,
kecenderungan air akan masuk ke dalam sel dan akan diimbangi oleh dinding sel
(setelah mencapai ukuran tertentu dinding sel akan memberikan tekanan balik pada
sel) sehingga sel akan membesar pada batas normal yang di sebut turgid.

2.1.3. Transpor Aktif dan Pasif

Transpor zat melalui membran dapat di bedakan menjadi dua, yaitu transpor
pasif dan transpor aktif.
2.1.3.1.Transpor pasif
Transfor pasif merupakan transfortasi sel yang di lakukan melalui
membrane tanpa membutuhkan energi. Transpor pasif terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi antara zat yang berbeda di dalam sel dengan zat yang berada
di luar sel. Pada transport pasif, gradien konsentrasi mendorong terjadinya difusi zat
terlarut menembus membran sel dengan bantuan protein transpor. Protein ini tidak
memerlukan energi dalam membantu pergerakan zat terlarut. Jadi, tranport pasif
juga di sebut dengan difusi terpasilitasi.
Pergerakan zat terlarut tertentu dengan transport pasif cenderung menuju sisi
membrane yang memiliki kadar zat yang lebih rendah. Hal ini di sebabkan karena
molekul atau ion bertumbukan dengan transporter lebih sering di sisi membran yang
memiliki kadar zat terlarut lebih tinggi. Transport pasif terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi antara dua zat pada bagian luar sel. Transport pasif di
bedakan menjadi 3 mekanisme :

a. Difusi

b. Osmosis

c. Difusi Terbantu

2.1.3.2. Transpor aktif


Proses transport melalui membrane sel yang membutuhkan energy dalam
melakukan aktivitasnya. Energy tersebut berupa adenosine trifospat (ATP) yang di
hasilkan dari respirasi sel. Transport aktif di golongkan menjadi 2 yaitu :

a. Endositosis, yaitu peristiwa pembentukan kantong membran sel ketika


partikel ditransper ke dalam sel.
b. Eksositosis, yaitu peistiwa pembentukan kantong membran sel ketika
6
partikel ditransper ke luar sel.
2.1.4. Tonisitas

Toniasitas artinya kadar air relatif zat terlarut dalam 2 cairan yang terpisah oleh
membrane semi-fermeabel. Saat kadar zat terlarut berbeda, cairan dengan kadar
solut yang lebih rendah disebut hipotonik. Cairan lainnya yang memiliki kadar zat
terlarut yang lebih tinggi disebut hipertonik. Cairan hipotonik disebut isotonik jika
memiliki kadar zat terlarut yang sama.
Tonisitas menentukan pergerakan menentukan arah-arah pergerakan air
menembus membran. Air berdifusi dari cairan hipotonik ke cairan hipertonik.
Misalkan wadah terpisah menjadi 2 bagian oleh membran yang dapat dilalui oleh air
bukan gula. Jika menuangkan air ke dua kompartemen dan menambah garam hanya
pada salah satunya, hal ini merupakan pembuatan gradien konsentras, garam
merupakan larutan hipertonik. Dengan osmosi, air akan mengikuti gradiennya dan
berifusi menmbus membrane ke larutn garam.

2.2. HIPOTESIS PENELITIAN


2.2.1. Berat pada timun tidak akan berbeda sebelum dan setelah
perendaman.
2.2.2. Timun akan menjadi busuk saat di rendam dalam air garam.

2.3. Kerangka Penelitian


Osmosis pada
Timun

Di luar sel Kadar air & Di dalam


molekul sel

Penelitian

Larutan

Air Air garam

Analisis Data

Kesimpulan

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional


3.1.1. .Air adalah salah satu unsur penting di bumi, sebab seluruh mahluk hidup di
dunia tidak bisa berbuat apa apa tanpa air.

3.1.2. Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral. Garam terbentuk dari hasil
reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa
anorganik seperti klorida, berupa senyawa organik seperti asetat serta ion
monoatomik seperti florida ,serta inon poliatomik.

3.1.3. Timun merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan buah yang banyak
dijumpai diberbagai daerah.
3.1.4. Kecepatan osmosis pada timun merupakan perpindahan molekul dari larutan
hipotonis ke larutan hipertonos.

3.1.5. Wadah adalah media yang di gunakan untuk menampung suatu objek.

3.2. Variabel Penelitian


3.2.1. Variabel bebas : Air, Garam
3.2.2. Variabel Kontrol : Timun, Wadah
3.2.3. Variabel Terikat : Kecepatan osmosis pada timun setelah 2 hari

3.3. Analisis Data


Dari karya ilmiah tersebut, kami menganalisis data dengan cara:
3.3.1. Kuantitatif
Yaitu proses menyajikan dan menginterpretasikan data berupa angka
dengan menggunakan teknik statistik dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan objek yang akan di teliti
3.3.2. Kualitatif
Yaitu cara cara untuk menjelaskan, mengamati, membandingkan dan
menginterpretasikan objek yang akan di teliti.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Pengamatan osmosis timun pada larutan garam selama 2 hari
Keterangan Data Kuantitatif Data Kualitatif
Sebelum Perendaman 20 gram Tekstur normal, warna putih
bersih, biji timun menempel
pada daging.
Setelah Perendaman 10 gram Tekstur lembek, warna agak
pucat, biji timun lepas dari
daging, ukuran timun lebih
kecil, serta mengkisut.

Tabel 2. Pengamatan osmosis timun pada air selama 2 hari


Keterangan Data Kuantitatif Data Kualitatif

Sebelum Perendaman 10 gram Tekstur normal, warna putih


bersih, biji timun menempel
pada daging
Setelah Perendaman 15 gram Tekstur normal, warna agak
pucat, biji masih menempel
pada daging, ukuran timun
lebih besar, serta mngembang.

4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa pada
tabel 1 dan 2, yaitu pengamatan timun ( Cucumis Sativus), dimana pengamatan ini
terdapat dua macam air, yaitu air garam dan air biasa. Timun pada air garam sebelum
direndam memiliki berat 20 gram, teksturnya normal, warnanya putih bersih, biji
timun menempel pada daging. Setelah direndam selama 2 hari, berat timun menjadi
berkurang menjadi 10 gram, teksturnya lembek, warnanya agak pucat, serta ukurannya
tetap sama dengan yang sebelum direndam. Sedangkan timun yang direndam dalam
air biasa sebelum direndam memiliki berat 10 gram, tekstur normal, warna putih
bersih, biji timun menempel pada daging. Kemudian setelah direndam selama 2 hari
beratnya menjadi 15 gram, tekstur tetap normal, warna agak pucat, serta ukuran timun
lebih membesar.
Hal yang menyebabkan perubahaan dari berat, tekstur, dan warna pada timun
10
setelah direndam pada air garam yaitu konsentrasi dalam sel timun lebih rendah
dibandingkan dengan konsentrasi air pada larutan garam, sehingga zat-zat dari dalam
sel timun akan keluar ke dalam larutan tersebut dan menyebabkan berat, tekstur, dan
warna pada timun berubah. Sedangkan pada air biasa, timun juga mengalami
perubahan pada berat, warna dan tesktur karena air biasa merupakan larutan yang
bersifat hipotonik akibatnya air akan masuk ke dalam sel, sehingga sel menjadi
menggembung dan menjadi lebih keras dari sebelumnya. Perbedaan antara timun
direndam dalam larutan garam dengan air biasa yaitu pada berat dan ukuran. Berat
timun di larutan garam menjadi berkurang dari 20 gram menjadi 10 gram, sementara
ukurannya mengecil atau mengkerut. Sedangkan berat timun pada air biasa bertambah
dari 10 gram menjadi 15 gram, sementara ukurannya menjadi lebih besar.
Pada pengamatan timun di dalam larutan garam terjadi proses osmosis, yaitu
perpindahan air melalui membrane semipermeable dari bagian yang lebih encer ke
bagian yang lebih pekat (Sasmitradiharj, 1996). Tekanan yang diberikan pada suatu
larutan Air selalu bergerak melewati membran kearah sisi yang mengandung jumlah
molekul terlarut paling banyak dan kadar airnya sedikit. Dalam penelitian osmosis,
timun bertindak sebagai membran. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah
yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara
umum, membran tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil serta tidak
bermuatan. Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor
utama yang menentukan kelangsungan osmosis.
Saat timun direndam dalam larutan garam, akan terjadi perpindahan air secara
osmosis dari sel-sel timun keluar menuju larutan. Perpindahan air ini terjadi karena
sel-sel timun yang hipotonis terhadap larutan garam yang hipertonis. Air keluar sel
melalui proses osmosis, karena perbedaan tekanan osmotik antara cairan yang ada di
dalam dengan yang ada di luar sel. Dengan adanya proses ini, berat timun akan
berkurang, dikarenakan air dalam sel timun diserap oleh larutan garam. Proses
osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau
disebut isotonik. Suatu sel bisa mengalami kondisi hipertonik ataupun hipotonik
sehingga menghasilkan sel yang plasmolisis karena adanya osmosis.
Timun yang di rendam dalam larutan garam bisa melunak karena . Proses
plasmolisis. Dimana plasmolisi yaitu proses keluarnya air dari timun menuju ke
larutan garam. Hal ini terjadi karena tekanan atau konsentrasi pada timun lebih rendah
daripada tekanan pada larutan garam sehingga membran semipermeable dapat di
tembus oleh zat pelarut. Timun tersebut akan kehilangan air dan menyebabkan timun
akan lebih lunak dan mengkerut.
Berbeda dengan larutan garam, timun yang direndam dalam air biasa tidak
mengalami proses osmosis. Melainkan hal ini terjadi karena adanya peristiwa
turgiditas, yaitu proses masuknya air kedalam sel-sel tumbuhan sehingga akan
menyebabkan tekanan. Tekanan tersebut yang menyebabkan timun bertambah besar.
Faktor yang dapat mempengaruhi osmosis kadar air dan molekul yang terlarut di
dalam maupun luar sel.
11

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan
Osmosis merupakan perpindahan zat dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan
berkonsentrasi rendah melalui membrane semipermeable. Dari data yang di dapat, dapat di
simpulkan bahwa timun yang di rendam pada larutan garam mengalami plasmolisis,
sehingga berat timun berkurang. Sedangkan timun yang di rendam dengan air biasa
mengalami turgidasi sehingga berat timun menjadi bertambah. Tekstur timun bergantung
pada konsentrasi larutan. Semakin hipertonis suatu larutan, maka semakin lembek tekstur
timun.

1.2. Saran
Untuk menyempurnakan karya ilmiah ini ada baiknya jika para pembaca memberi
masukan dan kritikan mengenai kekurangan dan ketidak sempurnaan karya ilmiah
ini.Dengan ini penulis dan pembaca bisa saling membagi ilmu mengenai apa yang di
sampaikan pada materi inti karya ilmiah ini.Di harapkan juga agar kedepannya tulisan-
tulisan yang berkaitan dengan osmosis dapat di perbanyak lagi,mengingat msih minimnya
informasi mengenai proses osmosis tersebut.

12

DAFTAR PUSTAKA
Yuliana.2016.Laporan Praktikum Peristiwa Osmosis Pada
http://yuliana87.blogspot.com. Diunduh pada 7 Februari 2020
Risti.Viara.2017.Laporan Osmosis. Pada http://Viararisti.blogspot.com. Diunduh
pada 7 Februari 2020
Pratama, Nugrah 2017, Laporan Percobaan Osmosis Pada Kentang. Pada https:
nugrahpratama21.blogspot.com. Diunduh pada 8 Februari 2020
Ningtyas.Irna.2014.Buku Paket Biologi Kelas XI SMA/MA Kurikulum 2013.
Jakarta. Erlangga
Tjitrisono,H., Siti Soetarmi,&Sugiri. Nawangsari.1999.John W.Kimball. edisi
kelima. Jakarta. Erlangga

13
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai