Karya Ilmiah Biologi
Karya Ilmiah Biologi
Karya Ilmiah Biologi
NAMA KELOMPOK :
2019/2020
Daftar isi
Daftar isi…………………………………………………………………………..…………i
Daftar tabel……………………………………………………………….………………….ii
Daftar gambar………............................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………….1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………….……1
1.2 . Rumusan Masalah…………………………………………………………………..….2
1.3. Tujuan……………………………………………………………………………….…2
1.4. Manfaat…………………………………………………………………………….…...2
BAB I
PENDAHULUAN
Satu sifat sel yang universal adalah membran pembatas di luar. Membran sel
ini berguna sebagai interfase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluoida
cair yang membasahi semua sel. Membrane sel merupakan lapisan pelindung inti sel
dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel
juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Membran sel terdiri atas : lipid
(lemak) brupa fospolipid, protein, serta karbohidrat.
1.3. TUJUAN
a. Mengetahui proses osmosis pada timun.
b. Mengetahui penyebab perubahan berat pada timun.
c. Mengetahui kandungan pada larutan yang menyebabkan perbedaan berat pada
timun.
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis pada timun.
1.4. MANFAAT
2
c. Dapat memahami kandungan dari masing masing larutan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Osmosis adalah difusi air melalui selaput semipermeable secara deferensial dari
suatu tempat berkonsentrasi tinggi (hipertonik) ke tempat berkonsentrasi rendah
(hipotonik). Osmosis dapat juga di katakan fenomena alami, tapi dapat di hambat
secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat
menjadi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Larutan hipotonik memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih rendah, sedangkan larutan hipertonik memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Larutan isotonik memiliki konsentrasi zat
terlarut yang sama. Perlu di tekankan bahwa “konsentrasi” di sini adalah konsentrasi
pelarutnya yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang larut (molekul, ion) dalam
air tersebut. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya adalah suatu faktor yang
begitu penting sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu Osmosis.
Gambar 1.
Membran semipermeable harus dapat di tembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Suatu larutan
memiliki potensial osmosis yaitu tekanan osmosis dalam larutan. Tekanan osmosis
adalah tekanan yang di perlukan untuk menahan pergerakan pelarut (air) melalui
membran semipermeable. Osmosis dapat menjaga keseimbangan konsentrasi
larutan di dalam sel dengan konsentrasi larutan di luar sel suatu organisme.
2.1.2. Plasmolisis
Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang
disebabkan oleh air yang berada pada vakuola merembes keluar dari sel. Air di
5
dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus menerus, maka selaput plasma akan
lepas dari dinding sel. Bila plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati
dan untuk mengembalikannya di perlukan proses sebaliknya.
Sel tumbuhan, alga, dan jamur memiliki dinding sel. Jika berada pada
larutan yang hipertonik, air di dalam sel akan keluar, sehingga sel mengerut dan
membran plasma akan tertarik menjauhi dinding sel. Hal tersebut di sebut
plasmolisis. Jika sel tumbuhan berada pada larutan yang isotonik, maka akan
menjadi lembek. Namun jika sel berada pada larutan yang hipotonik,
kecenderungan air akan masuk ke dalam sel dan akan diimbangi oleh dinding sel
(setelah mencapai ukuran tertentu dinding sel akan memberikan tekanan balik pada
sel) sehingga sel akan membesar pada batas normal yang di sebut turgid.
Transpor zat melalui membran dapat di bedakan menjadi dua, yaitu transpor
pasif dan transpor aktif.
2.1.3.1.Transpor pasif
Transfor pasif merupakan transfortasi sel yang di lakukan melalui
membrane tanpa membutuhkan energi. Transpor pasif terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi antara zat yang berbeda di dalam sel dengan zat yang berada
di luar sel. Pada transport pasif, gradien konsentrasi mendorong terjadinya difusi zat
terlarut menembus membran sel dengan bantuan protein transpor. Protein ini tidak
memerlukan energi dalam membantu pergerakan zat terlarut. Jadi, tranport pasif
juga di sebut dengan difusi terpasilitasi.
Pergerakan zat terlarut tertentu dengan transport pasif cenderung menuju sisi
membrane yang memiliki kadar zat yang lebih rendah. Hal ini di sebabkan karena
molekul atau ion bertumbukan dengan transporter lebih sering di sisi membran yang
memiliki kadar zat terlarut lebih tinggi. Transport pasif terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi antara dua zat pada bagian luar sel. Transport pasif di
bedakan menjadi 3 mekanisme :
a. Difusi
b. Osmosis
c. Difusi Terbantu
Toniasitas artinya kadar air relatif zat terlarut dalam 2 cairan yang terpisah oleh
membrane semi-fermeabel. Saat kadar zat terlarut berbeda, cairan dengan kadar
solut yang lebih rendah disebut hipotonik. Cairan lainnya yang memiliki kadar zat
terlarut yang lebih tinggi disebut hipertonik. Cairan hipotonik disebut isotonik jika
memiliki kadar zat terlarut yang sama.
Tonisitas menentukan pergerakan menentukan arah-arah pergerakan air
menembus membran. Air berdifusi dari cairan hipotonik ke cairan hipertonik.
Misalkan wadah terpisah menjadi 2 bagian oleh membran yang dapat dilalui oleh air
bukan gula. Jika menuangkan air ke dua kompartemen dan menambah garam hanya
pada salah satunya, hal ini merupakan pembuatan gradien konsentras, garam
merupakan larutan hipertonik. Dengan osmosi, air akan mengikuti gradiennya dan
berifusi menmbus membrane ke larutn garam.
Penelitian
Larutan
Analisis Data
Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.2. Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral. Garam terbentuk dari hasil
reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa
anorganik seperti klorida, berupa senyawa organik seperti asetat serta ion
monoatomik seperti florida ,serta inon poliatomik.
3.1.3. Timun merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan buah yang banyak
dijumpai diberbagai daerah.
3.1.4. Kecepatan osmosis pada timun merupakan perpindahan molekul dari larutan
hipotonis ke larutan hipertonos.
3.1.5. Wadah adalah media yang di gunakan untuk menampung suatu objek.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa pada
tabel 1 dan 2, yaitu pengamatan timun ( Cucumis Sativus), dimana pengamatan ini
terdapat dua macam air, yaitu air garam dan air biasa. Timun pada air garam sebelum
direndam memiliki berat 20 gram, teksturnya normal, warnanya putih bersih, biji
timun menempel pada daging. Setelah direndam selama 2 hari, berat timun menjadi
berkurang menjadi 10 gram, teksturnya lembek, warnanya agak pucat, serta ukurannya
tetap sama dengan yang sebelum direndam. Sedangkan timun yang direndam dalam
air biasa sebelum direndam memiliki berat 10 gram, tekstur normal, warna putih
bersih, biji timun menempel pada daging. Kemudian setelah direndam selama 2 hari
beratnya menjadi 15 gram, tekstur tetap normal, warna agak pucat, serta ukuran timun
lebih membesar.
Hal yang menyebabkan perubahaan dari berat, tekstur, dan warna pada timun
10
setelah direndam pada air garam yaitu konsentrasi dalam sel timun lebih rendah
dibandingkan dengan konsentrasi air pada larutan garam, sehingga zat-zat dari dalam
sel timun akan keluar ke dalam larutan tersebut dan menyebabkan berat, tekstur, dan
warna pada timun berubah. Sedangkan pada air biasa, timun juga mengalami
perubahan pada berat, warna dan tesktur karena air biasa merupakan larutan yang
bersifat hipotonik akibatnya air akan masuk ke dalam sel, sehingga sel menjadi
menggembung dan menjadi lebih keras dari sebelumnya. Perbedaan antara timun
direndam dalam larutan garam dengan air biasa yaitu pada berat dan ukuran. Berat
timun di larutan garam menjadi berkurang dari 20 gram menjadi 10 gram, sementara
ukurannya mengecil atau mengkerut. Sedangkan berat timun pada air biasa bertambah
dari 10 gram menjadi 15 gram, sementara ukurannya menjadi lebih besar.
Pada pengamatan timun di dalam larutan garam terjadi proses osmosis, yaitu
perpindahan air melalui membrane semipermeable dari bagian yang lebih encer ke
bagian yang lebih pekat (Sasmitradiharj, 1996). Tekanan yang diberikan pada suatu
larutan Air selalu bergerak melewati membran kearah sisi yang mengandung jumlah
molekul terlarut paling banyak dan kadar airnya sedikit. Dalam penelitian osmosis,
timun bertindak sebagai membran. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah
yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara
umum, membran tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil serta tidak
bermuatan. Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor
utama yang menentukan kelangsungan osmosis.
Saat timun direndam dalam larutan garam, akan terjadi perpindahan air secara
osmosis dari sel-sel timun keluar menuju larutan. Perpindahan air ini terjadi karena
sel-sel timun yang hipotonis terhadap larutan garam yang hipertonis. Air keluar sel
melalui proses osmosis, karena perbedaan tekanan osmotik antara cairan yang ada di
dalam dengan yang ada di luar sel. Dengan adanya proses ini, berat timun akan
berkurang, dikarenakan air dalam sel timun diserap oleh larutan garam. Proses
osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau
disebut isotonik. Suatu sel bisa mengalami kondisi hipertonik ataupun hipotonik
sehingga menghasilkan sel yang plasmolisis karena adanya osmosis.
Timun yang di rendam dalam larutan garam bisa melunak karena . Proses
plasmolisis. Dimana plasmolisi yaitu proses keluarnya air dari timun menuju ke
larutan garam. Hal ini terjadi karena tekanan atau konsentrasi pada timun lebih rendah
daripada tekanan pada larutan garam sehingga membran semipermeable dapat di
tembus oleh zat pelarut. Timun tersebut akan kehilangan air dan menyebabkan timun
akan lebih lunak dan mengkerut.
Berbeda dengan larutan garam, timun yang direndam dalam air biasa tidak
mengalami proses osmosis. Melainkan hal ini terjadi karena adanya peristiwa
turgiditas, yaitu proses masuknya air kedalam sel-sel tumbuhan sehingga akan
menyebabkan tekanan. Tekanan tersebut yang menyebabkan timun bertambah besar.
Faktor yang dapat mempengaruhi osmosis kadar air dan molekul yang terlarut di
dalam maupun luar sel.
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Osmosis merupakan perpindahan zat dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan
berkonsentrasi rendah melalui membrane semipermeable. Dari data yang di dapat, dapat di
simpulkan bahwa timun yang di rendam pada larutan garam mengalami plasmolisis,
sehingga berat timun berkurang. Sedangkan timun yang di rendam dengan air biasa
mengalami turgidasi sehingga berat timun menjadi bertambah. Tekstur timun bergantung
pada konsentrasi larutan. Semakin hipertonis suatu larutan, maka semakin lembek tekstur
timun.
1.2. Saran
Untuk menyempurnakan karya ilmiah ini ada baiknya jika para pembaca memberi
masukan dan kritikan mengenai kekurangan dan ketidak sempurnaan karya ilmiah
ini.Dengan ini penulis dan pembaca bisa saling membagi ilmu mengenai apa yang di
sampaikan pada materi inti karya ilmiah ini.Di harapkan juga agar kedepannya tulisan-
tulisan yang berkaitan dengan osmosis dapat di perbanyak lagi,mengingat msih minimnya
informasi mengenai proses osmosis tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Yuliana.2016.Laporan Praktikum Peristiwa Osmosis Pada
http://yuliana87.blogspot.com. Diunduh pada 7 Februari 2020
Risti.Viara.2017.Laporan Osmosis. Pada http://Viararisti.blogspot.com. Diunduh
pada 7 Februari 2020
Pratama, Nugrah 2017, Laporan Percobaan Osmosis Pada Kentang. Pada https:
nugrahpratama21.blogspot.com. Diunduh pada 8 Februari 2020
Ningtyas.Irna.2014.Buku Paket Biologi Kelas XI SMA/MA Kurikulum 2013.
Jakarta. Erlangga
Tjitrisono,H., Siti Soetarmi,&Sugiri. Nawangsari.1999.John W.Kimball. edisi
kelima. Jakarta. Erlangga
13
LAMPIRAN