411 699 1 SM
411 699 1 SM
411 699 1 SM
Abstract
Porang is a commodity crops are included in the family Araceae and the bush plants
(herbs) with a single bulb in the ground. Porang grow in the forest because it requires
only 50-60 percent of solar radiation. Porang can grow well in organic soil and dry soils
with pH 6-7. For the purposes of the development porang required information about
land suitability map. One of the constraints in preparing the land suitability map porang,
is the unavailability of land requirements porang. Currently available is a land
requirement of iles-iles. The purpose of this study was to develop land requirements
porang, in order to work in the land suitability evaluation porang no longer use land
requirements iles-iles. The research location is KPH Nganjuk region. The research was
conducted in January to May 2012. The primary data obtained from field observation,
while secondary data obtained from the literature, maps, and interviews with farmers
and Perum Perhutani KPH Nganjuk employee. At every SPL was observed physical
condition and taking soil samples. Not all parameters of land requirements Iles - iles
can be used to evaluate the suitability of Porang. Parameter requirements Iles - iles that
can be used to evaluate the Porang is coarse material, CEC, salinity, erosion, flood
hazards, land preparation, dry months, C-organic. Proposed requirements for crop land
porang as shown in Appendix 1.
Key words: Porang (Amarphopallus ancophillus), highest glukomanan, land evaluation.
12
porang. Kondisi ini menunjukan bahwa 10
beberapa parameter persyaratan lahan 8
tanaman iles-iles tidak dapat digunakan 6
untuk evaluasi kesesuaian lahan tanaman 4
porang. Untuk itu selanjutnya dilakukan 2
uji regresi untuk mendapat kriteria 0
parameter baru yang selanjutnya dapat 0 5 10 15 20 25 30 35
digunakan sebagai dasar penyusunan Temperatur
persyaratan lahan tanaman porang.
Iles-iles Porang
12
sebaliknya suhu yang terlalu rendah.
10
Sedangkan cahaya merupakan sumber
8
tenaga bagi tanaman (Harwati, 2008).
6
Tanaman Porang tumbuh dari
dataran rendah sampai 1000 m diatas 4
Tabel 3. Perbandingan antara Kelas Kesesuaian Lahan dengan Kelas Produksi Tanaman
Porang.
SPL KKL KKL Prod umbi Prod Umbi Kelas
Djaenuddin Siswanto (Mg/ha) (%) Produksi
Porang
1 S2 S3 10.08 84 S1
tc;wa;rc; n3
nr2,3;eh
2 S2 S3 11.5 96 S1
tc;wa;rc1; n2,3
nr2,3;eh
3 S2 S3 10.08 84 S1
tc;wa;rc; n2,3
nr2;eh
4 N N 8.7 72.5 S2
lp s2,3; n2,3
5 S3 S3 10.2 85 S1
eh1 r1; n2,3;s1
6 S2 S3 10.56 88 S1
tc;wa;oa;rc3; r1; n2,3
eh2;Ip1,2
7 S3 S3 10.8 90 S1
nr2 n2,3
8 S3 S3 3.84 32 S3
oa;eh2 n2,3
banyak air untuk digunakan tanaman dari SPL 5, SPL 6 adalah lempung (liat 10-
pada tanah bertekstur kasar (Fitter dan 35%, debu 30-50%, dan pasir 20-55%),
Hay, 1981). dan SPL 4, SPL 8 adalah lempung
berpasir (liat <20%, debu <40%, dan
Produksi umbi (ton/Ha)
10
liat untuk tanaman Iles-iles termasuk
8 kelas S3 (sesuai marginal) sedangkan
berdasarkan penelitian Djaenuddin 2003
6
tekstur liat untuk tanaman Iles-iles
4 termasuk kategori S2 (cukup sesuai),
namun berdasarkan kenyataan di lapang,
2
produksi Porang pada tanah tekstur liat
0 adalah SI (sangat sesuai) (Gambar 3 dan
0 20 40 60 80 100 4). Menurut Ermiati dan Laksmanahardja
(1996); Porang dapat tumbuh baik pada
Prosentase
Prosentaseliat
liat (%)(%) tanah bertekstur ringan yaitu pada
kondisi liat berpasir, struktur gembur ,
Iles-iles Porang dan kaya unsur hara. Peranan penting
dari liat adalah berkemampuan besar
dalam menahan air sehingga tanah tidak
Gambar 3. Perbandingan hubungan mudah kehilangan air. Molekul-molekul
prosentase liat dengan produksi umbi
air pada tanah mengelilingi partikel-
partikel liat berbentuk selaput tipis,
(ton/Ha)
10
tanaman dan terhindar dari bahaya
pencucian.
5
Produksi
4. Retensi Hara
0 Menurut Djaenuddin (2003) berdasarkan
persyaratan lahan tanaman Iles-iles
0 50 100 150 kejenuhan basa pada SPL 6 adalah
Prosentase pasir 52.43% tergolong S1 (sangat sesuai), SPL
Prosentase pasir(%)
(%) 1-SPL 5 dan SPL 8 tergolong S2 (cukup
sesuai), SPL7 adalah 34.29% tergolong
Iles-iles Porang S3 (sesuai marginal). Berdasarkan
pengamatan produksi Porang SPL 1, SPL
Gambar 4. Perbandingan hubungan 2, SPL 3, SPL 5, SPL 6 tergolong S1
prosentase pasir dengan produksi umbi (sangat cocok), SPL 4 tergolong
S2(cukup cocok), SPL 8 tergolong
Tekstur pada SPL 1, SPL 2, SPL3, SPL 7 S3(sesuai marginal) (Gambar 5 dan 6).
adalah liat ( liat > 45%, debu <40% dan
pasir <45%), sedangkan tekstur pada
65
14
12
umbi lebih berat lagi menjadi lebih dalam
10
8 sampai kurang lebih 15 cm (Sumarwoto,
6 2005).
4 Keadaan di lapang menunjukkan
2
0
bahwa SPL 1, SPL 2, SPL 3 memiliki
0 20 40 60 80 keadalaman >100 cm, SPL 7 memiliki
Lereng (%) keadalaman >70 cm, SPL 5 dan SPL 6
memiliki keadalaman<50 cm dan keenam
Iles-iles Porang
SPL ini memiliki kriteria produksi S1
Gambar 7. Perbandingan hubungan lereng (sangat sesuai). SPL 4 memiliki kedalamn
dengan produksi umbi tanah< 90 cm, batuan permukaan dan
singkapan batuan banyak, dan kelerengan
Hutan sangat efektif dalam melindungi agak curam, hasil panen menunjukkan S2
tanah terhadap erosi. Beberapa faktor (agak sesuai). Sedangkan SPL 8 meskipun
yang mendukung potensi ini antara lain memiliki kedalaman tanah >100 cm,
67
batuan permukaan dan singkapan batuan petani pada SPL 8 Porang yang di tanam
sedikit, dan kelerengan bergelombang di sana ukuran umbi semakin menyusut
namun hasil panen menunjukkan S3 dan makin lama hilang di dalam tanah
(sesuai marginal). sehingga tidak pernah panen. Hal ini
disebabkan tekstur tanah lempung
Produksi umbi (ton/Ha)
14
12 berpasir sehingga kebutuhan hara tercuci
10 dan kemantapan agregat yang rendah
8 sehingga tidak mampu menahan umbi
6 pada kedalaman tanah yang ideal untuk
4 pertumbuhan umbi Porang. Sedangkan
2 pada SPL 4 hasil produksi lebih baik
0
daripada SPL 8 karena meskipun
0 20 40 60 80 100 120 140
bertekstur lempung berpasir, namun
Kedalaman tanah (cm)
dengan keadaan tanah mengandung
Iles-iles Porang banyak batuan singkapan sehingga tanah
mampu menahan umbi agar dapat
Gambar 8. Perbandingan hubungan berkembang dengan baik pada
kedalaman tanah dengan produksi umbi kedalaman tanah yang ideal untuk
perkembangan umbi Porang.
Gambar 9 sesuai dengan hasil survei di
lapangan bahwa umbi Porang lebih baik Penyusunan Karakteristik
tumbuh pada tanah padas karena umbi Persyaratan Lahan Tanaman Porang
Porang adalah modifikasi dari batang Berdasarkan data di lapang dan
sehingga tidak membutuhkan area studi literatur maka pada saat ini dapat
perakaran yang dalam, karena umbi yang disusun tiga parameter persyaratan lahan
bagus akan menyembul ke permukaan untuk tanaman Porang, yaitu temperatur
tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan dan ketersediaan air menggunakan
Setiadi dan Surya (1993) bahwa pada analisis regresi kuadratik.
umbi batang lubang tanam jangan terlalu
1. Temperatur rata-rata
dalam karena dapat menurunkan bobot 12
produksi.
Produksi Porang (ton/Ha)
10
Produksi Porang (ton/Ha)
8
15 y = 2.2411Ln(x) + 6.7053
6
10 y = -2E-06x 2 + 0.0073x + 3.1104
4 R2 = 0.6084
5 2
0 0
0 2 4 6 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Curah Hujan (mm/th)
Kemantapan agregat
8 Kesimpulan
Produksi Porang (ton/ha)
Saran
Gambar 11. Regresi Kuadratik Curah Hujan
Keterangan: Upaya menyusun persyaratan lahan
S1 : 1200 – 2000 mm/th tanaman Porang, penelitan lebih lanjut
S2 : 400-<1200 mm/th perlu memperluas wilayah penelitian
dan >2000– 2800 mm/th untuk membandingkan produksi tiap
S3 : < 400 mm/th lokasi.
N : -
69