Christian Science
Christian Science
Christian Science
Apa sajakah yang diajarkan Christian Science? Inti pengajaran Christian Science dapat
ditemukan dalam buku Science and Health with Key to the Scripture, memuat antara lain:
Kristen
- Alkitab menjelaskan bahwa Allah Tritunggal adalah tiga pribadi yang Esa, yaitu Allah
Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Semua pribadi pada diri Allah memiliki
atribut ilahi. Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah.
Bapa memprakarsai penciptaan dan penebusan; Anak menebus ciptaan; dan Roh Kudus
melahirbarukan dan menguduskan, dalam rangka mengaplikasikan penebusan kepada
orang-orang percaya.
Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati
yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa
Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini
dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter
Bapa Sorgawi.
Allah Anak merupakan pribadi kedua dalam Tritunggal. Ia adalah firman (logos) Allah
yang menjadi manusia dan memakai nama YESUS (Ibrani: Yeshua; Yunani: Iesous;
Inggris: JESUS) Yohanes 1:1-14. Kasih-Nya yang besar akan dunia ini membuat-Nya
rela datang ke dalam dunia, melakukan karya penyelamatan, merendahkan diri sampai
mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, naik ke sorga dan
dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati.
Alkitab mengajarkan bahwa Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah, dan Roh Kudus
adalah Allah. Alkitab juga mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah.
Roh Kudus adalah pembimbing, pendamping, penolong, penyerta, dan penghibur yang
tidak terlihat yang berdiam di dalam hati setiap manusia percaya (1Korintus 3:16). Roh
Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi
dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu
agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa
Allah itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau kekuatan, tetapi
Roh Kudus adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah
Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah.
- Manusia dibentuk dan diciptakan oleh Allah. Kejadian 1:26-27 ; 2:7 menjelaskan
bahwa manusia merupakan ciptaan Allah bukan jelmaan sebagian dari diri Allah atau
anak biologisNya. Manusia adalah hasil karya Allah yang diciptakan secara unik dan
berbeda dari ciptaan yang lain. Allah membentuk manusia dengan tanganNya sendiri
dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Manusia dibentuk menurut
rencana Allah. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, baik laki-laki dan
perempuan. Manusia juga merupakan mandataris Allah yanf diberi kuasa atas alam
semesta. Selain itu manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan
memerlukan manusia lain dalam hidupnya.
Manusia memang segambar dan serupa dengan Allah tetapi manusia tidak sempurna
seperti Allah. Manusia jatuh ke dalam dosa mulai dari Adam dan Hawa sampai
sekarang. Manusia dibebaskan berkat penyaliban Yesus Kristus. Walaupun pribadi
manusia adalah berdosa, tetapi itu tidak menjauhkan manusia dari Allah dan tetap
memiliki keserupaan dengan Allah.
- Dosa adalah nyata. Dosa adalah ketidaktaan manusia dalam hubungannya dengan Allah
yang diungkapkan melalui pemberontakan dan pelanggaran manusia. Alkitab
menjelaskan bahwa semua manusia telah jatuh ke dalam dosa karena Adam dan Hawa
telah jatuh ke dalam dosa. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah yang menyebabkan
manusia menjadi jauh dari Allah. Dosa berasal dari hati dan pikiran manusia, dan
memisahkan manusia dari Allah. Akibat akhir dosa adalah maut (Yes. 59:2; Mrk. 7:21-
23; Rm. 5:12; 6:23)
Kristus, anak Allah, menyerahkan diriNya untuk disiksa dan mati di atas kayu salib
untuk menebus dosa-dosa umat manusia dan karenaNya hubungan kasih antara Allah
dan manusia menjadi pulih. Kasih Allah begitu besar sehingga mengaruniakan Yesus
sehingga umat manusia tidak hidup di dalam kebinasaan melainkan memperoleh hidup
yang kekal bersama Dia.
- Dalam doktrin Kristen mengenai keselamatan, kita diselamatkan daari murka yaitu
penghakiman Allah terhadap dosa (Roma 5:9, 1 Tesalonika 5:9). Dosa telah
memisahkan kita dari Allah sementara konsekuensi dosa dalah kematian (Roma 6:23).
Keselamatan dalam Alkitab merujuk pada pelepasan dari konsekuensi dosa dan karena
itu termasuk penghapusan dosa.
Hanya Allah yang dapat menyingkirkan dosa dan melepaskan kita dari hukuman dosa.
Allah menyelamatkan umat manusia melalui Kristus. Secara khusus, kematian Yesus
di atas salib dan kebangkitanNya itulah yang menghasilkan keselamatan kita (Roma
5:10). Alkitab menyatakan secara jelas bahwa keselamatan diberikan sebagai anugerah,
hadiah yang kita tidak layak dapatkan dari Allah, dan hanya tesedia melalui iman di
dalam Yesus Kristus. Keselamatan hanya tersedia melalui iman kita kepada Yesus.
- Dalam Kristen, kita mempercayai bahwa Yesus akan datang untuk kedua kalinya,
menghakimi orang yang hidup dan mati, akan ada langit dan bumi yang baru.
Peristiwa di masa depan yang seringkali disebut sebagai “akhir jaman” dideskripsikan
di 2 Petrus 3:10: “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan
lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala
api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.” Ini akan menjadi
puncak dari rentetan kejadian yang disebut “hari Tuhan,” hari ketika Allah ikut campur
tangan dalam sejarah umat manusia untuk tujuan penghakiman. Pada saat itu, semua
yang pernah Allah ciptakan, “langit dan bumi” (Kej 1:1), akan Ia musnahkan.
Peristiwa ini, menurut kebanyakan ahli Alkitab, akan terjadi di akhir Kerajaan Seribu
Tahun. Dalam kurun waktu 1000 tahun ini, Kristus akan memerintah di bumi sebagai
Raja di Yerusalem, duduk di atas takhta Daud (Luk 1:32-33), dan memerintah dengan
penuh kedamaian namun dengan “gada besi” (Why 19:15). Pada akhir masa 1000 tahun
itu, Setan akan dilepaskan, dikalahkan, dan kemudian dilemparkan ke lautan api (Why
20:7-10). Kemudian, setelah berlangsungnya penghakiman terakhir oleh Allah, akhir
jaman akan berlangsung seperti yang digambarkan 2 Petrus 3:10. Alkitab menyatakan
beberapa hal terkait peristiwa ini.
Pertama-tama, akan terjadi kerusakan hebat secara menyeluruh. “Langit,” yang berarti
alam semesta – seperti bintang-bintang, planet-planet, dan galaksi-galaksi— akan
dimusnahkan oleh satu ledakan hebat. Kemungkinan besar berupa ledakan nuklir atau
reaksi atom yang bisa memusnahkan dan menghancurkan semua materi yang kita kenal
saat ini. Semua elemen yang membentuk alam semesta ini akan binasa dalam api.
Unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya (2 Ptr 3:12).
Peristiwa ini akan menjadi peristiwa yang sangat bising, seperti yang dideskripsikan
oleh berbagai versi Alkitab, akan terdengar seperti “dentuman keras” (NIV), “suara
yang teramat bising” (KJV), “suara yang keras sekali” (CEV), dan “dentuman seperti
kilat” (AMP). Tidak diragukan lagi, ketika peristiwa itu tiba, semua orang akan melihat
dan mendengarnya. Alkitab menyatakan “bumi dan seluruh isinya akan hilang lenyap.”
Allah kemudian akan menciptakan “langit yang baru dan bumi yang baru” (Why 21:1),
termasuk “Yerusalem yang baru” (ay.2), ibu kota surga, tempat bagi kekudusan yang
sempurna, yang akan turun dari surga ke bumi baru. Inilah kota di mana para orang
kudus, yaitu mereka yang namanya telah tertulis di Kitab kehidupan dari Anak Domba
(Why 13:8), akan hidup kekal untuk selama-lamanya. Petrus menyatakan ciptaan baru
ini sebagai “tempat di mana terdapat kebenaran” (2 Ptr 3:13).
Bagian terpenting dari deskripsi Petrus mengenai akhir jaman ini mungkin diwakili
oleh ayat 11-12: “Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci
dan salehnya kamu harus hidup, yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat
kedatangan hari Allah. ”Orang Kristen tahu apa yang akan terjadi. Kita harus menjalani
hidup yang menggambarkan pemahaman itu.
Hidup ini sedang berlalu. Hendaklah kita berfokus pada langit yang baru dan bumi yang
baru. Hidup kita yang “suci dan saleh” harus menjadi kesaksian bagi mereka yang
belum mengenal Juru Selamat. Kita harus memberitakan Injil kepada orang lain supaya
mereka ikut terhindar dari takdir yang mengerikan, yang sudah menanti mereka yang
menolak-Nya. Dengan penuh antusias, “kita menantikan kedatangan Anak-Nya dari
surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus yang akan
menyelamatkan kita dari murka yang akan datang” (1 Tes 1:10).