Narasi Calk

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 80

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG

BLUD PUSKESMAS SUKATANI


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dokumen
Laporan Keuangan UPT Puskesmas Sukatani dengan baik.
Sehubungan dengan Laporan Keuangan Tahun 2019, kami sampaikan hal-hal sebagai
berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan


dan belanja. Berdasarkan laporan ini, realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2019 adalah sebesar Rp 2.742.384.824.00 dari anggaran sebesar Rp
2.744.217.200,00. Sementara itu, realisasi Belanja adalah sebesar Rp
7.539.184.475,00 dari anggaran sebesar Rp 8.757.162.688,00.

2. Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas UPT
Puskesmas Sukatani Tahun 2019. Dari Neraca tersebut diinformasikan bahwa
nilai Aset sampai dengan 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp
4.605.262.486,89, sehingga Ekuitas Dana (kekayaan bersih) UPT Puskesmas
Sukatani Tahun 2019 adalah sebesar Rp 4.605.262.486,89.

3. Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan


dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat
dalam laporan keuangan.

Laporan Keuangan meliputi uraian tentang kebijakan fiskal, kebijakan akuntansi, dan
penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca.

Tangerang, Februari 2020

KEPALA UPT PUSKESMAS SUKATANI

dr. H. Abdul Yayi


NIP.19731203 200801 1 008

Catatan atas Laporan Keuangan 1


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

BAB I
PENDAHULUAN

A. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Entitas Akuntansi merupakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas akuntansi selama satu
periode pelaporan. Laporan Keuangan antara lain digunakan untuk membandingkan realisasi
pendapatan, belanja, dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas akuntansi dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
a. Tujuan umum Laporan Keuangan
Tujuan umum Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran,dan kinerja keuangan suatu entitas akuntansi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya. Selain itu, Laporan Keuangan juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif,
menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang
dibutuhkan untuk operasional yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan, serta risiko
dan ketidakpastian yang terkait. Laporan Keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna
mengenai :

1) Indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran, dan
2) Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan, termasuk
batas anggaran yang sesuai dengan APBD. Untuk memenuhi tujuan umum ini, Laporan
Keuangan menyediakan informasi mengenai entitas akuntansi dalam hal :

a. Aset
b. Kewajiban
c. Ekuitas
d. Pendapatan - LRA
e. Belanja
f. Pendapatan - LO
g. Beban

b. Tujuan Khusus Pelaporan Keuangan


Sedangkan tujuan Khusus Pelaporan Keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas akuntansi

Catatan atas Laporan Keuangan 2


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan menyajikan beberapa informasi
diantaranya :
a. menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi dan ekuitas dana
pemerintah dan perubahannya;
b. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi;
c. menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
d. menyediakan informasi mengenai cara entitas akuntansi mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya;
e. menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas akuntansi
dalam mendanai aktivitasnya.

B. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Dasar hukum penyusunan laporan keuangan antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten Tangerang;


2. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara No.202, Tambahan
Lembaran Negara nomor 4022);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pengalihan Barang Milik/Kekayaan
Negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan
Otonomi Daerah;
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemabaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lebaran Negara Nomor
4355;
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Lepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 149, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah;

Catatan atas Laporan Keuangan 3


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negera Nomor 4614);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan
Reviu Laporan Keuangan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5165);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah;
15. Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
16. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2015 No.24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
5657)
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah;
18. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah Kabupaten Tangerang;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah;
20. Peraturan Bupati Nomor 97 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah
Kabupaten Tangerang;
21. Peraturan Bupati Nomor 98 Tahun 2015 Tentang Perubahan Tarif tretribusi Pelayanan
Kesehatan Puskesmas dan Laboratorium Kesehatan pada Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2011;
22. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Tangerang ;
23. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Perubahan Kabupaten Tangerang Tahun 2018;
24. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2019 tentang Sistem dan Prosedur Penatausahaan
Persediaan Tahun 2019;

Catatan atas Laporan Keuangan 4


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

25. Peraturan Bupati Nomor 74 Tahun 2019 Tentang Sistem dan Prosedur Penyusunan
Laporan Keuangan;
26. Peraturan Bupati Nomor 41 tahun 2018 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Perubahan Kabupaten Tangerang;
27. Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2018 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Kabupaten Tangerang.

C. SISTEMATIKA PENULISAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
C. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA KEUANGAN

A. Informasi Umum
B. Ekonomi Makro
C. Kebijakan Keuangan
D. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
E. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

BAB III KEBIJAKAN AKUTANSI

A. Akuntansi Pendapatan - LRA


B. Akuntansi Belanja
C. Akuntansi Pendapatan - LO
D. Akuntansi Beban
E. Akuntansi Aset, Kewajiban dan Ekuitas

BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

A. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran


1. Pendapatan
2. Belanja
B. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Operasional (LO)

Catatan atas Laporan Keuangan 5


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

1. Pendapatan
2. Beban (Beban Operasi, Beban Transfer, Beban Luar Biasa)
3. Surplus Defisit dari Kegiatan Non-Operasional
4. Perbandingan Antara LRA dan LO
C. Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
1. Ekuitas Awal
2. Surplus Defisit LO
3. Dampak Kumulatif
4. Ekuitas Akhir
D. Penjelasan Atas Pos-pos Neraca
1. ASET
A. Aset Lancar
B. Aset Tetap
C. Aset Lainnya
2. Kewajiban Jangka Pendek
3. Ekuitas
4. Pengungkapan Lainnya

BAB V PENUTUP
DAFTAR LAMPIRAN

BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET
KINERJA KEUANGAN

A. EKONOMI MAKRO

Catatan atas Laporan Keuangan 6


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Untuk mewujudkan Visi Kabupaten Tangerang yaitu “Mewujudkan Masyarakat


Kabupaten Tangerang Yang Cerdas, Makmur, Religius, Dan Berwawasan Lingkungan”. dan
Misi Kabupaten Tangerang “Peningkatan pemerataan akses dan fasilitas pelayanan
pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat”. BLUD Puskesmas ………………….. untuk
mewujudkan visi dan misi tersebut menjadikan Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Terpilih bagi masyarakat wilayah kerja Puskesmas ...........................dan sekitarnya. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka ditetapkan beberpa misi yaitu :
a) Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang optimal, terjangkau dan
memuaskan.
b) Mendorong kemandirian untuk hidup bersih dan sehat bagi individu, keluarga, institusi
dan masyarakat.
c) Meningkatkan sinergi kemitraan dengan lintas program dan lintas sektoral.
Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut BLUD Puskesmas
...........................menjadikan pusat rujukan pertama bagi masyarakat memberikan pelayanan
24 jam bagi masyarakat di wilayah ...........................dan sekitarnya.

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Indikator yang lazim digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah
tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah jumlah
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi dalam perekonomian.
Peningkatan PDRB mencerminkan peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang
digunakan dalam aktivitas produksi tersebut.
Perkembangan ekonomi yang mengalami perlambatan akibat pengaruh
pelemahan ekonomi global, kondisi ini berdampak terhadap kondisi kesehatan yang
masuk katagori jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang masih rendah. BLUD Puskesmas
...........................harus memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan data
BPS jumlah penduduk di wilayah kerja BLUD Puskesmas ...........................dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

Tabel Jumlah Penduduk UPT Puskesmas ...........................Tahun 2019


Jumlah Penduduk Jenis Kelamin
No Jumlah
Kelompok Umur (tahun) Laki - Laki Perempuan
1 0–4 7.627 7.160 14.787
2 5–9 6.360 6.012 12.372
3 10 – 14 4.687 4.601 9.288

Catatan atas Laporan Keuangan 7


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

4 15 – 19 5.430 5.167 10.597


5 20 – 24 8.141 7.064 15.205
6 25 – 29 8.679 7.827 16.506
7 30 – 34 8.181 7.385 15.566
8 35 – 39 6.706 5.898 12.604
9 40 – 44 5.261 4.082 9.343
10 45 – 49 3.362 3.003 6.365
11 50 – 54 2.622 2.141 4.763
12 55 – 59 1.983 1.709 3.692
13 60 – 64 1.148 945 2.093
14 65 – 69 666 644 1.310
15 70 – 74 403 465 868
16 75+ 402 510 912
17 Jumlah 71.658 64.613 136.271

2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)


Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) adalah indikator yang menunjukkan naik
tidaknya produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi pada suatu daerah dan
berimbas pola pada kesejahteraan masyarakat terutama kesehatan. Dengan kondisi
masyarakat Kecamatan ...........................yang sebagian besar adalah karyawan pabrik
yang menggunakan fasilitas jaminan kesehatan BPJS-KISS maka, BLUD Puskesmas
...........................siap memberikan pelayanan kesehatan 24 jam meliputi pelayanan :
1. Unit Gawat Darurat
2. Pelayanan Rawat jalan
3. Pelayanan Rawat Inap
4. Pelayanan Poned
Karena BLUD Puskesmas ...........................adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar, diharapkan dapat mencapai
tujuan misi yang telah ditetapkan.
Adapun jumlah kunjungan pasien di BLUD Puskesmas ............................ terdiri
dari Pasien umum, BPJS-KISS dan pasien KS. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
kunjungan ke Puskesmas ...........................seperti dilihat pada tabel dibawah ini :

Jumlah Kunjungan Pasien Puskesmas ...........................2013 - 2019

SARANA PELAYANAN JUMLAH KUNJUNGAN


NO
KESEHATAN 2013 2014 2015 2016 2019
1 UPTD Puskesmas 33427 38956 39244 24562 54580

Catatan atas Laporan Keuangan 8


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

..................................................
..........

Dengan jumlah penduduk wilayah Puskesmas ...........................yang besarnya


136.271 jiwa, dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat sudah menggunakan jasa
Puskesmas ...........................sebagai sarana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar, diharapkan dapat mencapai
tujuan misi yang telah ditetapkan.

B. KEBIJAKAN KEUANGAN

1. Kebijakan Pendapatan Daerah


Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diterima dari hasil penggalian potensi
ekonomi dalam wilayah daerah sendiri dan pemungutannya telah ditetapkan berdasarkan
peraturan daerah. Pendapatan Asli Daerah pada UPT Puskesmas
...........................bersumber dari Pendapatan Retribusi, Kapitasi, Non Kapitasi dan Lain-
lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Pendapatan ini di kelola melalui Badan Layanan
Umum yang menjalankan fungsi pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang ada pada
wilayah kerja UPT Puskesmas ............................Arah kebijakan anggaran pendapatan pada
UPT Puskesmas ...........................adalah sebagai berikut :

a) Perencanaan target pelayanan kesehatan pasien umum, target pelayanan kesehatan


Non Kapitasi, mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun lalu serta potensi-
potensi yang dapat mempengaruhi masing-masing jenis penerimaan. Sedangkan
Target Dana Kapitasi JKN (Lain-Lain PAD yang Sah) berdasarkan jumlah
pemegang kartu dikalikan kapitasi ;
b) Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan retribusi pelayanan
kesehatan, meningkatkan ketaatan pembayar retribusi serta meningkatkan
pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD yang diikuti dengan
peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan, dan kecepatan pelayanan;
c) Pembinaan yang intensif kepada Petugas di Puskesmas, agar dalam pelayanannya
dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan tidak berbelit-belit bagi seluruh subyek
retribusi pelayanan kesehatan;
d) Kerjasama dengan lembaga/institusi lainnya yang akan membantu dan mendukung
kelancaran pemungutan;
e) Mengintensifkan obyek pungutan yang telah ada sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

2 Kebijakan Belanja Daerah

Catatan atas Laporan Keuangan 9


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan


Keuangan Daerah yang telah direvisi dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011,
struktur anggaran belanja pada UPT Puskesmas ...........................adalah sebagai berikut:
a.Belanja Operasi yang terdiri dari :
Belanja pegawai;
Belanja Barang dan Jasa;
b. Belanja Modal yang terdiri dari :
Belanja Peralatan dan Mesin

Arah kebijakan anggaran belanja untuk setiap kelompok belanja adalah sebagai berikut:
1. Belanja Operasi
Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
Pemerintah Daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja Operasi pada
UPT Puskesmas ...........................antara lain meliputi Belanja Pegawai dan Belanja
Barang dan Jasa.
1.1 Belanja Pegawai
Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta
penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil dan uang
representasi dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan
kepala daerah dan wakil kepala daerah serta penghasilan dan penerimaan lainnya
yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dianggarkan
dalam belanja pegawai. Arah kebijakan Belanja Pegawai UPT Puskesmas
...........................pada Tahun Anggaran 2019 adalah penetapan anggaran yang
dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi tahun anggaran 2018
serta melakukan estimasi terhadap kenaikan dan sesuai dengan kebijaksanaan
Pemerintah Daerah Kabupaten. Belanja Tidak Langsung adalah Belanja Pegawai
yang ditargetkan dalam tahun anggaran 2019 sebesar Rp. 7.144.181.106,00 (Tujuh
miliar seratus empat puluh empat juta seratus delapan puluh satu ribu seratus
enam rupiah).

1.2 Belanja Barang dan Jasa


Belanja barang merupakan pengeluaran anggaran untuk pembayaran barang/jasa
habis pakai dan tidak termasuk kriteria aset tetap serta nilai manfaatnya kurang dari
12 (dua belas) bulan. Arah kebijakan Belanja Pegawai pada UPT Puskesmas
...........................tahun 2019 adalah penetapan anggaran belanja yang dilakukan
secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi tahun anggaran 2018 serta
melakukan estimasi terhadap tingkat efektifitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan yang

Catatan atas Laporan Keuangan 10


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

dilakukan. Belanja Barang dan Jasa adalah Belanja Pegawai yang ditargetkan dalam
tahun anggaran 2019 sebesar Rp. 4.134.436.516,00 (Empat milyar serratus tiga
puluh empat juta empat ratus tiga puluh enam ribu lima ratus enam belas rupiah).
2. Belanja Modal
Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap
dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja
modal antara lain meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan
bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, dan
aset tak berwujud. Arah kebijakan Belanja Modal UPT Puskesmas
...........................pada Tahun Anggaran 2019 adalah merencanakan kebutuhan
belanja modal sesuai dengan kebutuhan dan Pemenuhan Sarana dan Prasarana pada
Aplikasi ASPAK pada tahun 2019. Yang ditargetkan sebesar Rp. 200.500.000,00
(Dua ratus juta lima ratus ribu rupiah).

C. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


UPT Puskesmas ...........................sebagai Entitas Akuntansi yang berkewajiban membuat
Laporan Keuangan. Yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan
Operasional (LO). Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Laporan Keuangan UPT Puskesmas ...........................disajikan untuk periode tahun anggaran
2019 dikarenakan UPT Puskesmas ...........................baru terbentuk sebagai Badan Layanan
Umum pada tahun 2019.

D. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN


Pencapaian Kinerja Keuangan UPT Puskesmas ...........................Tahun Anggaran 2019
terdiri dari :
1. Pendapatan
Pendapatan UPT Puskesmas ...........................merupakan Pendapatan Asli Daerah, yang
terdiri dari Pendapatan Retribusi dan Pendapatan Asli Daerah Lainnya (Pendapatan Kapitasi
dan Non Kapitasi) yang di peroleh dalam kurun waktu satu tahun anggaran sebesar Rp.
2.401.571.448.00 atau (97,90%) dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp.
2.453.000.000.00.

Catatan atas Laporan Keuangan 11


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

2. Belanja
Belanja UPT Puskesmas ...........................terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung yang terealisasi dalam kurun waktu satu tahun anggaran sebesar Rp.
10.813.038.716.00 atau (94,20%) dari anggaran yang telah di targetkan sebesar Rp.
11.479.117.622.00.

a. Belanja Tidak Langsung terdiri dari Belanja Gaji dan Tunjangan dan Tambahan
Penghasilan PNS yang terealisasi sebesar Rp. 7.000.634.448.00 atau (97,99%) dari estimasi
anggaran yang telah di targetkan sebesar Rp. 7.144.181.106.00

b. Belanja Langsung yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa dan Belanja
Modal yang terealisasi sebesar Rp Rp. 3.812.404.268.00 atau (87,95%) dari estimasi anggaran
yang telah di targetkan sebesar Rp. 4.334.936.516.00. Berikut adalah tabel penjelasan
Realisasi Pendapatan dan Belanja UPT Puskesmas ...........................Tahun Anggaran 2019.

REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA


UPT PUSKESMAS ...........................TAHUN 2019
Anggaran Realisasi
No Uraian %
Thn 2019 (Rp)
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 2.453.000.000 2.401.571.448 97,90
3 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 2.453.000.000 2.401.571.448 97,90
JUMLAH PENDAPATAN 2.453.000.000 2.401.571.448 97,90
4 BELANJA
5 BELANJA TIDAK LANGSUNG 7.144.181.106 7.000.634.448 97,99
6 Belanja Pegawai 7.144.181.106 7.000.634.448 97,99
7 BELANJA LANGSUNG 4.334.936.516 3.812.404.268 87,95
8 Belanja Pegawai 548.400.000 548.400.000 100,00
9 Belanja Barang dan Jasa 3.586.036.516 3.088.797.268 86,13
10 Belanja Modal 200.500.000 175.207.000 87,39
JUMLAH BELANJA 11.479.117.622 10.813.038.716 94,20
a. Plafon Realisasi Pendapatan
Anggaran thn Realisasi
No Uraian %
2019 (Rp)
1 PENDAPATAN 2.453.000.000 2.401.571.448 97,90
Pendapatan Asli Daerah 2.453.000.000 2.401.571.448 97,90
Pendapatan Jasa Layanan
2.453.000.000 2.401.571.448 97,90
Umum BLUD

Catatan atas Laporan Keuangan 12


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Pendapatan Retribusi 493.970.400 596.217.000 120,70


Pendapatan Kapitasi 1.756.069.200 1.661.375.800 94,61
Pendapatan Non Kapitasi 202.960.400 143.978.648 70,94
Jumlah Pendapatan 2.453.000.000 2.401.571.448 97,90

b. Plafon Realisasi Belanja Tidak Langsung


Anggaran Realisasi
No Uraian Kegiatan %
thn 2019 (Rp)
1 Belanja Tidak Langsung 7.144.181.106 7.000.634.448 97,99
Belanja Pegawai 7.144.181.106 7.000.634.448 97,99
Gaji dan Tunjangan 2.193.521.106 2.159.676.876 98,46
Tambahan Penghasilan
4.950.660.000 4.840.957.572 97,78
PNS
Jumlah 7.144.181.106 7.000.634.448 97,99

c. Plafon Realisasi Belanja Langsung


Anggaran Thn Realisasi
No Program / Kegiatan %
2019 (Rp) Thn 2019 (Rp)
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a Penyediaan jasa surat menyurat 9.000.000 9.000.000 100,00
Penyediaan jasa komunikasi,
b 128.400.000 122.946.688 95,75
sumber daya air dan listrik
Penyediaan jasa kebersihan
c 66.300.000 66.300.000 100,00
kantor
Penyediaan jasa pengamanan
d 108.000.000 108.000.000 100,00
kantor
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pemeliharaan Rutin/Berkala
e 7.000.000 5.668.300 80,98
Peralatan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala
f 20.000.000 18.900.000 94,50
Kendaraan Dinas Operasional
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan Pakaian Khusus Hari-
g 50.000.000 49.175.000 98,35
hari Tertentu
4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Penyusunan laporan capaian
h kinerja dan ikhtisar realisasi 2.850.000 2.850.000 100,00
kinerja SKPD
Penyusunan pelaporan keuangan
i 9.050.000 9.050.000 100,00
akhir tahun
5 Program Peningkatan Perencanaan SKPD
Penyusunan Dokumen
j 17.200.000 17.200.000 100,00
Perencanaan SKPD
6 Program UKP Rujukan
k Belanja BLUD Puskesmas 2.999.019.266 2.498.302.030 83,30
Jaminan Persalinan UPT
l Puskesmas 63.806.250 63.806.250 100,00
...........................(DAK)
7 Program UMK Rujukan
m BOK Puskesmas 854.311.000 841.206.000 98,47
JUMLAH 4.334.936.516 3.812.404.268 87,95

Catatan atas Laporan Keuangan 13


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Berdasarkan data diatas dapat kita lihat bahwa Capaian Kinerja Keuangan berdasarkan Program
dan Kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan
Pendapatan pada tahun 2019 cukup optimal, hal itu dikarenakan bertambahnya jumlah
kunjungan pasien umum maupun pasien peserta JKN dan terbayarkan nya klaim Non
Kapitasi JKN oleh BPJS. Realisasi Pendapatan pada tahun 2019 mencapai 97,90%.
2. Belanja Tidak Langsung
Realisasi Belanja Tidak Langsung mencapai 97,99%, merupakan penyerapan yang cukup
optimal. Kebutuhan Belanja Pegawai ASN selama 14 bulan terpenuhi dengan baik juga
penambahan anggaran untuk CPNS sudah terbayarkan dengan optimal. Dengan menyisakan
Silpa sebesar Rp. 109.702.428.
3. Kegiatan Jasa Surat Menyurat
Realisasi keuangan mencapai 100,00%, Semua kegiatan telah dilaksanakan sepenuhnya
sesuai dengan kebutuhan, adapun realisasi keuangan sudah sangat optimal tanpa menyisakan
silpa.
4. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Realisasi keuangan mencapai 95,75%. Kebutuhan untuk pembayaran Listrik, Telepon dan
Internet sudah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan rutin tiap bulannya dengan
menyisakan silpa sebesar Rp……………..
5. Penyediaan jasa kebersihan kantor
Realisasi keuangan mencapai 100%. Belanja Jasa Tenaga Kebersihan adalah kegiatan
operasional rutin yang tiap bulannya sehingga penyerapan untuk kegiatan ini sangat optimal.
6. Penyediaan jasa pengamanan kantor
Realisasi keuangan mencapai 100%. Belanja Jasa Tenaga Keamanan adalah kegiatan rutin
belanja Puskesmas untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan kepada pasien, staff dan
Aset yang terdapat pada UPT Puskesmas .............................................................

7. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan Gedung kantor


Realisasi keuangan mencapai 80,98%. Kegiatan ini menyisakan silpa sebesar Rp. 1.332.700
yang merupakan efisiensi dari pembelanjaan adapun fisik kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan yang terdapat pada DPA.
8. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas Operasional
Realisasi keuangan mencapai 94,50%. Pemeliharaan Kendaraan roda empat dan roda dua
adalah kegiatan rutin yang di laksanakan pertiga bulan sekali. Kegiatan ini menyisakan silpa
sebesar Rp. 1.100.000,00 hal ini dikarenakan Sistem Pengendalian Internal (SPI) dari
Penanggung Jawab Kendaraan Dinas berjalan dengan baik, dengan adanya pemeliharaan dan

Catatan atas Laporan Keuangan 14


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

pengecekan rutin tiap bulannya menjadikan Kendaraan Dinas terpelihara dengan baik,
sehingga terjadi efisiensi dari pembelanjaan suku cadang (Sparepart).
9. Pengadaan Pakaian Khusus Hari-hari Tertentu
Realisasi keuangan mencapai 98,35%. Pengadaan seragam petugas jaga untuk Rawat Inap
dan Poned telah dilaksanakan dengan optimal, dengan menyisakan silpa sebesar Rp.
825.000,00 yang adalah efisiensi dari pembelanjaan
10. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Realisasi keuangan mencapai 100%. Penyerapan untuk kegiatan ini sudah dilaksanakan
dengan optimal.
11. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
Realisasi keuangan mencapai 100%. Penyerapan untuk kegiatan ini sudah dilaksanakan
dengan optimal.
12. Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD
Realisasi keuangan mencapai 100%. Penyerapan untuk kegiatan ini sudah dilaksanakan
dengan optimal.
13. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
Realisasi Belanja BLUD Mencapai 83,30% dengan menyisakan silpa sebesar Rp.
500.717.236,00. Hal ini dikarenakan …………………………………………….
14. Jaminan Persalinan UPT Puskesmas ...........................
Realisasi keuangan mencapai 100%. Pembayaran untuk jasa petugas pertolongan persalinan
dan juga kader pendamping rujukan sudah terbayarkan secara optimal.
15. BOK Puskesmas
Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) pada Puskesmas ...........................sudah
berjalan dengan optimal dengan realisasi keuangan mencapai 98,47%. Kegiatan ini
menyisakan Silpa sebesar Rp. 11.475.000. hal itu dikarenakan adanya efisiensi dari
pembelanjaan Cetak Pakai Habis.

BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan


Pemerintah Kabupaten Tangerang tahun 2019 adalah sebagai berikut :

1. Basis akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan ini adalah basis akrual
(accrual);

Catatan atas Laporan Keuangan 15


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

2. Dalam basis akrual, pendapatan dan serta belanja pembiayaan LRA dicatat berdasarkan
basis kas sedangkan LaporanOperasional , Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca dicatat
berdasarkan basis akrual.
A. Pendapatan-LRA
1) Pengakuan Pendapatan-LRA
Pendapatan diakui pada saat:
a) Diterima di Rekening Kas Umum Daerah;atau
b) Diterima oleh SKPD; atau
c) Diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD.

2) Pengukuran Pendapatan-LRA
a) Akuntansi Pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
b) Pendapatan-LRA diukur dengan menggunakan nilai nominal kas yang masuk ke kas
daerah dari sumber pendapatan dengan menggunakan asas bruto, yaitu pendapatan dicatat
tanpa dikurangkan/dikompensasikan dengan belanja yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut
c) Dalam hal besaran pengurang terhadap Pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel
terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
d) Pengecualian azas bruto dapat terjadi jika penerimaan kas dari pendapatan tersebut lebih
mencerminkan aktivitas pihak lain dari pada pemerintah daerah atau penerimaan kas
tersebut berasal dari transaksi yang perputarannya cepat, volume transaksi banyak dan
jangka waktunya singkat.

B. Belanja

A. Pengakuan Belanja

a. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.
b. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuanterjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran.

B. Pengukuran belanja

Catatan atas Laporan Keuangan 16


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan diukur berdasarkan nilai
nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen pengeluaran yang sah.

C. Pendapatan-LO

A. Definisi Pendapatan-LO
Pendapatan-LO merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar
kembali.Pendapatan-LO merupakan pendapatan yang menjadi tanggung jawab dan
wewenang entitas pemerintah, baik yang dihasilkan oleh transaksi operasional, non
operasional dan pos luar biasa yang meningkatkan ekuitas entitas pemerintah.Pendapatan-
LO dikelompokkan dari dua sumber, yaitu transaksi pertukaran (exchange transactions) dan
transaksi non-pertukaran (non-exchange transactions)
Pendapatan dari Transaksi Pertukaran adalah manfaat ekonomi yang diterima dari
berbagai transaksi pertukaran seperti penjualan barang atau jasa layanan tertentu, dan
barter.Pendapatan dari transaksi non-pertukaran adalah manfaat ekonomi yang diterima
pemerintah tanpa kewajiban pemerintah menyampaikan prestasi balik atau imbalan balik
kepada pemberi manfaat ekonomi termasuk (namun tidak terbatas pada) pendapatan pajak,
rampasan, hibah, sumbangan, donasi dari entitas di luar entitas akuntansi danentitas
pelaporan, dan hasil alam.
Kebijakan akuntansi pendapatan-LO meliputi kebijakan akuntansi pendapatan-LO
untuk PPKD dan kebijakan akuntansi pendapatan-LO untuk SKPD.Akuntansi Pendapatan-
LO pada PPKD meliputi Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, Lain-Lain
Pendapatan Daerah yang Sah, serta Pendapatan Non Operasional. Akuntansi Pendapatan-LO
pada SKPD meliputi Pendapatan Asli Daerah.
1) Pengakuan Pendapatan-LO
Pendapatan-LO diakui pada saat:
 Timbulnya hak atas pendapatan. Kriteria ini dikenal juga dengan earned.
 Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi baik sudah
diterima pembayaran secara tunai (realized) maupun masih berupa piutang (realizable).

a) Pengakuan Pendapatan-LO pada PPKD

(1) Pendapatan Asli Daerah


Merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
Peraturan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. Pendapatan
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu PAD Melalui Penetapan,
PAD Tanpa Penetapan, dan PAD dari Hasil Eksekusi Jaminan.

Catatan atas Laporan Keuangan 17


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

a. PAD Melalui Penetapan

PAD yang masuk ke dalam kategori ini adalah Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah, Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan,
Pendapatan Denda Pajak, dan Pendapatan Denda Retribusi. Pendapatan-
pendapatan tersebut diakui ketika telah diterbitkan Surat Ketetapan atas
pendapatan terkait.

b. PAD Tanpa Penetapan

PAD yang masuk ke dalam kategori ini antara lain Penerimaan Jasa Giro,
Pendapatan Bunga Deposito, Komisi, Potongan dan Selisih Nilai Tukar Rupiah,
Pendapatan dari Pengembalian, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum, Pendapatan
dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, Pendapatan dari
Angsuran/Cicilan Penjualan, dan Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah.
Pendapatan-pendapatan tersebut diakui ketika pihak terkait telah melakukan
pembayaran langsung ke Rekening Kas Umum Daerah.

c. PAD dari Hasil Eksekusi Jaminan

Pendapatan hasil eksekusi jaminan diakui saat pihak ketiga tidak


menunaikan kewajibannya. Pada saat tersebut, PPKD akan mengeksekusi uang
jaminan yang sebelumnya telah disetorkan, dan mengakuinya sebagai pendapatan.
Pengakuan pendapatan ini dilakukan pada saat dokumen eksekusi yang sah telah
diterbitkan.

(2) Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah


Merupakan kelompok pendapatan lain yang tidak termasuk dalam kategori
pendapatan sebelumnya. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah pada PPKD, antara
lain meliputi Pendapatan Hibah baik dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya,
Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri, maupun Kelompok
Masyarakat/Perorangan. Naskah Perjanjian Hibah yang ditandatangani belum dapat
dijadikan dasar pengakuan pendapatan LO mengingat adanya proses dan persyaratan
untuk realisasi pendapatan hibah tersebut.

(3) Pendapatan Non Operasional


Pendapatan Non Operasional mencakup antara lain Surplus Penjualan Aset
Nonlancar, Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang, Surplus dari Kegiatan
Non Operasional Lainnya. Pendapatan Non Operasional diakui ketika dokumen
sumber berupa Berita Acara kegiatan (misal: Berita Acara Penjualan untuk mengakui
Surplus Penjualan Aset Nonlancar) telah diterima.

b) Pengakuan Pendapatan-LO pada SKPD

Catatan atas Laporan Keuangan 18


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Pendapatan Daerah pada SKPD hanya sebagian dari Pendapatan Asli Daerah yaitu
pendapatan pajak daerah dalam hal instansi pungutan pajak terpisah dari BUD, pendapatan
retribusi dan sebagian dari lain-lain PAD yang sah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. Alternatif
pengakuan pendapatan tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
(1) Alternatif satu (1) yaitu kelompok pendapatan pajak yang didahului oleh penerbitan
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP Daerah) untuk kemudian dilakukan pembayaran
oleh wajib pajak yang bersangkutan. Pendapatan Pajak ini diakui ketika telah
diterbitkan penetapan berupa Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan terkait.
(2) Alternatif dua (2) yaitu kelompok pendapatan pajak yang didahului dengan
penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment) dan dilanjutkan dengan
pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan perhitungan tersebut. Selanjutnya, dilakukan
pemeriksaan terhadap nilai pajak yang dibayar apakah sudah sesuai, kurang atau lebih
bayar untuk kemudian dilakukan penetapan. Pendapatan Pajak ini diakui ketika telah
diterbitkan penetapan berupa Surat Ketetapan (SK) atas pendapatan terkait.
(3) Alternatif Tiga (3) yaitu kelompok pendapatan retribusi yang pembayarannya diterima
untuk memenuhi kewajiban dalam periode tahun berjalan. Pendapatan retribusi ini
diakui ketika pembayaran telah diterima.
2) Pengukuran Pendapatan-LO
a) Pendapatan-LO operasional non pertukaran, diukur sebesar aset yang diperoleh dari
transaksi non pertukaran yang pada saat perolehan tersebut diukur dengan nilai wajar
b) Pendapatan-LO dari transaksi pertukaran diukur dengan menggunakan harga
sebenarnya (actual price) yang diterima ataupun menjadi tagihan sesuai dengan
perjanjian yang telah membentuk harga. Pendapatan-LO dari transaksi pertukaran harus
diakui pada saat barang atau jasa diserahkan kepada masyarakat ataupun entitas
pemerintah lainnya dengan harga tertentu yang dapat diukur secara andal.

D. Beban

1) Pengakuan Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadi konsumsi aset, atau terjadinya
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Saat timbulnya kewajiban adalah saat
terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas
umum daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar
pemerintah. Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas
kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas
dalam kegiatan operasional pemerintah. Sedangkan penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa terjadi pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset

Catatan atas Laporan Keuangan 19


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa


adalah penyusutan atau amortisasi.

a) Pengakuan Beban pada PPKD


(1) Beban Bunga
Beban Bunga merupakan alokasi pengeluaran pemerintah daerah untuk
pembayaran bunga (interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang
(principal outstanding) termasuk beban pembayaran biaya-biaya yang terkait dengan
pinjaman dan hibah yang diterima pemerintah daerah seperti biaya commitment fee dan
biaya denda.

Beban Bunga meliputi Beban Bunga Pinjaman dan Beban Bunga Obligasi. Beban
bunga diakui saat bunga tersebut jatuh tempo untuk dibayarkan. Untuk keperluan
pelaporan keuangan, nilai beban bunga diakui sampai dengan tanggal pelaporan
walaupun saat jatuh tempo melewati tanggal pelaporan.

(2) Beban Subsidi


Beban Subsidi merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan
pemerintah daerah kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa
yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat.Beban subsidi diakui pada saat
kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan subsidi telah timbul

(3) Beban Hibah


Beban Hibah merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang, barang, atau jasa
kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan
organisasi kemasyarakatan, yang bersifat tidak wajib dan tidak mengikat.

Pengakuan beban hibah sesuai NPHD dilakukan bersamaan dengan penyaluran


belanja hibah, mengingat kepastian beban tersebut belum dapat ditentukan berdasarkan
NPHD karena harus dilakukan verifikasi atas persyaratan penyaluran hibah.

(4) Beban Bantuan Sosial


Beban Bantuan Sosial merupakan beban pemerintah daerah dalam bentuk uang
atau barang yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat
yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi
dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

Pengakuan beban bantuan sosial dilakukan bersamaan dengan penyaluran belanja


bantuan sosial, mengingat kepastian beban tersebut belum dapat ditentukan sebelum
dilakukan verifikasi atas persyaratan penyaluran bantuan sosial.

(5) Beban Penyisihan Piutang

Catatan atas Laporan Keuangan 20


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Beban Penyisihan Piutang merupakan cadangan yang harus dibentuk sebesar


persentase tertentu dari akun piutang terkait ketertagihan piutang. Beban Penyisihan
Piutang diakui saat akhir tahun.

(6) Beban Transfer


Beban Transfer merupakan beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari pemerintah daerah kepada entitas pelaporan lain yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Beban transfer diakui saat diterbitkan
SP2D atau pada saat timbulnya kewajiban pemerintah daerah (jika terdapat dokumen
yang memadai). Dalam hal pada akhir Tahun Anggaran terdapat pendapatan yang harus
dibagihasilkan tetapi belum disalurkan dan sudah diketahui daerah yang berhak
menerima, maka nilai tersebut dapat diakui sebagai beban.

b) Pengakuan Beban Pada SKPD


(1) Beban Pegawai
Beban pegawai merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang
atau barang, yang harus dibayarkan kepada pejabat negara, pegawai negeri sipil, dan
pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah daerah yang belum berstatus PNS sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan
dengan pembentukan modal.

Pembayaran atas beban pegawai dapat dilakukan melalui mekanisme UP/GU/TU


seperti honorarium non PNS, atau melalui mekanisme LS seperti beban gaji dan
tunjangan.

Beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS, beban pegawai


diakui saat diterbitkan SP2D atau pada saat timbulnya kewajiban pemerintah
daerah(jika terdapat dokumen yang memadai).

Beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme UP/GU/TU, beban


pegawai diakui ketika bukti pembayaran beban (misal: bukti pembayaran honor) telah
disahkan pengguna anggaran.

(2) Beban Barang


Beban Barang merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban akibat transaksi pengadaan barang dan jasa yang habis pakai,
perjalanan dinas, pemeliharaan termasuk pembayaran honorarium kegiatan kepada non
pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan tertentu terkait dengan suatu prestasi.
Beban barang diakui ketika bukti penerimaan barang atau Berita Acara Serah Terima
ditandatangani. Dalam hal pada akhir tahun masih terdapat barang persediaan yang
belum terpakai, maka dicatat sebagai pengurang beban.

Catatan atas Laporan Keuangan 21


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

2) Pengukuran Beban
a) Beban dari transaksi nonpertukaran diukur sebesar aset yang digunakan atau
dikeluarkan yang pada saat perolehan tersebut diukur dengan nilai wajar.
b) Beban dari transaksi pertukaran diukur dengan menggunakan harga sebenarnya (actual
price) yang dibayarkan ataupun yang menjadi tagihan sesuai dengan perjanjian yang
telah membentuk harga.

E. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah
daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dimana manfaat ekonomi/sosial di masa
depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah daerah maupun masyarakat, serta
dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah dan budaya. Tidak termasuk dalam pengertian sumber daya ekonomis
adalah sumber daya alam seperti hutan, sungai, danau/rawa, kekayaan dasar laut, kandungan
pertambangan, dan harta peninggalan sejarah seperti candi.

F. Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah
dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset diakui pada saat
diterima atau kepemilikannya dan atau kepenguasaannya berpindah. Aset diklasifikasikan
menjadi aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.

1. Aset Lancar
Pengertian
Aset lancar adalah aset berupa kas dan setara kas, dan/atau aset selain kas yang
diharapkan untuk direalisasikan menjadi kas, dimiliki untuk dijual atau dipakai habis dalam
waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Klasifikasi
Berdasarkan definisi tersebut, maka aset lancar diklasifikasikan menjadi beberapa rekening
pokok, yaitu:
a. Kas dan setara kas,
b. Investasi jangka pendek,
c. Piutang,
d. Persediaan.
a. Kas dan Setara Kas
Pengertian

Catatan atas Laporan Keuangan 22


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah, yang meliputi:
 Kas di Kas Daerah
Kas di Kas Daerah adalah saldo rekening kas daerah yang terdapat di rekening bank
yang tidak dibatasi penggunaannya.
 Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank
maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara penerimaan
yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan dari bendahara
penerimaan yang bersangkutan.
 Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah alat-alat pembayaran berupa uang tunai yang ada
dalam brankas Bendahara baik berupa uang kertas, uang logam, setoran dari pihak
ketiga berupa cek, dana yang belum dipertanggungjawabkan sampai dengan tanggal
laporan keuangan.
 Kas di BLUD
Kas di BLUD mencakup seluruh saldo kas di bendahara penerimaan, bendahara
pengeluaran, termasuk setara kas dan saldo rekening di bank.
 Kas FKTP
Kas di FKTP mencakup seluruh saldo kas di bendahara penerimaan, bendahara
pengeluaran, termasuk setara kas dan saldo rekening di bank.
 Kas di Bendahara Dana BOS
Kas di Bendahara Dana BOS mencakup seluruh saldo kas di bendahara BOS, termasuk
saldo rekening di bank.
Setara Kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan
menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas pemerintah
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan lainnya.Untuk
memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka pendek harus segera dapat diubah
menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada risiko perubahan nilai yang
signifikan.Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas apabila investasi dimaksud
mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Pengakuan
Transaksi atas rekening kas dan setara kas diakui pada saat terjadinya transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu berupa:
 Penerimaan uang tunai, cek, atau giro bilyet,
 Penerbitan SP2D/SP2B
 Diterimanya nota debit/nota kredit dari bank atas mutasi yang terjadi pada rekening bank,

Catatan atas Laporan Keuangan 23


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

 Pembayaran/penyetoran berupa uang tunai, cek, giro bilyet,


 Pencairan dan penempatan deposito.
Pengukuran dan Penyajian
Besarnya saldo kas dan setara kas ditetapkan sebagai berikut:
 Saldo kas di Bendahara diukur menurut nilai nominalnya;
 Saldo kas di Kas Daerah diukur sebesar saldo rekening giro/rekening kas daerah di bank
setelah dilakukan rekonsiliasi antara saldo menurut rekening koran dengan saldo
menurut buku besar;
 Setoran dari pihak ketiga berupa cek/giro yang belum disetorkan ke kas daerah/bank
sampai tanggal neraca, tidak diperhitungkan sebagai saldo kas di kas daerah/bank, tetapi
sebagai saldo kas di Bendahara.
Kas disajikan dalam Neraca pada urutan pertama kelompok Aset Lancar. Kas dalam valuta
asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal
neraca awal.
b. Investasi Jangka Pendek
Pengertian
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dilakukan oleh Pemerintah daerah
yang ditujukan dalam rangka manajemen kas dengan karakteristik dapat segera
diperjualbelikan/dicairkan serta dimiliki dalam jangka waktu 3 bulan sampai dengan 12
bulan terhitung mulai tanggal pelaporan. Klasifikasi investasi jangka pendek diantaranya
meliputi:
 Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits),
 Pembelian Surat Utang Negara (SUN)/Surat Berharga Negara (SBN) dan pembelian
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Berdasarkan pengertian investasi jangka pendek, yang tidak dapat diklasifikasikan
investasi jangka pendek adalah:
 Surat berharga yang dibeli pemerintah daerah dalam rangka mengendalikan suatu
badan usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk mengubah kepemilikan modal
saham pada suatu badan usaha.
 Surat berharga yang dibeli pemerintah daerah untuk tujuan menjaga hubungan
kelembagaan yang baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat berharga yang
dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri untuk
menunjukkan partisipasi pemerintah.
 Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan
kas jangka pendek.
Pengakuan

Catatan atas Laporan Keuangan 24


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Investasi jangka pendek dicatat pada saat terjadinya penyerahan kas dari kas daerah
kepada lembaga keuangan atau pihak lainnya sebagai penyertaan atau penyaluran dana.
Pengukuran dan Penyajian
Investasi jangka pendek dicatat berdasarkan harga perolehannya termasuk biaya
tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi
tersebut.
Investasi jangka pendek dinilai sebesar nilai perolehannya/nominalnya. Investasi
Jangka Pendek disajikan di laporan Neraca dalam kelompok aset lancar.
c. Piutang
Pengertian
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah daerah dan/atau
hak Pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau
akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya yang sah.
Klasifikasi
Piutang dilihat dari sisi peristiwa yang menyebabkan timbulnya piutang dibagi atas:
a. Pungutan
Piutang yang timbul dari peristiwa pungutan, terdiri atas:
1. Piutang Pajak Daerah;
2. Piutang Retribusi;
3. Piutang Pendapatan Asli Daerah Lainnya.
b. Perikatan
Piutang yang timbul dari peristiwa perikatan, terdiri atas:
1. Pemberian Pinjaman;
2. Penjualan;
3. Kemitraan;
4. Pemberian fasilitas.
c. Transfer antar Pemerintahan
Piutang yang timbul dari peristiwa transfer antar pemerintahan, terdiri atas:
1. Piutang Dana Bagi Hasil;
2. Piutang Dana Alokasi Umum;
3. Piutang Dana Alokasi Khusus;
4. Piutang Dana Otonomi Khusus;
5. Piutang Transfer Lainnya;
6. Piutang Bagi Hasil dari Provinsi;
7. Piutang Transfer Antar Daerah;
8. Piutang Kelebihan Transfer.

Catatan atas Laporan Keuangan 25


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

d. Tuntutan Ganti Kerugian Daerah


Piutang yang timbul dari peristiwa tuntutan ganti kerugian daerah, terdiri atas:
1. Piutang yang timbul akibat Tuntutan Ganti Kerugian Daerah terhadap Pegawai
Negeri Bukan Bendahara;
2. Piutang yang timbul akibat Tuntutan Ganti Kerugian Daerah terhadap Bendahara.
Berdasarkan Bagan Akun Standar, piutang dapat diklasifikasikan sebagai:
a. Piutang Pendapatan, yang terdiri dari:
 Piutang Pajak
 Piutang Retribusi
 Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
 Piutang Lain-lain PAD yang Sah
 Piutang Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan
 Piutang Transfer Pemerintah Lainnya
 Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
 Piutang Pendapatan Lainnya
b. Piutang Lain-lain
 Bagian Lancar Tagihan Jangka Panjang
 Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Jangka Panjang kepada Entitas Lainnya
 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
 Piutang Lain-lainnya
Pengakuan
Piutang diakui saat timbul klaim/hak untuk menagih uang atau manfaat ekonomi
lainnya kepada entitas lain. Piutang dapat diakui ketika:
1. Diterbitkan surat ketetapan/dokumen yang sah; atau
2. Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; atau
3. Telah diterima hasil verifikasi atas pengajuan penagihan/klaim dari pihak terkait;
atau
4. Belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.

Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan hak tagih, yaitu peristiwa yang timbul dari
pemberian pinjaman, penjualan, kemitraan, dan pemberian fasilitas/jasa, diakui sebagai
piutang dan dicatat sebagai aset di neraca, apabila memenuhi kriteria:

1. harus didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban
secara jelas;
2. jumlah piutang dapat diukur;
3. telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan; dan
4. belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.

Catatan atas Laporan Keuangan 26


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Piutang Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak dan Sumber Daya Alam dihitung berdasarkan
realisasi penerimaan pajak dan penerimaan hasil sumber daya alam yang menjadi hak
daerah yang belum ditransfer. Nilai definitif jumlah yang menjadi hak daerah pada
umumnya ditetapkan menjelang berakhirnya suatu tahun anggaran. Apabila alokasi
definitif menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan telah ditetapkan, tetapi masih ada
hak daerah yang belum dibayarkan sampai dengan akhir tahun anggaran dan Pemerintah
Pusat mengakuinya serta menerbitkan suatu dokumen yang sah untuk itu, maka jumlah
tersebut dicatat sebagai piutang DBH oleh pemerintah daerah.

Piutang Dana Alokasi Umum (DAU) diakui apabila akhir tahun anggaran masih ada
jumlah yang belum ditransfer, yaitu merupakan perbedaaan antara total alokasi DAU
menurut Peraturan Presiden dengan realisasi pembayarannya dalam satu tahun anggaran.
Perbedaan tersebut dapat dicatat sebagai hak tagih atau piutang oleh Pemerintah Daerah
yang bersangkutan, apabila Pemerintah Pusat mengakuinya serta menerbitkan suatu
dokumen yang sah untuk itu.

Piutang Dana Alokasi Khusus (DAK) diakui pada saat Pemerintah Daerah telah
mengirim klaim pembayaran yang telah diverifikasi oleh Pemerintah Pusat dan telah
ditetapkan jumlah difinitifnya, tetapi Pemerintah Pusat belum melakukan pembayaran
dan Pemerintah Pusat mengakuinya serta menerbitkan suatu dokumen yang sah untuk itu.
Jumlah piutang yang diakui oleh Pemerintah Daerah adalah sebesar jumlah klaim yang
belum ditransfer oleh Pemerintah Pusat.

Piutang Dana Otonomi Khusus (Otsus) atau hak untuk menagih diakui pada saat
pemerintah daerah telah mengirim klaim pembayaran kepada Pemerintah Pusat yang
belum melakukan pembayaran.

Piutang transfer lainnya diakui apabila:

1. Dalam hal penyaluran tidak memerlukan persyaratan, apabila sampai dengan akhir
tahun Pemerintah Pusat belum menyalurkan seluruh pembayarannya, sisa yang
belum ditransfer akan menjadi hak tagih atau piutang bagi daerah penerima;
2. Dalam hal pencairan dana diperlukan persyaratan, misalnya tingkat penyelesaian
pekerjaan tertentu, maka timbulnya hak tagih pada saat persyaratan sudah dipenuhi,
tetapi belum dilaksanakan pembayarannya oleh Pemerintah Pusat.
Piutang Bagi Hasil dari Provinsi dihitung berdasarkan hasil realisasi pajak dan hasil
sumber daya alam yang menjadi bagian daerah yang belum dibayar.Nilai definitif jumlah
yang menjadi bagian kabupaten/kota pada umumnya ditetapkan menjelang berakhirnya
tahun anggaran.Secara normal tidak terjadi piutang apabila seluruh hak bagi hasil telah
ditransfer. Apabila alokasi definitif telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur
atau telah dilakukan rekonsiliasi, tetapi masih ada hak daerah yang belum dibayar sampai

Catatan atas Laporan Keuangan 27


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

dengan akhir tahun anggaran dan Pemerintah Provinsi mengakuinya serta menerbitkan
suatu dokumen yang sah untuk itu, maka jumlah yang belum dibayar tersebut dicatat
sebagai hak untuk menagih (piutang) bagi Pemerintah Daerah.

Transfer antar daerah dapat terjadi jika terdapat perjanjian antar daerah atau
peraturan/ketentuan yang mengakibatkan adanya transfer antar daerah. Piutang transfer
antar daerah dihitung berdasarkan hasil realisasi pendapatan yang bersangkutan yang
menjadi hak/bagian daerah penerima yang belum dibayar. Apabila jumlah/nilai definitif
menurut Surat Keputusan Kepala Daerah yang menjadi hak daerah penerima belum
dibayar sampai dengan akhir periode laporan, maka jumlah yang belum dibayar tersebut
dapat diakui sebagai hak tagih bagi pemerintah daerah penerima yang bersangkutan.

Piutang kelebihan transfer terjadi apabila dalam suatu tahun anggaran ada kelebihan
transfer. Apabila suatu entitas mengalami kelebihan transfer, maka entitas tersebut wajib
mengembalikan kelebihan transfer yang telah diterimanya.

Sesuai dengan arah transfer, pihak yang mentransfer mempunyai kewenangan untuk
memaksakan dalam menagih kelebihan transfer.Jika tidak/belum dibayar, pihak yang
mentransfer dapat memperhitungkan kelebihan dimaksud dengan hak transfer periode
berikutnya.

Peristiwa yang menimbulkan hak tagih berkaitan dengan TP/TGR, harus didukung
dengan bukti SK Pembebanan/SKP2K/SKTJM/dokumen yang dipersamakan, yang
menunjukkan bahwa penyelesaian atas TP/TGR dilakukan dengan cara damai (di luar
pengadilan). SK Pembebanan/SKP2K/SKTJM/dokumen yang dipersamakan merupakan
surat keterangan tentang pengakuan bahwa kerugian tersebut menjadi tanggung jawab
seseorang dan bersedia mengganti kerugian tersebut. Apabila penyelesaian TP/TGR
tersebut dilaksanakan melalui jalur pengadilan, pengakuan piutang baru dilakukan
setelah ada surat ketetapan yang telah diterbitkan oleh instansi yang berwenang.
Pengukuran dan Penyajian
Pengukuran piutang pendapatan adalah sebagai berikut:
1. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari
setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang
diterbitkan; atau
2. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari
setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk Wajib
Pajak (WP) yang mengajukan banding; atau
3. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari
setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum ditetapkan oleh
majelis tuntutan ganti rugi; atau

Catatan atas Laporan Keuangan 28


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

4. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari
setiap tagihan, khusus untuk tagihan kepada pihak penjamin sesuai dengan hasil
verifikasi atas pengajuan penagihan/klaim.

Piutang pendapatan diakui setelah diterbitkan surat tagihan dan dicatat sebesar nilai
nominal yang tercantum dalam tagihan. Khusus untuk piutang kepada pihak penjamin
dicatat sebesar hasil verifikasi atas pengajuan penagihan/klaim. Secara umum unsur
utama piutang karena ketentuan perundang-undangan ini adalah potensi pendapatan.
Artinya piutang ini terjadi karena pendapatan yang belum disetor ke kas daerah oleh
wajib setor. Oleh karena setiap tagihan oleh pemerintah wajib ada keputusan, maka
jumlah piutang yang menjadi hak pemerintah daerah sebesar nilai yang tercantum dalam
keputusan atas penagihan yang bersangkutan.

Pengukuran atas peristiwa-peristiwa yang menimbulkan piutang yang berasal dari


perikatan, adalah sebagai berikut:
1. Pemberian pinjaman
Piutang pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yang dikeluarkan dari kas daerah
dan/atau apabila berupa barang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar pada tanggal
pelaporan atas barang/jasa tersebut.

Apabila dalam naskah perjanjian pinjaman diatur mengenai kewajiban bunga, denda,
commitment fee dan atau biaya-biaya pinjaman lainnya, maka pada akhir periode
pelaporan harus diakui adanya bunga, denda, commitment fee dan/atau biaya lainnya
pada periode berjalan yang terutang (belum dibayar) pada akhir periode pelaporan.
2. Penjualan
Piutang dari penjualan diakui sebesar nilai sesuai naskah perjanjian penjualan yang
terutang (belum dibayar) pada akhir periode pelaporan. Apabila dalam perjanjian
dipersyaratkan adanya potongan pembayaran, maka nilai piutang harus dicatat
sebesar nilai bersihnya.
3. Kemitraan
Piutang yang timbul diakui berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan
dalam naskah perjanjian kemitraan.
4. Pemberian fasilitas/jasa
Piutang yang timbul diakui berdasarkan fasilitas atau jasa yang telah diberikan oleh
pemerintah pada akhir periode pelaporan, dikurangi dengan pembayaran atau uang
muka yang telah diterima.
Pengukuran piutang transfer adalah sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan 29


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

1. Dana Bagi Hasil disajikan sebesar nilai yang belum diterima sampai dengan tanggal
pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan transfer yang
berlaku;
2. Dana Alokasi Umum sebesar jumlah yang belum diterima, dalam hal terdapat
kekurangan transfer DAU dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah;
3. Dana Alokasi Khusus, disajikan sebesar klaim yang telah diverifikasi dan disetujui
oleh Pemerintah Pusat.
Pengukuran piutang ganti rugi berdasarkan pengakuan yang dikemukakan diatas,
dilakukan sebagai berikut:

1. Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan
dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan ke depan berdasarkan surat
ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan;
2. Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di atas 12 bulan
berikutnya.
Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement) Terhadap Pengakuan Awal

Piutang disajikan berdasarkan nilai nominal tagihan yang belum dilunasi tersebut
dikurangi penyisihan kerugian piutang tidak tertagih. Apabila terjadi kondisi yang
memungkinkan penghapusan piutang maka masing-masing jenis piutang disajikan
setelah dikurangi piutang yang dihapuskan.

d. Persediaan
Pengertian
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies)
yang diperoleh dan dimiliki dengan maksud untuk digunakan dalam mendukung kegiatan
operasional pemerintah daerah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual atau
digunakan dalam proses produksi dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Klasifikasi
Persediaan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis meliputi:
a. Barang atau perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah daerah, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis kantor;
barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai
seperti komponen bekas.

b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi,
misalnya bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, bahan baku pembuatan benih.

Catatan atas Laporan Keuangan 30


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat, misalnya adalah alat-alat pertanian setengah jadi, benih yang
belum cukup umur.

d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan, misalnya adalah hewan dan bibit tanaman, untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
Persediaan dapat berupa:
 Barang konsumsi;
 Amunisi;
 Bahan untuk pemeliharaan;
 Suku cadang;
 Persediaan untuk tujuan cadangan strategis/berjaga-jaga;
 Perangko, materai, dan leges;
 Bahan baku;
 Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
 Peralatan dan mesin untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
 Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
Pengakuan
Persediaan diakui:
- Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal,
- pada saat diterima atau diserahterimakan hak kepemilikannya dan atau pada saat
penguasaannya berpindah.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.
Saldo akhir persediaan adalah sisa barang persediaan pada suatu entitas akuntansi
yang belum digunakan dan masih tersimpan di gudang/tempat penyimpanan di entitas
akuntansi pada akhir periode pelaporan. Khusus untuk persediaan obat-obatan dan alat
kesehatan, saldo akhir persediaan dihitung sampai dengan tempat penyimpanan di unit
kerja terkecil (belum digunakan).
Pengukuran dan Penyajian
Pemerintah Kabupaten Tangerang menerapkan metode pencatatan persediaan
dengan sistem periodic perpetual.
Persediaan diukur dengan berbagai cara yang berbeda yaitu:
 Untuk persediaan yang diperoleh dengan pembelian diukur dengan biaya pembelian
(nilai perolehan) terakhir yaitu meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada

Catatan atas Laporan Keuangan 31


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

perolehan persediaan setelah dikurangi potongan harga, rabat, dan lainnya yang
serupa.
Dalam metode ini, pengukuran persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik
pada akhir periode pelaporan, yaitu menghitung jumlah unit persediaan dengan cara
saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan persediaan dikurangi
dengan pemakaian persediaan dikalikan nilai per unit berdasarkan harga pembelian
terakhir.
 Untuk persediaan yang diperoleh dengan memproduksi sendiri diukur dengan biaya
standar yaitu meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi
dan biaya overhead yang dialokasikan secara sistematis yang terjadi dalam proses
konversi bahan menjadi persediaan.
 Untuk persediaan yang diperoleh dari cara lainnya yaitu dari donasi atau rampasan
akan diukur dengan nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya yang meliputi nilai
tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan
melakukan transaksi wajar.
 Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar di bawah perkiraan bagian lancar
pinjaman kepada pihak ketiga. Persediaan disajikan sesuai dengan klasifikasinya
secara lebih rinci.
Beban Persediaan
Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods).
Penghitungan beban persediaan dilakukan dalam rangka penyajian Laporan Operasional.
Pencatatan persediaan dilakukan dengan menggunakan metode periodik dengan
pendekatan pengakuan beban. Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan
akan langsung dicatat sebagai beban dan pada akhir periode pelaporan akan disesuaikan
dengan hasil inventarisasi fisik persediaan dengan metode penilaian harga pembelian
terakhir.
Terhadap barang persediaan yang telah usang/rusak/kadaluwarsa dan tidak dapat
digunakan kembali dalam operasional entitas, tidak dilaporkan sebagai persediaan dalam
Neraca namun harus dituangkan dalam berita acara barang persediaan
usang/rusak/kadaluwarsa dan dicatat sebagai beban dalam Laporan Operasional sebesar
harga perolehan/harga standar/harga wajar/estimasi serta diungkapkan dalam CaLK.

2. Aset Non Lancar


Pengertian
Aset Non Lancar adalah Aset yang bersifat jangka panjang (umumnya lebih dari
12 bulan) dan Aset tak berwujud yang digunakan secara langsung atau tidak langsung
untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum.

Catatan atas Laporan Keuangan 32


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Klasifikasi
Secara garis besar, Aset non lancar dibedakan menjadi:
a. Investasi Jangka Panjang,
b. Aset Tetap,
c. Dana Cadangan, dan
d. Aset Lainnya.
a. Investasi Jangka Panjang
Pengertian
Investasi jangka panjang adalah penyertaan modal atau pemberian pinjaman
kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan maksud untuk memperoleh manfaat
ekonomi dalam jangka waktu lebih dari dua belas (12) bulan atau lebih dari satu
periode akuntansi.
Klasifikasi
Klasifikasi investasi jangka panjang terdiri dari:
1. Investasi permanen, yaitu investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara berkelanjutan, antara lain dapat berupa:
- penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan daerah, badan
internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik daerah;
- investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk
menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
2. Investasi non permanen, yaitu investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara tidak berkelanjutan, antara lain dapat berupa:
- pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah;
- penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada
pihak ketiga;
- dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti
bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat melalui
BLUD UPDB/Unit Pengelola Teknis Unit Pengelola Dana Bergulir (UPT
UPDB);
- investasi non permanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk
dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang
dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.
Pengakuan
Investasi jangka panjang dicatat pada saat terjadinya penyerahan kas dari kas
daerah kepada pihak ketiga (BUMN/D/lembaga keuangan/pihak lain) sebagai
penyertaan atau penyaluran pinjaman kepada pihak tersebut. Penyertaan pada pihak

Catatan atas Laporan Keuangan 33


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

lain akan dicatat/dibukukan sebagai penyertaan modal pemerintah, sedangkan


penyaluran pinjaman akan dicatat sebagai pinjaman kepada pihak ketiga.
Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi
kriteria:
(a) kemungkinan manfaat ekonomis dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa
yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah.
(b) nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai.
Pengukuran dan Penyajian
Investasi jangka panjang dicatat berdasarkan harga perolehannya termasuk biaya
tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi
tersebut. Investasi jangka panjang yang diukur dengan valuta asing harus
dikonversi/dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan
nilai tukar (kurs) tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal kepemilikan.
Investasi jangka panjang dinilai sebesar nilai perolehannya/nominalnya. Investasi
jangka panjang yang diukur dengan valuta asing pada tanggal laporan keuangan
harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai
tukar (kurs) tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal neraca. Investasi
jangka panjang disajikan di laporan neraca dalam kelompok aset non lancar.
Metode Penilaian Investasi
Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu:
a) Metode biaya;
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya
perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagianhasil yang
diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi padabadan usaha/badan
hukum yang terkait.
b) Metode ekuitas;
Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah mencatat investasiawal
sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesarbagian laba atau rugi
pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba Pemerintah daerah berupa
dividen, kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima pemerintah,akan
mengurangi nilai investasi pemerintah. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga
diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya
adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset
tetap.
Jika nilai akumulasi kerugian lebih besar daripada penyertaan modal
Pemerintah daerah, maka nilai investasi Pemerintah daerah pada BUMD tersebut
disajikan dengan nilai Rp 0 (nol).

Catatan atas Laporan Keuangan 34


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;


Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutamauntuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat. Penggunaan
metode penilaian investasi didasarkan padakriteria sebagai berikut:
a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;
b) Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metodeekuitas;
c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
d) Kepemilikan bersifat non permanen menggunakan metode nilai bersihyang
direalisasikan.
Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya persentase kepemilikan saham
bukan merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode penilaian
investasi, tetapi yang lebih menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree of
influence) atau pengendalian terhadap perusahaan investee. Ciri-ciri adanya
pengaruh atau pengendalian pada perusahaan investee, antara lain:
a) Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;
b) Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi;
c) Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan
investee;
d) Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan
dewan direksi.
Pengakuan Hasil Investasi
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa
bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash dividend), diakui pada saat
diperoleh dan dicatat sebagai pendapatan.
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal
pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian
laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan
hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Dividen dalam bentuk
saham yang diterima akan menambah nilai investasi pemerintah.
b. Aset Tetap
Definisi
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu

Catatan atas Laporan Keuangan 35


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi
dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

Umum
Aset tetap sering merupakan suatu bagian utama aset pemerintah, dan
karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset tetap
pemerintah adalah:
 Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas
lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor;
 Hak atas tanah.
Tidak termasuk dalam definisi aset tetap adalah aset yang dikuasai untuk
dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti bahan (materials) dan perlengkapan
(supplies).
Klasifikasi Aset Tetap
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya
dalam aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang
digunakan:
(a) Tanah;
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai.
(b) Peralatan dan Mesin;
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam
kondisi siap pakai.
(c) Gedung dan Bangunan;
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai.
Berdasarkan tingkat permanensi, Gedung dan Bangunan dikelompokkan
kedalam:
- Gedung dan Bangunan Permanen, adalah bangunan yang ditinjau dari segi
konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 tahun
- Gedung dan Bangunan Non Permanen, adalah bangunan yang ditinjau dari
segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan dibawah 15 tahun

Catatan atas Laporan Keuangan 36


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

(d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;


Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
Aset tetap berupa Jalan dikelompokkan kedalam:
- Jalan Kabupaten adalah ruas jalan yang telah ditetapkan sebagai jalan
kabupaten dengan Keputusan Bupati.
- Jalan Desa adalah ruas jalan yang menghubungkan antar desa yang lebar
jalannya lebih dari 3 meter
- Jalan Lingkungan adalah ruas jalan didalam lingkungan desa yang lebarnya
kurang dari 3 meter.
(e) Aset Tetap Lainnya; dan
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
(f) Konstruksi dalam Pengerjaan.
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah
tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai
dengan nilai tercatatnya.
Pengakuan Aset Tetap
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi
kriteria:
(a) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
(c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas, dan dialihkan
kepada pihak ketiga;
(d) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan; serta
(e) Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian
barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah
ditetapkan.
Dalam menentukan apakah suatu pos mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat
diberikan oleh pos tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan
operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau

Catatan atas Laporan Keuangan 37


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

penghematan belanja bagi pemerintah. Manfaat ekonomi masa yang akan datang
akan mengalir ke suatu entitas dapat dipastikan bila entitas tersebut akan menerima
manfaat dan menerima risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika
manfaat dan risiko telah diterima entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi,
perolehan aset tidak dapat diakui.
Pengukuran dapat dipertimbangkan andal biasanya dipenuhi bila terdapat
transaksi pertukaran dengan bukti pembelian aset tetap yang mengidentifikasikan
biayanya. Dalam keadaan suatu aset yang dikonstruksi/dibangun sendiri, suatu
pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya dapat diperoleh dari transaksi pihak
eksternal dengan entitas tersebut untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan
biaya lain yang digunakan dalam proses konstruksi.
Saat pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa
telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum,
misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila
perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti secara hukum dikarenakan
masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah
yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya
di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat
bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah, misalnya telah
terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik
sebelumnya.
Batasan nilai minimal biaya perolehan yang dapat diakui sebagai aset tetap:
1. Untuk perolehan awal aset tetap memenuhi kriteria:
a) Gedung dan Bangunan dengan nilai lebih dari Rp50.000.000,00 per unit.
b) Peralatan dan Mesin dengan nilai lebih dari Rp1.000.000,00 per unit.
c) Tanaman dan hewan dengan nilai lebih dari Rp1.000.000,00 per unit dengan
kriteria berupa tanaman yang berjenis tanaman keras, ditanam di area gedung
kantor dan/atau untuk percontohan/ pengembangbiakan dan hewan untuk
percontohan/ pengembangbiakan.
d) Buku dengan nilai lebih dari Rp40.000,00 per unit.
e) Tanah, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, dan Aset Tetap Lainnya (selain buku,
tanaman, dan hewan), tidak ada batasan nilai satuan minimum kapitalisasi,
sehingga berapa pun nilai perolehannya harus dikapitalisasi.
Biaya perolehan aset tetap yang nilainya tidak mencapai batasan nilai kapitalisasi
tersebut diatas, dikeluarkan dari nilai aset tetap pada Neraca namun tetap dicatat
dalam ekstra kompatabel dan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
2. Untuk pengeluaran setelah perolehan aset tetap memenuhi kriteria :

Catatan atas Laporan Keuangan 38


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

a) Gedung dan Bangunan dengan nilai pemeliharaan lebih dari Rp25.000.000,00


per unit.
b) Peralatan dan Mesin dengan nilai pemeliharaan lebih dari Rp500.000,00 per
unit.
c) Batasan nilai pengeluaran setelah perolehan aset tetap tersebut di atas dapat
dikapitalisasi apabila memenuhi kriteria memperpanjang masa manfaat atau
yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan
datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar
kinerja.
d) Dalam hal pengeluaran setelah perolehan asset tetap kendaraan bermotor
tidak memperpanjang masa manfaat melainkan hanya untuk menjaga kondisi
kendaraan tersebut hingga masa manfaatnya berakhir.
Pengukuran Aset Tetap
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi
biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa
peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan
aset tetap tersebut.
Penilaian Awal Aset Tetap
Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu
aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur
berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya
aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.
Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan
aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut
disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan
aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila
biaya perolehan tidak ada.
Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya dan biaya pendukung lainnya, termasuk bea impor dan setiap biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke
kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.

Catatan atas Laporan Keuangan 39


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:


(a) biaya persiapan tempat;
(b) biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat
(handling cost);
(c) biaya pemasangan (instalation cost);
(d) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur; dan
(e) biaya konstruksi.
Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan
dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran dan penimbunan.
Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan dan aset – aset lainya yang berada diatas
tanah yang dibeli.
Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran
yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap
pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan
sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya
ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya
pengurusan IMB, notaris, dan pajak.
Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai.
Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain
yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.
Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai.
Biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu
komponen biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan
secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi
kerjanya. Demikian pula biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa
tidak merupakan bagian biaya suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk
membawa aset ke kondisi kerjanya.
Biaya perolehan suatu aset yang dibangun dengan cara swakelola ditentukan
menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang dibeli. Setiap potongan dagang
dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.

Catatan atas Laporan Keuangan 40


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement) Terhadap Pengakuan


Awal
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian
kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing
akun aset tetap dan akun ekuitas.
Penyusutan
Penyesuaian nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai metode yang
sistematis sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang digunakan harus
dapat menggambarkan manfaat ekonomik atau kemungkinan jasa (service
potential) yang akan mengalir ke pemerintah. Nilai penyusutan untuk masing-
masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dan beban
penyusutan dalam laporan operasional.
Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik
dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya maka penyusutan
periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian.
Tabel masa manfaat untuk aset tetap yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk
perolehan awal dituangkan dalam lampiran kebijakan ini.
Tabel Masa Manfaat Aset Tetap

Masa
Kodefikasi Uraian Manfaat
(Tahun)
1 3 ASET TETAP
1 3 2 Peralatan dan Mesin
1 3 2 04 Alat Angkutan Darat Bermotor 7
1 3 2 14 Alat Kantor 5
1 3 2 15 Alat Rumah Tangga 5
1 3 2 16 Peralatan Komputer 4
1 3 2 17 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5
1 3 2 18 Alat Studio 5
1 3 2 19 Alat Komunikasi 5
1 3 2 20 Peralatan Pemancar 10
1 3 3 Gedung dan Bangunan
1 3 3 01 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50
1 3 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
1 3 4 01 Jalan 10
1 3 4 08 Bangunan Air Bersih/Baku 40
1 3 4 09 Bangunan Air Kotor 40
1 3 4 10 Bangunan Air 40
1 3 4 11 Instalasi Air Minum/Air Bersih 30
1 3 4 12 Instalasi Air Kotor 30
1 3 4 13 Instalasi Pengolahan Sampah 10

Catatan atas Laporan Keuangan 41


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Masa
Kodefikasi Uraian Manfaat
(Tahun)
1 3 4 14 Jaringan Listrik 40
1 3 4 15 Jaringan Telepon 20
1 3 4 16 Jaringan Gas 30

Khusus penambahan masa manfaat aset tetap karena adanya perbaikan terhadap aset tetap
baik berupa overhaul dan renovasi disajikan tersendiri pada modul implementasi SAP
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.

Sedangkan formula penghitungan penyusutan barang milik daerah adalah sebagai


berikut:

Nilai yang dapat disusutkan


Penyusutan per periode =
Masa manfaat

Keterangan formula adalah sebagai berikut:

a. Penyusutan per periode merupakan nilai penyusutan untuk aset tetap suatu periode
yang dihitung pada akhir tahun;
b. Nilai yang dapat disusutkan merupakan nilai buku per 31 Desember 2014 untuk Aset
Tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2014. Untuk Aset Tetap yang
diperoleh setelah 31 Desember 2014 menggunakan nilai perolehan; dan
c. Masa manfaat adalah periode suatu Aset Tetap yang diharapkan digunakan untuk
aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik atau jumlah produksi atau unit serupa
yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan
publik.

Metode penyusutan yang digunakan oleh pemerintah daerah adalah metode garis lurus
(straight line method) dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pelaksanaan penyusutan dilakukan bersamaan dengan penerapan basis akrual terhitung
sejak tahun perolehannya.
- Selain tanah, KDP dan Aset Tetap Lainnya, seluruh aset tetap disusutkan sesuai dengan
sifat dan karakteristik aset tersebut.
- Terhadap Aset Tetap Lainnya diterapkan penghapusan secara periodik yang diatur
dalam ketentuan mengenai tata cara penghapusan barang milik daerah.
- Masa manfaat aset tetap dihitung sejak perolehan aset tetap dimaksud.
- Penyusutan dihitung secara proporsional per bulan berdasarkan masa manfaat yang
telah dilalui sejak saat perolehan.

Catatan atas Laporan Keuangan 42


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

- Dasar penghitungan penyusutan aset tetap yang perolehannya sampai dengan tahun
2014, menggunakan nilai buku sampai dengan 31 Desember 2014 yang dihitung sejak
tanggal perolehan awal.
- Penambahan masa manfaat atas Aset Tetap akibat adanya perbaikan, dilakukan untuk
perbaikan Aset Tetap yang diperoleh setelah Tahun Anggaran 2014. Penambahan masa
manfaat akibat adanya perbaikan akan diakumulasikan pada masa manfaat aset tersebut
dan apabila penambahan masa manfaat tersebut melebihi masa manfaat maksimal,
maka masa manfaat aset tersebut adalah sesuai masa manfaat perolehan awal.
Penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap dilakukan tanpa
memperhitungkan adanya nilai residu, dalam satuan mata uang rupiah dengan pembulatan
hingga satuan rupiah terkecil.
Penghitungan Penyusutan Aset Tetap dilakukan sejak diperolehnya Aset Tetap sampai
dengan berakhirnya masa manfaat aset tetap.
Pencatatan Penyusutan Aset Tetap dalam Neraca dilakukan sejak diperolehnya Aset
Tetap sampai dengan Aset Tetap tersebut dihapuskan.
Penilaian Kembali Aset Tetap (Revaluation)
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena
kebijakan akuntansi menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga
pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dapat dilakukan berdasarkan
ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional dan untuk tujuan tertentu setelah
memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari
konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh penyimpangan
tersebut terhadap gambaran keuangan suatu entitas. Selisih antara nilai revaluasi dengan
nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam akun ekuitas.
Akuntansi Tanah
Tanah yang dimiliki dan/atau dikuasai pemerintah tidak diperlakukan secara khusus,
dan pada prinsipnya mengikuti ketentuan seperti yang diatur pada kebijakan akuntansi aset
tetap. Tidak seperti institusi nonpemerintah, pemerintah tidak dibatasi satu periode tertentu
untuk kepemilikan dan/atau penguasaan tanah yang dapat berbentuk hak pakai, hak
pengelolaan, dan hak atas tanah lainnya yang dimungkinkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Oleh karena itu, setelah perolehan awal tanah, pemerintah tidak
memerlukan biaya untuk mempertahankan hak atas tanah tersebut. Tanah memenuhi
definisi aset tetap dan harus diperlakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada
kebijakan ini.
c. Dana Cadangan
Pengertian

Catatan atas Laporan Keuangan 43


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang
memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu periode
akuntansi.
Pengakuan
Dana cadangan diakui/dicatat pada saat dilakukan pembentukan dan penggunaan
dana cadangan tersebut yaitu berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan
transfer dari dana cadangan atau jumlah pembiayaan yang berupa pengeluaran transfer
ke dana cadangan.
Pengukuran
Dana cadangan diukur berdasarkan nilai historis/nilai nominal dari dana
cadangan yang dibentuk. Jika dana cadangan dalam bentuk mata uang asing harus
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar
(kurs) tengah BI pada saat pembentukan.
Penilaian dan Penyajian
Dana cadangan pada akhir periode dinilai berdasarkan nilai nominal/nilai
historisnya dan disajikan dalam laporan Neraca dalam kelompok Aset non lancar
setelah aset tetap. Dana cadangan disajikan secara rinci menurut jenis pembentukannya.
d. Aset Lainnya
Pengertian
Aset lainnya meliputi aset lancar lainnya dan aset non lancar lainnya yaitu
aset yang tidak dapat dikelompokkan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang,
aset tetap, dan dana cadangan. Aset lainnya meliputi:
 Tagihan Jangka Panjang, yang terdiri dari Tagihan Penjualan Angsuran dan
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah;
 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga, yang terdiri dari Sewa, Kerjasama
Pemanfaatan, Bangun Serah Guna, Bangun Guna Serah;
 Aset Tidak Berwujud, yang terdiri dari Goodwill, Lisensi dan Franchise, Hak
Cipta, Paten, Aset Tidak Berwujud Lainnya, Akumulasi Amortisasi Aset Tidak
Berwujud, dan
 Aset Lain-lain, antara lain barang milik daerah dalam kondisi rusak berat yang
telah diusulkan untuk dihapuskan.
Pengakuan
Aset lainnya akan diakui/dicatat dengan cara yang sama dengan aset
lancar/aset tetap yaitu pada saat diterima atau diserahkannya hak kepemilikan
dan/atau pada saat penguasaannya berpindah. Secara rinci ditetapkan sebagai
berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan 44


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

 Tagihan Jangka Panjang diakui pada saat terdapat penjualan aset tetap kepada
pihak ketiga dan pembayarannya akan diangsur untuk Tagihan Penjualan
Angsuran, dan diakui pada saat kerugian telah ditetapkan untuk Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah
 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga diakui pada saat terjadinya perjanjian dengan
pihak ketiga yang sampai dengan akhir periode pelaporan belum diterima,
kecuali untuk Bangun Guna Serah diakui pada saat aset tersebut diterima.
 Aset tak berwujud diakui pada saat diperoleh hak/aset tersebut selama periode
berjalan.
 Aset lainnya diakui pada saat diperoleh atau berpindah tangan aset tersebut.
Pengukuran dan Penyajian
Aset lainnya diukur berdasarkan nilai historis/nilai nominal dari pengeluaran
yang telah dilakukan selama periode berjalan. Jika aset lainnya dalam bentuk mata
uang asing harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan nilai tukar (kurs) tengah BI pada saat terjadinya.
Aset lainnya pada akhir periode dinilai berdasarkan nilai nominal/nilai
historisnya dan disajikan dalam laporan neraca dalam kelompok aset non lancar
setelah dana cadangan. Aset lainnya disajikan secara rinci menurut jenisnya.

F. KEWAJIBAN
Definisi
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
akan menimbulkan arus keluar sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
Kewajiban akan menyebabkan pemerintah daerah harus mengorbankan sumber ekonominya
pada masa-masa mendatang
Klasifikasi
Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar) dan
kewajiban jangka panjang. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek
jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Semua
kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
1. Kewajiban Jangka Pendek
Pengertian
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang harus dibayar kembali (dilunasi)
dalam satu periode akuntansi atau dalam waktu kurang dari 12 bulan sejak tanggal
pelaporan.
Kewajiban jangka pendek dapat dikategorikan dengan cara yang sama seperti aset
lancar. Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti utang kepada pihak ketiga atau utang

Catatan atas Laporan Keuangan 45


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar dalam tahun
pelaporan berikutnya.
Kewajiban jangka pendek lainnya adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam
waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Misalnya utang bunga, utang
belanja, utang perhitungan fihak ketiga (PFK), dan bagian lancar utang jangka panjang.
Klasifikasi
Kewajiban jangka pendek dapat diklasifikasikan menjadi beberapa rekening pokok, yaitu:
a. Utang perhitungan fihak ketiga (PFK), merupakan utangPemerintah daerah kepada
pihak lain yang disebabkan kedudukan pemerintahsebagai pemotong pajak atau
pungutan lainnya, seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
iuran Askes, Taspen, dan Taperum.
b. Utang bunga, yaitu utang jangka pendek yang merupakan hasil perhitungan bunga
pinjaman tahun berjalan yang jatuh tempo pada periode akuntansi berikutnya.
c. Bagian lancar utang jangka panjang, merupakan bagian utang jangka panjang yang
jatuh tempo pada periode akuntansi berikutnya.
d. Pendapatan diterima dimuka, adalah pendapatan yang sesungguhnya belum
merupakan hak Pemerintah daerah pada periode yang bersangkutan tetapi
pembayarannya sudah terlebih dahulu diterima Kas Daerah.
e. Utang beban, merupakan kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan kepada
pegawai atau pihak ketiga atas barang atau jasa yang telah menjadi hak Pemerintah
daerah.
f. Utang jangka pendek lainnya, merupakan kewajiban jangka pendek yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam jenis di atas.
Pengakuan
Secara umum kewajiban diakui pada saat timbulnya kewajiban untuk mengeluarkan
sumber daya ekonomi di masa depan, yaitu:
a. Utang perhitungan fihak ketiga (PFK) diakui pada saat Bendahara Pengeluaran SKPD
melakukan pemotongan Pajak Penghasilan(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
iuran Askes, Taspen, Taperum, dan pungutan lainnya.
b. Utang bunga diakui/dicatat pada saat terdapat bunga pinjaman yang sudah jatuh
tempo, namun belum dilakukan pembayaran dan harus dibayar dalam periode
akuntansi berikutnya.
c. Bagian lancar utang jangka panjang diakui pada akhir periode akuntansi untuk
melakukan reklasifikasi dari utang jangka panjang menjadi utang jangka pendek
untuk bagian yang akan jatuh tempo pada tahun berikutnya.

Catatan atas Laporan Keuangan 46


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

d. Pendapatan diterima dimuka diakui pada saat diterima pembayaran pada Kas Daerah
atas pendapatan yang sesungguhnya belum merupakan hak Pemerintah daerah pada
periode berjalan.
e. Utang beban diakui pada saat barang atau jasa telah diserahkan kepada Pemerintah
daerah yang belum dibayar sampai dengan akhir periode pelaporan. Untuk utang
kepada pihak ketiga terkait dengan pekerjaan yang telah selesai harus dituangkan
dalam berita acara serah terima pekerjaan atau hasil verifikasi atas penagihan/klaim.
f. Utang jangka pendek lainnya diakui pada saat timbulnya kewajiban tersebut.
Pengukuran dan Penyajian
Kewajiban jangka pendek diukur sebesar nilai nominal mata uang rupiah dari jumlah
yang akan dibayarkan kepada pihak ketiga pada masa yang akan datang. Kewajiban
dalam mata uang asing harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs tengah BI pada saat terjadinya kewajiban.
Pada akhir periode kewajiban jangka pendek tetap dinilai sebesar nominalnya dan
kewajiban dalam mata uang asing harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Kewajiban jangka
pendek disajikan di Neraca dalam kelompok kewajiban pada urutan pertama. Kewajiban
jangka pendek disajikan menurut jenisnya dan sesuai dengan urutan likuiditasnya (urutan
jatuh temponya).
2. Kewajiban Jangka Panjang
Pengertian
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayar kembali (dilunasi)
lebih dari satu periode akuntansi atau dalam waktu lebih dari 12 bulan sejak tanggal
pelaporan.
Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dan untukdiselesaikan dalam waktu 12
(dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang jika:
a. jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas)bulan;
b. bermaksud mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar jangka
panjang; dan
c. maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendanaankembali
(refinancing), atau adanya penjadualan kembali terhadappembayaran, yang
diselesaikan sebelum laporan keuangan disetujui.Jumlah setiap kewajiban yang
dikeluarkan dari kewajiban jangka pendeksesuai dengan paragraf ini, bersama-sama
dengan informasi yangmendukung penyajian ini, diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan 47


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Apabila kewajiban jangka panjang yang dimaksudkan untuk didanai kembali


(refinancing) atau digulirkan (roll over) tersebut tidak mendapatkan persetujuan sesuai
ketentuan yang berlaku, maka kewajiban ini diklasifikasikan sebagai pos jangka pendek.
Klasifikasi
Kewajiban jangka panjang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa rekening pokok,
yaitu:
a. Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan;
b. Utang dari Lembaga Keuangan Bukan Bank;
c. Utang Dalam Negeri – Obligasi;
d. Utang Pemerintah Pusat;
e. Utang Pemerintah Daerah Lainnya;
f. Utang Dalam Negeri Lainnya;
g. Utang Jangka Panjang Lainnya.
Pengakuan
Secara umum kewajiban diakui pada saat timbulnya kewajiban untuk mengeluarkan
sumber daya ekonomi di masa depan, yaitu:
 Utang dalam negeri sektor perbankan/dari lembaga keuangan bukan
bank/pemerintah pusat/pemerintah daerah lainnya/dalam negeri lainnya
diakui/dicatat pada saat diterimanya pinjaman dari pihak-pihak tersebut ke kas
daerah.
 Utang obligasi diakui pada saat terjadi penerbitan/penjualan obligasi kepada
masyarakat.
 Utang jangka panjang lainnya diakui pada saat timbulnya kewajiban tersebut.
Pengukuran dan Penyajian
Kewajiban jangka panjang diukur sebesar nilai sekarang dari kas yang akan
dibayarkan kepada pihak ketiga pada masa yang akan datang. Kewajiban jangka panjang
diukur dalam mata uang rupiah. Kewajiban dalam mata uang asing harus dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada saat
terjadinya.
Pada akhir periode kewajiban jangka panjang dinilai sebesar nilai bukunya yaitu
merupakan nilai yang akan dibayar pada masa mendatang dan kewajiban dalam mata
uang asing harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Kewajiban jangka panjang disajikan di
Neraca dalam kelompok kewajiban pada urutan setelah kewajiban jangka pendek dan
disajikan menurut jenisnya.
Tunggakan

Catatan atas Laporan Keuangan 48


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Jumlah tunggakan atas pinjaman pemerintah daerah harus disajikandalam bentuk


Daftar Umur (aging schedule) Kreditur pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai
bagian pengungkapan kewajiban.
Tunggakan didefinisikan sebagai jumlah tagihan yang telah jatuh tempo namun
Pemerintah daerah tidak mampu untuk membayar jumlah pokok dan/atau bunganya
sesuai jadual.Beberapa jenis utang Pemerintah daerah mungkin mempunyai saat jatuh
tempo sesuai jadual pada satu tanggal atau serial tanggal saat debitur diwajibkan untuk
melakukan pembayaran kepada kreditur.
Praktik akuntansi biasanya tidak memisahkan jumlah tunggakan dari jumlah
utang yang terkait dalam lembar muka (face) laporan keuangan.Namun informasi
tunggakan pemerintah menjadi salah satu informasi yang menarik perhatian pembaca
laporan keuangan sebagai bahan analisis kebijakan dan solvabilitas satu entitas.Untuk
keperluan tersebut, informasi tunggakan harus diungkapkan di dalam Catatan atas
Laporan Keuangan dalam bentuk Daftar Umur Utang.
Penghapusan Utang
Penghapusan utang adalah pembatalan tagihan oleh pihak ketiga kepada
pemerintah daerah, baik sebagian maupun seluruh jumlah utang dalam bentuk perjanjian
formal diantara keduanya.
Atas penghapusan utang mungkin diselesaikan oleh pemerintah daerah kepada pihak
ketiga melalui penyerahan aset kas maupun nonkas dengan nilai utang di bawah nilai
tercatatnya.
Jika penyelesaian suatu utang yang nilai penyelesaiannya dibawah nilai
tercatatnya dilakukan dengan aset kas, maka pemerintah daerah harus mengurangi nilai
tercatat utang ke jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran kas masa depan
sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru.
Jika penyelesaian suatu utang yang nilai penyelesaiannya dibawah nilai
tercatatnya dilakukan dengan aset nonkas maka pemerintah daerah harus melakukan
penilaian kembali atas aset nonkas ke nilai wajarnya dan kemudian pemerintah daerah
harus mengurangi nilai tercatat utang ke jumlah yang sama denganjumlah pembayaran
kas masa depan sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru, serta
mengungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian dari pos
kewajibandan aset nonkas yang berhubungan.
Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan jumlah
perbedaan yang timbul sebagai akibat restrukturisasi kewajiban tersebut yang merupakan
selisih lebih antara:

Catatan atas Laporan Keuangan 49


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

1. Nilai tercatat utang yang diselesaikan (jumlah nominal dikurangi atau ditambah
dengan bunga terutang dan premi, diskonto, biaya keuangan atau biaya penerbitan
yang belum diamortisasi), dengan;
2. Nilai wajar aset yang dialihkan ke pihak ketiga.
Penilaian kembali aset akibat pengalihan akan menghasilkan perbedaan antara nilai
wajar dan nilai aset yang dialihkan kepada pihak ketiga untuk penyelesaian utang.
Perbedaan tersebut harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

G. EKUITAS
Ekuitas adalah jumlah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara
jumlah aset dan jumlah utang. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada
Laporan Perubahan Ekuitas. Ekuitas terdiri dari :
1. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo Ekuitas berasal dari Ekuitas awal
ditambah (dikurang) oleh Surplus/Defisit LO dan perubahan lainnya seperti koreksi nilai
persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, dan lain-lain.
2. Ekuitas SAL
Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat akun perantara dalam rangka penyusunan
Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL mencakup antara lain Estimasi
Pendapatan, Estimasi Penerimaan Pembiayaan, Apropriasi Belanja, Apropriasi
Pengeluaran Pembiayaan, dan Estimasi Perubahan SAL, Surplus/Defisit - LRA.
3. Ekuitas untuk Dikonsolidasikan
Ekuitas untuk Dikonsolidasikan digunakan untuk mencatat reciprocal account untuk
kepentingan konsolidasi, yang mencakup antara lain Rekening Koran PPKD.
Penyajian
Pendapatan-LRA disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas.
Pendapatan LRA disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila penerimaan kas atas pendapatan
LRA dalam mata uang asing, maka penerimaan tersebut dijabarkan dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan kurs pada tanggal
transaksi.

Catatan atas Laporan Keuangan 50


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN ( LRA )


TABEL REALISASI ANGGARAN UPT ...........................TA 2019

( ISI TABEL LRA PERMENDAGI )

Berikut ini adalah penjelasan dari tiap-tiap Pos LRA :

1) PENDAPATAN ASLI DAERAH

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diterima dari hasil penggalian potensi
ekonomi dalam wilayah daerah sendiri dan pemungutannya telah ditetapkan berdasarkan
peraturan daerah. Realisasi Pendapatan Daerah UPT Puskesmas
...........................Kabupaten Tangerang yang diperoleh pada tahun 2019 adalah sebesar Rp
2.401.571.448,00 atau (97,90%) dari target anggaran sebesar Rp 2.453.000.000,00.
Berikut adalah tabel Pendapatan Asli Daerah BLUD Puskesmas ............................

Tabel Realisasi Pendapatan Asli Daerah UPT Puskesmas


............................................................
Tahun 2019 Un-Audited
Kode Thn 2019
Uraian Realisasi (Rp) %
Rekening Un-Audited
Pendapatan Asli Daerah
41 2.453.000.000 2.401.571.448 97,90
2.453.000.000
414 Lain-lain PAD yang sah 2.401.571.448 97,90
2.453.000.000
41416 Pendapatan BLUD 2.401.571.448 97,90
Pendapatan Jasa Layanan 2.453.000.000
4141601 2.401.571.448 97,90
Umum

Pendapatan Asli Daerah pada UPT Puskesmas ...........................merupakan Pendapatan


Jasa Layanan Umum BLUD yang terdiri dari :

1. Pendapatan Kapitasi yang bersumber dari BPJS berdasarkan jumlah peserta yang
terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang
diberikan.
2. Pendapatan Non Kapitasi yang adalah klaim UPT Puskesmas ...........................kepada
BPJS berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.

Catatan atas Laporan Keuangan 51


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

3. Pendapatan Retribusi yaitu pungutan retribusi jasa umum pelayanan kesehatan di UPT
Puskesmas .............................................................

Berikut ini adalah tabel Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Puskesmas
...........................Tahun 2019 yang terdiri dari :
Tabel Realisasi Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Puskesmas
............................................................
Tahun 2019 Un-Audited
2019 Un-Audited
Pendapatan Jasa
No Anggaran Murni Realisasi
Layanan Umum BLUD %
(Rp) (Rp)
1 Kapitasi 1.756.069.200 1.661.375.800 94,61
2 Non Kapitasi 202.960.400 143.978.648 70,94
3 Retribusi 493.970.400 596.217.000 120,70
Jumlah 2.453.000.000 2.401.571.448 97,90

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pencapaian realisasi Pendapatan Jasa Layanan Umum
BLUD UPT Puskesmas ...........................pada tahun 2019 mencapai (…….%). hal ini
dikarenakan ……………………………………….
Grafik Realisasi Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD

Pendapatan Jasa Layanan Umum


BLUD TA 2019

4.3
3.5

2.5

Kapitasi Non Kapitasi Retribusi


2019 4.3 2.5 3.5

2. BELANJA
Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
SKPD/OPD yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja Operasi antara lain meliputi
belanja pegawai, belanja barang, bunga subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan
keuangan kepada propinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa. Realisasi Belanja pada
UPT Puskesmas ...........................tahun 2019 terbagi menjadi dua yaitu Belanja Operasi
dan Belanja Modal. Realisasi belanja UPT Puskesmas ...........................pada tahun 2019
mencapai Rp 10.637.831.716,00 atau (94,32%) dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp
11.278.617.622,00. (NARASINYA GANTI SESUAI KEADAAN PKM)

Catatan atas Laporan Keuangan 52


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Realisasi Belanja Operasi dan Belanja Modal UPT Puskesmas ...........................Tahun


2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel Realisasi Belanja UPT Puskesmas ...........................Tahun 2019 Un-Audited
Tahun 2019 Un-Audited
Belanja Daerah :
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Belanja Operasi 11.278.617.622 10.061.453.666 89,21
Belanja Modal 200.500.000 175.207.000 87,59
Jumlah Belanja 11.479.117.622 10.061.453.666 94,32

Jumlah realisasi belanja Operasi Tahun 2019 mengalami kenaikan dikarenakan :


1. Bertambahnya jumlah pegawai di UPT Puskesmas
............................................................, dan juga kenaikan dari Tambahan Penghasilan
PNS (TPP) yang berubah menjadi Tunjangan Pegawai Berbasis Kinerja (TPBK).
2. Kenaikan Belanja Operasional yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan di
Puskesmas ...........................seiring bertambahnya kunjungan pasien guna memberikan
kenyamanan di setiap lini pelayanan.
3. Untuk memenuhi ketersediaan Sarana dan Prasarana Puskesmas guna mendukung
pelayanan kesehatan yang optimal yang terealisasi pada Belanja Modal UPT Puskesmas
............................(NARASINYA GANTI SESUAI KEADAAN PKM)
Perbandingan Belanja Operasi dan Belanja Modal Tahun 2019 dapat dilihat pada diagram
dibawah ini :

Grafik Realisasi Belanja Operasi dan Belanja Modal


Tahun 2019 Un-Audited

Belanja Operasi dan Belanja Modal TA 2019

15

10

Belanja Operasi Belanja Modal


2019 10 15

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa :

a. Realisasi Belanja Operasi pada tahun 2019 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dibandingkan tahun 2018, hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah
pegawai di UPT Puskesmas ............................................................, dan juga kenaikan
dari Tambahan Penghasilan PNS (TPP) yang berubah menjadi Tunjangan Pegawai

Catatan atas Laporan Keuangan 53


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Berbasis Kinerja (TPBK). Kenaikan Belanja Operasi sebesar Rp. 3.943.952.079 atau
(3,67%)

Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 175.207.000,00 atau (87,39%) dari anggaran sebesar
Rp. 200.500.000,00. (NARASINYA GANTI SESUAI KEADAAN PKM)
Berikut adalah penjelasan dari Belanja Operasi dan Belanja Modal UPT Puskesmas
...........................tahun 2019.
1. Belanja Operasi
Realisasi Belanja Operasi Tahun 2019 sebesar Rp 10.637.831.716,00 atau
(94,32%) dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 11.278.617.622,00 Belanja Operasi
terdiri dari:
2019 Un-Adited
Belanja Operasi Realisasi %
Anggaran (Rp)
UnAudited (Rp)
Belanja Pegawai 7.144.181.106 7.000.634.448 97,99
Belanja barang dan jasa 4.134.436.516 3.637.197.268 87,97
Jumlah Belanja 11.278.617.622 10.637.831.716 94,32
(BUKA LRA PERMENDAGRI )
1.1 Belanja Pegawai # NARASI GANTI
Realisasi Belanja Pegawai pada tahun 2019 mengalami kenaikan yang signifikan,
hal itu karena adanya perubahan nominal pada Tambahan Penghasilan PNS yang
mulai diberlakukannya Peraturan Gubernur Provinsi Banten Nomor : 2 Tahun 2019
tentang Standar Tarif Tambahan Penghasilan PNS Pemprov Banten, dan Surat
Keputusan Bupati Tangerang tentang pemberlakuan TPBK di wilayah Kabupaten
Tangerang pada tahun 2019. Belanja Pegawai dalam hal ini adalah Belanja Tidak
Langsung yang terealisasi sebesar Rp. 7.000.634.448,00 atau (97,99%) dari target
anggaran sebesar Rp. 7.144.181.106,00. Perbandingan realisasi Belanja Pegawai
pada tahun 2018 dan 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel Realisasi Belanja Tidak Langsung
tahun 2019 Un-audited dan 2018 Audited
2019 UnAdited 2018 Audited
Belanja Pegawai Realisasi %
Anggaran Realisasi
Un-Audited
(Rp) Audited (Rp)
(Rp)
Gaji dan Tunjangan 2.193.521.106 2.159.676.876 98,46 1.902.959.309
Tambahan Penghasilan
4.950.660.000 4.840.957.572 97,78 1.480.383.561
PNS
Total Belanja Pegawai 7.144.181.106 7.000.634.448 97,99 3.383.342.870

Adapun silpa dari belanja pegawai sebesar Rp. 143.546.658,00.Hal itu dikarenakan
…………………
1.2 Belanja Barang dan Jasa # NARASI GANTI

Catatan atas Laporan Keuangan 54


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Sedangkan untuk realisasi Belanja Barang dan Jasa pada tahun 2019 mengalami
kenaikan sebesar 3,67% dibandingkan tahun 2018. Realisasi Belanja Barang dan Jasa
tahun 2018 sebesar Rp 3.310.536.767,00 atau (83,54%) dari anggaran yang
ditetapkan sebesar Rp 3.962.905.655,00 sedangkan pada Tahun 2019 sebesar Rp
3.637.197.268,00 atau (87,97%) dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp
4.134.436.516,00. Perbandingan Belanja Barang dan Jasa antara tahun 2018 dan 2019
dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel Realisasi Belanja Barang dan Jasa
UPT Puskesmas ...........................Tahun 2019 Un-Audited
2019 Un-Audited
NO Belanja Barang dan Jasa
Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Belanja Bahan Pakai Habis 3.000.000 3.000.000 100,00
2 Belanja Bahan/Material 4.000.000 4.000.000 100,00
3 Belanja Jasa Kantor 636.500.000 631.046.688 99,14
4 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 20.000.000 18.900.000 94,50
5 Belanja Cetak dan Penggandaan 44.936.000 31.831.000 70,84
6 Belanja Makanan dan Minuman 311.425.000 311.425.000 100,00
7 Belanja Perjalanan Dinas - -
Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari
8 50.000.000 49.175.000 98,35
Tertentu
9 Belanja Pemeliharaan 7.000.000 5.668.300 80,98
10 Belanja Honorarium Non Pegawai 180.650.000 180.650.000 100,00
11 Belanja Honorarium PNS -
12 Belanja Honorarium Non PNS 78.406.250 78.406.250 100,00
13 Uang Extrafooding - - 94,50
14 Belanja Barang dan Jasa BLUD Puskesmas 2.798.519.266 2.323.095.030 70,84
Jumlah Belanja 4.134.436.516 3.637.197.268 87,97
(BUKA BUKU BESAR PERMENDAGRI PILIH REKAP BUKU BESAR PER REKENING
OBYEK BELANJA OPERASI>BARJAS)
Realisasi Belanja Barang dan Jasa pada UPT Puskesmas ...........................berasal dari dua
sumber pendanaan yaitu Dana APBD dan Dana Belanja BLUD yang terealisasi sebesar
Rp. 3.637.197.268,00. Berikut ini adalah penjelasan Belanja Barang dan Jasa berdasarkan
Sumber Pendanaan :

1. Belanja Barang dan Jasa yang bersumber dari dana APBD


Belanja barang dan jasa yang bersumber dari dana APBD tahun 2019 terealiasi sebesar
Rp. 1.314.102.238,00. Berikut ini adalah tabel penjelasannya :

Catatan atas Laporan Keuangan 55


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Tabel Belanja Barang dan Jasa yang bersumber dari dana APBD tahun 2019

2019 Un-Audited
No Uraian Anggaran Realisasi % Silpa
(Rp) (Rp)
Belanja Perangko, Materai dan
1 3.000.000 3.000.000 100,00 -
Benda Pos Lainnya
2 Belanja Bahan Pelatihan / Diklat 4.000.000 4.000.000 100,00 -
3 Belanja Telepon 4.800.000 1.941.062 40,44 2.858.938
4 Belanja Listrik 108.000.000 107.953.274 99,96 46.726
5 Belanja Faksimili / Internet 15.600.000 13.052.352 83,67 2.547.648
6 Belanja Transportasi 508.100.000 508.100.000 100,00 -
Belanja Perawatan Kendaraan
7 20.000.000 18.900.000 94,50 1.100.000
Dinas Jabatan/operasional
8 Belanja Penggandaan 7.236.000 7.236.000 100,00 -
9 Belanja Spanduk 3.300.000 2.000.000 60,61 1.300.000
10 Belanja Baligo/Banner 600.000 270.000 45,00 330.000
11 Belanja Cetakan Pakai Habis 33.800.000 22.325.000 66,05 11.475.000
Belanja Makanan dan Minuman
12 37.650.000 37.650.000 100,00 -
Rapat
Belanja Makanan dan Minuman
13 273.775.000 273.775.000 100,00 -
Kegiatan
14 Belanja Pakaian Batik Tradisional 50.000.000 49.175.000 98,35 825.000
Belanja Pemeliharaan Alat-alat
15 7.000.000 5.668.300 80,98 1.331.700
Laboratorium
Administrator/Verifikator/Operator
16 14.000.000 14.000.000 100,00 -
Database
17 Operator/Pengolah Data/Kearsipan 6.000.000 6.000.000 100,00 -
Tenaga Jasa Pelayanan Medis
18 58.406.250 58.406.250 100,00 -
Persalinan (Non PNS)
19 Tenaga Pengamanan 108.000.000 108.000.000 100,00 -
Tenaga Kebersihan
20 66.300.000 66.300.000 100,00 -
Gedung/Kantor
21 Operator/Pengolah Data 6.350.000 6.350.000 100,00
Jumlah 1.335.917.250 1.314.102.238 98,37 21.815.012
(BUKA LRA PERMENDAGRI PER REKENING RINCIAN OBYEK EKSPOR KE
EXL PILIH YG KODE REK 5120301 7 digit)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kegiatan yang penyerapan anggarannya
kurang optimal. Diantaranya adalah :

Catatan atas Laporan Keuangan 56


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

a) Penyerapan untuk belanja Telepon hanya 40,44%, walaupun realisasi sudah sesuai
dengan penggunaan rutin tiap bulan namun tingginya penganggaran dibandingkan
dengan kebutuhan menyebabkan terjadinya silpa sebesar Rp. 2.858.938,00.
b) Penyerapan untuk Belanja Faksimili / Internet terserap cukup optimal sebesar 83,67%,
dan lagi tingginya penganggaran dibandingkan dengan kebutuhan menyebabkan
terjadinya silpa sebesar Rp. 2.547.648,00
c) Belanja Cetak Pakai Habis menyisakan silpa sebesar Rp. 11.475.000,00 hal itu
merupakan efisiensi dari pembelanjaan.# NARASIKAN YG MENYISAKAN SILPA
YG BESAR)

2. Belanja Barang dan Jasa yang bersumber dari dana BLUD

Belanja Barang dan Jasa yang bersumber dari dana BLUD tahun 2019 terdiri dari
Belanja Pegawai BLUD dan Belanja Barang dan Jasa BLUD, yang terealiasi sebesar
Rp. 2.323.095.030,00. Berikut ini adalah tabel realisasinya :
Tabel Belanja Barang dan Jasa yang bersumber dari dana BLUD
2019 Un-Audited
N
Uraian Anggaran Realisasi %
o
(Rp) (Rp)
548.400.00
5 Belanja pegawai BLUD 548.400.000 100,00
0
6 Extra fooding
100.250.00
7 Belanja ATK 97.142.000 96,90
0
8 Belanja Alat Listrik dan elektronik 12.272.000 9.999.000 81,48
Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan
9 41.397.500 39.407.530 95,19
Pembersih
10 Belanja pengisian tabung pemadam kebakaran 2.050.624 1.272.000 62,03
11 Belanja Pengisian tabung gas 1.170.000 661.000 56,50
12 Belanja Pengisian tabung oksigen 1.620.000 1.450.000 89,51
13 Belanja Barang Habis Pakai Teknologi Informasi 4.500.000 2.210.000 49,11
14 Belanja Bahan Obat-obatan 60.944.000 42.830.200 70,28
117.450.00
15 Belanja Bahan Kimia 103.000.000 87,70
0
16 Belanja Bahan Habis Pakai Kesehatan 88.773.186 87.051.500 98,06
17 Belanja faximili / internet 1.250.000 1.500.000 120,00
18 Belanja sertifikasi 28.000.000 25.720.000 91,86
19 Belanja jasa laboratorium 4.800.000 4.095.000 85,31
20 Belanja Bahan Bakar Minyak / Gas dan Pelumas 33.200.000 20.645.250 62,18
21 Belanja Surat Tanda Motor Kendaraan 3.100.000 1.488.000 48,00
Belanja Perawatan Kendaraan Dinas Jabatan /
22
operasional

Catatan atas Laporan Keuangan 57


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

23 Belanja Cetak
24 Belanja Penggandaan 22.825.000 22.600.000 99,01
25 Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan 20.000.000 12.750.000 63,75
26 Belanja makan minum tamu 16.500.000 10.780.000 65,33
27 Belanja makan minum pasien rawat inap 30.600.000 29.250.000 95,59
28 Belanja makan minum petugas jaga rawat inap 25.760.000 25.760.000 100,00
29 Belanja pakaian kerja lapangan 42.900.000 41.500.000 96,74
30 Belanja Perjalanan Dinas Dalam dan Luar Daerah 67.750.000 58.850.000 86,86
31 Pemeliharaan Kursi Tunggu
81,5
32 Pemeliharaan AC 16.000.000 13.050.000
6
33 Pemeliharaan mesin antrian
88,8
34 Pemeliharaan printer/scanner 2.250.000 2.000.000
9
92,8
35 Pemeliharaan genset 18.950.000 17.600.000
8
14,5
36 Pemeliharaan alat kedokteran umum 10.000.000 1.450.000
0
94,2
37 Pemeliharaan instalasi listrik 19.900.000 18.750.000
2
68,4
38 Pemeliharaan instalasi internet 10.000.000 6.845.000
5
97,3
39 Pemeliharaan Bangunan / Gedung 60.578.900 59.000.000
9
97,5
40 Pemeliharaan pagar 40.000.000 39.000.000
0
41 Pemeliharaan lemari
42 Pemeliharaan mesin pompa air
95,4
43 Pemeliharaan konstruksi jaringan air 19.900.000 19.000.000
8
82,0
44 Pemeliharaan Kalibrasi Alat Pengukuran 22.200.000 18.216.000
5
91,9
45 Pemeliharaan Alat-alat Kedokteran Gigi 12.000.000 11.028.400
0
98,3
46 Pemeliharaan IPAL 15.766.286 15.500.000
1
100,
47 Belanja jasa konsultasi pemeliharaan 4.050.000 4.050.000
00
48 Belanja Alat Kedokteran Umum
Belanja pengadaan sarana dan prasarana 37,5
49 4.000.000 1.500.000
promosi 0
Belanja Narasumber/Pembicara/Penceramah 71,0
50 11.400.000 8.095.000
semi pakar 1
Belanja Tenaga Jasa Medis Pelayanan / Jaminan 80,3
51 539.330.850 433.186.869
Kesehatan 2
Belanja Pendamping/Peserta Pendidikan dan 87,4
52 34.700.000 30.350.000
Pelatihan (DIKLAT) Kepegawaian 6
Belanja tenaga ahli ( pranata analis laboratorium
53
)
Belanja Jasa Tenaga 65,3
54 5.200.000 3.400.000
Ahli/Instruktur/Narasumber/Moderator/Fasilitato 8

Catatan atas Laporan Keuangan 58


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

r Non PNS
Belanja Tenaga Jasa Medis Pelayanan/Jaminan 74,3
55 359.882.312 267.412.281
Kesehatan Non PNS 1
100,
56 Belanja Petugas Kebersihan 15.300.000 15.300.000
00
100,
57 Belanja Petugas entry data 126.000.000 126.000.000
00
Belanja petugas opersional lapangan pekerjaan 100,
58 24.000.000 24.000.000
umum ( supir ambulance ) 00
2.323.095.03 87,7
Jumlah 2.646.920.658
0 7
( LIAT DI REKAP NPD BENDAHARA PENGELUARAN PERKODE REK BESAR)
Berdasarkan kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Tangerang No.
………………….tentang Pengakuan Aset terdapat Belanja Barang dan Jasa yang di akui
sebagai aset, diantaranta adalah :
#JIKA ADA BELANJA BARJAS YANG MENJADI ASET

2. Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal pada tahun 2019 juga mengalami kenaikan sebesar 20,95%
dibandingkan tahun 2018. Guna memenuhi kebutuhan Sarana dan Prasarana dan juga
kebutuhan akan pemenuhan ASPAK, maka pembelanjaan Modal disesuaikan dengan
kebutuhannya. Pada tahun 2018 realisasi belanja modal tercatat sebesar Rp
109.999.800,00 dari anggaran sebesar Rp 114.500.000,00 atau (96,07%) sedangkan
pada tahun 2019 sebesar Rp 175.207.000,00 dari anggaran sebesar Rp 200.500.000,00
atau (87,39%). Perbandingan Belanja Modal antara tahun 2019 dan 2018 dapat di lihat
pada tabel dibawah ini : # (NARASI GANTI)

Tabel belanja modal tahun 2019 Un-Audited


2019 Un-Audited
No Uraian Belanja Modal %
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
1
Pengadaan Electric Generating
2 30.000.000 28.500.000 95,00
Set
3 Pengadaan Alat Kantor Lainnya 10.000.000 - -
4 Pengadaan Meubelair 53.000.000 51.715.000 97,58
5 Pengadaan Alat Pendingin 4.500.000 3.300.000 73,33
6 Pengadaan Alat Dapur - - -
Pengadaan Alat Rumah Tangga
7 2.000.000 692.000 34,60
Lainnya (Home Use)
9 Pengadaan Personal Komputer 52.000.000 49.100.000 94,42
Pengadaan Peralatan Personal
10 4.000.000 3.990.000 99,75
Komputer
Pengadaan Peralatan Studio
11 15.000.000 14.740.000 98,27
Video dan Film

Catatan atas Laporan Keuangan 59


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Pengadaan Alat Kedokteran


12 3.000.000 3.000.000 100,00
Umum
Pengadaan Alat Kesehatan
13 Kebidanan dan Penyakit 19.000.000 13.460.000 70,84
Kandungan
Pengadaan Alat Laboratorium
14 8.000.000 6.710.000 83,88
Hematologi
Jumlah 200.500.000 175.207.000 87,39

Belanja modal pada tahun 2019 bersumber dari satu kegiatan yaitu kegiatan Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya atau Belanja BLUD. Berikut ini adalah rincian belanja
modal tahun anggaran 2019:

Tabel Rincian Belanja Modal Tahun Anggaran 2019

2019 Un-Audited
No Uraian %
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Pengadaan Mesin Finger
1 10.000.000 - -
Print
2 Pengadaan Generating set 30.000.000 28.500.000 95,00
3 Pengadaan Meja 1/2 biro 24.000.000 22.800.000 95,00
4 Pengadaan Gorden 17.000.000 16.975.000 99,85
5 Pengadaan Meja Komputer 12.000.000 11.940.000 99,50
6 Pengadaan Kipas Angin 4.500.000 3.300.000 73,33
7 Pengadaan Trolley barang 2.000.000 692.000 34,60
8 Pengadaan Laptop 32.000.000 30.400.000 95,00
Pengadaan Personal
9 20.000.000 18.700.000 93,50
Komputer
10 Pengadaan Printer 4.000.000 3.990.000 99,75
11 Pengadaan CCTV + Instalasi 15.000.000 14.740.000 98,27
12 Pengadaan Suction 3.000.000 3.000.000 100,00
13 Pengadaan Gynecolog Bed 10.000.000 7.260.000 72,60
14 Pengadaan Dopler 5.000.000 4.000.000 80,00
15 Pengadaan Lampu Sorot 4.000.000 2.200.000 55,00
16 Pengadaan Ruller Mixer 3.000.000 2.860.000 95,33
17 Pengadaan Kursi Plebotomi 5.000.000 3.850.000 77,00
Jumlah 200.500.000 175.207.000 87,39

Pada tahun 2019 mencapai 87,39%, pengadaan belanja Mesin Finger Print yang ridak
dapat di realisasikan dikarenakan UPTD Puskesmas ...........................sudah mendapatkan
Mesin Finger Print dari Dinas Kesehatan.
Dari Belanja Modal pada tahun 2019 dibedakan menjadi Belanja Modal yang menjadi
Aset dan Tidak menjadi Aset. Adapun rincian Belanja Modal yang menjadi aset dan tidak
menjadi aset dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Belanja Modal yang Menjadi Aset dan tidak menjadi Aset

Belanja Modal Peralatan 2019 Un-Audited


No Jumlah
dan Mesin Menjadi Tidak Menjadi

Catatan atas Laporan Keuangan 60


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Aset Aset
2 Pengadaan Generating set 28.500.000 28.500.000
3 Pengadaan Meja 1/2 biro 22.800.000 22.800.000
4 Pengadaan Gorden 16.975.000 16.975.000
5 Pengadaan Meja Komputer 11.940.000 11.940.000
6 Pengadaan Kipas Angin 3.300.000 3.300.000
7 Pengadaan Trolley barang 692.000 692.000
8 Pengadaan Laptop 30.400.000 30.400.000
Pengadaan Personal
9 18.700.000 18.700.000
Komputer
10 Pengadaan Printer 3.990.000 3.990.000
11 Pengadaan CCTV + Instalasi 14.740.000 14.740.000
12 Pengadaan Suction 3.000.000 3.000.000
13 Pengadaan Gynecolog Bed 7.260.000 7.260.000
14 Pengadaan Dopler 4.000.000 4.000.000
15 Pengadaan Lampu Sorot 2.200.000 2.200.000
16 Pengadaan Ruller Mixer 2.860.000 2.860.000
17 Pengadaan Kursi Plebotomi 3.850.000 3.850.000
Jumlah

Berdasarkan Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang mengenai ketentuan nilai


satuan minimum kapitalisasi Aset Tetap. Jika nilai perolehan Aset Tetap di bawah nilai satuan
minimum kapitalisasi maka atas Aset Tetap tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebagai
Aset Tetap, namun tetap diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Nilai satuan
minimum kapitalisasi adalah pengeluaran pengadaan baru. Besaran nilai minimum kapitalisasi
aset tetap dan jenisnya ditetapkan oleh kepala daerah. Dari data diatas dapat kita lihat
pembelanjaan modal yang menjadi aset senilai Rp……………. dan yang tidak menjadi aset
senilai Rp…………………..Dari jumlah total keseluruhan belanja pada tahun 2019 ada
beberapa kegiatan yang penyerapannya kurang maksimal, kondisi ini menghasilkan sisa
anggaran atau Silpa sebesar Rp 666.078.906,00. Diantaranya adalah :

1. Terdapat kegiatan yang realisasi pembelanjaannya lebih kecil dari yang di anggarkan
dalam hal ini adalah pembayaran TPBK dengan sisa anggaran sebesar Rp.
109.702.428,00
2. Untuk belanja Cetak Pakai Habis pada Kegiatan BOK terdapat efisiensi pembelanjaan
dengan menyisakan silpa sebesar Rp. 11.475.000,00
3. Pengadaan Cetak Pakai Habis pada kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan
Jaringannnya yang tidak bisa dilaksanakan sampai dengan batas akhir tahun
anggaran.

Catatan atas Laporan Keuangan 61


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

B. PENJELASAN ATAS POS–POS LAPORAN OPERASIONAL


Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional
keuangan entitas akutansi yang tercerminkan dalam Pendapatan-LO, Beban, dan
Surplus/Defisit-LO.

1. PENDAPATAN-LO
Pendapatan-LO adalah hak UPT Puskesmas ...........................yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali yang diklasifikasikan menurut asal dan jenis pendapatan yaitu Pendapatan
Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah, dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel Rincian Realisasi Pendapatan LO UPT Puskesmas ...........................Tahun 2019
Kenaikan/
Uraian Saldo 2019 %
(Penurunan)
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO 2.223.138.489,00 2.223.138.489,00 0,00

2. Pendapatan Transfer-LO 0,00 0,00 0,00


3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
0,00 0,00 0,00
Sah-LO
Jumlah Pendapatan LO 2.223.138.489,00 2.223.138.489,00 0,00

Adapun saldo masing-masing akun Pendapatan-LO Tahun 2019 dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO
Rekening ini menggambarkan kondisi PAD pada Laporan Operasional untuk periode
tahun anggaran 2019 yaitu sebesar Rp 2.223.138.489,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel Rincian Realisasi Pendapatan Asli Daerah LO UPT Puskesmas
...........................Tahun 2019
Kenaikan/
Uraian Saldo 2019 %
(Penurunan)

Catatan atas Laporan Keuangan 62


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

1. Pendapatan Pajak Daerah)-LO 0,00 0,00 0,00

2. Pendapatan Retribusi Daerah-LO 0,00 0,00 0,00


3.Pendapatan Hasil Pengelolaan
0,00 0,00 0,00
Kekayaan Daerah yang dipisahkan-LO
4. Lain-lain PAD Yang Sah LO 2.223.138.489,00 2.223.138.489,00 0,00
Jumlah Pendapatan LO 2.223.138.489,00 2.223.138.489,00 0,00

Pada UPT Puskesmas ...........................Tidak terdapat Pendapatan Pajak Daerah-LO dan


Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang dipisahkan LO. Pendapatan Retribusi
Daerah-LO disajikan dengan basis akrual dimana pendapatan retribusi daerah diakui
pada saat timbulnya hak atas pendapatan pada tahun 2019, sehingga nilai pendapatan
retribusi daerah adalah sebesar retribusi daerah yang diterima pada tahun 2019 . Lain-
lain PAD Yang Sah-LO merupakan pendapatan diluar Retribusi Jasa Layanan Umum.
Realisasi Lain-Lain PAD Yang Sah untuk periode tahun anggaran 2019 sebesar Rp.
2.223.138.489,00 yang terdiri dari :
1. Pendapatan UPT Puskesmas ...........................senilai Rp. 2.210.558.489 dan
2. Piutang Pendapatan yang dibayarkan pada bulan Januari 2018 senilai Rp.
12.580.000,00.
2. BEBAN
Beban-LO merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban yang diakui pada saat terjadinya pengeluaran, konsumsi aset,
dan timbulnya kewajiban tersebut, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel Rincian Realisasi Beban LO UPT Puskesmas ...........................Tahun 2019
Kenaikan/
Uraian Saldo 2019 %
(Penurunan)
Beban Pegawai-LO 2.863.255.770,00 2.863.255.770,00 0,00
Beban Barang dan Jasa 2.724.168.200,67 2.724.168.200,67 0,00
Beban Bunga 0,00 0,00 0,00
Beban Subsidi 0,00 0,00 0,00
Beban Hibah 0,00 0,00 0,00
Beban Bantuan Sosial 0,00 0,00 0,00
Beban Penyusutan dan Amortisasi 567.256.677,00 567.256.677,00 0,00
Beban Penyusutan Piutang 0,00 0,00 0,00
Beban Lain-Lain 12.217.375,00 12.217.375,00 0,00
Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 0,00 0,00 0,00

Catatan atas Laporan Keuangan 63


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan


0,00 0,00 0,00
Lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan Ke
0,00 0,00 0,00
Pemerintah Daerah Lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan Ke
0,00 0,00 0,00
Desa
Beban Transfer Bantuan Keuangan
0,00 0,00 0,00
lainnya
Beban Transfer Dana Otomatis Khusus 0,00 0,00 0,00
Jumlah Beban 6.166.898.022,67 6.166.898.022,67 0,00

Dari Tabel diatas terlihat 2019 Jumlah Beban sebesar Rp 6.166.898.022,67 yang terdiri dari:
(1) Beban Pegawai-LO sebesar Rp 2.863.255.770,00 merupakan Belanja Pegawai yang
dibayarkan sepanjang tahun 2019 yang terdiri dari Gaji dan tunjangan serta Tambahan
Penghasilan PNS (TPP). Beban pegawai-LO dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel Beban Pegawai-LO tahun 2019
Tahun 2019
Beban Pegawai :
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

Gaji dan Tunjangan 1.972.011.111,00 1,905,530,770,00 96,63


Tambahan Penghasilan
PNS 972,000,000,00 957.725.000,00 98,53
Jumlah 2,944,011,111,00 2,863,255,770,00 97,25

(2) Beban Barang dan Jasa merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban akibat transaksi pengadaan barang dan jasa yang habis pakai,
perjalanan dinas, pemeliharaan termasuk pembayaran honorarium kegiatan kepada non
pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan tertentu terkait dengan suatu prestasi.
Terdapat Beban Barang dan Jasa senilai Rp. 2.724.168.200,67. Perincian Beban Barang
dan Jasa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel Beban Barang dan Jasa
No Uraian Beban Barang dan Jasa Saldo
1 Beban Bahan Pakai Habis 52.001.611,02
2 Beban Persediaan Bahan/ Material 279.581.339,00
3 Beban Jasa Kantor 216.261.523,00
4 Beban Cetak dan Penggandaan 109.589.500,00
5 Beban Makanan dan Minuman 194.510.000,00
6 Beban Perjalanan Dinas 237.200.000,00

Catatan atas Laporan Keuangan 64


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

7 Beban Pemeliharaan 7.200.000,00


8 Beban Honorarium Non Pegawai 66.400.000,00
9 Beban Honorarium PNS - LO 112.267.000,00
10 Beban Honorarium Non PNS - LO 99.100.000,00
11 Beban Barang dan Jasa BLUD Puskesmas 1.350.057.227,65
12 Total 2.724.168.200,67

(3) Beban Penyusutan dan Amortisasi merupakan penurunan standar manfaat ekonomi atas
barang milik daerah yang digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dihitung
berdasarkan klasifikasi masa manfaat dengan metode garis lurus tanpa nilai residu
berdasarkan kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Tangerang Adapun beban
penyusutan dan amortisasi tahun anggaran 2019 sebesar Rp 567.256.677,00.
Tabel Rincian Realisasi Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2019

AKUMULASI
NAMA ASET
PENYUSUTAN

TANAH 0,00

PERALATAN MESIN 360.503.592,00


GEDUNG BANGUNAN 206.753.085,00
JALAN IRIGASI JARINGAN 0,00
ASET TETAP LAINNYA 0,00
KONSTRUKSI DALAM
0,00
PENGERJAAN
JUMLAH 567.256.677,00.
(4) Beban
lain-lain untuk tahun anggaran tahun 2019 sebesar Rp 12.217.375,00 merupakan beban
yang timbul karena penggunaan alokasi belanja modal yang tidak menjadi aset tetap.
Rincian belanja modal yang tidak menjadi aset tetap dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel Rincian Belanja Modal yang tidak menjadi aset tetap tahun 2019
N Tidak Jadi
Belanja Modal Uraian Barang
O Aset
1
Pengadaan Meubelair Pengadaan Meubelair
7.370.000,00
2 Pengadaan Alat Kantor
Papan Penunjuk Arah
Lainnya 1.477.375,00
3
Pengadaan Home Use Kursi Putar
910.000,00
4 Pengadaan Peralatan
Printer
Personal Komputer 2.460.000,00
6 12.217.375,0
Total
0

(5) Terdapat selisih pada beban barang dan jasa antara LO dan LRA senilai Rp.
2.007.334.192,00 yang merupakan akumulasi dari total penyusutan Aset Tetap Tahun

Catatan atas Laporan Keuangan 65


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

2019 senilai Rp. 2.574.590.869,00 di kurangi beban penyusutan tahun berjalan senilai Rp.
567.256.677,00.
3. Kegiatan Non Operasional
Pada Kegiatan Non operasional terdafat Defisit dari kegiatan Non Operasional lainnya-LO
Untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp 0,00

4. Surplus/Defisit-LO
Surplus/Defisit-LO adalah selisih antara Beban LO senilai Rp. 6.166.898.022,67 dengan
Pendapatan-LO sebesar Rp. 2.223.138.489,00. Maka Surplus/Defisit-LO per 31 Desember
2019 pada UPT Puskesmas ...........................adalah sebesar Rp (3.943.759.533,67).
5. Perbandingan Selisih Antara LRA dan LO
Tabel Rincian Selisih Antara LRA dan LO
Kode URAIAN LO LRA SELISIH
8 PENDAPATAN 2.223.138.489,00 2,210.558.489,00 12.580.000,00
Pendapatan Asli
8.1 - -
Daerah – LO
Pendapatan Transfer
8.2 - -
– LO
Lain-lain Pendapatan
8.3 daerah yang Sah –
LO
9 BEBAN 6.166.898.022,67 5.980.837.966,00 186.060.056,67
9.1.1 Beban Pegawai – LO 2.863.255.770,00 2.863.255.770,00 -
Beban Barang dan
9.1.2 2.724.168.200,67 3.117.582.196,00 393.413.995,33
Jasa
9.1.5 Beban Hibah
9.1.6 Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan
9.1.7 567.256.677.00 - 567.256.677.00
dan Amortisasi
Beban Penyisihan
9.1.8
Piutang
9.1.9 Beban Lain-lain 12.217.375,00 12.217.375,00
Beban Transfer Bagi
9.2.1
Hasil Pajak Daerah
Beban Transfer Bagi
9.2.2 Hasil Pendapatan
Lainnya
Beban Transfer
Bantuan Keuangan ke
9.2.3
Pemerintah Daerah
Lainnya
Beban Transfer
9.2.4 Bantuan Keuangan ke
Desa

Catatan atas Laporan Keuangan 66


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Beban Transfer
9.2.5 Bantuan Keuangan
Lainnya
Beban Transfer Dana
9.2.6
Otonomi Khusus
SURPLUS/DEFISIT
(3.943.759.533,67) (3.770.279.477,00) (173.480.056,67)
DARI OPERASI
POS LUAR BIASA
Pendapatan Luar
8.5.1
Biasa – LO
6.1.1 Beban Luar Biasa
9.4.1 Beban Luar Biasa
SURPLUS/DEFISIT
DARI POS LUAR
BIASA
SURPLUS/DEFISIT
(3.943.759.533,67) (3.770.279.477,00) (173.480.056,67)
– LO

Berikut ini adalah penjelasan Perbandingan Selisih antara LRA dan LO di antaranya adalah :
a. Terdapat selisih antara LRA dan LO sebesar RP. 12.580.000,00 yang merupakan
Piutang Pendapatan yang di bayarkan pada bulan Januari 2018.
Tabel Rekap Piutang Pendapatan UPT Puskesmas ...........................tahun 2019

CLAIM
NO BULAN TERVERIFIKASI Piutang
RITP/PERSALINAN/PNC
1 JANUARI 10.435.000,00 - -
2 FEBRUARI 12.305.000,00 12.260.000,00 -
3 MARET 17.955.000,00 19.355.000,00 -
4 APRIL 18.345.000,00 - -
5 MEI 14.615.000,00 14.250.000,00 -
6 JUNI 16.860.000,00 - -
7 JULI 15.760.000,00 12.690.000,00 2.570.000,00
8 AGUSTUS 7.630.000,00 7.630.000,0,0 -
9 SEPTEMBER 15.545.000,00 15.345.000,00 -
10 OKTOBER 12.550.000,00 12.250.000,00 -
11 NOVEMBER 10.625.000,00 615.000,00 10.010.000,00
12 DESEMBER 13.335.000,00 13.085.000,00 -
TOTAL 165.960.000,00 99.850.000,00 12.580.000,00

Yang termasuk dalam piutang yang di bayarkan pada bulan Januari 2018 adalah klaim
Dana Non Kapitasi pada Bulan November sebesar Rp. 10.010.000,00 dan klaim pada

Catatan atas Laporan Keuangan 67


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

bulan Juli sebesar Rp. 2.570.000,00 total Dana Piutang yang dibayarkan pada bulan
Januari 2018 sebesar Rp. 12.580.000,00
b. Terdapat selisih antara LRA dan LO pada Beban Barang dan Jasa senilai Rp.
393.413.995,33 yang merupakan penjumlahan dari Belanja Barang dan Jasa yang
menjadi aset sebesar Rp. 186.755.000,00 ditambah dengan Stock Opname Persediaan
sebesar Rp. 466.407.506,35 dikurangi dengan Mutasi Persediaan dari Dinas Kesehatan
sebesar Rp. 259.768.511,02.
c. Terdapat selisih antara LRA dan LO sebesar Rp. 567.256.677.00 yang merupakan beban
penyusutan aset pada tahun 2019.
Tabel Akumulasi Penyusutan pada tahun 2019

Nama Aset Akumulasi Penyusutan


Tanah 0,00
Peralatan dan Mesin 360.503.592,00
Gedung dan Bangunan 206.753.085,00
Jalan irigasi dan Jaringan 0,00
d. Aset Tetap Lainnya Terdapat
0,00
selisih
JUMLAH 567.256.677,00.
sebesar Rp.
12.217.375,00 yang merupakan Belanja Modal yang tidak menjadi aset.
Tabel Rincian Belanja Modal yang tidak menjadi Aset pada tahun 2019
N Tidak Jadi
Beban Uraian Barang
O Aset
1
Pengadaan Meubelair Pengadaan Meubelair
7.370.000,00
2 Pengadaan Alat Kantor
Papan Penunjuk Arah
Lainnya 1.477.375,00
3
Pengadaan Home Use Kursi Putar
910.000,00
4 Pengadaan Peralatan
Printer
Personal Komputer 2.460.000,00
5 12.217.375,0
Total
0

C. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) merupakan laporan penghubung antara Laporan
Operasional dengan Neraca yang menginformasikan tentang kenaikan atau penurunan ekuitas
atas aktivitas operasional pada tahun pelaporan yang terdiri dari Ekuitas Awal,
Surplus/Defisit-LO, Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar, dan
Ekuitas Akhir. LPE UPT Puskesmas ...........................Tahun 2019 Un Audited disajikan

Catatan atas Laporan Keuangan 68


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

dengan nilai Ekuitas Akhir Rp 5.497.290.925,35. Dibawah ini Rician Realisasi Laporan
Perubahan Ekuitas Tahun 2019 sebagai berikut :
Tabel Rincian Realisasi Laporan Perubahan Ekuitas UPT Puskesmas

...........................Tahun 2019

Uraian Saldo 2019

Ekuitas Awal 0,00


Surplus Defisit –LO (3.943.759.533,67)
Dampak Kumulatif Perubahan
Kebijakan/Kesalahan Mendasar:
Koreksi Nilai Persediaan 259.768.511,02
Selisih Revaluasi Aset Tetap 0,00
Koreksi Nilai Piutang 0,00
Perhitungan Mutasi Masuk dan Keluar &
4.882.489.714,00
Koreksi Aset Tetap
Penyesuaian Akumulasi Penyusutan Aset
0,00
Tetap
Penyesuaian Utang Jangka Pendek 0,00
Koreksi Nilai Penyisihan Piutang 0,00
Koreksi Nilai Investasi 0,00
Koreksi lainnya 233.715.618,00
Kewajiban untuk dikonsolidasikan 4.065.076.618,00
EKUITAS AKHIR 5.497.290.925,35

Berdasarkan Laporan Perubahan Ekuitas tahun 2019 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Saldo Awal Ekuitas tahun 2019 sebesar Rp. 0,00 dikarenakan UPT Puskesmas
...........................merupakan tahun pertama melakukan kebijakan keuangan sebagai
BLUD.
2. Surplus/Defisit-LO adalah selisih antara Beban LO senilai Rp. 6.166.898.022,67 dengan
Pendapatan-LO sebesar Rp. 2.223.138.489,00. Maka Surplus/Defisit-LO per 31
Desember 2019 pada UPT Puskesmas ...........................adalah sebesar Rp
(3.943.759.533,67).
3. Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar di sebabkan sebagai
berikut:
a. Koreksi Nilai Persediaan sebesar 259.768.511,02 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel koreksi nilai persediaan

Catatan atas Laporan Keuangan 69


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

NO URAIAN SALDO
1 Persediaan Alat Tulis Kantor 5.034.600,00
2 Persediaan Barang Cetakan 71.835.500,00
Persediaan peralatan
3 34.773.387,02
kesehatan
Persediaan Bahan obat-
4 136.623.653,00
obatan
5 Persediaan Bahan kimia 11.501.371,00
6 TOTAL 259.768.511,02

b. Perhitungan Mutasi Masuk dan Keluar & Koreksi Aset Tetap sebesar Rp.
4.882.489.714,00 merupakan perhitungan penambahan dan pengurangan aset untuk
tahun 2019.
Tabel Perhitungan Mutasi Masuk dan Keluar & Koreksi Aset Tetap
No Uraian Mutasi (+) Mutasi (-) Saldo

1 Tanah Untuk Bangunan 0,00


80.000.000,00 80.000.000,00
Tempat Kerja/Jasa
2 Bangunan Kesehatan 3.330.866.374,00 0,00 3.330.866.374,00
3 Aset Lain-lain………… 165.000.000,00 0,00 165.000.000,00
4 Kendaraan Bermotor
357.728.437,00 0,00 357.728.437,00
Khusus
5 Kendaraan Bermotor
4.895.833,00 0,00 4.895.833,00
Beroda Dua
6 Alat Pendingin 17.906.252,00 0,00 17.906.252,00
7 Alat Penyimpanan 37.554.434,00 0,00 37.554.434,00
8 Mesin Hitung/Jumlah 15.193.688,00 0,00 15.193.688,00
9 Alat Penyimpanan
35.585.061,00 0,00 35.585.061,00
Perlengkapan Kantor
10 Alat Kantor Lainnya 2.981.250,00 0,00 2.981.250,00
11 Meubelair 142.346.261,00 0,00 142.346.261,00
12 Alat Pembersih 3.541.667,00 0,00 3.541.667,00
13 Alat Pendingin 20.363.158,00 0,00 20.363.158,00
14 Alat Dapur 5.120.011,00 0,00 5.120.011,00
15 Alat Rumah Tangga
19.178.645,00 0,00 19.178.645,00
Lainnya (Home Use)
16 Peralatan Personal
39.722.636,00 0,00 39.722.636,00
Komputer
17 Personal Komputer 83.703.251,00 0,00 83.703.251,00
18 Peralatan Komputer
6.381.355,00 0,00 6.381.355,00
Mainframe
19 Lemari dan Arsip Pejabat 7.245.834,00 0,00 7.245.834,00
20 Peralatan Studio Visual 18.457.291,00 0,00 18.457.291,00

Catatan atas Laporan Keuangan 70


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

21 Peralatan Studio Video


2.750.000,00 0,00 2.750.000,00
dan Film
22 Alat Komunikasi
1.331.458,00 0,00 1.331.458,00
Telephone
23 Peralatan Translator
1.822.917,00 0,00 1.822.917,00
UHF/UHF
24 Alat Kedokteran Umum 163.899.274,00 0,00 163.899.274,00
25 Alat Kedokteran Gigi 76.744.040,00 0,00 76.744.040,00
26 Alat Kedokteran Bedah 22.146.998,00 0,00 22.146.998,00
27 Alat Kesehatan Kebidanan
30.735.937,00 0,00 30.735.937,00
dan Penyakit Kandungan
28 Alat Kedokteran Bagian
2.566.666,00 0,00 2.566.666,00
penyakit Dalam
29 Alat Kesehatan Anak 22.570.707,00 0,00 22.570.707,00
30 Alat Kesehatan Perawatan 9.302.083,00 0,00 9.302.083,00
31 Alat Kesehatan Matra Laut 49.947.917,00 0,00 49.947.917,00
32 Alat Laboratorium
63.030.262,00 0,00 63.030.262,00
Microbiologi
33 Alat Laboratorium Umum 4.921.875,00 0,00 4.921.875,00
34 Alat Laboratorium Kimia 5.989.584,00 0,00 5.989.584,00
35 Laboratorium Kearsipan 4.808.687,00 0,00 4.808.687,00
36 Alat Laboratorium
5.058.660,00 0,00 5.058.660,00
Lainnya
Unit Alat Laboratorium
37 Kimia Nuklir Laboratory 12.041.667,00 0,00 12.041.667,00
Safety Equipment
38 Peralatan Umum
9.049.542,00 0,00 9.049.542,00
Kedoteran /Klinik Nuklir
39 Akumulasi Penyusutan
2,00 0,00 2,00
Alat Kedokteran
40 TOTAL 4.882.489.714,00 0,00 4.882.489.714,00

c. Koreksi Ekuitas lainnya sebesar Rp. 233.715.618,00.


Merupakan Silpa Tahun 2016 yang bersumber dari Dana JKN Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang yang menjadi Saldo awal pada Tahun 2019.
4. Kewajiban untuk dikonsolidasikan sebesar Rp. 4.065.076.618,00. Merupakan akun antara
(transitoris) pada entitas yang muncul karena proses transaksi selama periode akuntansi
yang melibatkan RKUD untuk kemudian di konsolidasikan pada kewaiban entitas
pelaporan.
5. Ekuitas Akhir sebesar Rp 5.497.290.925,35 merupakan nilai ekuitas yang disajikan pada
Neraca yang dihasilkan berdasarkan perhitungan penjumlahan atau pengurangan dari

Catatan atas Laporan Keuangan 71


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Ekuitas Awal, Surplus/Defisit-LO, Dampak Kumulatif Perubahan kebijakan/Kesalahan


Mendasar dan Kewajiban untuk dikonsolidasikan.

D. PENJELASAN POS-POS NERACA


Penjelasan pos-pos neraca ini menguraikan secara singkat mengenai posisi saldo-saldo
rekening neraca yang disajikan dengan rincian secara detail dalam daftar-daftar lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini. Dalam penjelasan pos-
pos neraca ini dijelaskan mengenai posisi neraca untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2019 , dengan rincian sebagai berikut:
1. Aset
Salah satu pos di neraca BLUD Puskesmas ...........................adalah Aset .
Perincian aset Tahun 2016 dan Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Perincian Aset UPT Puskesmas ...........................Tahun 2019
Aset Tetap Mutasi (+)
Tahun
NO dan Aset Penambahan Pengurangan Tahun 2019
2016
Lainnya
1 Aset Lancar 0,00 906.723.840,35 0,00 906.723.840,35
2 Aset Tetap 0,00 7.000.157.953,00 0,00 7.000.157.953,00

3 Aset lainnya 0,00 165.000.000,00 0,00 165.000.000,00


4 Jumlah Aset 0,00 8.071.881.793,35 0,00 8.071.881.793,35

Perbandingan Komposisi Aset UPT Puskesmas ...........................per 31 Desember 2019


dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 5
Perbandingan Komposisi Aset UPT Puskesmas ...........................untuk Tahun Anggaran 2

Komposisi Aset tahun 2019


2% 11%

Aset Lancar
Aset Tetap
87%
Aset lainnya

a. Aset Lancar
Aset lancar terdiri dari kas dan setara kas dan aset yang diharapkan segera dapat
direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu 12 (dua belas)

Catatan atas Laporan Keuangan 72


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar Pada UPT Puskesmas ...........................per
31 Desember 2019 adalah sebesar Rp 906.723.840,35. Daftar Aset lancar yang
dimiliki oleh UPT Puskesmas ...........................per tanggal 31 Desember 2019 dapat
dilihat pada tabel berikut dibawah ini .
Tabel Aset Lancar Per 31 Desember 2019
Aset Lancar: Total 2019
Kas Bendahara Penerimaan 0,00
Kas Bendahara Pengeluaran 32.787,00

Kas di Bendahara FKTP 427.703.547,00

Piutang Pendapatan 12.580.000,00

Persediaan 466.407.506,35

JUMLAH 906.723.840,35

Berikut penjabaran masing-masing akun aset lancar:


a.1. Kas
Saldo Kas per 31 Desember 2019 sebesar Rp 906.723.840,35. Penjabaran Saldo Kas
per 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut :

- Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan sebesar Rp 0,00.


- Saldo Kas pada Bendahara Pengeluaran sebesar Rp 32.787,00 yang merupakan
jasa giro yang terakumulasikan pada bulan januari 2018.
- Saldo Kas FKTP sebesar Rp 427.703.547,00 yang merupakan Kas yang berada
pada Rekening Dana Kapitasi JKN FKTP di UPT Puskesmas
.............................................................
- Persediaan barang pada tahun 2019 sebesar Rp. 466.407.506,35.
a.2. Piutang Pendapatan

Saldo Piutang Pendapatan per 31 Desember 2019 sebesar Rp 12.580.000,00.


Merupakan piutang pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Non Kapitasi yang
merupakan klaim dari UPT Puskesmas ...........................atas Pelayanan Kesehatan
yang dibayarkan pada bulan Januari 2018 oleh BPJS.
a.3. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintahan, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat. Saldo persediaan ini merupakan hasil opname fisik yang
dilakukan oleh tim gabungan antara Inspektorat Kabupaten Tangerang dengan
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah per 31 Desember 2019 pada UPT

Catatan atas Laporan Keuangan 73


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

Puskesmas ...........................sesuai dengan Laporan Hasil Opname Fisik. Saldo


persediaan mencapai sebesar Rp 466.407.506,35. Rincian Persediaan sebagai
berikut :
Tabel Rincian Persediaan per 31 Desember 2019
N
Nama Persediaan 2019
O
Alat Tulis Kantor (ATK) & Perlengkapan
1 34.848.386,00
Kantor
2 Alat Listrik dan Elektronik 816.500,00
3 Alat Kebersihan dan Pembersih 6.653.000,00
4 Bcrang Cetakan 131.710.500,00
5 Persediaan Peralatan Kesehatan 169.010.245,45
6 Bahan Obat-Obatan 122.354.894,90
7 Bahan Kimia 1.013.980,00
8 JUMLAH 466.407.506,35

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa masih ada persediaan pada UPT Puskesmas
...........................dengan rincian sebagai berikut :

1. Persediaan ATK & Perlengkapan Kantor senilai Rp. 34.848.386,00


2. Persediaan Alat Listrik dan Elektronik senilai Rp. 816.500,00
3. Persediaan Alat Kebersihan dan Pembersih senilai Rp. 6.653.000,00
4. Persediaan Barang dan Cetakan senilai Rp. 131.710.500,00
5. Persediaan Persediaan Peralatan Kesehatan senilai Rp. 169.010.245,45
6. Persediaan Bahan Obat - Obatan senilai Rp. 122.354.894,90
7. Persediaan Bahan Kimia senilai Rp. 1.013.980,00

a.3.1 Persediaan Barang Usang/Rusak/Kadaluwarsa


Tabel Rekapitulasi Persediaan Usang/Rusak/Kadaluwarsa tahun 2019
NO NAMA PERSEDIAAN JUMLAH
1 Persediaan Bahan Pakai Habis
a Persediaan Peralatan Kesehatan 2.613.491,00
2 Persediaan Bahan / Material
a Bahan Obat - obatan 23.087.248,00
3 JUMLAH 25.700.739,00

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat persediaan usang/rusak/kadaluwarsa


pada tahun 2019 sebesar 25.700.739,00

Catatan atas Laporan Keuangan 74


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

b. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai kriteria sebagaimana diatur dalam
kebijakan akuntansi. Aset tetap per 31 Desember 2019 sebesar Rp 7.000.157.953,00
yang merupakan mutasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dan mengalami
akumulasi penyusutan senilai Rp. 2.574.590.869,00 sehingga diperoleh Saldo Akhir
Senilai Rp. 4.425.567.084,00. Rincian Aset tetap UPT Pusesmas ...........................
dapat dilihat pada tabel berikut :
Rincian Aset Tetap Tahun 2019
Saldo Mutasi ( -
Aset Tetap Mutasi (+ ) Saldo Akhir
Awal )
Tanah 0.00 80.000.000,00 0.00 80.000.000,00
2.410.475.085,0 2.410.475.085,0
Peralatan dan Mesin 0.00 0.00
0 0
4.509.682.868,0 4.509.682.868,0
Gedung dan Bangunan 0.00 0.00
0 0
Jalan, Irigasi, dan
0.00 0.00 0.00 0.00
Jaringan
Aset Tetap Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00
7.000.157.953,0 7.000.157.953,0
Jumlah Aset Tetap 0.00
0 0
(2.574.590.869, (2.574.590.869,
Akumulasi Penyusutan 0.00 0.00
00) 00)
4.425.567.084,0 4.425.567.084,0
Total 0.00 0.00
0 0

Mutasi Aset tetap Tahun 2019 berdasarkan Jenisnya kami Uraikan sebagai berikut :
b.1. Aset Tanah
Tabel Aset Tanah per 31 Desember 2019 sebesar Rp 80.000.000,00
Mutasi Mutasi
No Aset Tetap Saldo Akhir
Masuk (+) Keluar (-)
Tanah Bangunan
1 80.000.000,00 0,00 80.000.000,00
Puskesmas

2 Total 80.000.000,00 0,00 80.000.000,00

Catatan atas Laporan Keuangan 75


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

b.2. Peralatan dan Mesin

Aset Peralatan dan Mesin Tahun 2019 sebesar Rp 2.410.475.085,00. Aset Peralatan
dan Mesin Tahun 2019 pada tabel berikut :

Mutasi Masuk Mutasi


No Aset Peralatan dan Mesin Saldo Akhir
(+) Keluar (-)

1 Alat-alat Bantu Compressor 4.000.000,00 0,00 4.000.000,00

2 Kendaraan Bermotor Khusus 361.494.000,00 0,00 361.494.000,00


3 Kendaraan Bermotor Beroda Dua 29.300.000,00 0,00 29.300.000,00
4 Alat Penyimpanan 54.208.746,00 0,00 54.208.746,00
5 Mesin Hitung/Jumlah 29.549.500,00 0,00 29.549.500,00
6 Alat Penyimpanan Perlengkapan 88.191.000,00 0,00 88.191.000,00
Kantor
7 Alat Kantor Lainnya 18.434.050,00 0,00 18.434.050,00
8 Meubelair 247.561.920,00 0,00 247.561.920,00
9 Alat Pembersih 5.000.000,00 0,00 5.000.000,00
10 Alat Pendingin 98.376.050,00 0,00 98.376.050,00
11 Alat Dapur 11.228.250,00 0,00 11.228.250,00
12 Alat Rumah Tangga Lainnya 47.603.000,00 0,00 47.603.000,00
(Home Use)
13 Personal Komputer 131.968.000,00 0,00 131.968.000,00
14 Peralatan Komputer Mainframe 12.065.000,00 0,00 12.065.000,00
15 Peralatan Personal Komputer 74.867.800,00 0,00 74.867.800,00
16 Lemari dan Arsip Pejabat 7.400.000,00 0,00 7.400.000,00
17 Peralatan Studio Visual 21.850.000,00 0,00 21.850.000,00
18 Peralatan Studio Video dan Film 14.000.000,00 0,00 14.000.000,00
19 Alat Komunikasi Telephone 2.905.000,00 0,00 2.905.000,00
20 Peralatan Translator UHF/UHF 2.500.000,00 0,00 2.500.000,00
21 Alat Kedokteran Umum 216.124.872,00 0,00 216.124.872,00
22 Alat Kedokteran Gigi 196.077.540,00 0,00 196.077.540,00
23 Alat Kedokteran T.H.T 2.500.000,00 0,00 2.500.000,00
24 Alat Kedokteran Bedah 35.036.900,00 0,00 35.036.900,00
25 Alat Kesehatan Kebidanan dan 57.522.700,00 0,00 57.522.700,00
Penyakit Kandungan
26 Alat Kedokteran Bagian penyakit 8.438.200,00 0,00 8.438.200,00
Dalam
27 Alat Kesehatan Anak 34.154.114,00 0,00 34.154.114,00
28 Alat Kesehatan Perawatan 75.200.000,00 0,00 75.200.000,00
29 Alat Kesehatan Matra Laut 68.500.000,00 0,00 68.500.000,00
30 Alat Laboratorium Microbiologi 99.366.062,00 0,00 99.366.062,00
31 Alat Laboratorium Hidro Kimia 18.000.000,00 0,00 18.000.000,00
32 Alat Laboratorium Umum 10.950.000,00 0,00 10.950.000,00
33 Alat Laboratorium Kimia 85.700.000,00 0,00 85.700.000,00
34 Alat Laboratorium Patologi 199.100.000,00 0,00 199.100.000,00
35 Laboratorium Kearsipan 4.911.000,00 0,00 4.911.000,00

Catatan atas Laporan Keuangan 76


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

36 Alat Laboratorium Lainnya 6.980.581,00 0,00 6.980.581,00


37 Unit Alat Laboratorium Kimia 17.000.000,00 0,00 17.000.000,00
Nuklir Laboratory Safety
Equipment
38 Peralatan Umum Kedoteran 12.410.800,00 0,00 12.410.800,00
/Klinik Nuklir
39 TOTAL 2.410.475.085,00 0,00 2.410.475.085,00

Aset Peralatan dan Mesin Tahun 2019 sebesar Rp 2.410.475.085,00 yang terdiri dari
mutasi tambah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang senilai 2.321.916.035,00
dan realisasi belanja modal yang menjadi aset tetap pada tahun 2019 sebesar Rp.
88.559.050,00.
b.3. Gedung dan Bangunan
Saldo Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2019 sebesar Rp 4.509.682.868,00
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel Rincian Gedung dan Bangunan Tahun 2019
Mutasi Masuk Mutasi
No Nama Aset Saldo Akhir
(+) Keluar (-)
Gedung dan
1 4.509.682.868,00 0,00 4.509.682.868,00
Bangunan
2 TOTAL 4.509.682.868,00 0,00 4.509.682.868,00

Aset Gedung dan Bangunan pada tahun 2019 sebesar Rp 4.509.682.868,00 yang
terdiri dari Mutasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang sebesar Rp.
4.322.907.868,00 dan Realisasi Belanja Modal pada tahun 2019 sebesar Rp.
186.775.000,00.

b.4. Aset Jalan Irigasi dan Jaringan

Saldo Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan tahun 2019 sebesar Rp 0,00.

b.5. Akumulasi Penyusutan

Saldo Akumulasi Penyusutan tahun 2019 sebesar Rp 2.574.590.868,00. Aset tersebut


merupakan peralatan dan mesin dan gedung bangunan.
Tabel Rincian Akumulasi Penyusutan Tahun 2019
AKUMULASI
NAMA ASET PENYUSUTAN
31-Dec-2019

TANAH 0.00
PERALATAN MESIN 1.375.796.290.00

Catatan atas Laporan Keuangan 77


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

GEDUNG BANGUNAN 1.198.794.579.00


JALAN IRIGASI
0.00
JARINGAN
ASET TETAP LAINNYA 0.00

JUMLAH 2.574.590.869.00

c. Aset Lainnya
Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2019 sebesar Rp 165.000.000,00 merupakan
mutasi tambah dari Dinas Kesehatan berupa Aset Kondisi Rusak Berat/Hilang/Lainnya.

2. Kewajiban
Kewajiban adalah hutang yang timbul dari setiap peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran sumber daya ekonomi Pemerintah.Saldo Kewajiban per 31 Desember
2019 tidak ada. Saldo Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2019 tidak ada

3. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih UPT Puskesmas ...........................yang terdiri dari
Koreksi Nilai Persediaan, Perhitungan Mutasi Masuk dan Keluar & Koreksi Aset Tetap,
Penyesuaian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Koreksi Ekuitas Lainnya. Saldo Ekuitas
Dana per 31 Desember 2019 sebesar Rp 5.497.290.925,35

4. Kejadian Setelah Tanggal Neraca


1. Terdapat Jasa Giro yang gagal terautodebet pada bulan Desember tahun 2019 sebesar Rp.
32.787,00.
2. Terdapat Piutang Pendapatan yang dibayarkan pada bulan Januari 2018 sebesar Rp.
12.580.000,00

5. PENGUNGKAPAN LAINNYA
Tidak terdapat Rekomendasi dan Tindak Lanjut Temuan BPK RI

Catatan atas Laporan Keuangan 78


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

BAB V
PENUTUP

Dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dari BLUD Puskesmas
...........................mutlak diperlukan akuntabilitas kinerja sebagai wujud dari pertanggungjawaban
kepada publik. Hal ini menuntut komitmen seluruh komponen jajaran dalam rangka pencapaian
visi dan misi yang telah ditetapkan.
Dari seluruh pencapaian kinerja yang telah kami sampaikan pada Tahun Anggaran 2019
dapat kami nyatakan bahwa selama Tahun Anggaran 2019 meskipun ada hambatan dalam
pelaksanaan penyerapan anggaran, namun secara keseluruhan program kerja yang ada di BLUD
Puskesmas ...........................berjalan lancar dan telah dapat dilaksanakan dengan mengacu pada
rencana, walaupun ada beberapa kegiatan yang rendah dalam penyerapannya dikarenakan
berbagai tekhnis.
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan tersebut tidak lepas dari dukungan dan
partisipasi dari segenap potensi dan komponen masyarakat, kerja keras dan komitmen segenap
staf BLUD Puskesmas ...........................yang kesemuanya diarahkan untuk menaikkan taraf
kesehatan mayarakat di wilayah BLUD Puskesmas ...........................khusunya, dan masyarakat
Kabupaten Tangerang pada umumnya.
Berbagai permasalahan dan hambatan yang terjadi selama Tahun 2019 baik yang
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal telah diupayakan pemecahannya melalui
koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang serta instansi terkait, agar program
yang digariskan itu dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Namun, kami menyadari belum sepenuhnya permasalahan yang timbul selama Tahun 2019
dapat terselesaikan, untuk itu akan kami upayakan perbaikan-perbaikan sehingga diperoleh
solusi sebaik-baiknya.
Tigaraksa, Januari 2018
Kepala BLUD Puskesmas
............................................................
Kabupaten Tangerang

Dr Elni Handayani

Catatan atas Laporan Keuangan 79


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG
BLUD PUSKESMAS SUKATANI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2019 (Dalam Rupiah Penuh)

NIP. 19780826 200701 2 006

LAMPIRAN :
 LRA RINCIAN OBJEK
 BERITA ACARA EVALUASI LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2019
 BERITA ACARA HASIL REKONSILIASI DATA ASET TETAP
 BERITA ACARA STOCK OPNAME
 BERITA ACARA CASH OPNAME
 UMPAN BALIK PIUTANG PENDAPATAN
 STS BENDAHARA PENGELUARAN
 REKENING KORAN

Catatan atas Laporan Keuangan 80