Isolasi Dna Pada Buah Dan Sayur
Isolasi Dna Pada Buah Dan Sayur
Isolasi Dna Pada Buah Dan Sayur
Zatri Rahayu
1605115209
Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
A. Pendahuluan
1
(Giasson et al. 2016), renaturasi adalah proses pembentukan DNA beruntai
ganda dari DNA beruntai tunggal yang dipengaruhi oleh proses pendinginan
(Wang, Xiaofang. 2014). Banyak hal yang mempengaruhi proses denarutasi dan
renaturasi tersebut, antara lain suhu yang tinggi, pH ekstrim, Kandungan
elektrolit Na+ atau K+ dan komposisi basa C-G (Hays. 2005).
Untuk memperoleh DNA murni dari suatu sel dapat dilakukan suatu teknik
isolasi DNA. Menurut Fatchiyah dalam Zulfarina et al (2018) untuk memperoleh
isolate DNA dari sampel pemecahan dinding sel atau jaringan yang DNA-nya
akan di isolasi sering dilakukan dengan menggunakan bahan kimia. Sel dirusak
dengan buffer lysis yang dapat merusak interitas barrier sel. Menurut Zubaidah
(2004) isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada
setiap jenis maupun bagian tanaman dapat menimbulkan masalah yang berbeda,
antara lain dapat menghambat pemurnian DNA dan mempengaruhi enzim-enzim
seperti polymerase, ligase, endonuclease restriksi atau enzim untuk kegiatan
molekuler lain yang dapat menyebabkan DNA tidak dapat digunakan untuk
apliaksi penelitian.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prosedur sederhana dalam
melakukan isolasi DNA pada buah dan sayur dan untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan isolasi DNA.
B. Alat, Bahan dan Metode
2
C. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data pada tabel 1 diatas, bahwa pada sayuran didapatkan DNA
yang lebih banyak dari pada jenis buah-buahan, DNA yang jumlahnya paling
banyak yaitu pada sawi sedangkan DNA yang didapatkan paling sedikit yaitu
semangka dan melon. Hal ini dapat terjadi karena kandungan air didalam buah
relatif lebih besar dari pada air yang terkandung didalam sayuran, semakin
tingginya kadar air maka sel yang terlarut didalam ekstrak akan semakin sedikit
sehingga DNA yang didapatkan sedikit.
Selain faktor jenis sampel dan kadar air dalam sampel tersebut,
keberhasilan isolasi DNA juga ditentukan oleh ketelitian praktikan dalam
membuat larutan ekstraksi, larutan ekstraksi harus diaduk dengan berhati-hati
agar tidak menimbulkan buih agar didapatkan larutan yang tepat yang dapat
melisis sel secara fisik hingga didapatkan DNA yang diinginkan.
Larutan ekstraksi yang komposisinya terdiri dari garam dapur, sabun cuci
piring, dan sabun fixal berfungsi sebagai biokatalisator atau pengganti enzim
untuk menghancurkan protein dan memperbesar pergerakan partikel sel sehingga
merusak membrane sel agar DNA dapat keluar. hal ini didukung oleh kajian dari
borges et al, (2012) yang menyatakan bahwa sabun dapat menyebabkan
3
kerusakan membrane sel dengan mengemulsi lipid dan protein sel serta menyela
interaksi polar yang menyatukan membrane sel, pengadukan harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak menimbulkan buih, karena buih dapat menghambat
proses pada isolasi DNA.
D. Kesimpulan
Isolasi DNA pada buah dan sayur menghasilkan bentuk DNA seperti benang
yang bergumpal yang muncul diatas permukaan larutan pada tabung reaksi.
Keberhasilan isolasi tergantung dari beberapa faktor seperti kadar air sampel,
bahan yang digunakan, suhu alkohol dan ketelitian praktikum .
E. DAFTAR PUSTAKA
Borges, D.B. et al 2012. Optimization of DNA extraction from fresh leaf tissues
of Melanoxylon brauna (Fabaceae). J Genetics and Moleclar Research.
Vol. 11 (2): 1586-1591
Ferniah, R.S., dan Pujiyanto, Sri. 2013. Optimasi Isolasi DNA Cabai (Capsicum
Annum L) Berdasarkan Perbedaan Kualitas dan Kuantitas Daun Serta
Teknik Penggerusan. Jurnal BIOMA. Vol. 15 (1): 14-19