PEDOMAN KERJA MTBS - 2019 New

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN KERJA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


TAHUN 2019

UPT PUSKESMAS HAURGEULIS

Jl. Raya Gantar km 01. Telp.0232-8895252 Kecamatan Haurgeulis


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap tahun lebih dari sepuluh juta anak meninggal sebelum mencapai usia 5
tahun. Lebih dari setengahnya disebabkan dari 5 kondisi yang sebenarnya dapat
dicegah dan diobati, antara lain : pneumonia, diare, malaria, campak dan malnutrisi
maupun seringkali kombinasi beberapa penyakit tersebut. Petugas puskesmas sudah
berpengalaman dalam mengobati penyakit–penyakit yang umum menyerang anak
namun mereka masih menggunakan pedoman terpisah untuk masing-masing
penyakit, misalnya Pedoman Pengobatan Malaria, Pedoman Tatalaksana ISPA, atau
Pedoman Penanganan Diare. Padahal ada beberapa penyakit yang saling berkaitan,
misalnya diare berulang seringkali menyebabkan gizi buruk sehingga petugas
puskesmas mengalami kesulitan dalam menggabungkan berbagai pedoman yang
terpisah pada saat menangani anak yang menderita beberapa penyakit.
WHO bersama dengan UNICEF telah mengembangkan suatu paket pegangan
klasifikasi dan terapi komprehensif, memadukan intervensi yang terpisah-pisah
tersebut menjadi satu paket terpadu yaitu paket Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) yang merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana ballita
sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang
meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi
telinga, malnutrisi, dan upaya promotif serta preventif yang meliputi imunisasi,
pemberian vitamin A, dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk
menurunkan Angka Kematian Bayi dan Anak Balita dan menekan morbiditas karena
penyakit tersebut. Kegiatan MTBS memiliki tiga komponen khas yang
menguntungkan, yaitu : meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus balita sakit, memperbaiki sistem kesehatan, dan memperbaiki
praktek keluarga dan masyarakat dalama perawatan dirumah dan upaya pertolongan
kasus balita sakit.
Hal ini sangat berhubungan dengan visi UPTD Puskesmas Haurgeulis yakni
“terwujud nya masyarakat diwilayah kerja UPTD Puskesmas Haurgeulis sehat 2020”.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
- Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam melayani balita sakit yang
berkunjung ke puskesmas sehingga mampu memperbaiki kualitas pelayanan
dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan
ballita.
- Memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan
b. Tujuan Khusus
- Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita
sakit khususnya bagi dokter, perawat, bidan terutama yang sudah dilatih.
- Memperbaiki sistem kesehatan yaitu perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaaan MTBS.
- Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah dan
upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit guna meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

C. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah petugas kesehatan dalam melaksanakan
pelayanan balita sakit meliputi dokter, perawat, dan bidan yang bertugas di
Puskesmas induk, Polindes, Pusling dan Poskesdes diwilayah kerja Puskesmas
Haurgeulis Kabupaten Indramayu.

D. RUANG LINGKUP
1. Upaya Kuratif
Yaitu suatu upaya pelayanan kesehatan bayi dan balita sakit usia 2 bulan – 5
tahun yang datang ke fasilitas kesehatan wilayah kerja Puskesmas Haurgeulis
sesuai dengan tatalaksana Manajemen Terpadu Balita Sakit dan memberi rujukan
ke poli lain atau rumah sakit bila diperlukan.
2. Upaya Promotif
Yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk perilaku hidup
sehat, misalnya dengan memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI,
pemberian makan pada bayi dan anak melalui media penyuluhan berupa lembar
balik, Kartu Nasehat Ibu, leaflet ataupun poster.
3. Upaya Preventif
yaitu upaya mencegah suatu masalah kesehatan/ penyakit pada anak seperti
pemberian makanan tambahan-pemulihan (PMT-P) pada balita gizi kurang
supaya status balita yang diberi PMT-P meningkat, pemberian Vitamin A untuk
mencegah rabun senja, pemberian obat cacing untuk mencegah kecacingan, dan
zat besi untuk mencegah anemia.
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Menilai tanda-tanda dan gejala penyakit yaitu melakukan penilaian dengan cara
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Membuat klasifikasi yaitu membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan
penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya.
3. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan yaitu menentukan tindakan dan
memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi,
memberi obat untuk diminum dirumah dan juga mengajari ibu tentang cara
memberi obat serta tindakan lain yang harus dilakukan dirumah.
4. Memberi konseling bagi ibu termasuk menilai cara pemberian makan anak,
memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anak, serta kapan harus
membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.
5. Tindak lanjut yaitu menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang
untuk kunjungan ulang.

F. LANDASAN HUKUM
1. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
2. Permenkes No. 1464/X/Menkes/2010 Bab III Pasal 11 tentang Pelayanan
Kesehatan Anak
3. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Perda Kabupaten Cirebon No. 3 Tahun 2009 tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru
Lahir, Bayi dan Anak Balita
5. SK Kapus No.206/SK/KA-PKM.BBR/I/2015 tgl02-01-2015 tentang Penugasan
Penanggung Jawab Pelayananan MTBS di Lingkungan UPTD Puskesmas
Haurgeulis
6. Buku Modul MTBS Jilid 1 – 6 tahun 2009
7. Buku Pedoman Penerapan MTBS di Puskesmas Tahun 2009
8. Buku Bagan MTBS Tahun 2009
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Petugas kesehatan meliputi perawat dan bidan dapat menangani pelayanan bayi
dan balita sakit sesuai tatalaksana MTBS yang dikordinator oleh penanggung jawab
MTBS dan dokter puskesmas dengan standar kualifikasi petugas minimal pendidikan
Diploma III bidang Keperawatan dan Kebidanan.

B. DISTRBUSI KETENAGAAN
Pengaturan dan penjadwalan petugas kesehatan didalam gedung yaitu diruang
pemeriksaan dan diluar gedung yaitu puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan
polindes yang dikoordinir oleh penanggung jawab MTBS.

C. TUPOKSI
1. TUGAS
Melakukan pelayanan kesehatan terhadap balita usia 2 bulan – 5 tahun
2. FUNGSI
1. Persiapan alat medis dan non medis yang diperlukan untuk pelayanan
2. Pelaksanaan anamnesa
3. Pemeriksaan fisik dan tanda vital
4. Penilaian tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi
5. Pengklasifikasian penyakit
6. Penentuan tindakan sesuai dengan klasifikasi
7. Pelaksanaan pengobatan sesuai SOP
8. Pemberian konseling
9. Pelaksanaan tindakan prarujukan
10. Pelaksanaan rujukan ke poli lain
11. Penggalangan kerjasama lintas program
12. Pencatatan dan pelaporan
3. URAIAN TUGAS
1. Melakukan anamnesa anak sakit usia 2 bulan – 5 tahun
2. Melakukan pengukuran berat badan, panjang badan/ tinggi badan dan tanda
vital
3. Menilai keluhan anak sakit
4. Membuat klasifikasi penyakit
5. Memberikan tindakan sesuai dengan klasifikasi penyakit
6. Memberikan konseling bagi ibu
7. Memberikan pelayanan tindak lanjut dan pengobatan sederhana dirumah
8. Membuat laporan bulanan
9. Melakukan analisa dan rencana tindak lanjut
4. TANGGUNG JAWAB
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan MTBS di wilayah kerja
Puskesmas Haurgeulis
2. Bertanggung jawab atas pengklasifikasian kasus penyakit
3. Bertanggung jawab atas pencatatan dan pelaporan
D. JADWAL KEGIATAN

JADWAL
N
JENIS KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR PELAKSANAA
O
PELAYANAN N KEGIATAN
Menilai tanda-tanda dan  Anak sakit usia 2 bulan – 5 tahun Setiap hari
Penilaian dan gejala penyakit, status ditangani sesuai tatalaksana MTBS Senin - Sabtu
Klasifikasi Anak Sakit imunisasi, status gizi dan
pemberian vitamin A.
Pengukuran Berat Mengukur BB/TB dan  Sangat Kurus <-3SD
Badan dan Panjang menimbang BB bayi dan  Kurus – 3SD sampai dengan <-
1. Pelayanan Badan/ Tinggi Badan balita sakit 2SD
Balita Sakit  Normal -2SD sampai dengan 2 SD
 Gemuk >2 SD
Penentuan tindakan Menentukan tindakan Anak sakit usia 2bulan – 5 tahun
dan pengobatan sesuai dengan klasifikasi mendapat penanganan yang tepat
anak sakit dan
memutuskan apakah
seorang anak perlu
dirujuk
Konseling bagi ibu Melakukan konseling dan Ibu dapat melakukan perawatan
mengajari ibu cara anak sakit dirumah yaitu cara
pemberian obat oral, dan pemberian obat oral, pemberian
pemberian makanan makan pada anak sakit
pada anak
Tindakan kuratif dan Melakukan pemberian Mencegah keadaan yang lebih
preventif parasetamol, dosis berat pada anak sakit
pertama antibiotik,
oralit/terapi cairan,
vitamin A dan imunisasi

2. Pelayanan Pemberian Mencegah penyakit yang < 7 hari : hepatitits B - Setiap hari
Imunisasi imunisasidasar biasa terjadi pada anak Usia 1 bulan :BCG, Polio I Selasa di
Usia 2 bulan : DPT/HB 1, Polio 2 Puskesmas.
Usia 3 bulan : DPT/HB 2, Polio 3 - Minggu I – III
Usia 4 bulan : DPT/ HB 3, Polio 4 di Posyandu
Usia 9 bulan : Campak
Usia 18 bulan : Booster DPT/HB
Usia 24 bulan : Booster Campak
3. Pelayanan Konseling anak Memberi informasi Anak usia 0 – 5 tahun Setiap hari
anak sehat seputar pengasuhan dan
perawatan bayi dan
balita
4. Pencatatan Rekapitulasi hasil Mengetahui bayi dan Registrasi harian dan hasil rekapan Setiap hari
dan kunjungan bayi dan balita sakit yang mingguan Sabtu
pelaporan balita sakit ditangani dengan MTBS

Struktur organisasai program MTBS

Kepala Puskesmas
dr. Basuki

Audit Tim
Ka. TU
Internal Mutu Taufik Rohman, SKM

UKM Penanggung jawab UKP


dr. Yuleni

MTBS
Windi Asri, S.Kep

pelaksana
Windi Asri, S.Kep
Junaysiyah, Amd. Kep
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

B T

Keterangan :
: Kursi Petugas MTBS
: Kursi Pasien/pelanggan
: Meja petugas MTBS
: Meja Periksa Bayi
: Pintu

B. STANDAR FASILITAS
1. Ruangan pelayanan pemeriksaan anak MTBS memiliki fasilitas dalam menunjang
pemeriksaan anak balita yaitu :
a. Timbangan bayi dan timbangan balita.
b. Pengukur panjang badan bayi .
c. Pengukur tinggi badan balita yang ditempel didinding.
d. Alat-alat pemeriksaan berupa : timer pernafasan, thermometer, senter, tongue
spatel dan stetoskop,
e. Obat-obatan sampel seperti : amoksisilin, kotrimoksazol, parasetamol, salep mata,
oralit, gentian violet.
f. Alat permainan edukatif.
g. Buku-buku pedoman MTBS dan perlengkapan administrasinya.
h. Perangkat computer dengan aplikasi ICATT (IMCI Computerize Adaptation
Training Tools).
2. Kondisi ruangan yang nyaman dan sarana penerangan yang baik serta ruangan yang
sangat ramah anak.

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN MTBS


Kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup pelayanan MTBS yaitu :
1. Kegiatan dalam gedung yaitu kegiatan yang dilaksanakan di poli MTBS untuk
melayani pasien balita sakit yang datang ke puskesmas baik untuk konsultasi
maupun pelayanan pengobatan.
2. Kegiatan luar gedung yaitu kegiatan pelayanan kesehatan balita sakit sesuai
tatalaksana MTBS pada saat pelayanan di posyandu dan polindes.

B. LANGKAH KEGIATAN
I. Perencanaan kegiatan MTBS dicantumkan dalam rencana kegiatan bulanan dan
tahunan Puskesmas.
II. Pelaksaanan MTBS sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) MTBS
Puskesmas Haurgeulis.
Pelaksanaan Pelayanan Balita Sakit umur 2 Bulan - 5 Tahun
A. Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit
Penilaian, klasifikasi dan menentukan tindakan :
1. Memeriksa tanda bahaya umum
2. Kemudian tanyakan keluhan utama :
a. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas ?
b. Apakah anak menderita diare ?
c. Apakah anak demam ?
- Klasifikasi malaria
- Klasifikasi campak
- Klasifikasi demam berdarah
d. Apakah anak mempunyai masalah telinga
e. Memeriksa status gizi
f. Memeriksa anemia
g. Memeriksa imunisasi dan vitamin A
3. Menilai masalah keluhan lain
B. Pengobatan
1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah.
a. Antibiotik oral
b. Antimalaria oral
c. Parasetamol
d. Vitamin A
e. Zat besi / tambah darah
f. Obat cacing
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi dirumah
a. Mengobati infeksi mata dengan tetes/ salep mata
b. Mengeringkan telinga dengan kain/ kertas penyerap
c. Mengobati luka dimulut dengan gentian violet
d. Meredakan batuk dan melegakan tenggorokan dengan bahan yang
aman
3. Pemberian pengobatan ini hanya diklinik
a. Antibiotik intramuskular
b. Suntikan artemeter untuk malaria berat
c. Mencegah agar gula darah tidak turun
4. Pemberian cairan tambahan pada diare
a. Rencana Terapi A : penanganan diare dirumah
b. Rencana Terapi B : penanganan dehidrasi ringan/ sedang dengan
oralit
c. Rencana Terapi C : penanganan dehidrasi berat
5. Pengobatan lanjutan
a. Pemberian tablet zinc untuk penderita diare
b. Pemberian cairan pra rujukan untuk demam berdarah dengue
c. Tindakan pra rujuk anak sangat kurus disertai diare
C. Konseling Bagi Ibu
1. Makanan
a. Menilai cara pemberian makan anak
b. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
c. Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan
2. Cairan
Meningkatkan pemberian cairan selama anak sakit
3. Kapan harus kembali
Menasehati ibu kapan harus kembali
4. Menasehati ibu tentang kesehatan sendiri
5. Menasehati ibu tentang penggunaan kelambu untuk pencegahan malaria
D. Pelayanan Tindak Lanjut
1. Pneumonia
2. Diare Persisten
3. Disentri
4. Malaria (Daerah Resiko Tinggi atau Resiko Rendah)
5. Demam mungkin bukan malaria (Daerah Resiko Rendah atau Tanpa
Resiko Malaria)
6. Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut
7. Mungkin DBD/ Demam : Mungkin bukan DBD
8. Infeksi Telinga
9. Masalah pemberian makan
10. Anak Kurus
11. Anemia
III. Pembuatan laporan bulanan
Merupakan hasil rekapan balita sakit yang dilayanani sesuai tatalaksana MTBS.
Target yang ditetapkan adalah 90% balita sakit yang berkunjung ke fasilitas
kesehatan wilayah kerja puskesmas Haurgeulis dilayani dengan tatalaksana
MTBS.
IV. Rekapan laporan tahunan
Adalah jumlah seluruh hasil rekapan balita sakit yang dilayani sesuai tatalaksana
MTBS selama satu tahun dari bulan Januari – Desember.Juga menampilkan data
jumlah seluruh kunjungan balita sakit berdasarkan klasifikasi penyakit.
V. Evaluasi hasil kegiatan bulanan dan tahunan
Untuk mengetahui sejauh mana sasaran dan target yang telah dicapai setiap
bulan dan tahunnya.
VI. Rencana tindak lanjut kegiatan yang akan datang
Mempersiapkan rencana yang akan dilakukan dalam menindaklanjuti hasil
evaluasi berupa masalah dan hasil pencapaian yang belum dicapai.

BAB V
LOGISTIK

Adapun sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelayanan balita adalah :
1. Timbangan bayi
2. Timbangan injak untuk balita
3. Pengukur panjang badan
4. Pengukur tinggi badan
5. Thermometer
6. Respiratory Timer
7. Senter
8. Tongue spatel
9. Stethoscope
10. Obat-obatan sampel
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan MTBS


perlu memperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi akibat kesalahan penanganan dan
penatalaksanaan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran dilakukan setiap
kegiatan pelayanan kesehatan bayi dan balita sakit.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam pelaksanaan pelayanan bayi dan balita sakit perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
pelayanan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan. Untuk itu dalam setiap kegiatan pelayanan bayi dan balita sakit
sebaiknya selalu menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri), berupa masker dan
sarung tangan bila diperlukan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan bayi dan balita sakit harus dimonitor dan
dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Pelayanan dilaksanakan sesuai dengan SPO
a. SPO Tatalaksana MTBS
b. SPO Mengukur Berat Badan Anak Usia 0-2 Tahun
c. SPO Mengukur Berat Badan Anak Usia 2-5 tahun
d. SPO Mengukur Panjang Badan Anak Usia 0-2Tahun
e. SPO Mengukur Tinggi Badan Anak Usia 2-5 Tahun
f. SPO Mengukur Suhu Tubuh
g. SPO Mengukur Pernafasan
h. SPO Cara Pemberian Makan AnakBerdasarkan Umur
i. SPO Cara Pemberian Obat Oral
j. SPO Pemberian Vitamin A
k. SPO Pemberian Terapi Cairan Tambahan Pada Anak Diare
l. SPO Mengobati Infeksi Infeksi Mata
m. SPO Mengobati Infeksi Telinga Akut
n. SPO Mengobati Infeksi/Luka Mulut
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan (Tupoksi)
3. Ketepatan penggunaan sarana dan prasarana sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan
4. Semua kegiatan didasarkan pada aspek kebutuhan pasien sebagai bentuk
pelayanan prima
5. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya bulanan

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas diantaranya dokter,


perawat, bidan dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan kesehatan bayi dan balita.
Keberhasilan kegiatan pelayanan kesehatan bayi dan balita tergantung pada
komitmen yang baik dan disiplin dari pihak terkait dalam upaya meningkatkan
kesehatan bayi dan balita.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Haurgeulis Kordinator Pelaksana MTBS

Dr. Basuki Windi Astri


NIP.196210161988031007 NIP. 198608292011012003

Anda mungkin juga menyukai