Buku Panduan Pelayanan Pasca Persalinan Bagi Ibu Dan Bayi Baru Lahir-Combination PDF
Buku Panduan Pelayanan Pasca Persalinan Bagi Ibu Dan Bayi Baru Lahir-Combination PDF
Buku Panduan Pelayanan Pasca Persalinan Bagi Ibu Dan Bayi Baru Lahir-Combination PDF
2
Ind
p
Panduan
Pelayanan Pasca Persalinan
bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2019
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
618.2
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
p Kesehatan Masyarakat
Panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan
Bayi baru lahir.-- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2019
ISBN 978-602-416-774-5
v
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
penting dalam mengukur derajat kesehatan suatu negara. Berdasarkan hasil
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, AKI di Indonesia masih
tinggi, yaitu sebesar 305/100.000 kelahiran hidup (KH). Sedangkan AKB menurut
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 adalah 24/1000 KH, dimana
kematian bayi baru lahir menyumbangkan jumlah terbesar kematian bayi. Angka
Kematian Bayi Baru Lahir/Neonatal (AKN) yaitu bayi berusia 0-28 hari sebesar
15/1.000 KH. Adapun target SDGs 2030 untuk AKI 70/100.000 KH, AKN 7/1.000
KH dan AKB 12/1.000 KH.
Cakupan KB pasca persalinan dalam pelayanan masa nifas masih belum sesuai
harapan. Meskipun berdasarkan SDKI 2017, Total Fertility Rate (TFR) mengalami
penurunan dari 2,6 (SDKI 2012) menjadi 2,4 dan cakupan peserta KB aktif
meningkat dari 62% (SDKI 2012) menjadi 64%, namun cakupan KB aktif metode
modern mengalami penurunan dari 57,9% menjadi 57,2%. Begitu juga cakupan
unmet need yang hanya turun dari 11,4% menjadi 10,4% dan tingkat putus pakai
meningkat dari 27,1% menjadi 34%. Hal ini berhubungan dengan kualitas
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan konseling pada saat pelayanan
antenatal dan pelayanan KB, serta missed opportunity pelayanan KB pada pasca
persalinan.
1
Salah satu strategi untuk menurunkan AKI dan AKB adalah meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Strategi tersebut diutamakan pada
kegiatan pokok :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan antenatal yang komprehensif dan integratif
2. Meningkatkan kualitas pelayanan pertolongan persalinan yang bersih dan
aman.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan nifas dan kunjungan neonatal yang terpadu
4. Meningkatkan kualitas pelayanan obstetri-neonatal emergensi di tingkat yankes
dasar dan di tingkat rujukan di RS kabupaten/kota
5. Membentuk jaringan/regionalisasi pelayanan rujukan maternal-perinatal/ RS
kabupaten/kota dengan melibatkan puskesmas dan praktek swasta
6. Memantau kualitas yankes ibu dan BBL.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya panduan yang digunakan oleh tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan pasca persalinan yang berkualitas pada ibu dan bayi
baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami maksud dan tujuan panduan pelayanan pasca persalinan yang
terintegrasi, komprehensif dan berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir.
b. Menggunakan Buku Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi ibu dan
bayi baru lahir sebagai acuan asuhan pasca persalinan dalam pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
C. SASARAN
1. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan pada ibu
dan bayi baru lahir di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
2. Penanggungjawab program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP) di puskesmas
3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak di tingkat pusat, provinsi
maupun kabupaten/kota.
4. Lintas program terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
5. Organisasi profesi terkait.
2
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2013
tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014
tentang Pelayanan Masa Sebelum Hamil, Masa hamil, dan masa sesudah
Melahirkan, penyelenggaraan Pelayanan kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014
mengenai Upaya Kesehatan Anak.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
mengenai Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014
tentang Skrining Hipotiroid Kongenital
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014
tentang Standar Tablet Tambah Darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu
Hamil
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015
tentang Standar Kapsul Vitamin A bagi Bayi, Anak, Balita dan Ibu Nifas
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri,
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2016
tentang penanggulangan TB
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Imunisasi
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017
tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
3
BAB 2
FISIOLOGI DAN TANDA BAHAYA MASA PASCA PERSALINAN
Nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira
enam minggu atau 42 hari (Wiknojosastro, Hanifa, 1999, WHO, 2010).
Uterus hamil (diluar berat bayi, plasenta, cairan dll) memiliki berat sekitar
1000 gram. Setelah 6 minggu pascapersalinan, beratnya akan berkurang
hingga mendekati ukuran sebelum hamil yaitu sekitar 50-100 gram. Segera
setelah melahirkan, fundus uterine akan teraba setinggi umbilikus. Setelah
itu, mengecilnya uterus terutama terjadi pada 2 minggu pertama
pascapersalinan, dimana pada saat itu uterus akan masuk ke dalam rongga
pelvis. Pada beberapa minggu setelah itu, uterus perlahan-lahan akan
kembali ke ukurannya sebelum hamil, meskipun secara keseluruhan ukuran
uterus tetap akan sedikit lebih besar sebelum hamil.
4
besarnya perubahan yang terjadi pada tempat implantasi plasenta akan
mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari lokhia.
Lokhia yang awal keluar dikenal sebagai lokhia rubra (2 hari pasca
persalinan). Lokhia rubra akan segera berubah warna dari merah menjadi
merah kuning berisi darah dan lendir, yaitu lokhia sanguinolenta (3 -7 hari
pp), dan akan berubah menjadii berwarna kuning, tidak berdarah lagi, yaitu
lokhia serosa ( 7 -14 hari pp) . Setelah beberapa minggu, pengeluaran ini
akan makin berkurang dan warnanya berubah menjadi putih , lokhia alba,
terjadi setelah 2 minggu pp. Periode pengeluaran lokhia bervariasi, tetapi
rata-rata akan berhenti setelah 5 minggu.
Seringkali, seorang ibu mengalami peningkatan jumlah perdarahan pasca
persalinan pada hari ke-7-14. Hal ini disebabkan oleh lepasnya lapisan pada
tempat implantasi plasenta. Periode ini juga merupakan periode dimana
perdarahan pasca persalinan lanjut terjadi.
b. Vulva dan Vagina
Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap seperti
ukuran sebelum hamil pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan. Rugae akan
terlihat kembali pada minggu ke 3 atau ke 4.
c. Perineum
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, sehingga menyebabkan mengendurnya
organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun akan pulih
setelah 2-3 minggu.
d. Perubahan Payudara
Persiapan payudara untuk siap menyusu terjadi sejak awal kehamilan.
Laktogenesis sudah terjadi sejak usia kehamilan 16 minggu. Pada saat itu
plasenta menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah besar yang akan
mengaktifkan sel-sel alveolar matur di payudara yang dapat mensekresikan
susu dalam jumlah kecil. Setelah plasenta lahir, terjadi penurunan kadar
progesteron yang tajam yang kemudian akan memicu mulainya produksi air
susu disertai dengan pembengkakan dan pembesaran payudara pada
periode post partum.
5
Distensi pada alveolar payudara akan menghambat aliran darah yang pada
akhirnya akan menurunkan produksi air susu. Selain itu peningkatan tekanan
tersebut memicu terjadinya umpan balik inhibisi laktasi (FIL= feedback
inhibitory of lactation) yang akan menurunkan kadar prolaktin dan memicu
involusi kelenjar payudara dalam 2-3 minggu
Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam setelah bersalin.
Konstipasi dapat menjadi masalah pada awal puerperium akibat dari
kurangnya makanan dan pengendalian diri terhadap BAB. Ibu dapat
melakukan pengendalian terhadap BAB karena kurang pengetahuan dan
kekhawatiran lukanya akan terbuka bila BAB.
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama puerperium.
Pelebaran (dilatasi) dari pelvis renalis dan ureter akan kembali ke kondisi
normal pada minggu ke dua sampai minggu ke 8 pasca persalinan.
4. Perubahan Sistem Hormonal
Terdapat perubahan hormon pada saat hamil, bersalin dan nifas, dimana
hormon- hormon yang berperan tersebut antara lain :
a. Hormon Plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi
plasenta. Hormon plasenta akan menurun dengan cepat pasca
persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen)
menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. HCG menurun
dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam – hari ke 7 pasca
persalinan dan sebagai onset pemenuhan payudara pada hari ke 3 pasca
persalinan.
b. Hormon Pituitary
Hormon pituitary antara lain : hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon
prolaktin darah meningkat dengan cepat, dan pada wanita yang tidak
menyusui akan menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin
berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu.
FSH dan LH meningkat pada fase konsetrasi folikuler pada minggu ke-3
dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hormon Hipotalamik pituitary ovarium
Hormon ini akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada
wanita menyusui maupun tidak menyusui. Pada wanita menyusui, 16%
wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan,
dan 45% wanita setelah 12 minggu pasca persalinan. Sedangkan pada
wanita tidak menyusui, 40% wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6
minggu pasca persalinan, serta 90% wanita setelah 24 minggu.
6
d. Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja
terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan,
hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi
dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin sehingga dapat
membantu involusi uteri.
e. Hormon estrogen dan progesteron
Volume darah normal selama kehamilan akan meningkat. Hormon
estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang dapat
meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron
mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal,
usus, dinding vena, dasar panggul, perineum,vulva serta vagina.
7
• Bayi bergerak aktif.
• Berat lahir 2.500 sampai 4.000 gram
• Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat
8
Depresi ringan dan berlangsung singkat pada masa nifas,
ditandai dengan:
- Merasa sedih
- Merasa lelah
- Insomnia
- Mudah tersinggung
- Sulit konsentrasi
- Gangguan hilang dengan sendirinya dan membaik
- setelah 2-3 hari, kadang-kadang sampai 10 hari
• Depresi pasca persalinan (postpartum depression)
- Gejala mungkin bisa timbul dalam 3 bulan pertama pasca
persalinan atau sampai bayi berusia setahun.
- Gejala yang timbul tampak sama dengan gejala depresi : sedih
selama >2 minggu, kelelahan yang berlebihan dan kehilangan
minat terhadap kesenangan
• Psikosis pasca persalinan (postpartum psychotic)
- Ide / Pikiran bunuh diri
- Ancaman tindakan kekerasan terhadap bayi baru lahir
- Dijumpai waham curiga/ persekutorik
- Dijumpai halusinasi/ ilusi
9
BAB 3
PELAYANAN PASCA PERSALINAN
A. DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan pasca persalinan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan bagi ibu
dan bayi baru lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan,
yang dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif. Ibu nifas dan bayi baru
lahir yang sehat dipulangkan setelah 24 jam pasca melahirkan, sehingga sebelum
pulang diharapkan ibu dan bayinya mendapat 1 kali pelayanan pasca persalinan.
C. PELAKSANA PELAYANAN
10
E. RUANG LINGKUP PELAYANAN PASCAPERSALINAN
Ruang lingkup Pelayanan Pasca persalinan pada bayi baru lahir mengenai Upaya
Kesehatan Anak, meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
b. Manajemen Terpadu Bayi Muda yang merupakan bagian dari MTBS
c. Skrining Bayi Baru Lahir
d. Pemberian Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan konseling kepada ibu dan
keluarganya.
11
BAB 4
PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA IBU
Tabel 1
Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu
• Skrining status T
Seluruh Wanita Usia Subur perlu mendapatkan imunisasi Tetanus untuk
melindungi dari penyakit Tetanus pada ibu (Tetanus Maternal) dan pada bayinya
(Tetanus Neonatal). Pada masa pasca persalinan, ibu nifas juga dilakukan
skrining status imunisasi tetanusnya, dan diberikan injeksi Td apabila belum
mencapai status T5 dan sudah memenuhi interval minimal.
12
Tabel 2
Imunisasi Tetanus pada Wanita Usia Subur (WUS)
Status
Interval Minimal Pemberian Masa Perlindungan
Imunisasi
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25 tahun
➢ Sebelum imunisasi, dilakukan penentuan status imunisasi T (screening)
terlebih dahulu.
➢ Pemberian imunisasi Td tidak perlu diberikan, apabila status T sudah mencapai
T5, yang harus dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, kohort
dan/atau rekam medis.
• Skrining status TB
Kehamilan akan meningkatan risiko berkembangnya TB aktif pada ibu yang
sebelumnya terinfeksi (infeksi TB laten), terutama pada trimester terakhir atau
pada periode awal pasca persalinan. Penularan TB dari ibu ke anak dapat terjadi
ketika neonatus tertular M tuberculosis saat dalam rahim melalui penyebaran
hematogen lewat vena umbilikal, atau saat persalinan melalui aspirasi atau
meminum cairan amnion atau sekresi cervicovaginal yang terkontaminasi M
tuberculosis.
Gejala TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih, batuk darah, sesak
nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Tenaga kesehatan perlu juga menanyakan apakah ibu dalam pengobatan TB.
Bila ibu terdiagnosis TB atau dalam pengobatan TB maka bayi perlu diperhatikan
tanda dan gejala TB yang biasanya muncul di minggu pertama sd minggu ke 3
meliputi:
13
a) letargi,
b) sulit minum,
c) kesulitan pertambahan berat badan
Bila tidak ada tanda dan gejala TB maka bayi diberikan profilaksis dengan INH 10
mg/kg BB/hari selama 6 bulan.
• Kesehatan Jiwa
Sindroma Baby Blues atau sering disebut post partum distress syndrome adalah
perasaan sedih dan gundah yang dialami oleh sekitar 50-80% ibu setelah
melahirkan bayinya, dengan beberapa gejala seperti menangis, mudah kesal,
lelah, cemas, tidak sabaran, tidak percaya diri, enggan memperhatikan bayinya,
mudah tersinggung dan sulit konsentrasi.
Sindroma Baby Blues masih tergolong ringan dan biasanya berlangsung hingga 2
minggu. Jika ibu mengalaminya lebih dari 2 minggu bisa jadi itu adalah Depresi
Pasca Persalinan
Pada pelayanan pasca persalinan, tenaga kesehatan dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk skrining/deteksi gejala-gejala depresi.
Ditambahkan definisi Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan
Tabel 3
Perbandingan Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan
14
Karakteristik “Baby Blues” Depresi Pascapersalinan
Menangis Ya Ya
Mood labil Ya Sering, utamanya adalah
sedih
Anhedonia (tidak Tidak Sering
mampu merasakan
kesenangan apapun)
Gangguan tidur Kadang-kadang Hampir selalu
Pikiran bunuh diri Tidak Kadang-kadang
Pikiran untuk melukai Jarang Sering
bayi
Merasa bersalah, Tidak ada atau sedikit Sering dan berat
ketidakmampuan
/inadekuat
15
Tabel 4
Penggunaan Algoritma NF2 – NF11 pada Bagan Tatalaksana Terpadu Ibu
Nifas (pasca persalinan)
Bagan tatalaksana
No Gejala atau tanda
terpadu ibu nifas
1 • Tekanan Darah Diastolik Naik NF2
• Nyeri kepala, pandangan kabur, dan nyeri
ulu hati
Manfaat bagan/algoritma :
1. Memperbaiki perencanaan dan manajemen pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
3. Keterpaduan tatalaksana kasus
4. Mengurangi kehilangan kesempatan (missed opportunities)
5. Alat bantu bagi tenaga kesehatan
6. Pemakaian obat yang tepat
7. Memperbaiki penanganan komplikasi secara dini
8. Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu
9. Konseling pada saat memberikan pelayanan
16
diagnosis banding, sedangkan bidan/perawat membuat klasifikasi masa pasca
persalinan normal/ tidak normal pada ibu nifas.
17
4) Meningkatkan kesehatan ibu, anak, dan keluarga.
• Konseling KB Pascapersalinan
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi. Konseling yang baik dapat membuat klien merasa puas,
membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan
meningkatkan keberhasilan KB. Teknik konseling yang baik dan informasi yang
memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang
kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada. Dengan
adanya informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan
kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (informed choice)
yang akan digunakannya.
Oleh karena itu petugas kesehatan perlu mengetahui kondisi medis dan
karakteristik khusus sebelum klien menggunakan kontrasepsi, termasuk
kontrasepsi pascapersalinan. Hal ini dikarenakan pada klien dengan kondisi
medis atau karakteristik khusus, terdapat metode kontrasepsi yang mungkin
dapat memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan,
18
misal pada klien dengan hipertensi, diabetes, infeksi HIV, dll. Di sisi lain
terdapat juga kondisi medis atau karakteristik klien yang dapat mempengaruhi
dan dipengaruhi metode kontrasepsi, misal usia, ibu menyusui, dll. Bagi ibu
menyusui, misalnya, tidak direkomendasikan metode kontrasepsi hormonal
kombinasi yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
Roda KLOP tersedia versi cetak dan digital, video penggunaan Roda KLOP
dapat diunduh di www.kesga.kemenkes.go.id dan klop versi digital dapat
diakses di play store dengan nama KLOP KB.
1) Metode KB non hormonal yang terdiri dari tubektomi dan vasektomi, alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR), Metode Amenorea Laktasi (MAL),
kondom, abstinensia (metode kalender).
2) Metode KB hormonal yang terdiri dari implan, suntik yang hanya
mengandung progestin serta minipil.
19
Tabel 5
Waktu Pemasangan AKDR
b. Metode Implan
yaitu alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin dan
pemasangannya membutuhkan tindakan pembedahan minor. Metode implan
aman bagi ibu menyusui, serta dapat digunakan segera setelah melahirkan
sebelum pulang dari fasilitas kesehatan.
Jika seluruh syarat terpenuhi, metode MAL efektif sampai 6 bulan setelah
melahirkan. Setelah itu, klien perlu berganti cara dengan pemakaian metode
kontrasepsi lain. Khusus pada ibu dengan HIV positif, pemilihan metode MAL
dapat dilakukan jika ibu sudah mengkonsumsi ARV secara teratur selama
minimal 6 (enam) bulan dan viral load <1000 kopi atau tidak terdeteksi.
20
e. Metode kontrasepsi pil, merupakan metode kontrasepsi hormonal yang terdiri
dari pil progestin (mini pil) dan pil kombinasi (estrogen+progesteron). Mini pil
dapat diberikan dalam 6 minggu pertama pasca persalinan, namun bagi wanita
yang mengalami keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan, pil
progestin (minipil) dapat segera digunakan dalam beberapa hari (setelah 3 hari)
pascapersalinan. Pil kombinasi dapat mulai diberikan pada ibu yang tidak
menyusui setelah 3 bulan pasca persalinan, sedangkan pada ibu menyusui
hanya boleh diberikan ketika bayi berusia 6 bulan atau lebih.
Bila pasangan sudah tidak ingin anak lagi, disarankan untuk menggunakan
metode kontrasepsi MOW atau MOP. Bagi ibu dengan HIV yang sedang minum
obat ARV, penggunaan metode kontrasepsi hormonal memiliki kekurangan
yaitu dapat sedikit mempengaruhi efektivitas ARV.
21
BAB 5
PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA BAYI BARU LAHIR
A. Definisi Operasional
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dimulai segera setelah bayi lahir sampai 28
hari terdiri dari pelayanan saat lahir (0 – 6 jam) dan setelah lahir (6 jam - 28 hari).
Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir dimulai sejak usia 6 jam sampai
28 hari.
Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir meliputi: perawatan neonatal
esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari) yang merupakan pelayanan kesehatan
neonatal esensial; skrining bayi baru lahir; dan pemberian komunikasi, informasi
dan edukasi kepada ibu dan keluarganya.
Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam sampai
28 (dua puluh delapan) hari meliputi :
a. menjaga Bayi tetap hangat;
b. pemeriksaan neonatus menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM);
c. bimbingan pemberian ASI dan memantau kecukupan ASI;
d. perawatan metode Kangguru (PMK);
e. pemantauan peertumbuhan neonatus;
f. masalah yang paling sering dijumpai pada neonatus
22
gangguan kongenital sedini mungkin, sehingga bila ditemukan dapat segera
dilakukan intervensi secepatnya.
Salah satu penyakit yang bisa dideteksi dengan skrining pada bayi baru lahirdi
Indonesia antara lain Hipotiroid Kongenital (HK). Hipotiroid Kongenital adalah
keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi
baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme
pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium. Skrining Hipotiroid Kongenital
(SHK) adalah skrining/uji saring untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid
kongenital dari bayi yang bukan penderita. SHK dilakukan optimal pada saat bayi
berusia 48-72 jam (kunjungan neonatus). Pelaksanaan SHK mengacu pada
pedoman yang ada.
Pada bayi yang lahir dari ibu yang sedang dalam pengobatan TB, pemberian
BCG ditunda sampai selesai pemberian profilaksis INH pada bayi tersebut. Dosis
profilaksis INH 10mg/KgBB/hari selama 6 bulan
Pada pelayanan ini, bayi baru lahir mendapatkan akses pemeriksaan kesehatan
oleh tenaga kesehatan pada Polindes, Poskesdes, Puskesmas, praktik mandiri
bidan, klinik pratama, klinik utama, Posyandu dan atau kunjungan rumah dengan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
23
Penggunaan bagan MTBM dan formulir MTBM dalam pelayanan bayi baru lahir
memungkinkan menjaring adanya gangguan kesehatan secara dini. Terutama
untuk deteksi dini tanda bahaya dan penyakit penyebab utama kematian pada
bayi baru lahir. Dengan adanya deteksi dan pengobatan dini, tentunya membantu
menghindari bayi baru lahir dari risiko kematian.
C. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling bagi Ibu dan
Keluarga
Berikan juga KIE tentang cara melanjutkan pengobatan di rumah, merawat bayi
muda sehat maupun sakit termasuk melakukan asuhan dasar di rumah.
Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau.
Lakukan konseling setelah anda selesai memberikan tindakan/pengobatan.
Pemberian KIE bagi ibu dan keluarganya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
dan kader kesehatan dengan menggunakan buku KIA atau media kesehatan
lainnya. Materi yang disampaikan meliputi:
1. Perawatan Bayi Baru Lahir;
2. ASI Eksklusif;
3. Pengenalan dini tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir;
4. Pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir; dan
5. Skrining Bayi Baru Lahir.
6. Perawatan metode kangguru (PMK) untuk BBLR
24
BAB 6
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Sistem Pencatatan dan Pelaporan dari Pelayanan Pasca Persalinan bagi Ibu
dan Bayi Baru Lahir merupakan bagian dari pencatatan dan pelaporan Kesehatan Ibu
dan Anak serta berdasarkan konsep pemantauan wilayah kerja Puskesmas.
Puskesmas melalui tenaga bidan/perawat penanggungjawab di desa/kelurahan
melaksanakan pendataan sasaran ibu nifas dan bayi baru lahir, memberikan
pelayanan kesehatan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir dengan
menggunakan formulir pemeriksaan ibu nifas (untuk ibu) dan formulir MTBM (untuk
bayi) . Pelayanan tersebut lalu dicatat pada kohort ibu nifas dan kohort bayi kemudian
direkapitulasi dan dilaporkan setiap bulan secara berjenjang ke Puskesmas, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi. Semua tenaga kesehatan
yang melakukan praktik pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk swasta
melaporkan hasil pelayanan ke puskesmas yang mewilayahi, untuk institusi rumah
sakit melaporkan hasil pelayanan neonatus ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
yang mewilayahinya.
A. PENCATATAN
a. Kartu Ibu atau rekam medis lainnya yang disimpan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
b. Formulir Pemeriksaan Ibu Nifas
c. Kohort Nifas .
d. Kohort KB
e. Buku KIA
25
Pencatatan-pencatatan tersebut harus diisi lengkap setiap kali selesai
memberikan pelayanan. Dokumen ini harus disimpan dan dijaga dengan baik
karena akan digunakan pada kontak berikutnya. Pada keadaan tertentu
dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik.
Pelayanan Kunjungan nifas ke-4 pada bayi tetap dicatat namun tidak
dilaporkan karena tidak masuk dalam indikator kunjungan neonatal.
B. PELAPORAN
Pelaporan pelayanan pasca persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir
menggunakan formulir pelaporan yang sudah ada, yaitu :
• LB3 KIA
• LB3 KB
Alur Pelaporan
Petugas/pengelola program:
- TB Bidan Koordinator KIA di
- IMS/HIV Puskesmas
- Gizi
- Imunisasi
26
Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan di wilayah kerja
Puskesmas, melaporkan rekapitulasi hasil pelayanan pascapersalinan setiap awal
bulan ke Puskesmas atau disesuaikan dengan kebijakan daerah masing-masing.
Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi setiap
bulan. Sementara itu grafik PWS KIA digunakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan
pelayanan pasca persalinan.
Dinas Kesehatan Provinsi menghimpun hasil pengolahan dan analisis data dari
seluruh kabupaten/kotadi wilayahnya untuk keperluan pengolahan dan analisis
data di tingkat provinsi.
Lintas program yang terkait pelayanan pasca persalinan bertanggung jawab untuk
melaporkan rekapitulasi hasil pelayanan ke penanggung jawab program masing-
masing secara berjenjang (dari Puskesmas sampai Pusat) dan memberikan
tembusan ke penanggung jawab program KIA.
Tanggal pelaporan:
Pelaporan hasil pelayanan Pasca Persalinan dilakukan setiap bulan, dengan jadwal:
1. Puskesmas memasukan data sampai tanggal 25 dan melaporkan ke Kab/Kota
paling lambat tanggal 30 setiap bulan
2. Laporan dari Kab/Kota ke Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya,
setiap bulan
3. Laporan dari provinsi ke pusat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, setiap
bulan
27
C. INDIKATOR
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada masa 6-48
jam setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 3-7 hari
setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 8-28 hari
setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
28
Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 29-42 hari
setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 6-48
jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
29
8. Cakupan Kunjungan Neonatal 3 (KN3)
Adalah cakupan pelayanan bayi baru lahir sesuai standar pada masa 8-28 hari
setelah lahir.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar 8-28 hari
setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
------------------------------------------------------------------------------------------------X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
30
BAB 7
PENUTUP
31
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 1
34
• Apakah pandangan ibu apakah teraba pulsasi
kabur/sulit melihat sejak arteri karotis dalam 10
setelah melahirkan? detik
• Apakah ibu muntah-muntah • Ukur nadi, tekanan
berlebihan? darah dan suhu tubuh
Algoritma Tata Laksana Terpadu Masa Nifas
35
Pemeriksaan Pasca Persalinan pada ibu (sampai 6 minggu) NF1
Gunakan bagan ini untuk memeriksa ibu setelah pulang dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan gunakan bagan Memeriksa ibu setelah persalinan
Menanyakan, mengecek catatan Melihat, mendengarkan, Tanda-tanda Klasifikasi Perawatan dan Saran
merasakan, memeriksa
• Kapan dan dimana ibu • Ibu tampak sehat. PASCA - Memastikan ibu, suami dan keluarga mengetahui
bersalin? Serta siapa • Ukur tekanan darah, • Tidak dijumpai trias PERSALINAN apa yang harus diwaspadai dan kapan harus
penolong persalinannya? nadi, laju respirasi dan depresi NORMAL mencari perawatan
• Apakah jenis persalinan suhu tubuh. • Tekanan darah - Memberikan KIE tentang perawatan pasca
normal, vakum/forcep atau • Periksa adanya sistolik ≤ 130 persalinan, dan konseling tentang gizi
operasi Sesar? pembengkakan pada mmHg. Tekanan - Memastikan kekhawatiran Ibu telah teratasi
• Apakah keluhan ibu? ekstremitas bawah darah diastolik
•
- Menekankan konseling untuk praktek hubungan
• Nyeri kepala, pandangan Memeriksa adanya <90 mmHg pada
seks yang aman.
kabur, dan nyeri ulu hati. pucat pada konjungtiva dua kali
• Apakah ada bengkak di kaki? • Memeriksa adanya pemeriksaan, - Memberikan konseling tentang pentingnya memberi
pucat di telapak tangan denyut nadi, laju jarak kelahiran dan keluarga berencana. Merujuk
• Apakah ibu mudah lelah, pada konseling keluarga berencana.
sering pusing dan pandangan • Periksa hemoglobin jika respirasi dan suhu
- Melakukan skrining status imunisasi T dan
36
berkunang-kunang? ada riwayat tubuh normal.
pendarahan • Tidak ada bengkak memberikan imunisasi TD bila status imunisasi
• Apakah ibu mudah merasa
• Periksa kondisi di ekstremitas belum lengkap (PNC 4) :
khawatir?
payudara Ibu, apakah • Hemoglobin >11 • Mempromosikan pemakaian kelambu berinsektisida
• Tanyakan trias depresi :
ada bengkak pada g/dl. untuk ibu dan bayi – pada daerah endemis malaria.
- Apakah sulit tidur
payudara dan lecet • Memberikan KIE untuk menghindari rokok, minuman
- Apakah merasa sedih beralkohol, obat-obatan terlarang, menghindari
pada puting susu • Tidak ada pucat
- Apakah merasa tidak berguna • Tidak ada kelainan paparan asap perokok lain, pestisida dan bahan
• Raba konsistensi uterus.
• Apakah ibu merasakan sakit, Apakah keras dan pada payudara, berbahaya beracun lainnya
demam atau pendarahan bulat?. Tentukan tinggi ada bengkak pada • Mencatat kedalam buku KIA
sejak persalinan? fundus uterus, payudara dan
• Bagaimana kondisi payudara • Periksa vulva dan lecet pada puting
Ibu ? perineum untuk: susu.
• Apakah ASI ibu keluar dengan - robekan • Tidak ada bengkak,
baik? kemerahan atau
- pembengkakan
• Apakah ibu bisa menyusui nyeri
anaknya? - bernanah • Uterus berkontraksi
• Bagaimana daya hisap anak? - berbau baik dan keras.
• Apakah ada masalah dengan • Periksa pembalut untuk • Tidak ada
buang air kecil? pendarahan dan lokia. pembengkakan
• Bekas suntikan/bekas perineal.
• Adakah ada masalah dengan luka baru • Tidak ada
buang air besar? • Memar pendarahan aktif
• Mengecek Status HIV (dari • Periksa bekas luka • Status HIV (-)
Buku KIA, Kartu Ibu dan Kohort operasi Sesar • Tidak ada lochia
Ibu) atau bila tidak ada catatan, yang berbau
menyakan apakah pernah
• Tidak ada
dilakukan tes HIV bila tidak ada
catatan
keputihan dan
gatal-gatal
• Apakah keluar cairan berbau
busuk? • Tidak ada riwayat
• Apakah ibu merasa gatal-gatal batuk lama dan
di kemaluan ibu minum obat TB
• Apakah ibu mengalami batuk ≥ • Tidak terpapar
2 minggu? rokok dan narkoba
• Tanyakan tentang prilaku • Tidak ditemukan
merokok atau terpajan asap luka bekas operasi
perokok lain Sesar
• Apakah ibu minum
alkohol/menggunakan obat
terlarang? Atau ibu pernah
mengalami kekerasan?
• Tanyakan apakah ibu sudah
37
mulai melakukan hubungan
seksual dengan pasangannya
• Apakah Ibu sudah
mendapatkan vit A ?
• Sudahkah ibu memilih alat
kontrasepsi yang akan
digunakan?
38
- Sakit kepala
- Pandangan kabur
- Nyeri ulu hati
• Tekanan darah sistolik Tekanan darah normal • Tidak ada perawatan tambahan.
≤ 130 mmHg atau
diastolik
• Tekanan darah
diastolik <90 mmHg
pada dua kali
pemeriksaan
Menanyakan, mengecek catatan Melihat, mendengarkan, Tanda-tanda Klasifikasi Perawatan dan Saran
merasakan, memeriksa
• Mengecek catatan apakah ada • Hitung jumlah napas dalam 1 • Hemoglobin <8 g/dl Anemia • Rujuk ke Rumah sakit
perdarahan selama kehamilan, kelahiran menit. DAN/ATAU Berat
• Telapak tangan dan
atau pasca kelahiran.
konjungtiva pucat disertai
• Apakah ibu terengah-engah (napas dengan salah satu tanda
pendek) selama melakukan pekerjaan berikut:
rumah?
- Nadi > 100x / menit
- Laju Pernafasan> 30x per
menit.
- Mudah lelah.
- Terengah-engah saat
istirahat
• Hemoglobin 8-11 g/dl Anemia • Tata laksana oleh dokter umum
ATAU sedang • Memberikan dosis ganda Tablet
• Telapak tangan atau Tambah Darah (1 tablet dua kali
konjungtiva pucat sehari) dan pemberian konseling
39
• Tidak ada tanda perdarahan gizi
pascapersalinan • Memeriksa penyakit penyerta
• Nadi < 100x/menit bila ada indikasi
• Pernafasan < 30x/menit • Memeriksa kembali di kunjungan
pasca persalinan berikutnya
(dalam 4 minggu).
• Jika ada kenaikan Hb, lanjutkan
pemberian TTD sampai Hb
Normal
• Jika tidak ada kenaikan Hb, rujuk
ke Rumah Sakit
• Hemoglobin >11 g/dl. Tidak ada • Melanjutkan perawatan dengan
• Tidak ada pucat anemia Tablet Tambah Darah selama
masa nifas
• Konseling Gizi
40
Tanyakan kepada ibu : - manfaat dukungan keluarga
- Apabila hasil tes HIV nya positif: - mengajak pasangan untuk mengikuti tes HIV
apakah Ibu sedang minum obat • Berikan ARV pada ibu atau rujuk ibu ke layanan Perawatan,
ARV? Dukungan dan Pengobatan pada ODHA (PDP) untuk
pemberian obat ARV
- Apabila hasil tes HIV nya tidak
• Untuk bayi yang lahir dari ibu HIV , lihat form MTBM
diketahui dan ibu terindikasi HIV
• Menolak dites, Status • Jika ada indikasi minta ibu untuk melakukan tes HIV pada
tawarkan pemeriksaan HIV. HIV tidak
tidak ada hasil tes kunjungan nifas berikutnya
HIV, atau tidak diketahui • Jika tetap menolak tes HIV pada kunjungan berikutnya, rujuk
• Apakah ibu pernah dites HIV? ingin ke Layanan tes HIV
- Jika pernah, bagaimana hasilnya mengungkapkan • Berikan Edukasi untuk melakukan hubungan seks aman
(positif/negatif) hasilya. termasuk menggunakan kondom
- Jika hasilnya positif apakah ibu • Berikan informasi ulang tentang manfaat tes HIV
sedang meminum obat ARV? • Tes HIV negatif. HIV non • Berikan Edukasi untuk selalu melakukan hubungan seks
reaktif aman
Berikutnya: Jika terjadi pendarahan hebat pada vagina, demam atau lokia berbau busuk
Merespon tanda-tanda yang diamati atau masalah-masalah yang muncul (4)
Jika pendarahan hebat pada vagina, demam atau lokia berbau busuk . NF5
41
• Suhu Tubuh > 380C dan Infeksi pada • Konsul dengan dokter
salah satu dari: saluran kencing • Berikan antibiotik IM/IV yang sesuai
- kencing sedikit • Rujuk segera ke rumah sakit
tetapi sering
- nyeri di panggul
• Temperatur >380C dan Kemungkinan • Konsul dengan dokter
salah satu dari: infeksi cairan • Memasukkan IV line
→ kaku kuduk medulla spinalis • Memberikan antibiotik IM/IV yang sesuai
→ letargi (meningitis, • Ungkinan Rujuk segera ke rumah sakit
ensefalitis,
tetanus)
• Panas saat buang air Infeksi pada • Tata laksana oleh dokter umum
kecil saluran kencing • Memberikan antibiotik oral yang sesuai
bagian bawah. • Mendorong wanita itu untuk minum lebih banyak cairan
• Memantau dalam 2 hari. Jika tidak ada perbaikan rujuk ke rumah sakit.
• Demam >38 C Malaria • Tata laksana oleh dokter umum
• Hasil Mikroskopis / RDT • Memberikan anti-malaria oral
Positif Malaria • Mengamati dalam 2 hari. Jika tidak ada perbaikan, rujuk ke rumah sakit.
• Perdarahan < 1 Normal • Memberikan KIE tentang perawatan kebersihan kemaluan ( vulva hygiene)
pembalut
• Suhu < 38C
• Lokia tidak berbau
Berikutnya: Jika ada masalah buang air kecil perineum bernanah atau nyeri
Merespon tanda-tanda yang diamati atau masalah-masalah yang muncul (5)
Jika ada masalah Buang Air Kecil, perineum bernanah atau nyeri NF6
Apakah ada masalah dengan • Urine keluar tanpa disadari . Inkontinensia Urine • Tata laksana oleh dokter umum
Buang air kecil ? • Memeriksa kemungkinan trauma perineal.
- Apakah ibu tidak bisa menahan • Memberikan antibiotik oral yang sesuai untuk infeksi
buang air kecil ? saluran kencing bawah
- Apakah ibu tidak bisa buang air • Jika kondisi berlanjut lebih dari 1 minggu, rujuk ke
kecil Rumah Sakit
- Apakah kencing terasa
panas?(Lihat NF.5)
• Fundus uteri teraba lebih Retensio Urine • Lihat tata laksana retensio urine
tinggi, tidak sesuai dengan
masa involusi, tanpa
perdarahan
42
• Kandung kemih teraba
penuh
• Vulva atau perineum membengkak Trauma perineum ringan • Tatalaksana oleh dokter umum
• Mengajarkan ibu tentang Vulva hygiene (diurai di
lampiran)
• Luka perineum terbuka Robekan perineum • Mengajarkan ibu tentang Vulva hygiene
ringan • Rujuk setelah 3 bulan
• Abses di perineum Infeksi atau sakit • Tata laksana oleh dokter umum
• Nyeri di perineum Perineum • Melepas jahitan, jika ada.
• Membersihkan luka. Memberikan konseling
tentang perawatan dan kesehatan
• Memberikan paracetamol untuk mengurangi rasa
sakit
• Mengamati dalam 2 hari. Jika tidak ada
Berikutnya: Jika terlihat sedih dan perbaikan, Rujuk ke Rumah Sakit
mudah menangis
Merespon tanda-tanda yang diamati atau masalah-masalah yang muncul (6)
Jika terlihat sedih dan mudah menangis. NF7
• Bagaimana perasaan ibu sekarang Terdapat Dua atau lebih dari gejala- Depresi Pasca Persalinan • Memberikan dukungan emosional
ini? gejala di bawah ini terjadi ≥ 2 minggu (biasanya setelah 2 • Rujuk ke rumah sakit
• Apakah ibu mengalami menunjukkan perubahan dari keadaan minggu)
berkurangnya minat dan yang normal :
kesenangan pada kegiatan yang • Perasaan bersalah yang tidak
biasa dilakukan?” tepat atau perasaan negatif
• “Apakah akhir-akhir ini ibu mudah terhadap diri sendiri.
lelah atau tidak bertenaga walau • Mudah menangis.
tidak melakukan aktivitas fisik yang • Minat pada kesehatan menurun.
berat?” • Merasa lelah, gelisah setiap saat.
• Apakah ibu mengalami gangguan • Tidur terganggu (terlalu banyak
tidur?” tidur atau kurang tidur, bangun
43
• Apakah ibu sulit untuk terlalu pagi).
berkonsentrasi, misalnya saat • Kehilangan kemampuan berpikir
membaca koran atau majalah, atau atau berkonsentrasi.
juga saat mendengarkan radio/TV?” • Nafsu makan menurun drastic
• Salah satu di atas selama kurang Postpartum blues • Tata laksana dokter umum
dari 2 minggu. (Biasanya pada minggu • Meyakinkan Ibu bahwa hal ini sangat umum.
pertama) • Mendengarkan keprihatinannya. Memberikan
dorongan dan dukungan emosional.
• Memberikan konseling kepada pasangan dan
keluarganya untuk memberikan bantuan dan
mengamati perkembangan ibu.
• Mengamati dalam 2 minggu, dan jika tidak ada
perbaikan rujuk.
Menanyakan, mengecek catatan Melihat, mendengarkan, merasakan Tanda-tanda Klasifikasi Perawatan dan saran
• Apakah pasangan ibu pernah • Cairan Vagina berwarna dan Kemungkinan • Tata Laksana dan koordinasi oleh
mengalami keluhan kencing • Lihatlah pengeluaran cairan vagina berbau dengan riwayat gonorrhea atau dokter umum
bernanah yang tidak normal: pasangan menderita kencing infeksi chlamydia
berlebihan, berwarna dan berbau bernanah
Jika pasangan ikut serta ke klinik • Jika cairan tidak terlihat, periksa • Cairan vagina seperti susu Kemungkinan • Tata laksana dan koordinasi oleh
tanyakan apakah pasangan bersedia dengan memakai sarung tangan dan dan/atau. infeksi candida dokter umum
diberi pertanyaan yang sama. Jika ya, periksa cairan di sarung tangan. •
tanyakan pasangannya itu apakah dia: • Cairan Vagina berwarna dan Kemungkinan • Tata laksana dan koordinasi oleh
• Pernah mengalami keluhan berbau bakteri atau dokter umum
kencing bernanah. infeksi
trichomonas
Jika pasangan tidak bersedia,
jelaskan kepada ibu tentang
pentingnya pemeriksaan dan
44
perawatan untuk mencegah infeksi
berulang.
Menanyakan, mengecek catatan Melihat, mendengarkan, merasakan Tanda-tanda Klasifikasi Perawatan dan saran
45
• Terasa Sakit yang benar
• Nilai kembali setelah 2 hari, bila tidak membaik,
maka rujuk
• Pada Ibu HIV yang menyusui, maka bayi menyusui
pada payudara yang sehat, lalu pompa pada
payudara yang sakit, dan buang sampai tidak ada
demam
• Bila terasa sangat nyeri , berikan parasetamol
Terdapat semua tanda di Abses • Tatalaksana oleh dokter umum:
bawah ini: payudara o Kompres
• Payudara nyeri o Incisi abses
bengkak o Pemberian antibiotik dan analgetik
• Punctate (+)
• Undulasi (+)
• Puting retak atau Puting lecet • Memotivasi Ibu untuk tetap menyusui
lecet • Memperagakan posisi menyusui dan perlekatan
• Mulut bayi tidak yang benar
melekat dengan baik • Menilai kembali setelah 2 kali menyusui atau 1 hari.
Bila tidak membaik, ajari ibu untuk memompa
payudara yang sakit dan memberikan asi melalui
gelas, dan tetap menyusui pada payudara yang
sehat
• Tidak ada bengkak, Normal • Dukung ibu untuk tetap menyusui bayinya secara
kemerahan dan ekslusif
nyeriSuhu tubuh
normal
• Puting iritasi ringan
atau tidak lecet
• Mulut bayi melekat
dengan baik
46
Berikutnya: Jika batuk atau napas sulit.
Merespon tanda-tanda yang diamati atau masalah-masalah yang muncul (9)
Jika batuk atau sulit bernapas, mengkonsumsi obat-obatan anti tuberkulosis, NF10
47
menderita TBC?
Sedikitnya 1 dari yang berikut :
• Batuk berdahak selama 2 Terduga • Anjurkan untuk periksa dahak
minggu atau lebih penyakit paru • Bila hasil positif, rujuk poli DOTS/poli umum untuk mendapatkan
• Kontak dengan penderita TB kronis pengobatan dan rujuk bayi untuk mendapatkan INH profilaksis
• Batuk darah, sesak nafas, (Tuberkulosis • Tetap menyusui dengan menggunakan masker
• Bunyi mengi atau penyakit
• Nafsu makan menurun, berat paru kronis
badan menurun badan lemas lainnya)
• Berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik
• Minum obat-obatan anti- Tuberkulosis • Meyakinkan bahwa obat-obatan tersebut tidak mengganggu
tuberkulosis bayinya, dan dia harus melanjutkan pengobatan
• Jika ibu positif TB, rujuk bayi ke Poli TB/Umum/KIA
• Lakukan tes HIV jika belum pernah
• Stop merokok, termasuk keluarga yang merokok
• Memastikan bahwa anggota keluarga dan kontak dekat telah
dilakukan penapisan tuberkulosis
• Informasi tentang etika batuk dan PHBS (Ventilasi dan cahaya
matahari)
Merespon tanda-tanda yang diamati atau masalah-masalah yang muncul (10)
Jika Merokok, menggunakan alkohol, dan obat terlarang atau memiliki riwayat korban kekerasan. NF 11
48
periksa memar pada
tubuh ibu
• Kulit tangan ibu bekas Terpapar pada • Untuk pengguna alkohol/obat obatan terlarang, rujuk pada pemberi
suntikan narkoba layanan/perawatan khusus bagi pecandu.
• Alur Konseling
ANAMNESA
Keluhan Ya Tidak
Masalah BAB
Masalah BAK
Obat-obatan
Susah tidur
terlarang
49
Merasa tidak
berguna
Lokhia berbau
ASI + -
busuk
Kemaluan gatal
Daya hisap anak Kuat Lemah
dan keputihan
Batuk ≥ 2 minggu
Penilaian
Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :
(tulis angka sesuai gejala yang ditemukan
pada kolom kelainan) kelainan kelainan kelainan kelainan
Tindakan / Tindakan /
Klasifikasi Tindakan / Pengobatan Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Pengobatan Pengobatan ( tulis
( tulis angka) ( tulis angka) ( tulis angka)
angka)
Penilaian
Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :
(tulis angka sesuai gejala yang ditemukan
pada kolom kelainan) kelainan kelainan kelainan kelainan
Tindakan / Tindakan /
Klasifikasi Tindakan / Pengobatan Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Pengobatan Pengobatan ( tulis
( tulis angka) ( tulis angka) ( tulis angka)
angka)
Tidak
NF dijumpai
2. Jika kelainan
Tekanan Darah Diastolik Naik
50
1. Hemoglobin <8 g/dl
- Mudah lelah.
Penilaian
Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :
(tulis angka sesuai gejala yang ditemukan
pada kolom kelainan) kelainan kelainan kelainan kelainan
Tindakan / Tindakan /
Klasifikasi Tindakan / Pengobatan Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Pengobatan Pengobatan ( tulis
( tulis angka) ( tulis angka) ( tulis angka)
angka)
2. Sangat lemah.
3. Perut lembek.
51
6. Uterus tidak berkontraksi dengan baik.
9. nyeri di panggul.
11. letargi
Penilaian
Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :
(tulis angka sesuai gejala yang ditemukan
pada kolom kelainan) kelainan kelainan kelainan kelainan
Tindakan / Tindakan /
Klasifikasi Tindakan / Pengobatan Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Pengobatan Pengobatan ( tulis
( tulis angka) ( tulis angka) ( tulis angka)
angka)
4. Abses di perineum
5. Nyeri di perineum
52
1. Terdapat dua atau lebih dari gejala-gejala di
bawah ini yang terjadi pada 2 minggu sampai
12 bulan pasca melahirkan, yaitu:
- Mudah menangis
- Kecemasan
Penilaian
Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :
(tulis angka sesuai gejala yang ditemukan
pada kolom kelainan) kelainan kelainan kelainan kelainan
Tindakan / Tindakan /
Klasifikasi Tindakan / Pengobatan Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Pengobatan Pengobatan ( tulis
( tulis angka) ( tulis angka) ( tulis angka)
angka)
53
2. Mulut bayi tidak melekat dengan baik
3. Kedua payudara bengkak, mengkilap dan
kemerahan
4. Suhu Tubuh < 38 C
5. Teknik menyusui yang tidak tepat
(menggunting)
6. Belum menyusui
8. Terasa Sakit
Penilaian
Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :
(tulis angka sesuai gejala yang ditemukan
pada kolom kelainan) kelainan kelainan kelainan kelainan
Tindakan / Tindakan /
Klasifikasi Tindakan / Pengobatan Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Pengobatan Pengobatan ( tulis
( tulis angka) ( tulis angka) ( tulis angka)
angka)
2. Terengah-engah
3. Dada nyeri
7. Bunyi mengi
54
8. Nafsu makan menurun, berat badan
menurun badan lemas
4. Memar
KF1 KF2 KF3 KF4
Penilaian
Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :
(tulis angka sesuai gejala yang ditemukan
pada kolom kelainan) kelainan kelainan kelainan kelainan
Tindakan / Tindakan /
Klasifikasi Tindakan / Pengobatan Klasifikasi Klasifikasi Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Pengobatan Pengobatan ( tulis
( tulis angka) ( tulis angka) ( tulis angka)
angka)
Tidak dijumpai
Memeriksa kelainan
Status Vit A Nifas
Ya _ Tidak _
Status Imunisasi : T _
Pelayanan KB Pascapersalinan
55
Memakai Alat Kontrasepsi : Ya _ Tidak _
56
57
Lampiran 4
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68