Kelompok 8

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

FORMULASI

MIE KERING LABU KUNING

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Formulasi


Yang dibina oleh Ibu Dr.Ir. Rr. Endang Sutjiati, M.Kes.

Disusun Oleh :
1. Ulul Azmi Mu’affa P17111171011
2. Nurul Kartika Sari P17111171019
3. Megharian Athiyah P17111173032
4. Alfis Dyan Treesma P17111173033
5. Lathifah Nur Oktaviani P17111173047
6. Aishyah Pristyandani Putri P17111174055
7. Dewi Sartika P17111174060
8. Shofi Hikmawatisisti P17111174065

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
JURUSAN GIZI
MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memeberikan kesempatan dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
penulisan Proposal ini dengan judul : “Mie Kering Labu Kuning” sebagai syarat
mengikuti praktikum. Sehubungan dengan selesainya proposal ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Budi Susatia, SKp., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang
2. Tapriadi, SKM., M.Pd selaku Ketua Jurusan Gizi - Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
3. Sutomo Rum Teguh Kaswari, SKM., M.Kes selaku Ketua Program
Studi Diploma IV Jurusan Gizi -Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang
4. Dr.Ir. Rr. Endang Sutjiati, M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Formula
5. Pengelola laboratorium di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
6. Teman-teman dan semua pihak yang membantu dalam penyusunan
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk penyempurnaan
proposal ini.

Malang, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................2
C. Tujuan penelitian...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Penyusun...................................................................................3
B. Zat Gizi Bahan Penyusun.....................................................................4
C. Bentuk Produk......................................................................................4
D. Label Formula.......................................................................................4
BAB III METODE
A. Taraf Perlakuan Formula
1. Perlakuan 1....................................................................................11
2. Perlakuan 2...................................................................................12
3. Perlakuan 3...................................................................................13
B. Cara Membuat....................................................................................14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................15
B. Saran..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat sekarang banyak yang mengkonsumsi mie sebagai bahan
pangan alternatif pengganti beras. Selain mie yang harganya terjangkau, cara
penyajiannya yang mudah dan rasanya yang enak, mie juga mudah membuat
konsumen kenyang. Adapun jenis – jenis mie yang yang beredar di pasaran
antara lain mie mentah, mie pangsit, mie basah, dan juga mie instan. Sebagai
makanan rakyat, mie mudah didapatkan di mana saja mulai dari warung kecil
yang berada di pinggiran jalan sampai ke swalayan. Mie dapat diolah menjadi
beragam sajian seperti mie goreng, mie pangsit, mie ayam, ifu mie, dan masih
ada yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian mie sudah lama dan
telah melekat pada kebudayaan daerah dalam bentuk makanan khas daerah.
Di masa yang akan datang penggunaan mie akan semakin meluas karena
sifat penggunaannya yang praktis serta rasanya yang enak.
Saat ini masyarakat sudah banyak menggunakan buah labu kuning
yang dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan karena memiliki cita rasa
yang enak sehingga dapat digunakan sebagai sayur lodeh, sayur asam dan
juga sup. Selain itu labu kuning juga memiliki tekstur lembut dan cita rasa
sedikit manis sehingga cocok dipadukan dengan beragam bahan. Namun
masih sedikit yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan. Hal
ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang
terdapat pada buah labu tersebut. Tetapi secara umum tanaman labu ini kaya
akan kandungan serat, vitamin, mineral dan juga air sehingga bermanfaat
bagi kesehatan. Jadi dapat diketahui bahwa dari kandungan gizi yang lengkap
dan harga yang relatif murah labu kuning dapat dibuat sebagai bahan
makanan yang memiliki sumber gizi yang baik.
Labu kuning atau waluh termasuk komoditas pangan yang
pemanfaatannya masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena
masyarakat masih belum menyadari potensi dan kandungan gizi labu kuning.
Penyebaran buah labu kuning cukup merata di Indonesia, hampir semua
kepulauan Tingkat produksi labu kuning di Indonesia relatif tinggi dan produksi
dari tahun ke tahun terus meningkat. Produksi labu kuning pada tahun 2001
produksinya mencapai 96,667 ton, pada tahun 2003 sebanyak 103,451 ton,
pada tahun 2006 produksi labu kuning sebanyak 212.697 ton dan jumlah

1
produksi tahun 2010 mencapai 369.846 ton (Santoso, 2013) di Indonesia
dijumpai tanaman labu kuning (Gardjito,2006).
Perbandingan kandungan gizi pada tepung labu kuning dan tepung
terigu yaitu tepung labu kuning memiliki energi 328 kkal, karbohidrat 77,6 g,
protein 5 g, lemak 0,5 g dan β-karoten 180 SI/g , sedangkan pada tepung
terigu adalah energi 365 kkal, karbohidrat 77,3 g, protein 8,9 g, lemak 1,3 g
dan β-karoten 0 SI/g (Gardjito, 2006). Dilihat dari kandungan nilai gizi yang
hampir sama dan nilai β-karoten pada tepung labu kuning lebih tinggi maka
tepung labu kuning dapat menjadi alternatif untuk menggantikan tepung
terigu. 2 β-karoten mempunyai sifat yang stabil dalam proses pengolahan
pangan. Menurut Satriyanto (2012) karotenoid belum mengalami kerusakan
pada pemanasan dengan suhu 60°C akan tetapi reaksi oksidasi karotenoid
dapat berjalan lebih cepat pada suhu yang relaif tinggi bersamaan dengan
udara, sinar dan lemak yang sudah tengik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana pengaruh penambahan Labu Kuning dan Tepung Kedelai
terhadap Organoleptik Mie melalui warna, tekstur, aroma dan rasa mie?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengaruh penambahan labu kuning dan tepung
kedelai terhadap zat gizi pada mie.
2) Untuk mengetahui pengaruh penambahan labu kuning dan tepung
kedelai terhadap organoleptic meliputi warna, tekstur, aroma dan rasa
mie.
3) Untuk mengetahui pengaruh taraf perlakuan penambahan labu kuning
dan tepung kedelai pada mie.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Penyusun
 Untuk Pembuatan Mie Kering Labu Kuning :
1. 80 g Tepung Mocaf
2. 40 g Tepung Kedelai
3. 30 g Labu kuning
4. 15 g Telur ayam
5. 6 mg STPP / phosmix
6. 4 g Garam
7. 5 sdm Minyak goring
8. Air
 Untuk Pembuatan Kering Sayur :
1. 50 g Wortel
2. 5 g Daun bawang
3. 25 g Buncis
4. 25 g Jagung
5. 20 g Kacang polong
 Untuk Pembuatan Ayam Suwir :
1. 30 g ayam fillet
2. ½ batang serai
3. 1 lembar daun salam
4. 2 lembar daun jeruk
5. 5 sdm minyak goreng
6. 1 liter air
 Untuk Pembuatan Bumbu Mie Instan :
1. Garam
2. Bubuk bawang putih
3. Bubuk bawang bombay
4. Merica
5. Minyak sayur
6. Kecap asin
7. Penyedap rasa totole

B. Zat Gizi Bahan Penyusun


Energi Protein Lemak KH
Bahan Berat Vit A Vit D
(kkal) (g) (g) (g)
Tepung mocaf 80 251,2 2,1 0,6 61,3 11,2 0
Tepung kedelai 40 78,7 18,1 0,5 0,2 1,6 0
Labu kuning 30 11,7 0,3 0,2 2,6 120,3 0
Telur ayam 15 23,3 1,9 1,6 0,2 28,5 0,2
Garam 4 0 0 0 0 0 0
Minyak goreng 45 387.9 0 45 0 2250 0
Wortel 50 12,9 0,5 0,1 2,4 787 0
Daun bawang 5 1,1 0,1 0 0,3 3,3 0
Buncis 25 8,7 0,5 0,1 2 4,8 0
Jagung pipil 25 27 0,8 0,3 6,3 3,3 0
Kacang polong 20 16,3 1,3 0,1 2,5 14,4 0
Daging ayam 30 855 8,1 5,7 0 0 0

3
Sereh 0.5 0,7 0,1 0 0,1 5,8 0
Daun salam 2 5,5 0,4 0,1 1 46,6 0
Minyak sayur 5 43,1 0 5 0 0 0
Kecap asin 5 1,9 0 0 0,5 0,1 0
Bubuk bawang
5 4,4 0,1 0 1 0,5 0
putih
Bubuk bawang
5 1,2 0,1 0 0,2 0,1 0
bombai
Merica 5 16,3 0,6 0,7 2,9 4,9 0
Total 1746,9 35 60 83,5 3282,4 0,2

C. Bentuk Produk
Produk olahan (Menu)

D. Label Formula
Label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa
informasi verbal tentang produk atau penjualnya. Menurut Tjiptono label
merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai
produk dan penjual. Sebuah label biasa merupakan bagian dari kemasan, atau
bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk.
Sedangkan Kotler menyatakan bahwa label adalah tampilan sederhana pada
produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu
kesatuan dengan kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau
informasi.
Label pangan adalah sumber informasi bagi konsumen tentang suatu
produk makanan karena konsumen tidak bisa bertemu langsung dengan
produsennya. Tidak jarang label pangan yang ditempel pada produk makanan
hanyalah nama makanan dan tidak ada keterangan lain, seperti tanggal
kadaluwarsa, bahan pembuatannya, maupun komposisi gizi, bahkan nama
produsen pun sering kali tidak cdicantumkan.
Di samping itu ada beberapa macam label secara spesifik yang
mempunyai pengertian berbeda antara lain:
1. Label produk (product label) adalah bagian dari pengemasan sebuah
produk yang mengandung informasi mengenai produk atau penjualan
produk.
2. Label merek (brand label) adalah nama merek yang diletakkan pada
pengemasan produk
3. Label tingkat (grade label) mengidentifikasi mutu produk, label ini bisa
terdiri dari huruf, angka atau metode lainya untuk menunjukkan tingkat
kualitas dari produk itu sendiri.

4
4. Label diskriptif (descriptive label) mendaftar isi, menggambarkan
pemakaian dan mendaftar ciri-ciri produk yang lainya. Pemberian label
(labeling) merupakan elemen produk yang sangat penting yang patut
memperoleh perhatian seksama dengan tujuan untuk menarik para
konsumen.
Menurut Ningrum (2015) secara rinci isi dari label adalah sebagai berikut:
1. Ingredient (Komposisi Bahan Baku)
Produk pangan dibentuk dari kumpulan satu atau lebih bahan
penyusun. Penyebutan urutan pada daftar ingredient menunjukkan jumlah
kandungan bahan tersebut, yang terletak pada urutan pertama adalah
komponen yang jumlahnya paling besar.

(Sumber: cara-musnadi.blogspot.com)

2. Standardizes Food
Beberapa produk, terutama produk-produk impor, seperti selai,
jelly, kecap atau saus, mayonnaise dan beberapa lainnya sering disebut
sebagai standardized food. Khususya produk yang telah sesuai dengan
standar Food and Drugs Association ((FDA), yaitu sebuah lembaga
pengawasan obat-obatan dan pangan di USA yang mirip Badan POM di
Indonesia.
3. Nutritional Claim
Beberapa produk seperti susu, minyak goreng, biscuit dan
beberapa lainnya sering mencamtumkan nutritional claim. Nutritional
claim ini biasanya tertera di Tabel Nutrisi (Nutrition Fact) maupun bagian
depan kemasan. Bagian ini berfungsi sebagai pertimbangan bagi calon
konsumen untuk memilih produk dengan rasa aman bagi kesehatannya,
misalnya non kolestrol, tidak mengandung kuning telur atau mengandung
gluten.

5
(Sumber: www.abfoodnutrition.co.uk)

4. Code Dating
Merupakan informasi mengenai kapan dan dimana produk
diproduksi. Biasanya code dating ada pada kemasan produk-produk yang
emiliki simpan cukup lama. Code dating memudahkan produsen untuk
menarik kembali produk dari pasaran.

(Sumber: fmi.org)

5. Tanggal Kadaluwarsa (Expired Date)


Menurut UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
dan PP 69 tentang Label dan Iklan Pangan, pencantuman tanggal
kadaluwarsa menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan pada label
pangan.

(Sumber: kayleonweb.com)

6. Universal Product Code (UPC)


Merupakan sebuah took kecil terdiri dari garis-garis parallel
dengan ukuran luas yang berbeda-beda disertai nomor dan huruf tertentu.
UPC ditetapkan secara nasional dan bersifat khas atau unik tiap jenis
produk. UPC bermanfaat untuk pengecekan dan penyimpanan dengan
komputerisasi.

6
(Sumber: www.free-barcode.com)

7. Simbol
Pada kemasan dijumpai gambar-gambar tertentu yang
mengandung arti. Beberapa symbol yang umum ada pada kemasan
antara lain adalah:
a. Registered Trade Mark, simbol ini berupa huruf R dalam sebua
lingkaran yang menunjukkan bahwa merek dagang tersebut terdaftar
di kantor paten negara asal produk tersebut.

(Sumber: sekitarduniaunik.blogspot.com)
b. Copy Right, merupakan simbol yang berupa huruf C dalam lingkaran
yang menunjukkan bahwa huruf dan dekoratif yang terdapat pada
label terdaftar di kantor paten dan dilindungi dari pembajakan.

(Sumber: vakilsearch.com)
c. Label halal, di Indonesia label halal dikeluarkan oleh lembaga
penjamin kehalalan yaitu LPPOM MUI. Setiap Negara memiliki badan
pengawas kehalalan pangan. Contoh logo halal di bawah ini adalah
logo halal yang otoritasnya dipegang oleh LPPOM MUI.

7
(Sumber: food.detik.com )

8
d. Kosher, label ini perlu diperhatikan untuk produk-produk yang berasal
dari luar negeri atau lebih dikenal dengan produk impor. Simbol
kosher ini hampir mirip seperti label halal yang menunjukkan apakah
produk tersebut boleh dikonsumsi atau tidak oleh para pemeluk
agama Yahudi. Menurut LP POM MUI, produk-produk impor yang
menggunakan label kosher boleh dikonsumsi jika telah mendapatkan
sertifikat halal dari Lembaga Penjamin Halal Islam, karena banyak
produk seperti produk turunan anggur, turunan babi yang mendapat
label kosher tetapi tidak halal bagi konsumen muslim.

(Sumber: www.thepetitionsite.com)

Menurut Dr. Ir. Tridjoko Wisnu Murti, D.E.A dalam Laksono (1998),
setidaknya ada delapan jenis informasi yang bisa diketahui dari label
kemasan produk pangan, yaitu: (1) Logo Halal, (2) Nama Produk, (3)
Kandungan isi (komposisi bahan), (4) Tanggal kadaluwarsa, (5)
Kuantitas isi, (6) Identitas asal produk, (7) Informasi nilai gizi (table
nutrition), (8) Tanda-tanda kualitas lainnya (nutrition claim, warning).

Produk mie instant Nutrinoo ini juga memiliki label yang memberikan
informasi pada konsumen, berikut desain dari label:
1. Tempat/wadah mie

2. Penutup wadah mie

9
3. Samping wadah mie

10
BAB III
METODE
A. Taraf Perlakuan Formula
1. Perlakuan 1
Konsums Tript Metio
Bahan Berat BDD Lisin Treoni Sistin
No i Protein ofan nin
Makanan (g) (%) (mg) n (mg) (mg)
(g) (mg) (mg)
Tepung
1 80 100 2,1 0,86 0,57 0,27 0,13 0,23
mocaf
Tepung
2 30 100 13,6 10,61 0,00 0,00 5,71 5,71
kedelai
Labu
3 30 74 0,3 0,20 0,09 0,05 0,04 0,00
kuning
4 Telur 15 89 1,9 1,30 0,92 0,26 0,50 0,41
5 Minyak 10 100 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Ayam 30 58 8,1 10,70 6,58 1,33 3,83 1,19
7 Wortel 35 80 0,3 0,11 0,15 0,03 0,03 0,03
Kacang
8 10 100 0,7 0,33 0,26 0,02 0,06 0,08
polong
9 Buncis 20 90 0,4 0,15 0,14 0,05 0,03 0,04
Jagung
10 20 100 0,7 0,18 0,31 0,05 0,09 0,13
pipil
Daun
11 5 67 0,1 0,08 0,00 0,02 0,00 0,00
Bawang
TOTAL 28,2 24,43 9,02 2,06 18,23
Konsumsi AA per gram Protein (mg/g) 0,87 0,32 0,07 0,65
PKAE (mg/g) 22,00 13,00 7,00 35,00
24,8
TKAE (%) 78,01 46,10 124,11
2

Kons
Bahan Berat BDD Konsumsi Mutu
No Protein x
Makanan (g) (%) Protein (g) Cerna
Mutu Cerna
1 Tepung mocaf 80 100 2,1 76 159,6
2 Tepung kedelai 30 100 13,6 90 1224
3 Labu Kuning 30 74 0,3 76 22,8
4 Telur 15 89 1,9 100 190
5 Minyak 10 100 0 0 0
6 Ayam 30 58 8,1 97 785,7
7 Wortel 35 80 0,3 67 20,1
8 Kacang polong 10 100 0,7 67 46,9
9 Buncis 20 90 0,4 67 26,8
10 Jagung pipil 20 100 0,7 97 67,9
11 Daun bawang 5 67 0,1 67 6,7
TOTAL 28,2 2543,8
Mutu Cerna Teoritis 90,2
SAA 24,8
NPU Teoritis 22,4

2. Perlakuan 2

11
Konsu
Metio
Bahan Berat BDD msi Lisin Treoni Triptofa Sistin
No nin
Makanan (g) (%) Protei (mg) n (mg) n (mg) (mg)
(mg)
n (g)
Tepung
1 80 100 2,1 0,86 0,57 0,27 0,13 0,23
Mocaf
Tepung 14,1
2 40 100 18,1 0,00 0,00 7,60 7,60
Kedelai 2
Labu
3 30 74 0,3 0,20 0,09 0,05 0,04 0,00
Kuning
4 Telur 15 89 1,9 1,30 0,92 0,26 0,50 0,41
5 Minyak 10 100 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10,7
6 Ayam 30 58 8,1 6,58 1,33 3,83 1,19
0
7 Wortel 50 80 0,5 0,19 0,26 0,05 0,06 0,06
Kacang
8 20 100 1,3 0,61 0,48 0,04 0,11 0,14
Polong
9 Buncis 25 90 0,5 0,19 0,17 0,06 0,04 0,05
Jagung
10 25 100 0,8 0,21 0,35 0,05 0,10 0,14
Pipil
Daun
11 5 67 0,1 0,08 0,00 0,02 0,00 0,00
Bawang
28,4
TOTAL 33,7 9,42 2,14 22,22
4
Konsumsi AA per gram Protein (mg/g) 0,84 0,28 0,06 0,66
22,0
PKAE (mg/g) 13,00 7,00 35,00
0
65,2
TKAE (%) 38,58 20,77 103,86
8

Konsumsi Mutu Kons Protein


No Bahan Makanan Berat (g)
Protein (g) Cerna x Mutu Cerna
1 Tepung Mocaf 80 2,1 76 159,6
2 Tepung Kedelai 40 18,1 90 1629
3 Labu Kuning 30 0,3 76 22,8
4 Telur 15 1,9 100 190
5 Minyak 10 0 0 0
6 Ayam 30 8,1 97 785,7
7 Wortel 50 0,5 67 33,5
8 Kacang Polong 20 1,3 67 87,1
9 Buncis 25 0,5 67 33,5
10 Jagung Pipil 25 0,8 67 53,6
11 Daun Bawang 5 0,1 67 6,7
Total 33,7 3001,5
Mutu Cerna Teoritis 89,07
SAA 20,77
NPU Teoritis 18,5

3. Perlakuan 3

12
Konsu
Triptof Metio
Bahan Bera BDD msi Lisin Treoni Sistin
No an nin
Makanan t (g) (%) Protein (mg) n (mg) (mg)
(mg) (mg)
(g)
Tepung
1 80 100 2,1 0,86 0,57 0,27 0,13 0,23
mochaf
Tepung
2 25 100 11,3 8,81 0,00 0,00 4,75 4,75
Kedelai
Labu
3 30 74 0,3 0,20 0,07 0,05 0,04 0,00
Kuning
4 Telur 15 89 1,9 1,30 0,92 0,26 0,50 0,41
5 Minyak 10 100 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Ayam 30 58 8,1 10,70 6,58 1,33 3,83 1,19
7 Wortel 25 80 0,2 0,08 0,10 0,02 0,02 0,02
Kacang
8 20 100 1,3 0,61 0,48 0,04 0,11 0,14
Polong
9 Buncis 15 90 0,3 0,11 0,10 0,04 0,02 0,03
Jagung
10 15 100 0,5 0,13 0,22 0,03 0,06 0,09
Pipil
Daun
11 5 67 0,1 0,08 0,00 0,02 0,00 0,00
Bawang
TOTAL 26,1 22,87 9,04 2,06 16,32
Konsumsi AA per gram
0,88 0,35 0,08 0,63
Protein (mg/g)
PKAE (mg/g) 22,00 13,00 7,00 35,00
TKAE (%) 84,29 49,81 26,82 134,10

Konsumsi
Berat BDD Mutu Kons Protein
No Bahan Makanan Protein
(g) (%) Cerna x Mutu Cerna
(g)
1 Tepung mochaf 80 100 2,1 76 159,6
2 Tepung Kedelai 25 100 11,3 90 1017
3 Labu Kuning 30 74 0,3 76 22,8
4 Telur 15 89 1,9 100 190
5 Minyak 10 100 0 0 0
6 Ayam 30 58 8,1 97 785,7
7 Wortel 25 80 0,2 67 13,4
8 Kacang Polong 20 100 1,3 67 87,1
9 Buncis 15 90 0,3 67 20,1
10 Jagung Pipil 15 100 0,5 97 48,5
11 Daun Bawang 5 67 0,1 67 6,7
Total 26,1 2350,9
Mutu Cerna Teoritis 67,0
SAA 26,8
NPU Teoritis 18,0

13
B. Cara Membuat
 Cara pembuatan mie :
1. Labu kuning dikukus sampai matang dan dihaluskan
2. Tepung mokaf, tepung kedelai, labu kuning halus, STPP, telur,
garam, dicampur dan diuleni hingga kalis.
3. Bungkus dengan plastic wrap dan simpan dalam refrigerator
selama 30 menit.
4. Keluarkan dan adonan digiling tipis dan dibentuk mie
menggunakan mesin mie
5. Masukkan dalam air mendidih sedang dan ditambah sedikit
minyak (2-3 menit).
6. Tiriskan dan dinginkan.
7. Keringkan mie dengan drying oven

 Cara pembuatan sayuran kering :


1. Bersihkan dan kupas kacang polong, wortel, buncis, daun
bawang, dan jagung
2. Cuci bersih dengan air mengalir
3. Potong wortel berbentuk dadu sesuai selera
4. Potong buncis dan daun bawang dengan ukuran 1 cm
5. Sisir jagung menggunakan pisau
6. Tata sayuran dalam loyang, ratakan sayuran agar tidak saling
menumpuk
7. Keringkan menggunakan drying oven

 Cara membuat mie instan :


1. Buka sebagian tutup, masukkan bumbu – bumbu, sayuran
kering dan bakso ikan
2. Tuangkan air panas sebanyak 200 cc
3. Rapatkan kembali tutupnya dan biarkan selama 3 menit
4. Aduk perlahan hingga bumbu tercampur merata
5. Mie instan siap dihidangkan

14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Formulasi produk yang akan dibuat yaitu pumpkin noodle instan,
dengan tiga bahan utama, yaitu tepung mokaf, tepung kedelai dan labu
kuning. Pumpkin noodle instan dibuat dengan tiga taraf perlakuan, (P1, P2
dan P3) dan didapat P3 sebagai perlakuan terbaik.

B. Saran
Diharapkan untuk pembuatan mie instan dengan penambahan labu
kuning dan tepung kedelai ini bisa memiliki cita rasa yang enak. Juga baik
dalam segi organoleptic meliputi warna, tekstur, aroma dan rasa mie.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ningrum, Ariani K. 2015. Pengetahuan Label Kemasan Pangan. Malang :
Penerbit Gunung Samudera

16

Anda mungkin juga menyukai