Tugas Individu Resume

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

RINGKASAN PRESENTASI KELOMPOK


MATA KULIAH LANDASAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
H. Adang Danial, Drs., M.Kes

Disusun oleh:

1. Fadlan Sabilil Huda NPM (192191042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
Resume Kelompok 1 : Landasan Manusia dan Pendidikan

Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan


manusia dapat mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan
mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula
perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan
melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan di
analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk
Tuhan yang lainnya.

Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan, karena


manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses alami menuju
kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab itu
manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal
sebagai manusia. Progresif merupakan yang selalu mengalami perubahan
perkembangan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan.

Hak Asasi manusia diinjak injak oleh penguasa pemerintah monariki dan
obsulutisme, tercatat dalam sejarah eropa. Pada awalnya, melalui pendidikan hak
asasi diupayakan agar diperoleh setiap individu warga negara. Selanjutnya, hak
asasi manusia mengimplikasikan hak pendidikan dan demokrasi pendidikan.
Pendidikan harus bersifat demokrasi dan dilaksanakan kewajiban belajar.
Mengenai hal ini, sehari setelah proklamasi kemerdekaannya, bangsa Indonesia
telah menyatakan bahwa pendidikan adalah setiap warga negara. Sekalipun
menghadapi berbagai kendala, program wajib belajar telah dimulai sejak tahun
1950 dan sampai kini terus diupayakan. Orang tua, masyarakat, pemerintah, dan
pemerintah daerah mempunyai hak dan kewajiban dalam bidang pendidikan
sebagai jaminan akan hak pendidikan bagi setiap individu atau warga negara. Hal
ini sebagaimana dinyatakan dalam UU RI No, 20 tahun 2003.

Manusia merupakan subyek pendidikan, tetapi juga sekaligus menjadi


objek pendidikan itu sendiri. Pedagogik tanpa ilmu jiwa, sama dengan praktek
tanpa teori. Pendidikan tanpa mengerti manusia, berarti membina sesuatu tanpa
mengerti untuk apa, bagaimana, dan mengapa manusia dididik. Tanpa mengerti
atas manusia, baik sifat-sifat individualitasnya yang unik, maupun potensi-potensi
yang justru akan dibina, pendidikan akan salah arah. Bahkan tanpa pengertian
yang baik, pendidikan akan merusak kodrat manusia. Apabila digunakan secara
negatif.
Hidup bagi manusia bukan sekedar hidup sebagaimana hidupnya
tumbuhan atau hewan melainkan hidup sebagai manusia. Hak hidup bagi manusia
mengimplikasikan hak untuk mendapatkan pendidikan. Hak inilah yang
diperjuangkan berbagi organisasi internasional belakangan ini untuk dimasukkan
sebagai tambah daftar hak asasi manusia.

Hakikat manusia merupakan objek studi salah satu cabang metafisika


,yaitu antrafologi (filsafat antrafologi ).hakikat manusia adalah seperangkat
gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi
manusia di dunia. Berkenaan dengan ‘prinsip adanya’ (pinciple de ‘ere) hakikat
manusia.

aspek-aspek hakikat manusia, meliputi asal-usulnya struktur


metafisikanya, karakteristik, dan makna eksistensinya di dunia, manusia adalah
makhluk tuhan yang maha esa, atas dasar keimanan hal ini jelas kita akui dan kita
pahami dalam filsafat hal ini di dukung oleh argumen kosmologi, sedangkan
secara faktual terbukti dengan adanya fenomena kemakhlukan yang dialami
manusia.

Manusia adalah kesatuan badani rohani, hidup dalam ruang dan waktu
,sadar akan diri dan lingkungan, mempunyai berbagai kebutuhan, insting nafsu,
nafsu, dan tujuan. Manusia memiliki berbagai potensi, yaitu potensi untuk mampu
beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berbuat baik, cipta, rasa,
karsa dan karya

Setelah kelahirannya, manusia tidak dengan sendirinya mampu jadi


manusia. Untuk menjadi manusia, ia perlu dididik dan mendidik diri. Sehubungan
dengan ini, ,.J. Langeveld menyebut manusia sebagai animal educandum.
Terdapat tigas asas antropologis yang mengimplikasikan bahwa manusia perlu
dididik dan mendidik diri, yaitu (1).manusia adalah makhluk yang belum selesai.
(2) tugas dan tujuan manusia adalah menjadi manusia, (3) bahwa perkembangan
manusia bersifat terbuka. Dalam pernyataan manusia perlu dididik dan mendidik
diri tersirat makna bahwa dapat didik. M.j. Langeveld menyebutkan sebagai
animal educable. Terdapat 5 asas antropologi yang implikasikan kemungkinan
manusia untuk dapat didik yaitu (1) asas potensialitas, (2) asas sosialitas, (3) asas
individualitas,(4) asas moralitas, (5) dinamika
Resume Kelompok 2 : Landasan Filosofis Pendidikan

Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik


tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Dalam pendidikan mesti
terdapat studi pendidikan dan praktek pendidikan. Melalui studi pendidikan akan
diperoleh pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan, yang akan dijadikan
titik tolak praktek pendidikan. Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan
sebagai hasil studi pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka
studi pendidikan yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih
komprehensif, spekulatif, dan normatif.

Negara Indonesia memiliki filosofis Negara yaitu Pancasila sebagai


falsafah Negara. Pancasila menjadi acuan untuk berkarya pada segala bidang.
Sejalan dengan ini, Pasal 2 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
“Sistem Pendidikan Nasional” menyatakan bahwa “Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945”. Rincian selanjutnya tentang hal itu
tercantum dalam penjelasan UU- RI No. 20 Tahun 2003 yang menegaskan bahwa
pembangunan nasional termasuk di bidang pendidikan adalah pengalaman
pancasila dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan antara lain:
“Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang berkualitas
tinggi dan mampu mandiri”. Sedangkan ketetapan MPR-RI No. II/MPR/1978
tentang Pedoman Penghayatan Pengalaman Pancasila mengaskan bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyar Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandngan
hidup bangsa Indonesia dan Dasar Negara Republik Indonesia.
Sehubungan dengan hal ini, bangsa Indonesia memiliki landasan filosofis
pendidikan tersendiri dalam sistem pendidikan nasionalnya, yaitu Pancasila.

Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat
manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara
penyelenggaraan pendidikan dan dari sisi lain pendidikan merupakan proses
memanusiakan manusia. Landasan pendidikan filosofis merupakan jawaban
secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti
apa, mengapa, kemana, bagaimana, dan sebagainya dari pendidikan itu. Kejelasan
berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan dan
tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Hal itu sangat pentig karena hasil
pendidikan itu akan segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu
harus diyakini kebenaran dan ketepatannya meskipun hasilnya belum dapat
dipastikan.

Landasan filosofi menjelaskan:

1. Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme


2. Landasan Filosofis Pendidikan Realisme
3. Landasan Filosofis Pendidikan Pragmatisme
4. Landasan Filosofis Pendidikan Scholatisme
5. Landasan Filosofis Pendidikan Konstruktivisme
6. Landasan Filosofis Pendidikan Nasional (Pancasila)
Resume Kelompok 3 : Landasan Psikologi Pendidikan

landasan psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses


pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada
umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada
setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi
manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk
memudahkan proses pendidikan. Bentuk-bentuk landasan psikologi pendidikan
mencakup, Psikologis Perkembangan,belajar, sosial. Dalam perkembangannya
landasan psikologis pendidikan memiliki per anan sebagai perkembangan
kurikulum dalam sistem pembelajaran dan penilaian.

Ada banyak perkembangan metode dalam psikologi yang dapat diterapkan


pada saat pembelajaran. Pendidikan merupakan salah satu proses yang sangat
penting bagi manusia. Maka dari itu pendidikan itu pendidikan itu dimulai dari
usia dini sampai akhir hayat. Suatu pendidikan itu pasti ada metode dan
penggolongan-penggolongan untuk usia atau tingkatan. Saat ini, teori yang
digunakan dalam pendidikan sudah sangat berkembang mengikuti zaman yang
semakin modern. Begitu juga pemikiran-pemikiran pada cendikiawan dan ilmuan
yang setiap hari tak henti-henti menentukan ide-ide baru yang mempermudah dan
membantu kehidupan manusia menjadi yang lebih baik. Untuk itu perlu
pemahaman dalam memahami perkembangan, tahap, teori maupun aspek-aspek
yang terkandung dalam pendidikan. Agar bisa mencapai tujuan dan maksud dari
pendidikan itu sendiri. Dan dengan cara belajar maka perilaku akan relatif
berubah sebagai hasil dari pengalaman.

Metode psikologi yang digunakan secara spesifik

1. Metode observasi
1) Observasi terkontrol
2) Observasi alami
2. Metode eksperimen
1) Eksperimen murni
2) Eksperimen lapangan
3. Metode klinis
4. Metode tes
5. Metode pengumpulan data
6. Studi khusus

Resume Kelompok 4 : Landasan Biologi Pendidikan

biologi adalah salah satu landasan ilmu yang dipakai di dalam dunia
pendidikan. Pesatnya perkembangan biologi dapat memberikan dampak yang
positif bagi banyak orang, khususnya kaum intelektual. Kaum yang sangat
membutuhkan ilmu dan mengharapkan adanya perkembangan ilmu itu sendiri
guna untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Landasan biologi pendidikan
adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah biologi yang dijadikan
titik tolak dalam pendidikan. Biologi memiliki dasar yang modern, seperti: teori
sel, evolusi, genetika, homeostasis, dan energi. Cabang-cabang biologi sangat
banyak sekali, cabang tersebut sudah dikelompokkan sesuai dengan jenisnya
masing-masing agar dalam proses pengajaran materi yang disampaikan fokus
pada satu pembahasan saja.

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar


atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang
memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas
tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan
Asas Kemandirian dalam Belajar.

Karakteristik biologis:

1. Asumsi biologi
2. Masalah biologis mendasari pendidikan
3. Bertambahnya rasio otak/badan pada manusia
4. Kelebihan edukabilitas atas insting
5. Basis mental dalam seleksi alam
6. Alam dan buatan
7. Periode panjang manusia
8. Kotak sebagai alat jiwa
9. Yang dapat dilakukan pendidikan untuk otak
10. keturunan orang-orang yang berpendidikan
11. otomatisasi bukan tujuan akhir pendidikan
perkembangan biologis

1. Faktor hereditas dalam perkembangan anak


2. Faktor lingkungan dalam perkembangan anak

Landasan biologis pendidikan yaitu suatu titik acuan untuk mengetahui bagaimana
perkembangan biologis dan karakteristik biologis peserta didik dalam hal
pendidikan hatinya aspek yang telah ada sejak manusia dilahirkan landasan
tersebut saling mempengaruhi satu sama lain pada diri individu

Resume Kelompok 5 : Landasan Seni Budaya Pendidikan

Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi


peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari
lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya, karena
peserta didik hidup tak terpishkan dalam lingkungannya dan bertindak sesuai
dengan kaidah-kaidah budayanya.

Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma,


dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir,
nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan
sesamanya dan lingkungan alamnya. Kebudayaan adalah totalitas yang kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai
anggota masyarakat.

Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Apabila kebudayaan berubah


maka pendidikan juga berubah, dan apabila pendidikan berubah akan dapat
mengubah kebudayaan.

Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat


dianalogikan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-
pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan kain latarnya adalah masyarakat.
Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan timbal balik
simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah memberi manfaat untuk
meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyrakat

Penggunaan alat dan sarana kebutuhan hidup yang modern telah


memungkinkan pola pikir dan sikap manusia untuk memproduk nilainilai baru
sesuai dengan intensitas pengaruh teknologi terhadap tatanan kehidupan sosial
budaya. Dalam hal ini, pendidikan menjadi instrumen kekuatan sosial masyarakat
untuk mengembangkan suatu sistem pembinaan anggota masyarakat yang relevan
dengan tuntutan perubahan zaman. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan
juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan.
Pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan budaya, membuat
orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya.

Hubungan antara kebudayaan dan pendidikan antara lain pendidikan


membentuk atau menciptakan kebudayaan, pendidikan melestarikan kebudayaan,
dan pendidikan menggunakan dan berdasarkan kebudayaan.

Karakteristik sosial budaya pendidikan

1. kebudayaan di dipelajari
2. kebudayaan ditanamkan
3. kebudayaan bersifat sosial dan dimiliki bersama
4. kebudayaan bersifat gagasan
5. kebudayaan memuaskan individu dan kebutuhan kelompok
sosial
6. kebudayaan bersifat integratif

Faktor pendorong perubahan sosial budaya

 adanya kontak dengan budaya lain


 sistem pendidikan formal yang maju
 keinginan seseorang untuk menginisiasi perubahan
 komposisi penduduk yang heterogen
 sikap menghargai hasil karya orang lain

faktor penghambat perubahan sosial budaya

 kurangnya hubungan dengan kelompok masyarakat lain


 sistem pendidikan yang stagnan vested interest atau keinginan untuk
mempertahankan nilai-nilai tradisional yang ada
 komposisi penduduk yang homogen
 sikap Acuh pada hasil karya orang lain
 ketakutan akan hilangnya tradisi
 akibat pengaruh budaya baru
 intoleransi terhadap keragaman budaya
 merasa puas pada kondisi saat ini sistem
 stratifikasi sosial tertutup
 adanya hambatan ideologis

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku sosial antar individu
dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok .
manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah jauh dengan yang namanya
hubungan sosial karena bagaimanapun hubungan tersebut mempengaruhi perilaku
orang-orang .

kebudayaan adalah keseluruhan sistem Gagasan dan tindakan Hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar.

Resume Kelompok 6 : Landasan Historis Pendidikan Indonesia

Berdasarkan pada landasan historis pendidikan dapat disimpulkan bahwa


pendidikan kita peroleh tidak dengan mudah, butuh banyak waktu dan
pengorbanan, selain itu pendidikan itu dinamis, artinya pendidikan itu
berkembang sesuai dengan perkembangan zamannya. Semoga pendidikan pada
era globalisai ini pendidikan di Indonesia bisa lebih baik dan berkembang sesuai
dengan keadaan sekarang yang terjadi. Pendidikan juga mewariskan peradaban
masa lampau sehingga peradaban masa lampau yang memiliki nilai-nilai luhur
dapat dipertahankan dan diajarkan lalu digunakan generasi penerus dalam
kehidupan mereka di masa sekarang. Dengan mewariskan dan menggunakan
karya dan pengalaman masa lampau, pendidikan menjadi pengawal, perantara,
dan pemelihara peradaban. Dengan demikian, pendidikan memungkinkan
peradaban masa lampau diakui eksistensinya.

Landasan pendidikan Indonesia dibagai menjadi dua yaitu landasan


historis dan landasan yuridis. Landasan historis dimulai dari pada zaman purba
yang tujuannya dapat mencari nafkah, membela diri, hidup bermasyarakat, taat
terhadap adat dan terhadap nilai – nilai religi (kepercayaan) yang mereka yakini.
Sedangkan kurikulumnya pengetahuan, sikap dan nilai kepercayaannya. Pada
zaman hidhu-budha kurikulum pendidikannya yaitu agama, baha sansakerta
termasuk membaca dan menulis (huruf palawa), keterampilan memahat atau
membuat candi, dan bela diri (ilmu berperang). Pada zaman islam tujuannya yaitu
diarahkan agar manusia bertaqwa kepada Allah swt, sehingga mencapai
keselamatan didunia dan diakhirat.

Pada zaman Portugis dan Spanyol kurikulum pendidikannya berisi


pendidikan agama Khatolik, ditambah pelajaran membaca, menulis dan berhitung.
Pada zaman Belanda kurikulum pendidikannya berisi pelajaran agama Protestan,
membaca dan menulis. Pada zaman jepang, jepang telah menghapus dualism
pendidikan dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang
sama bagi semua orang. Pendidikan nasional zaman “orde lama” adlah pendidikan
yang dapat membangun bangsa agar mandiri sehingga dapat menyelesaikan
revolusinya. Pada zaman orde baru dikembangkannya kebijakan link and mathc
dibidang pendidikan. Pada zaman reformasi mengubah system pendidikan
sentralisasi menjadi desentralisasi. Sedangkan landasan yuridis dimulai dari
Pembukaan UUD 1945 hingga Peraturan Menteri.

Pada materi yang telah disampaikan landasan histori pendidikan Indonesia


dimulai dari; 1. Pendidikan zaman purba, 2. Pendidikan zama kerajaan hindhu-
budha, 3. Pendidikan zaman islam, 4. Pendidikan zaman pengaruh Portugis dan
Spanyol, 5. Pendidikan zaman Belanda, 6. Pendidikan Pergerakan Kebangsaan, 7.
Pendidikan Militerisme Jepang, 8. Pendidikan Periode (1945-1969), 9. Pendidikan
era pembangunan jangka panjang (PJP) 1 (1945-1969) dan PJP 2 (1969-1993),
dan 10. Pendidikan kurun waktu 1993 – sekarang.
Resume Kelompok 7 : Landasan Yuridis Sistem Pendidikan Nasional

Landasan yuridis pendidikan adalah seperangkat konsep peraturan


perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan Indonesia, yang
menurut Undang-Undang Dasar 1945 meliputi, Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia, Ketetapan MPR, Undang-Undang Peraturan Pemerintah pengganti
undang-undang, peraturan pemerintah, Keputusan Presiden peraturan pelaksanaan
lainnya, seperti peraturan Menteri, Instruksi Menteri dan lain-lain. Hukum
merupakan aturan baku terdapat pada UUD 1945 sebagai tempat berpijak atau
titik tolak dalam melaksanakan sebuah kegiatan. Dalam hal ini adalah kegiatan
pendidikan. Tetapi tidak semua kegiatan pendidikan diatur oleh aturan yang baku.
Banyak juga kegiatan pendidikan yang diatur oleh aturan lain seperti aturan
kurikulum, aturan cara mengajar, supervise dan sebagainya. Landasan yuridis
(hukum) pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang di jadikan pijakan dalam pendidikan,
terutama adalah pendidikan nasional. Landasan hukum juga dapat diartikan
sebagai peraturan baku sebagai tempat berpijak dan titik tolak dalam
melaksanakan kegiatan tertentu dalam hal ini adalah kegiatan pendidikan.

Landasan yuridis adalah seperangkat konsep peraturan perundang-


undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan Indonesia . UUD 1945 dan
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dua
bentuk landasan yuridis pendidikan nasional. Pasal 31 UUD 1945 menjamin hak
setiap warga negara untuk mendapat pendidikan, mewajibkan setiap warga negara
untuk mengikuti pendidikan dasar dan mewajibkan pemerintah untuk
membiayaninya. Sebagaimana bisa kita pahami bahwa pendidikan di manapun
dan kapanpun merupakan upaya khas manusia, sehingga pendidikan itu pada
prinsipnya dilaksanakan dari, oleh dan untuk manusia sebagai anggota
masyarakat. Oleh karenanya basis pendidikan seharusnya diorientasikan kepada
harkat dan martabat manusia yang bersifat komprehensif dan universal. Kalau
semua penyelenggara negara ( legislatif dan eksekutif ) memahami konsep ini
secara lebih mendalam maka produk – produk hukum yang berkaitan dengan
pendidikan akan tercipta secara baik dan sesuai dengan sasaran dan pengelola
pendidikan. Di sisi lain pemerintah ( eksekutif ) sebagai pelaksana dan penegak
hukum yang diciptakan oleh legislatif akan melaksanakan dan menerapkannya
secara konsekwen tanpa ada penyimpangan.

Jenis pendidikan

1. pendidikan formal
2. pendidikan non-formal
3. pendidikan informal
jenis pendidikan pendidikan umum pendidikan kejuruan

1. pendidikan akademik
2. pendidikan profesi
3. pendidikan vokasi
4. pendidikan keagamaan
5. pendidikan khusus

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan


isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu
Resume Kelompok 8 : Landasan Ilmu dan Seni Pendidikan

Dapat dirangkum bahwa Pendidikan antara lain dapat dipelajari melalui


ilmu pendidikan, namun demikian pendidikan (praktek pendidikan atau mendidik)
juga adalah seni. Alasanya bahwa praktek
pendidikan melibatkan perasaan dan nilai yang sebenarnya di luar daerah
ilmu(ilmu yang berparadigma positivisme). Praktek pendidikan diakui sebagai
seni, impilkasinya fungsi mendidik yang utama adalah menghasilkan suatu karya
yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura atau dibuat-buat, anak tidak boleh
dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperoleh manfaat.
Selain itu, pendidik harus kreatif , skenario atau persiapan mengajar hanya
dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting adalah improvisasi. Pendidik
harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak didik.

Pendidikan dapat dipelajari, studi ilmiah tentang pendidikan telah


menghasilkan ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan berfungsi sebagai landasan dan
petunjuk tentang cara-cara melaksanakan pendidikan. Praktek pendidikan
menuntut diaplikasikannya ilmu pendidikan, tetapi di samping itu praktek
pendidikan juga sekaligus adalah seni. Pendidikan sebagai suatu ilmu, yaitu
bahwa praktek pendidikan tersebut tiada lain adalah aplikasi dari ilmu pendidikan.
Implikasinya bahwa untuk menjadi guru atau untuk menjadi pendidik,siapapun
untuk mempelajarinya melalui ilmu pendidikan. Praktek pendidikan diakui
sebagai seni, impilkasinya fungsi mendidik yang utama pada poses pembelajaran
di sekolah dasar bagi siswa adalah untuk menghasilkan suatu karya yang utuh,
unik, sejati (bukan pura-pura atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan
sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperoleh manfaat.

Pendidikan sebagai seni tidak perlu dipertentangkan dengan pandangan


pendidikan sebagai ilmu. Pendidik merupakan ilmu pendidikan dalam rangka
memahami dan mempersiapkan suatu praktek pendidikan, namun dalam
prakteknya pendidik harus kreatif, scenario atau persiapan mengajar hanya
dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu melakukan improvisasi. Dalam hal ini
pendidik harus memperhatikan karakteristik peserta didik. Esensinya, bahwa
praktek pendidikan itu hendaknya merupakan paduan ilmu dan seni.

Anda mungkin juga menyukai