Prosedur Pemeriksaan Mata Patologis
Prosedur Pemeriksaan Mata Patologis
Prosedur Pemeriksaan Mata Patologis
Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Keterampilan klinis perlu dilatihkan sejak awal hingga akhir pendidikan dokter
secara berkesinambungan, dengan tujuan menyiapkan sumber daya yang berkaitan
dengan ketrampilan minimal yang harus dikuasai oleh lulusan dokter layanan primer.
Pemeriksaan mata patologis merupakan ketrampilan klinis yang wajib dikuasai
olah mahasiswa kedokteran.
Melalui buku skills lab prosedur pemeriksaan mata patologis, mahasiswa
diharapkan dapat melakukan pemeriksaan mata patologis dengan benar sekaligus
diharapkan dapat menggali lebih banyak pengetahuan dan ketrampilan melalui referensi
yang direkomendasikan.
Semoga buku skills lab prosedur pemeriksaan mata patologis ini bermanfaat
dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran pada program pendidikan dokter.
Tim Penyusun
2
CARA PENGGUNAAN BUKU INI
Untuk mahasiswa
Bacalah penuntun skills lab ini sebelum proses pembelajaran dimulai. Hal ini
akan membantu saudara lebih cepat memahami materi skills lab yang akan dipelajari dan
memperbanyak waktu untuk latihan dibawah pengawasan instruktur masing-masing.
Bacalah juga bahan /materi pembelajaran yang terkait dengan keterampilan yang
akan dipelajari seperti: anatomi, fisiologi, biokimia, dan ilmu lainnya. Hal ini akan
membantu saudara untuk lebih memahami ilmu-ilmu tersebut dan menemukan
keterkaitannya dengan skills lab yang sedang dipelajari.
Mahasiswa juga diwajibkan untuk menyisihkan waktu diluar jadwal untuk belajar
/ latihan mandiri.
Tim Penyusun
3
PROSEDUR
PEMERIKSAAN MATA PATOLOGIS
4
4. Kursi dan tempat tidur periksa
5. Tonometer
Waktu 2 jam
5
PEMERIKSAAN MATA BAGIAN LUAR DAN SEGMEN ANTERIOR MATA
TUJUAN
1. Mengenal anatomi mata normal dan patologis
2. Membedakan keadaan mata normal dan patologis
ANATOMI
1. MATA BAGIAN LUAR
Kelopak mata, bulu mata, punktum lakrimalis, kurunkula, plika semilunar,
konjungtiva.
2. SEGMEN ANTERIOR
Kornea, iris, sudut kamera okuli anterior, lensa.
6
KELAINAN KELOPAK MATA
PTOSIS
Gambar 1. Ptosis
RETRAKSI PALPEBRA
HORDEOLUM
Gambar 3. Hordeolum
7
ENTEROPION
Gambar 4. Enteropion
EKTROPION
Gambar 5. Ektropion
PEMERIKSAAN KONJUNGTIVA
Alat : - Slit lamp pembesaran 10 kali
- Senter pena dan loop
PENILAIAN
- Warna merah menyeluruh atau sirkumsiller
- Kuning pada pasien ikterus
- Gambaran nya :
Ada folikel
Ada papila
Ada kemosis
8
Gambar 6. Warna merah karena radang konjungtiva
9
Gambar 9. Folikel pada Konjungtivitis
PEMERIKSAAN KORNEA
NORMAL : Avaskuler, licin bersinar
PENILAIAN: - Jernih atau keruh
- Bila perlu memakai cairan fluorescent
- Perhatikan kemerahan yang terjadi pada radang kornea bersifat
sircumsiller
Gambar 11. Kemerahan yang terjadi pada radang kornea bersifat sircumsiller
10
Selain bentuk kemerahannya perlu diperhatikan apakah ada :
- Penumpukan nanah di kamera okuli anterior (bilik mata depan) (hypopion)
- Adanya neovaskularisasi kornea
Gambar 13. Kornea Keruh, Ulkus Kornea, Hypophyon, Kornea Tidak Jernih
11
PENILAIAN KETRAMPILAN PEMERIKSAAN MATA BAGIAN LUAR DAN
SEGMEN ANTERIOR MATA PATOLOGIS
NO. KRITERIA SKOR
1. Memperkenalkan diri sebagai pemeriksa dengan baik 0 1 2
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan dengan benar
3. Meminta pasien duduk di depan pemeriksa
4. Mampu melakukan pemeriksaan kelopak mata atas dan
bawah dengan benar
5. Mampu mengenali kelainan patologis pada kelopak mata
(ptosis, retraksi palpebra, enteropion, ektropion, hordeolum)
6. Mampu melakukan pemeriksaan konjungtiva dengan benar
7. Mampu mengenali kelainan patologis pada konjungtiva
(radang, folikel, papil, kemosis)
8. Mampu melakukan pemeriksaan kornea dengan benar
9. Mampu mengenali kelainan patologis pada kornea (radang,
ulkus, hipopyon, neovaskularisasi)
Total Skor
12
PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR DAN RETINA MATA
OFTALMOSKOP DIREK:
- Sebaiknya dilakukan pada pupil yang dilatasi, baik dengan cara pemeriksaan pada
ruang gelap/dengan bantuan tetes mydriatil 1 %
- Bila pemeriksa memakai kaca mata atau lensa kontak untuk penglihatan jauh
tetaplah menggunakannya
- Mulailah dengan pembesaran oftalmoskop yang diatur pada 0
- Pemeriksa berdiri sekitar 40 cm dan 15 derajad ke sisi pandang pasien
- Oftalmoskop digenggam dengan erat, dengan jari telunjuk terletak pada roda lensa
- Mintalah pasien untuk memandang lurus ke depan fokus pada satu benda nyata /
khayal
- Kepala oftalmoskop didekatkan dalam sudut antara alis dan hidung
- Ketika cahaya difokuskan ke pupil, retina akan berpendar merah/merah jingga
melalui lubang kecil yg dilatasi, yang dikenal dengan refleks merah
- Kemudian pemeriksa bergerak mendekati pasien dan meletakkan tangan pada
dahi pasien
- Pemeriksa menempelkan kepalanya pada tangan yang didahi, dan memfokuskan
sinar melalui oftalmoskop
- Perlu diingat, mata kanan pasien diperiksa dengan mata kanan pemeriksa
- Pemeriksaan mata kiri pasien diperiksa dengan mata kiri pemeriksa
PENILAIAN
1. NERVUS OPTIKUS
TEPI DISKUS: apakah jelas atau kabur
WARNA DISKUS: cup berwarna kekuningan, sekitarnya merah muda
13
RASIO DISKUS (CUP-DISK RATIO): Normal 0,1 sampai dengan 0,3
14
Gambar 20. Batas nervus optikus kabur, pada oedema nervus optik, papil oedem
2. PEMBULUH DARAH
KALIBER: Arteri sangat sempit pada arteriosklerosis
Vena berkelok kelok
3. RETINA
WARNA RETINA : Oranye
KONTUR : Ada lesi
Ada eksudat
Ada darah
15
Gambar 22 dan 23. Perdarahan pada Retina
4. MAKULA
Saat memeriksa makula mata, pasien diminta melihat sinar oftalmoskop.
FOVEA NORMAL: Avaskuler
Ada kilauan dari fovea
16
Gambar 24. Daerah makula terdapat eksudat dan perdarahan
17
PENILAIAN KETRAMPILAN PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR DAN
RETINA MATA PATOLOGIS
NO. KRITERIA SKOR
1. Memperkenalkan diri sebagai pemeriksa dengan baik 0 1 2
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan dengan benar
3. Meminta pasien duduk di depan pemeriksa
4. Memastikan pupil dalam keadaan dilatasi
5. Pemeriksa berdiri sekitar 40 cm dan 15 derajad ke sisi
pandang pasien
6. Memulai pemeriksaan pembesaran oftalmoskop yang diatur
pada 0
7. Oftalmoskop digenggam dengan erat, dengan jari telunjuk
terletak pada roda lensa
8. Meminta pasien untuk memandang lurus kedepan fokus
pada satu benda nyata / khayal
9. Kepala oftalmoskop didekatkan dalam sudut antara alis dan
hidung
10. Mendapatkan reflex merah dengan benar
11. Pemeriksa bergerak mendekati pasien dan meletakkan
tangan pada dahi pasien
12. Pemeriksa menempelkan kepalanya pada tangan yang
didahi, dan memfokuskan sinar melalui oftalmoskop
13. Mata kanan diperiksa dengan mata kanan pemeriksa dan
mata kiri diperiksa dengan mata kiri pemeriksa
14. Dapat mengenali kelainan pada nervus optikus
15. Dapat mengenali kelainan pada pembuluh darah
16. Dapat mengenali kelainan pada retina
17. Dapat mengenali kelainan pada makula
Total skor
Nilai mahasiswa = Total Skor x 100 =
34
18
PENGUKURAN TEKANAN INTRA OKULI
Cara Pengukuran :
a. Pemeriksa cuci tangan
b. Pemeriksa berdiri diatas belakang kepala penderita
c. Katakan pada penderita untuk melihat lurus keatas, pada satu obyek dengan
bantuan tangan penderita yaitu ibu jari penderita
d. Jari pemeriksa kiri yaitu jari telunjuk dan ibu jari dipakai untuk membuka
kelopak mata penderita
e. Tangan pemeriksa yang lainya memegang tonometer,dengan cara tonometer
dipegang di antara ibu jari dan telunjuk,kemudian letakkan alat pelan-pelan ke
kornea penderita
f. Lihat scale tonometer,bila harga kurang dari 2 ganti beban 7,5 g, sampai harga
lebih dari 2
g. Kemudian baca mmHg di scale card
19
Gambar 25. Pemeriksaan tekanan intra okuli dengan Tonometer Schiotz
20
2. TONOMETER APLANASI
21
PENILAIAN KETRAMPILAN PEMERIKSAAN TEKANAN INTRA OKULI
NO. KRITERIA SKOR
1. Memperkenalkan diri sebagai pemeriksa dengan baik 0 1 2
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan dengan benar
3. Menempatkan penderita tidur dengan posisi terlentang,
diusahakan kepala dan badan satu bidang
4. Memasang beban 5,5 g pada alat, dicoba pada landasan
coba hingga tonometer menunjukkan angka 0
5. Pasien diberi tetes mata anestesi topikal dan tunggu 3 menit
6. Pemeriksa cuci tangan
7. Pemeriksa berdiri diatas belakang kepala penderita
8. Mengatakan pada penderita untuk melihat lurus keatas, pada
satu obyek dengan bantuan tangan penderita yaitu ibu jari
penderita
9. Jari pemeriksa kiri yaitu jari telunjuk dan ibu jari dipakai
untuk membuka kelopak mata penderita, tangan pemeriksa
yang lainya memegang tonometer, dengan cara tonometer
dipegang di antara ibu jari dan telunjuk, kemudian letakkan
alat pelan-pelan ke kornea penderita
10. Lihat scale tonometer, bila harga kurang dari 2 ganti beban
7,5 g, sampai harga lebih dari 2, kemudian baca mmHg di
scale card
Skor Total
22