5 - Lembar REVISI
5 - Lembar REVISI
5 - Lembar REVISI
( PENAMPANG )
Apabila di belakang bidang potongan masih terdapat bagian benda yang terhalang,
maka benda tersebut tidak perlu digambar. Kecuali bila dianggap sangat perlu,
dapat di gambar dengan garis putus-putus.
B. PENYAJIAN GAMBAR POTONGAN
1. Gambar potongan sederhana
(Menurut muhtar Arifin 2018; mas tono 2016; Jhon sii black crow 2018;
Daniraya 2017) Ada tiga macam gambar potongan sederhana yaitu potongan
prnuh, potongan separoh, dan potongan setempat (sobekan).
a. Potongan penuh
Pada potongan penuh seluruh bagian benda dipotong kemudian separoh dari
benda seolah-olah dihilangkan (Gambar 8.2). Gambar 8.1 di atas pun termasuk
gambar potongan penuh. Potongan penuh atau full section adalah sebuah metode
pemotongan ( irisan ) pada sebuah obyek secara menyeluruh, artinya potongan
penuh terjadi ketika benda pemotong melalu bidang potongan seutuhnya.
Gambar 8.1 potongan penuh
b. Potongan separoh
Pada potongan ini seperempat dari benda seolah-olah dihilangkan, sehingga pada
gambar nampak bagian setengah bagian luar benda dengan setengah bagian dalam
benda. Cara potongan ini biasanya di gunakan untuk benda simetri (gambar 8.3).{
Untuk potongan separuh dapat digambar setengah nya sebagai gambar potongan
dan gambar setengah lainnya di gambar sebagai gambar pandangan.}
Di sini benda hanya di potong (disobek) pada bagian tertentu saja yang ingin
diperlihatkan. Garis batas potongan di gambarkan dengan garis tipis bebas (gambar
8.4).
Huruf potongan dituliskan diluar tanda panah dengan posisi selalu tegak.
Untuk benda simetri dan benda yang bentuknya cukup sederhana, di mana garis
potonganya tepat melalui garis sumbu, maka garis penunjukan potongan yang tidak
perlu digunakan. Perhatikan gambar 8.6 dan 8.7!
Pada potongan meloncat ini terdapat dua bidang sejajar yang memotong benda. Hasil
potongan oleh dua bidang sejajar itu di satukan pada satu pandanagan potongan
(gambar 8.8).
Bagian-bagian benda tertentu seperti: ruji-ruji roda, kait, tuas, rusuk penguat, dan
sebagainya, dapat ditampilkan hasil potonganya setelah lebuh dahulu di putar.
Penggambaranya dapat di tempat potongan (gambar 8.11a) atau di tempat lain
(gambar 8.11b).
5. Potongan Berurutan
Beberapa potongan dapat disusun berurutan seperti gambar 8.12. Pada gambar 8.12a
potonganya di tempatkan pada sumbu utama sedangkan pada gambar 8.12b
potonganya ditempatkan di bawah garis potonganya.
Untuk benda-benda tipis seperti pelat, baja profil, dan sebagainya atau penampangnya
digambarkan dengan garis tebal atau bidang bekas potongan seluruhnya dihitamkan.
Beberapa benda atau bagian benda seperti poros dan pasaknya, bola pejal, pena tirus,
sirip atau rusuk penguat, ruji-ruji roda, paku keling, baut dan cincinya, tidak boleh
dipotong dalam arah panjangnya. Gambar 8.13, memperlihatkan benda atau bagian-
bagian benda yang dimaksud.
C. ARSIR
b. Untuk benda yang sama, arah arsir dan jaraknya harus sama (gambar 8.15).
d. Untuk bidang yang lurus dapat di gambarkan arsiran hanya sepanjang garis
batas benda (gambar 8.17).
f. Jika terpaksa harus membuat ukuran pada bidang yang diarsir, maka garis
arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka ukuran gambar 8.19).