Kedudukan Dan Peran Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

1. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat memiliki tiga fungsi

yaitu sebagai berikut.

a. Fungsi Pelayanan

Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat dengan cara tidak diskriminatif dan tidak memberatkan serta

dengan kualitas yang sama. Dalam pelaksanaan fungsi ini pemerintah tidak

memberatkan serta tidak pilih kasih dan semua orang memiliki hak sama

yaitu hak untuk dilayani, dihormati, diakui, diberi kesempatan (kepercayaan),

dan sebagainya.

b. Fungsi Pengaturan

Fungsi pengaturan memberikan penekanan bahwa peraturan tidak hanya

kepada rakyat, tetapi juga kepada pemerintah sendiri. Artinya dalam

membuat kebijakan lebih dinamis yang mengatur kehidupan masyarakat.

Jadi, fungsi pemerintah adalah mengatur dan memberikan perlindungan

kepada maysarakat dalam menjalankan hidupnya sebagai warga negara.

c. Fungsi Pemberdayaan

Fungsi pemberdayaan dijalankan pemerintah dalam rangka

pemberdayaan masyarakat. asyarakat tahu, sadar diri, dan mampu memilih

alternatif yang baik untuk mengatasi atau meyelesaikan persoalan yang

dihadapinya. Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai fasilitator dan

motivator untuk membeantu masyarakat menemukan jalan keluar dalam

menghadapi setiap persoalan hidup.

Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah pusat meliputi

politik luar negeri, pertahanan dan keamanan , yustisi, moneter dan fiskal

nasional, serta agama. Selain kewenangan tersebut, pemerintah pusat


memiliki kewenangan lain yaitu sebagai berikut.

Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunann nasional

secara makro.

Dana perimbangan keuangan.

Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara.

Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia.

Pendayagunaan sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya

strategis.

Konservasi dan standarisasi nasional.

2. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah

a. Kewenangan Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintahan daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip ekonomi seluas-luasnya

dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik indonesia sebagaimana

dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Setiap daerah mempunyai wewenang untuk mengelola pemerintahannya

sendiri sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat disesuaikan dengan

kondisi, ciri khas, kemampuan, dan potensi yang dimiliki daerah yang

bersangkutan. Dengan pemberian wewenang ini, diharapkan proses

pembangunan di daerah dapat berjalan lebih lancar, efektif dan efisisen.

Dalam penyelenggaraan otonomi, daerah mempunyai hak-hak sebagai

berikut.

1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.

2. Memilih pemimpin daerah.

3. Mengelola aparatur daerah.

4. Mengelola kekayaan daerah.

5. Memungut pajak dan retribusi daerah.

7
6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan

sumber daya lainnya yang berada di daerah.

7. Mendapat sumber-sumber pendapatan lain yang sah.

8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah

dilaksanakan secara luas, utuh, dan bulat yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pada semua aspek

pemerintahan. Indikator untuk menentukan dan menunjukan bahwa

pelaksanaan kewenangan tersebut berjalan dengan baik, dapat diukur dari

tiga indikasi berikut.

1. Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik

berskala lokal maupun nasional.

2. Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk

Indonesia secara adil dan merata.

3. Tersedianya pelayanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien.

b. Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa “Negara mengakui dan

menghormatisatuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau

bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang”. UU yang dimaksud

adalah UU Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Satuan-satuan

pemerintahan daerah yang bersifat khusus adalah daerah yang diberi

otonomi khusus, yaitu Daaerah khusus Ibu Kota Jakarta dan Provinsi Papua.

Adapun daerah istimewa adalah Daerah Istimewa Aceh (Naggroe Aceh

Darussalam) dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

c. Perangkat Daerah sebagai Pelaksana Otonomi Daerah

Perangkat daerah meliputi perangkat daerah provinsi dan perangkat

daerah kabupaten/kota. Perangkat daerah provinsi terdiri dari sekretaris


daerah, Sekretariat DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. Adapun

perangkat daerah kabupaten/kota terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat

DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan desa atau

kelurahan.

1) Sekretariat Daerah

Sekretariat daerah merupakan salah satu unsur pemerintahan daerah,

baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sekretariat daerah dipimpin

oleh sekretaris daerah yang bertugas membantu kepala daerah dalam

menyusun kebijakan serta mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga

teknis daerah. Sekretaris daerah tingkat provinsi diangkat oleh presiden atas

usul gubernur dan bertanggungjawab kepada gubernur, sedangkan sekretaris

daerah kabupaten/kota diangkat oleh gubernur atas usulan kepala daerah

kabupaten/kota. Sekretaris daerah kabupaten/kota bertanggungjawab kepada

bupati atau wali kota dan apabila dalam menjalankan tugasnya dinilai tidak

bertanggungjawab, bupati atau wali kota dapat mengusulkan kepada

gubernur untuk memberhentikannya.

2) Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD merupakan salah satu perangkat pemerintah daerah

yang ditugaskan untuk menjalankan kesekretariatan DPRD dan

mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRd dalam

melaksanakan fungsinya. Sekretaris DPRD provinsi diangkat oleh gubernur,

sedangkan sekretaris DPRD kabupaten/kota diangkat oleh bupati atau wali

kota. Sekretaris DPRD bertanggungjawab kepada pimpinan DRD dan kepada

kepala daerah melalui sekretaris daerah.

3) Dinas Daerah

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang diangkat

oleh kepala daerah atas usul sekretaris daerah. Dinas daerah dipimpin oleh
seorang kepala dinas dan bertanggungjawab kepada keala daerah melalui

sekretaris daerah.

4) Lembaga Teknis Daerah

Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala

daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat

khusus dan berbentuk badan, kantor, ataupun rumah sakit daerah. Dalam

menjalankan tugasnya, kepala lembaga teknis daerah bertanggungjawab

kepada kepala daerah.

5) Kecamatan

Kecamatan merupakan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang dipimpin

oleh seorang camat. Camat diangkat oleh bupati atau wali kota. Dalam

melaksanaka tugasnya, camat memperoleh pelimpahan sebagian wewenang

bupati atau wali kota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

6) Desa atau Kelurahan

Desa atau kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dan dipimpin oleh

kepala desa atau lurah. Kepala desa sebagai pemimpin desa diangkat melalui

pemilihan oleh rakyatnya secara langsung, sedangkan lurah sebagai kepala

kelurahan diangkat oleh bupati atau wali kota. Kepala desa dan lurah

bertanggungjawab kepada bupati atau wali kota

C. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah

1. Hubungan Yang Bersifat Struktural

secara struktural , pemerintah pusat merupakan penyelenggara urusan

pemerintahan di tingkat nasional. pemerintah daerah merupakan

penyelenggara urusan pemerintahan di daerah masing masing bersama

DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam sistem

danprinsip NKRI.secara struktural presiden

merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam penyelenggara urusan


pemerintahan di tingkat nasional. kepala daerah merupakan penyelenggara

urusan pemerintahan di daerah masing masing sesuai dengan prinsip

otonomi seluas luasnya secara struktural kepala daerah kabupaten/ kota tidak

memiliki garis struktural dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat

karena memiliki otonomi seluas luasnya struktur pemerintahan berdasarkan

uu no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah.

2. Hubungan Yang Bersifat Fungsional

Rumitnya penyelenggaraan pemerintahan di era otonomi adalah minimnya

instrumen pendudkung hubungan fungsional antara pusat dan daerah ,

kesulitan dan hambatan manajemen ini secara tidak langsung menggeroghoti

pencapaian visi pemerintah pusat sehingga banyak sekali program-program

strategis yang dicanangkan pemerintah tertuang dalam rencana

pembangunan lima tahunan dan program tahun tidak berjalan sesuai harapan

Secara harfiah hubungan fungsional adalah adanya hubungan atau bagian

dari komunikasi karena faktor proses , sebab akibat atau karena kepentingan

yang sama,Hubungan fungsional menyangkut atas pembagian tugas dan

wewenang yang harus di jalankan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam

rangka menjalankan pemerintahan yang baik .Dalam komunikasi

penyelenggaraan pemerintahan antara organisasi Pusat baik kementerian

atau lembaga non kementerian atau lembaga lainnya pada umumnya

10

menempatkan hubungan fungsional melekat pada tentang struktur dan fungsi

organisasi, hal ini berdampak bahwa hubungan fungsional antara Pusat dan

Daerah sangat dipengaruhi oleh faktor hubungan antarmanusia, jika memiliki

hubungan antar manusia terbangun dengan baik maka akan berjalan dengan

baik tetapi sebaliknya jika terjadi kebuntuan disana-sini maka komunikasi dan

proses penyelenggaraan program terbengkalai dan bahkan ada yang keluar


dari budaya organisasi. Sebenarnya disinilah antara lain terjadinya

kebuntuhan komunikasi yang menyebabkan kegagalan program di daerah

contoh ; program penanggulangan kemiskinan , program KB, program

swasembada pangan dll .

Anda mungkin juga menyukai