(Makalah MRM Format Dokumentasi RM) Kelompok 9 Pmik 1B
(Makalah MRM Format Dokumentasi RM) Kelompok 9 Pmik 1B
(Makalah MRM Format Dokumentasi RM) Kelompok 9 Pmik 1B
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Manajemen Rekam Medis
yang dibina oleh Bapak Ach. Zani Pitoyo, SST, M.Kes, MMRS
Oleh
Kelompok 9 PMIK 1B
Siti Mubtadiatul Haqiqiyah (P17410183061)
Amalia Rosida (P17410183069)
Tri Elhayyu Akfiyonuri (P17410183071)
Delia Nur Arinda (P17410183088)
Yufrizal Isman Arief (P17410183101)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Format Dokumentasi Rekam Medis”.
Pada penulisan makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dari segala pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada.
1. Bapak Ach. Zani Pitoyo, SST, M.Kes, MMRS selaku dosen matakuliah
Manajemen Rekam Medis.
2. Orang tua yang selalu mendukung penulis dalam keadaan apapun.
3. Teman-teman PMIK 1B yang selalu memberikan informasi terkini,
khususnya kepada Hikma dan Zila selaku penanggungjawab matakuliah
Manajemen Rekam Medis.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Ucapan Terimakasih................................................................................................. i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dokumentasi ................................................................................4
2.2 Tujuan Dokumentasi .................................................................................4
2.3 Fungsi Dokumentasi .................................................................................6
2.4 Manfaat Dokumentasi ...............................................................................6
2.5 Syarat Dokumentasi ..................................................................................8
2.6 Teknik Dokumentasi .................................................................................8
2.7 Model Dokumentasi ................................................................................11
2.8 Tipe Format Rekam Medis .....................................................................22
2.9 Perbedaan SOMR dan IMR ....................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, dan (3) tujuan.
Berikut ini penjelasan masing-masing subbahasan tersebut.
1
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui konsep dokumentasi.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dokumentasi.
1.3.3 Untuk mengetahui fungsi dokumentasi.
1.3.4 Untuk mengetahui manfaat dokumentasi.
1.3.5 Untuk mengetahui syarat dokumentasi.
1.3.6 Untuk mengetahui teknik dokumentasi.
1.3.7 Untuk mengetahui model dokumentasi.
1.3.8 Untuk mengetahui tipe format rekam medis.
1.3.9 Untuk mengetahui perbedaan SOMR dan IMR.
BAB II
PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan (1) konsep dokumentasi, (2) tujuan dokumentasi, (3)
fungsi dokumentasi, (4) manfaat dokumentasi, (5) syarat dokumentasi, (6) teknik
dokumentasi, (7) model dokumentasi, (8) tipe format rekam medis, dan (9)
perbedaan tipe format rekam medis. Berikut ini penjelasan tiap-tiap subbahasan
tersebut.
4
5
Data dasar adalah alat utama untuk mengumpulkan data pada saat
pasien. masuk. Data dasar yang dikumpulkan meliputi data subjektif dan
data objektif. Data subjektif merupakan data hasil anamnesis kepada pasien,
mencakup identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan
sebelumnya, riwayat penyakit keluarga.
Data objektif meliputi data hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Umumnya dokter
bertanggung jawab melengkapi riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik,
sedangkan bidan/perawat bertanggungjawab pada riwayat dan pengkajian
data tentang kondisi pasien serta pemenuhan kebutuhan pasien.
Data dasar yang diperlukan tergantung dari unit atau jenis asuhan yang
akan diberikan, misalnya data dasar unit kebidanan akan berbeda dengan
data dasar unit bedah. Data dasar ini bertujuan untuk mengenal masalah
pasien dan sebagai dasar untuk bahan perbandingan dalam menilai kondisi
pasien. Data dasar ini akan membantu dokter/bidan/perawat menentukan
prioritas masalah dan membuat rencana asuhan yang tepat.
Daftar Masalah
Daftar masalah diperoleh dari hasil pengkajian data dasar. Setelah data
dasar dikumpulkan secara lengkap, selanjutnya disusun daftar masalah
untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien. Daftar masalah ini bisa
berupa gejala-gejala, kumpulan gejala atau hasil pemeriksaan
laboratoirum/penunjang lain yang abnormal, masalah psikologis atau
masalah sosial.
Dalam catatan dokter, dikenal sebagai medical problem/ diagnosis
medis, terdiri dari diagnosis dan komplikasi yang menyertai, tanda/gejala,
hasil laboratorium yang patologi, masalah sosial ekonomi yang berkaitan
dengan kesehatan daJam perawatannya. Dalam dokumentasi kebidanan,
daftar masalah ini ditulis sebagai analysis data/assessment, meliputi:
diagnosis kebidanan, masalah, kebutuhan, diagnosis potensial, masalah
potensial, dan kebutuhan tindakan segera. Dalam dokumentasi
keperawatan, daftar masalah ditulis sebagai diagnosis keperawatan. Daftar
13
masalah akan diperbarui apabila muncul masalah baru atau masalah lama
sudah teratasi.
Masalah yang ada kemungkinan bisa lebih dari satu, sehingga perlu
dicatat menurut prioritas masalah dengan memberi nomor, tanggal
pencatatan dan menyebutkan masalahnya. Semua masalah diberi tanda atau
label sesuai dengan situasinya, apakah itu akut, kronik, aktif atau non aktif.
Daftar masalah ini merupakan pedoman untuk menentukan. kebutuhan dan
rencana asuhan bagi pasien. Daftar masalah ini diatur secara sistematis
sesuai dengan urutan prioritas yang berorientasi pada kebutuhan pasien.
Rencana Awal
Rencana awal dibuat berdasarkan daftar masalah yang telah
diidentifikasi. Dokter mendokumentasikan rencana medis awal setelah
anamnesis riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik selesai dilakukan. Dokter
mend okumentasikan rencana awal berupa perencanaan tindakan medis
(Medical Plan). Perencanaan tindakan medis ini ditulis pada setiap daftar
masalah, termasuk tes diagnostik, pemberian terapi pencegahan dan
pendidikan. Rencana awal bidan disusun berupa rencana asuhan yang
menyeluruh dan didokumentasikan setelah data dasar dikumpulkan dan
analysis data/assessment dirumuskan.
Penulisan rencana awal harus disertai waktu dan nama bidan yang
menyusunnya. Pada pendokumentasian metode SOAP, rencana awal
dimasukkan dalam Planning, termasuk di dalamnya catatan tentang
pelaksanaan dan evaluasi terhadap kefektifan asuhan.
Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan adalah semua catatan yang berhubungan dengan
keadaan pasien selama menjalani asuhan. Ada beberapa bentuk
pendokumentasian catatan perkembangan ini, antara lain Catatan
Berkesinambungan atau lembar alur (Flow Sheet), Catatan Naratif (Notes),
dan Catatan Pulang/Catatan Sembuh (Discharge). Catatan
Berkesinambungan digunakan untuk mencatat hasil observasi perawatan
secara umum, terutama pada keadaan umum pasien yang sering mengalami
perubahan dengan cepat.
14
Kosakata terbatas.
Penyimpanan bahan cetakan dart biaya yang harus disediakan cukup
besar untuk pengadaan beberapa unit komputer.
Hambatan pengenalan sistem komputerisasi bagi yang membeli dan
menggunakan software.
c. Hambatan Sistem Komputerisasi
Bagian administrasi merasa tidak yakin bahwa komputerisasi informasi
kebidanan/keperawatan akan memberikan hash. nyata.
Bidan / perawat kurang memiliki kemampuan mengoperasikan sistem
komputerisasi. Sernua anggota tim kesehatan harus dilibatkan dalam
memilih, mengintegrasikan dan menggunakan teknologi manajemen
informasi.
Unit pelayanan informasi komputer kadang merasa terancam untuk
berbagi informasi dengan unit lain dan khawatir kekuatannya akan
hilang bila melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan.
Perlunya menjalin hubungan kerjasama antara bidan/perawat dengan
unit pelayanan informasi komputer.
Dahulu program software hanya sedikit tersedia. Beberapa di antaranya
dirancang untuk perawat/bidan ahli komputer yang tidak memiliki
pengalaman keperawatan.
Banyak software yang dirancang untuk fungsi tunggal seperti
ketenagaan dan penjadwalan, rencana perawatan atau klasifikasi pasien.
Sistem informasi keperawatan/kebidanan bisa saja tidak berhubungan
dengan sistem informasi rumah sakit atau program lain di luar fasilitas,
akibatnya akan menghalangi terjadinya pertukaran data di dalam dan di
luar orgaiusasi data.
Kurangnya keseragaman bahasa keperawatan / kebidanan menghambat
perkembangan dan penggunaan sistem, informasi komputer. Variasi
dalam menyebutkan diagnosis, intervensi dan hasil dapat menimbulkan
kebingungan.
Rasa takut termasuk anggapan bahwa komputerisasi terlalu sulit, bahwa
teknologi tersebut akan menggantikan bidan/ perawat, bahwa komputer
19
3. Peraturan lama: cari sesuatu yang baru dan populer; Peraturan baru:
sesuatu yang sedang populer tidak berarti akan populer selamanya.
4. Peraturan lama: beli yang terbaik, baru kemudian diintegrasikan;
Peraturan baru: tetap bersama beberapa produsen.
5. Peraturan lama: beli yang tersedia dan biarkan produsen
mengurusnya; Peraturan baru: cari produsen yang akan berbagi
risiko dan keuntungan.
6. Peraturan lama: Membeli software yang mahal sebanding dengan
fungsi yang tinggi; Peraturan baru: membeli berdasarkan nilai
barang.
7. Metode pendokumentasian.
8. Sistem pengumpulan data pelayanan kesehatan.
diberikan bukan
berdasarkan masalah/
problem atau
integrasi dari waktu
berikutnya.
.
BAB III
PENUTUP
Bab ini menguraikan (1) kesimpulan dan (2) saran. Berikut ini penjelasan
masing-masing subbahasan tersebut.
3.1 Kesimpulan
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan
pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan/kebidanan serta respon
pasien terhadap asuhan yang diterimanya. Tujuan dari dokumentasi yaitu sebagai
sarana komunikasi, tanggung jawab dan tanggung gugat, informasi statistik, sarana
pendidikan, sumber data penelitian, jaminan kualitas pelayanan kesehatan,
sumber dan data perencanaan rekam medis berkelanjutan.
Fungsi dokumentasi, yaitu sebagai bentuk tanggung jawab profesi rekam medis,
perlindungan hukum, mematuhi standar pelayanan, dan efisiensi kegiatan dan
pembiayaan asuhan.
Manfaat dokumentasi, yaitu dalam aspek administrasi, medis, hukum,
keuangan, penelitian, pendidikan, dokumentasi, jaminan mutu, akreditasi, statistik,
dan komunikasi. Juga syarat dokumentasi, yaitu kesederhanaan (simplicity),
keakuratan (conservatism), kesabaran, ketepatan (precision), kelengkapan,
kejelasan dan keobjektifan (irrefutability), dan rahasia (confidentiality).
Dalam pendokumentasian, terdapat teknik yang dapat digunakan, yaitu naratif
dan flow sheet/checklist. Teknik tersebut dalam diaplikasikan dalam model
dokumentasi, yaitu POR (Problem Oriented Record), SOR (Source Oriented
Record), CBE (Charting by Exception), sistem kardeks, dan sistem komputerisasi.
Tipe format rekam medis, yaitu SOMR (Source Oriented Medical Record),
POMR (Problem Oriented Medical Record), dan IMR (Integrated Medical
Record).
26
27
3.2 Saran
Sistem komputarisasi didalam penyelenggaraan rekam medis sangat membantu
didalam proses pengolahan data medis pasien serta pengeluaran informasi
mengenai besarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan kesehatan serta luasnya
cakupan Iayanan kesehatan oleh suatu instansi pelayanan kesehatan didalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien.Sehingga data dan informasi yang
dihasilkan cepat, tepat, akurat dan up to date.
DAFTAR PUSTAKA
28