Tatalaksana TB Paru Di Puskesmas
Tatalaksana TB Paru Di Puskesmas
Tatalaksana TB Paru Di Puskesmas
a. Defenisi
TB paru adalah suatu penyakit yang menular di bagian tubuh lainnya, termasuk
meninges ginjal, tulang dan nodus limfe. Agen infeksius utama adalah mycobakterim
tuberculosis adalah batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif
b. Etiologi
Penyebab yang paling utama TB paru adalah basil Mybacterium tuberculosa yang
tahan asam dan sangat sensitif terhadap sinar ultraviolet. Bentuknya seragam, tidak
berspora dan tidak bersempai. Dinding selnya mengandung lipid sampai 60% dari berat
seluruhnya sehingga sangat sukar di warnai dan perlu cara khusus agar terjadi penetrasi
zat warna. Kandungan lpid yang sangat tebal pada dinding sel menyebabkan bakteri ini
sangat tahan terhadap asam, basa, dan kerja antibiotik bakteri sidal. Bakteri TB
memerlukan oksigen untuk tumbang dan kelangsungan hidupnya. Daya tahan bakteri TB
lebih besar dibandingkan dengan bakteri lain karena sfatnya hidrofobik pada permukaan
selnya. Bakteri pada sputum yang kering yang melekat pada debu dapat tahan hidup
c. Anatomi fisiologi
2) Faring (tekak)
1) Laring
2) Trakea
3) Alveoli
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa
bersillia, ketika masuk kerongga hidung udara disaring, dihangatkan dan dilembabkan.
Jadi udara inspirasi telah disesuaikan sedmikian rupa sehingga udara yang mencapai
faring hampir bebas debu. Bersuhu mendekati suhu tubuh dan kelmbapan 100%.
Udara mengalir dari faring menuju laring atu kontak suara. Laring terdiri dari
rangkaian cincin tulng rawan yang dihubungkan oleh otot-otot yang mengandung pita
suara. Rongga terbentuk segetiga diantara pita suara ( yaitu glotis ) bermuara ke dalam
selaput serupa dengan trakea, bronkus kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus kanan lebih
pendek, lebih besar dan arahnya hampir vertikal dengan trakea. Sebaliknya bronkus kiri
Alveoli merupakan bentuk/kantung udara berdinding tipis setiap paru terdiri atas
150 juta alveoli. Paru merupakan organ elastis, berbentuk kerucut dan terletak dalam
rongga thorax, paru kanan lebih besar dari pada paru kiri selain itu paru juga di bagi
menjadi 3 lobus. 1 lobus pada paru kanan dan 2 lobus pada paru kiri.Pleura merupakan
kantung tertutup yang terbuat dari membran serosa( masing-masing untuk setiap paru)
2. Fisiologi pernafsan
beberapa stadium:
b. Stadium kedua:
2) Dirasi gas antara alveolus dan kapiler paru (respirasi ekternal) dan antara
3) Distribusi darah melalui dalam sirkulasi dan antara darah sistemik dan sel-
alveolus.
Reaksi kimia dan fisika dari o2 dengan darah respirasi sel atau resirasi interna
merupakan stadium akhir respirasi yaitu : zay-zat dioksidasi untuk dapat energi dan
CO2 berbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru.
Ventilasi adalah proses inspirasi dan eksperasi yang merupakan proses aktif dan pasif
dalam pernafasan yang melibatkan kontraksi otot-otot interkosta interna dan mendorong
dinding dada sedikit ke arah keluar.Tranportasi gas adalah proses predaran darah yang
telah mengalami difusidiparu untuk sampai ke seluruh tubuh dan peredaran oksigen dan
mycobacterium Tuberculosa . Bahteri menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu
Juga dapat mencapai area lain di paru-paru. Basil juga menyebar melalui sistim limfe dan
aliran darah kebagian tubuh lain ( ginjal,tulang dan kortek serebri). . Reaksi jaringan ini
tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut
Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas
makrofag dan bakhteri menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang
penampakannya seperti keju . Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk
e. Manifestasi Klinis
1. Demam
sebentar, tetapi kemudian dapt timbul kembali. Keadaan ini sangat di pengaruhi
oleh daya than tubuh pasien dan tergantung banyak/tidaknya kuman masuk.
2. Batuk/batuk darah
Batuk terjadi karena ada intesi pada bronkus sifat batuknya dimulai dari batuk kering
3. Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan belum di rasakan sesak nafas. Api apabila sakit sudah
4. Nyeri dada
Gejala ni jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke
5. Malaise
anorexia, badan mungkin kurus, BB turun. Gejala malaise ini mungkin berat an
f. Komplikasi TB
1. Malnutrisi
4. Penyebaran infeksi TB
5. Efusi pleura
g. Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratoium
pemeriksaan ulang
7. Foto thorak PA dan lateral terdapat bayangan lesi yang terletak di lapangan atas
h. Penatalaksaan Medis
1. OAT Kategori 1
soniazid (H), Pyrazinamid (Z), Rifampicin (R), dan Etambuthol (E) obat nya
b) Tahap Lanjutan
Table 2.1.
Dosis OAT KDT untuk Kategori 1
2. OAT Kategori 2
Table 2.2.
Dosis OAT KDT untuk Kategori 2
B. Kepatuhan
1. Defenisi
Kepatuhan adalah dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang
mengobatinya (Kaplan dalm Syakira, 2009). Menurut Sacket dalam Niven (2002)
kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan
adalah bertingkah laku tidak sesuai dengan paraturan yang ditentukan dalam
sejauh mana perilaku pasien tidak sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat berpengaruh positif sehingga
Tidak seorang pun mematuhi instruksi jika dirinya salah paham tentang
instruksi yang diberikan padanya. Ley dan Spelman tahun1967 menemukan bahwa
lebih dari 60% responden yang di wawancarai setelah bertemu dengan dokter salah
mengerti tentang instruksi yang diberikan kepada mereka. Kadang kadang hal ini
harus diingat oleh penderita. Kesalahan pemahaman ini juga dapat terjadi pada
lanjut usia penderita hupertensi. Instruksi dokter untuk melakukan diet rendah
garam ini disalah artikan oleh lanjut usia penderita hipertensi dengan hanya tidak
b. Tingkat pendidikan.
mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur – umur tertentu, bertambahnya
proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun, dengan
seseorang yang akan mengalami puncaknya pada umur – umur tertentu dan akan
semakin lanjut. Hal ini menunjang dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah.
Lanjut usia sebagai kelompok usia yang telah lanjut mengalami kemunduran daya
Perilaku kepatuhan lebih rendah untuk penyakit kronis (karena tidak ada
akibat buruk yang segera dirasakan atau resiko yang jelas), saran mengenai gaya
hidup dan kebiasaan lama, pengobatan yang kompleks, pengobatan dengan efek
Kepribadian antara orang yang patuh dengan orang yang gagal berbeda.
Orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami depresi, ansietas, sangat
memperhatikan kesehatannya, memiliki kekuatan ego yang lebih lemah dan
sendiri. Kekuatan ego yang lebih ditandai dengan kurangnya penguasaan terhadap
ketidak patuhan. Bagi lanjut usia yang tinggal di daerah sepanjang Pantura mungkin
makanan yang terasa asin akan lebih nikmat karena kebiasaan yang sudah dialami
sebelumnya.
a. Dukungan Keluarga
pengobatan yang akan mereka terima. Keluarga juga memberi dukungan dan
dimana seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi sosial, secara
b. Tingkat ekonomi
kebutuhan hidup, akan tetapi ada kalanya seseorang yang sudah pensiun dan tidak
bekerja namun biasanya ada sumber keuangan lain yang bisa digunakan untuk
membiayai semua program pengobatan dan perawatan sehingga belum tentu tingkat
c. Dukungan sosial
Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga
teman, waktu, dan uang merupakan faktor penting dalam. Keluarga dan teman
nampaknya efektif di negara seperti Indonesia yang memiliki status sosial lebih
Tidak seorangpun dapat mematuhi instruksi jika salah paham tentang instruksi yang
diberikan.
b.Kualitas Interaksi
Kualitas interaksi antara profesioanl kesehatan dan pasien merupakan bagian yang
keyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga dapat menetukan program
Niven ,2002)
3. Strategi Untuk Meningkatkan Kepatuhan
sederhana dalam hal dukungan tersebut adalah dengan adanya teknik komunikasi
yang baik diberikan oleh profesional kesehatan baik Dokter atau perawat dapat
b. Dukungan sosial
c. Perilaku sehat
lebih lanjut apabila sudah menderita kusta. Modifikasi gaya hidup dan kontrol
secara teratur atau minum obat sangat perlu bagi pasien kusta.
d. Pemberian informasi
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai penyakit
4. Mengatasi Ketidakpatuhan
program pengobatan jika memiliki keyakinan dan sikap positif, dengan cara
Evaluasi dari dan penghargaan kepada diri sendiri terhadap prilaku yang baru.
Ini merupakan sesuatu strategi yang bukan untuk mengubah perilaku, tetapi juga
c. Pengontrolan perilaku
d. Dukungan sosial
Dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga, teman, waktu, dan
C.Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling
).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang
layak, bertaqwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara
2. Ciri-ciri Keluarga
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota berkaitan dengan
musyawarah
3. Dukungan Keluarga
yaitu informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan
oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang
berupa kehadiran dan hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau
pengaruh pada tingkah laku penerimaannya. Dalam hal ini orang yang merasa
saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Menurut Sarason (1983) dalam
maupun kelompok.
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas anggota.
penderita kusta dengan penderita lainnya seperti orang-orang yang kurang mampu
atau umpan balik. Bentuk dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga adalah
dorongan semangat, pemberian nasehat atau mengawasi tentang pola makan sehari-
hari dan pengobatan. Dukungan keluarga juga merupakan perasaan individu yang
(Utami, 2003).
penderita kusta terhadap efek negatif dari stres yang berat. Dukungan keluarga yang
Dukungan keluarga yang positif sebanding dibawah intensitas stres yang tinggi dan
rendah, misalnya seseorang dengan dukungan keluarga tinggi dapat memiliki harga
diri yang lebih tinggi sehingga tidak mudah terserang stres. Peran keluarga
mempunyai pengaruh yang sangat tinggi dalam harga diri, sebuah keluarga yang
memiliki harga diri yang rendah akan tidak mempunyai kemampuan dalam
memberikan umpan balik yang negatif dan berulang-ulang akan merusak harga diri
Ayu, 2012)
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima
dan mendukung.
masalah kesehatan
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (1981) membagi 5
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. Perawatan ini dapat
sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial
biasanya atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan).
Dukungan sosial keluarga dapat berupa keluarga internal, seperti dari semua atau isteri
D. Motivasi
1. Definisi
tingkat komitmen seseorang (S.Suarli, 2002 )Motivasi (Stoner dan Freem) adalah
mempetahankan tingkah laku dalam arahan terdekat tertentu. Perasaan atau pikiran
1. Kebutuhan: muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang
2. Jenis-jenis Motivasi
a. Motivasi Instrinsik
berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, di dalam diri setiap individu sudah
b. Motivasi Ekstrinsik
2. Kebutuhan keamanan (rasa nyaman) seperti ingin sehat, ingin terhindar dari
mencapai cita-cita.
6. Kebutuhan untuk tahu dan mengerti seperti: mencapai ilmu atau menempuh
keindahan.
3. Proses Motivasi
adanya kebutuhan dan munculnya berbagai harapan atau expectsncy. Hal ini akan
membahayakan diri.
c. Sikap pasien terhadap pemberian asuhan kesehatan misalnya: peran pasien dan
e. Rasa sakit, kepatenan, kecemasan atau gejala fisik lainnya yang dapat
5. Cara Motivasi
ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang
harus dilakukan.
dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan apa yang harus dilakukan.
individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya