Laporan PKL J1A113005
Laporan PKL J1A113005
Laporan PKL J1A113005
SLAMET
J1A113005
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dapat diselesaikan.
Saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sejak masa pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) hingga selesai
penyusunan laporan ini. Terimakasih ini saya ucapkan kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Hj. Dharia Renate, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jambi.
2. Ibu Ir. Indriyani, M.P selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan
(PKL).
3. Bapak Dr. Mursalin, S.TP., M.Si selaku Dosen Penguji Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
4. Bapak Saut Parulian Aruan selaku Mill Manager PT. Sejati Palma
Sejahtera Bayung Lencir yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk melaksanakan PKL di PT. Sejati Palma Sejahtera
5. Bapak Sumpeno selaku Pembimbing Lapangan yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan serta informasi selama pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan ini.
6. Bapak Nurul Azmi dan M. Ridwan selaku asisten proses, Bapak Jhon
Genta Saragih selaku asisten maintenance, serta segenap jajaran
manajemen, staff dan karyawan/ti PT. Sejati Palma Sejahtera.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Jambi, Juni 2017
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .......................................................................................................... i
iv
2.3.3.1. Proses Pengolahan TBS menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan PK
(Palm Kernel) ................................................................................ 8
4.1.Kesimpulan .................................................................................................. 37
4.2.Saran ............................................................................................................ 38
LAMPIRAN .......................................................................................................... 40
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
7. Bollard .............................................................................................................. 12
8. Sterilizer ............................................................................................................ 14
vii
25. Feed tank dan Dearator ................................................................................. 26
26 . Turbin ............................................................................................................. 26
30. Data analisa asam lemak bebas (ALB) PT. Sejati Palma Sejahtera ................ 33
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
3. Bagan proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil
(CPO) di PT. Sejati Palma Sejahtera ................................................................ 43
4. Bagan proses pengolahan press cake menjadi inti sawit (kernel) di PT. Sejati
Palma Sejahtera ................................................................................................ 44
5. Hasil pengamatan Asam Lemak Bebas Crude palm oil (CPO) di PT. Sejati Palma
Sejahtera, Desa Tampang Baru, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi
Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. ............................................................ 45
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Asam lemak bebas (ALB) adalah suatu asam yang dibebaskan pada proses
hidrolisis lemak oleh enzim. Proses hidrolisis dikatalisis oleh enzim lipase yang
juga terdapat dalam buah, tetapi berada diluar sel yang mengandung minyak.
(Mangoensoekarjo, 2003). Asam lemak bebas (ALB) merupakan parameter awal
yang menentukan mutu CPO (Ketaren, 2008)
Proses pemanenan sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas
minyak sawit yang dihasilkan. Pemanenan buah yang dilakukan dalam keadaan
lewat matang (over ripe), maka minyak yang dihasilkan mengandung asam lemak
bebas dengan presentase tinggi, sedangkan jika pemanenan dilakukan dalam
keadaan buah belum matang, selain kadar asam lemak bebasnya rendah, rendemen
minyak yang diperoleh juga rendah (Dewi dkk, 2015).
Terbentuknya asam lemak bebas dimulai dari saat tandan buah segar dipanen
sampai tandan diolah di pabrik mudah mengalami kerusakan, baik secara kimia,
fisik maupun mikrobiologis. Kerusakan yang terjadi pada buah kelapa sawit
menyebabkan proses oksidasi dan hidrolisis semakin cepat sehingga kadar asam
lemak bebas semakin meningkat. Kerusakan pada buah sawit terjadi akibat proses
pemanenan, pengangkutan, pembongkaran di loading ramp, dan proses pengolahan.
Selain itu lamanya penundaan tandan buah segar (TBS) di dalam loading ramp akan
menyebabkan kadar asam lemak bebas semakin tinggi (Alfiah dan Wahono, 2015).
Selama penyimpanan minyak kelapa sawit (crude palm oil) di dalam storage
tank juga dapat meningkatkan asam lemak bebas (ALB) yang disebabkan oleh suhu
selama penyimpanan. Suhu optimal selama penyimpanan minyak kelapa sawit
(CPO) sebesar 480C–500C jika suhu dibawah optimal akan terjadi pembekuan
minyak dan kenaikan asam lemak bebas tidak dapat dihindari.
Melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, penulis mengamati
bahwa pentingnya kadar asam lemak bebas (ALB) dalam menentukan kualitas atau
mutu dari CPO serta meminimalkan masalah yang dapat meningkatkan kadar asam
lemak bebas crude palm oil (CPO). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
untuk mengetahui dan mempelajari “Upaya Mengurangi Kenaikan Asam Lemak
Bebas (ALB) Crude Palm Oil (CPO) di PT. Sejati Palma Sejahtera, Desa
Tampang Baru, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan”
2
1.2 Maksud dan Tujuan PKL
Penyelenggaraan PKL ini bertujuan untuk :
1. Melengkapi dan memenuhi syarat mata kuliah wajib pada program studi
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi
2. Mengetahui dan mempelajari Upaya mengurangi kenaikan asam lemak
bebas (ALB) crude palm oil (CPO) PT. Sejati Palma Sejahtera Desa
Tampang Baru Kecamatan Bayung Lencir.
3. Untuk mengetahui proses pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil
(CPO) dan inti sawit (kernel) di PT. Sejati Palma Sejahtera Desa Tampang
Baru Kecamatan Bayung Lencir.
1.3 Kegunaan PKL
1. Untuk mengetahui mutu Crude Palm Oil (CPO) selama proses pengolahan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan asam lemak
bebas Crude Palm Oil (CPO) selama proses pengolahan.
3. Untuk mengetahui cara mengurangi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kenaikan asam lemak bebas (ALB) Crude Palm Oil (CPO) sehingga kualitas
Crude Palm Oil (CPO) terjaga.
1.4 Tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PKL ini dilaksanakan di PT. Sejati Palma Sejahtera, Desa Tampang Baru,
Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan.
1.5 Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan setiap hari Senin – Jum’at
pukul 07.00 – 17.00 WIB dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2017 s/d 12 Maret
2017.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
4
2.2.2 Klasifikasi Tenaga Kerja
Perincian klasifikasi tenaga kerja di PT. Sejati Palma Sejahtera adalah sebagai
berikut:
a. Karyawan Staff
Karyawan staff di PT. Sejati Palma Sejahtera berjumlah 8 orang yang terdiri
dari Mill Manager, asisten kepala, asisten Quality Control, asisten
Maintenance, kepala tata usaha, personalia dan humas, HRD SPV dan tenaga
medis.
b. Administrasi & Umum
Administrasi & Umum di PT. Sejati Palma Sejahtera berjumlah 28 orang
yang terdiri dari petugas krani keuangan, krani produksi, krani timbangan,
pengawas gudang dan kebun, kepala gudang, krani gudang, driver PMKS,
security dan office girl.
c. Quality Control
Quality Control di PT. Sejati Palma Sejahtera berjumlah 20 orang yang terdiri
dari analist, petugas sample boy dan petugas sortasi.
d. Maintenance
Maintenance di PT. Sejati Palma Sejahtera berjumlah 15 orang yang terdiri
dari kepala mekanik, kepala welder dan petugas bengkel.
e. Proses/Pengolahan
Proses/Pengolahan di PT. Sejati Palma Sejahtera berjumlah 50 orang yang
terdiri dari asisten proses/pengolahan, mandor, pegawai loading ramp,
pegawai sterilizer, pegawai thresing, pegawai press, pegawai klarifikasi,
pegawai kernel plant, pegawai power plant, pegawai boiler, pegawai water
treatment plant, dan operator wheel loader.
2.2.3 Jam Kerja
Hari kerja di PT. Sejati Palma Sejahtera sebanyak 6 hari kerja untuk bagian
kantor dan produksi, sedangkan untuk bagian pengolahan sebanyak 7 hari kerja.
Penjadwalan jam kerja untuk tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1. Karyawan Kantor dan Maintenance
Karyawan kantor terdiri dari karyawan KTU (Kepala Tata Usaha), HRD SPV,
Personalia dan Humas, Tenaga Medis dan Timbangan, dan Maintenance hanya
5
terdiri dari I shift dengan 8 jam kerja perhari dengan bagian dapat dilihat pada Tabel
1:
Tabel 1. Jam Kerja Karyawan Kantor dan Maintenance di PT.SPS
No. Hari Waktu Kerja (WIB) Istirahat
1 Senin-Kamis 07.00-12.00 12.00-14.00
14.00-17.00
2 Jum’at 07.00-11.30 12.00-14.00
14.00-17.00
3 Sabtu 07.00-12.30
Sumber : PT. Sejati Palma Sejahtera
2. Karyawan Bagian Proses/Pengolahan
Karyawan pada bagian pengolahan terbagi atas dua shift kerja, yaitu :
Tabel 2. Jam Kerja Karyawan Kantor dan Maintenance di PT.SPS
Shift Waktu kerja (WIB) Istirahat
I 07.00-17.00 12.00-14.00
II 17.00-07.00 18.00-20.00
Sumber : PT. Sejati Palma Sejahtera
2.3 Kegiatan Umum Perusahaan
2.3.1 Bahan Baku
Bahan baku yang berupa tandan buah segar (TBS) yang dibutuhkan PT. Sejati
Palma Sejahtera harus memenuhi kapasitas produksi pabrik yaitu 30 ton/jam. Bahan
baku TBS di PT. SPS berasal dari 3 sumber yaitu :
6
- Sinar Baru Sawit, - H. Jailani.
Bahan baku berupa Tandan Buah Segar yang ada pada PT.Sejati Palma
Sejahtera memiliki dua varietas, yaitu :
1. Dura
Tempurung cukup tebal 2-5 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada
bagian luar tempurung.Daging buah tipis dengan persentase daging buah terhadap
buah 30-50%.
2. Tenera
Varietas ini mempunyai sifat-sifat dari induknya, yaitu Dura dan Psifera.
Tebal tempurung Tenera adalah 1-1,3 mm. persentase daging buah terhadap buah
60-90%, kandungan minyak daging buah 18-23% dan kandungan minyak inti 5%.
Bahan baku sangat mempengaruhi kualitas produk crude palm oil (CPO)
yang dihasilkan. Tingkat kematangan atau fraksi sangat menentukan kualitas
maupun kuantitas produk yang dihasilkan. Menurut Fauzi, (2008) Fraksi-fraksi
TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu derajat kematangan yang baik adalah jika
TBS yang diterima berada pada fraksi 1, 2, dan 3
2.3.2 Produk
Produk yang dihasilkan PT. Sejati Palma Sejahtera yaitu berupa CPO dan inti
sawit (kernel) yang langsung dapat dipasarkan. Pemasaran hasil produksi PT. Sejati
Palma Sejahtera dapat di lihat pada Tabel 3 :
Tabel 3. Pengiriman Hasil Produksi Sejati Palma Sejahtera
Pembeli Jenis Produk Tujuan
PT. Sari Dumai Sejati CPO Talang Duku
PT. Wilmar CPO Talang Duku
PT. Kurnia Tunggal Nugraha Kernel Talang Duku
Sumber. PT. Sejati Palma Sejahtera
Selain itu, pengolahan buah kelapa sawit juga menghasilkan fiber, cangkang
dan janjangan kosong serta abu hasil dari pembakaran janjangan kosong hasil
pengolahan yang masih memiliki nilai ekonomis. Fiber dan cangkang kering
dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler dan selebihnya untuk dipasarkan,
sedangkan janjangan kosong dan abu dari pembakaran janjang kosong
dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk tanaman kelapa sawit.
7
2.3.3 Proses Pengolahan
Proses pengolahan TBS menjadi crude palm oil (CPO) dan kernel yaitu dari
stasiun penerimaan TBS, stasiun perebusan, stasiun penebahan, stasiun
pengepresan, stasiun klarifikasi, stasiun pengolahan biji (kernel) dan stasiun
penunjang pengolahan yang terdiri dari stasiun boiler, stasiun power house, dan
stasiun water treatment.
2.3.3.1. Proses Pengolahan TBS menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan PK (Palm
Kernel)
1. Stasiun Penerimaan Buah
Stasiun penerimaan buah sebagai awal dari seluruh tahapan proses
pengolahan di pabrik kelapa sawit yang merupakan stasiun paling vital, karena dari
stasiun penerimaan ini bisa diketahui mutu buah yang akan diproses. Jika
penerimaan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang
dihasilkan mengandung ALB dalam presentase tinggi (lebih dari 5 %), Sebaliknya jika
penerimaan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, maka selain kadar ALB-nya
rendah, rendemen minyak yang diperolehnya juga rendah.
Stasiun penerimaan buah di PT. Sejati Palma Sejahtera terdiri dari :
a. Pos Keamanan (Security)
Pada pos keamanan di lakukan pendaftaran dan pendataan mobil pengakut
Tandan Buah Segar (TBS) harus melapor ke pos terlebih dahulu dan menunjukkan
Surat Pengiriman Barang (SPB), lalu di pos keamanan dilakukan pencatatan Nomor
Polisi, Nama Supir, Nomor SPB, Kebun Asal, jam tiba dan jam keluar mobil dari
lokasi pabrik sebagai pertinggal dan data bagi Satpam.
8
b. Jembatan Timbang (Weigh Bridge)
Jembatan timbang merupakan alat penimbangan TBS yang dibawa ke pabrik,
dan hasil produksi pabrik minyak, inti sawit, cangkang, dan janjang kosong (PT.
Perkebunan Nusantara IV, 2008).
Jembatan timbang ini berkapasitas 50 ton dan dimensi 10 m x 3,4 m.
Penimbangan pada saat TBS masuk (berat truk dan berat TBS) serta pada saat truk
yang mengangkut TBS keluar (setelah selesai bongkar muat dan TBS disortasi).
Berat netto (kg) TBS yang masuk dihitung dari selisih dari berat truk yang kerisi
TBS (bruto) dengan berat truk kosong atau setelah dilakukan pembongkaran
(tarra). Sehingga didapatkan rumus sebagai berikut:
Netto = Bruto – Tare
c. Sortasi
Setelah proses penimbangan TBS yang masuk kemudian disortasi untuk
mengetahui kriteria persyaratan TBS yang masuk kedalam pabrik sebelum diolah.
Proses sortasi di PT. SPS dilakukan secara manual yaitu dengan cara memisahkan
berdasarkan kriteria fraksi.
9
Tabel 4. Kriteria Penerimaan TBS di PT. Sejati Palma Sejahtera
Fraksi Persyaratan Kematangan Jumlah Brondolan
Sangat Mentah Tidak ada yang
00 0,0%
(Afkir) membrondol
Brondolan 1-12,5% buah
0 Maks 3,0% Mentah
luar
Brondolan 12,5-25% buah
1 Kurang Matang
luar
Brondolan 25-50% buah
2 85,0% Matang I
luar
Brondolan 50-75% buah
3 Matang II
luar
Brondolan 75-100% buah
4 Maks 10,0% Lewat Matang
luar
Terlalu Matang Buah dalam ikut
5 Maks 2,0%
(Over Ripe) membrondol
Brondolan 9,5%
Tandan
0,0%
Kosong
Tangkai
Maks 2,5 cm
Panjang
Sumber PT. Sejati Palma Sejahtera
Tujuan dari sortasi yaitu untuk menjamin bahan baku TBS yang diterima
pabrik sesuai kriteria yang sudah ditetapkan. TBS yang diterima memiliki kriteria
kematangan buah (fraksi). Menurut Fauzi (2008) derajat kematangan yang baik
adalah jika buah kelapa sawit yang diolah berada pada fraksi 1 (kurang matang),
fraksi 2 (matang 1), dan fraksi 3 (matang II). Pada fraksi 1, 2 dan 3 kandungan
minyak dalam TBS optimal dan kandungan asam lemak bebasnya rendah. Sampah
yang terbawa dalam pengangkutan TBS yang berupa pasir, tanah, kayu, dedaunan
dan kotoran lainnya harus dijaga maksimum 2% karena dapat mempengaruhi
proses produksi, kualitas dan kuantitas dari minyak kelapa sawit yang dihasilkan.
10
d. Loading Ramp
Loading ramp berfungsi untuk menerima dan menampung sementara TBS
sebelum diolah, serta untuk mempermudah pemasukkan TBS ke dalam lori.
Penggunaan loading ramp bertujuan untuk menjamin kontinuitas TBS dengan
“FIFO System” (First In First Out) yaitu TBS yang datang lebih dulu maka akan
diolah terlebih dahulu. Karena jika TBS tidak segera diolah terjadi peningkatan
kandungan asam lemak bebas pada crude palm oil (CPO). Peningkatan asam lemak
bebas (ALB) terjadi karena kerusakan buah, pengisian buah ke alat transportasi
pembawa buah ke pabrik, penurunan buah di loading ramp dan pengisian buah ke
lori. TBS yang memar akan membawa lebih banyak tanah dan kotoran yang akan
membantu mempercepat kenaikan ALB oleh karena kontaminasi mikroorganisme,
sekaligus menjadi sumber kontaminasi logam, diantaranya besi yang menjadi pro-
oksidan proses hidrolisis minyak. Asam lemak bebas terbentuk karena adanya
kegiatan enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah
lemak/minyak menjadi asam lemak dan gliserol. Kerja enzim tersebut semakin aktif
bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan. Kerusakan buah saat panen
selain berpengaruh terhadap ALB juga menurunkan daya pemucatan CPO. Warna
inti juga menjadi lebih gelap pada buah yang rusak atau lewat matang (Mursalin
dan Yernisa. 2013).
Buah yang telah disortasi akan diletakkan pada loading ramp. Selanjutnya
operator dari loading ramp akan membuka pintu-pintu loading ramp secara
bergantian sehingga TBS akan masuk kedalam lori. Lori berfungsi sebagai wadah
TBS yang akan direbus di dalam sterilizer. Setiap lori memiliki kapasitas untuk
memuat TBS 10 ton. Pada dinding lori dilengkapi lubang-lubang yang berfungsi
untuk memudahkan keluarnya air kondensat pada saat perebusan.
11
Gambar 5. Lori yang berisi TBS dan Lori masuk ke Sterilizer
Lori yang telah berisi TBS kemudian digerakkan oleh capstand dan bollard
menuju transfer carriage untuk dipindahkan ke jalur sterilizer dan kemudian
dilakukan perebusan. Setelah direbus lori diangkut menuju transfer carriage dan
dipindahkan menuju jalur tippler. Untuk sekali pengangkutan transfer carriage
hanya mampu mengangkat 1 unit lori. Pada loading ramp terdapat 2 unit capstand
dan bollard yang berfungsi untuk :
Gambar 7. Bollard
12
2. Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dengan menggunakan sterilizer
yang merupakan suatu bejana uap bertekanan. Setiap sterilizer harus dilengkapi
dengan katup pengaman (safety valve) untuk menjaga agar tekanan didalam
strerilizer tidak melebihi tekanan kerja maksimum yang diperkenankan.
Pada stasiun perebusan ini merupakan stasiun paling vital dan sangat
mempengaruhi menuju proses ke stasiun selanjutnya baik itu untuk produk yang
dihasilkan berupa CPO maupun inti sawit. Perebusan bertujuan untuk
menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menguraikan minyak menjadi asam
lemak bebas, menghentikan hidrolisis, memudahkan proses pemipilan, mengurangi
kadar air karena terjadi proses evaporasi pada saat perebusan, melunakkan daging
buah agar mudah melepas dari biji serta untuk memudahkan memisahkan minyak
dan cake ketika dikempa, serta mempermudah proses pelepasan inti dan cangkang
karena terjadi proses evaporasi sehingga inti menjadi susut.
Asam lemak bebas (ALB) crude palm oil (CPO) diperngaruhi oleh bahan
baku TBS, Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang tetap
bekerja dalam buah. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pemecahan
trigliserida menjadi asam lemak (ALB) sedangkan enzim oksidase berperan dalam
pembentukan peroksida yang kemudian dioksidasi lagi dan pecah menjadi gugus
aldehida dan keton. Senyawa terakhir bila dioksidasi lagi akan menjadi asam. Jadi,
ALB yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipase dan
oksidase. Aktifitas enzim ini semakin tinggi bila buah mengalami kememaran
(luka). Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50oC, oleh karenanya,
perebusan pada suhu 120oC akan menghentikan aktifitas enzim tersebut
Perebusan buah kelapa sawit di PT Sejati Palma Sejahtera berbentuk silinder
horizontal dengan panjang ± 20 meter. Badan sterilizer terbuat dari plat MS dengan
ketebalan 16 mm dan dilapisi stainless tebal 9 mm dengan kapasitas satu unit
sterilizer 4 lori dengan masing-masing lori bermuatan 10 ton. Sterilizer yang
digunakan adalah tipe horizontal dengan sistem 3 puncak (triple peak). Tujuan dari
masing-masing penggunaan puncak, yaitu:
- Peak 1 dengan tekanan 1,5 bar, selama 15-20 menit bertujuan untuk
memberikan kejutan panas sehingga daging buah pecah.
13
- Peak 2 dengan tekanan 2,0 bar selama 15 menit bertujuan untuk memecah
molekul-molekul minyak sehingga lebih mudah untuk dilakukan
pemisahan.
- Peak 3 dengan tekanan 2,8 bar selama 30-45 menit dengan tujuan membuat
buah matang sempurna (Naibaho, 1998).
Gambar 8. Sterilizer
14
Brondolan masuk ke under thresser sedangkan janjangan kosong akan
terdorong keluar dibawa oleh empty bunch conveyor menuju inclined empty bunch
conveyor berfungsi untuk mengangkut tandan kosong menuju inchenerator untuk
dibakar. Abu janjang yang dihasilkan selanjutnya dijual dan juga digunakan sebagai
pupuk kompos.
Berondolan dari thresser akan jatuh dan masuk ke under thresser kemudian
dibawa oleh bottom cross conveyor menuju fruit conveyor. Fruit conveyor
berfungsi mengangkut brondolan masuk kedalam top cross untuk selanjutnya
dibawa menuju ke digester.
4. Stasiun Pengepresan
Stasiun pengepresan (pressing station) berfungsi untuk memisahkan minyak
kasar (crude oil) dari daging buah (mesocarp) dan biji (nut). Brondolan yang
dihasilkan dari stasiun thresser dibawa oleh fruit distributing conveyor masuk ke
top cross kemudian menuju digester. Top cross berfungsi untuk mengatur
masuknya berondolan menuju ke digester. Digester untuk proses pengadukan,
pencacahan dan pelumatan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji
dengan kecepatan 23 rpm. Untuk mempermudah proses pelumatan buah, di dalam
digester diperlukan suhu panas 90OC yang didapatkan dari steam injection.
15
Screw press merupakan mesin yang memiliki fungsi untuk mengekstraksi
minyak dari daging buah. Prinsip dari pengepresan adalah melakukan penekanan
40-45 bar terhadap buah yang telah diaduk sehingga terperas dan mengeluarkan
minyak yang dikeluarkan melalui oil gutter dan dialirkan ke sand trap tank,
vibrating screen kemudian ke COT (crude oil tank) dan dari COT dipompa ke
stasiun klarifikasi. Nut dan fibre dari screw press dikirim ke cake breaker conveyor
untuk dibawa ke stasiun pengolahan kernel.
Minyak yang keluar dari mesin press mengalir melalui pipa oil gutter. Oil
gutter berfungsi sebagai penghubung atau penyalur aliran minyak kasar (crude oil)
hasil dari press menuju ke sand trap tank untuk diendapkan.
Minyak kasar dari sand trap tank kemudian dialirkan menuju saringan getar
atau vibrating screen yang terdiri dari 2 tingkatan saringan dengan luas permukaan
masing-masing 2 m2. Tingkat atas memakai saringan 20 mesh, tingkat bawah
memakai saringan 40 mesh. Vibrating screen digunakan untuk memisahkan atau
menyaring kotoran berupa benda-benda padat (pasir, serabut, dan lain-lain) yang
terikut pada minyak kasar. Minyak kasar ditampung dalam tangki minyak kasar
atau crude oil tank (COT). Kotoran-kotoran berupa ampas tersebut dikembalikan
kembali melalui corong ke bottom cross conveyor dan diolah kembali.
16
COT (crude oil tank) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang
tidak larut dan tidak lolos dari vibrating screen. Crude oil tank memiliki bentuk
persegi empat memanjang dengan tiga buah sekat pada bagian dalamnya. Sekat
pertama tempat memasukkan crude oil dari vibrating screen dan penampungan
pasir. Sekat kedua tempat memanaskan crude oil dengan menginjeksikan steam dan
sekat ketiga tempat pemasangan pompa untuk transfer crude oil ke continous
settling tank. Hubungan antar sekat melalui over flow. Hal ini dimaksudkan untuk
menangkap sebanyak mungkin partikel-partikel berat di dalam crude oil. Dalam
tangki ini juga dilakukan penambahan panas dengan steam dan suhu dipertahakan
80-90OC, yang bertujuan untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antara
minyak, air, dan sludge sehingga membantu dalam proses pengendapan.
5. Stasiun Klarifikasi
Stasiun klarifikasi adalah stasiun pemurnian minyak yang merupakan stasiun
terakhir untuk pengolahan minyak. Minyak kasar dari crude oil tank dipompakan
menuju tangki pengendapan atau continous settling tank (CST) untuk proses
pemisahan antara crude oil dengan sludge berdasarkan prinsip perbedaan berat
jenis. Temperatur minyak dalam CST dipertahakan pada suhu 90-950C dengan
pemanasan dengan steam inject dan steam coil.
CST yaitu tempat pengutipan minyak serta memisahkan sludge dan kotoran
lain yang ada pada minyak. Pada CST terjadi pengendapan dan pemisahan minyak
kasar yang masih mengandung sludge, air dan kotoran yang ada pada minyak.
Minyak yang memiliki berat jenis lebih kecil berada dilapisan atas sedangkan
sludge air dan kotoran berada dibagian bawah (mengendap). Lapisan minyak yang
berada di atas dikutip dengan skimer dan masuk ke oil tank yang merupakan
penampungan sementara minyak murni hasil pemisahan dari CST, sedangkan
sludge yang mengendap keluar melalui under flow masuk ke sludge tank. Di CST
diperlukan pemanasan dengan suhu 90OC dengan tujuan untuk memecahkan
butiran-butiran minyak yang melekat pada sludge agar terjadi pemisahan.
17
Gambar 14. Continues setling tank (CST) Oil Tank (OT)
18
CPO sebelum pengiriman. Di PT. SPS terdapat 2 unit storage tank dengan
kapasitas masing-masing yaitu 2000 ton.
19
Pada proses pemisahan ini akan menghasilkan 2 (dua) fase yaitu :
1. Light phase dengan kandungan minyak sebanyak ±10% yang dialirkan
menuju reclaimed tank untuk kemudian dipompakan kembali menuju CST
untuk diolah kembali.
2. Heavy phase dengan kandungan minyak ±0,8% yang dialirkan menuju fat
pit untuk selanjutnya dipompa menuju recovery tank.
Hasil drain dari sludge tank didapatkan campuran sludge yang masih memiliki
kandungan minyak, yang selanjutnya dialirkan menuju sludge drain tank. Minyak
yang berada pada lapisan atas terdorong masuk menuju skimmer dan dialirkan ke
reclimed tank, untuk selanjutnya dipompakan menuju CST untuk dilakukan proses
pemurnian minyak kembali. Sedangkan air dan sludge pada bagian bawah dialirkan
menuju fat pit.
20
Gambar 18. Cake breaker conveyor (CBC)
Destoner berfungsi untuk memisahkan nut dengan material yang lebih berat
seperti batu dan material lebih ringan berupa fiber dan debu. Mekanisme
pemisahannya dengan cara pneumatic yaitu hisapan, batu yang lebih berat akan
jatuh kebawah, udara akan naik keatas membawa debu dan fiber untuk ditangkap
kembali melalui air lock fan sehingga berpisah dengan campuran nut sedangkan
nut ditangkap dengan menggunakan air lock dimasukkan kedalam nut silo.
Nut silo berfungsi sebagai tempat penampung sementara biji (nut) sebelum
masuk ke ripple mill. Ripple mill merupakan alat yang berfungsi untuk
memecahkan biji (nut) sehingga inti (kernel) akan terlepas dari cangkangnya. Hasil
pemecahan dari ripple mill yang berupa campuran kernel, cangkang dan kotoran
halus selanjutnya dibawa oleh cracked mixture conveyor (CM Conveyor) menuju
21
cracked mixture elevator (CM Elevator) untuk dibawa ke sistem pemisahan udara
(Light Tenera Dust Separator (LTDS). LTDS berfungsi untuk memisahkan
cangkang dan fiber, abu halus, kernel bercampur cangkang dan nut. Metode
pemisahan dengan memakai hisapan pneumatic memanfaatkan perbedaan densitas
komponen-komponen yang menjadi umpan (cracked mixture). Kevakuman
dihasilkan dari hisapan fan blower sedangkan penangkapan material dilakukan
menggunakan air lock.
22
Gambar 21. LTDS 1 & LTDS 2 dan Clay bath
23
Gambar 22. Kernel silo dan Bulking silo
24
4. Memeriksa ruang bakar agar jangan sampai bahan bakar menumpuk dengan
cara menyetel dumper IDF dan mengorek kerak dari ruang bakar secara
manual.
5. Melakukan blow down sesuai rekomendasi dari laboratorium (2 jam sekali).
Untuk menjaga agar kondisi boiler dapat berjalan dengan baik maka air yang
digunakan sebagai pengisi boiler harus memenuhi standar kondisi air Boiler.
Adapun karakteristik air umpan boiler adalah sebagai berikut :
- pH - Cloride
- Alkalinity - Posfat
- Total Disolved Solid (TDS) - Silica
- Hardness
Untuk itu pada stasiun boiler dilengkapi dengan alat-alat pengolahan air Ada
pun alat-alat tersebut sebagai berikut :
a. Kation dan Anion
Proses yang terjadi di kation dan anion yaitu pertukaran ion di kation dan
anion dengan menggunakan resin. Jumlah resin yang ada yaitu 2.500 lier yang
dilengkapi dengan nozel. Fungsi kation yaitu menangkap ion-ion positif
(hardness), sedangkan anion fungsinya untuk menangkap ion-ion negatif
(silica).
Reaksi kation: ROH (resin) + MgCl → RCl+ + MgOH
ROH (resin) + NaCl → RCl- + NaOH
Reaksi anion : ROH (resin) + NaOH → RNa + H2O
b. Feed Water Tank
Berfungsi sebagai stock umpan air boiler dan sebagai sarana pembantu
pemanasan air awal untuk boiler (suhu 70-800C).
c. Deaerator
Berfungsi untuk menghilangkan kandungan oksigen yang terlarut dalam
air melalui vacuum pump, Penghilangan oksigen bertujuan untuk menghindari
terjadi korosi pada pipa-pipa boiler (suhu 95-1000C).
25
Gambar 24. Cation dan Anion
Gambar 26 . Turbin
BPV berfungsi sebagai akumulator uap turbin. Pada alat ini terjadi perubahan
steam bertekanan tinggi menjadi steam bertekanan lebih rendah (3 kg/cm2). Steam
tersebut kemudian dialirkan menuju stasiun-stasiun pengolahan yang
membutuhkan steam tersebut seperti stasiun perebusan, stasiun klarifikasi, stasiun
pengempaan dan storage tank.
26
Diesel generator atau sering disebut generator set (Genset) diparalelkan dengan
turbin. Di PT. Sejati Palma Sejahtera memiliki 3 unit mesin diesel pembangkit
tenaga listrik, yaitu 2 unit dengan daya 460 kW dan 1 unit dengan daya 145 kW.
27
Gambar 28 . Klarifier dan Water basin
28
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
29
faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi kenaikan asam lemak bebas (ALB)
pada crude palm oil (CPO).
Pada minggu pertama pelaksanaan PKL terlebih dahulu dilakukan
pengenalan dasar tentang PT. Sejati palma sejahtera (SPS) oleh kepala pabrik (mill
manager) sekaligus pengenalan dasar tentang stasiun pengolahan (pabrik) di PT.
SPS. Pada minggu pertama juga dilakukan pengenalan stasiun penerimaan buah,
stasiun perebusan (sterilisasi) dan stasiun pemipilan (Thresher) oleh Bapak Nurul
Azmi (asisten proses 1). Stasiun penerimaan merupakan stasiun yang paling vital,
karena dari stasiun penerimaan ini bisa diketahui mutu buah yang akan diolah,
artinya bila TBS yang diterima bermutu rendah maka hasil olahanya pasti bermutu
rendah dan hasil ekstraksinya juga rendah, stasiun perebusan (sterilirisasi)
merupakan stasiun yang berfungsi untuk merebus TBS dengan menggunakan uap
(steam), serta stasiun pemipilan (Thresher) merupakan alat yang berfungsi untuk
memipil berondolan dari janjangan dengan prinsip dengan memutar dan
membanting.
Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui cara sortasi TBS dan kriteria
kematangan buah, mengetahui nama-nama, fungsi dan cara kerja alat yang ada di
loading ramp, mempelajari cara memasukkan buah kedalam lori dan perebusan,
memahami sistem dan prinsip perebusan buah (sterilizer), mengetahui dan memahami
nama-nama, fungsi dan cara kerja alat yang ada di stasiun penebahan buah (tippler,
thresher), memahami proses dan prinsip pengolahan buah di stasiun penebahan buah
(tippler, thresher).
Pada minggu kedua, pengenalan di stasiun kempa (pressing) dan stasiun
pemurnian minyak (klarifikasi) oleh Bapak Muhammad Ridwan (Asisten Proses 2).
Stasiun kempa (pressing) adalah tempat terjadinya ekstraksi minyak dengan
pelumatan dan pengepresan (kempa), sedangkan stasiun pemurnian minyak
(klarfifikasi) adalah tempat terjadinya pengutipan dan pemurnian minyak.
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengetahui nama-nama, fungsi dan cara kerja
alat yang ada di stasiun press dan stasiun pemurnian minyak (klarifikasi),
memahami sistem dan prinsip di stasiun press dan stasiun pemurnian minyak
(klarifikasi)
30
Pada minggu ketiga, pelaksanaan PKL dilakukan di stasiun kernel dan stasiun
boiler oleh Bapak Nurul Azmi. Stasiun kernel merupakan pengolahan dan
pengutipan inti sawit, sedangkan Boiler merupakan instalasi untuk mengubah
energi air menjadi energi potensial uap dengan bantuan pembakaran cangkang dan
fiber untuk pembangkit listrik serta menyuplai uap untuk keperluan proses
pengolahan dipabrik. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengenalan alat, fungsi,
serta proses yang berlangsung distasiun tersebut.
Pada minggu keempat, pelaksanaan pkl dilakukan di stasiun pengolahan air
(water treatment plant) oleh Bapak Muhammad Ridwan dan presentasi proses
pengolahan kelapa sawit di PT. Sejati palma sejahtera pada senin, 13 februari 2017.
Stasiun pengolahan air (WTP) merupakan proses pengolahan air yang bertujuan
untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di air dengan menginjeksi bahan
kimia.
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengetahui nama-nama, fungsi dan cara kerja
alat yang ada di stasiun pengolahan air (WTP), Memahami sistem dan prinsip di
stasiun pengolahan air (WTP) dan presentasi proses pengolahan TBS menjadi crude
palm oil (CPO) dan kernel.
Pada bulan kedua, pelaksaan PKL di fokuskan di laboratorium (quality
control) oleh Bapak Sumpeno (Asisten QC& pembimbing magang) serta presentasi
tentang analisa di laboratorium pada hari jum’at tanggal 10 maret 2017.
Laboratorium berfungsi sebagai pusat pengendali terhadap proses dan kualitas
produk yang dihasilkan selama dan setelah proses produksi berlangsung.
Pada minggu kelima dilakukan pengenalan analisa mutu CPO dan mutu kernel
oleh anlalis laboratorium. Pada analisa mutu CPO yaitu meliputi analisa kadar asam
lemak bebas, analisa kadar air dan analisa kadar kotoran yang terdapat dalam CPO,
sedangkan pada analisa mutu kernel dilakukan berbagai macam analisa yaitu seperti
analisa kadar air, dan kadar kotoran yang terdapat pada kernel yang bertujuan agar
mahasiswa PKL mempelajari dan memahami analisa CPO dan analisa kernel.
Pada minggu keenam dilakukan pengenalan analisa losses CPO. Analisa losses
CPO yaitu berupa analisa losses ampas press, losses nut press, losses sludge centrifuge,
losses empty bunch, losses final effluent, bertujuan agar mahasiswa PKL mempelajari
dan memahami analisa losses CPO yang dilakukan di pabrik pengolahan kelapa sawit,
namun setiap pagi dilakukan analisa kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar
31
kotoran pada CPO bersama dengan analisis laboratorium, pengukuran kadar asam
lemak bebas berlanjut ke minggu ketujuh.
Pada minggu ketujuh dilakukan pengenalan analisa losses kernel. Analisa losses
kernel yaitu berupa fiber cyclone, LTDS 1 dan LTDS 2 serta wet sheel bertujuan agar
mahasiswa PKL mempelajari dan memahami analisa losses kernel yang dilakukan di
pabrik pengolahan kelapa sawit. Pada minggu ketujuh juga dilakukan pengukuran
kadar asam lemak bebas pada CPO bersama dengan petugas analisis laboratorium.
Pengukuran kadar asam lemak bebas pada CPO dilakukan setiap pagi hari dan
diperoleh kadar asam lemak bebas yang tinggi pada CPO.
Pada minggu kedelapan dilakukan pengenalan analisa air boiler Pada tanggal
10 Maret 2017 mahasiswa PKL melakukan presentasi kedua mengenai laboratorium,
dan pada tanggal 11 Maret 2017 mahasiswa PKL berpamitan kepada seluruh
karyawan/i serta jajaran PT.SPS.
Mutu CPO dapat ditentukan dari beberapa parameter atau karakteristik,
diantaranya adalah banyak atau sedikitnya kadar air, kadar asam lemak bebas
(ALB), serta kadar kotoran yang terkandung di dalam CPO. Pada setiap aktifitas
produksi, suatu pabrik harus menjaga mutu dari produk yang dihasilkan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah ataupun dari pabrik tersebut
(Naibaho, 1996).
Adapun Standard Operational Practice (SOP) yang ditetapkan oleh PT.
Sejati Palma Sejahtera untuk standar mutu CPO adalah kadar asam lemak bebas
maksimal 5%, kadar air maksimal 0,2%, dan kadar kotoran maksimal 0,02%. Untuk
menunjukkan apakah crude palm oil (CPO) yang diproduksi telah memenuhi
standar, dilakukan pengamatan kadar asam lemak bebas crude palm oil (CPO)
selama 10 hari di Laboratorium di PT. Sejati Palma Sejahtera.
3.3 Permasalahan yang Dihadapi
Di PT. Sejati Palma Sejahtera penerimaan buah dilakukan setiap hari
sedangkan proses pengolahan minimal harus 120 ton atau tiga set rebusan, satu kali
perebusan empat lori (4 ton) hal ini di maksudkan apabila proes pengolahan sudah
berjalan tidak terputus. Jika kapasitas olah tidak terpenuhi maka akan menunggu
sampai kapasitas buah mencukupi untuk diolah. Sehingga TBS yang telah diterima
hanya dibiarkan begitu saja dilantai sortasi dan loading ramp sampai kapasitas
terpenuhi untuk dilakukan proses pengolahan. Selama proses penundaan
32
pengolahan tersebut asam lemak bebas pada TBS akan semakin meningkat
sehingga akan berpengaruh terhadap minyak yang dihasilkan.
Data analisa asam lemak bebas (ALB) selama 10 hari PT. Sejati Palma
Sejahtera dapat dilihat pada gambar 30.
13.72
16
12.28
11.31
14
Asam Lemak Bebas (%)
12
10
7.35
6.69
6.42
6.7
5.99
5.78
8
5.34
5.18
5.07
4.88
4.87
4.79
4.73
4.73
4.67
4.66
4.62
4.58
4.55
4.47
4.46
4.43
4.9
4.29
4.05
4.6
3.79
6
4
2
0
Gambar 30. Data analisa asam lemak bebas (ALB) PT. Sejati Palma Sejahtera
Berdasarkan Gambar 30. kadar asam lemak CPO dari 10 hari pengamatan
tidak memenuhi standar yang ditetapkan pabrik. Kadar asam lemak bebas CPO
yang diperoleh melebihi dari kadar asam lemak bebas CPO target yaitu rata-rata
5,79% dengan kadar asam lemak bebas CPO maksimum 5%. Sampel CPO yang
diuji kadar asam lemak bebas diambil dari sampel storage tank dan CPO produksi.
Terjadinya penyimpangan kenaikan asam lemak bebas crude palm oil (CPO)
karena proses pengolahan yang dimulai dari pemilihan bahan baku serta temperatur
penyimpanan yang tidak terkontrol dan melebihi 50oC, hal ini menyebabkan
terjadinya oksidasi dan hidrolisis. Akibatnya, kualitas minyak akan menurun.
Pembersihan tangki dilakukan secara teratur agar air atau kotoran tidak terikut saat
pengiriman hal ini menyebabkan terjadinya proses fermentsi sehingga dapat
menurunkan kualitas minyak yang terkandung dalam crude palm oil (CPO) (Pahan,
2006).
33
Di PT. SPS ada beberapa faktor yang dapat memicu laju peningkatan kadar
asam lemak bebas crude palm oil (CPO). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Kondisi TBS
Selama proses penundaan pengolahan dilantai sortasi dan loading ramp TBS
berada dalam kondisi restan. Seiring berjalannya waktu penundaan buah akan
mengalami pematangan secara fisiologis dan menyebabkan buah memberondol dari
tandannya. Peningkatan kadar asam lemak bebas juga dapat terjadi akibat adanya
degradasi biologis dalam buah yaitu proses buah menjadi lewat matang atau mulai
membusuk sehingga buah menjadi lunak. Semakin matang buah maka akan
semakin tinggi kadar asam lemak bebas (ALB) pada TBS.
b. Lantai sortasi pada loading ramp
Lantai sortasi dan loading ramp yang ada di PT. SPS tidak menggunakan atap,
sehingga TBS yang ada akan terkena hujan dan panas secara langsung. Selain itu
lantai sortasi juga dalam kodisi tidak rata atau terdapat lubang-lubang sehingga saat
hujan air menggenangi buah yang ada dilantai sortasi.
Proses hidrolisis lemak terjadi akibat adanya reaksi hidrolisis oleh enzim
lipase yang terdapat dalam buah. Jika dinding sel pecah atau rusak karena proses
pembusukan atau karena pelunakan mekanik, tergores atau memar karena benturan,
enzim akan bersinggungan dengan minyak dan reaksi hidrolisis akan berlangsung
dengan cepat sehingga membentuk gliserol dan ALB. Disamping itu pembentukan
ALB juga disebabkan oleh tumbuhnya mikroorganisme (jamur dan bakteri tertentu)
secara spontan. Penicillum, Aspergilus dan Mucor adalah jenis kapang yang
menyebabkan terbentuknya ALB pada buah kelapa sawit (Alfiah dan Wahono,
2015).
c. Proses pembongkaran TBS dan pendorongan TBS menuju loading ramp
dengan menggunakan loader
34
ALB akan terus meningkat dengan adanya luka memar akibat proses
pemamenan dan akibat lamanya penundaan kelapa sawit selama masa tunggu
produksi. Pemanenan dan penanganan pasca panen produk pertanian penghasil
minyak harus dilakukan secara hati–hati. Pendorongan buah tersebut akan
mengakibatakan adanya benturan, gesekan, dan luka pada buah yang dapat
mengakibatkan meningkatnya kinerja enzim lipase pada buah sehingga
mempercepat proses pembentukan kadar asam lemak bebasnya, oleh karena itu
perlu dihindari perlakuan-perlakuan yang dapat menyebabkan luka pada buah
(Alfiah dan Wahono, 2015).
d. Storage tank
Selama disimpan pada storage tank suhu minyak dipertahankan 48oC yang
bertujuan untuk menjaga kualitas CPO sebelum pengiriman. Penggunaan suhu
dibawah 48o C pada storage tank menyebabkan minyak membeku sehingga baik
untuk penyimpanan jangka panjang. Sedangkan penggunaan suhu di atas 48o C
membuat minyak gosong serta terjadi hidrolisa dan peningkatan ALB (asam lemak
bebas).
3.4 Solusi yang ditawarkan
Dari analisa asam lemak bebas (Tabel 5 ) pada CPO produksi, storage tank 1
dan storage tank 2 terjadi peningkatan dan penurunan asam lemak bebas (ALB).
Peningkatan dan penurunan asam lemak bebas terjadi karena kondisi dari TBS dan
proses selama pengolahan. Selain itu dengan adanya luka pada buah dapat
mempercepat pembentukan asam lemak bebas pada TBS. Hal ini sesuai dengan
teori menurut Alfiah dan Wahono (2015) yang menyatakan bahwa ALB akan terus
meningkat dengan adanya luka memar akibat proses pemamenan dan akibat
lamanya penundaan kelapa sawit selama masa tunggu produksi. Pemanenan dan
penanganan pasca panen produk pertanian penghasil minyak harus dilakukan secara
hati-hati. Benturan, gesekan, dan luka serta penyimpanan biji dapat meningkatkan
aktivitas lipase. Peningkatan aktivitas lipase dapat menyebabkan akumulasi (Alfiah
dan Wahono, 2015).
Berdasarkan permasalahan yang ada, solusi yang kami tawarkan untuk
menekan atau meminimalisir peningkatan kadar asam lemak bebas selama proses
penundaan pengolahan adalah sebagai berikut :
35
a. Kondisi buah
Untuk meminimalisir peningkatan asam lemak bebas menggunakan
penerepan prinsip First-In First-Out (FIFO) dan tidak melakukan penerimaan buah
yang lewat matang agar tidak terjadi pembusukan buah dapat dikendalikan. Menurut
Dewi dkk (2015) jika buah yang diolah buah dalam keadaan lewat matang, maka
minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam prosentase tinggi. Sebaliknya, jika
buah dalam keadaan buah belum matang, selain kadar asam lemak bebasnya rendah,
rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.
b. Lantai sortasi pada loading ramp
Untuk melindungi TBS dari hujan dan sinar matahari maka solusi yang
ditawarkan adalah untuk membangun atap atau tutup pelindung TBS pada lantai
sortasi dan loading ramp, sehingga dapat meminimalisir terjadinya reaksi
peningatan kadar asam lemak bebas pada TBS. Adanya air tersebut akan
menyebabkan terjadinya hidrolisis minyak yang ada pada buah sehingga kadar
asam lemak bebasnya akan meningkat. Pada saat hujan air akan mudah masuk dan
meresap kedalam daging buah yang telah lunak sehingga air tersebut akan bereaksi
dengan minyak dan terjadi hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas.
c. Proses pembongkaran TBS dan Pendorongan TBS menuju loading ramp
dengan menggunakan Loader
36
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di PT.
Sejati palma sejahtera, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Standar kadar asam lemak bebas (ALB) pada crude palm oil (CPO)
berdasarkan pengamatan selama 10 hari di PT. Sejati Palma Sejahtera
hasilnya melebihi standar yaitu rata-rata 5,79% dari standar yang telah
ditetapkan yaitu 5%.
2. Kadar asam lemak bebas meningkat disebabkan pemanenan buah yang tidak
tepat, keterlambatan dalam pengumpulan, pengangkutan juga karena
penumpukan buah yang terlalu lama di loading ramp, pembongkaran dan
sortasi dengan menggunakan benda tajam yang menyebabkan buah luka dan
memar serta penggunan tekanan dan suhu yang kurang dalam proses
perebusan.
3. Untuk mengurangi kadar asam lemak bebas pada CPO di PT. Sejati Palma
Sejahtera agar kualitas CPO tetap terjaga adalah dengan cara pemanenan
pada waktu yang tepat dan transportasi buah panen harus dilakukan sesegera
mungkin, tidak melakukan penerimaan buah yang lewat matang,
penanganan pasca panen TBS dilakukan secara hati-hati untuk menghindari
luka atu memar, membangun atap atau tutup pelindung TBS pada lantai
sortasi dan loading ramp, penggunaan tekanan dan waktu perebusan TBS
yang tepat.
4. Suhu pada storage tank harus tetap dikontrol yaitu pada kisaran suhu 48oC-
50oC, dikarenakan jika suhu dibawah 48oC CPO, dan menyebabkan
kenaikan ALB pada CPO, jika suhu diatas 50oC akan menyebabkan berat
CPO menyusut pada saat ditimbang.
37
4.2 Saran
1. Perusahaan perlu melakukan peningkatan pengawasan pada stasiun
penerimaan buah (sortasi) agar buah yang diterima sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dan pengontrolan suhu di storage tank.
2. Perusahaan perlu melakukan penjadwalan pembersihan pada mesin
pengolahan yang bisa menyebabkan kontaminasi logam, maupun
mikroorganisme sehingga kenaikan asam lemak bebas (ALB) dapat
dikurangi.
38
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah, C dan Wahono H.S. 2015. Penanganan pasca panen kelapa sawit
(penyemprotan cacl2 dan kalium sorbat terhadap mutu crude palm oil). Jurnal
Pangan Dan Agroindustri Vol.3 No 1 :67-72.
Dewi, L.C., Wahono H.S., dan Jaya M.J. 2015. Penanganan Pasca Panen Kelapa
Sawit (Penyemprotan Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat Terhadap Mutu
Crude Palm Oil. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.3 No 2 : 73-79.
Fauzi, Y. 2008. Kelapa Sawit Budidaya, Pemanfaatan Hasil Limbah, Analisa Usaha
dan Pemasaran.Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pardamean, M. 2012. Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Penebar
Swadaya, Jakarta.
39
LAMPIRAN
40
Presentasi Bulan I (Proses Kantor PT.
15. 13 Februari 2017
Pengolahan) SPS
16. 14 Februari 2017 Mengetahui Alat dan Bahan Analisa Laboratorium
15 Februari 2017 Mempelajari Analisa Asam Lemak Laboratorium
17.
Bebas (ALB) Pada CPO
16 Februari 2017 Mempelajari Analisa kadar air Pada Laboratorium
18.
CPO
17 Februari 2017 Mempelajari Analisa Kadar Kotoran Laboratorium
19.
pada CPO
20 Februari 2017 Mempelajari Analisa Kadar Air Pada Laboratorium
20.
Kernel
21 Februari 2017 Mempelajari Analisa Kadar Kotoran Laboratorium
21.
Pada Kernel
22. 22 Februari 2017 Mempelajari Analisa Press Check Laboratorium
23-24 Februari Mempelajari Analisa Oil Losses Laboratorium
23.
2017
27-28 Februari Mempelajari Analisa Kernel Losses Laboratorium
24.
2017
25. 1-3 Maret 2017 Mempelajari Analisa Air Boiler Laboratorium
6 Maret 2017 Mempelajari Pembuatan Larutan Laboratorium
26.
KOH
27. 7 Maret 2017 Mempelajari Analisa CPO Produksi Laboratorium
8 Maret 2017 Mempelajari Analisa Kernel Laboratorium
28.
Produksi
29. 9 Maret 2017 Izin Membuat Laporan Laboratorium
Kunjungan Dosen FATETA Kantor PT.
30. 10 Maret 2017
Presentasi Bulan II (Laboratorium) SPS
11 Maret 2017 -Perpisahan Mahasiswa/i PKL
31.
FATETA UNJA kepada PT. SPS
41
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Sejati Palma Sejahtera
Mill Manager
Saut Parulian Aruan
Asisten Kepala
Supriadi
Ass. Proses 1 Ass. Proses 2 Ass. QC/Labor Ass. Maintenance Kepala Tata Usaha HRD SPV
Mandor Mandor Labor Pengawas Sortasi Kepala Mekanik Krani Personalia &
Humas
Anggota
Kepala Gudang
Krani Gudang
Driver PMKS
42
Lampiran 3. Bagan proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi
Crude Palm Oil (CPO) di PT. Sejati Palma Sejahtera
Tandan buah segar
Pos Security
Jembatan timbang
Loading ramp
Sterilizier
Digester
Sandtrap tank
Vibrating screen
Buffer tank
Vacuum dryer
Brush Strainer
Storage tank
(penimpanan CPO) Sludge Sentrifuge
Reclemed tank
43
Lampiran 4. Bagan proses pengolahan press cake menjadi inti sawit (kernel) di
PT. Sejati Palma Sejahtera
Press cage
Depericarper
Destoner
Nut silo
Ripple Mill
Kernel Silo
Bulking Silo
(Penyimpanan inti sawit)
44
Lampiran 5. Hasil pengamatan Asam Lemak Bebas Crude palm oil (CPO) di
PT. Sejati Palma Sejahtera, Desa Tampang Baru, Kecamatan
Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan.
45
Lampiran 6. Lay out Pabrik PT. Sejati Palma Sejahtera
46
Lampiran 7. Sertifikat Praktek Kerja Lapangan
47