LEVEL KARIR DAN KOMPETENSI PERAWAT KLINIS DI RUMAH SAKIT Ih
LEVEL KARIR DAN KOMPETENSI PERAWAT KLINIS DI RUMAH SAKIT Ih
LEVEL KARIR DAN KOMPETENSI PERAWAT KLINIS DI RUMAH SAKIT Ih
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penerapan pengembangan karir di Rumah Sakit Intan Husada
diantaranya :
- meningkatkan moral kerja dan mengurangi kebuntuan karir (dead end job/career);
- menurunkan jumlah perawat yang keluar dari pekerjaannya (turn over);
- meningkatkan profesionalisme perawat yang mampu memberikan asuhan
keperawatan yang aman, efektif dan efisien
- meningkatkan kepuasan individu perawat terhadap bidang kerja profesi yang
ditekuninya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Peningkatan ke jenjang karir profesional yang lebih tinggi, perawat klinis harus
melalui pengembangan profesional berkelanjutan dan pengakuan terhadap kemampuan
yang didasarkan kepada pengalaman kerja dan kinerja praktik keperawatan, serta
memenuhi persyaratan tingkat pendidikan, pengalaman kerja klinis keperawatan sesuai
area kekhususan serta persyaratan kompetensi yang telah ditentukan.
Peningkatan jenjang karir profesional melalui pengembangan profesional
berkelanjutan yang berdasarkan pendidikan dapat dilakukan melalui dua (2) cara yaitu
pendidikan formal dan pendidikan berkelanjutan berbasis kompetensi (sertifikasi) antara
lain :
1.Pendidikan Formal
a. Perawat Klinis I (PK I)
Perawat Klinis I (Novice) memiliki latar belakang pendidikan D-III
Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 1 tahun dan menjalani masa klinis
level I selama 3 - 6 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja ≥ 1 tahun dan
3
menjalani masa klinis level I selama 2 -4 tahun. Perawat Klinis I harus
mempunyai sertifikat pra klinis.
b. Perawat Klinis II
Perawat klinis II (Advance Beginner) memiliki latar belakang pendidikan D-III
Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 4 tahun dan menjalani masa klinis
level II selama 6 - 9 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja ≥ 3 tahun dan
dan menjalani masa klinis level II selama 4 - 7 tahun. Perawat Klinis II harus
mempunyai sertifikat PK I.
c. Perawat Klinis III
Perawat klinis III (competent) memiliki latar belakang
pendidikan D-III Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 10 tahun dan
menjalani masa klinis level III selama 9 - 12 tahun atau Ners dengan
pengalaman kerja ≥ 7 tahun dan menjalani masa klinis level III selama 6 - 9
tahun atau Ners Spesialis I dengan pengalaman kerja 0 tahun dan menjalani
masa klinis level III selama selama 2 - 4 tahun. Perawat klinis III lulusan D-
III Keperawatan dan Ners harus mempunyai sertifikat PK II.
d. Perawat Klinis IV
Perawat klinis IV (Proficient) memiliki latar belakang pendidikan Ners dengan
pengalaman kerja ≥ 13 tahun dan menjalani masa klinis level IV selama 9 – 12
tahun atau Ners Spesialis I dengan pengalaman kerja ≥ 2 tahun dan dan
menjalani masa klinis level IV selama 6 – 9 tahun. Perawat Klinis IV harus
mempunyai sertifikat PK III.
e. Perawat Klinis V
Perawat klinis V (Expert) memiliki latar belakang pendidikan Ners Spesialis I
dengan pengalaman kerja ≥ 4 tahun dan mempunyai sertifikat PK IV atau Ners
Spesialis II (Konsultan) dengan pengalaman kerja 0 tahun. Perawat klinis V
menjalani masa klinis level 5 sampai memasuki usia pensiun.
4
2. Pendidikan Berkelanjutan Berbasis Kompetensi (Sertifikasi)
a. Perawat Klinis I (PK I)
Perawat Klinis I (Novice) memiliki latar belakang D-III Keperawatan
dengan pengalaman kerja ≥ 1 tahun dan menjalani masa klinis level I selama
3 - 6 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja ≥ 1 tahun dan menjalani
masa klinis level I selama 2 -4 tahun. Perawat klinis harus mempunyai
sertifikat pra klinis.
b. Perawat Klinis II
Perawat klinis II (Advance Beginner) memiliki latar belakang D-III
Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 4 tahun dan menjalani masa klinis
level II selama 6 - 9 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja ≥ 3 tahun
dan menjalani masa klinis level II selama 4 - 7 tahun. Perawat klinis II harus
mempunyai sertifikat PK I.
c. Perawat Klinis III
Perawat klinis III (competent) memiliki latar belakang D-III
Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 10 tahun dan menjalani masa klinis
level III selama 9 - 12 tahun atau Ners dengan pengalaman kerja ≥ 7 tahun
dan menjalani masa klinis level III selama 6 - 9 tahun. Perawat klinis III
harus mempunyai sertifikat PK II dan sertifikasi teknikal.
d. Perawat Klinis IV
Perawat klinis IV (Proficient) memiliki latar belakang D-III Keperawatan
dengan pengalaman kerja ≥ 19 tahun dan menjalani masa klinis level IV
sampai memasuki masa pensiun atau Ners dengan pengalaman kerja ≥ 13
tahun dan dan menjalani masa klinis level IV selama 9 – 12 tahun.
Perawat klinis IV harus mempunyai sertifikat PK III serta sertifikasi teknikal
II.
e. Perawat Klinis V
Perawat klinis V (Expert) memiliki latar belakang Ners dengan pengalaman
kerja ≥ 22 tahun dan menjalani masa klinis level V sampai memasuki usia
pensiun. Perawat klinis V harus mempunyai sertifikat PK IV serta sertifikasi
teknikal II
5
2.3 Mekanisme Pengelolaan Jenjang Karir Profesional Perawat
Mekanisme jenjang karir profesional perawat akan menguraikan tentang tahapan
yang dilalui oleh perawat klinis sesuai dengan perkembangan karirnya, sebagai
perawat baru, perawat lama dan pindah tugas.
Perawat baru adalah perawat yang baru lulus pendidikan dan atau baru pertama
kali bekerja dengan masa kerja 0-1 tahun dan perawat lama adalah perawat dengan
masa kerja lebih dari 1 tahun.
a. Implementasi Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis Baru
Implementasi jenjang karir bagi perawat baru terdiri dari tahapan mulai proses
rekruitmen dan seleksi dilanjutkan dengan orientasi dan internship/magang,
kredensial kompetensi dan kewenangan klinis, penugasan kerja dan pengembangan
karir. Pada staf baru akan mengikuti proses magang selama 1 (satu) tahun dengan
pendampingan, supervisi serta asesmen kompetensi. Setelah dinyatakan kompeten
sebagai level I, mengikuti proses kredensialing untuk penetapan kewenangan klinis
dan memperoleh penugasan klinik dari pimpinan rumah sakit. Selanjutnya
melaksanakan praktik/penugasan kerja sesuai penempatan dan akhirnya mengajukan
kenaikan level sesuai ketentuan. Siklus pengembangan karir profesional seterusnya
berlangsung merupakan siklus yang berkesinambungan.
Tahapan-tahapan sebagai berikut
2) Orientasi
Orientasi adalah proses memberikan informasi, pengenalan dan
indoktrinisasi staf baru. Orientasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu orientasi
umum yang meliputi Visi, Misi, Kebijakan organisasi, hak dan kewajiban staf,
keselamatan klien, pengendalian dan pengontrolan infeksi, mutu pelayanan,
caring, etik dan asuhan keperawatan serta dokumentasi asuhan keperawatan.
Orientasi khusus adalah orientasi setelah penempatan di unit kerja yang
meliputi visi, misi, kebijakan, hak dan kewajiban di unit kerja.
6
3) Internship/Magang
Proses melaksanakan asuhan di unit kerja bersama preceptor. Perceptor
menjadi role model dari perawat baru, mengarahkan dan mengevaluasi
pencapaian kompetensi serta melaksanakan asuhan bersama dengan perawat
baru. Pencapaian kompetensi didokumentasikan dalam logbook dan
preceptor akan mengevaluasi apakah perawat baru sudah mampu secara
mandiri dalam melaksanakan asuhan. Apabila staf baru telah mampu
melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri maka staf baru telah
dapat melaksanakan asuhan secara mandiri di level karir PK I. Daftar
kompetensi dan evaluasi bersama dengan preceptor diusulkan sebagai logbook
dan portofolio untuk asesmen kompetensi dan untuk mendapatkan penugasan
klinis secara mandiri sesuai dengan level karirnya
4) Kredensial:
a) Assesmen Kompetensi
Perawat baru yang telah melalui proses internship dengan preceptor serta
telah dilaksanakan evaluasi proses oleh preceptor dan juga
didokumentasikan dalam log book dapat mengajukan permohonan assement
kompetensi. Pengelolaan asesmen kompetensi menjadi tanggung jawab
kepala bidang keperawatan.
Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari:
1. Self evaluasi, verifikasi log book dan porto folio.
2. Mengajukan permohonan assesmen diketahui dan setujui oleh
preceptor dan kepala ruangan.
3. Melaksanakan pra konsultasi, untuk validasi kesiapan asesmen dan
kontrak pelaksanaan asesmen.
4. Pelaksanaan asesmen untuk kompetensi PK I oleh asesor.
5. Melaksanakan usulan banding (jika diperlukan).
6. Pengambilan keputusan hasil asesmen kompetensi.
7. Pemberian Sertifikat Kompetensi bagi perawat yang kompeten.
b) Penetapan Kewenangan Klinik
Kredensial pemberian kewenangan klinik dilakukan oleh Komite
Keperawatan Rumah Sakit. Perawat yang mengusulkan kewenangan klinik
dipersyaratkan memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat
kompetensi. Adapun tahapannya sebagai berikut:
1. Mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan
Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan sesuai Rincian Kewenangan
Klinis dan Buku Putih (White Paper).
2. Mengikuti proses kredensial dengan cara review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode yang dilakukan
7
3. Memperoleh hasil kredensialing berupa daftar kewenangan
klinis bagi perawat klinis level PK selanjutnya direkomendasikan
oleh Komite Keperawatan untuk mendapatkan surat penugasan
klinis dari pimpinan/direktur rumah sakit.
8
b. Implementasi Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis Lama
Implementasi jenjang karir bagi perawat klinis lama (yang telah mempunyai
pengalaman kerja) pada awal pengembangan karir di suatu institusi dimulai
dengan tahapan pemetaan (mapping) kompetensi. Setelah pemetaan diperoleh profil
perawat di rumah sakit. Selanjutnya akan dilakukan kredensial asesmen kompetensi
dan penetapan kewenangan klinik serta penugasan kerja di area praktik yang sesuai
penjenjangannya. Tahapan-tahapan sebagai berikut
1) Pemetaan (Mapping)
Bagi rumah sakit yang belum melaksanakan jenjang karir perawat dan
akan melaksanakan, maka sebagai tahap awal melakukan mapping/ pemetaan.
Mapping atau pemetaan adalah suatu proses menetapkan level perawat lama
sesuai penjenjangan karir dengan prasyarat yang ditetapkan sesuai kebijakan
masing- masing rumah sakit.
Pemetaan peringkat karir dilaksanakan berdasarkan persyaratan setiap
peringkat oleh tim bidang keperawatan untuk menetapkan kelayakan
perawat pada level PK sesuai kompetensinya. Pemetaan perangkat karir
dinilai berdasarkan pendidikan dan pengalaman asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan, hasil penilaian kinerja klinis dan divalidasi melalui
assesmen kompetensi. Setelah asesmen kompetensi perawat memperoleh
sertifikat kompetensi sesuai peringkat. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
a) Survey data dasar perawat saat ini berdasarkan kualifikasi sebagai
berikut : Nama, Pendidikan Keperawatan terakhir, Pelatihan,
lama bekerja, umur, golongan/ pangkat atau level (jika ada).
b) Melakukan review dan analisis hasil survey data dasar untuk
menetapkan level setiap perawat.
c) Menyusun rekapitulasi profil perawat berdasarkan penjenjangan karir
hasil review.
d) Setelah dilakukan pemetaan, setiap perawat mengikuti assessmen
kompetensi sesuai level hasil pemetaan.
2) Kredensial:
a) Assemen kompetensi
Asessmen kompetensi dilakukan untuk memvalidasi
kompetensi yang harus dimiliki sesuai hasil mapping. Tahapan assesmen
kompetensi terdiri dari :
9
1. Mengajukan permohonan assesmen
2. Assesmen Mandiri
3. Pra konsultasi
4. Assesmen
5. Usulan banding (jika perlu)
6. Keputusan hasil assesmen
7. Pemberian Sertifikat Kompetensi
8. Hasil assesmen kompetensi dibuatkan surat keputusan
Direktur/Pimpinan RS dalam bentuk Daftar Profil Perawat RS
sesuai Penjenjangan Klinis.
10
2.4 Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit
Pengorganisasian implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit
melibatkan beberapa unsur terkait yaitu pimpinan rumah sakit, kepala bidang
keperawatan, komite keperawatan dan unit terkait lainnya :
a. Pimpinan Rumah Sakit
b. Bidang/Manajer/Direktur Keperawatan
Implementasi jenjang karir perawat merupakan tanggung jawab
Bidang/Direktur Keperawatan dalam rangka melakukan fungsi manajemen
keperawatan yaitu ketenagaan (staffing). Adapun tugasnya sebagai berikut:
1. Melakukan seleksi perawat baru (sesuai kebijakan RS),
2. Melakukan program orientasi perawat baru,
3. Melakukan program internship bagi perawat baru,
4. Melakukan mapping bagi perawat lama (pada awal penerapan
pengembangan karir).
5. Melakukan assesmen kompetensi (sesuai kebutuhan) dilakukan :
a. Pada akhir magang bagi perawat baru untuk memberi
pengakuan sebagai PK I.
b. Pada perawat sesuai hasil mapping untuk validasi dan pengakuan
terhadap penjenjangan hasil mapping.
c. Assesmen kompetensi juga bisa dipergunakan sebagai seleksi
terhadap perawat baru,
6. Mengelola penugasan kerja bagi setiap perawat setelah
memperoleh “penugasan klinis” sebagai hasil kredensialing sesuai
area praktiknya
11
7. Memantau uraian tugas setiap perawat sesuai penugasan klinis
8. Melakukan supervisi klinis melalui preceptorship dan mentorship,
9. Melakukan penilaian kinerja bagi setiap perawat,
10. Melakukan monitoring evaluasi terhadap implementasi
jenjang karir perawat di RS.
c. Komite Keperawatan
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program pengembangan jenjang karir professional perawat klinis sangat
diperlukan disebuah instansi rumah sakit, karena merupakan suatu perencanaan dan
penerapan yang digunakan dalam penempatan perawat pada jenjang yang sesuai
dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan
kemampuan dan potensinya.
Pekerjaan sebagai perawat diartikan sebagai suatu posisi atau jabatan yang
diberikan/ditugaskan, serta ada keterikatan hubungan pertanggung jawaban dan
kewenangan antara atasan dan bawahan, dan mendapatkan imbalan penghargaan.
3.2 Saran
Dengan adanya program jenjang karir professional perawat di rumah sakit,
diharapkan adanya panduan dalam memberikan asuhan keperawatan secara
professional seseuai dengan level perawat klinis yang bersertifikasi, serta
mendapatkan hak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya dari rumah sakit
13
14
37
43
44
45
46
47
48
49