Tugas BLKL SALMAN AL FARISI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Nama : Salman Al Farisi

NIM : 160420107
Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Kelas : VI B
Sewa Guna Usaha

1. Jelaskan pengertian sewa guna usaha secara lengkap


2. Jelaskan lembaga-lembaga pembiayaan yang diperkenankan melakukan usaha leasing
sesuai dengan peraturan pemerintah
3. Uraikan pihak-pihak yang terlibat dalam proses leasing dan jelaskan perannya
masing-masing
4. Uraikan minimal tiga perbedaan antara Finance Lease dengan Operating Lease secara
lengkap bila perlu dengan contoh
5. Jelaskan isi kontrak (Lease Agrement) antara lesse dan lessor
6. Uraikan proses permohonan leasing secara lengkap berikut persyaratannya

JAWABAN
1. Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor (perusahaan
leasing) dengan lessee (nasabah) di mana pihak lessor menyediakan barang dengan
hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu
tertentu (kasmir, 2013).
Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan
No.1169/kmk.01/1991 adalah “kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa
guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan
finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak
mempunyai hak opsi yang disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai
hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.”
2. Dalam Keppres Nomor 61 tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 diperkenalkan adanya istilah
pembiyaan yaitu pembianaan dalam bentuk dana atau barang moda dengan tidak
menarik dana secara langsung dari masyarakat luas. Lembaga pembiayaan menurut
ketentuan ini dimungkinkan untuk melakukan salah satu dari kegiatan pembiayaan
seperti :
 Sewa Guna Usaha (Leasing)
 Modal Ventura
 Anjak Piutang (Factoring)
 Pembiayaan Konsumen (Consumaen Finance)
 Kartu Kredit (Credit Card)
3. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah
sebagai berikut (kasmir, 2013):
 Lessor. Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para
nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal.
 Lessee. Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor
untuk memperoleh barang modal yang diinginkan.
 Supplier. Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing
sesuai perjanjian antara lessors dengan lessee dan dalam hal ini supp;ier juga
dapat bertindak sebagai lessor.
 Asuransi. Merupakan perusahaan yang akan menanggung risiko terhadap
perjanjian anatara lessor dengan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan biaya
asuransii dan apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung
risiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap barang yang dileasingkan
4. Di dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK. 01/1991 Tanggal
21 November 1991, kegiatan leasing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
A. Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee (finance lease);
B. Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee (operating lease)

Ciri-ciri kedua kegiatan leasing seperti diatas yang dimaksud di atas adalah seperti
berikutt (kasmir,2013):

Kriteria untuk Finance Lease apabila suatu perusahaan leasing memenuhi


persyaratan:

a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha dan selama masa sewa guna usaha
pertama kali, ditambah dengan nilai sisa barang yang dilease harus dapat
menutupi harga perolehan barang modal yang dileasekan dan keuntungan bagi
pihak lessor.
b. Dalam perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi
lessee.

Sedangkan kriteria untuk Operating Lease adalah memenuhi persyaratan sebagi


berikut:

a. Jumlah pembayaran selama masa leasing pertama tidak dapat menutupi harga
perolehan barang modal yang dileasekan ditambah keuntungan bagi pihak
lessor.

b. Didalam perjanjian leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi lessee.

Kemudian dalam praktiknya transaksi finance leasing dibagi lagi ke dalam bentuk-
bentuk sebagai berikut:

1) Direct finance lease


Transaksi ini dikenal juga dengan nama true lease. Di mana dalam transaksi ini
pihak lessor membeli barang modal atas permintaan lesse dan sekaligus
menyewagunakan barang tersebut kepada lessee. Lessee dapat menentukan
spesifikasi barang yang diinginkan termasuk penentuan harga dan supliernya.
Oleh karena itu, proses pembelian yang dilakukan lessor hanyalah untuk
memenuhi kebutuhan pihak lessee.
2) Sales dan lease back
Proses ini dilakukan di mana pihak lessee menjual baranng modalnya kepada
lessor untuk dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut, antara
lessee dengan lessor. Metoode ini biasanya digunakan untuk menambah modal
kerja pihak lessee.
Sedangkan dalam operating lease di mana pihak lessor sengaja membeli barang modal
untuk kemudian dileasekan kepada pihak lesse. Biaya yang dikenakan terhadap lessee
adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dibutuhkan oleh lessee
berikut bunganya.
5. Isi kotrak secara umum memuat antara lain:
 Nama dan alamat lessee
 Jenis barang modal diinginkan jumlah atau nilai barang yang dilesingkan
 Syarat-syarat pembayaran
 Syarat-syarat kepemilikan atau syarat lainnya
 Biaya-biaya yang dikenakan
 Sangsi-sangsi apabila lessee ingkar janji
 Dan lain-lainnya
6. Prosedur permohonan fasilitas leasing oleh lessee kepada lessor secara umum debagai
berikut:

1. Pihak lessee mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas suatu barang


modal baik secara lisa maupun tertulis

2. Pihak lessor akan meneliti maksud dan tujuan permohonan lessee

Penelitian tentang kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan. Jika masih ada


dokumen atau informasi yang kurang, pemohon diminta untuk melengkapi selengkap
mungkin

Kelengkapan dokumen tersebut antara lain sebagai berikut:

a) Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak leasing, yang berisi


antara lain maksud dan tujuan mengajukan leasing serta cara pembayannya.

b) Akte pendirian perusahaan jika lessee berbentuk perseroan terbatas (PT) atau
yayasan.

c) KTP dan kartu keluarga jika lessee berbentuk perseorangan.

d) Laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) 3 tahun terakhir jika lessee
berbentuk PT

e) Slip gaji dan bukti penghasilan lainnya jika lessee berbentuk perseorangan

f) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) baik untuk perseorangan maupun


perusahaan

3. Jika dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap, maka pihak lessor memberikan
informasi tentang persyaratan dalam perjanjian kontrak antara lessee dengan
lessor, termasuk hak dan kewajibannya masing-masing

4. Pihak lesor akan mengadakan penelitian dan analisis terhadap informasi dan data
yang diberikan lessee dengan cara:
a) penelitian data untuk mengukur kemampuan dan kemauan lessee membayar
kembali. Penelitian ini dapat dilakukan dengan 5C yaitu: character, capacity,
capital, condition dan colleteral

b) meneliti langsung ke lokasi lessee berada (on the spot)

c) meneliti ke lokasi di mana lessee memiliki hubungan

5. penelitian dilakukan untuk mengukur kemampuan nasabah membayar dan


kemauan untuk membayar dengan disertai kebenaran informasi dan data yang ada
di lapangan. Dari hasil penelitian dapatlah ditarik tiga kesimpulan:

a) menolak permohonan lessee dengan alasan tertentu

b) masih dipertimbangkan dengan catatan ditunda stsu permohonsn belum dapat


diproses sampai jangka waktu tertentu dengan berbagai alasan

c) menerima permohonan lessee karena telah sesuai dengan keinginan lessor

6. jika permohonan lessee telah diterima pihak lessor, maka pihak lessor
mengadakan pertemuan dengan pihak lessee, tentang persyaratan yang harus
dipenuhi antara lain penandatanganan surat perjanjian serta biaya-biaya yang
harus dibayar oleh lessee.

7. Pihak lesee membayar sejumlah kewajibannya dan menandatangani surat


perjanjian antara lessee dan lessor.

8. Pihak lessor melakukan pemesanan kepada supplier sesuai dengan barang yang
diinginkan lessee dan membayar sesuai dengan perjanjian dengan pihak suplier.

9. Pihak lessor juga menghubungi serta membayar premi asuransi yang sudah
disetor lessee sebelumnya kepada pihak lessor.

10. Pihak suplier mengirim barang sesuai dengan surat pesanan dan surat bukti
pembayaran yang telah dilakukan oleh lessor.

11. Pihak lessor juga mengirim polis asuransi kepada lessee setelah diterbitkan oleh
pihak lessor atas nama lessee.

Anda mungkin juga menyukai