GAR
GAR
GAR
penyelesaian:
Diketahui P(3,4-2) dan Q(-4,-2,5), maka jarak kedua titik itu
adalah :
Cari persamaan bidang melalui ( -2, 1, 5 ) yang tegak lurus bidang 4x – 2y + 2z +1 = 0 dan 3x + 3y – 6z
=5
Jawab :
Bidang yang tegak lurus bidang 4x – 2y + 2z +1 = 0 dan 3x + 3y – 6z = 5 adalah bidang yang vector
normalnya, dimisalkan n3 ( a, b, c ) orthogonal dengan vector n1 (4, -2, 2 ) dan n2 (3, 3, -6 ).
Jadi
b. persamaan bola
carilah persamaan bola yang berpusat di (1,3,2) dan melalui titik (4,7,2)
jawab :
MODUL 9
z=0
{ x y2 2
¿ 2 + 2 =1
a b
x=0
{ y z2 2
¿ 2 + 2 =1
b c
Kedua ellips diatas mempunyai puncak –puncak yang sama pada sumbu y
Selanjutnya ellips yang terletak pada bidang XOY digerakkan dengan aturan sebagai berikut
Berarti ellips pada bidang YOZ merupakan garis arah dari ellips yang bergerak. Adapun persamaan
luasan yang terjadi dapat dicari sebagai berikut :
z=0
Misalkan ellips x y2
{ 2
¿ 2 + 2 =1
a b
digerakkan sehingga terletak pada bidang z=λ dan setengah sumbu-
sumbunya adalah x 0 dan y 0 berturut-turut sumbu yang sejajar sumbu x dan sumbu y
x=0
Karena memenuhi aturan a,b,c maka titik ( 0 , y 0 , λ ) terletak pada ellips
{y z2
2
¿ 2 + 2 =1
b c
sehingga
y 20 λ2 2 λ2 x0 a
memenuhi 2 + 2 =1 atau y 20 = b (1− 2 ) karena aturan a, b, dan d maka dipenuhi = atau
b c c y0 b
2
a2 2 a 2 λ2 λ2
x 0=
2
b2
, y 0 =
b2
b ( ) ( )
1−
c2
=a 2
1−
c2
jadi persamaan ellips yang terletak pada bidang z=λ
tersebut adalah :
z=λ
{ x y2 2
¿ 2 + 2 =1 atau
x0 y0
z=λ
{(
¿
2 λ2
a 1− 2
c
x2
+
) ( )
2
y2
λ2
b 1− 2
c
=1
x2 y 2 z 2
+ + =1 persamaan ini merupakan persamaan ellipsoida dengan titik pusat O dan sumbu-
a2 b 2 c2
sumbunya berimpit dengan sumbu-sumbu koordinat .
Jika dua diantara a, b, dan c adalah sama, maka ellipsoida tersebut merupakan suatu ellipsoida
putaran. Jika a = b = c, maka ellipsoida tersebut merupakan bola
z=0
{ x y2 2
¿ 2 + 2 =1
a b
dan persamaan garis arah dari ellips yang bergerak adalah hiperbola pada bidang YOZ
dengan persamaan
z=0
{ y z2 2
¿ 2 − 2 =1
b c
Misalkan ellips digerakkan sehingga terletak pada bidang z=λ dan setengah sumbu-sumbunya x 0
dan y 0 berturut – turut sumbu yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y
y 20 λ 2
Karena memenuhi aturan a, b, dan c , maka untuk titik ( 0 , y 0 , λ ) berlaku − =1 atau
b2 c2
λ2
2
y =b 1+ 2
0
c
2
( )
x0 a a2 a2 λ2 λ2
Dari aturan a, b, dan d maka harus dipenuhi
y0 b b b c ( ) ( )
= atau x 20= 2 , y 20= 2 b2 1+ 2 =a2 1+ 2
c
z=λ
) ( )
2
y2
λ2
b 1+ 2
c
=1 dengan
x2 y 2 z 2
mengeleminasi λ dari persamaan ellips ini, kita memperoleh persamaan + − =1 persaman
a2 b 2 c 2
ini merupakan persamaan hiperboloida berdaun satu dengan titik O dan pusat sumbu-sumbunya
berimpit dengan sumbu-sumbu koordinat . jika a =b , maka kita memperoleh hiperboloida putaran
{ x y2
2
¿ 2 + 2 =1
a b
dan garis arah dari ellips yang digerakkan adalah hiperbola dengan persamaan
x=0
{ y2 z2
¿− 2 + 2 =1
b c
Misalkan ellips digerakkan sehingga terletak di bidang z=λ dan setengah sumbu-sumbunya yang
sejajar dengan sumbu x dan sumbu y berturut-turut x 0 dan y 0
y 20 λ2
Karena memenuhi aturan a, b, dan c maka untuk titik ( 0 , y 0 , λ ) berlaku - 2 + 2 =1 atau
b c
λ2 x0 a
( )
y 20=b2 −1+ 2 dari aturan a, b, dan d maka harus memenuhi 2 = atau ,
c y0 b
a2 2 λ2 λ2
x 20=
b2
b −1+ (
c2
=a 2
−1+) (
c2 )
jadi persamaan ellips yang terletak pada bidang z=λ adalah
z= λ
{(
¿
2
x
λ2
a −1+ 2
c
2
+
) ( 2
y2
λ2
b −1+ 2
c
x2 y 2 z 2
)
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan ellips diatas kita dapat
Jika a = b maka persamaan itu menjadi persamaan hiperboloida putaran berdaun dua dengan sumbu
z sebagai sumbu putarnya
4. ellips yang digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan
z=0
{x y 2 dan garis arah dari ellips yang bergerak adalah parabola pada bidang YOZ dengan
2
¿ 2 + 2 =1
a b
persamaan
x=0
{
¿ y 2=2 pz
aturan untuk menggerakkan ellips sama seperti aturan 1.2
Misalkan ellips digerakkan sehingga terletak pada bidang z=λ dan setengah sumbu-sumbunya yang
sejajar dengan sumbu x dan sumbu y berturut-turut x 0 dan y 0
2
Karena memenuhi aturan a, b, dan c maka untuk titik ( 0 , y 0 , λ ) memenuhi y 0=2 pλ
x0a 2 2
dari aturan a, b, dan d harus dipenuhi = atau x 20= a2 y 20 = a2 2 pλ jadi persamaan ellips yang
2
y b
0 b b
z= λ
2 pλ
2
+
y2
2 pλ
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan
x2 y 2 2 p
ellips diatas kita dapat memperoleh persamaan + = z persamaan ini merupakan
a2 b 2 b2
persamaan paraboloida ellips dengan titik puncak di O. jika a = b maka kita memperoleh persamaan
peraboloida putaran dengan sumbu z sebagai sumbu putarnya
Kita telah mencari persamaan luasan yang terjadi dari ellips yang digerakkan pada suatu kurva.
Berikut ini kita akan mencari persamaan luasan yang terjadi dari hiperbola yang digerakkan pada
suatu kurva.
I.
1. Misalkan hiperbola digerakkan terletak pada bidang YOZ dengan persamaan
x=0
{y z2
2
¿ 2 − 2 =1
b c
Dan garis arahnya berupa ellips pada bidang XOY dengan persamaan
z=0
{x y2
2
¿ 2 + 2 =1
a b
Aturan menggerakkan hiperbola adalah sebagai berikut
a) Bidangnya selalu sejajar dengan bidang YOZ
b) Titik pusatnya selalu terletak pada sumbu x
c) Hiperbolanya selalu tetap sebangun dengan hiperbola semula
d) Titik-titik puncaknya selalu terletak pada garis arah
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang x=λ dan setengah sumbu-
sumbunya yang sejajar dengan sumbu y dan sumbu z berturut-turut adalah y 0 dan z 0
Dan garis aturan diatas , titik puncak ( 0 , y 0 , λ ) terletak pada garis arah sehingga harus
dipenuhi
2
λ2 y 0 λ2
+ =1
a2 b2
atau y 2
0 =b 2
1−
a2 ( )
dan juga
y0 b c2 2 λ2
2 2 2
= sehingga z 0= 2 y 0 atau z 0=c 1− 2
z0 c b a ( )
jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang x=λ adalah
x=λ
{(
¿
2
y
λ2
b 1− 2
c
2
–
) ( )2
z2
λ2
c 1− 2
c
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan hiperbola di atas
x2 y 2 z 2
kita memperoleh persamaan 2 + 2 − 2 =1 persamaan ini merupakan persamaan
a b c
hiperbola berdaun satu
2. Misalkan hiperbola digerakkan terletak pada bidang YOZ dengan persamaan
x=0
{ y z22
¿ 2 − 2 =1
b c
Dan garis arahnya berupa suatu hiperbola pada bidang XOY dengan persamaan
z=0
{ x y2
2
¿ 2 − 2 =1
a b
Aturan untuk menggerakkan hiperbola seperti aturan pada 11.1
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang x=λ dan setengah sumbu-
sumbunya yang sejajar dengan sumbu y dan sumbu z berturut-turut adalah y 0 dan z 0
Dan garis aturan diatas , titik puncak ( 0 , y 0 , λ ) terletak pada garis arah sehingga harus
dipenuhi
2
λ2 y 0 λ2
−
a2 b2
=1 atau y 2
0 =b 2
( )
1+
a2
dan juga
y0 b c2 2 λ2
=
z 20 c
sehingga z
2
0 =
b2
y 0 atau z 2
0 =c( )
2
1+
a2
jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang x=λ adalah
x =λ
{(
¿
2
y2
λ2
b 1+ 2
c
–
) ( )
2
z2
λ2
c 1+ 2
c
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan hiperbola di atas
−x 2 y 2 z 2
kita memperoleh persamaan + − =1 persamaan ini merupakan persamaan
a2 b 2 c 2
hiperboloida berdaun dua dengan sumbu y sebagai sumbunya
3. Misalkan hiperbola digerakkan terletak pada bidang XOY dengan persamaan
z=0
{ −x 2 y 2
¿ 2 + 2 =1
a b
Dan garis arahnya berupa suatu hiperbola pada bidang XOY dengan persamaan
{¿ yx=0
2
=2 pz
Aturan untuk menggerakkan hiperbola seperti aturan pada 11.1
Misalkan hiperbola digerakkan sehingga terletak pada bidang z=λ dan setengah sumbu-
sumbunya yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y berturut-turut adalah x 0 dan y 0
Dan garis aturan diatas , titik puncak ( 0 , y 0 , λ ) terletak pada garis arah sehingga harus
dipenuhi
2
λ2 y 0 λ2
2 2
− =1 atau y 0=b 1+ 2 dan juga
a2 b2 a ( )
y0 b c2 2 λ2
=
z 20 c
sehingga z
2
0 =
b2
y 0 atau z 2
0 =c 2
1+
a2 ( )
jadi persamaan hiperbola yang terletak pada bidang x=λ adalah
x =λ
{(
¿
2
y
λ2
b 1+ 2
c
2
–
) ( )2
z2
λ2
c 1+ 2
c
−x 2 y 2 z 2
=1 dengan mengeleminasi λ dari persamaan hiperbola di atas
{−¿
a2
b2
x
2 pλ
2
+
y2
2 pλ
=1
−x 2 y 2 2 p
+ = z
a2 b 2 b 2
persamaan ini merupakan persamaan paraboloida hiperbolis dengan sumbu z sebagai
sumbunya
selanjutnya, jika kurva yang digerakkan berupa suatu parabola, maka kita akan mendapatkan
luasan-luasan seperti yang telah kita peroleh. Pada bagian berikut ini, kita akan melihat
beberapa sifat sederhana ellipsoida, hiperboloida, dan paraboloida.
Sifat-sifat sederhana ellipsoida, hiperboloida, dan paraboloida
Ellipsoida
x2 y 2 z 2
Pandang persamaan ellipsoida + + =1 titik ellipsoida ini adalah ( 0 , 0 , 0 ).
a2 b 2 c2
Sumbu-sumbu simetrinya adalah sumbu , sumbu y dan sumbu z yang masing-masing
panjangnya 2a, 2b , dan 2c.
Titik-titik puncaknya ada enam yaitu ( a, 0, 0), ( -a, 0, 0), ( 0, b, 0), ( 0, -b, 0), ( 0, 0, c), ( 0, 0,
-c) persamaan bidang singgung pada ellipsoida dapat dicari sebagai berikut. Misalkan T (x 1 ,
y1, z1) merupakan titik singgung tersebut. Persamaan garis yang melalui T dengan bilangan-
bilangan arah p , q , dan r adalah
x−x 1 y− y 1 z−z 1
= = =λ
p q p
Koordinat-koordinat titik potong garis ini dengan ellipsoida diatas diperoleh sebagai berikut
(x ¿¿ 1+ pλ)2 ( y ¿¿ 1+qλ)2 (z ¿¿ 1+ rλ)2
= = =1¿ ¿ ¿
p q p
Setelah dijabarkan, persamaan diatas menjadi
p2 q 2 r 2 2 2 p x 1 2 q y 1 2r z 1 ❑
( + +
a2 b2 c 2
λ+) (
a2
+ 2 + 2 λ =0
b c )
Salah satu akar dari persamaan kuadrat ini adalah λ 1=0
Agar garis ini menyinggung ellipsoida maka haruslah λ 1 ¿ λ2=0 hal ini hanya terjadi untuk
2 p x 1 2q y 1 2r z 1
+ 2 + 2
a2 b c
Dari kedua persamaan diatas kita mengeleminasi p, q, dan r sehingga kita memperoleh
x1 ( x−x 1 ) y 1 ( y− y 1 ) z1 ( z−z 1 )
+ + =0
a2 b2 c2
Persamaan ini merupakan persamaan garis yang menyinggung ellipsoida di T . jadi
x1 x y1 y z1 z
persamaan bidang singgung di T pada ellipsoida adalah + + 2 =1 misalkan (x1 ,
a2 b2 c
y1, z1) suatu titik diluar ellipsoida. Dari titik T dibuat bidang-bidang yang menyinggung
ellipsoida.
Misalkan P(x1 , y1, z1) suatu titik singgung dari bidang singgung yang melalui titik T.
x0 x y0 y z0 z
berdasarkan uraian diatas, persamaan bidang singgung di titik P adalah 2
+ + 2 =¿
a b2 c
1 karena bidang singgung melalui T maka dipenuhi
x0 x 1 y 0 y 1 z 0 z1
+ + 2 =1
a2 b2 c
Ini berarti setiap titik di bidang singgung dari bidang singgung pada ellipsoida yang melalui T,
x1 x y1 y z1 z
terletak pada bidang dengan persamaan 2
+ + 2 =1
a b2 c
Persamaan ini merupakan persamaan bidang kutub dari titik T terhadap ellipsoida
x2 y 2 z 2
+ + =1 tampak bahwa, jika T terletak pada ellipsoida maka persamaan bidang
a2 b 2 c2
kutub dari T merupakan persamaan bidang singgung di T. persamaan batas bayangan
x1 x y1 y z1 z
( xa − cz )=β (1− by )
{α
x z
β ( + )=α ( 1+ )
a c
x z
b
y
y
γ ( − )=μ ( 1+ )
{ a c
x z
μ ( + )=γ ( 1− )
a c
b
y
b
Dengan α,β,γ,μ suatu parameter
Akan dibuktikan bahwa garis-garis dalam suatu susunan saling bersilangan. Misalakan
persamaan garis-garis dalam satu susunan itu adalah
x z
1
β ( + )=α ( 1+ )
1
a c 1
y
b
{ 2
x z
β ( + )=α (1+ )
2
a c
2
x z β1 y β y β β β1 β2 y
1. − =
a c α1( ) ( )
1− = 2 1− dengan 1 ≠ 2 berarti
b α2 b α1 α2 ( )( )
−
α1 α2
1− =0 atau y=b
b
x z α y α y α α α α y
+ = ( 1+ ) = ( 1− ) dengan ≠ berarti ( − ) ( 1+ )=0 atau y=−b
1 2 1 2 1 2
2.
a c β b β
1 b β β
2 β β 1 b 2 1 2
Dari 1 dan 2 kita memperoleh suatu kontradiksi yaitu b= y=−b karena (b ≠ 0) jadi pengandaian
salah dan haruslah kedua garis dalam satu susunan adalah bersilangan
Selanjutnya kita akan membuktikan juga bahwa garis-garis dalam susunan garis yang berlainan
adalah berpotongan
Misalkan persamaan garis-garis dalam susunan garis yang berlainan itu adalah
( xa − cz )=β (1− by ) dan γ ( xa − cz )=μ( 1− by ) dari keempat persamaan ini kita memperoleh
{α
x z
β ( + )=α ( 1+ )
a c
harga x dan z .
b
y
{ x z
μ ( + )=γ (1− )
a c b
y
Akan ditunjukkan bahwa untuk harga x dan z yang kita peroleh akan memberikan hanya satu harga y
sehingga x, y dan z memenuhi keempat persamaan tersebut
β y x z μ y α y x z γ y
α ( )
1− = − = 1+
b a c γ b
dan
β ( ) ( )
1+ = + = 1− karena
b a c μ b ( )
β
(α 1− by )= μγ (1+ by ) ekuivalen dengan μγ ( 1− by )= αβ (1+ by ) maka kita memperoleh satu harga y
Jadi terdapat nilai x, y, dan z yang memenuhi keempat persamaan diatas, yang berarti bahwa kedua
garis tersebut berpotongan
x2 y 2 z 2
Setiap titik pada hiperboloida 2 + 2 − 2 =1 tentu memenuhi persamaan susunan garis
a b c
x z
β ( + )=α ( 1+ )
a c b
y
{
γ
x z
μ ( + )=γ ( 1− )
a c b
y
III. HIPERBOLOIDA BERDAUN DUA
x2 y 2 z 2
− − =1
a2 b2 c 2
Hiperboloida ini hanya mempunyai satu sumbu simetri yaitu sumbu x . Titik-titik puncakada dua yaitu
(a,0,0) dan (-a,0,0)
Panjang sumbu-sumbunya adalah 2a, 2b, dan 2c . dengan cara seperti ellipsoida, kita memperoleh
x1 x y1 y z1 z
persamaan bidang singgung di T ( x1 , y1 , z1 ) yaitu 2
− 2
− =1 demikian juga persamaan
a b c2
x1 x y1 y z1 z
bidang kutub dari titik T ( x1 , y1 , z1 ) terhadap hiperboloida berdaun dua, yaitu 2
− 2
− =1
a b c2
Jika titik T terletak pada hiperboloida berdaun dua maka bidang kutub dari T menjadai bidang
singgung di T
Dengan cara seperti ellipsoida, kita memperoleh persamaan bidang singgung di T ( x 1 , y1 , z1 ) pada
x1 x y1 y p
paraboloida eliptis yaitu : 2
− 2
= ( z + z 1) persamaan bidang kutub dari T menjadi bidang
a b b2
singgung di T
V. PARABOLOIDA HIPERBOLIS
−x 2 y 2 2 p
+ = z ,( p> 0)
a2 b 2 b
Dengan cara seperti pada ellipsoida, kita memperoleh persamaan bidang singgung di T ( x 1 , y1 , z1 )
pada paraboloida hiperbolis yaitu:
−x1 x y1 y p
2
− 2
= (z + z 1)
a b b2
Persamaan bidang kutub dari titik T ( x1 , y1 , z1 ) terhadap paraboloida hiperbolis adalah
−x1 x y1 y p
2
− 2
= (z + z 1)
a b b2
Jika titik T pada paraboloida hiperbolis, maka bidang kutub menjadi bidang singgung. Seperti pada
hiperboloida berdaun satu, paraboloida hiperbolis mempunyai dua susunan garis yang diperoleh
−x 2 y 2 2 p −x y
dari
a 2
+ 2=
b b
z atau +
a b ( )( ax + by )= 2bp z
2
x y 2p
β ( + )=
a b 2
b
α
2.
{
γ
x y
μ ( + ) =γz
a b
2
Dengan cara sama seperti pada hiperboloida berdaun satu kita mempunyai sifat – sifat
H
NAMA : YANDIKA PRATAMA SAPUTRA
NIM : E1R117028
KELAS/SMESTER : C SMESTER V