Makalah Filsafat Sistem Pendidikan Nasional
Makalah Filsafat Sistem Pendidikan Nasional
Makalah Filsafat Sistem Pendidikan Nasional
Disusun Oleh :
Tessalonika Bona Uli Simanjuntak 5191143007
Tiara Filzah Ahlia 5193143007
Wulan Surya Gumilang 5193343002
Clarita Damayanti Sihaloho 5192243001
Nur Azmi Manurung 5193343027
Dosen Pengampu:
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha ESA telah memberikan rahmat
dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini yaitu makalah
tentang pandangan filsafat pancasila terhadap system pendidikan nasional. Tugas ini penulis buat
guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Filsafat Penddikan. Semoga Tugas ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis.
Dalam penulisan tugas ini, kami tentu saja tidak dapat menyelesaikan tanpa bantuan dari
pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
Kami menyadari bahwa ammkalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaiki dan penyempunaan ke
depannya.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan filosofis pendidikan nasional adalah Pancasila sebagaimana terdapat
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Landasan filosofis pendidikan nasional
berasumsi sebagai Segala sesuatu berasal dari Tuhan sebagai pencipta. Hakikat hidup
bangsa Indonesia adalah berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan perjuangan yang
didorong oleh keinginan luhur untuk mencapai dan mengisi kemerdekaan. Selanjutnya,
keinginan luhur, yaitu (a). negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur; (b). melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh bangsa tumpah darah
Indonesia; (c). memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa; (d).
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Pancasila juga merupakan mazhab filsafat tersendiri yang dijadikan landasan
pendidikan, bagi bangsa Indonesia yang dituangkan dalam UndangUndang Sistem
Pendidikan Nasional dalam pasal 2, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Filsafat Pendidikan Pancasila harus diimplementasikan secara nyata dan konsisten
agar pembangunan manusia Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-cita
besar bangsa Indonesia dapat tercapai dengan prinsip-prinsip dasar dari nilai Pancasila
yaitu prinsip religiusitas, perwujudan dan penghargaan atas nilai kemanusiaa, berpegang
teguh pada jiwa persatuan sebagai bangsa, semangat menghargai perbedaan dan
penghormatan pada kehidupan yang demokratis serta perwujudan nilai-nilai keadilan,
yang semuanya harus terwujudkan melalui proses pendidikan yang bermartabat
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana system pendidikan nasional Indonesia?
2. apa itu pacansila sebagai filsafat pendidikan?
3. Apa saja aspek-aspek pancasila sebagail filsafat pendidikan?
1
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja system pendidikan di Indonesia dan menguraikan
penjelasan tentang pancasila sebagai filsafat pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sebagi perwujudan jiwa dan nilai Pancasila. Cita dan karsa ini dilembagkan dalam sistem
pendidikan nasional yang berumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan, dan pandangan
hidup Pancasila. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa filsafat pendidikan Pancasila
merupakan tuntutan nasional, sedangkan filsafat pendidikan pancasila adalah subsistem
dar sistem negara Pancasila. Dengan kata lain, sistem negara Pancasila wajar tercermin
dan dilaksanakan di dalam berbagai subsistem kehidupan bangsa dan masyarakat
(Jalaludin, 2007:170)
Dengan melihat dan memerhatikan fungsi pendidikan dalam membangun potensi
negara dan bangsa, khususnya dalam menumbuh kembangkan kebudayaan dan
kepribadian bangsa yang pada akhirya menentukan eksistensi dan martabat banga, maka
sistem pendidikan nasional dan filsafat pendidikan Pancasla seharusnya terbina dengan
konsisten . Filsafat pendidikan Pancasila merupakan aspek ruhaniah atau spiritual sistem
pendidikan nasional (Jalaludin, 2007:170).
Oleh karenanya menjadi sangat logis bahwa sistem pendidikan nasional yang
dibangun dan hendak ditumbuhkembangkan dengan baik harus dijiwai oleh sistem
filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan Pancasila sebagai fondasi yang akan
membantu mewujudkan manusia yang diidealkan oleh Pancasila yang dapat berkembang
sempurna semua aspek kediriannya.
4
demikian pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang bhineka tunggal ika
tersebut harus merupakan asas pemersatu bangsa sehingga tidak boleh mematikan
kenekaragaman (Kaelan,2013:43).
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia didasarkan atas prinsip
konstitusionlisme. Sebuah konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme negara
modern pada proses reformasiuntuk mewujudkan demokrasi, pada umumnya bersandar
pada tiga elemen kesepakatan, yaitu : 1), keseakatan tentang tujuan dan citacita bersama (
the general goal of society or general acceptance of the same philosophy of goerment),
2). Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau
penyelenggaraan pemerintahan negara ( the basis of goverment), 3). Kesepakatan tentang
bentuk insitusiinstitusi dan prosedur ketatanegaraan ( the form of institutions and
procedures). ( Andrews, 1968:12). Dan sebagai sebuah bangsa, Indonesia mendasarkan
pada konsep konstitusionalisme sebagaimana dinyatakan di atas.
Dalam sudut pandang Pancasila sebagai jati diri bangsa yang akan mencerminkan
visi dan landasan filsafat pendidikannya, dapat terlebih dahulu dinyatakan bahwa proses
terjadinya Pancasila tidak seperti ideoleogiideologi lannnnya yang hanya merupakan
hasil pemikiran seseorang saja namun melalui sutau proses kausalitas yaitu sebelum
disyahkan menjadi dasar negara nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Dari pandangan hidup ini maka dapat diketahui cita-cita yang ingin dicapai
bangsa, gasan-gagasan kejiwaan apakah yang hendak diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketika para pendiri negara Indonesia
menyiapkan negara Indonesia yang merdeka, mereka sadar speenuhnya untuk menjawab
suatu pertanyaan dasar, “ di atas dasar apakah negara Indonesia merdeka didirikan?”.
Dengan jawaban yang mengandung makna hidup bagi bangsa Indonesia sendiri yang
merupakan perwujudan dan pengejawantahan nilai-nilai yang dimiliki diyakini dan
dihayati kebbenarannya oleh masyarakatsepanjang masa daam sejarah perkembangan dan
pertumbuhan bangs sejak lahir (Kaelan, 203:57).
Filsafat adalah proses berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk
mencari kebenaran sesuatu. Sementara filsafat pendidikan adalah pemikiran yang
mendalam tentang kependidikan berdasarkan filsafat. Filsafat pendidikan juga dapat
5
dimaknai sebaga kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-
aspekpelaksanaan filsafat umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip
dan keercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara praktis (Jalaludin, 2007:19).
John Dewey, seorang filsuf yang banyak membahas mengenai pendidikan
menyatakan bahwa filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar
yang fundamental, baik yanng menyangkut daya pikir atau intelektual maupun daya
perasaan atau emosional, menuju tabiat manusia ( Arifin, 1993:2).
Filsafat pendidikan juga dapat dimaknai sebagai ilmu yang pada hakikatnya
merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Filsafat
pendidikan merupakann aplikasi sesuatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan (
Barnadib, 1991:3).
Untuk sampai kepada pemahaman yang lebih utuh mengenia filsafat pendidikan,
memang harus dipahami dulu secara mendasar tentang pendidikan itu sendiri. Pendidikan
diartikan sebagai suatu proses usaha dari manusia dewasanyang telah sadar akan
kemanusiaanya daam memimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan
dasar-dasar pandangan hdup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang
sadar dan bertanggungjawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan
sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya, sehingga dapat ditegaskan bahwa proses
pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup
manusia yang berupa kemampuan dasar dan kehidupan pribadinya sebagai makhluk
indiviu dan makhluk sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitarnya agar
menjadii pribadi yang bertanggung jawab ( Jalaludin, 2007:22).
Atas dasar itu pula maka dapat dipahami secara komprehensif bahwa filsafat
pendidikan merupakan kerja filosofis yang mengajukan sejumlah pertanyaan dasar dan
menyelidiki aspek-aspek ralitas dan pengalaman yang banyak didapatkan dalam bidang
pendidikan,untuk memastikan pendidikan dapat menyerap, mengolah, mengalisis, dan
menjabarkan aspirasi dan idealitas masyarakat itu dalam proses pendidikan. Unuk itu
pula pendidikan diharapkan bisa menggali dan memahami melalaui peikiran filosofis
secara menyeluruh secara radikal dan sangat mendasar.
6
Dalam kaitan Pancasila sebagai filsafat pendidikan maka harus dipahami bahwa
Pancasila sebagai pandangan hidup yang diyakini dan menjiwai kehidupan masyrakatnya.
Untuk mengidealisasikan dalam proses berbangsa maka harus ada upaya yang sungguh-
sungguh mengenai bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat dilaksanakan melalui proses
pendidikan. Pancasila meenjadi sumber nilai untuk mengarahkan proses pendidikan yang
menyangkut secara jelas out put pendidikannya agar mampu menghasilkan manusia
Indonesia yang diidealkan sebagaimana yang dikehendaki, yakni manusiayang mampu
mengenali seluruh potensi kediriannya sehingga mampu menjalankan kehidupanya
dengan penuh tanggung jawab dalam semua aspek atau dimensi kehidupannya.
7
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
a. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama Pancasila ini menjiwai sila-sila yang lainnya Di dalam sistem
pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Dengan sila pertama ini, maka hasil
proses pendidikan diharapkan dapat menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, yang juga merupakan bagiandari sistem pendidikan nasional. Hal
ini karena sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk menjadikan
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Oleh karenanya
dalam lingkungan yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung, yaitu di
keluarga, sekolah dan di masyakat ditanamkan nilai-nilai keagamaan dan Pancasila.
Dalam aspek praksis maka dikembangka sejumlah mata pelajaran yang menunjang
pencapaian tujuan pada bagian ini yaitu melalui pelajaran Agama serta Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Mata pelajaran ini harus mampu tercerminkan dari
sikap anak didik yang harus memiliki kepercayaan kepada Tuhan, menghormati antar
pemeluk agama, yang semuanya harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
b. Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Manusia yang ada di bumi ini memiliki harkat dan matabat yang sama yang
diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan fitrahnya sebagai hamba Allah (
Darmoharjo, 1988:40). Oleh karenanya pendidikan tidak membedakan usia, agama
dan tingkat sosial budaya dalam menuntut ilmu. Setiap manusia memiliki kebebasan
dalam menuntut ilmu, mendapat perlakuan yang sama, kecuali tingkat ketakwaan
seseorang. Dan oleh karena yang dibangun adalah masyarakat Pancasila, maka
pendidikan harus dijiwai Pancasila sehingga akan melahirkan masyarakat yang
susila, bertanggung jawab, adil dan makmur baik spiritual maupun material, dan
berjiwa Pancasila (Jalaludin, 2007:174). Untuk itu sekolah harus mencerminkan sila-
sila dari Pancasila
8
c. Sila ketiga, Persatuan Indoenesia Persatuan merupakan nilai dasar yang penting
dalam menunjang eksistensi bangsa Indonesia. Persatuan kebangsaan ini akan
mampu mengikis semangat kedaerahn ataupun kelompok. Pancasila dan UUD 1945
serta semangat nasionalisme terhadap bangsa Indonesia akan dapat menghapus
perasaan primordialisme yan sempit dan merugikan bangsa. Sila ketiga Pancsila ini
tidak membatasi golongan tertentu untuk memperoleh pendidikan. Semua golongan
harus dapat menerima pendidikanyang baik , hingga setingg-tingginya sampai
dengan batasan kemampuan berfikir yang dimilikinya sebagaimana terjamin dalam
UUD 1945 pasal 31 ayat 1.
d. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan /Perwakilan Sila keempat mencerminkan semangat demokrasi
yang selalu hadir dan mewarnai kehidupan masyarakat di Indonesia. Banyak sekali
praktek-praktek hidup masyarakat yang menjadikan musyawarah sebagai intisari
demokrasi yang dapat ditemukan hingga saat ini, karena iniah ciri hidup masyarakat
Indonesia. Dalam aspek pendidikan , demokrasi sangat relevan untuk terus
dikembangkan dan mencerminkan prinsip –prinsip dalam pendidikan yang
mengajarkan tentang penghargaan atas pendapat dan pikiran orang lain. Selain itu
sangat sejalan dengan UUD 145 pasal 28 yang secara jelas berkaitan dengan
kebebasan untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Oleh
karenanya dalam menyusun tujuan pendidikan, diperlukan ide-ide dari banyak orang
demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
e. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Tujuan negara salah
satunya adalah untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia sebagaimana termaktub dalam alinea keempat Pembukaan
UUD 1945. Keadilan yang hendak diwujudkan meliputi keadilan dalam bidang
materila dan spiritual. Dalam sistem pendidikan nasional maka maksud adil dalam
arti yang luas mencakup seluruh aspek pendidikan yang ada. Adil dalam hal ini
adalah adil dalam melaksanakan pendidikan. Adil dalam pendidikan yang
berorientasi pada pembentukan ketakwaan kepada Tuhan maupun pendidikan yang
berorientasi pada keunggulan lahiriahnya yang terwakili dalam kemampuan
penguasaan ilmu dan teknologi. Adil juga dimaknai sebagai sikap ataupun kebijakan
9
yang memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk
memperoleh pendidikan secara layak, serta tidak ada diskriminasi-diskriminasi
apapun dalam bidang pendidikan yang telah menjadi hak warga negara ini.
10
Tingkat kedalaman pengetahuan merupakan perwujudan dari potensi rasio dan
intelegensi yang tinggi. Proses pembentukan pengetahuan melalui lembaga
pendidikan secara tehnis edukatif lebh sederhana. Tidak boleh ada monopoli
kebenaran. Nilai pengetahuan dalam pribadi telah menjadi kualitas dan martabat
kepribadian subjek pribadi yang bersangkuta, baik secara intrinsik, dan bahkan
lebih-lebih secara praktis (Jalaludin, 2007:177).
c. Sila ketiga, Perstuan Indonesia Proses terbentuknya pengetahuan manusia merupakan
hasil dari kerja sama atau produk hubungan dengan lingkungannya. Potensi dasar
dengan aktor kondisi lingkungan yang memadai akan membentuk pengetahuan.
Dalam hal ini, pendidikan secara jelas mencontohkan bagaiaman interaksi sosial
adalah bagian kodrati manusia. Hubungan atau interkasi inilah yang memerlukan
pedoman yaitu salah satunya Pancasila.
d. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/Perwakilan Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan
memiliki peran yang sangat besar tetapi harus diperlukan kesadaran yang lebih tinggi
bahwa ada institusi-isntitusi diluar pendidikan formal yang juga berperan bagi
keberhasilan sebuah pendidikan, yaitu keluarga dan masyarakat. Pelibatan keluarga
dan masyarakat inilah yang dapat memperkuat tercapainya tujuan pendidikan
nasional yang akan semakin mampu mendorong setiap manusia memiliki kebebasan
dalam mengemukakan pendapat dengan melalaui lembaga pendidikan atau saluran
informal lainnya. Mampu mewujudkan ruang dialog sebagai cerminan nilai- nilai
demokrasi secara luas namun bertanggung jawab.
e. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Semua proses
pendidikan dan tujua pendidikan harus diarahkan pada tercapainya keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Keadilan menjadi rujukan penting untuk diwujudkan.
Pendidikan yang dikembangkan dapatt berusmber dari pendidikan yang bersifat
informal, formal maupun non formal.
11
memiliki bahasa yang digunakan dalam komunikasi seharihari. Sehingga masyarakat
menjadi wadah timbulnya nilai. Dikatakan memiliki nilai apabila berguna, benar,
bermoral, etis dan bernilai religius ( Jalaludin, 2007:179). Nilai-nilai yang terkandung
dalam silasila Pancasila merupakan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang
akan diwujudkan dalam kehidupannya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu memiliki tingkatan dan bobot
yang berbeda, namun tidak saling bertentangan. Pancsila merupakan substansi utuh atau
kesatuan organik (Kaelan, 2013:162-163).
Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memiliki nilainilai;
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyataan dan keadilan. Nilai ideal, material,
spiritual, dan nilai positif dan juga nilai logis, estetika, etis, sosial dan religius ( Jalaludin,
207:179).
a. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Kepercayaan kepada Tuhan merupakan hal utama dalam stiap ajaran agama yang
mencerminkan sikap religiusitas manusia. Oleh karena itu pendidikan harus
mampu mendorong manusia untuk semakin meningkatkan tingkat religiusitasnya
dengan baik. Pendidikan dari semua tingkatan harus menjadi ladang persemaian
yang baik dalam menumbuhkan ketakwaan kepada Tuhan. Olehkarenanya pula
kurikulum pendidikan harus memastikan bidangbidang yang berkaiatan dengan
keagamaan masuk didalamnya.
b. Sila ke dua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Keadaaan yang penuh
kedamaian, kerukunan merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkan harkat
dan martabat manusia yang sesungguhnya. Keberadaban hanya bisa dibangun
ketika suasana persaudaraan tumbuh dalam lingkungan manusia. Pendidikan
dalam hal ini harus mampu mendorong semangat kedamaian, kerukunan dan
persaudaraan untuk dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab, sebab hal ini merupakan nilai luhur yang dicita-citakan.
c. Sila ke tiga, Persatuan Indonesia Kerukunan adalah dasar dari nilai persatuan
sehingga pendidikan dalam semua level atau tingkatan harus bisa dan mampu
menumbuhkembangkan jiwa kerukunan, sebab kerukunan adalah salah satu dari
jiwa Pancasila. Kerukunan juga mengandaikan semangat rela berkorban untuk
12
kepentingan yang lebih besar yaitu persatuan masyarakat. Pendidikan harus
diarahkan untuk memantabkan perasaan akan pentingnya persatuan dalam
menjadi kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Sila ke empat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Pendidikan harus mampu mewujudkan semangat
demokrasi yang egaliter sebagai sebuah prinsip yang penting dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesediaan
orang lain untuk mendengarkan pendapat orang lain serta menghargainya
merupakan cita-cta yang harus diwujudkan melalui pendidikan. Tanpa semangat
dari nilai ini maka pendidikan akan kehilangan roh yang sesungguhnya. Sebab
kebebasan dalam pendidikanlah yang akan mampu memberikan pembebasan bagi
manusia untuk bisa memahami siapa dirinya dan harus dengan cara yang
bagaiaman ia menempatkan orang lain. Nilia dasar inilah yang menjadi roh dari
Pancasila yang harus ada dalam sistem pendidikan nasional Indonesia.
e. Sila ke lima, Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia Adil berarti seimbang
antara hak dan kewajiban. Dalam hal ini ini, dalam segi pendidikan, adil itu
seimbang antara ilmu yang berkaiatan dengan pembentukan ketakwaan manusia
dengan ilmu yang berorientasi pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengembangkan perbuatan luuhur, menghormati hak orang lain, suka memberi
pertolongan, bersikap benar, mengharga hasil karya orang lain merupakan nilai-
nilai yang harsu terus dihidupkan.
Dengan demikian, filsafat Pendidikan Pancasila adalah tuntutan formal yang fungsional
dari kedudukan dan fungsi dasar negara Pancasila sebagai sistem kenegaraan Republik Indonesia
Kesadaran memiliki dan mewarisi sistem kenegaraan Pancasila adalah dasar pengamalan dan
pelesariannya, sedangkan jaminan utamanya adalah subjek manusia Indonesia seutuhnya.
Subjek manusia Indonesia tersebut terbina melalui sistem pendidikan nasional yang dijiwai oleh
filsafat pendidikan Pancasila.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan Pancasila sebagai ruh dari sistem pendidikan nasional di Indonesia
harus benar-benar dihayati sebagai sumber nilai dan rujukan dalam perencanaan strategis
dibidang pendidikan di Indonesia. Segenap perubahan yang dimungkinkan dalam sebuah
sistem pendidikan nasional, sebagai sebuah keniscayaan dalam menghadapi semua
perubahan jaman, harus mempertimbangkan Pancasila sebagai kerangka acuan, yang berarti
perubahan yang dimungkinkan adalah perubahan yang tidak berkaiatan dengan nilai dasarnya
tetapi perubahan dalam aspek instrumentalnya, sebagaimana misalnya dalam kebijakan
Kurikulum 2013 saat ini.
B. Saran
Filsafat Pendidikan Pancasila harus diimplementasikan secara nyata dan konsisten agar
pembangunan manusia Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-cita besar
bangsa Indonesia dapat tercapai dengan prinsip-prinsip dasar dari nilai Pancasila yaitu
prinsip religiusitas, perwujudan dan penghargaan atas nilai kemanusiaa, berpegang teguh
pada jiwa persatuan sebagai bangsa, semangat menghargai perbedaan dan penghormatan
pada kehidupan yang demokratis serta perwujudan nilai-nilai keadilan, yang semuanya harus
terwujudkan melalui proses pendidika yang bermartabat sebagaimana diciata-citakan
Pancasila.
14