Farmakognosi Kelas Xi Jadi
Farmakognosi Kelas Xi Jadi
Farmakognosi Kelas Xi Jadi
BAB I FLOS
No. Nama Simplisia Nama Tanaman Asal Family Isi Guna
1 Caryophylli flos Eugenia caryophyllus Myrtaceae Minyak atsiri yang Stimulansia,
(spreng) mengandung obat mulas, anti
egenol.zat berupa emetika,anestesi
damar, itdak berasa, lokal gigi
hablurnya berupa
jarum yang disebut
kariofilin,tannin
dan gom
2 Hibisci Hibiscus sabdariffa Malvaceae Vitamin Diuretika, anti
Sabdariffae flos (L) A,B1,B2,D, asam hipertensi,
(Bunga Rosela) amino, pectin, anti anthelminitika,
oksidan, beta antitusiv,
mengurangi
kekentalan
darah, obat
kanker
3 Jasmini flos Jasminum sambac (L) Oleceae Minyak atsiri, asam Korigen odoris,
(Bunga Melati) W.Ait. format, asam antiperitika,
benzoate, asam laktifuga
asetat ester metil
antranil,
seskuiterpen,
seskuiterpen-
alkohal
4 Pyrethri flos Chrysanthemum Asteraceae Piretrin I Insektisida
(Bunga cinerariaefolium (piretrolon + asam
Pirenti/Bunga (visiani) monokhrisantemat),
Krisan) piretrin II
(Piretrolon + asam
dikhrisantemat),
Minyak atsiri yang
mengandung
paraffin, piretrosin
dan khrisantemin
5 Woodforidiae Woodfordia fructiosa Lythracea Tanin Adstringensia
flos (Bunga (L.) atau Woodfordia e
Sidawayah) floribunda (Salisbury)
BAB II FRUCTUS
No Nama Simplisia Nama Tanaman Family Isi Guna
Asal (Keluarga)
1 Amomi Fructus Amomum Zingiberaceae Minyak Atsiri Bumbu masak,
(Kapulaga, Kapol, compactum, 8% dg isi Bahan pewangi,
Cardamomi Amomum utama Sineol Karminativa,
Fructus) cardamomum, dibuat Tingtur.
Amomum
Kapulaga.
2 Anisi Fructus Pimpinella Apiaceae Minyak Atsiri Karminativa,
(Buah Adas anisum yg mgd anetol Amara,
Manis) 80-90%, Antitussiva,
metilkavikol, Ekspektoransia,
anisketon, diaforentika.
asetaldehida,
trdpt minyak
lemak, zat
putih telur,
hidrat arang.
3 Bruceae Fructus Brucea Simarubaceae Minyak Obat disentri,
(Tambara Marica, javanica (L) Lemak, Zat Hemostatika.
Buah Makasar) Merr / Brucea Penyamak,
amarissama glukosida
Lour Merr, brukamarin
Brucea burseral,
sumatrana brusealin.
(Roxb)
4 Capsici Fructus Capsicum Solanaceae Kapsisin, Vit Stomakikum,
(Cabe, Capsicum annum (L) C, Damar, Zat tingturnya sbg
cayenne pepper, warna obat gosok.
Lombok) kapsantin &
Karoten
5 Capsici Capsicum Solanaceae Kapsisin, Vit Stimulan,
Frutescentis frutescens (L) C, Damar, Zat Stomakikum,
Fructus (Buah warna Karminativa,
Cabe Rawit) kapsantin & Amara
Karoten
6 Coptici Fructus Carum Apiaceae Minyak Atsiri Karminativa,
(Buah Mungsi) copticum yg mgd timol, desinfektan.
(Benth) karvon,
limonen.
7 Coriandri Fructus Coriandrum Apiaceae Minyak Atsiri Karminativa,
(Ketumbar) sativum (L) yg mgd lactagoga, anti
koriandrol, emetika
trdpt pula
minyak lemak.
8 Cubebae Fructus Piper cubeba Piperaceae Minyak Atsiri, Obat radang
(Buah Kemukus) (L.) asam kubeba, selaput lendir
kubebin, saluran kemih
piperin, diuretik,
minyak lemak. karminativa,
anti emetika.
9 Cumini Fructus Cuminum Apiaceae Minyak Atsiri Stimulansia,
(Buah Jinten cyminim (L) yg mgd Karminativa,
Putih) kuminal, Stomakikum.
lemak
10 Foeniculi Fructus Foeniculum Apiaceae Myk atsiri yg Karminativa,
(Buah Adas) vulgare (Mill.) mgd anetol, obat gosok
fenkon(rasa anak,
pahit), metal ekspektoransia,
khavikol, amara.
anisaldehida,
myk lemak.
BAB IV AMYLUM
No Nama simplisia Nama tanaman asal Keluarga zat berkhasiat Penggunaan
utama /isi
1 Amylum Solanum Solanaceae Amilosa dan Bahan
Solani (Pati tuberosum (L) amilopektin penolong
Kentang) untuk
sediaan
obat
2 Amylum Triticum Vulgare Poaceae Amilosa dan Bahan
Tritici (Pati (Vill.) amilopektin penolong
gandum, Pati untuk
Terigu) sediaan
obat
3 Amylum Manihot Euphorbiacea Amilosa dan Bahan
Manihot (Pati utilissima(pohl.) e amilopektin penolong
Singkong) untuk
sediaan
obat
4 Amylum Zea mays (L.) Poaceae Amilosa dan Bahan
Maydis (Pati amilopektin penolong
Jagung, untuk
Maizena, Corn sediaan
Starch) obat
5 Amylum Oryza sativa (L.) Poaceae Amilosa dan Bahan
Oryzae (Pati amilopektin penolong
Beras) untuk
sediaan
obat
BAB V OLEUM
No. Nama Nama Keluarga Zat berkhasiat/isi Guna
simplisia tanaman asal
1. Oleum Pimpinella Apiaceae Anetol, Obat batuk,
Anisi anisum (L) metilkhavikol perangsang
atau verum (isomer dari peristaltik pada
(Hook.f) anetol), mulas
anisaldehida dan
terpen
2. Oleum Citrus Rutaceae d-limonen, Obat bronkhitis
Aurantii sinensis (L.) campuran sitral, menahun,
sitronelal aromatika
3. Oleum Theobroma Sterculiaceae Sebagian besar Bahan tambahan
Cacao cacao (L.) gliserida dari dalam sediaan
asam stearat, kosmetik dan
asam palmitat, suppositoria
asam oleat dan
asam laurat.
4. Oleum Melaleuca Myrtaceae Minyak atsiri Sebagai obat
Cajuputi leucadendra yang mengandung gosok pada sakit
(L.) dan sineol (kayu encok dan rasa
Melaleuca putol), terpinol nyeri lainnya,
minor (Sm) bebas atau kadang-kadang
sebagai ester untuk obat batuk
dengan asam
cuka, asam
mentega, asam
valereat
5. Oleum Eugenia Myrtaceae Egenol, Obat sakit gigi,
Caryophyl caryophyllat asetilegenol, obat mulas,
i a (Sreng) karioflen kadang untuk
obat batuk
6. Oleum Cinnamomu Lauraceae Minyak atsiri Obat gosok, obat
Cinnamo m yang mengandung mulas, pengawet
mi zeylanicum sinamilaldehida, sediaan syrup
(BI) egenol, felandren
7. Oleum Citrus lemon Rutaceae Sitral, d-limonen Obat batuk,
Citri (L.) dan feladren perangsang
peristaltik pada
mulas, bahan
pewangi
8. Oleum Cymbopogon Poaceae Geraniol dan Aromatik&pengh
Citronella nardus sitronelal, alau serangga
e (Rendle), terdapat pula karena
Cymbopogon metilheptanon, mengandung
winterianus terpen-terpen. metilheptanon
9. Oleum Cocos Palmae Minyak lemak Untuk bahan
Cocos nucifera gliserida dari dasar membuat
asam laurat, asam salep, shampoo.
miristinat.
10. Oleum Eucalyptus Myrtaceae Ekaliptol Germisida,
Eucalypti globullus (=sineol) terdapat antitussiva,
(Labill) pula pinem dan antiseptika
terpen-terpen. saluran
pernafasaan
11. Oleum Foeniculum Apiaceae Anetol, zat pahit Obat gosok bayi,
Foeniculi vulgare fenkhon obat mulas untuk
(Mill.) anak-anak,
karminativa
lemah, terbanya
dipakai sebagai
bahan pewangi
Aqua Foeniculi
(F.I.Ed.I)
12. Oleum Gadus Gadidae Vitamin A dan D, Sumber vitamin
Lecoris callarias gliserida A tidak kurang
Aselli tripalmitat dan dari 600 S.I tiap
trisearat, gram dan sumber
kolesterol, vitamin D tidak
gliserida dan kurang dari 80 S.I
asam-asam tidak tiap gram. Bahan
jenuh disebuat dasar salep
asam morrhuat
2) Penarikan/Extractio/Extraction
Extractio adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari bahan asalnya (yang
umumnya zat berkhasiat) supaya dapat ditarik dalam keadaan (khasiatnya)tidak
berubah. Istilah extractio hanya dipergunakan unytuk penarikan zat-zat dari bahan
asal dengan menggunakan cairan penarik/pelarut. Cairan penarik yang dipergunakan
disebut menstrum. Ampasnya disebut marc atau feaces. Cairan yang dipisahkan
disebut macerate liquid/colatura/solition/perkolat.
Tujuan utama extractio adalah untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan
sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak bermanfaat ,supaya lebih mudah dugunakan
dari pada simplisia asal.
Cairan –cairan penarik :
Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus diperhitungkan
betul-betul dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain :
a. Kelarutan zat-zat dalam menstrum
b. Tidak menyebabkan nntinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak atau akibat-
akibat yang tidak dikehendaki (perubahan warna,pengendapan,hidrolisa)
c. Harga yang murah
d. Jenis preparat yang akan dibuat.
Macam-macam cairan penyari :
a. Air
b. Etanol
c. Gliserin
d. Eter
e. Solvent hexane
f. Aseton
g. Kloroform
Cara-cara penarikan :
a. Maserasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam
simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada suhu 15c-
25c,
b. Digerasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam simplisia
dengan cairan penyari pada suhu 35C – 45C
c. Perkolasi adalah cara penarikan memakai alat yang disebut perkolator
Contoh-contoh Ekstrak
A . Ekstrak Belladon (Belladonnae Extracum)
B . Ekstrak Hiosiami (Hyosyami Extractum)
C . Ekstrak Akar Manis (Glycyrrhizae Succus Extractum)
D . Ekstrak Timi (Thymi Extractum)
E . Ekstrak Strichi (Strychni Extractum)
F . Ekstrak Pulepadak (Rouwolfiae Extractum)
G . Ekstrak Kalembak ( Rhei Ectractum)
H . Ekstrak Stramonium (Stramonii Extractum)
I . Ekstrak Frangulae (Frangulae Extractum)
J. Ekstrak jadam ( Aloe Extractum)
K . Ekstrak Kecambah ( Malti Extractum)
L . Ekstrak Hati (Hepatis Extractum)
M . Ekstrak Kina (cinchonae Extractum)
N . Ekstrak Kola (Colae Extractum)
O . Ekstrak Opium (Opii Extractum)
2. Tingtur Tinctura
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati
atau hewani dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera
masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20%
zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras.
Pembagian tingtur:
a. Menurut cara pembuatan
1) Tingtur asli adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau perkolasi.
Contoh tingtur yang dibuat secara maserasi:
A) Opii Tintura FI edisi III
B) Valerianae Tinctura FI edisi III
C) Capsici tintura FI edisi II
Contih tingtur yang dibuat secara perkolasi:
A) Belladonae Tinctura FI edisi III
B) Cinamomi Tinctura FI edisi III
C) Digitalis Tinctura Fi edisi III
2) Tingtur tidak asli (palsu) adalah tingtur yang dibuat dengan cara melarutkan bahan
dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu
Contoh:
A) Iodii Tinctura FI edisi III
B) Secalis cornuti Tinctura FI edisi III
b. Menurut kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)
1) Tingtur keras
Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10% simplisia yang berkhasiat keras
Contoh:
a) Belladonae Tinctura FI edisi III
b) Digitalis Tinctura FI edisi III
c) Opii Tinctura FI edisi III
2) Tingtur lemah adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20% simplisia yang tidak
berkhasiat keras.
Contoh:
a) Cinnamomi Tinctura FI edisi III
b) Valerinae Tinctura FI edisi III
c) Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
c. Berdasarkan cairan penariknya :
1. Tinctura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau campuran aether
dengan aethanol.
2. Tinctura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan
aethanol
3. Tinctura Acida, jika kedalam aethanol yang dipakai sebagai cairan penarik
ditambahkan suatu asam sulfat
4. Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air, contoh: tinctura Rhei
Aquosa
5. Tinctutra Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan
dengan cairan penarik selain aethanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur
tersebut, misalnya campuran simplisia, contoh: tinctura Chinae Composita
Contoh Sediaan Tictura:
1) Tingtur Kina (Chinae Tinctura)
2) Tingtur Ipeka (Ipecacuanhae Tinctura)
3) Tingtur Gambir (Catechu Tinctura)
4) Tingtur poligala (Polygalae Tinctura)
5) Tingtur Ratania (Ratanhiae Tinctura)
6) Tingtur Stramonii (Stramonii Tinctura)
7) Tingtur Strichni (Strychni Tinctura)
8) Tingtur Kemenyan (Benzoes Tinctura)
9) Tingtur Lobelia (Lobeliae Tinctura)
10) Tingtur Mira (Myrrhae Tinctura)
11) Tingtur Jeruk Manis (Aurantii Tinctura)
12) Tingtur Cabe (Capsisi tinctura)
13) Tingtur Beladon (Belladonae Tinctura)
14) Tingtur Kayu Manis (Cinnamomi Tinctura)
15) Tingtur Digitalis (Digitalis Tinctura)
16) Tingtur Iodium (Iodii Tinctura)
17) Tingtur Opium (Opii Tinctura)
18) Tingtur Opium Wangi (Opii Aromatica Tinctura/Tinctura Opii Crocata)
19) Tingtur Sekale Cornutum (Secalis Cornuti Tinctura)
20) Tingtur Valerian (Valerianae Tinctura)
2. Infusa (Infus)
Infusa a/ sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dg air pd suhu
90 0C selama 15 menit.
Cara Pembuatan : campur simplisia dg derajat halus yg cocok dlm panci dg air
secukupnya, panaskan diatas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu
mencapai 90 0C sambil diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan
air panas secukupnya melalui ampas ad diperoleh volume infus yg dikehendaki.
Hal-hal yg harus diperhatikan u/ membuat sediaan infus :
a. Jumlah simplisia
b. Derajat halus Simplisia
c. Banyaknya air ekstra
d. Cara Menyerkai
e. Penambahan bahan-bahan lain
6. Syrupi (Sirup)
a/ sediaan cair berupa larutan yg mgd sakarosa. Kadar sakarosa (C12H22O11) tidak
kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Cara pembuatan Sirup :
a. Buat cairan untuk sirup
b. Panaskan, tambahkan gula,jika perlu didihkan hingga larut.
c. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki.
d. Buang busa yang terjadi dan serkai.
Cairan u/ sirup, dimana gulanya akan dilarutkan dpt dibuat dari :
a. Aqua destilata : untuk sirupus simplex
b. Hasil-hasil penarikan dari bahan dasar:
1) Maserat misalnya Sirupus Rhei
2) Perkolat misalnya Sirupus Cinnamomi
3) Colatura misalnya Sirupus Senae
4) Sari buah misalnya Rubi Idaei
c. Larutan atau campuran larutan bahan obat misalnya: Methdilazina
Hydrochloridi Sirupus, sirup2 dg nama patent misalnya yg mgd campuran
vitamin.
BJ sirup kira-kira 1,3. Pada penyimpanan dpt terjadi inversi dr sakarosa (pecah
mnjd glukosa&fruktosa) & pd sirup yg bereaksi asam inversi dpt trjdi lebih cepat.
Gula Invert a/ gula yg terjdi krna penguraian sakarosa yg memutar bidang
polarisasi ke kiri. Gula invert tidak dikehendaki dlm sirup krena lebih encer
sehingga mudah berjamur dan berwarna tua (terbentuk karamel)
Ada beberapa cara menjernihkan sirup :
a. Menambahkan kocokan zat putih telur segar pd sirup. Didihkan sambil diaduk,
zat putih telur akan menggumpal karena panas.
b. Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan & saring kotoran sirup akan
melekat ke kertas saring.
Cara memasukkan sirup kedalam botol :
a. Sirup yg sudah dingin disimpan dlm wadah yg kering.
b. Mengisikan sirup panas2 kedlm botol panas (karena steriliasasi)
c. Sterilisasi sirup, harus diperhitungkan pemanasan 30 mnit apakah tidak
berakibat terjadinya gula invert.
Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi sebagai :
Obat, mis : Chlorfeniramini maleatis sirupus.
Corigensia saporis, mis : Sirupus Simplex
Corigensia Odoris, mis : Sirupis Aurantii
Corigensia Coloris, mis : Sirupus Rhoedos, Sirupus Rubi Idaei
Pengawetnya, mis : sediaan dg bahan pembawa sirup krna konsentrasi gula yg
tinggi mencegah pertumbuhan bakteri.
Penetapan kadar sakarosa :
Contoh – contoh sediaan sirup :
a. Ferrosi Iodidi Sirupus
b. Sirupus Simplex/Sirup Gula
c. Aurantii Sirupi Jeruk Manis
d. Sirupus Thymi/Sirup Thymi
Sirup – sirup yang tercantum dalam FI ed III :
Chlorpheniramini maleatis Sirupus
Cyproheptadini Hydrochloridi Sirupus
Dextrometorphani Hydrobromidi Sirupus
Piperazini Citratis Sirupus
Prometazini Hydrochloridi Sirupus
Methidilazini Hydrochloridi Sirupus
Sirupus Simplex yg dibuat dg melarutkan 65 bag sacharosa dlm larutan metil
paraben secukupnya ada diperoleh 100 bag sirup. Dalam perdagangan dikenal “dry
syrup” yaitu sirup berbentuk kering yg harus ditambahkan sejumlah pelarut tertentu
atau aqua destilata, bila akan digunakan. Biasanya berisi zat yg tidak stabil dlm
suasana berair.