Makalah Metnum UTS
Makalah Metnum UTS
Makalah Metnum UTS
DISUSUN OLEH
NIM : 03041281419154
KELAS : IV C
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kekuatan dan kebijaksanaan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul ’’
Metoda Numerik ; Penyelesaian soal sistem persamaan linear ” tepat pada waktunya.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metoda Numerik. Dan juga
saya mengucapkan terimakasih kepada.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan saya. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan tugas ini.
Akhirnya, saya mengharapkan semoga tugas ini dapat memberikan manfaat, khususnya
bagi saya.
Inderalaya, Maret 2016
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II DASAR TEORI 7
BAB III PEMBAHASAN.......................................... 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 17
DAFTAR PUSTAKA 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
3. Metode LU Gauss
1. 2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari karya tulis ilmiah ini adalah:
1. untuk mengetahui metode penyelesaian persamaan linier metode Gauss, Gauss Jordan, LU
Gauss, Reduksi Crout, dan Iterasi Jaccobi atau Iterasi Gauss Saidel
2. Apakah kategori dari metode Gauss, Gauss Jordan, LU Gauss, Reduksi Crout, dan Iterasi
Jaccobi atau Iterasi Gauss Saidel mempunyai metode yang lebih rinci lagi dalam
menyelesaikan persamaan linier?
1. 3 Tujuan Program
Tujuan karya tulis ilmiah ini dalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui metode yang dipakai dalam penyelesaian persamaan linier ; dan
2. untuk mengetahui sistem penyelesaian yang lebih rinci dalam penyelesaian metode pada
system persamaan linier.
1. 4 Luaran yang Diharapkan
4
Luaran yang diharapkan dari karya tulis ini adalah diketahuinya metode dalam
penyelesaian persamaan linier dengan metode Gauss, Gauss Jordan, LU Gauss, Reduksi
Crout, dan Iterasi Jaccobi atau Iterasi Gauss Saidel
1. 5 Kegunaan Metode
Adapun kegunaan metode Gauss, Gauss Jordan, LU Gauss, Reduksi Crout, dan Iterasi
Jaccobi atau Iterasi Gauss Saidel, diharapkan mampu mampu memberikan kebermanfaaatan
pada penyelesaian persamaan linier.
5
BAB II
DASAR TEORI
Sistem Persamaan Linier disebut juga persamaan garis karena apabila di plot dalam
bentuk grafis akan menghasilkan garis lurus, persamaan Linear mengandung peubah/variabel
dengan pangkat tertinggi adalah 1, dua Persamaan Linear atau lebih yang memiliki
penyelesaian disebut Sistem Persamaan Linear (SPL).
Pada umumnya, matriks digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan Sistem
Persamaan Linear. Pada Sistem Persamaan Linier terbagi menjadi metode Gauss, Gauss
Jordan, LU Gauss, Reduksi Crout, dan Iterasi Jaccobi atau Iterasi Gauss Saidel.
A = LU
2 −1 −1 1 0 0 2 −1 −1
Contoh :
[ ] [ ][
0 −4 2 = 0 1 0 0 −4 2
6 −3 1 3 0 1 0 0 4 ]
Pada matriks L, diagonalnya harus 1. sedangkan untuk matriks U bebas. Metode
penyelesaian SPL ini disebut metode dekomposisi LU atau pemfaktoran segitiga (triangular
factorization)
6
2.4. Metode Reduksi Crout
Merupakan metode lain untuk melakukan dekomposisi LU, bila diberikan matriks A
sebagai berikut : a11 a12 a13
[
[ A ] = a21 a22 a23
a31 a32 a33 ]
Maka seperti yang telah diketahui, matriks A tersebut dapat di ubah menjadi matrik L dan U
A=LU
a11 a 12 a13 1 0 0 u11 u12 u13
[a31 a 32 a33 ][
a 21 a 22 a23 = l 21 1 0 0
l 31 l32 1 0 ][ u22 u23
0 u33 ]
2.5. Metode Iterasi
a. Metode Iterasi Jacobi menggunakan perumusan awal seperti yang telah dijabarkan
sebelumnya, metode ini memerlukan tebakan awal untuk nilai-nilai x1, x2, x3, xn. Nilai-nilai
yang didapat pada iterasi pertama akan digunakan pada iterasi2 selanjutnya hingga
mendapatkan nilai yang diharapkan
b. Metode Iterasi Gauss Seidel mirip dengan Metode Iterasi Jacobi, Pada Metode Iterasi Gauss
Seidel, nilai x baru yang didapat langsung digunakan pada persamaan lain untuk mendapatkan
nilai xi+1 lainnya, Oleh karena itu, Metode Iterasi Gauss Seidel lebih cepat konvergen
dibandingkan Metode Iterasi Jacobi
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Metode Gauss
Persamaan X1 – X2 +2X3 =6
2X1 + 2X2 – X3 =2
X1 + X2 +2X3 =8
Metode Gauss :
1 −1 2 6
[ 2 2 −1 2
1 1 2 8 ][ ]
Mengubah nilai a21 menjadi 0
1 −1 2 6 1 −1 2 6
[ 1 1 2 8 ][ ] 3 1 2 [
2 2 −1 2 → R2 - (2*R1)→ 0 4 −5 −10
8 ][ ]
Mengubah nilai a31 menjadi 0
1 −1 2 6 1 −1 2 6
[ 1 1 2 8 ][ ]
0 4 −5 −10 → R 3−(R 1) → 0 4 −5 −10
0 2 0 2 [ ][ ]
Mengubah nilai a32 menjadi 0
1 −1 2 6 1 −1 2 6
[ 0 2 0 2 ][ ]
0 4 −5 −6 → R 3+(2∗R 1) → 0 4 −5 −6
0 0 4 14 [ ][ ]
Sehingga :
8
4X2 = 16,5 X1 = 4– 4,875
X2 = 16,5/4 X1 = -0,875
X2 = 4,125
Persamaan X1 – X2 +2X3 =6
2X1 + 2X2 – X3 =2
X1 + X2 +2X3 =8
1 −1 2 6
[ 2 2 −1 2
1 1 2 8 ][ ]
Mengubah nilai a21 menjadi 0
1 −1 2 6 1 −1 2 6
[ 1 1 2 8 ][ ] 1 1 2 8[
2 2 −1 2 → R2 - (2*R1)→ 0 4 −5 −10
][ ]
Mengubah nilai a31 menjadi 0
1 −1 2 6 1 −1 2 6
[ 1 1 2 8 ][ ]
0 4 −5 −10 → R 3−(R 1) → 0 4 −5 −10
0 2 0 −2 [ ][ ]
Mengubah nilai a22 menjadi 1
1 −1 2 6 1 −1 2 6
[ 0 2 0 −2 ][ ]
0 4 −5 −10 → R
2∗1
4 [
→ 0 1 −5 /4 −2,5
0 2 0 −2 ][ ]
Mengubah nilai a12 menjadi 0
1 −1 2 6 1 0 3/4 7/2
[ 0 2 0 −2][ ]
0 1 −5/ 4 −2,5 → R 1+ R 2→ 0 1 −5/4 −3/2
0 2 0 −2 [ ][ ]
Mengubah nilai a32 menjadi 0
9
1 0 3 /4 7 /2 1 0 3/4 7 /2
[ 0 2 0 ][ ]
−2 0 0 2,5[
0 1 −5 /4 −3/2 → R 3−(2∗R 2)→ 0 1 −5/4 −3 /2
1 ][ ]
Mengubah nilai a13 menjadi 0
1 0 3 /4 7 /2 1 0 0 3,2
[ 0 0 2,5 ][ ]
1
3
10
0 0 1 [
0 1 −5 /4 −3/2 → R 1−( ∗R 3)→ 0 1 −5/ 4 −3 /2
1 ][ ]
Mengubah nilai a23 menjadi 0
1 0 0 3,2 1 0 0 3,2
[ 0 0 1 ][ ]
1
5
4
0 0 1 1[ ][ ]
0 1 −5 /4 −3/2 → R 2+( ∗R 3)→ 0 1 0 0,25
Sehingga : X1 = 3,2
X2 = 0,25
X3 = 1
10
3.3 Metode LU Gauss
Persamaan X1 – X2 +2X3 =6
2X1 + 2X2 – X3 =2
X1 + X2 +2X3 =8
Metode LU Gauss :
1 −1 2
[
A= 2 2 −1
1 1 2 ]
6
B= 2
8 []
A = LU
[
1 −1 2
2 2 −1 =¿
1 1 2 ] [ ][
l 21 1 0 0 u22 u23
l 31 l 32 1 0 0 u33 ]
Mengubah nilai a21 menjadi 0
1 −1 2 1 −1 2
[ ]
2 2 −1 → R2 - (2*R1)→ 0 4 −5
1 1 2 1 1 2 [ ]
11
Mengubah nilai a31 menjadi 0
1 −1 2 1 −1 2
[ 0 4 −5
1 1 2
→ R
]3−( R 1)→
[
0 4 −5
0 −3 8 ]
Mengubah nilai a32 menjadi 0
1 −1 2 1 −1 2
[ 0 4 −5
0 −3 8
→ R
]3+(3/4∗R 2)→ 0 4 −5
0 0 4,25 [ ]
m21 = 2 , m31 = 3, m32 = 1
1 0 0 1 −1 2
[ ] [
L= 2 1 0 U= 0 4
1 1 1
−5
0 0 4,25 ]
Ly = B
1 0 0 y1 6
[ ][ ] [ ]
2 1 0
1 1 1
y2 = 2
y3 8
y1 = 6 2y1 + y2 = 2 y1 + y2 + y3 = 8
12 + y2 = 2 6 + (-10) + y3 = 8
y2 = -10 y3 = 12
Ux = y
1 −1 2 X1 6
[ 0 4
][ ] [ ]
−5 X 2 = −10
0 0 4,25 X 3 12
12
4X2 = 16,7 X1 = -0,575
X2 = 4,175
Persamaan X1 – X2 +2X3 =6
2X1 + 2X2 – X3 =2
X1 + X2 +2X3 =8
1 −1 2
[
A = 2 2 −1
1 1 2 ]
6
B= 2
8[]
U11 = A11 = 1
U12 = A12 = -1
U13 = A13 = 2
13
a 21 2
L21 = = =2
u 11 1
a 31 1
L31 = = =1
u 11 1
= 2 – (-2)
=4
= -1 – 4
= -5
= 2 – (2 – 5)
= 2 +3 = 5
Karena U11 = 1
U12 = -1
U13 = 2
U22 = 4
U23 = -5
U33 = 5
1 −1 2
Maka :
[
U = 0 4 −5
0 0 5 ]
Dan L21 = 2
14
L31 = 1
L32 = 1
1 0 0
Maka :
[ ]
L= 2 1 0
1 1 1
6
[]
B= 2
8
Ly = B
1 0 0 y1 6
[ ][ ] [ ]
2 1 0 y2 = 2
1 1 1 y3 8
* y1 = 6 * 2y1 + y2 = 2 * y1 + y2 + y3 = 8
6 + y2 =2 6 + (-4) + y3 = 8
y2 = -4 y3 = 6
Ux = y
1 −1 2 X 1 6
[ 0 0 5 X3 ][ ] [ ]
0 4 −5 X 2 = −4
6
15
3.5 Metode Iterasi Jacobi
Persamaan X1 – X2 +2X3 =6
2X1 + 2X2 – X3 =2
X1 + X2 +2X3 =8
X1 = 6 + X2 – 2X3
2−2 X 1+ X 3
X2 =
2
8− X 1−X 2
X3 =
2
16
dengan nilai tebakan awal X1, X2, X3 = 2, 2, 2
BAB IV
5.1 Kesimpulan
Dalam metode penyelesaian system persamaan linier dipakai metode Gauss, Gauss Jordan,
LU Gauss, Reduksi Crout, dan Iterasi dengan cara yang berbeda beda namun mendapatkan
hasil yang sama, dan untuk metode Iterasi memiliki syarat tertentu dengan kata lain ada
persamaan ayang tidak dapat dicari dengan menggunakan metode iterasi. Dari beberapa
metode tersebut terlihat bahwasaannya metode Gauss merupakan metode yang cukup mudah
dan apling cepat di bandingkan dengan metode metode lainnya
5.2 Saran
17
Dari beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan system persamaan linier
memiliki tingkat kesusahan dan kesulitan yang berbeda, jadi dapat lebih ditekankan lagi
pengajaran ataupun pembahasan mengenai metode yang bagi mahasiswa lebih susah
dimengertt
Daftar pustaka
linier.palembang
www.google.co.id
18