Draft - POS Tata Kelola Pelaku PDF
Draft - POS Tata Kelola Pelaku PDF
Draft - POS Tata Kelola Pelaku PDF
TATA-KELOLA PELAKU
1. Pengantar
Personil atau sumberdaya manusia merupakan salah satu input dari program KOTAKU yang
sangat penting bagi upaya menjamin keberhasilan target-target program yang telah ditentukan.
Sebagai input program tentunya perlu dikelola dengan baik sehingga berjalan effektive dan
effisien.
Prosedur Operasional Standar Tata Kelola Pelaku ini akan menjadi pegangan baik bagi pihak
pengelola sumberdaya manusia disemua tingkatan dan pihak personil itu sendiri. Bagi pengelola
baik Satker Pusat ataupun Satker Provinsi, POS ini akan menjadi pedoman dalam upaya
mengoptimalkan peran personil dalam pencapaian kinerja program. Bagi personil itu sendiri,
POS ini akan menjadi pedoman bagaimana bisa bekerja sesuai dengan koridor yang seharusnya
dilaksanakan. Sebagai sebuah acuan pengelolaan personil, maka segala hal dan ketentuan
didalamnya mengatur untuk pelaksanaan saat ini dan yang akan datang atau menganut azas
retroaktif yang tidak berlaku surut.
Prosedur Operasional Standar Tata Kelola Pelaku ini merupakan turunan dari Petunjuk
Pelaksanaan Pemantauan Dan Evaluasi dalam Program KOTAKU.
2. Tujuan
a) Sebagai acuan untuk dijadikan pegangan bagi semua pihak dalam mengelola sumberdaya
manusia yang ada dalam pelaksanaan Program KOTAKU.
b) Sebagai acuan untuk memberikan petunjuk dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi
pelaku sehingga tujuan program dapat tercapai dengan baik.
3. Keluaran
Keluaran dari Prosedur Operasional Standar ini diantaranya adalah:
a) Pendampingan yang menjamin tercapainya target-target program yang telah ditentukan
b) Terjadi iklim kerja yang kondusif bagi pencapaian kinerja optimal personil
c) Database personil yang lengkap, update dan valid
Alur pembahasan pengelolaan personil dalam prosedur operasional standar disajikan dalam
Diagram Alur dibawah ini.
Struktur Pendamping
KOTAKU Waktu Kerja
Cuti Kerja
Mekanisme Pengadaan Ijin Tidak
Personil Pendamping Masuk Kerja
Pembatalan
Ikatan Kerja
Berakhirnya
Mekanisme Penggantian Ikatan Kerja
Mekanisme
POS TATA
Personil Pendamping Penggajian
KELOLA Dan BOP
Kode Etik Dan
PELAKU
Blacklist
Mekanisme Rotasi,
Mutasi, Promosi Dan Evaluasi Kinerja
Demosi Penerbitan
Surat
Peringatan
Reward
ATURAN KERJA
Pelaporan
DATABASE PERSONIL
4. Pelaksanaan Kegiatan
4.1. Struktur Pendamping Program
a) Siapa Pendamping/Fasilitator Program
Pendamping atau fasilitator program adalah personil yang ditugaskan dan dimobilisasi oleh
PMU/PIU/Satker baik ditingkat pusat atau ditingkat provinsi untuk jangka waktu tertentu.
Pendamping/Fasilitator program mempunyai tugas utama membantu dan mendorong peran
pemerintah pusat dan daerah untuk menjadi nahkoda dalam pencapaian target kota bebas
kumuh di tahun 2019.
Kementerian PUPR
Direktorat Jenderal
Tingkat Cipta Karya
Pokja PKP
Pusat Nasional
Dit. PKP
CCMU PMU
Tim Advisory Tim Evaluasi
Satker/PPK Pusat
KMP/NMC OSP CB
Gubernur
Tingkat
Satker/PPK Provinsi KMW & KMT
Provinsi Pokja PKP Provinsi
Bupati/Walikota
Tingkat
Satker/PPK Kab/Kota Tim Korkot
Kab/Kota Pokja PKP Kab/Kota
Tingkat Camat
Kecamatan Tim Fasilitator
Ditingkat pusat terdapat Tim Advisory; Team Evaluasi; Konsultan Manajemen Pusat dan OSP
CB yang membantu PMU dan CPIU dalam menjalankan program PROGRAM KOTAKU
berkoordinasi dengan CCMU dan Pokja PKP Nasional.
Ditingkat provinsi terdapat RMC/OSP/TMC yang membantu PIU/Satker Provinsi dalam
menjalankan program PROGRAM KOTAKU berkoordinasi dengan Pokja PKP Provinsi
Ditingkat kota/kabupaten terdapat tim koodinator kota (korkot) yang membantu PIU/Satker
Kota dalam menjalankan program PROGRAM KOTAKU berkoordinasi dengan Pokja PKP
Kota/Kabupaten.
Ditingkat kelurahan terdapat tim fasilitator yang membantu LKM dan kelurahan dalam
menjalankan program PROGRAM KOTAKU berkoordinasi dengan Camat/Kecamatan.
a) Team Advisory
Team advisory terdiri dari beberapa tenaga ahli diantaranya:
i. Team Leader/ Program Development Specialist
ii. Urban Development Specialist
iii. Program Control & Analysis Specialist
iv. Knowledge Management Specialist
v. Program Institutional, Financing & Manual Specialist
vi. Infrastructure Specialist
vii. Procurement Specialist
viii. Contract Administration Specialist
ix. Quantitative Evaluation Specialist
x. Qualitative Evaluation Specialist
xi. Design Grafis
Komposisi tenaga ahli dan sub tenaga ahli disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan
program.
Tugas Utama dari tim advisory adalah membantu PMU untuk merancang program baik
berupa konsep-konsep serta Grand Strategy dan menetapkan target-target yang akan
dicapai secara nasional. Detail tugas dari masing-masing tenaga ahli terdapat dalam TOR
Advisory.
b) Team Evaluasi
Team Evaluasi terdiri dari beberapa tenaga ahli diantaranya:
i. Team Leader
ii. Quantitative Specialist
iii. Environmental Engineering/ Setlement Infrastructure Specialist
iv. Local Government Specialist
v. Urban Land Specialist
vi. Sub-Prof Statistition/ Statistical Specialist
vii. Sub-Prof Data Analist
viii. Sub-Prof Programmer
Komposisi tenaga ahli dan sub tenaga ahli disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan
program.
Tugas Utama dari tim evaluasi adalah membantu PMU untuk melakukan kajian-kajian dan
evaluasi baik secara kuantitatif maupun kualitatf atas pelaksanaan program sesuai PAD dan
KPI yang telah disepakati. Detail tugas dari masing-masing tenaga ahli terdapat dalam TOR
Team Evaluasi.
f) Team Korkot
i. Koordinator Kota
ii. Asisten Korkot Infrastruktur
iii. Asisten Korkot Urban Planner
iv. Asisten Korkot Kelembagaan dan Kolaborasi
v. Asisten Korkot Manajemen Keuangan
vi. Asisten Korkot Safeguard
vii. Asisten Manajemen Data
g) Tim Fasilitator
i. Senior Fasilitator (SF)
ii. Fasilitator Teknik (FT)
iii. Fasilitator Urban Planer (FUP)
iv. Fasilitator Ekonomi (FE)
v. Fasilitator Sosial (FS)
Secara umum komposisi pendampingan tim fasilitator adalah 5;5 dan 5;6 di kelurahan
kumuh serta 5;13 dikelurahan pencegahan.
Tim fasilitator yang mendampingi lokasi/kelurahan penanganan kumuh di kota infrastruktur
skala kota adalah 5;5 dimana 5 fasilitator (1 SF; 2 FT; 1 FE; 1 FS) mendampingi 5 kelurahan.
Tim fasilitator yang mendampingi lokasi/kelurahan penanganan kumuh di kota non
infrastruktur skala kota adalah 5;6 dimana 5 fasilitator (1 SF; 2 FT; 1 FE; 1 FS) mendampingi 6
kelurahan.
Tim fasilitator yang mendampingi lokasi/kelurahan pencegahan kumuh adalah 5;13 dimana 5
fasilitator (1 SF; 1 FT; 1 FE; 1 FS) plus 1 faskel disesuai kebutuhan pendampingan (bisa FT; FE;
FS; FUP) mendampingi 13 kelurahan. Detail tugas dari masing-masing team korkot terdapat
dalam Lampiran 2.
Mekanisme seleksi dan rekrutmen tim korkot dan tim fasilitator disajikan dalam Lampiran 3
a) Pendamping/Fasilitator berhak mendapatkan ”cuti” sejumlah 1 (satu) hari kerja dalam setiap 1
bulan masa kerja atau 12 (dua belas) hari selama setahun, setelah masa kerja 1 (satu) tahun
(selalu dalam ikatan kontrak dengan Program KOTAKU dan tidak pernah terputus yang
disebabkan karena bekerja dengan pihak lain).
b) Pendamping/Fasilitator berhak mendapat ”cuti hamil/ melahirkan” selama maksimal 3 (tiga)
bulan
c) Pendamping/Fasilitator berhak mendapat cuti untuk menunaikan ibadah sesuai dengan
keyakinan dan agamanya dengan waktu dan jumlah hari sesuai ketentuan dari Kementerian
Agama Republik Indonesia
d) Cuti harus diajukan minimal 1 (satu) minggu sebelumnya dan mengajukan caretaker kepada
pemberi pekerjaan untuk memastikan tugas dan fungsi pendampingan tidak terganggu.
e) Pendamping/Fasilitator berhak mendapatkan gaji penuh untuk poin a) dan untuk poin b; c;
berhak mendapatkan gaji dasar/ gaji pokok.
Ijin tidak masuk kerja diperkenankan bagi Pendamping/Fasilitator dengan ketentuan (UU No 13 Th
2013 Tentang Ketenagakerjaan pasal 93 ayat 2):
a) Pendamping/fasilitator sakit dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter
b) Pendamping/fasilitator perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya
dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter (Ahli dibidang Obgin/ yang sesusuai)
c) Pendamping/fasilitator menikah (3 hari), menikahkan anaknya (2 hari), mengkhitankan anaknya
(2 hari), membaptiskan anaknya (2 hari), isteri melahirkan atau keguguran kandungan (2 hari),
suami atau istri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua meninggal dunia (2 hari)
atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia (1 hari)
Ijin tidak masuk tidak mengurangi hak cuti pada ketentuan di 4.6.2. poin a diatas.
Pendamping/fasilitator yang mengajukan ijin tidak masuk melebihi ketentuan jumlah hari maksimal
tersebut diatas akan dilakukan pemotongan gaji sebesar 4% per hari atau menggunakan jumlah
jatah hari cuti tahunan yang masih tersedia.
4.6.6.1. Penggajian
a) Tim Advisory; Tim KMP; Tim TMC dan Tim OC/OSP disediakan biaya operasional melalui
kontrak manajemen Advisory; Tim KMP; Tim TMC dan OC/OSP
b) Tim Korkot dan Tim fasilitator dibayarkan melalui DIPA Satker PKP Provinsi
c) Komponen Gaji Tim Korkot (Gaji Pokok; Biaya Komunikasi; Tunjangan Asuransi)
dibayarkan secara Lumpsum
d) Komponen Gaji Tim Faskel (Gaji Pokok; Biaya Komunikasi; Tunjangan Asuransi; Tunjangan
Perumahan; Biaya Komunikasi: Biaya ATK) dibayarkan secara Lumpsum
e) Komponen Gaji Tim Korkot dan Tim Faskel ditambahkan komponen Tunjangan
Kemahalan untuk wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat
4.6.6.2. Biaya Operasional (BOP)
a) Tim Advisory; Tim KMP; Tim TMC dan Tim OC/OSP disediakan biaya operasional melalui
kontrak manajemen Advisory; Tim KMP; Tim TMC dan OC/OSP
b) Tim Korkot disediakan biaya operasional melalui kontrak manajemen OC/OSP
i. Besaran biaya operasional ditetapkan bedasarkan beban wilayah dampingan tim OSP
ii. Biaya Opreasional Tim OSP harus dipertanggungjawabkan kepada manajemen
OC/OSP
c) Tim Fasilitator disediakan biaya operasional melalui DIPA Satker PKP Provinsi. BOP Tim
Fasilitator ditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja PKP Propinsi dan dilaporkan
kepada Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP), Cq. Kepala PMU
NSUP-NUSP-2. Dasar pertimbangan dalam penetapan besaran BOP untuk masing-
masing Tim Faskel adalah tingkat kesulitan pendampingan dan beban tambahan
akibat program-program tambahan. Cara pembayaran BOP pada bulan ke-1
diberikan bersamaan dengan pembayaran gaji senior faskel, sedangkan pada bulan-
bulan berikutnya mekanisme yang sama dapat dilakukan, namun harus dilengkapi
dengan laporan pertanggungjawaban penggunaan BOP Tim Faskel bulan
sebelumnya (daftar pengeluaran dan bon/ kwitansi/ bukti pengeluaran) yang
disusun oleh Senior Faskel ditandatangani keabsahannya oleh seluruh Faskel serta
diverifikasi oleh Korkot/Askot Mandiri terkait. Pagu maksimum biaya operasional
adalah Rp.2000.000,-/tim. BOP bisa digunakan untuk keperluan tim fasiliator
diantaranya:
i. Biaya penyusunan Laporan Tim Faskel
ii. Biaya ATK Tim Faskel
iii. Biaya Sewa Komputer
iv. Biaya Sewa Printer
v. Biaya konsumsi Rapat Koordinasi Tim Faskel
vi. Biaya Fotocopy
vii. Biaya Internet & Faximili
viii. Biaya pertemuan-pertemuan
ix. Biaya Sewa Posko/ Basecamp
x. Biaya lainnya yang mensupport kegiatan Tim Faskel
Bahwa semestinya organisasi profesi memiliki Kode Etik yang membebankan kewajiban dan
sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada setiap anggotanya dalam menjalankan
profesinya. Bahwa profesi Pendamping/Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat harus menjaga citra
dan martabat kehormatan profesi, serta setia dan menjunjung tinggi Kode Etik yang pelaksanaannya
diawasi secara bersama-sama. Bahwa Kode Etik Program KOTAKU adalah sebagai hukum tertinggi
dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan melindungi namun membebankan kewajiban
kepada setiap Pendamping/Fasilitator untuk jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan
profesinya baik kepada masyarakat, pemberi kerja, dan terutama kepada dirinya sendiri.
Kode etik adalah nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi setiap Pendamping/Fasilitator
Program KOTAKU dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Kode etik juga merupakan suatu bentuk
aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan
pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Sanksi
No Kode Etik
Maksimum
1 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang mengabaikan atau dengan Surat
sengaja menutupi permasalahan/penyimpangan yang terjadi dan terkait dengan Peringatan
program dengan alasan apapun
2 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang memberi janji dan Surat
kesanggupan yang dapat menimbulkan kekecewaan dan menurunnya kepercayaan Peringatan
masyarakat terhadap pelaksanaan program
4 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang melanggar nilai-nilai, norma- Surat
norma, budaya, susila, dan kearifan lokal yang berlaku di masyarakat dan Peringatan/ PHK
berimplikasi pada proses pendampingan program
7 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang menyajikan data yang tidak Surat
bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, termasuk dengan sengaja melakukan Peringatan/ PHK
pemalsuan dan atau menginput tidak melalui prosedur yang ditetapkan
9 Konsultan dan fasilitator pendamping program tidak melakukan manipulasi laporan Surat
keuangan dan alat bukti pembayaran Peringatan/ PHK
10 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang bertindak sebagai supplier, PHK dan
perantara, menunjuk pada salah satu supplier tertentu atau sebagai bahan dan alat Blacklist
pada pelaksanaan kegiatan program
11 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang sebagai pelaksana kegiatan/ PHK dan
sub kontrak kegiatan program pemerintah daerah, LKM dan KSM Blacklist
12 Konsultan dan fasilitator pendamping program dilarang meminta dan atau PHK dan
menerima imbalan dalam bentuk apapun yang patut diduga sebagai gratifikasi dari Blacklist
pemda/ masyarakat termasuk dana cash back/pengembalian/diskon atas transaksi
pembelian barang/jasa
Catatan :
Bilamana pendamping/ fasilitator Program KOTAKU diputuskan oleh sidang majelis kode etik
terbukti melakukan pelanggaran kode etik yang berkaitan dengan penyalahgunaan dana, maka yang
bersangkutan diberi tenggang waktu tertentu untuk mengembalikan dana tersebut. Manakala
sampai batas waktu yang ditentukan tidak terselesaikan, maka PMU/Satker harus menindaklanjuti
putusan sidang majelis kode etik ini dengan melaporkan pendamping/ fasilitator tersebut kepada
pihak yang berwajib.
4.7.2. Mekanisme Penanganan Pelanggaran Kode Etik
Berikut bagan alur mekanisme penanganan pelanggaran kode etik mulai dari pengaduan, investigasi;
klarifikasi dan sidang Kode Etik pendamping/fasilitator Program KOTAKU.
Ya Pembentukan Ya Sidang
Pembentukan Pengaduan Sidang Terduga Tidak
Pengaduan Komite/ Melanggar Banding
Tim Memenuhi Majelis Kode Menerima
Majelis Kode Kode Etik Majelis Kode
Investigasi Unsur KE Etik Putusan
Etik Etik
Ya
Tidak Tdk Terbukti
Putusan
Tidak
Investigasi Akhir
Dan
Klarifikasi
Terbukti
· Laporan ke · Laporan ke Laporan Ke Laporan Ke Laporan Ke
Satker Satker Satker & Satker & Satker &
· Progres PPM · Progres PPM Progres PPM Progres PPM Progres PPM
· Rehabilitasi · Rehabilitasi
Pra Sidang
teradu teradu
MKE
Eksekusi Eksekusi Eksekusi
Putusan Putusan Putusan
· SP · SP
· SK PHK · SK PHK · Rehabilitasi
· Dok Blacklist
· Mengadukan ke
· Dok Blacklist
pihak berwajib · Input HRM Online
· Input HRM Online
Selesai
14 hr kerja dan bisa 14 hr kerja dan bisa
diperpanjang 7 hari kerja diperpanjang 7 hari kerja 14 hr kerja
4.7.2.1. Penanganan Kode Etik Tingkat Tim Korkot dan Tim Faskel
Pembiayaan atas semua kegiatan yang berkenaan dengan penanganan pelanggaran kode
etik diatur sebagai berikut:
a) Penanganan pelanggaran kode etik tim korkot dan tim fasilitator, menggunakan biaya
operasional Satker PKP Provinsi. Untuk penyelenggaraan sidang lanjutan/banding
ditingkat pusat difasilitasi oleh Satker PKPBM. Transportasi/akomodasi terduga dan saksi
yang dihadirkannya tidak dibiayai/ditanggung sendiri. Transportasi/akomodasi tim
investigasi dari unsur Satker PKP dibiayai dengan biaya operasional Satker PKP; unsur
OC/OSP dan Tim Korkot dibiayai dari manajemen OC/OSP.
b) Penanganan pelanggaran kode etik tim OC/ OSP ditingkat pusat, penyelenggaraannya
dibiayai melalui biaya operasional Satker PKPBM. Transportasi/akomodasi terduga dan
saksi-saksi yang dihadirkannya dibiayai oleh manajemen OC/OSP.
c) Penanganan pelanggaran kode etik tim KMP dan Tim Advisory ditingkat pusat,
penyelenggaraannya dibiayai melalui biaya operasional Satker PKPBM.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Evkin KMP, OSP, TMC, Tim Evkin KMP, OSP, TMC, Tim Evkin KMP, OSP, TMC, Tim Evkin Organisasi KMP, OSP,
Korkot Dan Tim Faskel Korkot Dan Tim Faskel Korkot Dan Tim Faskel TMC, Tim Korkot Dan Tim
(Proses Dan Output) (Proses Dan Output) (Proses Dan Output) Faskel (Proses Dan Output)
Secara detail bagaimana mekanisme pelaksanaan atau kerangka acuan kerja evaluasi kinerja
Tim Korkot-Tim Faskel, Tim OC/OSP dan Tim KMP disajikan dalam Lampiran 6, 7, 8 & 9.
Dalam rangka memastikan seluruh pendamping program melaksanakan tugas dan fungsinya
secara baik, maka perlu diatur pula mekanisme penerbitan Surat Peringatan.
Surat Peringatan Dikeluarkan Oleh :
a) Untuk Personil Advisory, KMP, OC/ OSP dan TMC oleh Satker PKPBM
b) Untuk Personil Korkot, Askot, SF dan Faskel oleh Satker PKP Provinsi
Imbalan yang diberikan kepada pendamping/fasilitator atas prestasi kerja yang telah dicapai
dari program Program KOTAKU selain berupa gaji juga diberikan dalam bentuk lain
diantaranya :
a) Prioritas diberikan promosi jabatan
b) Terdokumentasikan sebagai pelaku terbaik
c) Apresiasi dalam bentuk piagam penghargaan dari Direktur PKP
d) Pengembangan kapasitas lanjutan sesuai kebutuhan
4.12. Pelaporan
Untuk bisa mengakses seluruh aplikasi SIM KOTAKU maka setiap orang harus mendaftar
dulu di HRM Online, oleh karenanya pengelola HRM Online diberbagai tingkatan harus
memfasilitasi proses pendaftaran para memangku kepentingan seperti POKJA PKP, PEMDA,
SATKER, Lurah, LKM, dll.
Lampiran 1. Tugas Team Korkot
A. KORKOT
4. Pelaksanaan 1. Bersama tim askot menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan
tentang 8 aspek indikator kumuh
2. Melakukan sosialisasi/ penyuluhan tentang permukiman layak huni dan
berkelanjutan
3. Memfasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
4. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
5. Menjamin tersedianya peta permukiman, delineasi kawasan kumuh di setiap
kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap tahun
6. Menjamin tersedianya gambar grafik batang kesenjangan (GAP) 8 aspek
kumuh di setiap kelurahan yang terupdate setiap tahun
7. Memastikan capaian KPI Program KOTAKU terpenuhi
8. Memastikan kegiatan pembangunan infrastruktur skala kelurahan terkoneksi
dengan kegiatan skala kota
9. Memastikan infrastruktur yang dibangun sesuai standar teknis dan berkualitas
baik
10. Memfasilitasi pelaksanaan Pusat Pengembangan Usaha / BDC diwilayah
terpilih
11. Memfasilitasi pelaksanaan Federasi UPK diwilayah terpilih
12. Memastikan pelaksanaan peningkatan penghidupan berbasis masyarakat
program KOTAKU
13. Memfasilitasi terbentuknya sistem monitoring pemerintah daerah (Pokja PKP)
dalam pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
14. Memfasilitasi Pokja PKP dalam evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh
baru
15. Memfasilitasi Pokja PKP dalam penetapan/review SK Luasan Kawasan
Kumuh setelah dilakukan evaluasi hasil kegiatan pengurangan luasan kumuh
16. Memfasilitasi serah terima aset infrastruktur skala kota kepada pemerintah
Kota/Kabupaten
17. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan yang terkait dengan pelaksanaan
program
18. Melakukan uji petik (spot check) dan melakukan analisa serta menyusun
laporan uji petik diwilayahnya sesuai ketentuan
5. Pemeliharaan 1. Memastikan berjalannya KPP dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan
diseluruh kegiatan investasi infrastruktur
2. Memastikan aturan bersama terlaksana diseluruh kelurahan dampingan untuk
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
3. Menyusun dan mengendalikan pelaksanaan strategi optimalisasi peningkatan
kinerja pengelolaan keuangan mikro/ RLF
6. Keberlanjutan 1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam proses perencanaan dan pengganggaran
daerah untuk membangun kolaborasi
2. Memfasilitasi pemda dalam melaksanakan pemasaran sosial
3. Memfasilitasi Pemda dalam melaksanakan pelatihan, sosialisasi dan
pengelolaan pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
4. Mengelola praktik baik (best practices) di wilayahnya
B. ASKOT MANDIRI
4. Pelaksanaan 1. Bersama tim askot menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan
tentang 8 aspek indikator kumuh
2. Memfasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
3. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
4. Menjamin capaian KPI Program KOTAKU terpenuhi
5. Menjamin kegiatan pembangunan infrastruktur skala lingkungan terkoneksi
dengan kegiatan skala kota
6. Menjamin infrastruktur yang dibangun berkualitas baik
7. Memfasilitasi pelaksanaan Pusat Pengembangan Usaha / BDC
9. Kedudukan Askot Mandiri berada dibawah koordinasi dan melaporkan tugas dan
tanggungjawabnya kepada Satker PKP Provinsi melalui korkot setempat
C. ASKOT INFRASTRUKTUR
1. Perencanaan 1. Menjamin tim faskel mampu memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi
Profil Permukiman Kelurahan/ Desa
2. Membantu korkot dalam memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi
Profil Permukiman Kabupaten/ Kota
3. Membantu korkot dalam memfasilitasi Pemda dalam penyusunan dan atau
review RP2KP-KP/SIAP memperhatikan aspek safeguard lingkungan,
sosial, kebencanaan, gender dan difabel serta mengkonsolidasikan aturan-
aturan terkait dokumen perencanaan sektor lainnya serta RPLP/NUAP;
4. Menjamin dokumen RPLP Kelurahan/Desa berkualitas baik,
memperhatikan aspek safeguard lingkungan dan sosial serta terintegrasi
dengan dokumen RP2KP-KP/SIAP dan disahkan oleh Lurah/ Kepala Desa
5. Memfasilitasi tersusunnya DED infrastruktur skala kota dan skala kelurahan
yang mempertimbangkan safeguard lingkungan, sosial, kebencanaan,
gender dan difabel
6. Membantu pemda/ korkot dalam proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan
Program KOTAKU
7. Menyusun Rencana Kerja bidang infrastruktur 3 Bulanan berdasarkan
rencana kerja tingkat provinsi dan master schedule Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Membantu korkot memfasilitasi Pemda dalam pembentukan/penguatan dan
beroperasinya POKJA PKP atau lembaga sejenis dalam pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh serta pengembangan mata
pencaharian yang berkelanjutan;
2. Memastikan pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP)
8. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan lingkup tugasnya yang diminta oleh Satker PKP
Provinsi.
E. ASKOT SAFEGUARD
F. ASKOT EKONOMI
10. Memfasilitasi penyusunan Business Plan Tingkat Kota di kota Lokasi Pusat
Pengembangan Usaha/BDC
11. Menyusun Rencana Kerja Pendampingan 3 Bulanan bidang kelembagaan
dan kolaborasi berdasarkan rencana kerja tingkat provinsi dan master
schedule Program KOTAKU
2. Kelembagaan 1. Memfasilitasi Pemda dalam pembentukan/penguatan dan beroperasinya
kelembagaan POKJA PKP atau lembaga sejenis dalam pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh serta pengembangan mata
pencaharian yang berkelanjutan;
2. Mendorong; mengadvokasi dan memfasilitasi Pemda dalam menyusun
regulasi tentang kumuh
3. Menjamin kemandirian kelembagaan LKM dan KSM
4. Untuk kota yang terpilih menjadi lokasi BDC, memfasilitasi Pemda dalam
pembentukan dan penguatan kelembagaan BDC untuk mengembangkan
usaha dan pasar bagi KSM serta kebijakan daerah yang mendukung iklim
usaha
5. Untuk kota yang terpilih menjadi lokasi F-UPK, memfasilitasi pembentukan
dan pengelolaan kelembagaan Federasi UPK (F-UPK)
3. Penganggaran Memfasilitasi kolaborasi (inkind/incash) untuk pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh
4. Pelaksanaan 28. Menyiapkan bahan dan media sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek
indikator kumuh
29. Menjamin evaluasi kemandirian LKM secara periodik.
30. Menjamin evaluasi perkembangan KSM secara periodik
31. Menjamin evaluasi berfungsinya Pokja PKP
32. Menjamin implementasi memorandum program dalam pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman diwilayahnya.
33. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
34. Memfasilitasi penguatan kapasitas kelembagaan BDC dan F-UPK
12. Pelaksanaan 39. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek indikator kumuh
beserta aspek safeguard
40. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang PHBS dan permukiman
layak huni dan berkelanjutan
41. Memfasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
42. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi antar pelaku/ Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
43. Menjamin tercapainya KPI Program KOTAKU
44. Memfasilitasi kegiatan pembangunan infrastruktur skala kelurahan
terkoneksi dengan kegiatan skala kota
45. Menjamin dan memfasilitasi infrastruktur yang dibangun berkualitas baik
46. Menjamin kinerja dan memfasilitasi pelaksanaan pengembangan
penghidupan berbasis masyarakat program KOTAKU
47. Memfasilitasi pelaksanaan monitoring bersama kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
48. Memfasilitasi pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan kualitas
permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru
49. Menjamin dan memfasilitasi terbentuknya unit kerja yang menangani
pengaduan masyarakat ditingkat LKM
50. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan yang terkait dengan pelaksanaan
program
51. Melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan penguatan kapasitas (pelatihan
dan sosilalisasi) tingkat kelurahan
52. Menjamin dan memfasilitasi dokumen RPLP, DED, Proposal kegiatan,
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan, Laporan Audit LKM, dsb tersedia
dan ter-arsip di sekretariat LKM
53. Menjamin dan memfasilitasi tersedianya informasi kegiatan dikantor LKM
54. Menjamin dan memfasilitasi tersedianya peta permukiman, delineasi
kawasan kumuh di setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate setiap
tahun
55. Menjamin dan memfasilitasi tersedianya gambar grafik batang kesenjangan
(GAP) 8 aspek kumuh di setiap kelurahan/ sekretariat LKM yang terupdate
setiap tahun
56. Menjamin dan memfasilitasi pelaksanaan audit independen dan auditor
pemerintah
13. Pemeliharaan 4. Menjamin berjalannya KPP dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan
diseluruh kegiatan investasi infrastruktur
5. Menjamin dan memfasilitasi pelaksanaan aturan bersama diseluruh
kelurahan dampingan untuk pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh
6. Menjamin pelaksanaan optimalisasi peningkatan kinerja pengelolaan
keuangan mikro/ RLF
14. Keberlanjutan 8. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam pelaksanaan Musrenbang Tingkat
Desa dan Tingkat Kecamatan
9. Memfasilitasi pelaksanaan pemasaran sosial
10. Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan, sosialisasi dan pengelolaan
pengetahuan dalam rangka keberlanjutan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh.
11. Menjamin dan memfasilitasi Pemilu Ulang LKM sesuai dengan prosedur
12. Menjamin dan memfasilitasi evaluasi kinerja kemandirian LKM
13. Menjamin dan memfasilitasi pelaksanaan Rembug Warga Tahunan
14. Mengelola praktik baik (best practices) di kelurahan/ desa dampingannya
15. Pengendalian 6. Melakukan pengendalian tim faskel untuk mencapai target kinerja yang
Tim Fasilitator ditetapkan
7. Menjamin data SIM KOTAKU lengkap, akurat dan tepat waktu
8. Melakukan pengelolaan pengetahuan melalui komunitas belajar atau
forum-forum lainnya
9. Menjamin pengisian logbook (kegiatan harian) fasilitator lengkap dan akurat
16. Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Satker PKP Provinsi
B. FASILITATOR SOSIAL(FS)
9. Perencanaan 13. Memfasilitasi aspek ekonomi masuk dalam dokumen RPLP/ NUAP
14. Memfasilitasi sinkronisasi dokumen RPLP/NUAP kedalam dokumen
RPJM Desa/ Renstra Kecamatan
15. Menyusun strategi operasional penguatan kapasitas Sekretariat LKM,
UPK dan KSM
16. Menyusun strategi operasional dan target kemandirian LKM diwilayahnya
(Awal, Berdaya, Mandiri, Menuju Madani)
17. Menyusun strategi operasional dan target perkembangan usaha KSM
18. Menyusun strategi operasional dan target kolaborasi (inkind/incash) dalam
rangka pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh (multi
aktor, multi sektor dan multi donor) dibidang ekonomi
19. Memfasilitasi Penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman
kelurahan/ desa bidang ekonomi
20. Memfasilitasi proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan Program KOTAKU
I. LATAR BELAKANG.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan Program KOTAKU, mulai bulan April 2017 s/d
Tahun 2018 kebutuhan personil Fasilitator/Senior Fasilitator dan Asisten/ Koordinator
Kota perlu disesuaikan sesuai dengan kebutuhan pada fokus pendampingan dan
beban kerja di lokasi kumuh dan lokasi pencegahan dengan melakukan penilaian
(assessmen) tim pendamping terkontrak Januari-Maret 2017 (existing) dan rekrutmen
apabila tim pendamping saat ini belum memenuhi kebutuhan (kuota). Assessmen dan
rekrutmen ini dilakukan agar pendampingan kedepan lebih fokus dan lebih tepat
sesuai kualifikasi dan kapasitas yang diharapkan.
II. TUJUAN.
Tujuan pelaksanaan assessmen dan rekrutmen adalah, melalui :
1. Tersedianya sejumlah personil pendamping yang berkualitas sesuai dengan
kualifikasi yang ditentukan dan berkomitmen;
2. Termobilisasinya personil pendamping dengan komposisi sesuai kuota yang telah
ditetapkan.
III. KUALIFIKASI
1. Kualifikasi Umum Personil adalah :
a) Memiliki rekam jejak moral yang baik
b) Mampu bekerja dalam sebuah Tim Kerja
2. Kualifikasi Khusus Personil Korkot; Asisten Korkot; Senior Fasilitator dan Fasilitator
seperti pada Lampiran 1
V. LINGKUP KEGIATAN
Gambar 1
ASSESMEN PERSONIL
TAHAP I
KORKOT TAHAP II
PERSIAPAN KORKOT
· Pembentukan panitia
· Mengitung Kebutuhan ASKOT
Personil SURAT PENETAPAN AMANDEMEN
· Menyusun Rencana ASKOT PERSONIL KONTRAK
Kerja
· Membuat SF
pengumuman
SF
FASKEL
FASKEL
REKRUTMEN PERSONIL
BARU
ASKOT
SURAT PENETAPAN
KONTRAK BARU
PERSONIL
SF
FASKEL
1. Persiapan
a) Satker PKP Provinsi dibantu OC/OSP Provinsi membentuk Panitia Assessmen
dan Rekrutmen Personil;
b) Panitia Assessmen dan Rekrutmen Personil mengidentifikasi kebutuhan
pemenuhan personil sesuai dengan kuota yang telah ditentukan;
c) Panitia Assesssmen dan Rekrutmen Personil menyusun rencana kerja
pelaksanaan asesmen dan rekrutmen personil;
d) Panitia Assessmen dan Rekrutmen Personil membuat dan mengumumkan
rencana assessmen dan rekrutmen personil.
2. Assessmen Personil
Asesmen dilakukan terhadap personil yang terikat dalam kontrak saat ini (existing)
untuk memenuhi kuota tim pendamping disetiap provinsi
a) Untuk memenuhi kuota personil, dilakukan penilaian terhadap personil existing
dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan.
b) Metode assessmen terdiri dari penilaian portofolio; tes tulis dan tes wawancara.
c) Assessmen dilaksanakan dalam 2 tahap, dengan ketentuan:
i. Tahap I untuk seluruh personil yang memenuhi kualifikasi
ii. Tahap II untuk personil existing yang berpendidikan D3 dengan
pengalaman minimal di P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan selama 4
(empat) tahun. Assessmen tahap II ini diselenggarakan apabila jumlah
Fasilitator Kelurahan dengan kualifikasi latar belakang pendidikan sarjana
strata satu (S1) dari assessmen tahap I belum memenuhi kuota.
iii. Sebelum melakukan assessmen tahap II, Kepala Satker PKP Provinsi
mengajukan surat permohonan kepada Direktur Pengembangan
Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya dengan pertimbangan personil
yang latar belakang pendidikan belum S1 berkinerja baik dan untuk
keberlanjutan pendampingan di masyarakat.
d) Setelah mendapatkan personil yang lulus assessmen, maka dilakukan
penetapan personil yang layak diperpanjang kontraknya dengan surat
ketetapan Kepala Satuan Kerja dan melakukan perpanjangan kontrak sampai
31 Desember 2017.
e) Untuk perpanjangan ke tahun 2018, dilakukan dengan evaluasi kinerja.
3. Rekrutmen Personil
Apabila hasil assessmen tahap I dan II belum dapat mencukupi kebutuhan personil
sesuai kuota yang ditetapkan, maka Kepala Satker PKP Provinsi dapat melakukan
rekrutmen personil baru. Metode yang digunakan sama dengan yang dilakukan
terhadap personil existing, yakni seleksi administratif dan assessmen.
MARET 2017
No Kegiatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
I Assesmen Personil
KMW membuat daftar korkot dan Askot eksisting yang memenuhi persyaratan
1
kualifikasi sebanyak 3 x kuota
2 Penerimaan Surat Minat, CV dan Kuestioner di KMW
3 Seleksi administrasi untuk mendapatkan 3x kuota
4 Pengiriman Kuestioner ke KMP
5 Pelaksanaan assesmen & FGD Kompetensi
6 Pengumuman personil yang lolos assesmen & FGD Kompetensi
II Rekrutmen Personil Baru
1 Pengumuman Rekrutmen di WEB KOTAKU
2 Penerimaan Lamaran/Surat Minat, CV dan Kuestioner di KMW
3 Seleksi administrasi untuk mendapatkan 125% kuota
4 Pengiriman Kuestioner ke KMP untuk jabatan Korkot dan Askot
5 Pelaksanaan assesmen & FGD Kompetensi
6 Pengumuman personil yang lolos assesmen & FGD Kompetensi
III PENETAPAN PERSONIL PROGRAM KOTAKU
X. PELAPORAN
6 Asisten Korkot Pendidikan minimal S1 jurusan Planologi/ Perencanaan Wilayah Dan Kota,
1
Bidang Urban Arsitektur
Planner Pengalaman sebagai Askorkot UP, TA UP, TAPP dan fasilitator di P2KP/PNPM
2 Mandiri Perkotaan/P2KKP/KOTAKU atau pengalaman di konsultan perencanaan
minimal 1 tahun
3 Memiliki kemampuan melatih pemerintah daerah atau masyarakat
4 Memiliki kinerja minimal baik di skala 3 untuk satu tahun terakhir
Mampu mengoperasikan komputer, minimal Microsoft Office (word, excel dan
5
power point) dan Autocad
Pada hari ini ......... Tanggal ..... Bulan... Tahun ...... bertempat di ......................... telah dilaksanakan
Sidang Majelis Kode Etik Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU terhadap pengaduan sebagai
berikut :
Register Pengaduan : ................................................................................................................
Nama Teradu : ................................................................................................................
Posisi/Jabatan Teradu : ................................................................................................................
Nama Pengadu (bila ada) : ................................................................................................................
Poin Pengaduan : ................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang dalam
pengelolaan Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU.
Nama
Pada hari ini ......... Tanggal ..... Bulan... Tahun ...... bertempat di ......................... telah dilaksanakan
Sidang Banding Majelis Kode Etik Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU terhadap pengaduan
sebagai berikut :
Register Pengaduan : ................................................................................................................
Nama Teradu : ................................................................................................................
Posisi/Jabatan Teradu : ................................................................................................................
Nama Pengadu (bila ada) : ................................................................................................................
Poin Pengaduan : ................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang dalam
pengelolaan Fasilitator/Pendamping Program KOTAKU.
Nama
1. Evaluasi kinerja dilakukan setiap triwulan. Pada triwulan 1-3 (Q-1 s/d Q-3) dilakukan
evaluasi personil terkait dengan kinerja proses & output
2. Pada triwulan ke-4 (Q-4) dilakukan evaluasi kinerja organisasi sesuai wilayah
tanggungjawabnya terkait kinerja outcome (hasil)
3. Asumsi : aktifitas setiap personil sesuai tugas dan tanggungjawabnya akan
menghasilkan output (keluaran). Output masing-2 personil, secara organisasi harus
selaras (inline) dan berkontribusi dalam pencapaian kinerja outcome (hasil)
4. Secara kontraktual Evaluasi kinerja dilakukan oleh Satker PKP Provinsi,
operasionalnya dibantu oleh OC/ OSP dan Tim Korkot secara berjenjang.
a. Tim Faskel di evaluasi oleh Satker PKP Provinsi dibantu oleh tim korkot.
b. Tim Korkot dievaluasi oleh Satker PKP Provinsi dibantu oleh tim OC/ OSP.
5. Evaluasi kinerja dilakukan secara terbuka baik proses maupun hasilnya harus
diketahui oleh yang bersangkutan.
Evaluasi kinerja triwulan 4 ini dilakukan terhadap Tim, baik tim korkot maupun tim
fasiliatator. Parameter yang digunakan adalah outcomes pendampingan sesuai
dengan target yang telah disepakati sebelumnya antara personil dengan OC/OSP dan
Satker PKP Provinsi. Tentunya target ini mengacu pada target capaian PAD dan KPI
yang ada dalam Pedoman KOTAKU disesuaikan dengan kondisi local.
Rumus Gutman :
Range = (Skor tertinggi - skor terendah) / 3
= (40-8)/3 = 1I
NO INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI INDIKATOR PENILAIAN SKOR
1 Kelembagaan Pokja PKP
1.1 Pokja PKP terbentuk SK Bupati/Walikota 1. Pokja belum terbentuk 1
2. Pokja terbentuk melalui SK bukan Bupati/Walikota 3
3. Pokja terbentuk melalui SK Bupati/Walikota 5
1.2 Pokja PKP Berfungsi 1. Dokumen Recana Kerja 1. Bila tidak terpenuhi semua atau hanya terpenuhi no. 1 dan 3 1
2. Dokumen dana Operasional dari Pemda 2. Bila terpenuhi No. 1, 3 dan 4 3
3. Notulen hasil rapat rutin Pokja PKP 3. Bila semua terpenuhi No. 1, 2, 3 dan 4 5
4. Laporan hasil monitoring & evaluasi Pokja PKP
2 Kolaborasi
2.1 Institusi pelaku kolaborasi 1. Swadaya masyarakat 1. Bila terpenuhi hanya No. 1 1
2. Pemerintah kelurahan/desa/kecamatan 2. Bilai terpenuhi No. 2 dan/atau 4 dan/atau 5, dan/atau 6 3
3. Pemerintah Kab/Kota (APBD Kab/Kota) 3. Bila terpenuhi No. 3 5
4. Pemerintah Provinsi (APBD Provinsi)
5. Satker KPA di luar Dit. PKP di Kab/Kota atau Provinsi
6. Swasta
2.2 Nilai dana Kolaborasi Total dana No. 1 s/d 6 1. Bila nilai dana kolaborasi < 50% dana BDI 1
2. Bila nilai dana kolaborasi > 50-70% dari dana BDI 3
3. Bila nilai dana kolaborasi > 70% dari dana BDI 5
4.2 Laporan Evaluasi kepada Bupati/Walikota Laporan Hasil Evaluasi kepada Bupati/Walikota 1. Tidak ada Laporan melalui surat kepada Bupati/Walikota 1
2. Laporan berupa Surat kepada Bupati/Walikota 3
3. Laporan melalui surat dan disertai audiensi dengan Bupati/Walikota 5
5 Peningkatan Livelihood
5.1 Peningkatan pendapatan kotor KSM % KSM yang meningkat pendapatan kotornya 1. <50% KSM meningkat pendapatannya 1
2. 50 - 80 % KSM meningkat pendapatammya 3
3. > 80% KSM meningkat pendapatan kotornya 5
Lampiran 7
KERANGKA ACUAN KERJA
EVALUASI KINERJA PERSONIL OC/OSP TRIWULAN I, II & III
I. LATAR BELAKANG
Sebagai sebuah program yang berkelanjutan, Program KOTAKU yang didahului sebagai P2KP dan
PNPM Perkotaan membutuhkan mekanisme yang mengatur pengawasan dan pengendalian kinerja
pelakunya. Tidak saja dalam tujuan memastikan bahwa semua pelaku menjalankan tupoksi sesuai
penugasan dalam TOR OC/ OSP dan kontrak kerja masing-masing posisi, namun juga memungkinkan
adanya pengembangan kapasitas sesuai bidangnya.
Salah satu butir penugasan KMP yang terdapat dalam TOR adalah membantu PMU dalam melakukan
penilaian OC/OSP termasuk personil didalamnya. Oleh karenanya perlu disusun POB/KAK yang
menjelaskan mekanisme dan prosedur serta instrumen penilaian kinerja personil OC/OSP. Penilaian
kinerja personil ini mengupayakan adanya kinerja paripurna dari personil dengan melibatkan
persepsi ataupun penilaian dari pihak-pihak yang mendapatkan fasilitasi atau berhubungan
langsung.
Hasil Konreg Satker dan PPK di Batam di tahun 2014 merekomendasikan agar satker dan PPK
dilibatkan dalam proses penilaian kinerja personil, oleh karenanya dalam KAK/POB evaluasi kinerja
personil ini satker dan atau PPK menjadi salah satu pihak yang memberikan penilaian tambahan.
II. TUJUAN
- Melaksanakan tugas NMC dalam membantu PMU memberi penilaian kinerja OC/OSP
beserta kinerja personilnya
- Menjaga terwujudnya konsistensi kinerja personi OC/OSP
- Sebagai media early warning system sekaligus menjadi dasar rekomendasi untuk menyusun
strategy pengembangan kapasitas dan kompetensi pelaku dalam konteks tupoksi masing-
masing
- Sebagai referensi dalam proses pengambilan keputusan/ kebijakan di level yang lebih tinggi
B. PIHAK PENILAI
Pihak yang berwenang memberikan penilaian antara lain adalah :
a. Supervisor Langsung/ Penilai Utama adalah KMP
b. Atasan Langsung yakni TL OC/ OSP
c. Pihak Ketiga/ Penilai Eksternal yakni Satker PKP Provinsi/PPK
Penilaian dilakukan oleh supervisor langsung. Sebagai upaya untuk transparansi dan
akuntabilitas dalam penilaian maka dilakukan penilaian tambahan, pihak lain terkait seperti
atasan langsung ataupun pihak ketiga dapat dijadikan sumber informasi tambahan dan
triangulasi. Supervisor langsung ataupun pihak terkait mempunyai bobot yang disesuaikan
dengan pertimbangan kedekatan terhadap parameter yang dinilai.
Berikut adalah skema posisi dan penilainya.
Posisi Tenaga Ahli OC/OSP KMP Wil 1 KMP Wil 2 Atasan Langsung Pihak Ketiga
Monev Unit Monev Unit Monev TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK
Pelatihan Unit Pelatihan Unit Pelatihan TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK
Sosialisasi Unit Komunikasi Unit Komunikasi TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK
FM & Livelihood Unit FM & Livelihood Unit FM & Livelihood TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK
Infrastruktur Unit Infrastruktur Unit Infrastruktur TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK
SIM Unit SIM Unit SIM TL OC/ OSP Satker PKP Provinsi/PPK
C. DIMENSI PENILAIAN
Dimensi penilaian disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing posisi.
Namun secara umum, penilaian dilakukan terhadap beberapa hal :
1. Kompetensi dan Prestasi
2. Managerial
3. Integritas
D. KRITERIA PENILAIAN
1. Penilaian Per Aspek
Penilaian diberikan dalam 3 skala, skor -1 skala terendah, skor 0 skala standar dan skor
+1 skala tertinggi.
Operasionalisasi terhadap skor penilaian per aspek diatas pada masing-masing posisi
tenaga ahli OC/OSP dirumuskan oleh USK/Unit KMP terkait sesuai dengan standar
pekerjaan yang disepakati. Sebagai acuan umum penilaian mengacu pada dimensi dan
parameter personil OC/ OSP tersaji sebagai berikut;
2. Kualifikasi Penilaian
Setelah semua skor per dimensi dan parameter diisi, skor total akan terhitung secara
otomatis.
Hasil akhir penilaian terdiri dari 5 kategori sebagai berikut :
Berapapun total skor penilaian yang didapat manakala terdapat penilai yang memberi
skor -1 terhadap parameter etika, maka Kualifikasi penilaian akan berwarna merah.
Artinya harus dilakukan pendalaman dan atau investigasi oleh KMP bersama OC/OSP
atas dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh personil. Dan manakala dugaan
ini terbukti maka harus diterapkan sanksi sesuai ketentuan yang ada dalam SPK.
Pelaku yang mendapatkan penilaian BELUM TERCAPAI tetapi masih perlu mendapatkan
pendampingan intensif, selanjutnya harus mendapatkan perhatian dan bimbingan yang lebih
intensif. Bimbingan intensif diharapkan dapat memperbaiki performa personil terkait.
Apabila ditemukan bahwa kinerja buruk disebabkan oleh kapasitas yang kurang dari tenaga
ahli, maka OC/ OSP Bersama dengan KMP berkewajiban untuk memberikan penguatan
kapasitas sesuai dengan yang dibutuhkan.
Apabila sudah dilakukan pendapingan, penguatan kapasitas dan bimbingan intensif, tetapi
setelah dua periode penilaian prestasi pelaku yang bersangkutan belum juga menunjukkan
peningkatan, pelaku tersebut dapat direkomendasikan untuk mendapatkan Surat Peringatan
dari Satker Pusat/ PPK. Sehingga jika pada periode penilaian yang ketiga tidak ada
perubahan, maka pelaku tersebut dapat direkomendasikan untuk tidak dilanjutkan
kontraknya.
Penilaian Kinerja Pelaku
PROGRAM KOTAKU
Nama :
Posisi :
OC/OSP :
Unsur Penilai :
Periode :
Score Atasan Score Satker PKP
Dimensi No Performance Aspects Score KMP
Langsung Provinsi/ PPK
Kompetensi Dan 1 Pemahaman substansi
Prestasi 2 Kemampuan fasilitasi
30% 3 Inovatif dan kreatif
Penilai
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran RPJMN tahun 2015-2019 yaitu Kota Tanpa
Permukiman Kumuh di tahun 2019, Direktorat Jenderal Cipta Karya menginisiasi pembangunan
dengan platform kolaborasi melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Program KOTAKU
akan mendukung Pemerintah Daerah sebagai pelaku utama penanganan permukiman kumuh
dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan diwilayahnya.
Disamping telah dialokasikannya dana BDI sebagai stimulan, untuk mengoptimalkan pelaksanaan
Program KOTAKU perlu disiapkan pula para pelaku pendampingan yang memiliki komitmen dan
kinerja yang baik disetiap Provinsi. Sehubungan dengan hal tersebut dalam rangka perpanjangan
kontrak konsultan, maka perlu dilaksanakan Evaluasi Kinerja Tenaga Ahli ditingkat Provinsi
sekaligus dilaksanakan Rapat Koordinasi. Harapannya kedepan pelaksanaan Program KOTAKU ini
berjalan dengan lebih baik.
A. Tujuan
1. Untuk mengukur apakah Tenaga Ahli OC/ OSP telah melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Untuk menilai kebutuhan peningkatan kualitas Tenaga Ahli dalam rangka memenuhi
kompetensi (kecakapan) yang dibutuhkan
3. Untuk memastikan pemahaman Tenaga Ahli OC/ OSP terhadap Target Output dan Outcomes
Program KOTAKU
B. Keluaran
1. Diketahui kinerja masing-masing Tenaga Ahli, apakah telah mencapai hasil kerja yang telah
ditetapkan serta kompetensi (kecakapan) sesuai yang dipersyaratkan untuk mencapai hasil
kerja yang optimal sebagai dasar penerapan reward and punishment
2. Diketahui kebutuhan peningkatan kualitas Tenaga Ahli dalam rangka memenuhi kompetensi
(kecakapan) yang dibutuhkan
3. Tenaga Ahli OC/ OSP dapat menghitung capaian Target Output dan Outcomes Program
KOTAKU
Bobot
Jenis Test Metodologi Keterangan
Penilaian
Test Esai Tenaga Ahli OC/ OSP membuat paper 30% Dinilai oleh USK/Unit
dan paparan dengan kisi-kisi yang KMP terkait.
dikirim KMP berdasarkan 5 aspek ✓ Kurang (skor 1)
penilaian. Paper dikirim ke KMP untuk ✓ Baik (skor 3)
dinilai sesuai dengan tenggat waktu yg ✓ Sangat Baik (skor 5)
ditentukan
Test Wawancara 20 menit presentasi paparan bahan 70% Setiap penguji memberi
esai oleh tenaga ahli penilaian ;
40 menit diskusi dan tanya-jawab ✓ Kurang (skor 1)
terhadap 5 aspek penilaian ✓ Baik (skor 3)
✓ Sangat Baik skor 5
Nilai Akhir Penjumlahan dari Nilai Test Esai dan 100% Kriteria Kinerja;
Test Wawancara sesuai bobotnya. ✓ Kurang (total skor
Hasilnya adalah Kinerja Personil sesuai <12)
kriteria yang ditentukan ✓ Baik (total skor 12-
19)
✓ Sangat Baik (total
skor ≥20
Tim Penguji terdiri atas unsur Project; Unsur Advisory dan unsur KMP. Banyaknya tim
penguji tergantung dari jumlah peserta yang diuji dimasing-masing OC/ OSP. Berikut contoh
Form Penilaiannya
A. LATAR BELAKANG
Program NSUP memiliki tujuan (1) untuk memperbaiki akses masyarakat terhadap
infrastruktur permukiman dalam rangka mengurangi luas kawasan permukiman kumuh
berdasarkan 8 aspek/indikator kumuh; (2) mengembangkan kolaborasi dengan stakeholder
melalui penguatan kapasitas pemerintah kota/kabupaten dan (3) memperbaiki
kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan livelihood (Greenbook; 2016)
Untuk mencapai tujuan tersebut; dialokasikan komponen program; diantaranya berupa
Bantuan Teknis (Technical Assistance) di pusat dan di daerah (propinsi, kota/kab dan
kelurahan)
Konsultan Manajemen Pusat (KMP) sebagai salah satu bentuk bantuan teknis, memiliki
tugas dan tanggungjawab merencanakan, mengkoordinasikan dan melakukan supervisi
melalui pemastian kualitas (quality assurance) dan pengendalian kualitas (quality control)
sehingga tujuan program dan indikator kinerja program lainnya dapat dicapai sesuai dengan
target waktu yang telah ditetapkan
Untuk mengetahui apakah tugas dan tanggungjawab tersebut sudah dilaksanakan secara
optimal, maka perlu dilakukan evaluasi kinerja Tenaga Ahli KMP
TUJUAN :
1. Tujuan Evaluasi Kinerja Personil adalah untuk mengukur apakah tenaga ahli KMP
telah melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Kinerja KMP secara organisasi pada prinsipnya ditentukan oleh kinerja dari setiap
USK dan kinerja setiap Tenaga Ahli
MANFAAT :
1. Untuk mengetahui apakah Tenaga Ahli telah mencapai hasil kerja yang telah
ditetapkan dan untuk mengetahui apakah Tenaga Ahli telah memiliki kompetensi
(kecakapan) sesuai yang dipersyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang optimal
2. Untuk mengetahui kebutuhan peningkatan kualitas Tenaga Ahli dalam rangka
memenuhi kompetensi (kecakapan) yang dibutuhkan
3. Untuk penerapan reward and punishment
C. Metode Penilaian
Jawaban/tulisan esai dari setiap TA dilakukan penilaian dengan nilai 1 atau 3 atau 5 oleh Tim
Satker PKP-BM dan Tim Advisory
1. Jawaban esai dari masing-masing TA diperdalam melalui paparan TA dilanjutkan
dengan wawancara/diskusi; kemudian dilakukan penilaian (meliputi 5 aspek
penilaian) dengan nilai 1 atau 3 atau 5 oleh Tim Satker PKP-BM dan Tim Advisory
2. Skor akhir penilaian masing-masing TA = (Nilai esai + Nilai Wawancara/Diskusi)/2
Rentang Penilaian = (Jumlah Nilai tertinggi – Jumlah Nilai terendah) / Jumlah kategori
= (25-5)/3 = 6.7
E. Tim Penilai
Penilai evaluasi kinerja Tenaga Ahli KMP terdiri dari unsur Satker PKPBM dan Tim Advisory
Unsur Satker PKPBM terdiri dari (1) Ka Satker; (2) PPK Wilayah-1; (3) PPK Wilayah-2; (4)
Asisten Ka Satker dan (5) Asisten PPK