Laporan Praktikum Ka Kadar Vitamin C
Laporan Praktikum Ka Kadar Vitamin C
Laporan Praktikum Ka Kadar Vitamin C
KIMIA ANALITIK
Oleh :
Adapun judul praktikum kali ini yaitu “Penetapan Kadar Vitamin C pada
Kulit Lemon.
II. Tujuan
1. Mengetahui kadar vitamin C secara umum yang terkandung di dalam
buah lemon.
2. Mengetahui cara melakukan metode analisis kuantitatif, khususnya
analisis volumetri.
I2 + I- → I3-
Iod atau iodium (I2) adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-
biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau
menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak
sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod
menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam
kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian
membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut
dalam air.
III.2Titrasi Iodimetri
Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium.
Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat
digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau
senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O.
Pada titrasi iodometri perlu diawasi pHnya. Larutan harus dijaga supaya
pHnya lebih kecil dari 8 karena dalam lingkungan yang alkalis iodium
bereaksi dengan hidroksida membentuk iodida dan hipoiodit dan
selanjutnya terurai menjadi iodida dan iodat yang akan mengoksidasi
tiosulfat menjadi sulfat, sehingga reaksi berjalan tidak kuantitatif.
Adanya konsentrasi asam yang kuat dapat menaikkan oksidasi potensial
anion yang mempunyai oksidasi potensial yang lemah sehingga direduksi
sempurna oleh iodida. Dengan pengaturan pH yang tepat dari larutan
maka dapat diatur jalannya reaksi dalam oksidasi atau reduksi dari
senyawa.
Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah amylum. Amylum tidak
mudah larut dalam air serta tidak stabil dalam suspensi dengan air,
membentuk kompleks yang sukar larut dalam air bila bereaksi dengan
iodium, sehingga tidak boleh ditambahkan pada awal titrasi. Penambahan
amylum ditambahkan pada saat larutan berwarna kuning pucat dan dapat
menimbulkan titik akhir titrasi yang tia-tiba. Titik akhir titrasi ditandai
dengan terjadinya hilangnya warna biru dari larutan menjadi bening.
III.3Asam Askorbat
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan sensitif terhadap
panas. Akibatnya, vitamin C tidak disimpan dalam tubuh manusia, dan
dapat hancur selama pengolahan makanan ketika makanan dipanaskan
atau kalengan. Tapi, asam askorbat dapat dimasukkan menjadi makanan
untuk meningkatkan atau pengganti vitamin C yang hilang selama proses
memasak.
IV.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan antara lain ekstrak air lemon (air : lemon
= 1 : 25), indicator amilum 1 %, I2 0,01 N, dan H2SO4 0,01 N.
V. Prosedur Kerja
V.1 Standarisasi I2 0,01 N dengan Na2S2O3 0,1 N
1. 0,6345 gram hablur I2 ditimbang. Kemudian dimasukkan ke dalam
labu takar.
2. KI ditambahkan sebanyak 2 gram dilarutkan dan dicukupkan.
3. Campuran dihomogenkan membentuk larutan kemudian
ditambahkan I2 0,01 N sebanyak 10 mL.
4. Larutan dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N hingga berwarna kuning.
5. Indikator amilum ditambahkan 5 tetes ke labu Erlenmeyer.
6. Larutan dititrasi kembali dengan Na2S2O3 0,1 N sampai berwarna
biru tua.
VI.2 Perhitungan
6.2.1 Standarisasi I2 0,01 N dengan Na2S2O3 0,1 N
Diketahui : VNa2S2O3 = 0,575 mL
N Na2S2O3 = 0,1 N
VI2 = 10 mL
Ditanya : NI2?
bobot vit . C
% Vitamin C = x 100 %
V Sampel
0,0004807 g
= x 100 %
10 mL
= 0,004807 %
VI.3 Pembahasan
Setelah melaksanakan praktikum, ada beberapa hal yang perlu dibahas
diantaranya yaitu pada saat melakukan titrasi, jenis buret yang digunakan
yaitu jenis buret basa. Mengapa menggunakan buret basa? Sebab buret
basa hampir sangat umum dipakai dalam titrasi karena cocok untuk
larutan titran yang tidak korosif, di sisi lain Na2S2O3 tidaklah korosif.
Maka dari itu penentuan buret disesuaikan dengan efek yang akan
ditimbulkan ketika larutan titran berkontakan dengan bahan kran buret.
Selain itu mengapa menggunakan indicator Kanji? Sebab indicator kanji
atau amilum atau pati ketika direaksikan dengan Iodida maka terjadi
proses kompleks teradsorbsi yang menyebabkan ion-ion Iodida
menempel pada permukaan pati sehingga mengakibatkan warna
permukaan pati menjadi warna biru. Ketika dalam kondisi titik ekivalen,
penambahan satu tetes Na2S2O3 saja ia akan berubah warna menjadi biru
tua. Nah pada kondisi inilah disebut dengan titik akhir titrasi sehingga
titrasi dihentikan. Banyaknya volume Na2S2O3 yang digunakan untuk
mencapai titik akhir titrasi digunakan sebagai bahan perhitungan
konsentrasi larutan yang akan diketahui konsentrasinya.
VII.2 Saran
Selama melakukan pekerjaan apapun di laboratorium baik praktikan,
laboran, teknisi, dan pihak terlibat disarankan mengenakan alat pelindung
diri yang sesuai sebab kita semua mungkin tidak tahu ada saja sekian
ppm bahan kimia yang menguap di sekitar kita. Tak hanya itu, praktikan
diharapkan lebih teliti dan tekun dalam menganalisis suatu sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Harijadi, W., 1993, “Ilmu Kimia Analitik Dasar”, halaman 212- 233, PT.
Gramedia, Jakarta.