Makalah Perkembangan Keterampilan Kognitif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN KETERAMPILAN KOGNITIF

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III (Pendidikan Fisika ICP)
INDRIANI ARMIN (1912440002)
ALDENA AENUN RAMADHANI SAKONA (1912441003)
NILAM (1912441013)
NISMAYANTI (1912442009)
CHAIRINI ASHARI SAHAR (1912442011)

JURUSAN FISIKA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERKEMBANGAN KETERAMPILAN KOGNITIF” demi
memenuhi tugas Psikologi Pendidikan di Universitas Negeri Makassar yang
menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua untuk
mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon dimaklumi bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat kepada kita semua.

Makassar, 23 Maret 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah......................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................2
C. Tujuan makalah..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Keterampilan Kognitif..............................................4
B. Strategi kognitif ................................................................................5
C. Implikasi Perkembangan Keterampilan Kognitif Pendidikan ..........6
D. Gaya Kognitif ....................................................................................7
E. Pemikiran Kritis.................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................9
B. Saran..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap fase atau periode perkembangan pada dasarnya selalu
bertalian erat dengan periode perkembangan yang mendahuluinya. Hal ini
membuktikan bahwa manusia merupakan kesatuan yang bulat. Dan tujuan
yang terkandung dalam setiap perkembangan adalah menjadi manusia
dewasa yang sanggup berdiri sendiri.
Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mendapatkan,
mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan
persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah
laku yang tampak. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks dan saling berhubungan dengan seluruh
konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan atau membagi-bagi
situasi/materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang kecil-kecil
dan mempelajarinya secara terpisah-pisah akan kehilangan makna. Teori
ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek
kejiwaan lainnya.
Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan
peserta didik yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran dan
sangat menentukan keberhasilan mereka di sekolah. Guru sebgai tenaga
kependidikan yang bertanggung jawab melaksanakan interaksi edukatif di
dalam kelas, perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang
perkembangan kognitif peserta didiknya. Dengan bekal pemahaman
tersebut, guru akan dapat memberikan layanan pendidikan atau
melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
kognitif peserta didik yang dihadapinya. Seiring dengan perkembangan
kognitifnya, anak-anak usia sekolah mulai berusaha mengetahui tentang
pikiranya sendiri, tentang bagaimana ia belajar dan mengingat situasi-
situasi yang dialami setiap hari, muali menyadari proses-proses
kognitifnya dan bagaimana seseorang dapat meningkatkan penilaian
kognitif mereka, serta memilih strategi-strategi yang cocok untuk
meningkatkan kinerja kognitif mereka. Para ahli psikologi menyebut tipe
pengetahuan ini dengan metakognitif (metacognitive), yaitu pengetahuan
tentang kognisi (Wellman, 1988).
Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai
kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam
perkembangan”. Bisa pula, dikatakan prinsip perkembangan adalah
“patokan generalisai mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa
perkembangan dalam diri manusia”. Oleh karena itu dalam makalah ini
akan dibahas mengenai perkembangan keterampilan kognitif yang
meliputi metakognitif, strategi kognitif, implikasi perkembangan
keterampilan kognitif, gaya kognitif, dan karakteristik pemikiran kritis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perkembangan Keterampilan kognitif?
2. Bagaimana strategi kognitif ?
3. Bagaimana implikasi perkembangan keterampilan kognitif pada
pendidikan ?
4. Apa yang dimaksud gaya kognitif?
5. Apa saja karakteristik pemikiran kritis ?
C. Tujuan makalah
1. Untuk menambah wawasan lebih mengenai perkembangan
keterampilan kognitif
2. Dapat mengetahui bagaimana strategi kognitif
3. Dapat mengetahui bagaimana implikasi perkembangan keterampilan
kognitif pada pendidikan
4. Mengetahui dan memahami gaya kognitif
5. Dapat mengetahui karakteristik pemikiran kritis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Keterampilan Kognitif


Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian,
atau mengerti. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat
susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006).
Secara luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan (Neisser, 1976). Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah
laku seseorang/anak itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan
mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Dalam bab ini kita akan membicarakan salah satu aspek perkembangan
kognitif yang sangat penting bagi proses belajar peserta didik disekolah, yakni
keterampilan kognitif, yang meliputi kemampuan metakognitif, strategi kognitif,
gaya kognitif, dan pemikiran kritis.
I. Metakognitif
a. Pengertian Metakognisi
Metakognisi (metacognition) merupakan sebuah konstruksi psikologi yang
kompleks.Untuk lebih memahami pengertian dari istilah metakognisi ini, berikut
akan dikutip rumusan yang diajukan oleh para ahli psikologi.
Jhon Falvell (1976), pencetus istilah metakognitif, secara sederhana mengartikan
metakognitif sebagai “knowing about knowing” –pengetahuan tentang
pengetahuan. Menurut McDevitt Dan Ormrod (2002), “the term metacognition
refers both to the knowledge that people have about their own cognitive
processes and to the intentional use of certain cognitive processes to improve
lerning and memory.Sementara itu, bouffard, Dkk.,(1995) menyatakan
metcognition refers both to the explicit knowledge individuals have about their
cognitive resources and to the deliberate self-regulation they can exercise when
applying this knowledge”.
Menurut Margaret W. Matlin (1994) metacognitif adalah “knowledge and
awareness about cognitive processes or thoughts about thinking.”
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, metakognitif adalah
pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi, atau pengetahuan tentang
pikiran dan cara kerjanya. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa
ingin tahu. Pandangan-pandangan tentang kontemporer tentang kognisi meyakini
bahwa metakognitif sangat menentukan efisiensi system intelektual secara
keseluruhan (flavell, Green,1995.)”metacognitive abilities stand over and above
the abilities required to be successful at cognitive tasks, yet are key to monitoring
or controlling the overall efficiency of performances” demikian kata nelson
(dalam Damon, at all, 1997.) ini menunjukkan bahwa metakognitif merupakan
fungsi eksekutif yang membentuk dan membimbing bagaimana seseorang
menggunakan pikirannya dan merupakan proses kognitif yang paling tinggi dan
canggih.
b. Komponen Metakognisi
Riset-riset tentang metakognisi memiliki akar sejarah yang panjang dalm bidang
psikologi, terutama yang menfokuskan perhatiannya pada perkembangan
kognitif, memori, pemrosesan eksekutif, dan strategi belajar (brown, et all.,
1993). Model- model yang muncul
belakangan ini lebih merupakan sintesis dari kedua penelitian awal tersebut.
Model-model sintesis dari metakognisi ini mencoba untuk mengkoordinasikan
pengtahuan metakognitif (metacognitif knowledge) dan aktivitas kognitif
(metacognitive activity) (Ferrari &
Sternberg, 1998). Pengetahuan Metakognisi. Pengtahuan metakognisi meliputi
usaha monitoring darefleksi atas pikiran-pikiran saat ini. Refleksi ini mebutuhkan
pengtahuan factual (factual knowladge) tentang tugas, tujuan-tujuan atau diri
sendiri dan pengetahuan strategis tentang bagaimana dan kapan menggunakan
prosedur-prosedur tertentu untuk
memecahkan masalah. Sedangkan pemikiran aktivitas metakognitif meliputi self-
awareness dalam menata dan menyesuaikan strategi yang digunakan selama
berfikir dan memecahkan masalah.
Menurut Jhon Flavell (1976), pengetahuan metakognitif secara umum dibedakan
menjadi 3
variabel, yaitu :
1. Variabel Individu. Variabel Individu mencakup pengetahuan tentang persons
(diri sendiri dan juga orang lain).
2. Variabel Tugas. Variabel tugas mencakup pengtahuan tentang tugas-tugas.
3. Variabel Strategi. Variabel Strategi mencakup pengtahuan tentang strategi,
pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana mengatasi
kesulitan.
Aktivitas Kognisi. Aktivitas kognsi juga disebut pengturan kognisi mencakup
usaha-usaha siswa memonitor, mengontrol atau menyesuaikan proses kognitifnya
dan merespon
tuntutan tugas atau perubahan kondisi (Baker, 1994).

c. Perkembangan Metakognitif
Kemampuan metakognitif untuk memonitor kemajuan sendiri dan menggunakan
strategi yang berbeda untuk belajar dan mengingat, mengalami perkembangan
sesuai dengan pertambahan usia. Pengetahuan metakognitif berkembang pada
usia 5-7 tahun, dan terus berkembang selama usia sekolah, masa remaja, bahkan
sampai masa dewasa. Namun hasil penelitian menemukan adanya perbedaan
individual di antara para peserta didik di usia yang sama.

B. Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang penting
dikuasai oleh seorang peserta didik dalam belajar atau memecahkan masalah.
Strategi kognitif merupakan kemampuan tertinggi dari domain kognitif, setelah
analisis, sintesis, dan evaluasi.
a. Pengertian Strategi Kognitif
McDevitt dan Ormrod (2002), medefinisikan proses mental atau kognitif tertentu
yang digunakan orang untuk memperoleh atau memanipulasi informasi. Strategi
kognitif didasarkan pada paradigma konstruktvisme, teori metakognisi, dan
pengalaman-pengalaman praktis lapangan. Siswa ideal menurut paradigma ini
adalah seorang pelajar yang memiliki kemampuan mengatur dirinya sendiri .
Menurut Paulina Pannen, (2001), proporsi paradigma konstruktivisme dapat
diterjemahkan menjadi pernyataan-pernyataan yang lebih operasional sebagai
berikut :
1. Kepercayaan, nilai dan Norma, Motivasi, pengetahuan dan keterampilan,serta
intuisi setiap orang akan sangat berpengaruh terhadap strategi dan kemampuan
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
2. Permasalahan yang dihadapi setiap orang tidak dapat pernah dipisahkan
dari konteks situasinya. Strategi dan kemampuan seseorang dalam menghadapi
masalah-masalah tersebut adalah unik.
3. Jika dikumpulkan strategi orang perorang dalam menghadapi masalah
tertentu, maka akan terlihat adanya pola dasar yang samadari strategi-strategi
tersebut pola dasar tersebut perlu dan dapat dipelajari oleh orang lain guna
menjadi bekal dasar dalam memecahkan masalah.

b. Jenis-jenis Strategi Kognitif


Dalam bidang pembelajaran, strategi kognitif sering juga disebut sebagai strategi
belajar dan memecahkan masalah. Strategi belajar disini dapat diartikan sebagai:
metode-metode atau teknik-teknik tertentu yang digunakan untuk dapat
membantu siswa mempelajari informasi baru dan memecahkan berbagai masalah
belajar secara lebih efektif. Terdapat berbagai jenis stratgi kognitif yang
digunakan oleh para peserta didik dalam belajar dan memecahkan masalah yaitu:
1. Chunking. Strategi Chunking dilakukan dengan cara mengorganisasikan materi
secara sistematis melalui prosesn mengurutkan, mengklasifikasikan, dan
menyusun.
2. Spatial. Merupakan strategi untuk menunjukkan hubungan antara satu hal
dengan hal lain.
3. Multipurpose. Merupakan strategi kognitif yang dapat digunakan untuk
berbagai tujuan, antra lain rehearsal, imagery, dan mnemonics

c. Perkembangan Strategi Kognitif


Berikut ini akan dikemukakan jenis-jenis strategi kognitif yang dikemukakan
oleh sejumlah ahli psikologi. NRehearsal. Merupakan salah satu strategi belajar
kognitif yang digunakan peserta didik dengan cara mengulangi berkali-kali
materi pelajaran atau informasi yang disajikan. Strategi rehearsal dapat berupa
mengahfal dalam hati item-item yang dipelajari dan dapat pula berupa menyebut
dengan suara keras kata-kata penting dalam suatu teks. Organization. Merupakan
strategi belajar kognitif yang banyak digunakan oleh peserta didik. Strategi
kognitif mengorganisasi menemukan interlasi diantara kepingan-kepingan
informasi untuk lebih memudahkan dan efektif dalam mempelajarinya.
Elaboration. Elaboration (perluasan atau perincian) penggunaan pengetahuan
lama guna memperluas atau memperdalam pengetahuan baru sehingga dapat
lebih efektif dalam mempelajarinya.

C. Implikasi Perkembangan Keterampilan Kognitif Terhadap Pendidikan


Dalam uraian berikut akan diketengahkan beberapa upaya yang harus dilakukan
guru dalam mengembangkan kemampuan metakognisi dan strategi kognitif
peserta didik.
a. Guru harus mengajarkan dan menganjurkan kepada peserta didik untuk
menggunakan strategi belajar yang sesuai dengan kelompok usia mereka.
b. Memberikan pelatihan tentang strategi belajar, kapan dan bagaimana
menggunakan strategi untuk mempelajari tugas-tugas baru dan sulit.c.
Menunjukkan strategi belajar yang efektif serta mendorong peserta didik untuk
menggunakan strateginya sendiri.
d. Mengidentifikasi situasi-siuasi dimana suatu strategi memungkinkan untuk
digunakan.
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sendiri, dengan
sedikit atau tanpa bantuan dari guru.
f. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengakses
hasil belajarnya sendiri, sehingga mereka bisa mengetahui apa yang telah
dikerjakannya dan apa yang belum diketahuinya.
g. Sering umpan balik tentang kemajuan belajar mereka.
h. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi belajarnya sendiri dan
mendorong mereka mengembangkan mekanisme melakukan perbuatan belajar
yang efektif.
i. Mengharapkan dan menganjurkan peserta didik untuk belajar mandiri, yakni
melakukan perbuatan belajar sendiri, menentukan sendiri apa yang harus
dilakukan, memecahkan masalah sendiri, tanpa bergantung kepada orang lain.

D. Gaya Kognitif
Gaya kognitif merupakan salah satu ide baru dalam kajian psikologi
perkembangan dan pendidikan. Gaya kognitif sering dideskripsikan sebagai
berada dalam garis batas antara kemampuan mental dan sifat personalitas.
Berbeda dengan strategi kognitif yang mungkin mengalami perubahan dari waktu
ke waktu serta dapat dipelajari dan dikembangkan, gaya kognitif bersifat statis
dan secara relatif menjadi gambaran tetap tentang diri individu.
a. Pengertian Gaya Belajar
Secara bahasa, istilah gaya dalam bahasa inggris disebut style, yang berarti corak
mode atau gaya. Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan
fungsi kognitif (berpikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan,
mengorganisasi dan memproses informasi dan seterusnya) yang bersifat
konsisten dan berlangsung lama.

b. Tipe Gaya Kognitif


Berikut ini akan dibahas beberapa gaya kognitif yang paling banyak didiskusikan
oleh para ahli :
1. Gaya impulsif dan reflektif. Gaya reflektif dan impulsif menunjukkan tempo
kognitif atau kecepatan berpikir. Dibandingkan dengan siswa yang impulsif,
siswa yang reflektif juga lebih mungkin untuk menentukan sendiri tujuan belajar
dan berkonsentrasi pada informasi yang relevan. Sejumlah bukti menunjukkan
bahwa siswa reflektif lebih efektif dan lebih baik dalam pelajaran di sekolah
dibandingkan dengan siswa yang impulsif.
2. Field Dependence dan Independence. Gaya field dependece dan independence
merupakan tipe gaya kognitif yang mencerminkan cara analisis seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Individu dengan gaya FD cenderung
menerima suatu pola sebagai suatu keseluruhan. Sebaliknya individu dengan
gaya FI lebih menerima bagian-
bagian terpisah dari pola menyeluruh dan mampu menganalisa pola kedalam
komponen-komponenya.

c. Perkembangan Gaya Kognitif


Sejumlah kajian memperlihatkan adanya kecenderungan perkembangan pada
gaya kognitif FD. Ketika anak tumbuh semakin besar, pada umumnya mereka
menjadi lebih memperlihatkan gaya kognitif FI, setidaknya hingga usia sekolah.
Kemudian, tingkat perkembangan berhenti pada masa dewasa, ketika terdapat
suatu kecenderungan untuk lebih memperlihatkan gaya FD.

d. Implikasi Perkembangan Gaya Kognitif terhadap Pendidikan


Sebagai salah satu variabel pembelajaran, gaya kognitif mencerminkan
karakteristik siswa, di samping karakteristik lainnya seperti motivasi, sikap,
minat, kemampuan berpikir, dan sebagainya. Santrock (2008) memberikan
beberapa strategi pembelajaran yang mungkin dapat digunakan guru dalam
membantu siswa dengan gaya kognitif yang impulsif, yaitu :
1. Pantau siswa di kelas untuk mengetahui mana anak-anak yang impulsif.
2. Bicara dengan mereka agar mau meluangkan lebih banyak waktu untuk
berpikir sebelum memberikan jawaban.
3. Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya.
4. Jadilah guru yang bergaya reflektif.
5. Bantu siswa untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya.
6. Hargai siswa yang impulsif yang mau meluangkan lebih banyak waktu untuk
berpikir. Pujilah peningkatan kinerja mereka.

E. Pemikiran Kritis
a. Pengertian pemikiran kritis
Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, dan
produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan
dan keputusan yang baik. Sedangkan berpikir kritis berarti merefleksikan
permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi
berbagai pendekatan dan perpektif yang berbeda

b. Karakteristik Pemikiran Kritis :


1. Kemampuan untuk menarik kesimpulan dari pengamatan.
2. Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi.
3. Kemampuan untuk berpikir secara deduktif.
4. Kemampuan untuk membuat interpretasi yang logis.
5. Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang
kuat.

c. Perkembangan Pemikiran Kritis Perkembangan pemikiran kritis ditentukan


oleh interaksi aktif dalam lingkungan, melihat sesuatu dari sudut pandang yang
banyak, keterampilan dan pengetahuan.

d. Perkembangan Pemikiran Kritis dan Implikasinya terhadap Pendidikan


Dalam perspektif kritis, hakikat pendidikan adalah melakukan refleksi kritis
terhadap ideologi yang dominan kearah transformasi sosial. Tugas utama
pendidikan adalah menciptakan ruang agar sikap kritis terhadap system dan
struktur ketidakadilan, serta melakukan dekonstruksi dan advokasi menuju
system sosial yang lebih adil. Pendidikan haruslah merupakan proses produksi
kesadaran kritis, seperti menumbuhkan kesadaran kelas, kesadaran gender, dan
kesadaran kritis lainnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, atau
mengerti. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat
susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris,
2006).
keterampilan kognitif, yang meliputi kemampuan metakognitif, strategi
kognitif, gaya kognitif, dan pemikiran kritis. Metakognitif adalah
pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi, atau pengetahuan tentang
pikiran dan cara kerjanya. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah
rasa ingin tahu. Pandangan-pandangan tentang kontemporer tentang kognisi
meyakini bahwa metakognitif sangat menentukan efisiensi system intelektual
secara keseluruhan (flavell, Green,1995.)
2. Strategi kognitif didasarkan pada paradigma konstruktvisme, teori
metakognisi, dan pengalaman-pengalaman praktis lapangan. Merupakan
salah satu strategi belajar kognitif yang digunakan peserta didik dengan cara
mengulangi berkali-kali materi pelajaran atau informasi yang disajikan.
Strategi rehearsal dapat berupa mengahfal dalam hati item-item yang
dipelajari dan dapat pula berupa menyebut dengan suara keras kata-kata
penting dalam suatu teks. Organization. Merupakan strategi belajar kognitif
yang banyak digunakan oleh peserta didik. Strategi kognitif mengorganisasi
menemukan interlasi diantara kepingan-kepingan informasi untuk lebih
memudahkan dan efektif dalam mempelajarinya.
3. Implikasi Perkembangan Keterampilan Kognitif Terhadap Pendidikan
Dalam uraian berikut akan diketengahkan beberapa upaya yang harus
dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan metakognisi dan strategi
kognitif peserta didik.
a. Guru harus mengajarkan dan menganjurkan kepada peserta didik untuk
menggunakan strategi belajar yang sesuai dengan kelompok usia mereka.
b. Memberikan pelatihan tentang strategi belajar, kapan dan bagaimana
menggunakan strategi untuk mempelajari tugas-tugas baru dan sulit.c.
Menunjukkan strategi belajar yang efektif serta mendorong peserta didik
untuk menggunakan strateginya sendiri.
d. Mengidentifikasi situasi-siuasi dimana suatu strategi memungkinkan untuk
digunakan.
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sendiri, dengan
sedikit atau tanpa bantuan dari guru.
f. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk
mengakses hasil belajarnya sendiri, sehingga mereka bisa mengetahui apa
yang telah dikerjakannya dan apa yang belum diketahuinya.
g. Sering umpan balik tentang kemajuan belajar mereka.
h. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi belajarnya sendiri
dan mendorong mereka mengembangkan mekanisme melakukan perbuatan
belajar yang efektif.
i. Mengharapkan dan menganjurkan peserta didik untuk belajar mandiri,
yakni melakukan perbuatan belajar sendiri, menentukan sendiri apa yang
harus dilakukan, memecahkan masalah sendiri, tanpa bergantung kepada
orang lain.
4. Gaya kognitif merupakan salah satu ide baru dalam kajian psikologi
perkembangan dan pendidikan. Gaya kognitif sering dideskripsikan sebagai
berada dalam garis batas antara kemampuan mental dan sifat personalitas.
Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif
(berpikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan,
mengorganisasi dan memproses informasi dan seterusnya) yang bersifat
konsisten dan berlangsung lama.
Karakteristik Pemikiran Kritis :
1. Kemampuan untuk menarik kesimpulan dari pengamatan.
2. Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi.
3. Kemampuan untuk berpikir secara deduktif.
4. Kemampuan untuk membuat interpretasi yang logis.
5. Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang
kuat.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis dan khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Dahar Ranta Willis Pof. Dr.M.SC.1989. teori-teori belajar.Jakarta : Erlangga

Dr. H. Syamsul Yusuf LN. 2008.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung,

Drs. Alex Sobur.2003 Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung

Drs. H. A bu Ahmadi. 2009.Psikologi Umum, PT. Reneka Cipta, Jakarta

F. J. Monks A. M. P. Knoers dan Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan,


Gajah Mada University Press, Jogjakarta, 2006

Harum. 2010. http://nanibagas.wordpress.com/2010/05/31/fungsi-otak-dalam-


pembelajaran/. 2 Oktober 2014

M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S. 2011.Teori-Teori Psikologi, Ar Ruzz


Media, Yogjakarta

Prof. Dr. H. Baharuddin.2009.Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Ar Ruzz


Media, Yogjakarta,

Yelli foliate. http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/19/bagaimana-peran-otak-


dalam-pembelajaran-423256.html. 2 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai