Cara Penulisan Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Cara penulisan daftar pustaka dan catatan kaki berbeda.

Daftar pustaka dituliskan pada akhir


karangan ilmiah dalam halaman tersendiri, sedangkan catatan kaki dituliskan pada tiap
lembar/ halaman yang bersangkutan.

1. Penulisan Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka memiliki aturan sebagai berikut.

 semua sumber dalam daftar pustaka ditulis dengan nama urutan abjad huruf atau nama
pengarang  (setelah dibalik).
 Sumber yang berupa buku ditulis dengan urutan: nama pengarang(dibalik). tahun
terbit. judul buku. kota tempat buku diterbitkan: nama penerbit.
 Sumber yang berupa majalah/ surat kabar, ditulis dengan urutan: nama majalah/ surat
kabar, tanggal, bulan, tahun, nomor edisi (majalah), judul artikel, dan nomor halaman.
 Judul buku ditulis dengan huruf kapital, digarisbawahi atau dicetak miring atau
dicetak tebal.
 Apabila nama pengarang terdiri atas dua kata/ lebih, kata akhir dari nama tersebut
diletakkan di muka dan ditandai dengan tanda koma (,), tanpa gelar akademik.
Contoh: Ajip Rosidi ditulis Rosidi, Ajip.
 Apabila pengarang terdiri atas dua orang atau tiga orang, nama-namanya ditulis
semua. Akan tetapi jika lebih dari tiga orang, ditulis satu orang dan diberi singkatan,
et, al. atau dkk.
 Gelar akademik tidak perlu dicantumkan.
 Bila ada dua atau lebih sumber pengarangnya sama, penulisannya urut berdasarkan
tahun atau tanggal terbitnya, dan nama pengarang urutan berikutnya cukup diberi
tanda garis.
 Bila ada dua sumber atau lebih sumber yang pengarangnya sama, penulisannya urut
berdasarkan tahun atau tanggal terbitnya, dan nama pengarang urutan berikutnya
cukup diberi tanda garis.
 Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam penulisan sumber
yang berupa buku adalah tanda titik (.), kecuali antara unsur tempat penerbit dan
nama penerbit dengan tanda titik dua (:), sedangkan tanda baca yang digunakan untuk
memisahkan unsur-unsur dalam penulisan sumber berupa majalah atau surat kabar
adalah tanda koma (,).
 Diakhiri tanda titik.

Contoh penulisan daftar pustaka:

Moeliono, Anton M(ed). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

2. Penulisan Catatan Kaki

Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki
halaman karangan yang bersangkutan. Catatan ini memberikan informasi singkat
sesungguhnya yang terdapat pada tulisan. Dengan catatan kaki, seorang penulis
sesungguhnya telah memberikan penghargaan atas karya orang lain. Hubungan antara catatan
kaki dengan teks dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukkan yang sama. Selain
menggunakan nomor-nomor penunjukkan, hubungan itu dapat dinyatakan dengan
menggunakan tanda asterik atau tanda bintang (*).
Unsur-unsur catatan kaki

  Nama pengarang (editor, penerjemah)


 Judul buku
 Nama atau nomor seri (jika ada)
 Data publikasi (jilid, nomor cetakan, kota penerbit, nama penerbit, tahun terbit)
 Nomor halaman

Aturan penulisan catatan kaki

 Urutannya: Nama pengarang, judul buku, nama penerbit, kota terbit, tahun terbit, dan
nomor halaman.
 Nama pengarang ditulis lengkap, tidak boleh dibalik, dan tanpa gelar akademik.
 Judul buku, masing-masing kata ditulis dengan huruf kapital, dicetak miring, digaris
bawah, atau dicetak tebal.
 Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam catatan kaki
adalah koma (,).
 Harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut sehingga
margin di bawah tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudah diketik baris terakhir dai
catatan kaki.
 Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai
dari margin kiri sepanjang 15 ketikkan dengan huruf pika atau 18 ketikkan dengan
huruf dite (–).
 Dalam jarak dua spasi dari jenis tadi, dalam jarak 5-7 ketikkan dari margin kiri nomor
penunjukkan.
 Langsung sesudah nomor penunjukkan, setengah spasi ke bawah mulai diketik baris
pertama dari catatan kaki.
 Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan
kaki pada halaman yang sama (kalau ada) adalah dua spasi.
 Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.

 Istilah-istilah yang sering digunakan dalam catatan kaki.

 Ibid, singkatan dari ibidan, artinya sama dengan di atas.

Untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis
dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti tanda koma, lalu nomor halaman.

Contoh: Ibid; halaman 10

 op.cit., singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip.

Digunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip tetapi sudah disisipi catatan
kaki lain dari sumber yang lain. Urutan nama penulisan pengarang, op.cit, nomor halaman.

 loc. cit., singkatan dari loco citato, artinya tempat yang telah dikuti[.

Seperti di atas tetapi dari halaman yang sama. Urutan penulisan nama tempat yang telah
dikutip,
seperti di atas tetapi dari halaman yang sama. Urutan penulisannya nama pengarang loc. cit
(tanpa nomor halaman). [nly]

Source : cyberblogsz.blogspot.co.id

Sistematika penulisan

1. Empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks, catatan kaki
diketik berspasi satu, dan diberi nomor.   Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya,
misalnya bila font tulisan Times New Roman ukuran 12 maka catatan kaki ukuran fontnya 8
atau 9.

2. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri atau boleh 1 kali
Tab (seperti permulaan alenia baru).  Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris
kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).

3. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang
lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.

4. Nama pengarang ditulis menurut urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar seperti Prof., Dr.,
Ir., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan. Kecuali bila didalam buku ditulis disertai gelar
akademis maka catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.

- Jika buku, majalah, atau surat kabar ditulis oleh dua atau tiga orang, nama pengarang
dicantumkan semua.

- Pengarang yang lebih dari tiga orang, ditulis hanya nama pengarang pertama, lalu di
belakangnya ditulis et al., atau dkk.

5. Judul buku digaris bawah jika diketik dengan mesin ketik atau dicetak miring jika diketik
dengan komputer.

5. Jika sumbernya berasal dari internet: Nama depan dan belakang penulis, “Judul dokumen,”
nama website, alamat web komplit, tanggal dokumen tersebut di download.

Cara Penulisan :

1. Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis
pada buku diikuti koma
2. Judul karangan dicetak miring, tidak diikuti koma
3. Nama penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung () diikuti koma. Sebagian keterangan
tidak ada tanda kurung, tetapi menggunakan koma
4. Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri titik (.)

CONTOH PENULISAN FOOTNOTE/CATATAN KAKI:


1. Footnote dari Buku
a. Footnote dari Buku Dengan 1 Penulis/Pengarang
1. David Nunan, Designing Tasks for the Communicative Classroom (Cambridge: Cambridge
University Press, 1989), 34.
2. Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004),202.
3. William N. Dunn, Analisis Kebijaksanaan Publik, terj. Mujahir Darwin, (Yogyakarta:
Hanindita, 2001), 20-32.
4. Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2, terj. Nurul Imam, (Jakarta: Pustaka
Binaman Presindo, 1994), 1-40.
Contoh format penulisan lainnya (tanpa tanda kurung):
Ade Iwan Setiawan, Penghijauan dengan Tanaman Potensial, Penebar Swadaya, Depok, 
2002, hlm. 14.
b. Footnote dari Buku Dengan 2 Penulis/Pengarang Atau Lebih
Junaidi Samadi - Rachmat Sandira, Analisis Statistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2003), 54.

Steiger Ron, et.al., Equality of Educational Oppurtunity (Washington DC: Goverment


Printing Office, 1996),23.
c. Footnte dari Buku Tanpa Pengarang
Direktorat Jederal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Kurikulum Pendidikan MIPA LPTK
Program Strata-1 (S1) (Jakarta: Depdikbud, 1990),45.
2. Footnote dari Jurnal atau Majalah Ilmiah

Jurnal Atau Majalah Ilmiah ditulis dengan urutan : nama penulis, tahun penerbitan jurnal,
judul artikel (diketik diantara tanda petik), nama jurnal/majalah ilmiah (diketik miring),
lengkap dengan nomor volume dan bulan, tahun penerbitan, dan nomor halaman artikel itu
dimuat.

Contoh :
J. E. Paquette, "Minority Participation in Secondary Education: A Graned Descriptive
Methodology". Educational Evaluation and Policy Analysis. Vol. 3 No. 2, Summer 1991,
157.
3. Footnote dari Skripsi, Tesis dan Disertasi
R. G. Baker, Doctoral Dissertation: "The Contribution of Coaching to Transfer of Training:
An Extension Study" (Oregon: University of Oregon, 1981), 14.

Sunaryo, Disertasi Doktor: "Pengembangan Model Pengukuran Produktifitas Perguruan


Tinggi di Indonesia" (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1984), 105.
4. Footnote dari Makalah
B. R. Joyce - B. Showers., "Teacher Training research: Working Hypothesis for Program
Designs and Directions. for Further Study". (Paper presented at annual meeting of American
Educational Research Association, Los Angles, 1981),10.

S. Kardi, "Pelaksanaan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru MIPA di IKIP


Surabaya" (Paper presented at Seminar Lokakarya Pendidikan MIPA se-Indonesia, Denpasar,
1994), 15.
5. Footnote dari Koran atau Majalah
Tri Budhi Satrio, "Kecap Nomor Tiga" (Kompas, 30 Desember, 2005), 14

Alfred Gordimer, "Do Babies Sing?" (Psychology Today, 2005), 79.


6. Footnote dari Internet
Rujukan dari internet tetap mengikuti ketentuan seperti rujukan-rujukan lainnya dalam artian
nama pengarangnya harus ada, tahun, nama artikel, alamat web, dan tanggal akses dilakukan.
Smith Carr - Lionel Garret. "The Figurative Language" Open Dictionary Wikipedia,
(http://wikipedia.edu/com, accessed on February 12, 2006)

Sartono Martodiarjo, "Gejolak Harga Minyak Dunia" Dunia Usaha List, ([email protected].
diakses 13 Maret 2006)
7. Foonote dari Karya Terjemahan
Clifford Geertz, "Negara Teater". Translated by Hartono Hadikusumo, (Yogyakarta:
Yayasan Bentang Budaya, 2000), 67.

SINGKATAN DALAM PENULISAN FOOTNOTE:

Ibid
Singkatan ini berasal dari bahasa latin "ibidem" yang berarti pada tempat yang sama.
Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki nomor tersebut sama dengan
referensi pada nomor sebelumnya (tanpa diselingi catatan kaki lain). Apabila halamannya
sama, cukup ditulis Ibid., bila halamannya berbeda, setelah Ibid. dituliskan nomor
halamannya. Kalau kata ibid. terletak di awal catatan kaki, huruf awalnya ditulis dengan
huruf capital (Ibid), sedang bila terletak di tengah kalimat, misalnya sesudah kata‐kata
“Disadur dari” maka huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil (ibid).

Hal seperti ini sama artinya juga dengan idem (yang berarti telah disebutkan sebelumnya atau
sama) disingkai “Id.,” yang umum digunakan pada kutipan legal.

Contoh penggunaan ibid:


[1] Ferdian., “Tindakan Kecil Orang-Orang Besar”, Rumbi Press, 2010, hal.23
[2] Ibid
[3] Id. at 29.

atau
 1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques,terj.SetioBudi (Yogyakarta: Penerbitan
Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 45.
2 Ibid.
3 Ibid., hal. 55.

Op. Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin opere citato yang berarti pada karya yang telah dikutip.
Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama
dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Op.Cit.
khusus digunakan bagi referensi yang berupa buku.

Contoh penggunaan Op.Cit:


1Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni, 1976), 111.
2Daniel Goleman, Emotional Intelligence. (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
3Bobby dePorter & Mike Hernacki, Quantum Bussiness, terj. Basyarah Nasution, (Bandung:
Kaifa, 2000), 63-87.
4Rahardjo, Op.Cit., 125.

Loc. Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin loco citato yang berarti pada tempat yang telah dikutip.
Singkatan ini digunakan sama dengan Op.Cit., yaitu apabila referensi dalam catatan kaki
pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi
catatan kaki lain. Namun, referensi yang diacu Loc.Cit. bukan berupa buku, melainkan
artikel, baik itu dari koran, majalah, ensiklopedi, internet, atau lainnya.

Contoh penggunaan lo.cit:


1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia
Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Kongres Bahasa Indonesia VIII,
(Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1-15.
2Suwandi, Loc.Ci

Sumber : http://www.muslimedianews.com/2016/02/cara-penulisan-footnote-catatan-
kaki.html#ixzz5lOXPQs4H

Anda mungkin juga menyukai