Soal Infeksi Gabungan Bu Hajrah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 84

INFEKSI – HEPATITIS

1. Seorang laki-laki berusia 40 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan mual, lemas,
anoreksia, dan kulit tampak kuning. Hasil lab menunjukkan HbeAg (+) dan anti-Hbe (-).
Dokter mendiagnosa pasien menderita hepatitis B kronis. Oleh dokter, pasien di berikan
terapi interferon a-2a (4,5x106 unit 3x seminggu). Setelah 1 bulan pengobatan, pasien tidak
menunjukkan adanya perubahan. Sebagai apoteker tindakan apakah yang tepat untuk pasien
tersebut ?
a. Dosis diturunkan menjadi 3x106 unit 3 x seminggu
b. Dosis dinaikkan menjadi 5x106 unit 3 x seminggu
c. Dosis dinaikkan menjadi 10x106 unit 2 x seminggu
d. Dosis dinaikkan menjadi 18x106 unit 3 x seminggu
e. Terapi tetap di lanjutkan dengan dosis yang sama

2. Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke rumah sakit, pasien diketahui menderita
hepatitis B sejak 5 tahun yang lalu, sebelumnya, pasien tersebut selama 4 bulan terahir
mendapat terapi interferon-a, namun tidak ada perubahan pada keadaan pasien. Obat antivirus
apakah yang tepat untuk kondisi pasien tersebut ?
a. Adefovir
b. Entecavir
c. Lamivudin
d. Telbivudin
e. Zidovudin

3. Seorang pria berusia 40 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan cepat lelah, mata dan
kulit tampak kuning dan nyeri pada perut. Pasien diketahui menderita hevatitis B sejak 5
tahun yang lalu, pasien tersebut memiliki riweayat gagal ginjal, hasil Lab menunjukkan
bahwa kadar kreatinin dalam darah pasien yaitu 40 ml/menit, HbeAg (+), anti-Hbe (-). Obat
apakah yang tepat untuk kondisi pasien tersebut ?
a. adefovir
b. Entecavir
c. Lamivudin
d. Telbivudin
e. Zidovudin

4. Seorang laki-laki 27 tahun di bawa kerumah sakit dengan keluhan, mual muntah,
kelelahan, dan demam. Hasil lab menunjukkan HVC RNA (+), dokter mendiagnosa bahwa
pasien menderita hepatitis C genotipe 2, sebagai apoteker, obat apakah yang tepat untuk di
rekomendasikan kepada pasien ?
a. Peg-interferon + ribavirin
b. Peg-interferon + ledipasvir
c. Ribavirin + sofosbuvir
d Ribavirin + ledipasvir
e. Sofosbuvir + ledipasvir

5. Seorang laki- laki berumur 30 tahun, di rawat di rumah sakit karna menderita hepatitis B
aktif, pasien menunjukkan tanda dekompensasi hati, (kadar ALT >5x batas atas normal).
Sebagai apoteker, obat anti hepatitis apakah yang tepat untuk di berikan ?
a. Adefovir
b. Enetecavir
c. Interferin-a
d. Lamivudin
e. Ribavirin

6. Tn. A berusia 45 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan tubuh membengkak dan mata
terlihat kuning. Hasil pemeriksaan lab HbsAg (+) dokter mendiagnosa pasien menderita
Hepatitis B. Pasien mengaku belum pernah menerima pengobatan terapi sebelumnya. Sebagai
apoteker obat apa yang disarankan untuk diresepkan ?
a. Adefovir
b. Infliximab
c. Lamivudin
d. Metotreksat
e. Telbivudin
Jawaban :
Lamivudin digunakan sebagai terapi awal hepatitis B kronis. Dapat digunakan untuk pasien
dengan decompensated liver disease. Adefovir diberikan untuk terapi pada kondisi yang
resisten terhadap lamivudin

7. Anak Doni usia 8 tahun dibawa ibunya keapotek dengan keluhan sakit kepala, kelelahan,
dan demam setelah disuntik. 3 hari yang lalu dokter memberi terapi vaksin anak B tersebut.
Apakah yang menyebabkan kondisi anak B tersebut ?
a. Efek samping vaksin
b. Indikasi dari vaksin
c. Respon dari vaksin
d. Salah penggunaan
e. Tidak tepat vaksin
Jawaban :
Kondisi tersebut disebabkan oleh Efek samping dari vaksin termasuk rasa sakit di tempat
suntikan, sakit kepala, kelelahan, lekas marah, dan demam (Dipiro, 2017)

8. Seorang laki-laki usia 18 tahun datang kerumah sakit melakukan pemeriksaan kembali
karena memiliki riwayat penyakit hepatitis B. Hasil pemeriksaan HbsAg (-) dan Anti-Hbs
(+). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ?
a. Infeksi Hepatitis belum sembuh
b. Infeksi Hepatitis semakin parah
c. Infeksi Hepatitis sudah sembuh
d. Infeksi menjadi Hepatitis B akut
e. Infeksi menjadi Hepatits B kronik
Jawaban :
Secara umum bila seorang penderita hepatitis B dengan HbsAg negatif (-) dan anti-Hbs
menjadi positif (+) maka menunjukkan orang tersebut sudah sembuh sempurna dari infeksi
Hepatitis B dan sudah kebal terhadap infeksi tersebut (Soemoharjo & Gunawan, 2008)

9. Seorang wanita usia 20 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan bila kencing berwarna
kuning tua sudah sejak 2 hari. Sklera dan kulit ikterik. Pemeriksaan penunjang yang tepat
adalah
a. Bilirubin
b. Hemoglobin
c. Jumlah trombosit
d. Serologis hepatitis
e. SGOT-SGPT
Jawaban :
simptom ikterik pada sklera dan kulit berhubungan dengan peredaran bilirubin dalam tubuh
dan bilirubin merupakan bahan yang tidak seharusnya ada di dalam urin. Karena ikterik
berhubungan dengan tingginya peredaran bilirubin dalam tubuh. Hepatitis ikterik umumnya
disertai dengan urin gelap, tinja beralkohol (berwarna terang), dan memburuknya gejala
sistemik (Dipiro, 2017) HbsAg positif menunjukkan terinfeksi virus Hepatitis B (HBV) dan
beresiko menularkan penyakit ke orang lain melalui darah atau cairan tubuh (Dipiro, 2017).

10. Manakah infeksi virus hepatitis di bawah ini yang menjadi penyebab utama hepatitis
kronis, sirosis, dan karsinoma hepatoseluler ?
a. Hepatitis A akut
b. Hepatitis A kronis
c. Hepatitis B akut
d. Hepatitis B kronis
e. Hepatitis C
Jawaban :
HBV atau Hepatitis B adalah penyebab utama hepatitis kronis, sirosis, dan karsinoma
hepatoseluler. Pasien dengan infeksi HBV kronis dapat mengalami komplikasi sirosis
dekompensasi, termasuk insufisiensi hati dan hipertensi portal ketika sirosis kompensasi
mereka berkembang menjadi sirosis dekompensasi dalam periode 5 tahun (Dipiro, 2017).

11. Ny. Ana berusia 35 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan matanya berwarna
kekuningan sejak 2 bulan yang lalu dan sejak 2 minggu yang lalu pasien tubuhnya mulai
terasa kekuningan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa HbeAg (+) dan HBV DNA
27.000 IU/ml serta kadar ALT 4x. Dokter mendiagnosa pasien mengalami hepatitis B kronis.
Sebagai Apoteker obat apa yang aman direkomendasikan pada pasien tersebut?
a. Adevofir
b. Entercavir
c. Interferon
d. Lamivudin
e. Telbivudin
Alasan : Menurut American College of Gastroenterology (ACG) dan American Association
for the study of Liver Disease telbivudin merupakan lini pertama pada kondisi hamil. Obat
Telbivudin juga termasuk dalam kategori B ( Studi pada hewan menunjukkan tidak ada
resiko pada janin) sedangkan pilihan a,b,c dan d termasuk dalam kategori C (Studi reproduksi
hewan menunjukkan efek buruk pada janin)

12. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke klinik Kasih dengan kondisi lemas dan mata
berwarna kuning . Dari hasil pemeriksaan laboratorium, pasien didiagnosis mengalami
hepatitis B dan diberikan terapi agen mediator imun interferon. Efek samping apa yang sering
terjadi pada pemberian interferon alfa dengan kondisi hepatitis B kronis ?
a. Gejala flu
b. Kulit kemerahan
c. Nyeri abdomen
d. Nyeri leher
e. Nyeri otot
Alasan : Efek samping interferon alfa yang sering terjadi yaitu gejala flu, demam, mual,
muntah dan sakit kepala.
13. Seorang laki-laki berusia 40 tahun masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan HBsAg + dan
CD4 <350 sel/mikro, pasien didiagnosa hepatitis B dan HIV. Dokter meminta saran kepada
Apteker antiretroviral apa yg bias digunakan?
a. Abacavir
b. Lamivudin
c. Stavudin
d. Tenofovir
e. Zidovudin
Alasan pemiihan jawaban : Tenofovir merupakan analog nukleutida yang mengandung dua
obat yang aktif melawan virus HBV dan HIV serta memiliki aktivitas yang kuat terhadap
virus tersebut.

14. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke klinik dengan keluhan mual,nyeri pada hati,
kelelahan , nafsu makan menurun dan nyeri pada hati. Kemudian dilakukan pemeriksaan,
hasil menunjukkan HBsAg (+), HbeAg (-) dan HBV DNA 28.000 IU/ml serta kadar ALT
>2x. Dokter mendiagnosa pasien tersebut menderita hepatitis B kronik dan ingin meresepkan
agen mediator imun. Sebagai apoteker obat apa yang anda rekomendasikan ?
a. Abacavir
b. Peg-Interferon
c. Ribavirin
d. Telbivudin
e. Zidovudin
Alasan : Berdasarkan Algoritma Penatalaksanaan hepatitis kronis lini pertama dapat
diberikan agen mediator imun seperti Interferon, Peg-Interferon, entecavir dan tenofovir.

15. Seorang wanita berusia 37 tahun masuk rumah sakit dan menjalani persalinan. Setelah
pasca persalinan diberikan suntikan vit B sebelum melakukan vaksin pencegahan infeksi
hepatitis B. Dokter menanyakan kepada Apoteker apa kandungan dari vaksin hepatitis B
tersebut ?
a. Anti HPV
b. HbA1C
c. HbsAg
d. HbeAg
e. Thiomersal
Alasan : Vaksin hepatitis B saat ini berasal dari antigen permukaan virus hepatitis B. vaksin
tersebut dibuat dengan teknik rekombinan DNA . Vaksin hepattis B mengandung HBsAG
yang mampu menginduksi respon imun sel inang sehingga terbentuk anti-HBs, yaitu sebagai
komponen antibody secara khusus yang mampu menghambat penempelan virus dan
masuknya virus HBS kedalam sel inang.

16. Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke rumah sakit mengeluh mengalami demam,
nyeri abdomen sebelah kanan, urin berwarna seperti teh dan mengalami jaundice. Diketahui
sebelumnya pasien telah melakukan pembuatan tattoo pada tubuhnya. Hasil laboratorium
menunjukan HbsAg (+), HBV DNA > 20.000 IU/mL dan ALT > 2 x ULN. Dokter
mendiagnosa pasien menderita hepatitis B kronik. Terapi apakah yang tepat diberikan pada
pasien?
a. Adefovir
b. Lamivudin
c. Peg Interferon
d. Ribavirin
e. Telaprevir
Alasan Pemilihan Jawaban : Berdasarkan dipiro edisi 10 hal 347 first line terapi untuk
pengobatan hepatitis B kronik adalah peg-interferon.

17. Tn. X 32 tahun masuk rumah sakit dan didiagnosa menderita hepatitis B kronik. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukan HbsAg (+), HbeAg (+), HBV DNA > 20.000 IU/mL,
dan Anti HBe (-). Pasien menunjukan adanya dekompensasi hati dengan kadar ALT > 5 x
ULN. Dokter meminta saran Apoteker terkait pemilihan terapi pasien, terapi apakah yang
direkomendasikan?
a. Adefovir
b. Entekavir
c. Interferon
d. Lamivudin
e. Peg Interferon
Alasan Pemilihan Jawaban : Berdasarkan dipiro edisi 6 Hal 744-745 Pasien dengan
peningkatan level ALT, khususnya yang meningkat lebih dari lima kali batas normal,
dianggap mengalami eksaserbasi. Terapi lamivudine harus digunakan untuk eksaserbasi
karena memiliki efek onset yang cepat.

18. Tn. R 35 tahun masuk rumah sakit dan didiagnosa menderita hepatitis B kronik. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukan HbsAg (+), HbeAg (+), HBV DNA > 20.000 IU/mL,
Anti HBe (-). Pasien menunjukan adanya dekompensasi hati dengan kadar ALT > 5 x ULN.
Dibawah ini terapi manakah yang dikontraindikasikan pada pasien?
a. Adefovir
b. Entekavir
c. Interferon
d. Lamivudin
e. Telbivudin
Alasan Pemilihan Jawaban : IFN tidak dianjurkan untuk pasien dengan sirosis dekompensasi
karena risiko hepatitis flare dan komplikasi infeksi. Selain itu, efek samping yang signifikan
karena infeksi bakteri dan gagal hati yang memburuk dapat terjadi bahkan dengan IFN dosis
rendah (Makalah Kedokteran Andalas, 2016).

19. Seorang laki - laki 45 tahun masuk rumah sakit didiagnosa menderita hepatitis B kronik.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan HBeAg (-). Pasien telah mendapatkan terapi
lamivudin 1 x 100 mg per oral selama 1 tahun. Setelah dievaluasi tidak terjadi perubahan
pada titer HBV DNA. Kemungkinan terjadi retensi terhadap lamivudin dan akan diberikan
terapi pengganti yang lebih efektif dan efisien. Terapi apakah yang disarankan untuk kondisi
tersebut?
a. Entekafir
b. Interferon
c. Peg Interferon
d. Ribavirin
e. Telbivudin
Alasan pemilihan jawaban : Salah satu keuntungan entecavir adalah tingginya efektivitas
dengan tingkat resistensi yang relatif rendah. Terapi ini bisa menjadi pilihan pada pasien
dengan resistensi lamivudin.

20. Seorang pasien 35 tahun masuk Rumah Sakit dengan gejala lemas, kelelahan, anoreksia,
penurunan berat badan dan mengalami jaundice. Hasil laboratorium menunjukan adanya
peningkatan kadar ALT. Dokter mendiagnosa pasien menderita hepatitis C genotip 3. Terapi
apakah yang direkomendasikan pada pasien tersebut?
a. Peg IFN + Adefovir
b. Peg IFN + Entekafir
c. Peg IFN + Lamivudin
d. Peg IFN + Ribavirin
e. Peg IFN + Telbivudin
Alasan Pemilihan Jawaban : berdasarkan dipiro edisi 9 terapi untuk hepatitis C genotip 3
adalah kombinasi Pegylated Interferon (Peg-IFN) dengan ribavirin.

21. Seorang pasien laki-laki usia 35 tahun masuk rumah sakit dan didiagnosa hepatitis B
kronis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa HbeAg (+) dan HBV DNA >25.000 IU/ml.
Sementara itu, kadar ALT >2x batas atas nilai normal. Dokter meminta saran Apoteker
untuk pemilihan antihepatitis, obat apakah yang disarankan untuk pasien dengan kondisi
tersebut?
a. Abacavir
b. Efavirenz
c. Emtricitabin
d. Interferon
e. Zidovudin
Alasan Pemilihan Jawaban :
Penatalaksanaan hepatitis B kronis dengan hasil pemeriksaan HBeAg (+), HBV DNA
>25.000 IU/ml dan kadar ALT >2x ULN (melebihi batas normal) diberikan terapi interferon
(IFN), peg-IFN, entecavir, atau tenofovir.

22. Seorang pasien laki-laki usia 35 tahun telah didiagnosa hepatitis 2 tahun yang lalu, saat
ini pasien masuk rumah sakit karena menderita gagal hati kronik. Obat antiviral apa yang
kontraindikasi dengan pasien tersebut?
a. Efavirens
b. Entecavir
c. Nevirapin
d. Oseltamivir
e. Tenofovir
Alasan Pemilihan Jawaban :
Penggunaan nevirapin dapat menyebabkan penyakit hati yang fatal sehingga nevirapin
kontraindikasi pada pasien dengan gagal hati kronik. Sedangkan tenofovir, entecavir,
efavirens, dan oseltamivir tidak ada kontraindikasi dengan kondisi gagal hati kronik.

23. Seorang pasien laki laki usia 40 tahun masuk rumah sakit dengan diagnosa gagal ginjal, 1
tahun yang lalu pasien terdiagnosa hepatitis C dan masih menjalani pengobatan untuk
hepatitisnya. Obat antiviral apa yang harus dihindari untuk pasien dengan kondisi tersebut?
a. Abacavir + Ribavirin
b. Efavirens + Ribavirin
c. Interferon + Ribavirin
d. Lamivudin + Ribavirin
e. Oseltamivir + Ribavirin
Alasan Pemilihan Jawaban :
Kombinasi interferon dan ribavirin dikontraindikasikan dengan pasien gagal ginjal.
Kombinasi obat lain tidak kontraindikasi dengan kondisi tersebut.
24. Seorang pasien perempuan usia 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan mual dan
nafsu makan semakin menurun, setelah melakukan pemeriksaan pasien didiagnosa terinfeksi
HCV genotipe 1 dan ada peningkatan serum transaminase. Terapi apa yang tepat untuk
pasien dengan kondisi tersebut?
a. Peg IFN + Aciclovir + Ribavirin
b. Peg IFN + IFN + Ribavirin
c. Peg IFN + Ribavirin + Boceprevir
d. Peg IFN + Ribavirin
e. Peg IFN + Boceprevir

25. Seorang pasien perempuan 33 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan mual dan nafsu
makan semakin menurun, setelah melakukan pemeriksaan pasien didiagnosa terinfeksi HCV
genotipe 2 dan ada peningkatan serum transaminase. Terapi apa yang tepat untuk pasien
dengan kondisi tersebut?
a. Peg IFN + Aciclovir + Ribavirin
b. Peg IFN + Boceprevir
c. Peg IFN + IFN + Ribavirin
d. Peg IFN + Ribavirin + Boceprevir
e. Peg IFN + Ribavirin

26. Tn. RA berusia 30 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam, mual muntah,
lemas dan nafsu makan yang menurun. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan HbeAg
(+), HbsAg (+), HBV DNA > 24000 IU/ml dan Anti Hbe (-). Dokter mendiagnosa pasien
mengalami hepatitis B kronik dan pasien mengaku belum pernah menerima pengobatan
terapi hepatitis sebelumnya. Pasien diketahui mengalami decompensated liver disease.
Dokter meminta apoteker untuk pemilihan obatnya. Obat apakah yang disarankan untuk
pasien tersebut?
A. Adefovir
B. Infliximab
C. Lamivudin
D. Metotreksat
E. Telbivudin
Alasan Pemilihan Jawaban:
Lamivudin digunakan sebagai terapi awal hepatitis B kronis. Dapat digunakan untuk pasien
dengan decompensated liver disease. Jika tidak ada penurunan efikasi obat, pemberian obat
sebaiknya dilanjutkan sampai dicapai serokonversi yang sesuai, dan merupakan terapi jangka
panjang. Namun pada terapi jangka panjang, sensitivitas virus hepatitis B terhadap lamivudin
dapat berkurang. Adefovir digunakan untuk terapi hepatitis B kronis. Obat ini efektif pada
kondisi hepatitis B kronis yang resisten terhadap lamivudin.

27. Seorang perempuan berusia 32 tahun dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena
demam dan nafsu makan menurun selama 3 hari. Hasil pemeriksaan fisik penderita tersebut
menunjukkan adanya jaundice dan hepatomegali. Uji laboratorium menunjukkan peningkatan
enzim aminotranferase. Menurut pernyataan pasien, dia telah mendapatkan vaksin hepatitis B
sejak 2 tahun yang lalu, namun belum mendapatkan vaksin hepatitis A. Hasil pemeriksaan
serologis sebagai berikut: IgM HAV (-), IgG HAV (+), HbsAg (-), HbsAb (+), HbcAb (-),
HCV Ab (+). Kesimpulan yang tepat dan akurat tentang kondisi penderita tersebut adalah?
A. Saat ini pasien menderita hepatitis A, belum pernah terinfeksi HBV, dan menderita
hepatitis C pada masa lalu
B. Saat ini pasien menderita hepatitis A, pernah terinfeksi HBV dan HCV di masa lalu
C. Pasien pernah terinfeksi oleh HAV dan HCV pada masa lalu dan sedang menderita
hepatitis B
D. Pasien pernah terinfeksi oleh HAV pada masa lalu, belum pernah terinfeksi HBV,
dan saat ini menderita HCV
E. Pasien pernah terinfeksi oleh HAV dan HCV pada masa lalu, belum pernah terinfeksi
HBV, dan saat ini menderita HCV
Alasan Pemilihan Jawaban :
- Hasil pemeriksaan serologis hepatitis A (HAV) adalah IgG HAV (+) dan IgM HAV (-)
yang berarti dulu pasien pernah terinfeksi Hepatitis A tetapi sekarang sudah tidak terinfeksi.
- Hasil pemeriksaan serologis hepatitis B (HBV) adalah HbsAg (-) berarti pasien belum
pernah terinfeksi Hepatitis B
- Hasil pemeriksaan serologis Hepatitis C (HCV) adalah dimana sesuai tabel HCV Ab (+),
Hbs Ab (+) berarti pasien sedang menderita Hepatitis C.

28. Seorang pasien laki-laki usia 32 tahun dirawat pada suatu rumah sakit karena hepatitis B
kronis yang parah. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa HbeAg (+) dan HBV DNA >
20000 IU/ml. Sementara itu, pasien menunjukkan tanda dekompensasi hati (kadar ALT > 5x
batas nilai normal). Dokter meminta apoteker untuk pemilihan Agen mediator Imun yang
tepat untuk pasien. Obat apakah yang disarankan sebagai terapi lini pertama Agen mediator
Imun dengan kondisi pasien tersebut?
A. Adefovir
B. Entecavir
C. Interferon alfa
D. Lamivudin
E. Telbivudin
Alasan Pemilihan Jawaban :
Pada penatalaksanaan hepatitis B kronik dengan hasil pemerikasaan HbeAg (+), HBV DNA
> 24000 IU/ml dan kadar ALT >5x ULN melebihi batas nilai normal, diberikan agen
mediator imun sebagai terapi lini pertama adalah interferon (IFN)-alfa, dan peg-IFN-alfa.

29. Seorang pasien wanita berusia 27 tahun positif hepatitis B melahirkan bayi yang positif
hepatitis B, dalam penanganan dokter kandungan, bayi tersebut diberikan terapi vaksin
hepatitis B. Berapa lama waktu pemberian terapi yang dapat diberikan pada bayi tersebut?
A. <1 hari
B. 3 hari
C. 7 hari
D. 1 bulan
E. 3 bulan
Alasan Pemilihan Jawaban:
Bayi yang lahir dari ibu yang terdeteksi hepatitis B akan diberikan vaksin pasif yaitu vaksih
HBIg (Hepatitis B Imunoglobulin). Vaksin HBIg diberikan sebelum 24 jam kelahiran selain
diberikannya imunisasi HB0 sesuai program nasional dan didahului pemberian suntikan
vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. HBIg merupakan serum antibodi spesifik hepatitis
B yang memberikan perlindungan langsung kepada bayi. Efikasi pemberian vaksin HB0 saja
sebesar 75%, efikasi pemberian vaksin HBIg saja sebesar 71%, sedangkan kemampuan
efikasi diberikan vaksin HB0 dan HBIg pada bayi baru lahir adalah 94%. Imunisasi keduanya
diberikan dalam waktu yang tepat mampu memberikan proteksi yang cukup tinggi Ismiyanti,
dkk., 2019).
30. Seorang Tn. DA berumur 55 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan mual muntah
dan nafsu makan yang menurun. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosa pasien
menderita hepatitis C (HCV) genotip 1 dan didapatkan adanya peningkatan kadar serum
transminase. Pasien menerima terapi kombinasi Peg IFN + Ribavirin + Sefosbuvir. Pada
pemeriksaan hasil tes laboratorium didapatkan nilai Hb pasien 10 g/dL (N= 12 g/dL) dan
pasien memiliki riwayat penyakit jantung. Sebagai seorang apoteker apa yang harus
dilakukan pada kondisi pasien tersebut?
A. Peg IFN dihentikan
B. Ribavirin dihentikan
C. Sefosbuvir dihentikan
D. Seluruh terapi dihentikan
E. Terapi tetap dilanjutkan
Alasan Pemilihan Jawaban:
Rekomendasi untuk pasien hepatitis C genotip 1 yang tidak dapat diberikan PEG-INF alfa
dapat diberikan kombinasi sofosbuvir dengan ribavirin selama 24 minggu sebagai pilihan
terapi alternatif. Penggunaan ribavirin dihentikan sementara karena abnormalitas nilai
laboratorium atau manifestasi klinis, dosis ribavirin dapat dimulai lagi pada 600 mg/hari dan
peningkatan hingga 800 mg/hari. Tidak disarankan untuk meningkatkan hingga dosis normal
(1.000-1.200 mg/hari).

31. Seorang pasien laki-laki 35 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan mual, muntah,
kehilangan nafsu makan, dan mengalami jaundice. Hasil laboratorium menunjukkan HbsAg
(+), HbeAg (+), dan nilai CD4 300 sel/mm3. Dokter mendiagnosa pasien mengalami Ko-
infeksi HIV-Hepatitis B. Sebelumnya pasien tidak mempunyai riwayat penyakit tersebut.
Sebagai Apoteker, obat apa yang dapat disarankan kepada pasien?
a. Adefovir + Tenofovir + Lamivudine
b. PegIFN + Tenofovir + Lamivudine
c. Stavudine + Lamivudine + Nevirapine
d. Tenofovir + Lamivudine + Efavirens
e. Zidovudine + Emtricitabin + Efavirens
Alasan Jawaban:
Pasien dengan Koinfeksi HIV-Hepatitis B diberikan terapi lini pertama obat antiviral : TDF
(Tenofovir) + 3TC(Lamivudin)/ FTC (Emtricitibin) + EFV (Efavirens). Selanjutnya perlu
dimonitoring CD4 pasien, jika terdapat perbaikan makan teruskan pengobatan dan jika gagal
pengobatan dapat diganti dengan terapi pilihan lainnya.
32. Seorang Anak perempuan usia 6 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan anoreksia,
mual, ikterus, dan cepat mengalami kelelahan. Hasil lab menunjukkan HCV genotip 1a (+)
dan peningkatan kadar AST dan ALT sebesar 40 ml/unit dan 41 unit/ml. Dokter mendiagnosa
Hepatitis C dengan penyakit kompensasi hati. Sebagai Apoteker, obat apa yang
direkomendasikan untuk anak tersebut? (AST = , ALT= )
a. Daclatasvir + Sofosbuvir
b. Pegylated interferon alpha 2a + Ribavirin
c. Pegylated interferon alpha 2b + Dasabuvir
d. Pegylated interferon alpha beta-1a + Ribavirin
e. Simeprevir + Sofosbuvir
Alasan Jawaban:
Berdasarkan medscapes pasien Hepatitis C genotip tipe 1 dengan penyakit kompensasi hati
pada anak dapat diberikan Pegylated interferon alpha 2a dikombinasikan dengan Ribavirin.
Pegylated interferon alpha 2b dapat diberikan ketika pengobatan pertama gagal
menggunakan Peg Interferon a-2a + ribavirin, penggunaan Peg Interferon a-2b
dikombinasikan dengan ribavirin+sofosbuvir. Sedangkan Pegylated interferon alpha beta-1a
tidak ditemukan keamanan pada anak.

33. Tn. Ali 37 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan kecemasan, anoreksia, muntah. Hasil
Lab menunjukkan bahwa HbsAg (+) , HbeAg (-), HBV DNA 23,000 IU/mL. Dokter
mendiagnosa pasien Hepatitis B kronik. Sebagai apoteker, Agen Mediator-Imun apa yang
dapat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama pada pasien?
a. Lamivudine
b. Interferon
c. Entecavir
d. Tenofovir
e. Adefovir

34. Ny. Tami 28 th sedang hamil trimester 2 dibawa ke rumah sakit dengan keluhan
mengalami kecemasan, anoreksia, muntah, rasa tidak enak pada perut. Hasil Lab
menunjukkan HbsAg (+), HbeAg (-), HBV DNA 25,000 IU/ml. Dokter mendiagnosa
Hepatitis B kronik dan diberikan terapi obat telbivudin 600 mg 1x1 hari. Efek samping apa
yang paling memungkinkan terjadi pada pasien?
a. Eksaserbasi Hepatitis B
b. Insomnia
c. Kelelahan
d. Mialgia
e. Nyeri Perut

35. Seorang pasien perempuan 37 tahun masuk rumah sakit mengeluhkan mengalami mual
muntah, cepat lelah, dan kehilangan nafsu makan. Sebelumnya pasien telah didiagnosa
Hepatitis B kronik dan diberikan terapi agen antiviral tetapi pasien menghentikan terapi
setelah 6 bulan pemberian obat, dan tiba-tiba mengalami kekambuhan. Hasil Lab
menunjukkan bahwa HbsAg (+), HbeAg (+). Obat apa yang menyebabkan kondisi pada
pasien tersebut?
a. Adefovir
b. Entecavir
c. Lamivudine
d. Telbivudine
e. Tenof
Alasan Jawaban :
Penghentian tiba-tiba terapi adefovir dapat menyebabkan hepatitis akut karena virus tiba0tiba
meningkat. Eksasebasi hepatitis bisa mencapai 25% pada penghentian terapi obat ini.

36. Tn. Q (45 tahun) dirawat inap dirumah sakit karena menderita hepatitis C kronis tipe
genotip 2 dan tidak disertai penyakit lainnya. Pasien menerima resep sofosburin + ribavirin
untuk durasi penggunaan salama 12 minggu. Setelah dilakukan observasi, ditemukan kadar
hemoglobin (Hb) 8.3 g/dL (normal 12 g/dL) sehingga penggunaan ribavirin dihentikan.
Setelah beberapa hari kadar Hb pasien meningkat kembali ke normal. Dokter kemudian
mendiskusikan perihal penggunaan ribavirin pada apoteker. Rekomendasi apa yang dapat
diberikan ?
a. Dosis ribavirin dikurangi
b. Dosis ribavirin ditingkatkan
c. Durasi ribavirin dikurangi
d. Ribavirin dihentikan
e. Ribavirin dilanjutkan

37. Seorang pasien laki-laki (17 tahun) dirawat dirumah sakit karena menderita hepatitis B.
Dokter meminta saran apoteker mengenai obat yang aman untuk digunakan pada pasien
tersebut. Obat apa yang dapat direkomendasikan oleh apoteker ?
a. Adefovir divipoksil
b. Entekavir
c. Interferon alfa
d. Interferon alfa-2a
e. Tenofovir
Alasan Pemilihan Jawaban:
Dikutip dari WHO (World Health Organization) saat ini obat untuk hepatitis B yang disetujui
oleh FDA (Food and Drug Administration) adalah tenofovir untuk remaja usia diatas 12
tahun (WHO Guidelines for the Prevention, Care and Treatment of Persons with Chronic
Hepatitis B Infection, 2015).

38. Tn. AH (50 tahun) masuk rumah sakit dengan keluhan mual, muntah, serta nafsu makan
menurun. Setelah diperiksa, diketahui pasien menderita hepatitis C tipe genotip 1 dan adanya
peningkatan kadar serum transaminase. Pasien kemudian menerima terapi kombinasi peg IFN
+ ribavirin + sofosbuvir. Pada saat observasi, ditemukan kadar hemoglobin pasien 7.9 g/dL
(normal: 12 g/dL) dan pasien tidak memiliki penyakit kardiovaskular. Sebagai seorang
apoteker, apa yang harus dilakukan pada kondisi pasien diatas ?
a. Peg IFN dihentikan
b. Ribavirin dihentikan
c. Seluruh terapi dihentikan
d. Sofosbuvir dihentikan
e. Terapi dilanjutkan
Alasan Pemilihan Jawaban:
Pasien yang menerima resep untuk pengobatan HCV (Hepatitis C Virus) dan menerima resep
yang salah satu obatnya ialah ribavirin, maka kadar hemoglobin pasien harus dimonitor
karena efek samping dari penggunaan ribavirin salah satunya adalah masalah hematologis
yaitu anemia hemolitik (MEDSCAPE). Dikutip dari Buku Informatorium Obat Nasional
Indonesia (IONI) (diakses melalui http://pionas.pom.go.id/ioni) modifikasi dosis ribavirin
sebagai kombinasi dengan sofosbuvir dievaluasi dengan cara melihat parameter kadar
hemoglobin pada pasien dengan/tanpa penyakit jantung. Dari kasus diatas, diberitahukan
bahwa kadar hemoglobin pasien <8.5 g/dL dan pasien tidak memiliki penyakit jantung,
ditinjau dari hal ini, maka penggunaan ribavirin disarankan untuk dihentikan.

39. Seorang wanita (40 tahun) dirawat dirumah sakit karena menderita hepatitis C tipe
genotip 3 dan mendapatkan resep dokter berupa ribavirin + sofosburin sebagai terapi hepatitis
C yang dialaminya. Berapa lama pengobatan dengan resep tersebut harus dilakukan?
a. 4 minggu
b. 8 minggu
c. 12 minggu
d. 20 minggu
e. 24 minggu
Alasan Pemilihan Jawaban:
Pasien dengan HCV genotipe 1 memerlukan pengobatan selama 48 minggu dan dosis
ribavirin standar; pasien yang HCV genotipe 2 atau 3 diobati dengan ribavirin dosis rendah
selama 24 minggu (MEDSCAPE).
Tabel dibawah menunjukkan durasi pemberian dosis yang disarankan untuk terapi HCV
genotip 1,2, dan 3 serta terapi yang diberikan berdasarkan tipe genotip HCV (Informatorium
Obat Nasional Indonesia).

40. Seorang pria (39 tahun) datang ke klinik dengan keluhan mual, muntah, nafsu makan
hilang, serta kelelahan yang berkelanjutan. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien di
diagnosis menderita hepatitis B kronis dan ditemukan adanya peningkatan kadar serum
transaminase serta pasien memiliki decompensated liver disease. Pasien diresepkan
Lamivudin 100 mg 1x1. Saat akan menebus resep obat ke apotik, pasien teringat bahwa
pasien juga sedang mengkonsumsi antasida, dan menanyakan pada apoteker mengenai kedua
obat. Interaksi apa yang mungkin terjadi?
a. Antasida mempengaruhi distribusi lamivudin
b. Antasida mempengaruhi eksresi lamivudin
c. Antasida tidak meningkatkan toksisitas lamivudin
d. Antasida tidak mempengaruhi lamivudin
e. Lamivudin meningkatkan toksisitas antasida
Alasan Pemilihan Jawaban: tidak ditemukan adanya interaksi berarti antara antasida dengan
lamivudin.
INFEKSI – HIV

1. Tn. Roma 30 tahun, masuk rumah sakit dan didiagnosa oleh dokter terinfeksi HIV/AIDS.
Hasil pemeriksaan CD4 menunjukkan 400 sel/mm3 dan saat ini juga sedang dalam intensif
pengobatan TBC. Dokter menanyakan kapan terapi ARV diberikan?
A. Apabila pasien sudah sembuh dari TBC
B. Ketika sudah terjadi infeksi lain
C. Segera setelah terapi OAT dapat ditoleransi
D. Setelah CD4 pasien <350
E. Setelah fase intensif perawatan TB selesai

2. Tn. Parjo 38 tahun, masuk rumah sakit dan telah mengidap HIV. Pasien mengeluhkan
sering keringat dingin di malam hari dan batuk muntah darah. Setelah dilakukan tes BTA,
hasilnya positif. Kemudian pasien diberikan terapi obat anti tuberkulosis yaitu rifampisin dan
setelah pengobatan OAT dapat ditoleransi, pemberian ARV kombinasi (zidovudine,
lamivudine, nevirapine) dapat dilanjutkan. Sebagai Apoteker, apakah yang dapat di
rekomendasikan agar pengobatan pasien lebih optimal?
A. Mengganti lamivudine dengan emricitabine
B. Mengganti nevirapine dengan efavirenz
C. Mengganti nevirapine dengan tenofovir
D. Mengganti zidovudine dengan emricitabine
E. Mengganti zidovudine dengan tenofovir

3. Tn. Tejo 30 tahun, masuk rumah sakit dan didiagnosa oleh Dokter terkena HIV komplikasi
Infeksi Hepatitis B. Sebelumnya pasien telah diberikan terapi ARV kombinasi (zidovudine,
lamivudine, nevirapine). Karena kondisi pasien tersebut, maka pengobatan pasien diganti
dengan regimen PI based. Apa tujuan diberikannya regimen PI based?
A. Mencegah terjadinya interaksi obat
B. Mencegah terjadinya resisten obat
C. Menghindari efek samping hepatotoksik
D. Meningkatkan efektivitas terapi
E. Meningkatkan kerja obat ARV

4. Ny. Mawar 32 tahun sedang hamil dan didiagnosa oleh Dokter terkena HIV. Dokter
menelepon Apoteker untuk mendapatkan informasi mengenai Anti Retroviral Virus (ARV)
yang tidak boleh diberikan pada pasien wanita hamil dengan masa kehamilan 12 minggu.
Informasi apa yang dapat diberikan kepada Dokter terkait kondisi pasien tersebut?
A. Pasien tidak boleh diberikan dolutegravir
B. Pasien tidak boleh diberikan lamivudine
C. Pasien tidak boleh diberikan nevirapine
D. Pasien tidak boleh diberikan tenovofir
E. Pasien tidak boleh diberikan zidovudine

5. Tn. Jono 35 tahun, didiagnosa oleh Dokter terkena HIV dengan komplikasi Infeksi
Hepatitis B. Dibawah ini, manakah terapi yang tepat untuk pasien kondisi pasien tersebut?
A. Efavirenz
B. Emtricitabine
C. Nevirapine
D. Stavudine
E. Tenovofir
6. Tn. WR berusia 35 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan demam yang tak kunjung
sembuh dan mengeluhkan sakit pada bagian tenggorokan. Pasien juga mengaku berat
badannya mengalami penyusutan. Setelah dilakukan pemeriksaan kadar CD4 200 sel/mL,
dokter mendiagnosa pasien menderita HIV. Sebagai apoteker obat apa yang kalian sarankan
untuk pasien tersebut?
a. Abacavir + Didanosine + Lamivudine
b. Efavirenz + Etravirine + Nevirapine
c. Indinavir + Ritonavir + Darunavir
d. Tenofovir + Emtricitabine + Efavirenz
e. Zidovudine + Tenovir + Stavudine
Alasan pemilihan jawaban : Pada penatalaksanaan HIV, Rekomendasi saat ini untuk
pengobatan awal advokasi infeksi HIV minimal tiga agen antiretroviral aktif: tenofovir
disoproxil fumarate plus emtricitabine dengan PI yang ditingkatkan ritonavir (darunavir
atau atazanavir), yang NNRTI efavirenz, atau InSTI, raltegravir.

7. Seorang wanita berusia 25 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri pada
tenggorokan dan sakit kepala serta demam tinggi. Kadar CD4 pasien 200 sel/mL dan pasien
diketahui positif HIV. Pasien mengaku baru saja menikah dan sedang menjalani program
kehamilan. Obat apa yang dikontraindikasikan pada pasien tersebut?
a. Darunavir
b. Efavirenz
c. Nevirapine
d. Ritonavir
e. Zidovudine
Alasan pemilihan jawaban : Efavirenz harus dihindari bila memungkinkan pada wanita hamil
selama trimester pertama atau pada wanita yang berusaha untuk hamil karena potensi
teratogenisitas.

8. Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri pada tenggorokan
dan sakit kepala serta demam tinggi. Setelah diperiksa kadar CD4 pasien 195 sel/mL dan
diketahui pasien menderita HIV dengan infeksi oportunistik PCP (P. carinii pneumonia).
Obat apa yang direkomendasikan untuk penanganan kondisi tersebut?
a. Acyclovir
b. Ciprofloxacin
c. Claritomycin
d. Fluconazole
e. Trimethoprim–sulfamethoxazole
Alasan pemilihan jawaban: Trimethoprim-sulfamethoxazole adalah terapi yang
direkomendasikan untuk pengobatan infeksi oportunistik PCP pada orang dewasa dan remaja
dengan HIV/AIDS. Dosis yang dianjurkan dalam dewasa dan remaja adalah satu tablet
kekuatan ganda setiap hari.

9. Ny. Rini berusia 28 tahun datang ke Rumah Sakit membawa anaknya yang berusia 1 tahun.
Pasien mengaku anaknya tidak mau minum susu, nafas cepat, batuk yang tak kunjung
sembuh dan terdapat bercak merah pada bagian lidah dan langit langit mulut. Pasien mengaku
mengidap HIV dari semasa kehamilannya. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter
mendiagnosa anak Ny. Rini juga terinfeksi HIV. Sebagai apoteker obat apa yang kalian
sarankan untuk pasien tersebut?
a. Atazanavir + Efavirenz + Nevirapine
b. Atazanavir + Ritonavir + Saquinavir
c. Nevirapine + Ritonavir + Atazanavir
d. Zidovudine + Lamivudine + Efavirenz
e. Zidovudine + Stavudine + Lamivudine
Alasan pemilihan jawaban : Pada penatalaksanaan pasien HIV anak-anak, paduan lini
pertama yang direkomendasikan adalah 2 Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) +
1 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Lamivudine (3TC) dapat
digunakan bersama dengan 3 obat (Zidovudine, Stavudine, atau Tenofovir) karena memiliki
catatan efikasi, keamanan dan tolerabilitas yang baik. Namun mudah timbul resistensi bila
tidak patuh minum ARV. Zidovudin (AZT) merupakan pilihan utama untuk lini pertama.
Namun bila Hb anak < 7,5 g/dl maka dipertimbangkan pemberian Stavudin(d4T). Tenofovir
saat ini belum digunakan sebagai lini pertama karena ketersediannya belum dipastikan,
sedangkan umur termuda yang diperbolehkan menggunakan obat ini adalah 2 tahun dan anak
yang lebih muda tidak dapat menggunakannya.

10. Tn.Toni berusia 40 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan batuk yang tidak
kunjung sembuh selama beberapa minggu Pasien diketahui menderita HIV sejak enam bulan
yang lalu. Hasil foto toraks menunjukkan infiltrasi pada paru-paru dan dokter mendiagnosa
pasien mengalami infeksi oportunistik P. carinii pneumonia. Dokter kemudian memberikan
terapiTrimethoprim-sulfamethoxazole. Efek samping apa yang harus diperhatikan dari
pemberian
terapi tersebut?
a. Hiperglikemia
b. Hipoglikemia
c. Hipotensi
d. Ruam
e. Takikardi
Alasan pemilihan jawaban : Reaksi merugikan yang lebih umum terlihat dari penggunaan
trimethoprim-sulfamethoxazole adalah ruam (termasuk sindrom Stevens-Johnson), demam,
leukopenia, peningkatan serum transaminase, dan trombositopenia. Insiden dari reaksi yang
merugikan ini lebih tinggi pada orang yang terinfeksi HIV dibandingkan pada orang yang
tidak terinfeksi HIV.

11. Seorang wanita 30 tahun datang ke Apotek, wanita tersebut mengidap HIV dan sedang
hamil 5 bulan. Dia mengeluhkan rongga mulutnya terdapat bercak-bercak putih (mukositis)
dan sulit menelan obat. Obat apa yang disarankan kepada wanita tersebut?
a. Flukonazol
b. Itrakonazol
c. Nistatin
d. Griseovulfin
e. Ketokonazol
Alasan jawaban : Pada pasien HIV-AIDS dengan infeksi kandidiasis dalam keadaan hamil
dapat diberikan nystatin. Nystatin merupakan obat antifungi kategori C yang tidak di
kontraindikasikan pada wanita hamil. Tetapi perlu perhatian pada saat laktasi. Penggunaan
nistatin yaitu 500.000 unit 4 x sehari selama 7-14 hari.

12. An. Zidan 15 tahun datang ke RS dan didiagnosis menderita HIV dan TB. Dokter
memberikan obat lamivudin, efavirenz, TB kategori 1, zidovudin dan tenovofir. Setelah 1
bulan pengobatan, pasien mengeluh kelelahan, anemia dan masalah pencernaan. Obat
manakah yang menyebabkan keluhan tersebut?
a. Efavirenz
b. Lamivudin
c. TB kategori 1
d. Tenovofir
e. Zidovudin
Alasan jawaban : ROTD (dampak buruk) dari zidovudin adalah anemia (23% pada anak-
anak), neutropenia, miopati, diare, mual, demam, sakit kepala, leukopenia, ruam dan
kelemahan.

13. Seorang laki-laki 29 tahun datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Dari
hasil pemeriksaan diketahui pasien mengidap HIV/AIDS dengan nilai CD4 300 cell/mm3.
Sebagai Apoteker, terapi apakah yang direkomendasikan pada pasien tersebut?
a. Didanosin + Lamivudin + Tenovofir
b. Efavirenz + Tenofovir + Emtricitabine
c. Lamivudin + Retrovir + Abacavir
d. Zidovudin + Efavirenz + Nevirapin
e. Zidovudin + Efavirenz + Ritonavir
Alasan jawaban :
Berdasarkan tabel diatas terapi antiretroviral (ARV) yang direkomendasikan untuk
pengobatan awal pasien HIV adalah one NNRTI + two NRTIs yaitu Efavirenz +
Tenofovir/Emtricitabine. NNRTI (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors) :
Nevirapine, Delavirdine, Efavirenz, Etravirine, Rilpivirine. NRTIs (Nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitors) : Zidovudin, Retrovir, Didanosine, Lamivudine,
Emtricitabine,Tenofovir, Stavudine, Abacavir.

14. Seorang ibu 40 tahun datang ke RS. Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh nilai CD4
50 cell/mm3, dokter mendiagnosa HIV/AIDS. Pasien sebelumnya sudah menjalani terapi
tuberculosis selama 20 hari. Dokter meminta saran Apoteker kapan pengobatan antiretroviral
(ARV) dilakukan?
a. Bersamaan dengan obat TB
b. 1 hari setelah penggunaan obat TB
c. 3 hari setelah penggunaan obat TB
d. 7 hari setelah penggunaan obat TB
e. 14 hari setelah penggunaan obat TB
Alasan jawaban : Pengobatan antiretroviral (ARV) harus dimulai atau diteruskan selama
pengobatan TB berdasarkan nilai CD4. Jika terkena TB selama pengobatan ARV maka kedua
pengobatan tetap diteruskan. Dalam pengobatan TB lalu terkena HIV, maka:
- CD4 < 50 cell/mm3 maka dalam 2 minggu pengobatan TB, tidak lebih dari 4 minggu
- CD4 > 50 cell/mm3 maka dalam 8 minggu
Pengobatan HIV dimulai setelah pengobatan TB berjalan 2-8 minggu

15. Bapak Daniel 27 tahun datang ke RS. Pasien memiliki gejala oral thrush dan setelah
dilakukan pemeriksaan, oleh dokter didiagnosis HIV/AIDS dan kandidiasis dengan nilai CD4
300 cell/mm3. Dokter meminta saran kepada Apoteker obat apa yang tepat untuk kondisi
pasien diatas?
a. Flukonazol
b. Griseofulvin
c. Ketokonazol
d. Mikonazol
e. Vorikonazol
Alasan :
Oral thrush dapat menggunakan ketokonazol, itrakonazol dan flukonazol. Pada infeksi
kandidiasis dengan HIV-AIDS terapi awal yang direkomendasikan yaitu menggunakan
flukonazol 100 mg selama 7-14 hari. Ketokonazol paling berpotensi memiliki interaksi
dengan obat antiretroviral (ARV) diantaranya indinavir, lopinavir, nelvinafir, ritonavir,
saquinavir, atazanavir, efavirenz, delavirdine dan etravirine dimana ketokonazol akan
meningkatkan efek dari ARV dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 hati /
usus. Sedangkan antiretroviral (ARV) seperti nevirapine dapat menurunkan kadar
ketokonazol dengan meningkatkan metabolisme.

16. Tn.F 60 tahun datang ke rumah sakit dan didiagnosa HIV, kemudian diberikan
pengobatan oleh dokter. Setelah 3 bulan menjalani pengobatan, dilakukan pemeriksaan lab
dan didapatkan bahwa kadar SGOT pasien meningkat 3 kali lipat dari sebelumnya. Obat
manakah yang menyebabkan peningkatan kadar SGOT tersebut?
a. Efavirenz
b. Emtricitabin
c. Nevirapine
d. Ritonavir
e. Zidovudine
Alasan :
Menurut literatur Menurut Murphy (2003), efek samping regimen Nevirapin yaitu salah
satunya kerusakan hati yang biasanya terjadi pada 12-16 minggu pertama terapi, seseorang
baru dapat dikatakan terjadinya hepatotoksisitas (kerusakan hati) jika kadar SGOT/SGPT
mengalami peningkatan 3-5 kali lipat batas normal.

17. Ny.S 28 tahun sedang hamil dengan usia kehamilan 3 minggu. Saat memeriksakan
kandungannya di rumah sakit, pasien baru didiagnosis oleh dokter menderita HIV/AIDS.
Pasien sedang dalam keadaan stadium klinis 1 dengan nilai CD4 sebesar 400/mm3. Dokter
meresepkan kombinasi 3 obat antiretrovirus (ARV), kemudian meminta saran Apoteker
mengenai kapan sebaiknya pengobatan dengan ARV tersebut dimulai. Kapankah waktu yang
tepat untuk memulai terapi ARV?
a. Pada minggu ke-3 kehamilan
b. Pada minggu ke-6 kehamilan
c. Pada minggu ke-8 kehamilan
d. Pada minggu ke-14 kehamilan
e. Pada minggu ke-28 kehamilan
Alasan:
Bila ibu baru diketahui terinfeksi HIV pada saat persalinan, WHO mengusulkan untuk
langsung pada saat itu (pada minggu ke3 kehamilan) diberi AZT plus 3TC plus Nevirapine
dosis tunggal, dengan AZT plus 3TC dilanjutkan selama tujuh hari setelah melahirkan. Bayi
juga diberi Nevirapine dosis tunggal plus AZT segera setelah lahir, dengan AZT diteruskan
untuk empat minggu. Bila ibu akan segera melahirkan, nevirapine sebaiknya tidak diberikan.

18. Seorang pasien wanita 45 tahun masuk rumah sakit, lalu oleh dokter didiagnosa
menderita penyakit HIV. Pasien tersebut mendapat terapi Tenofovir. Maka Tenofovir
merupakan golongan obat ?
a. Non Nucleosid Reverse Transcriptase (NNRTI)
b. Nucleoside Reverse Transciptase Inhibitor (NRTI)
c. Nucleotide Reverse Transciptase Inhibitor (NtRTI)
d. Protease inhibitor
e. Viral entry inhibitor
Alasan:
Golongan Non Nucleosid Reverse Transcriptase (NNRTI), contohnya efavirenz (EFV) dan
Nevirapine (NVP)
Golongan Nucleoside Reverse Transciptase Inhibitor (NRTI), contohnya zidovudine
Golongan Nucleotide Reverse Transciptase Inhibitor (NtRTI) contohnya Tenofovir,
Golongan Protease inhibitor, contohnya atazanavir/ritonavir (ATV/r),
fosamprenavir/ritonavir (FDV/r), indicavir/ritonavir (IDV/r), lopinavir/ritonavir (LPV/r),
nelfinavir (NFV), saquinavir (SQV) dan darunavir (DRV).
Golongan Viral entry inhibitor , contohnya Enfuvirtid (T-20), Maraviroc (MVC)

19. Seorang wanita 28 tahun merupakan pasien HIV sedang hamil 2 bulan, datang ke apotek
dengan keluhan pusing, dan merasa gelisah. Pasien mengaku sedang mengkonsumsi obat
efavirenz. Sebagai apoteker obat apa yang tepat untuk menangani kondisi tersebut?
a. Diganti dengan Lamivudine
b. Diganti dengan Nevirapine
c. Diganti dengan Tenofivir
d. Diganti dengan Zidovudine
e. Tetap menggunakan efavirenz
Alasan:
Efavirenz adalah obat kategori kehamilan: D. Pemakaian obat efavirenz harus dihindari pada
wanita hamil selama trimester pertama karena dapat berpotensi teratogenisitas, cacat lahir
(Dipiro 10th, 2017). Efavirenz tidak boleh diberikan pada ODHA hamil trimester pertama.
Kemudian untuk menggantinya dengan Nevirapine.

20. Tn.F 45 tahun seorang pasien HIV kemudian datang ke RS dengan keluhan demam, dan
mengalami penurunan berat badan, serta untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun,
setelah dilakukan pemeriksaan dokter menyatakan pasien teridentifikasi Tuberkulosis (TB).
Dokter meminta saran apoteker bagaimana pengobatan untuk menangani kasus tersebut?
a. AZT + 3TC + EFV
b. AZT + ETR + DRV
c. AZT + 3TC+ NVP
d. ETR+ d4T + TDF
e. ETR + NVP + EFV
Alasam :
AZT + 3TC + EFV merupakan paduan ARV lini pertama untuk HIV, tetap diteruskan (2
NRTI + 1 NNRTI) Efavirens adalah NNRTI dengan masa paruh yang lebih panjang dari
nevirapine. Konsentrasi Efavirens di antara 1-4 mg/L dipilih untuk meyakinkan efikasi dan
menurunkan risiko toksisitas obat. Obat ini merupakan obat yang biasa digunakan, dengan
efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan nevirapin, dan interaksi yang terbatas
dengan rifampisin. Antiretroviral adalah obat yang menghambat replikasi HIV. Rekomendasi
terapi ARV pada Ko-Infeksi Tuberkulosis adalah mulai terapi ARV pada semua ODHA
dengan TB aktif, berapa pun jumlah CD4 dan sesegera mungkin setelah terapi TB dapat
ditoleransi, secepatnya 2 minggu dan tidak lebih dari 8 minggu.

21. Ny. A berumur 35 tahun datang ke rumah sakit. Ny. A tersebut sedang hamil dengan usia
kandungan 2 bulan dan diketahui menderita HIV. Dokter menanyakan kepada apoteker
mengenai obat antiretroviral apa yang di kontraindikasikan terhadap kondisi pasien tersebut?
a. Abacavir
b. Evafirenz
c. Lamivudin
d. Tenofovir
e. Zidovudin
Alasan: Efavirenz disarankan untuk dihindari pada wanita hamil karena berpotensi
mengalami teratogenisitas (PIONAS). Selain itu, menurut Pedoman Nasional Tatalaksana
Infeksi HIV menyebutkan agar menghindari penggunaan efavirenz pada wanita hamil
terutama di trimester pertama.

22. Seorang laki-laki berumur 35 tahun datang ke rumah sakit dan di diagnosis menderita
HIV dengan CD4 250 cell/nm3. Kotrimoxazol ditambahkan dokter guna meningkatkan
keberhasilan terapi. Apa fungsi dari penambahan terapi tersebut oleh dokter?
a. Menurunkan efek samping ARV
b. Meningkatkan CD4
c. Mencegah infeksi oportunistik
d. Meningkatkan system imun
e. Meningkatkan viral load
Alasan: Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan tuberkulosis (TB) merupakan salah satu
infeksi oportunistik yang sering ditemukan di Indonesia yang angka kejadiannya mencapai
40,1%. Kotrimoksazol diberikan sebagai standar pencegahan primer terhadap infeksi
oportunistik ataupun infeksi toksoplasmosis dan PCP pada pasien HIV dengan CD4 < 200
sel/mm3 dan pasien TB. Kotrimoksazol dinilai dapat menurunkan mortalitas pada pasien HIV
dewasa yang mendapat ART serta pasien TB.

23. Seorang pasien laki-laki 65 tahun datang ke rumah sakit dan dari hasil iji lab diketahui
memiliki nilai BUN 130 mg/dL dan serum kreatinin 1,5 mg/dL. Pasien mengeluh badan
kerap lemas tak bernergi dan mudah lelah walaupun waktu istirahat sudah cukup. Dokter
menyebut kondisi tersebut dengan istilah asthenia. Pasien diketahui sedang mengonsumsi
obat-obatan HIV. Dokter berdiskusi hal tersebut dengan apoteker terkait obat yang
digunakan. Obat apa yang mungkin menyebabkan efek samping tersebut?
a. Efavirenz
b. Fluconazole
c. Lamivudin
d. Nevirapine
e. Tenofovir
Alasan: Efek samping tenofovir yaitu asthenia (11%), diare (16%), mual (11%), nyeri (12%)
dan anoreksia (1-10%). Sedangkan lamivudine antara lain batuk, diare, demam, mual, muntah
dan sakit kepala (>10%). Efavirenz yaitu peningkatan kolesterol total (20-40%), diare (3-
14%), insomnia (16,3%) dan demam (anak-anak 21%). Nevaripine yaitu diare, sakit kepala,
ruam dan demam (>10%). Fluconazole yaitu sakit kepala (2-13%), mual (2-7%), diare (2-
3%) dan muntah (2-5%).

24. Seorang pria usia 25 tahun menjalani rawat inap di rumah sakit. Dokter mendiagnosis
pasien tersebut terkena HIV dan memberikan obat zidovudin. Dokter meminta apoteker untuk
menentukan dosis yang tepat terhadap terapi tersebut?
a. 1 x 1 tablet 300 mg
b. 2 x 2 kapsul 200 mg
c. 6 x 1 mg/kg/dose IV
d. 3 x 1 tablet 300 mg
e. 1 x 1 mg/kg/dose IV
Alasan: dosis zidovudin untuk pengobatan infeksi HIV yaitu 300 mg per oral tiap 12 jam atau
200 mg per oral tiap 8 jam (600mg/hari). IV: 1 mg/kg/dosis tiap 4 jam (6 kali sehari).

25. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dating ke rumah sakit dan mengakui bahwa pria
tersebut sering berganti–ganti pasangan. Pria tersebut kemudian di diagnosis menderita HIV-
AIDS setelah dokter memeriksa kondisi pasien. Dokter berdiskusi dengan apoteker terkait
terapi apa yang seharusnya diberikan sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Apa regimen
yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Indinavir + Etravirine + Delavirdine
b. Nelfinavir + Efavirenz + Nevirapine
c. Ritonavir + Nevirapine + Efavirenz
d. Saquinavir + Lopinavir + Zidovudine
e. Lamivudine + Stavudin + Nevirapine
Alasan: Regimen terapi HIV-AIDS yaitu 2 obat golongan NRTI (Nucleosida Reverse
Transcriptase Inhibitor) ditambah 1 obat golongan NNRTI (Non Nucleosida Reverse
Transcriptase Inhibitor). Obat golongan NRTI antara lain zidovudine, lamivudine, tenovofir,
didanosine, stavudine dan abacavir. Obat golongan NNRTI antara lain nevirapine, efavirenz,
etravine dan delavirdine. Obat golongan Protease Inhibitor antara lain indinavir, nelfinavir,
ritonavir, saquinavir, lopinavir.

26. Tn.M (40 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan flu, demam, kedinginan, sakit
kepala, dan batuk kambuhan selama kurang lebih dua minggu ini. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium, didapatkan hasil CD4 300 sel/mm3 dan ditemukan adanya jamur Histoplasma
capsulatum. Riwayat penyakit sebelumnya HIV dan masih rutin melakukan pengobatan ARV
yaitu AZT + 3TC + NVP (zidovudine + lamivudine + nevirapine). Dokter mendiagnosis
pasien mengalami infeksi opurtunistik histoplasmosis dari penyakit HIV sebelumnya. Dokter
menanyakan kepada Apoteker, terapi apakah yang tepat untuk mengobati penyakit tersebut ?
a. Ampotericin B
b. Fluconazole
c. Ketokonazole
d. Klindamisin
e. Kortikosteroid
Alasan Pemilihan Jawaban :
Pada sebagian besar pasien yang memiliki sistem imun rendah yang mengalami paparan
inokulum H. capsulatum menghasilkan histoplasmosis paru ringan sebagai infeksi
oportunistik yang dikenakan pada kelainan struktural yang terjadi sebelumnya, Pada pasien
AIDS, terapi antijamur primer intensif dilakukan selama 12 minggu dengan pemberian dosis
amfoterisin B 50 mg / hari (hingga 1 mg / kg per hari) secara IV dengan dosis kumulatif 15
hingga 35 mg / kg (1-2 g) pada pasien yang memerlukan rawat inap.

27. Ny.H (48tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan demam, batuk, sakit kepala, sakit
tenggorokan, mialgia, dan kelelahan, ruam kemerahan selama 9 hari sebelumnya. Riwayat
penyakit sebelumnya HIV dan masih rutin melakukan pengobatan ARV yaitu AZT + 3TC +
NVP (zidovudine + lamivudine + nevirapine) serta pneumonia kambuhan. Dilakukan
pengecekan laboratorium, ditemukan nilai CD4 400sel/mm3 dan adanya jamur Cryptococcus
neoformans. Dokter mendiagnosis pasien mengalami infeksi Cryptococcosis. Berdasarkan
riwayat sebelumnya pasien pernah mengalami infeksi yang sama 2 bulan yang lalu (relaps)
dan riwayat pengobatan sebelumnya Amphotericin B + Flucytosine selama 2 minggu. Dokter
menanyakan kepada apoteker terapi yang tepat untuk pasien dengan kondisi seperti diatas ?
a. Amphotericin B
b. Flucunazole
c. Flucytosine
d. Itraconazole
e. Ketokonazole
Alasan pemilihan jawaban
Pasien dengan kondisi relaps (kambuh kembali) pada infeksi cryptococcosis dengan HIV
memerlukan terapi penekanan kronis menggunakan Flukonazol 200 mg setiap hari.

28. Ny.S (54tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan demam, dispenea, batuk kambuhan
dan takipnea. Hasil tekanan O2 menunjukan nilai 95mmHg / 12,6 kPa. Riwayat penyakit
sebelumnya HIV dan masih rutin melakukan pengobatan ARV yaitu AZT + 3TC + NVP
(zidovudine + lamivudine + nevirapine). Dokter mendiagnosis pasien mengalami pneumonia.
Dokter menanyakan kepada apoteker terapi yang tepat untuk pasien tersebut ?
a. Fluconazole – nystatin
b. Fluconazole – Trimethoprin
c. Sulfamethoxazole – ampothericin B
d. Trimethoprin – pentamidine
e. Trimethoprin – sulfamethoxazole
Alasan Pemilihan Jawaban
Terapi pneumonia pada pasien HIV menggunakan rejimen pilihan trimethoprin -
sulfamethoxazole dengan dosis 15 – 20 mg/kg BB/hari selama 21 hari dan diperhatikan
respons klinis pasien.

29. Tn.I (45tahun) datang ke RS dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu terkadang
dahak bercampur dengan darah, berkeringat pada malam hari tanpa aktivitas, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, malaise dan badan terasa lemas. Dokter mendiagnosis Tn.I
terserang TB. Riwayat penyakit sebelumnya HIV sejak 3 bulan yang lalu, namun Tn. I belum
melakukan pengobatan apapun. Dokter menanyakan kepada apoteker, bagaimana terapi yang
tepat untuk pasien dengan kondisi di atas ?
a. Pengobatan ARV bersamaan dengan pengobatan TB
b. Pengobatan ARV diawal, 2 minggu di tambahkan pengobatan TB
c. Pengobatan TB diawal selama 3-4 minggu, kemudian pengobatan ARV
d. Pengobatan TB sampai tuntas tanpa pengobatan ARV
e. Pengobatan TB dan pengobata ARV dilakukan bersamaan dengan dosis rendah.
Alasan pemilihan jawaban C. Pengobatan TB diawal selama 3-4 minggu, kemudian
pengobatan ARV. Bila penderita belum dalam pengobatan ARV, pengobatan TB dapat
segera dimulai, pengobatan TB sampai dapat ditoleransi (2-4 minggu) dan setelah itu diberi
pengobatan ARV. Hal ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian ko-infeksi TB-HIV,
potensi menurunkan transmisi penderita HIV jika memulai terapi ARV lebih cepat, dan
meningkatkan kualitas hidup, menurunkan kekambuhan TB dan meningkatkan manajemen
TB pada penderita ko-infeksi TB-HIV

30. Tn.A (42tahun) datang ke RS dengan keluhan rasa kesemutan pada kaki yang
mengganggu aktivitas sehari-hari. Riwayat penyakit HIV + TB. Riwayat pengobatan HRZE
(Isoniazid+Rifampicin+Pirazinamid+Etambutol) + d4T (stavudine) + 3TC (lamivudine) +
EFV (efavirenz). Berdasarkan keluhan diatas, obat manakah yang menimbulkan efek
samping tersebut ?
a. EFV (efavirenz) + Ethambutol
b. Rifampicin + Isoniazid
c. 3TC (lamivudine) + Rifampicin
d. INH (isoniazid) + d4T (stavudine)
e. Eritromicin + Stavudine
Alasan Pemilihan Jawaban : d. INH (isoniazid)+ d4T (stavudine)
Kedua obat ini memiliki efek samping neuropati ferifer sehingga memicu terjadinya
peningkatan kerusakan saraf, dan gejala yang ditimbulkan salah satunya adalah kesemutan
pada kaki. Untuk mengurangi hal ini dapat ditambahkan konsumsi vitamin B6 (piridoksin)
100mg/hari untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan. (Ajmala, Indana Eva dan
Laksmi Wulandari. 2015. Terapi ARV pada Penderita Ko-Infeksi TB-HIV.

31. Laki-laki berusia 30 tahun didiagnosis HIV/AIDS. Hasil pemeriksaan CD4 sel/mm3
menunjukkan 400 dan saat ini juga sedang mengalami infeksi komplikasi jamur candida dan
dokter memberikan terapi Fluconazole 100 mg. Efek samping dari Fluconazole yang
ditimbulkan adalah?
a. Aritmia
b. Insomnia
c. Konstipasi
d. Miopati
e. Osteoporosis
Alasan jawaban: Pasien HIV berpotensi mengalami infeksi oportunistik salah satu infeksi
komplikasi yakni Candidiasis oleh jamur Candida, terapi yang dapat diberikan yakni
Flukonazol atau Nystatin. Efek samping obat hepatotoksisitas, mual, muntah, dan konstipasi.

32. Seorang pasien wanita berusis 33 tahun yang sedang hamil 2 bulan datang ke RS dengan
keluhan demam, tangan dan badan mengalami ruam kemerahan, pasien didiagnosa
HIV/AIDS dengan nilai CD4 400 sel/mm3. Dokter memberikan terapi Antiretrovirus dan
menyakan ke Apoteker terapi ARV yang harus didhindari pada pasien tersebut adalah?
a. Entecavir
b. Efavirenz
c. Lamivudine
d. Tenofovir
e. Zidovudine
Alasan jawaban: Efavirenz harus dihindari bila memungkinkan pada wanita hamil selama
trimester pertama atau pada wanita berusaha untuk hamil karena potensi teratogenisitas.

33. Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang berobat ke RS dengan keluhan demam, sakit
kepala, sakit tenggorokan, kelelahan, gangguan pencernaan seperti diare dan mengaku
sebelum telah melakukan hubungan seks bebas dengan teman wanitanya di club malam tanpa
kondom. Dokter mendiagnosa pasien menderita HIV dengan nilai CD4 350 sel/mm3. Dokter
memberikan terapi obat zidovudin, stavudin dan siudin. Efek samping dari zidovudin yang
ditimbulkan adalah?
a. Anemia
b. Edema
c. Insomnia
d. Kejang
e. Osteoporosis
Alasan jawaban: ES zidovudine >10%= anemia, anorexia, diare, demam, granulositopenia,
sakit kepala berat, leukopenia, mual nyeri,kemerahan, muntah.

34. Seorang wanita berusia 32 tahun datang ke RS dengan keluhan otot yang berat susah
untuk digerakan, badan lemas dan berat badan yang menurun. Pasien mengaku ODHA
dengan CD4 350 sel/mm3 dan telah diberikan terapi zidovudine, lamivudin dan nevirapine
sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengaku tidak patuh minum obat. Dokter melakukan tes
HIV RNA diperoleh viral load pasien 1500 kopi/mL. Dokter menyarankan untuk melanjutkan
terapi awal, namun setelah 6 bulan terapi pasien datang dengan keluhan rasa sakit yang
semakin parah. Setelah dilakukan pengujian tes HIV RNA kembali diperoleh hasil viral load
pasien 2000 kopi/mL. Dokter menanyakan kepada apoteker terapi apa yang dapat diberikan
pada kondisi pasien tersebut?
a. Tenofovi, emtrisitabin dan lopinavir/r
b. Tenofovi, lamivudin, dan efavirent
c. Zidovudin, emtrisitban dan nevirapine
d. Zidovudin, lamivudin, dan efavirent
e. Zidovudin, lamivudin dan lopinavir/r
Alasan jawaban: Pada pasien dengan positif ODHA dan telah diberikan line pertama terapi
ARV jenis zidovudin, lamivudin, dan nivirapine mengalami gagal terapi karena ketidak
patuhan. Setelah pemantauan terapi lanjutan selama 6 bulan tetap menunjukan kondisi klinik
yak membaik dan dilakukan pengujian tes HIV RNA dengan hasil viral load > 1000 kopi/mL,
maka dianjurkan untuk switch ke terapi lini selanjutnya. Prinsip panduan ARV lini kedua bila
dalam satu kelas obat yang sama pilih obat yang berbeda dari kelas yang sama sebelumnya.
Bila pada lini pertama berbasis AZT (zidovudin) maka line kedua mengunakan TDF+
FTC+LPv/r (tenofudin+ emtrisitabin+ lopinavir/r).

35. Seorang wanita berusia 28 tahun positif HIV melahirkan bayi yang positif HIV, dalam
penanganan dokter bayi tersebut diberikan terapi ARV zidovudin. Setelah usia bayi 18 bulan
dilakukan pengujian PCR untuk pemeriksaan antibodi HIV ulang. Hasil PCR menunjukan
nilai negatif, dokter meminta saran kepada apoteker mengenai terapi ARV pasien tersebut.
Sebagai apoteker tindakan apa yang dapat diberikan pada pasien tersebut?
a. Melanjutkan terapi ARV zidovudin
b. Menghentikan terapi ARV zidovudin
c. Menggantikan terapi ARV zidovudin
d. Mengkombinasikan terapi ARV zidovudin

Alasan jawaban: Bayi umur <18 bulan harus segera diberikan terapi ARV. Bila usia bayi
mencapai 18 bulan dapat dilakukan diagnosis konfirmasi (pemeriksaan PCR) dan diperoleh
hasil negatif, maka pemberian ARV dihentikan

36. Tn. Boy berumur 33 tahun datang ke rumah sakit dengan gejala demam hingga mengigil,
muncul ruam dikulit, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pembekakan kelenjar getah bening.
Dokter mendiagnosa menderita HIV dengan CD4 150 cell/ . Pasien diberikan obat untuk
mencegah Terjadinya infeksi toksoplasmosis obat manakah yang dapat mencegah infeksi
tersebut ?
a. Kotrimoxazol
b. Eritromisin
c. Levofloksasin
d. Nitrofura
e. tion
f. Co-amoxiclav
Pasien HIV positif mengalami infeksi oportunistik jika nilai CD4 turun, untuk menghindari
terjadinya infeksi oportunistik dapat dilakukan pencegahan/profilaksis, WHO sudah
mengeluarkan pedoman yang mengusulkan penggunaan kotrimoksazol sebagai terapi
profilaksis pada orang dengan HIV positif dewasa dan anak. Kotrimoksazol adalah kombinasi
dua obat antibiotik yaitu trimetoprim dan sulfametoksazol yang merupakan pengobatan
alternatif untuk toksoplasmosis karena murah, ditoleransi dengan baik, dan seefektif
pirimetamin dan sulfadiazin yang merupakan lini pertama rejimen obat untuk penyakit
toksoplasmosis (Taufany, et al,2018).

37. Ny. Ani 23 tahun datang ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatanya. Dari hasil
pemeriksaan diketahui pasien mengidap HIV-AIDS. Pengobatan lini pertama pada pasien ini
adalah ?
a. Didanosin + efavirenez + Lamivudin
b. Didanosin + lamivudin + tenovorif
c. Lamivudin + efavirenz + abacavir
d. Ralteglavir + Efavirenz + Atazanavir
e. Zidovudin + lamivudin + nevirapin
alas an : pengobatan antiretroviral (ARV) kombinasi merupakan terapi terbaik bagi pasien
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga saat ini. Tujuan utama pemberian
ARV adalah untuk menekan jumlah virus (viral load), sehingga akan meningkatkan status
imun pasien HIV dan mengurangi kematian akibat infeksi oportunistik. Pada tahun 2015,
menurut World Health Organization (WHO) antiretroviral sudah digunakan pada 46% pasien
HIV di berbagai negara. Penggunaan ARV tersebut telah berhasil menurunkan angka
kematian terkait HIV/AIDS dari 1,5 juta pada tahun 2010 menjadi 1,1 juta pada tahun 2015.
Antiretroviral selain sebagai antivirus juga berguna untuk mencegah penularan HIV kepada
pasangan seksual, maupun penularan HIV dari ibu ke anaknya. Hingga pada akhirnya
diharapkan mengurangi jumlah kasus orang terinfeksi HIV baru di berbagai negara.

38. Tn. Tiko 31th di diagnosa HIV dan mendapat terapi kombinasi zidovudin, stavudin, dan
efaavirens. Dokter meminta apoteker untuk menjelaskaan pada pasien terkait efek samaping
zidovudin yang harus di monitoring. Efek samping obat HIV yang mengakibatkan anemia
adalah
a. Efavirenz
b. Etakrine
c. Nevirapin
d. Tenovofir
e. Zidovudin
ES zidovudin adalah :
Anemia (adakalanya memerlukan transfusi), neutropenia dan lekopenia (lebih sering pada
dosis tinggi dan penyakit lanjut); mual, muntah, anoreksia, sakit perut, dispepsia, sakit
kepala, ruam, demam, mialgia, parestesia, insomnia, lesu. Pernah dilaporkan kejang, miopati,
pigmentasi pada kuku, kulit dan mukosa, pansitopenia (dengan hipoplasia sumsum tulang dan
kadang-kadang trombositopenia); gangguan hati berupa perlemakan dan kenaikan bilirubin
dan enzim hati (tangguhkan pengobatan bila terjadi hepatomegali atau peningkatan
transaminase progresif); asidosis laktat.

39. Ny. Sisi berusia 33 tahun sedang hamil 7 minggu dan dinyatakan HIV positif. Dari hasil
laboratorium diketahui pasien memiliki kadar CD4 200 cell/ . Terapi apakah yang
kontraindikasi untuk wanita hamil ?
a. Efavirenz
b. Etakrine
c. Nevirapin
d. Stavudin
e. Zidovudin
Alasan : efavirenz bersifat teratogenik, sehingga perlu digantikan dengan Nevirapin pada
kasus HIV ibu hamil (Dipiro ed, 2017)

40. Dalam kasus HIV mempunyai penyakit penyerta atau komplikasi, salah satunya adalah
oral lesi karena kandidia, jika oral lesi tidak segera diobati maka akan berlajut mengenai
organ tubuh, organ tubuh apa yang akan terinfeksi ?
a. Esofagus dan faring
b. Lambung dan tenggorokan
c. Lambung dan esofagus
d. Pernapasan dan pencernaan
e. Perkemihan dan pencernaan

41. Tn. Najib berusia 27 tahun menderita HIV/AIDS, dengan TB 65 cm dan BB 49 kg, tiba
berobat ke sebuah Rumah Sakit. Pasien mengeluhkan hepatitis yang dideritanya sekarang
terasa berat dan bertambah parah, dengan hasil lab yaitu kadar SGOT 55 U/L dan SGPT 50
U/L. Sebelumnya pasien telah mengonsumsi obat Ritonavir 600 mg 2 kali sehari. Jika obat
tersebut harus diganti, manakah diantara obat berikut yang sedikit risiko untuk menjadi
hepatitis pada pasien?
a. Darunavir
b. Maraviroc
c. Nevirapine
d. Saquinavir
e. Tipranavir
Alasan :
a. Darunavir (ES : Hepatitis) (Dipiro 10, 2017)
b. Maraviroc (ES : Hepatitis, reaksi alergi) (Dipiro 10, 2017)
c. Nevirapine (ES : Hepatotoksisitas) (Dipiro 10, 2017)
d. Saquinavir (ES : Perpanjangan QT) (Dipiro 10, 2017)
e. Tipranavir (ES : Hepatotoksisitas) (Dipiro 10, 2017)
42. Seorang pria didiagnosis menderita HIV, kemudian diberikan anti retroviral. Setelah 2
minggu pengobatan, pria tersebut masuk UGD dan didiagnosis mengalami steven johnson
syndrome. Obat apa yang dapat menyebabkan hal tersebut?
a. Abacavir
b. Delavirdine
c. Lamivudin
d. Ritonavir
e. Zidovudin

43. Seorang pasien laki-laki usia 25 tahun menjalani rawat inap di RS. Dokter mendiagnosis
pasien tersebut HIV dan mendapatkan obat zidovudin. Obat golongan apakah yang
dimaksud?
a. Coreseptor Inhibitor
b. Integrase Inhibitor
c. Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI)
d. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)
e. Protease Inhibitor

44. Seorang laki-laki di diagnosa HIV/AIDS dengan kadar CD4+ 300 /mm3 . Diberikan
pengobatan: tenofovir disoproksil fumarat, ritonavir, efavirens. Parameter klinis yang perlu
diperhatikan dalam monitoring terapi?
a. Plasma HIV DNA dan jumlah CD4
b. Plasma HIV DNA dan plasma HIV RNA
c. Plasma HIV RNA dan jumlah CD4
d. Viral loads dan jumlah CD4
e. Viral loads dan plasma HIV DNA

Alasan :
Pada pasien HIV-AIDS dapat diberikan terapi rejimen awal yaitu tenofovir diproksil fumarat,
ritonavir dan efavirens. Beberapa rejimen alternative juga aman dan efektif namun memiliki
beberapa kelemahan seperti meningkatnya nilai viral loads dan CD4. Justru keadaan ini dapat
memperparah pasien, oleh karena itu diperlukannya monitoring untuk pasien yag
mendapatkan terapi tersebut (Dipiro 10, 2017).

45. Pasien laki-laki berumur 25 th di rawat di RS dengan gejala mouth othrus dan penurunan
berat badan secara drastis. Hasil uji laboratorium CD4+ 300 /mm3. Di diagnosa mengalami
HIV-AIDS kandidiasis oral. Obat yang digunakan adalah?
a. Flukonazol
b. Griseofulvin
c. Itrakonazol
d. Ketokonazol
e. Mikonazol
Alasan :
Pada terapi HIV-AIDS dapat mengalami infeksi oportunistik salah satunya yaitu HIV-AIDS
kandidiasis oral. Dimana pada keadaan tersebut dapat direkomendasikan pemberian
flukonazol atau nystatin.
INFEKSI MALARIA

1. Tn. Abdi berusia 35 tahun seorang pengusaha datang ke klinik dan mengeluhkan rasa
khawatirnya terkena penyakit malaria karena akan melakukan perjalanan dinas ke papua
selama 3 minggu. Dokter berkonsultasi dengan apoteker terkait terapi pencegahan yang dapat
diberikan sebagai kemoprofilaksis malaria. Obat apa yang sebaiknya direkomendasikan oleh
apoteker?
a. Artesunat
b. Doksisiklin
c. Kina
d. Pirimetamine
e. Primakuin
Alasan pemilihan jawaban:
a. Artesunat digunakan untuk pengobatan malaria berat termasuk malaria Plasmodium
falciparum yang resisten terhadap klorokuin.
b. Doksisiklin dengan dosis 100mg/hari adalah obat yang digunakan untuk
kemoprofilaksis malaria. Obat ini diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama berada
di daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali. Tidak boleh diberikan pada ibu
hamil dan anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan lebih dari 6 bulan.
Doksisiklin menyekat plasmodium pada stadium aseksual di darah yang bekerja di
dalam organel plastid seperti kloroplas yang disebut apikoplas dengan menghambat
translasi protein sehingga progeni parasit yang diberi obat mengalami kematian.
c. Kina merupakan terapi lini kedua untuk malaria falsiparum yang disertai gejala nocturnal
leg cramp.
d. Pirimetamine hanya digunakan dalam kombinasi dengan sulfadoksin atau dapso yang
digunakan sebagai terapi tambahan untuk kina untuk pengobatan malaria Plasmodium
falciparum
e. Primakuin merupakan tambahan untuk terapi Plasmodium vivax dan P. ovale, dan
gametosidal pada malaria falciparum dan memiliki eradikasi pada stadium hepar. Primakuin
merupakan obat antimalaria yang membunuh Plasmodia pada fase eksoeritrositik di hati,
mencegah invasi Plasmodia dalam sel darah.

2. Tn. Pranoto berusia 50 tahun masuk rumah sakit dalam keadaan tidak sadar, demam
selama 1 minggu, dan 2x kejang dalam 24 jam terakhir. Hasil lab menunjukkan kadar asam
laktat 9 mmol/L, Hb 3 gr%, kadar kreatinin serum 5 mg% dan hasil uji RDT positif
Plasmodium falciparum. Pasien diagnosis malaria berat. Penanganan dengan obat apakah
yang tepat?
a. Artesunat intravena
b. Dihidroartemisinin Piperakuin (DHP)
c. Doksisiklin
d. Kina intravena
e. Pirimetamine
Alasan pemilihan jawaban:
a. Artesunat intravena merupakan pilihan utama untuk malaria berat di rumah sakit.
Jika tidak tersedia dapat diberikan kina drip. Artesunat diberikan dengan dosis 2,4
mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0, 12, 24. Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb
intravena setiap 24 jam sehari sampai penderita mampu minum obat.
b. Dihidroartemisinin Piperakuin (DHP), digunakan sebagai lini pertama pengobtaan malaria
P. ovale serta pengobatan malaria P. falciparum dan/atau P. vivax tanpa komplikasi.
c. Doksisiklin adalah obat yang digunakan untuk kemoprofilaksis malaria.
d. Kina intravena, kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena karena toksik bagi
jantung dan dapat menimbulkan kematian. Dosis kina maksimum dewasa : 2.000 mg/hari.
Jika tidak tersedia artesunat intravena maka seharusnya diberikan kina drip.
e. Pirimetamine hanya digunakan dalam kombinasi dengan sulfadoksin atau dapso yang
digunakan sebagai terapi tambahan untuk kina untuk pengobatan malaria Plasmodium
falciparum.

3. Ny. Maya berusia 30 tahun sedang hamil 3 bulan dan datang ke puskesmas dengan keluhan
demam, menggigil, pegal-pegal, mual dan muntah disertai diare. Hasil pemeriksaan
menunjukkan suhu badan 39°C dan uji sediaan darah (SD) positif Plasmodium falciparum
malaria. Terapi obat malaria apa yang sesuai dengan kondisi pasien?
a. Dihidroartemisinin dan Piperakuin (DHP)
b. Kuinin dan klindamisin
c. Primakuin dan DHP
d. Primakuin dan kina
e. Tetrasiklin dan Primakuin
Alasan pemilihan jawaban:
a. Dihidroartemisinin dan Piperakuin (DHP), Dihidroartemisinin Piperakuin (DHP),
digunakan sebagai lini pertama pengobtaan malaria P. ovale serta pengobatan malaria P.
falciparum dan/atau P. vivax tanpa komplikasi.
b. Kuinin dan klindamisin merupakan terapi obat malaria uncomplicated P.falciparum
untuk ibu hamil pada trisemester awal yang diberikan selama 7 hari.
c. Primakuin dan DHP, merupakan lini pertama pengobatan malaria falsiparum. Pada ibu
hamil tidak diberikan Primakuin.
d. Primakuin dan kina, kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivaks yang tidak
respon terhadap pengobatan ACT oral (lini kedua malaria vivaks). Pada ibu hamil tidak
diberikan Primakuin.
e. Tetrasiklin dan Primakuin, merupakan pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan
yang jika pengobatan lini pertama tidak efektif, dimana ditemukan gejala klinis tidak
memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali
(rekrudesensi). Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin.

4. Tn. Irfan berusia 40 tahun datang ke rumah sakit dan memiliki keluhan pegal-pegal,
demam tinggi, menggigil dan distres pernafasan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suhu badan
39°C dan uji RDT positif Plasmodium falciparum malaria. Pasien memiliki riwayat
HIV/AIDS dengan riwayat pengobatan TDF+3TC+EFC. Obat malaria apakah yang harus
dihindari pada keadaan pasien diatas?
a. Artesunate + Amodiaquine
b. Artesunate + SP (sulfadoksin-pirimetamin)
c. Primakuin + DHP (Dihidroartemisinin Piperakuin)
d. Tetrasiklin + Primakuin
e. Kina + Doksisiklin
Alasan pemilihan jawaban:
a. Artesunate + Amodiaquine, pasien malaria dengan HIV/AIDS yang positif
P.falciparum malaria harus menghindari artesunate + amodiaquine jika mereka
menerima efavirenz atau zidovudine. Hepatotoksisitas dilaporkan terjadi ketika
efavirenz diberikan bersamaan dengan artesunate + amodiaquine yang mungkin
disebabkan oleh penghambatan metabolisme amodiakuin yang dimediasi CYP2C8 oleh
efavirenz.
b. Artesunate + SP, pasien malaria dengan HIV/AIDS yang positif P.falciparum malaria
harus menghindari terapi artesunate + SP jika menerima obat co-trimoxazole.
c. Kina + Doksisiklin, merupakan pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan yang
jika pengobatan lini pertama tidak efektif, dimana ditemukan gejala klinis tidak memburuk
tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).
d. Primakuin + DHP, merupakan lini pertama pengobatan malaria falsiparum.
e. Tetrasiklin + Primakuin, merupakan pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan
yang jika pengobatan lini pertama tidak efektif, dimana ditemukan gejala klinis tidak
memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali
(rekrudesensi).

5. Tn. Valdi berusia 35 tahun datang ke rumah sakit dan memiliki keluhan pegal-pegal,
demam tinggi, menggigil, mual dan muntah yang disertai diare. Hasil pemeriksaan
menunjukkan suhu badan 39°C dan uji RDT positif Plasmodium falciparum. Sebelumnya
telah diberikan ACT + Primakuin namun tidak efektif, obat apa yang sebaiknya
direkomendasikan apoteker?
a. Artesunat + Amodiakuin
b. Kina + Doksisiklin
c. Kuinin + Klindamisin
d. Primakuin + Dihidroartemisinin Piperakuin (DHP)
e. Primakuin + Kina
Alasan pemilihan jawaban:
a. Artesunat + Amodiakuin merupakan lini pertama pengobatan malaria P. ovale.
b. Kina + Doksisiklin merupakan pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan
jika pengobatan lini pertama tidak efektif, dimana ditemukan gejala klinis tidak
memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali
(rekrudesensi). Selain kina + doksisiklin pengobatan lain yang dapat diberikan sebagai
terapi lini kedua untuk malaria falsiparum adalah Tetrasiklin + Primakuin.
c. Kuinin + Klindamisin merupakan terapi obat malaria uncomplicated P.falciparum untuk
ibu hamil pada trisemester awal yang diberikan selama 7 hari.
d. Primakuin dan DHP, merupakan lini pertama pengobatan malaria falsiparum.
e. Primakuin + Kina, kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivaks yang tidak
respon terhadap pengobatan ACT oral (lini kedua malaria vivaks).

6. Seorang ibu datang ke rumah sakit membawa anak laki-laki umur 2 tahun 6 bulan, untuk
berobat dengan keluhan demam 5 hari, demam makin hari makin tinggi disertai mengigil,
juga mengeluh mual dan muntah. Pada satu hari sebelum dirawat keadaan anak makin lemah.
Riwayat bepergian ke daerah endemis malaria satu bulan sebelumnya, tinggal selama 1
minggu di papua. Dokter mendiagnosa malaria falsiparum, sebagai apoteker obat apa yang
tepat diberikan?
a. Dehidroartemisin + primakuin
b. Kina + klindamisin
c. Kina + primakuin
d. Kina + piperkuin
e. Tetrasiklin + primakuin

7. Perempuan usia 28 tahun hamil trimester 1 datang ke klinik dan didiagnosa oleh dokter
terkena malaria falcifarum, pasien tersebut baru pulang dari papua satu bulan yang lalu,
sebagai apoteker obat apa yang tepat untuk diberikan pada pasien tersebut?
a. Kina tablet + doksisiklin selama 3 hari
b. Kina tablet + tetrasiklin selama 3 hari
c. Kina tablet + doksisiklin selama 7 hari
d. Kina tablet + klindamisin selama 7 hari
e. Kina tablet + tetrasiklin selama 7 hari

8. Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun mengalami demam lebih dari 3 hari,
menggigil dan berkeringat. Pasien datang ke rumah sakit kemudian dokter melakukan tes uji
kultur dan hasil kultur darah menunjukkan plasmodium vivaks, maka obat malaria vivaks
yang tepat untuk pasien tersebut?
a. DHP dan primakuin
b. Doksisiklin dan siprofloksasin
c. Kina dan siprofloksasin
d. Kina dan klindamisin
e. Klorokuin dan siprofloksasin
f. Primakuin dan tetrasiklin

9. Pasien perempuan umur 26 tahun, datang ke klinik dengan keluhan demam berulang
selama 3 hari disertai sakit kepala, pasien pernah bekerja di daerah endemik malaria 1 bulan
yang lalu tepatnya di papua. Dokter mendiagnosa pasien terkena malaria plasmodium
malariae. Dokter meminta apoteker memberikan terapi obat yang tepat untuk pasien tersebut,
sebagai apoteker terapi apa yang anda berikan?
a. ACT 1 kali perhari selama 1 hari
b. ACT 1 kali perhari selama 3 hari
c. ACT 1 kali perhari selama 5 hari
d. ACT 1 kali perhari selama 7 hari
e. ACT 1 kali perhari selama 14 hari

10. Laki-laki umur 35 tahun, datang ke puskesmas untuk berkonsultasi dengan dokter terkait
perjalanannya ke daerah papua yang endemik penyakit malaria. Dokter meminta saran
apoteker terkait obat untuk mencegah malaria. Sebagai apoteker obat apa yang tepat
diberikan pada pasien tersebut?
a. Doksisiklin
b. Klorokuin
c. Kuinin
d. Primakuin
e. Tetrasiklin

11. Ny.Ayu 25 th sedang hamil 2 bulan, datang ke puskesmas dengan keluhan demam selama
2 hari, menggigil, berkeringat disertai sakit kepala, mual dan pegal-pegal. Hasil pemeriksaan
menunjukan suhu tubuh 39 °C, dan hasil pemeriksaan sediaan darah (SD) positif plasmodium
malariae vivaks. Terapi apa yang tepat untuk kondisi pasien tersebut?
a. Dihydroartemisinin Piperakuin (DHP) selama 7 hari
b. Kina tablet selama 7 hari
c. Kina tablet selama 3 hari
d. Primakuin selama 7 hari
e. ACT tablet selama 3 hari
Alasan pemilihan jawaban: terapi malaria vivaks pada ibu hamil timester 1 adalah kina tablet
selama 7 hari
12. Ny.Bina 30 th, datang ke Rumah sakit dengan keluhan demam, menggigil, berkeringat
disertai sakit kepala, mual dan pegal-pegal. Hasil pemeriksaan menunjukan suhu tubuh 39 °C
pada malam hari, namun pada pagi hari suhu tubuh kembali normal, dan hasil pemeriksaan
sediaan darah (SD) positif plasmodium malariae falsiparum. Terapi apa yang tepat untuk
kondisi pasien tersebut?
a. Dihydroartemisinin Piperakuin DHP + Primakuin
b. Kina + Doksisiklin
c. Tetrasiklin + Primakuin
d. Kina + Primakuin
e. Kuinin + klindamisin
Alasan pemilihan jawaban: Pengobatan Lini Pertama pada Malaria falsiparum menurut
adalah dengan Dihydroartemisinin Piperakuin (DHP) dan Primakuin

13. Tn.B 35 th, datang ke puskesmas dengan keluhan demam selama 2 hari, menggigil,
berkeringat disertai sakit kepala, mual muntah, nyeri otot dan pegal-pegal. Hasil pemeriksaan
menunjukan suhu tubuh 39°C, dan hasil pemeriksaan sediaan darah (SD) positif plasmodium
malariae vivaks, sebelumnya telah diberikan DHP dan primakuin namun tidak efektif. Terapi
apa yang tepat untuk kondisi pasien tersebut?
a. ACT + Primakuin
b. Kina + Doksisiklin
c. Tetrasiklin + Primakuin
d. Kina + Primakuin
e. Kuinin + klindamisin
Alasan pemilihan jawaban: Kombinasi kina dan primakuin digunakan untuk pengobatan
maalria vivaks yang tidak respon terhadap pengobatan ACT

14. Ny.Bina 30 th, datang ke Apotek dengan keluhan nyeri pada perut setelah menkonsumsi
obat anti malaria yang diberikan minggu lalu. Obat anti malaria apakah yang menyebabkan
efek samping tersebut
a. Kina
b. Primakuin
c. Piremetamin
d. Dihydroartemisinin Piperakuin (DHP)
e. Artesunat
Alasan pemilihan jawaban : efek semping dari primakuin adalah nyeri perut >10%

15. Ny.Au 25 th sedang hamil 9 bulan, datang ke puskesmas dengan keluhan demam,
menggigil, berkeringat disertai sakit kepala, mual dan pegal-pegal. Hasil pemeriksaan
menunjukan suhu tubuh 39 °C, dan hasil pemeriksaan sediaan darah (SD) positif plasmodium
malariae falcifarum. Terapi apa yang tepat untuk kondisi pasien tersebut?
a. Artesunat
b. Primakuin
c. ACT
d. Primetamin
e. Kina
Alasan pemilihan jawaban: pada ibu hamil trimester 3 yang menderita malaria falcifarum
terapi yang digunakan adalah ACT selama 3 hari

16. Ny. Putri wanita hamil trisemester ketiga datang ke RS dengan keluhaan keluhan sakit
kepala, lemas, demam, mual, muntah, dan nafsu makan menjadi berkurang. Berdasarkan hasil
pemeriksaan lab diketahui suhu tubuh pasien 40°C dan tes darah positif Plasmodium
falciparum. Sebagai apoteker terapi pengobatan apa yag disarankan?
Alasan Pemilihan Jawaban:
a. Artesunate + amodiaquine
b. Artesunate + clindamycin
c. Dihydroartemisinin + piperaquine
d. Primaquine + artesunate
e. Primaquin + dihidroartemisisn piperaquin
Alasan Pemilihan Jawaban:
Dipilih jawaban c karena merupakan frist-line terapi di Indonesia untuk wanita hamil
trimeseter kedua dan ketiga , jawaban a untuk ibu hamil trisemester kedua dan ketiga tetapi
ada efek samping minor jawaban b tidak dapat digunakan untuk wanita hamil, jawaban d
bukan pilihan untuk wanita hamil, jawaban e untuk antimalaria dengan positif Plasmodium
ovale.

17. Ny. Putri datang ke RS dengan keluhan sakit kepala, lemas, demam, mual, muntah, dan
nafsu makan menjadi berkurang. Dokter mendiagnosa pasien tsb terinfeksi penyakit malaria.
Diketahui pasien baru saja melahirkan dan sekarang sedang dalam keadaan memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya. Berdasarkan keadaan diatas obat apa yang kontraindikasi pada
pasien tersebut?
a. Klindamisin
b. Kloramfenikol
c. Makrolida
d. Siklosporin
e. Tetrasiklin
Alasan Pemilihan Jawaban: Dipilih jawaban e karena berdasarkan WHO tetracycline
adalah terapi untuk infeksi malaria tetapi bersifat kontraindikasi pada wanita menyusui
karena akan berefek pada pembentukan tulang dan gigi infant. Sedangkan pilihan jawaban
a,b,c,dan d tidak KI pada wanita menyusui.

18. Ny. Putri datang ke RS dalam keadaan hamil trisemester pertama pasien mengeluhkan
sakit kepala, lemas, demam , mual, muntah . Sebelumnya pasien telah di diagnosa oleh dokter
terinfeksi penyakit malaria dan telah mendapatkan terapi quinine + clindamycin. Namun
kondisi yang dialami pasien tidak membaik kemudian dokter meminta apoteker untuk
memilihkan obat yang tepat. Sebagai apoteker obat apa yang disarankan?
a. Artemether + lumefantrine
b. Artesunate + amodiaquine
c. Artesunate + clindamycin
d. Dihydroartemisinin + piperaquine
e. Primaquine + tetracycline
Alasan Pemilihan Jawaban:
Dipilih jawaban c karena merupakan pilihan alternatif terapi jika pada pasien hamil
trisemester pertama yang telah mendapatkan terapi quinine+ clindamycin tetapi dalam terapi
mengalami kegagalan. Sedangkan pilihan jawaban a untuk wanita hamil trisemester kedua
dan ketiga tetapi masih diselidiki efikasi, farmakokinetik, dan keamanannya, jawaban b
digunakan untuk ibu hamil trisemester kedua dan ketiga tetapi ada efek samping minor,
jawaban d merupakan frist-line terapi di Indonesia untuk wanita hamil trimeseter kedua dan
ketiga , jawaban e tidak dapat digunakan untuk wanita hamil.
19. An.Kiki usia 10 tahun dengan BB 16 kg datang ke RS bersama orang tuanya dengan
keluhan sakit kepala, lemas, demam, mual, muntah, batuk, dan nafsu makan menjadi
berkurang. Berdasarkan hasil pemeriksaan lab diketahui suhu tubuh pasien 40°C dan tes
darah positif Plasmodium falciparum. Sebagai apoteker terapi pengobatan apa yang
disarankan?
a. Dihydroartemisinin 20 mg + piperaquine 160 mg
b. Dihydroartemisinin 30 mg + piperaquine 240 mg
c. Dihydroartemisinin 40 mg + piperaquine 320 mg
d. Dihydroartemisinin 60 mg + piperaquine 480 mg
e. Dihydroartemisinin 80 mg + piperaquine 640 mg
Alasan Pemilihan Jawaban:
Dipilih jawaban Dihydroartemisinin 40 mg + piperaquine 320 mg karena berdasarkan WHO
pada pasien anak dengan BB 11-17 kg direkomendasikan terapi Dihydroartemisinin 40 mg +
piperaquine 320 mg. Sedangkan pilihan jawaban yang lain seperti pilihan a (untuk BB 5-7
kg ), b (untuk BB 8-10 kg ), d (untuk BB 17-24 kg), dan e (untuk BB 25-36 kg). Selain itu
terapi Dihydroartemisinin + piperaquine aman untuk anak-anak karena dengan penambahan
dosis tidak meningkatkan toksisitas pada anak berdasarkan data farmakokinetik.

20. Tn. Huda 35 tahun datang ke RS dengan keluhan sakit kepala, nyeri otot, demam, mual,
dan muntah. Berdasarkan hasil pemeriksaan lab diketahui suhu tubuh pasien 38°C dan tes
darah positif Plasmodium vivax. sebagai apoteker terapi apa yang disarankan?
a. Artesunat IV
b. Klorokuin
c. Primakuin
d. Sulfadoxine-prymethamin
e. Terapi kombinasi Artemisinin
Alasan Pemilihan Jawaban:
Dipilih jawaban b karena merupakan pilihan utama terapi pada pasien yang terinfeksi P.vivax
namun penggunaan klorokuin harus dimonitoring terkait resisten klorokuin. Sedangkan
pilihan jawaban e dapat digunakan untuk pasien yang telah resisten dengan penggunaan
klorokuin sebelumnya, jawaban a,c dan d tidak untuk P. vivax

21. Ny. Tan (26 tahun) hamil 2 bulan, datang ke rumah sakit dengan keluhan demam,
menggigil, lesu, badan terasa lemas, mual dan muntah. Sebelumnya pasien melakukan
perjalanan ke Papua. Hasil lab RDT = positif, P. falciparum. Dokter mendiagnosa infeksi
malaria. Terapi apa yang direkomendasikan ?
A. Dihydroartemisinin+piperaquine
B. Artemether+lumefantrine
C. Artesunate+amodiaquine
D. Artesunate+sulfadoxine
E. Quinina+clindamycin
Alasannya:
Karena kina dan klindamisin merupakan terapi pilihan pertama untuk pasien hamil pada
trisemester pertama. Sedangkan untuk pilihan A, B, D dan E merupakan golongan obat ACT
yang tidak di rekomendasi untuk terapi malaria pada pasien hamil trisemester pertama, tetapi
bisa digunakan pada wanita hamil trisemester dua dan tiga.1,4

22. Tn. Ardi (35 tahun) seorang pembisnis datang ke apotek, ingin berkonsultasi kepada
apoteker. Tentang akan melakukan perjalanan ke daerah Papua dan kekhawatirannya
terjangkit malaria mengingat daerah tersebut termasuk endekmik malaria. Terapi apa yang
direkomendasikan oleh apoteker ?
A. Dihidroartemisin
B. Doksisiklin
C. Klindamisin
D. Primakuin
E. Piperakuin
Alasannya:
Terapi kemoprofilaksis untuk mencegah resiko terjangkit malaria yaitu doksisiklin dengan
dosis 100 mg/hari. Di berikan 1-2 hari sebeluman berpergian, selama berada di daerah
tersebut dan sampai 4 Minggu setelah kembali. Selain doksisiklin, terapi profilaksis malaria
yang dapat diberikan klorokuin, meflokuin, dan atovaquon-proguanil.2,3

23. Seorang bayi (3 bulan) dengan berat badan 4,8 Kg, masuk ke rumah sakit dalam keadaan
demam tinggi dan pucat. Keluarga tersebut sebelumnya diketahui melakukan liburan ke
Thailand. Hasil pemeriksaan RTD= positif, P. falciparum resisten klorokuin. Dokter
mendiagnosa infeksi malaria. Terapi apa yang diberikan ?
A. Artemeter + lumefantrin
B. Doksisiklin + kina
C. Klindamisin + kina
D. Meflokuin + kina
E. Primakuin + klorokuin
Alasannya:
Anak-anak atau bayi yang positif infeksi P. falciparum direkomendasikan terapi dengan
golongan obat ACT (Arthemisin Combination Therapy) salah satu obatnya yaitu
arthemeter+lumefentrin. Obat ini direkomendasikan pengunaannya untuk berat badan <5 Kg
dengan lama pengobatan 3 hari

24. Seorang ibu hamil 3 bulan (25 tahun), masuk rumah sakit dalam keadaan demam tinggi,
pucat, dan badan terasa lemas. Hasil pemeriksaan RDT positif infeksi P. vivax. Dokter
mendiagnosa malaria. Terapi apakah yang sesuai untuk pasien tersebut ?
A. Artemeter
B. Doksisiklin
C. Klorokuin
D. Meflokuin
E. Primakuin
Alasannya:
Pada pasien hamil dengan terinfeksi P. vivax atau P. ovale harus dipertahankan dengan
profilaksis klorokuin selama masa kehamilan Dengan dosis 500 mg PO/minggu. Sedangkan
primakuin dan tefenokuin dikontraindikasikan untuk pasien hamil, tetapi bisa diberikan
ketika setelah melahirkan dan tidak defisiensi G6PD. Doksisiklin dikotraindikasikan untuk
wanita hamil dan meflokuin dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil
trisemester pertama.2,3,4

25. Ny. Ina (28 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan demam tinggi, pucat, lesu dan
badan terasa sakit. Diketahui ny. Ina baru 2 minggu yang lalu pulang liburan dari Afrika.
Hasil pemeriksaan RTD= positif P. falciparum resisten klorokuin. Dokter mendiagnosa
infeksi malaria. Riwayat penyakit ny. Ina menderita HIV/AIDS dan rutin mengkonsumsi
lopinavir+ritonavir. Terapi apakah yang sesui untuk kondisi pasien ?
A. Artemeter + lumefantrin
B. Artesunat + amodiakuin
C. Artesunat + sulfadoksin pirimetamin
D. Atovakuon + proguanil
E. Klindamisin + kina
Alasannya:
Artemeter + lumefantrin digunakan bersamaan dengan obat ARV (lopinavir+ritonavir) untuk
terapi malaria pada pasien HIV dapat menunjukan penurunan resiko terjadinya malaria
berulang. Penggunaan artesunat + amodiakuin dengan ARV (evafiren, lopinavir, dan
nefiravin) dapat meningkatkan terjadinya neutropenia dan hepatoksisitas. Artesunat + SP dan
kina dikontraindikasikan penggunaan untuk pasien HIV/AIDS. Atovakuon+proguanil
digunakan bersama dengan terapi ARV (lopinavir+ritonavir) dapat menurunkan secara
signfikan konsetrasi atovakuon+proguanil dalam darah yang dapat mempengaruhi terapi
malaria yang diberikan.

26. Tn. YG 30 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam selama 7 hari terakhir,
nyeri kepala, mual, muntah, pegal-pegal dan nyeri otot. Hasil pemeriksaan darah pasien
positif Plasmodium ovale. Terapi apa yang dianjurkan pada pasien tersebut?
a. Dihidroartemisin-piperakuin (DHP) dan Klorokuin selama 7 hari
b. Dihidroartemisin-piperakuin (DHP) dan Klorokuin selama 14 hari
c. Dihidroartemisin-piperakuin (DHP) dan Primakuin selama 7 hari
d. Dihidroartemisin-piperakuin (DHP) dan Primakuin selama 14 hari
e. Klorokuin dan Primakuin selama 7 Hari
Alasan pemilihan jawaban: Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT yaitu DHP
ditambah dengan Primakuin selama 14 hari. Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk
malaria vivaks (Kemenkes, 2017)

27. Ny. J 29 tahun datang ke apotek dan berencana lusa akan berpergian liburan ke puncak
selama 2 minggu. Ny. J mengonsumsi obat untuk upaya pencegahan malaria saat berpergian.
Obat apa yang direkomendasikan oleh apoteker kepada Ny. J?
a. Artesunat
b. DHP
c. Doksisiklin
d. Kina
e. Primakuin
Alasan pemilihan jawaban: Obat yang digunakan untuk kemoprofilaksis adalah doksisiklin
dengan dosis 100mg/hari. Obat ini diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama berada di
daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali. Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan
anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan lebih dari 6 bulan (Kemenkes, 2017).

28. Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 3 tahun BB 15 kg ke rumah sakit dengan
keluhan demam tinggi, menggigil dan muntah. Hasil pemeriksaan darah anak positif
Plasmodium falciparum. Anak didiagnosa malaria falsiparum oleh dokter dan diberikan
terapi primakuin pada hari pertama dan dihidroartemisin-piperakuin (DHP) 3 tablet selama 3
hari. Berapa tablet dihidroartemisin-piperakuin (DHP) yang seharusnya diberikan?
a. 1/4
b. 1/2
c. 1
d. 3/2
e. 2
Alasan pemilihan jawaban: Dosis pemberian DHP sebaiknnya diberikan berdasarkan BB dan
umur. Pada pasien umur 3 tahun dengan BB 15 kg dosis tablet yang dapat diberikan yaitu 1
tablet (Kemenkes, 2017).

29. Ny. K 30 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam selama 7 hari terakhir,
nyeri kepala, mual, muntah, pegal-pegal dan nyeri otot. Hasil pemeriksaan darah pasien
positif Plasmodium ovale. Diketahui pasien sedang menyusui aktif. Terapi apa yang
dianjurkan pada pasien tersebut?
a. Artemether-lumefantrine
b. Dihidroartemisin-piperakuin (DHP)
c. Kina
d. Klorokuin
e. Primakuin
Alasan pemilihan jawaban: Pada wanita menyusui, malaria tanpa komplikasi harus diobati
dengan artemether lumefantrine dan IV artesunat atau kina digunakan bersama dengan
klindamisin untuk penyakit malaria parah.

30. Tn. YG 30 tahun 69 kg datang ke rumah sakit dengan keluhan demam selama 7 hari
terakhir, nyeri kepala, mual, muntah, pegal-pegal dan nyeri otot. Hasil pemeriksaan darah
pasien positif Plasmodium vivax. Pasien didiagnosa malaria vivaks oleh dokter dan diberikan
terapi primakuin pada hari pertama dan dihidroartemisin-piperakuin (DHP) selama 3 hari.
Hal apa yang harus dilakukan oleh apoteker?
a. Dihidroartemisin-piperakuin (DHP) selama 7 hari
b. Dihidroartemisin-piperakuin (DHP) selama 14 hari
c. Dihidroartemisin-piperakuin (DHP) pada hari pertama
d. Primakuin selama 14 hari
e. Primakuin selama 7 hari
Alasan pemilihan jawaban: Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan
ACT ditambah primakuin. Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks,
Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis
0,25 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB.

31. An. H 12 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan pusing, mual, menggigil, warna
kulit pucat, tangan dan kaki terasa dingin dan merasa lemah. Dokter mendiagnosa pasien
menderita malaria vivaks dan mengalami anemia (kelainan G6PD). Obat yang menyebabkan
kondisi tersebut yaitu ….
a. Artemisin
b. Klorokuin
c. Primakuin
d. Proguanil
e. Resorsin
Alasan pemilihan jawaban: Anemia terjadi karena adanya defisiensi G6PD. Defisiensi G6PD
ini merupakan penyakit dengan gangguan herediter pada aktivitas eritrosit. Enzim G6PD ini
berperan dalam perlindungan eritrosit, karena jika terjadi defisiensi eritrosit, eritrosit akan
lebih mudah hancur (hemolysis).
Obat antimalaria yang mempunyai resiko hemolysis adalah: primakuin, pentakuin, pamaquin,
mepacrine (PIONAS).

32. Ny. M 32 tahun (TB 158 cm, BB 60 kg) hamil 3 bulan datang kerumah sakit mengeluh
demam, menggigil, mual dan sakit kepala. Hasil data Laboratorium suhu tubuh 37,5°C, TD
110/80 mmHg dan nadi 70 kali. Pasien tinggal di daerah endemis malaria. Dokter
mendiagnosa pasien menderita malaria malariae. Obat yang diberikan adalah ….
a. Artemether-lumefantrine
b. Kloroquin
c. Mefloquin
d. Primakuin
e. Proguanil
Alasan pemilihan jawaban:
Menurut US CDC (2019) pengobatan segera yang diberikan untuk ibu hamil yang positif
menderita malaria malariae adalah menggunakan kloroquin (pilihan b). Artemether
lumefantrine (pilihan a) dan mefloquin (pilihan c) adalah pilihan obat untuk pasien malaria
yang resisten terhadap kloroquin. Proguanil (pilihan e) dan primakuin (pilihan d) adalah obat
yang tidak diindikasikan untuk wanita hamil karena tidak ada studi yang memadai.

33. Ny. A 28 tahun (TB 150 cm dan BB 45 kg) hamil 18 minggu datang kepuskesmas
mengeluh demam, batuk, mual, muntah, tak bisa duduk, sesak napas, kejang dan menggigil.
Hasil pemeriksaan RDT: +P. falciparum, tekanan darah 60/40mmHg dan kadar gula darah
60mg/dl. Dokter mendiagnosa pasien menderita malaria berat. Apa obat yang diberikan?
a. Artemeter
b. Artesunat
c. Meflokuin
d. Primakuin
e. Proguanil
Alasan pemilihan jawaban:
Menurut Buku Saku Malaria, pengobatan malaria berat untuk ibu hamil digunakan artesunat
injeksi (pilihan b) atau kina HCl drip intravena. Artemeter (pilihan a) digunakan untuk
pengobatan malaria berat untuk pasien yang tidak dalam kondisi hamil. Meflokuin (pilihan c)
digunakan untuk pengobatan malaria tanpa komplikasi. Primakuin (pilihan d) untuk
pengobatan malaria tanpa komplikasi dan dalam penggunakan biasa dikombinasikan dengan
dihidroartemisis-piperakuin (DHP) serta tidak diindikasikan untuk digunakan pada wanita
hamil karena tidak ada studi yang memadai. Proguanil (pilihan e) adalah obat yang tidak
diindikasikan untuk wanita hamil karena tidak ada studi yang memadai.

34. Ny. M 30 tahun datang ke klinik ingin berkonsultasi tentang obat kemoprofilaksis malaria
karena Ny. M akan bepergian kedaerah endemik malaria. Apakah obat yang diresepkan
dokter untuk mencegah malaria tersebut?
a. Artemether
b. Kinin
c. Pirimetamin
d. Primakuin
e. Proguanil
Alasan : Menurut Tjay dan Rahardja (2015) obat yang digunakan untuk kemoprofilaksis
malaria adalah proguanil (pilihan e) dengan dosis 100 mg 2x sehari. Untuk pilihan a
(artemether-lumefantrine) digunakan jika pasien telah terinfeksi malaria. Untuk pilihan b
(kinin) dan pilihan d (primakuin) tidak direkomendasikan karena cukup toksik dan memiliki
masa paruh relatif singkat dan khusus digunakan sesudah terjadinya infeksi malaria. Untuk
pilihan c (pirimetamin) tidak direkomendasikan karena semakin meluasnya resistensi dan
kurang efektif terhadap P.vivax.
35. An. P 6 tahun datang ke rumah sakit mengeluhkan mual, muntah, sakit kepala, menggigil
dan demam (suhu tubuh = 39°C). Pasien diketahui 3 hari yang lalu berlibur ke daerah
endemik malaria. Dokter mendiagnosa pasien menderita malaria palcifarum. Pasien telah
menerima terapi obat kloroquin, tetapi keluhan tak kunjung membaik. Terapi yang
direkomendasikan adalah ….
a. Atovaquone dan proguanil
b. Mefloquin dan klorokuin
c. Primakuin dan klorokuin
d. Quinin sulfat dan doksisiklin
e. Quinin sulfat dan tetrasiklin
Alasan pemilihan jawaban :
Menurut US CDC (2019) pengobatan yang diberikan kepada pasien yang resisten terhadap
kloroquin adalah atovaquone dan proguanil (pilihan a) atau artemether dan lumefantrine.
Untuk pilihan b (Mefloquin) merupakan pilihan obat terakhir yang digunakan apabila
pengobatan lain tidak dapat digunakan. Untuk pilihan d (Quinin sulfat dan doksisiklin) dan
pilihan e (Quinin sulfat dan tetrasiklin) tidak dapat diberikan kepada anak dibawah usia 8
tahun karena dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi dan kadang-kadang hipoplasia
pada gigi (PIONAS).

36. Tn. Rupawan (25 tahun) datang ke rumah sakit dengan gejala demam timbul intermiten
dan dapat kontinyu. Setelah dilakukan pemeriksaan darah rapid diagnostic test (RDT)
plasmodium falciparum (+). Sebagai apoteker terapi apakah yang tepat diberikan pada
pasien?
a. ACT
b. Artemeter
c. Artesunat
d. Kina
e. Klindamycin
Alasan pemilihan jawaban :
Malaria Falsiparum Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul
intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi malaria berat yang
menyebabkan kematian. Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT 1 kali perhari selama
3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin.
(Kemenkes RI, 2017)

37. Ny. Jelita (25 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan demam, menggigil,
berkeringat, batuk, pilek, sakit kepala. Setelah dilakukan pemeriksaan darah pasien
plasmodium falciparum (+). Terapi apakah yang tepat diberikan kepada pasien?
a. Artesunat - Amodiakuin + Primakuin
b. Artesunat - Sulfadoxine + Pyrimethamine
c. Kina - Doxycycline + Primakuin
d. Kina - Primakuin + Klindamicin
e. Tetracycline - Kina + Klindamicin
Alasan pemilihan jawaban : Di Indonesia pengobatan lini pertama malaria falciparum ialah
kombinasi artesunat, amodiakuin, dan primakuin. Pemakaian artesunat dan amodiakuin
bertujuan untuk membunuh parasite stadium aseksual, sedangkan primakuin bertujuan
membunuh gametosit yang berada di dalam darah (PIONAS)
38. Tn. Rupawan (30 tahun) datang ke Apotek dengan keluhan gangguan penglihatan (buta
sementara) setelah merasa mengkonsumsi obat anti malaria yang diberikan minggu lalu. Obat
anti malaria apakah yang dapat menyebabkan efek samping tersebut?
a. Artemete
b. Artemeter
c. Kina
d. Primakuin
e. Piremetamin
Alasan pemilihan jawaban : Karena efek samping dari obat antimalaria kina ialah sakit
kepala, rasa panis dikulit, mual, sakit perut, reaksi alergi, gangguan penglihatan. (PIONAS)

39. Nn. Pretty (27 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan demam, menggigil,
berkeringat, batuk, pilek, sakit kepala. Setelah dilakukan pemeriksaan darah rapid diagnostic
test (RDT) pasien plasmodium vivax (+) dan pasien juga sedang hamil 5 bulan. Terapi apakah
yang tepat diberikan pada pasien?
a. ACT tablet 3 hari
b. ACT tablet 7 hari
c. Kina tablet 3 hari
d. Kina tablet 7 hari
e. Klindamisin 7 hari

40. Obat antimalaria apakah yang tidak direkomendasikan kepada wanita hamil?
a. ACT
b. Azitromycin
c. Kina
d. Klindamisin
e. Primakuin
Alasan pemilihan jawaban : Primakuin tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena
resiko hemolisis pada fetus yang kemungkinan menderita defisien relative G6PD (Peraturan
Menkes RI, 2013)

41. Tn. Yurian 23 th. ditugaskan untuk meliput berita di perbatas Eropa. Daerah tersebut
dikenal dengan endemik plasmodium falciparum. Sebelum berangkat apakah resep yang
dapat diberikan untuk Tn. Yurian?
a. artemisin
b. meflokuinin
c. Kina
d. Pirimetamin
e. Primakuin
Alasan
Meflokuinin dapat digunakan sebagai profilaksis dan pengobatan malaria akut ringan sampai
sedang. Untuk dosis profilaksis malaria: dimulai 2 ½ minggu sebelum memasuki dan
dilanjutkan sampai 4 minggu sesudah meninggalkan daerah endemis malaria. Dewasa dan
anak di atas 45 kg, 250 mg tiap minggu. BB 6-16 kg, 62,5 mg tiap minggu; BB 16-25 kg, 125
mg tiap minggu; BB 25-45 kg, 187,5 mg tiap minggu. Pengobatan malaria: Dewasa: 5 tablet
(1250mg) meflokuin dalam dosis tunggal oral. anak: >15 kg atau diatas 2 tahun: 20-25 mg/kg
dalam dosis tunggal atau dua dosis dibagi 6-8 jam terpisah (PIONAS).

42. Tn. Mike MRS dengan gejala demam, menggigil, sakit kepala, anoreksia serta diare
selama 2 hari. Px mengaku baru saja pulang berlibur dari thailand, kemudian dokter
mendiagnosis malaria dan meresepkan artesunat + amodiaquin + kaolin. Menurut anda
sebagai apoteker yang ahli interaksi apa yang akan terjadi?
a. Absorbsi amodiaquin akan menurun pada saluran cerna
b. Absorbsi artesunat akan menurun pada saluran cerna
c. Absorbsi artesunat akan meningkat pada saluran cerna
d. Distribusi amodiaquin akan menurun pada peresaran darah
e. Distribusi artesunat akan menurun pada peredaran darah
Alasan
Tidak direkomendasikan penggunaan artesunat + amodiaquin untuk diberikan bersama obat
penghambat sitokrom CYP2A6 dan bersamaan magnesium trisilikat dan kaolin dapat
menurunkan absorbsi amodiakuin pada saluran pencernaan (PIONAS).

43. Ny. Dio dilarikan ke IGD dengan gejala perubahan kesadaran, tidak bisa berjalan, kejang,
dan distres pernapasan. Keluarga px mengaku bahwa px baru saja pulang dari papua untuk
urusan pekerjaan. Hasil pemeriksaan lab menunjukan bahwa + plasmodium falsiparum dan
dokter telah meresepkan klorkuin sebelumnya namun tidak terjadi perubahan. Sebagai
apoteker saran apa yang anda dapat berikan?
a. Mengganti dengan artesunat + amodiaquin
b. Mengganti dengan dihidroartemisin + pirimetamin
c. Mengganti dengan dihidroartemisin
d. Mengganti dengan pirimetamin
e. Mengganti dengan kina
Alasan
Pengobatan antimalaria digunakan artesunat + amodiaquin di mana Plasmodium falciparum
telah dinyatakan resisten dengan pengobatan kloroquin (PIONAS).

44. An. Fahmi (2 bulan, BB 4,5 kg) dibawa ke Rumah Sakit oleh orangtuanya akibat panas
badannya yang sangat tinggi, serta rewel yang tidak berhenti dan tidak mau minum ASI.
Orang tua pasien mengaku bahwa dirumahnya akhir akhir ini banyak nyamuk akibat musim
hujan. Hasil diagnosa dokter pasien tesebut terkena malaria uncomplicated dan meminta
saran apoteker untuk terapi pasien tersebut, sebagaia apoteker terapi apa yang anda sarankan?
a. Artesunat dan artemeter
b. Artesunat dan amodiakuin
c. Artemisin dan piperakuin
d. Dihidroartemisin dan arteether
e. Kina dan primakuin
Alasan
Infant dengan BB kurang dari 5kg yang terdiagnosa malaria uncomplicated di terapi dengan
infant BB 5kg yaitu ACT obat kombinasi derivat Artemisinin yang dikenal dengan
Artemisinin - based Combination Therapy.

45. An. Inas (6 tahun, BB 37 kg) dibawa ke Rumah Sakit oleh orangtuanya akibat panas
badannya yang sangat tinggi, rewel yang tidak berhenti, tidak mau minum ASI, dan diare
sejak kemarin sore. Orang tua pasien mengaku bahwa dirumahnya akhir akhir ini banyak
nyamuk akibat musim hujan. Hasil diagnosa dokter pasien tesebut terkena malaria
uncomplicated. Dokter ingin meresepkan primakuin namun tidak terdapat kesesuaian antara
umur dan berat badan untuk meresepkan primakuin, maka saran apakah yang dapat apoteker
berikan kepada dokter?
a. Memberikan dosis obat mengikuti umur
b. Memberikan dosis obat mengikuti dosis lazim
c. Memberikan dosis obat mengikuti tinggi badan
d. Memberikan dosis obat mengikuti berat badan
e. Menyarankan untuk mengganti terapi menjadi DHP
Alasan: Apabila terdapat ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel
pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.
INFEKSI – PMS

1. Ny. WW berumur 35thn ke klink mengeluhkan demam, tidak enak badan dan gatal-gatal
pad daerah vagina, pasien sedang hamil 9 bulan. Sebelumnya pasien memiliki riwayat herpes
genital dan diberikan oleh dokter aciclovir 200mg. Pasien didiagnosa oleh dokter terkena
herpes genital, dokter bertanya kepada apoteker obat apa yang dapat diberikan kepada ibu
hamil ini?
a. Aciclovir 100mg
b. Aciclovir 200mg
c. Aciclovir 300mg
d. Aciclovir 400mg
e. Aciclovir 800mg
Alasan:
Menurut WHO ketika seorang ibu hamil menderita herpes genital maka diberikan
peningkatan dosis aciclovir. Diminum sejak kehamilan 36 minggu dapat mencegah lesi
HSV dalam jangka waktu yang lama.

2. Tn. Halu berumur 30 thn datang ke rumah sakit mengeluhkan demam, tidak enak badan
dan gatal-gatal pada daerah sekitar alat kelamin. Pasien didiagnosis oleh dokter terkena
penyakit herpes genital, dan beliau juga positif HIV. Dokter bertanya kepada apoteker obat
first line herpes apa yang baik diberikan pada pasien yang pertama kali menderita herpes
tersebut?
a. Gansiklovir
b. Valgansiklovir
c. Famcicklovir
d. Asiklovir
e. Valaciclovir

3. Ny. Bb berumur 35 tahun datang ke rumah sakit pasien dengan hamil dan didiagnosa oleh
dokter positif Treponema pallidum. Pasien memiliki riwayat alergi terhadap penisillin, dan 14
hari lalu pasien sudah mengkonsumsi eritromisin yang diberikan oleh dokter klinik. dokter
bertanya kepada apteker obat apa yang dapat diberikan kepada pasien tersebut?
a. Benzathine penicillin G
b. Ceftriaxone
c. Ciprofloxacin
d. Doxycycline
e. Erythromycin

4. Ny. Gogo berusia 35 melahirkan seorang anak laki-laki di rumah sakit, anak laki-laki
tersebut baru berumur 2 hari. Ny Gogo mengeluhkan bahwa anaknya sering menangis dan
terdapat ruam merah yang berbentuk bulaat-bulat kecil. Pasien mendiangnosa bahwa bayi Ny
Gogo menderita Treponema pallidum. Dokter bertanya kepada apoteker obat apakah yang
dapat diberikan pada bayi tersebut?
a. Benzyl penicillin
b. Ceftriaxone
c. Ciprofloxacin
d. Doxycycline
e. Erythromycin
Alasan: Menurut WHO apabila terdapat bayi dengan sifilis bawaan dapat diberikan Aqueous
benzil penisilin 100 000–150 000 U / kg / hari secara intravena selama 10-15 hari. Atau
diberikan Prokain penisilin 50 000 U / kg / hari dosis tunggal intramuskuler selama 10-15
hari

5. Ny Sa berumur 45 tahun datang ke klinik mengeluhkan terdapat bercak kemerahan pada


area vagina dan terasa gatal. Pasien memiliki riwayat sifilis 2 tahun yang lalu dan memiliki
riwayat alergi dengan penisilin. Dokter mendiangnosa Ny Sa positif Treponema pallidum.
Dokter meminta saran pada apoteker obat apa yang dapat diberikan pada pasien tersebut?
a. Doxycycline
b. Erythromycin
c. Ciprofloxacin
d. Benzyl penicillin
e. Azithromycin
Alasan: Ketika benzathine atau prokain penisilin tidak dapat digunakan (mis. Karena alergi
penisilin di mana desensitisasi penisilin tidak dimungkinkan) atau tidak tersedia (misalnya
karena kehabisan persediaan), pedoman STI WHO menyarankan penggunaan doksisiklin 100
mg dua kali sehari secara oral selama 30 hari.

6. Ny.Ani 28 tahun dalam kondisis hamil 17 minggu datang ke rumah sakit dengan keluhan
keputihan, nyeri saat buang air kecil dan terdapat cairan abnormal yang terdapat pada urin
serta nyeri perut bagian bawah. Berdasarkan hasil lab diketahui pasien terinfeksi bakteri
Neisseria gonorrhoeae. Pasien diketahui memiliki alergi terhadap obat sefalosporin. Sebagai
seorang apoteker, obat apa yang anda sarankan untuk pasien tersebut?
a. Azitromisin
b. Doksisiklin
c. Sefiksim
d. Seftriakson
e. Siprofloksasin
Alasan : Azitromisin (golongan makrolida) 2 gram oral (kategori B) merupakan alternative
bagi penderita gonorrhea yang sedang hamil dan memiliki riwayat alergi terhadap obat lini
pertama yaitu Seftriakson. Jika pasien tidak alergi maka lini pertama adalah seftriakson.

7. Tn. Adi 25 tahun datang ke puskesmas terpencil yang ada di desanya dengan keluhan
kelelahan, demam, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening) di pangkal paha,
benjolan bersisik merah pada alat kelamin. Pasien mengaku pernah berhubungan seks dengan
sesama pria. Selain itu pasien juga memiliki alergi terhadap penisilin. Dokter mendiagnosa
pasien mengalami gejala late latent syphilis (>1 tahun). Di puskesmas tidak terdapat obat
doksisiklin, sehingga sebagai apoteker obat apa yang anda sarankan?
a. Azitromisin
b. Benzatin
c. Sefiksim
d. Seftriakson
e. Tetrasiklin
Alasan : Dipilih jawaban Tetrasiklin. Karena selain doksisiklin, tetrasiklin merupakan
altenatif kedua setelah Benzatin atau jika pasien alergi penisilin (Benzatin merupakan
golongan penisilin). Sehingga pilihan jawaban Benzatin tidak dapat digunakan. Sedangkan
jawaban Seftriakson dipilih sebagai alternative terakhir setelah doksisiklin dan tetrasiklin
bagi pasien yang mengalami primary, secondary atau early latent syphilis.

8. Bayi perempuan berusia 10 hari yang masih di rumah sakit semenjak kelahiran diketahui
mengalami Oftalmia Neonatorum. Terlihat dari mata bayi terdapat selaput yang melapisi
kelopak matanya. Dokter mendiagnosa bayi terinfeksi C.trachomatis dari ibunya
(Chlamydia). Sebagai seorang apoteker, obat apa yang anda sarankan ?
a. Amoksisilin
b. Amoksisilin dan Doksisiklin
c. Azitromisin dan Doksisiklin
d. Doksisiklin
e. Eritromisin
Alasan : Pengobatan Ophthalmia neonatorum atau pneumonia bayi lini pertama diberikan
erythromycin base atau ethylsucinate 50 mg / kg / hari secara oral dibagi menjadi empat dosis
setiap hari selama 14 hari. Sedangkan pilihan jawaban Azitromisin, doksisiklin, amoksisilin
merupakan terapi untuk infeksi Chlamydia pada orang dewasa. Namun suspensi Azitromisin
20 mg/kg/hari secara oral 1 kali sehari selama 3 hari juga dapat digunakan sebagai alternative
pada ophthalmia neonatorum atau pneumonia bayi sebagai alternatif.

9. Seorang pasien wanita 20 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan gatal pada area
vagina, nyeri saat buang air kecil, dan terdapat keputihan berwarna kuning yang berbau tidak
sedap. Berdasarkan data lab terdapat infeksi bakteri Trichomonas vaginalis. Antibiotik apa
yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Amoksisilin
b. Azitromisin
c. Benzatin Penisilin G
d. Doksisiklin
e. Metronidazol
Alasan : 5-nitroimidazole (metronidazole dan tinidazole) telah menjadi terapi standar untuk
trikomoniasis selama lebih dari 45 tahun. Metronidazole dapat diberikan secara oral sebagai
dosis tunggal 2 g atau 500 mg dua kali sehari selama 7 hari. Wanita hamil harus diresepkan
dengan dosis tunggal metronidazole.

10. Seorang perempuan 30 tahun kondisi hamil datang ke dokter kulit dengan keluhan
terdapat kutil kasar seperti bunga kol di bagian area vagina dan dubur serta titik-titik hitam
didalam kutil, merasa gatal dan sensasi kulit terbakar, pasien juga mengalami keputihan.
Berdasarkan pemeriksaan lab, pasien terinfeksi Human papillomavirus (HPV). Dokter
mendiagnosa pasien mengalami Kutil genital. Apa terapi yang tepat untuk pasien ?
a. Bichloroacetic
b. Fluorouracil
c. Podofilox
d. Podophyllin
e. Sinecatechin
Alasan : Asam trikloroasetat (TCA) atau asam bikloroasetat 80-90 persen merupakan
pengobatan kimia yang bekerja dengan menghancurkan kutil melalui pembekuan protein
secara kimia. Obat yang dikontraindikasikan dalam kehamilan seperti podofilox,
sinecatechin, fluorouracil, dan podophylin. Imiquimod tidak disetujui untuk digunakan dalam
kehamilan, meskipun telah dipertimbangkan setelah persetujuan yang ditandatangani telah
diperoleh. Bichloroacetic dan trichloroacetic telah digunakan tanpa masalah. Terapi ablatif
juga merupakan pilihan yang layak.

11. Ny A sedang hamil 2 bulan datang kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan yang
sebelumnya memiliki keluhan adanya kutil di area vagina dan hasil pemeriksaan didapatkan
papul multipel, soliter dan beberapa papul konfluens dengan permukaan verukosa pada labia
mayora, labia minora, dan dinding vagina luar. Pemeriksaan acetowhite pada lesi dan perilesi
menunjukkan hasil positif. Terapi apa yang tepat untu pasien tersebut?
a. Imiquimod 5%
b. TCA 5%
c. TCA 80-95%
d. Tinktura 95%
e. Tinktura podifilin 10-25%
Alasan : Larutan trichloroacetic acid (TCA) 80-95% Bahan ini bersifat korosif dan dengan
cepat menjadi inaktif setelah kontak dengan kulit/lesi. Aman digunakan untuk ibu hamil
dan menggunakan konsentrasi 50% ternyata juga memberikan hasil yang memuaskan.
Komplikasi yang mungkin terjadi adala erosi dan ulkus dangkal.

12. Ny B berusia 30th datang ke spesialis kulit kelamin untuk memeriksakan keluhannya
yang sering dialaminya yaitu sering mengalami keputihan, pruritus dan keputihannya
mengalami bau yang tidak sedap, dokter spesialis tersebut mendiagnosa trikomoniasis. Terapi
apa yang tepat untu kondisi tersebut?
a. Asiklovir 500mg
b. Ciprofloxacin 500mg
c. Eritromisin 500mg
d. Metronidazol 500mg
e. Seftriaxon 500mg
Alasan : Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) merekomendasikan regimen
untuk mengobati Trichomoniasis adalah metronidazol 2 gram secara oral diberikan dalam
dosis tunggal. Angka kesembuhan sekitar 90-95%. Rejimen alternatif adalah metronidazol
500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.

13. Ny C hamil 5 bulan datang ke spesialis kulit kelamin untuk memeriksakan keluhannya
perdarahan postcoital atau intermenstrual, sakit pada abdomen bawah. Sakit ketika berseni.
Hasil tes urin pasien terinfeksi adanya clamydia trachomatis . Pasien di diagnosa infeksi
clamydial.Terapi apa yang tepat untuk kondisi tersebut?
a. Azitromisin
b. Ciprofloxacin
c. Doxiciclin
d. Levofloxacin
e. Ofloxacin
Alasan : Terapi doxiciclin diganti dengan Azitromisin karena doxiciclin kontraindikasi
dengan ibu hamil, dan azitromisin aman untuk ibu hamil kategori B. Untuk levofloxacin dan
ofloxacin tidak diberikan juga karena kontraindikasi pada ibu hamil.

14. Seorang bayi perempuan lahir di rumah sakit dari ibu penderita sifilis stadium 2 yang
VDRL (+) 1:16 dan TPHA (+) 1:320. Pada pemeriksaan darah tepi pada bayi didapatkan
hasil VDRL serum (+) 1:4, TPHA (+) 1:320, pada pemeriksaan radiologi didapat gambaran
radio lusen di metafisis tulang femur kanan dan kiri disertai penebalan korteks, dari hasil data
lab bayi tersebut di diagnosa sifilis kongenital. Terapi apa yang tepat untuk kondisi tersebut?
a. Penisilin
b. Penisilin Benzatin
c. Penisilin Kristalin
d. Penisilin Kristalin G
e. Penisilin Prokain
Alasan : pasien dirawat dalam inkubator, diberikan cairan intravena dekstrosa 10% 4,5
ml/jam, vitamin K 1 mg IV dan penisilin prokain 75000 U/IM selama 10 hari berturut-turut.

15. By. N, perempuan, usia 3 minggu datang ke rumah sakit bersama orangtuanya dengan
keluhan kedua mata merah sejak usia 10 hari. Keluhan mata merah diikuti dengan timbulnya
kotoran mata, Konjungtiva palpebra dan bulbi tampak injeksi konjungtiva, sekret putih
lengket.. Selama kehamilan ibu pasien mengeluhkan keputihan sejak usia kehamilan 2 bulan
berlangsung hingga persalinan dan ibu nya terinfeksi oleh gonokokal, namun belum pernah di
obati. Bayi tersebut di diagnose Oftalmia Neonatorum Et Causa Infeksi Gonokokal, terapi
apa yang tepat untuk mengatasi kondisi bayi tersebut?
a. Cefixime
b. Cefotaxime
c. Ceftriaxone
d. Eritromisin
e. Tetrasklin
Alasan : Diagnosis kerja pada pasien adalah Oftalmia Neonatorum Et Causa Infeksi
Gonokokal. Penatalaksanaan pada pasien berupa pembersihan mata dengan kapas yang
diberikan NaCl 0.9 % setiap jam, ceftriaxone 50 mg IM dosis tunggal. Suntikan tunggal
ceftriaxone 50 mg / kg IM atau IV (tidak melebihi 125 mg) harus diberikan kepada bayi yang
lahir dari ibu yang tidak diobati. Prognosis pada pasien ini baik karena tidak mengancam
nyawa, ad functionam dubia karena dapat mengganggu visus pasien jika tidak tertangani
dengan cepat dan adekuat, ad sanationam dubia karena kemungkinan dapat terjadi
kekambuhan jika mengalami infeksi berulang.

16. Seorang wanita 30 tahun masuk rumah sakit dan mengalami bercak merah pada telapak
kaki dan telapak tangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan serologi RPR dan TPHA (+) pasien
didiagnosa menderita sifilis. Diketahui pasien sedang dalam kondisi hamil 3 bulan.
Bagaimana tatalaksana terapi pada kondisi tersebut ?
a. Azitromisin
b. Benzhatine penicilin G
c. Ceftriakson
d. Doksisiklin
e. Tetrasiklin
Alasan : Menurut dipiro edisi 10 untuk penatalaksanaan penyakit sifilis pada wanita dengan
kondisi hamil yang direkomendasikan adalah benzatine penicilin G.

17. Seorang wanita 28 tahun datang kerumah sakit, mengeluhkan gatal disertai rasa terbaskar,
keputihan dengan berbau busuk pada vaginanya dan terasa nyeri pada saat buang air kecil dan
saat berhubungan seksual. Pasien dalam kondisi hamil 6 bulan. Hasil pemeriksaan
laboratorium pasien (+) terinfeksi Trichimonas vaginalis. Terapi apa yang cocok untuk pasien
dengan kondisi tersebut ?
a. Azitromisin
b. Ceftriakson
c. Doksisiklin
d. Metronidazol
e. Penisillin
Alasan : Menurut dipiro edisi 9 halaman 445 untuk pasien yang terinfeksi Trichimonas
vaginalis dapat diberikan metronidazol atau tinidazol, tetapi pasien dalam kondisi hamil
sehingga direkomendasikan diberikan metronidazol karena masuk dalam kategori B dan
tinidazol kategori C sehingga lebih direkomendasikan penggunaan metronidazol.
18. Seorang wanita 27 tahun mengeluhkan mengalami keputihan dan mengeluarkan bercak
darah pada saat tidak menstruasi. Pasien juga mengeluhkan sering buang air kecil disertai
rasa nyeri dan merasakan sensasi panas saat buang air kecil. Pasien didiagnosa terinfeksi
Neisseria gonorrhoeae. Bagaimanakah tatalaksana terapi pada kondisi tersebut ?
a. Azitromisin + Doksisiklin
b. Cefixim + Cefadroxil
c. Ceftriakson + Azitromisin
d. Gemifloxacin + Tetrasiklin
e. Tetrasiklin + Penicillin
Alasan : Regimen berbasis ceftriaxone parenteral adalah satu-satunya perawatan yang
direkomendasikan untuk gonore. Dapat diganti dengan Cefixim oral dosis 400 mg jika
ceftriakson tidak tersedia, namun, tes penyembuhan direkomendasikan 2 minggu kemudian.

19. Ny. Ayi 35 tahun masuk Rumah sakit dengan keluhan demam, sakit kepala dan
mengalami nyeri, gatal dan rasa terbakar pada daerah genitalnya selama 2 minggu lalu.
Dilakukan pemeriksaan lab dan data lab Anti-HSV2 IgG positif dan pasien didiagnosa
menderita penyakit Herpes genital . Terapi apa yang dapat direkomendasikan pada kondisi
tersebut ?
a. Acyclovir
b. Metronidazol
c. Penicillin
d. Telbivudine
e. Tinidazol
Alasan : Menurut Dipiro edisi 10 terapi yang direkomendasikan untuk pasien Herpes Genital
Acyclovir oral. Valacyclovir oral dan famciclovir adalah pengobatan pilihan untuk pasien
rawat jalan dengan herpes genital episode pertama

20. Seorang pasien wanita 26 tahun datang ke Rumah sakit mengeluhkan demam, nyeri pada
perut bagian bawahnya, nyeri dan panas saat buang air kecil, keputihan yang bau busuk dan
terdapat perdarahan pada vaginanya. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium diperoleh
hasil pasien (+) terinfeksi Chlamydia trachomatis. Terapi apa yang tepat untuk pasien dengan
kondisi tersebut ?
a. Azitromisin
b. Ceftriakson
c. Klindamisin
d. Metronidazol
e. penicillin
Alasan : Menurut Dipiro edisi 9 halaman 442, treatment yang dapat diberikan pada pasien
yang terinfeksi Trichimonas vaginalis atau klamidiasis terapi lini pertama yang diberikan
adalan azitromisin oral 1 gram 1 kali sehari atau doksisiklin 100mg 2 kali sehari.

21. Tn. Humair 32 th datang ke klinik mengeluhkan infeksi saluran kemih dan bernanah,
sebelumnya pasien telah didiagnosa menderita gonore dan diberi terapi ciprofloksasin,
kemarin sore pasien mengkonsumsi susu dalam jumlah banyak serta makan makanan pedas,
daging, jamur dan salad. Apa penyebab dari keluhan tersebut?
a. Daging
b. Jamur
c. Makanan pedas
d. Salad
e. Susu
Alasan pemilihan jawaban : Keluhan tersebut diakibatkan oleh produk susu, dimana
absorpsi ciprofloksasin dikurangi oleh produk susu, sehingga memperparah gejala gonore
yang dialami.

22. Ny. Timanis 27 th datang ke klinik dengan keluhan daerah vagina sering keluar cairan
kental bewarna putih dan berbau amis. Dokter mendiagnosis pasien tersebut terkena penyakit
vaginitis yang disebabkan oleh bacterial vaginosis. Antibiotik apa yang menjadi pilihan
untuk penyakit tersebut ?
a. Amoksisilin
b. Azitromisin
c. Ciprofloksasin
d. Metronidazol
e. Nystatin
Alasan pemilihan jawaban : Penatalaksanaan lini pertama vaginitis pada wanita yang tidak
hamil adalah metronidazol 500 mg secara oral sebanyak dua kali sehari selama seminggu,
atau metronidazol gel 0,75%, satu aplikator penuh (5 g) intravagina, sekali sehari selama 5
hari atau klindamisin krim 2%, satu aplikator penuh (5 g) intravagina pada waktu tidur
selama seminggu.

23. Ny. Sarah 22 th datang ke rumah sakit dengan keluhan daerah vagina sering keluar cairan
kental bewarna putih dan berbau amis. Dokter mendiagnosis pasien tersebut terkena penyakit
vaginitis yang disebabkan oleh bacterial vaginosis. Antibiotik lini pertama yang biasa
diberikan adalah metronidazol dan klindamisin, sedangkan untuk regimen alternatif lainnya
secara oral adalah?
a. Amoksisilin
b. Azitromisin
c. Ciprofloksasin
d. Nystatin
e. Tinidazol
Alasan pemilihan jawaban : Regimen alternatif adalah tinidazol dengan dosis 2 gram secara
oral 1x1 selama 3 hari, atau tinidazol 1 gram secara oral 1x1 selama 5 hari.

24. Tn. Boby 28 th datang ke rumah sakit mengeluhkan infeksi saluran kemih dan bernanah,
dokter mendiagnosa gonorrhea, ia tidak mengalami penyakit lain dengan alergi
levofloksasin. Dokter bertanya pada apoteker mengenai obat apa yang direkomendasikan?
a. Amoksisilin + seftriakson
b. Ciprofloksasin
c. Gentamisin + seftriakson
d. Penisilin + seftriakson
e. Seftriakson + sefadroksil
Alasan pemilihan jawaban :
Kepekaan Neisseria gonorrhoeae terhadap ciprofloksasin lebih baik, sehingga antibiotik
ciprofloksasin dapat menjadi rekomendasi sebagai terapi lini pertama penyakit gonore,
sedangkan jawaban yang lain kurang tepat karena obat kombinasi dengan antibiotik hanya
untuk non gonokokus, sehingga pada kasus ini hanya diberikan terapi tunggal yaitu
ciprofloksasin.

25. Tn. Makmur 29 th datang ke rumah sakit mengeluhkan sakitnya tidak membaik,
sebelumnya pasien didiagnosa gonorrhea dengan gejala infeksi saluran kemih dan bernanah,
dan oleh Dokter telah diberi terapi ciprofloksasin. Seminggu yang lalu pasien pergi ke apotek
membeli obat sangobion karena mengalami keluhan lesu, lemas, pucat dan penurunan nafsu
makan, apakah penyebab dari keluhan di atas sehingga pasien kembali ke rumah sakit ?
a. Ciprofloksasin
b. Sangobion
c. Penggunaan ciprofloksasin berlebih
d. Penggunaan ciprofloksasin tidak teratur
e. Penggunaan ciprofloksasin dihentikan
Alasan Pemilihan jawaban :
- Sangobion mengandung zat besi, dimana absorbsi ciprofloksasin dikurangi oleh zat besi
oral sehingga memperburuk kondisi pasien dimana sebelumnya pasien didiagnosa gonorrhea
sehingga gejala gonorrhea tidak kunjung membaik.

26. Ny.Nana (45 tahun) datang ke Rumah Sakit untuk berkonsultasi ke dokter dengan
keluhan terdapat bercak merah pada telapak kaki dan tangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan
pasien di diagnosis menderita sifilis. Dan pasien mengatakan bahwa dia mengalami alergi
terhadap golongan penicillin. Terapi apa yang tepat diberikan pada pasien tersebut?
a. Azitromisin
b. Benzhatine penicillin G
c. Doksisilin
d. Eritromisin
e. Procaine Peniciline G
Alasan : Berdasarkan tata laksana terapi penyakit sifilis dengan kondisi pasien alergi terhadap
penisilin maka direkomendasikan untuk menggunakan doksisilin sebagai terapi pilihan.

27. Ny. Ara (35 tahun) sednang hamil trisemester kedua pergi ke Rumah Sakit untuk
berkonsultasi dengan dokter untuk mengeluhkan adanya bercak merah pada telapak kaki dan
tangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didiagnosa menderita sifilis. Dan pasien
mengatakan bahwa dia mengalami alergi terhadap penicillin. Dokter menanyakan kepada
Apoteker terapi apa yang tepat diberikan pada pasien dengan kondisi tersebut?
a. Azitromisin
b. Benzhatine penicillin G
c. Doksisilin
d. Eritromisin
e. Tetrasiklin
Alasan: Berdasarkan tata laksana terapi sifilis untuk ibu hamil dengan alergi penicillin dapat
menggunakan Benzatine penicillin G. Hal ini dilakukan berdasarkan pengobatan sifilis sesuai
dengan tahap tertentu dan dosis yang tepat. Benzathine penicillin memiliki keberhasilan
dalam pengobatan, dan mencegah terjadinya penularan kepada janin. (Dipiro 10, 2017)

28. Seorang pria (43 tahun) datang ke Rumah Sakit menemui dokter untuk berkonsultasi
terkait dengan keluhan sering buang air kecil serta nyeri dengan sensasi panas saat buang air
kecil. Kemudian dokter mendiagnosa pasien terinfeksi N.gonnorea. Bagaimanakah
tatalaksana terapi untuk kondisi tersebut ?
a. Azitromisin
b. Doksisilin
c. Kanamisin
d. Levofloksasin
e. Tiamfenikol
Alasan : Terapi infeksi N-gonnorea dapat diobati menggunakan azitromisin yang memiliki
efek terapi yang lebih tepat terhadap infeksi yang diderita. Selain itu azitromisin juga
termasuk kedalam terapi lini pertama pengobatan infeksi N-ghonorea.

29. Tn.Tidi (48 tahun) datang ke Rumah Sakit menemui dokter untuk berkonsultasi mengenai
keluhan kemerahan pada mulut organ reproduksi, rasa terbakar dan perih pada saat buang air
kecil dan adanya cairan yang keluar dari kemaluan berwarna putih. Penyakit apa yang sesuai
berdasarkan kondisi keluhan pasien ?
a. Candidiasis
b. Herpes Genital
c. Klamidiosis
d. Sifilis
e. Trikomoniasis
Alasan : Berdasarkan keluhan yang dialami pasien dan disesuaikan denga tanda gejala yang
ada, hal ini sesuai dengan klamidiosis.

30. Tn Tidi (52 th) datang ke Rumah Sakit bertemu dengan dokter untuk berkonsultasi
mengenai keluhan kemerahan pada mulut organ reproduksi, rasa terbakar dan perih pada saat
buang air kecil dan adanya cairan yang keluar dari kemaluan berwarna putih. Dokter
mendiagnosa pasien menderita klamidiosis. Terapi apa yang tepat diberikan kepada pasien
dengan keluhan diatas?
a. Azitromisin
b. Benzathine penicillin
c. Ceftriaxom
d. Penisilin G
e. Sefiksim
Alasan : Alasan : Terapi klamidiosis pada pasien dengan keluhan diatas dapat diberikan
azitromisin. Pengobatan infeksi klamidiosis dengan rejimen yang tepat berdasarkan tanda dan
gejala sangat direkomendasikan untuk pengobatan yang efektif.

31. Ny. Roze berusia 24 tahun merupakan seorang pekerja seks komersial sejak 5 tahun yang
lalu. Ia datang ke Rumah Sakit BR dengan keluhan luka di bibir dan vagina, rasa gatal dan
kemerahan di telapak tangan dan telapak kaki, demam, sakit kepala dan merasa tidak enak
badan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengaku belum pernah mengalami gejala ini
sebelumnya. Hasil uji serologi menunjukkan positif Treponema pallidum. Pasien kemudian
didiagnosa Sifilis Sekunder. Dokter meminta saran kepada apoteker untuk menentukan obat
yang tepat. Obat apakah yang sesuai untuk menangani pasien tersebut?
a. Benzatin penisilin G
b. Seftriakson
c. Kristalin penisilin G
d. Doksisiklin
e. Prokain penisilin G
Alasan : Benzatin penisilin G direkomendasikan untuk pasien yang baru didiagnosa sifilis
primer atau sekunder (kurang dari 1 tahun).
32. Tn. Thomas berusia 27 tahun datang ke Klinik Dunia Sehat dengan keluhan demam,
merasa tidak enak badan, rasa tidak nyaman di ulu hati, mual, muntah, luka di di sekitar anus,
bercak merah di telapak tangan dan telapak kaki yang disertai rasa gatal. Hasil uji Direct
Fluorescent Antibody untuk Treponema pallidum (DFA-TP) menunjukkan positif. Pasien
didiagnosa Sifilis Sekunder dan juga mengalami Dispepsia. Pasien mengaku memiliki
riwayat alergi Penisilin. Dokter kemudian meresepkan Aluminium Hidroksida dan
Doksisiklin. Apakah yang akan terjadi jika kedua obat ini diminum bersamaan?
a. Efek Aluminum Hidroksida akan meningkat
b. Efek Aluminium Hidroksida akan menurun
c. Efek Doksisiklin akan meningkat
d. Efek Doksisiklin akan menurun
e. Efek kedua obat akan menurun
Alasan pemilihan jawaban:
Aluminium Hidroksida dengan Doksisiklin memilki interaksi obat yang serius sehingga
penggunaan bersamaan keduanya harus dihindari atau gunakan obat alternatif lain.
Aluminium Hidroksida dapat menurunkan kadar Doksisiklin dengan menghambat
absorbsinya di gastrointestinal, sehingga efek Doksisiklin akan menurun dan terapi sifilis
menjadi tidak efektif/gagal.

33. Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke Rumah Sakit BR dengan keluhan nyeri saat
buang air kecil, vagina mengeluarkan cairan berbau tidak enak serta gatal dan terdapat ruam
kemerahan. Hasil pemeriksaan menunjukan pH vagina sebesar 5,7 dan terdapat inflamasi
pada vagina. Pasien didiagnosa Trichomoniasis. Dokter kemudian meresepkan sebuah obat
namun pasien mengeluhkan rasa seperti logam yang pahit saat meminumnya. Obat apakah
yang menyebabkan keluhan pasien tersebut?
a. Azitromisin
b. Doksisiklin
c. Eritromisin
d. Metronidazol
e. Seftriakson
Alasan pemilihan jawaban:
Metronidazol merupakan obat pilihan pertama untuk mengatasi Trichomoniasis. Beberapa
pasien mengeluhkan rasa logam yang pahit saat mengkonsumsi Metronidazol. Sedangkan
pilihan jawaban lainnya tidak menyebabkan efek tersebut dan bukan merupakan pilihan
terapi untuk Trichomoniasis.

34. Ny. Zia berusia 35 tahun datang ke Klinik Citra Unggulan dengan keluhan nyeri saat
buang air kecil, vagina mengeluarkan cairan berbau tidak enak serta gatal dan terdapat ruam
kemerahan. Hasil pemeriksaan menunjukan pH vagina bernilai 6 dan terdapat inflamasi pada
vagina. Pasien kemudian didiagnosa Trichomoniasis. Pasien mengaku memilki riwayat
kolesterol sejak sebulan yang lalu dan rutin mengkonsumsi Simvastatin hingga sekarang.
Dokter ingin meresepkan Metronidazol tablet 500 mg 2 x 1 selama 7 hari. Sebagai apoteker,
pertimbangan apakah yang dapat anda sampaikan kepada dokter jika kedua obat ini diminum
bersamaan?
a. Efek kedua obat akan menurun
b. Efek Metronidazol akan meningkat
c. Efek Metronidazol akan menurun
d. Efek Simvastatin akan meningkat
e. Efek Simvastatin akan menurun
Alasan pemilihan jawaban:
Jika metronidazol digunakan bersamaan dengan Simvastatin akan terjadi interaksi obat yang
serius. Metronidazol akan meningkatkan kadar atau efek dari Simvastatin dengan
mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 hepatik/intestinal. Penggunaan bersamaan
keduanya harus dihindari atau gunakan alternatif lain.
35. Tn. MR berusia 35 tahun datang ke Klinik Dunia Sehat dengan keluhan sakit
tenggorokan, demam, sakit kepala, ruam pdada kulit dan leher membengkak. Hasil
pemeriksaan uji kultur menunjukkan positif Neisseria gonorrhoeae. Pasien kemudian
didiagnosa mengalami infeksi Gonorrhea Uncomplicated pada faring dan diberikan obat
Seftriakson 250 mg secara IM. Setelah seminggu pengobatan, keadaan pasien belum
membaik. Pasien mengaku memilki riwayat alergi Penisilin. Dokter meminta saran kepada
apoteker untuk menentukan terapi selanjutnya. Sebagai apoteker, obat apakah yang akan anda
sarankan kepada dokter?
a. Doksisiklin
b. Eritromisin
c. Metronidazol
d. Spektinomisin
e. Tetrasiklin
Alasan pemilihan jawaban: Spektinomisin merupakan antibiotik alternatif yang
direkomendasikan untuk pasien yang tidak merespons terhadap terapi antibiotik golongan
sefalosporin atau fluoroquinolon. Spektinomisin memiliki efikasi yang spesifik untuk infeksi
pada faring, tidak seperti golongan sefalosprin ataupun fluoroquinolon. Spektinomisin juga
diindikasikan untuk pengobatan gonorhoe pada pasien alergi terhadap penisilin.

36. Nyonya Mala 32 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan nyeri saat buang air kecil,
adanya bengkak dan kemerahan di vagina serta keputihan yang berlebihan. Data lab
menunjukkan pH vagina = 5 dan pasien terinfeksi Trichomonas vaginalis. Berdasarkan data
laboratorium diatas dokter meresepkan Metronidazol 2 g PO single dose. Pasien datang
dalam keadaan sedang menyusui anaknya yang berusia 4 bulan. Apa saran yang dapat
diberikan oeh apoteker pada kondisi tersebut?
a. Mengganti Metronidazole dengan Tinidazol
b. Menghentikan kegiatan menyusui anak untuk sementara waktu
c. Mengkombinasikan dengan Tinidazol
d. Memberi jeda saat sedang menyusui anak
e. Menurunkan dosis pemberian Metronidazol
Alasan : Metronidazole dengan dosis 2 g PO dalam single dose merupakan pilihan terapi
yang tepat untuk ibu hamil di trimester 2 dan 3 serta ibu yang menyusui. Sehingga
pengubahan terapi dengan tinidazol ataupun mengkombinasikan keduanya tidak perlu
dilakukan. Yang perlu dipertimbangkan adalah Metronidazole dapat diekskresikan melalui
urin, air susu ibu, air liur dan cairan vagina. Karena pasien sedang menyusui maka untuk
mengatasinya pemberian ASI dihentikan untuk sementara waktu (±2 jam : waktu paruh
Metronidazole). Setelah 2 jam Nyonya Mala dapat kembali menyusui karena dokter hanya
meresepkan Metronidazole 2 g Single dose.

37. Tuan Leo 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri pada organ genitalnya sejak 2
minggu yang lalu. Tes darah menunjukkan bahwa pasien terinfeksi Treponema pallidum.
Terapi apa yang dapat diberikan pada pasien tersebut?
a. Azetoenam
b. Benzathin Penicilin G
c. Ceftriakson
d. Metronidazol
e. Vancomisin
Alasan : Berdasarkan gejala dan data laboratorium, pasien terkena sifilis. Terapi lini pertama
penyakit sifilis adalah Benzathin Penicillin G. Pada kasus diatas juga dijelaskan bahwa
pasien tidak mengalami alergi penisilin.
38. Anak Rere berusia 1 bulan lahir dari Ibu yang terinfeksi bakteri Neisseria gonorrhea.
Pasien bersama ibunya memeriksakan diri ke dokter. Saran apakah yang diberikan oleh
apoteker kepada dokter untuk terapi profilaksis pada pasien anak tersebut?
a. Azithromisin
b. Cefotaxim
c. Ceftriakson
d. Cefixime
e. Eritromisin
Alasan : Berdasarkan rekomendasi CDC (Central for Disease Control) infant yang baru lahir
dari seorang ibu yang terkena infeksi gonococcal dapat diberikan ointment optalmik
Eritromisin (0,5%) atau ointment optalmik Tetrasiklin (1%) dalam satu kali pemberian
sebagai terapi profilaksis agar anak tidak terinfeksi bakteri yang sama dengan si ibu.

39. Tuan Raka 35 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan demam, nyeri kepala.
Terdapat lesi dibagian alat vital yang terasa nyeri, gatal dan rasa terbakar. Sebulan yang lalu
dia pernah melakukan pengobatan herpes genital dibagian yang sama. Dokter mendignosa
pasien mengalami Herpes Genital Rekuren. Dokter meresepkan Acyclovir 400 mg PO
3xsehari selama 5 hari. 3 hari setelah mengkonsumsi obat tersebut, pasien kembali karena
tidak ada perubahan yang dia rasakan. Dokter mendiagnosa pasien mengalami resistensi
acyclovir. Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?
a. Dosis Acyclovir yang diberikan terlalu tinggi
b. Kurangnya Timidine kinase yang mengubah sensitivitas substrat
c. Pasien alergi acyclovir sejak didiagnosa Herpes Genital pertama kali
d. Pasien tidak patuh mengkonsumsi obat Acyclovir
e. Terapi Acyclovir tidak cocok untuk Herpes Genital Recurent
Alasan : Mekanisme resistensi Acyclovir pada HSV akibat kurangnya timidine kinase virus,
dan mutasi pada timidine kinase virus atau DNA polymerase, yang mengubah sensitivitas
substrat.

40. Nyonya Mala 25 tahun datang ke klinik dokter dalam keadaan hamil 5 bulan. Pasien
datang dengan keluhan sakit dan rasa terbakar saat buang air kecil, sakit pada perut bagian
bawah, dan sakit saat melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Data laboratorium
menunjukkan pasien terinfeksi Chlamydia trachomatis. Dokter meresepkan Azitromisin 1 g
PO dalam single dose. Ny. Mala sedang mengkonsumsi Simvastatin sejak 1 bulan yang lalu.
Interaksi apa yang terjadi pada penggunaan bersama kedua obat tersebut?
a. Konsentrasi Azitromisin meningkat dalam tubuh
b. Konsentrasi Azitromisin menurun dalam tubuh
c. Konsentrasi Simvastatin meningkat dalam tubuh
d. Konsentrasi Simvastatin menurun dalam tubuh
e. Tidak ada interaksi diantara keduanya
Alasan Interaksi diantara keduanya adalah konsentrasi simvastatin akan meningkat dalam
tubuh hal ini disebabkan karena simvastatin dimetabolisme di hati dengan bantuan enzim
sitokrom P450 sedangkan azitromisin kerjanya dapat menghambat enzim sitokrom P450.
Sehingga simvastatin akan terakumulasi didalam tubuh yang menyebabkan kadarnya
meningkat.

41. Ny. Arma 30 th, masuk rumah sakit dengan keluhan sering buang air kecil serta nyeri
dengan sensasi panas saat buang air kecil, mengalami keputihan, muncul bercak darah ketika
tidak menstruasi serta sering merasakan nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Kemudian dokter mendiagnosa pasien terinfeksi N.gonnorea. Diketahui pasien sekarang
sedang hamil 2 bulan. Manakah obat dibawah ini yang tepat untuk kondisi pasien tersebut ?
a. Ceftriaxone
b. Kloramfenikol
c. Levofloksasin
d. Meropenem
e. Tiamfenikol
Alasan: Berdasarkan tatalaksana Dipiro edisi 10 (2017) hal. 616 untuk pengobatan penyakit
gonnorea dengan kondisi hamil maka obat yang direkomendasi untuk kondisi tersebut adalah
ceftriaxone.

42. Tn. Tama 25 th, masuk rumah sakit dengan gejala bercak merah di telapak kaki dan
tangan. Keluhan telah dirasakan pasien selama 3 bulan terakhir. Berdasarkan tes serologi
menunjukkan RPR (+) dan TPHA (+). Dokter mendiagnosa pasien terinfeksi Treponema
pallidum. Sebelumnya pasien diketahui memiliki alergi penisilin. Kemudian dokter meminta
saran kepada apoteker terkait kondisi pasien tersebut. Bagaimanakah saran anda sebagai
apoteker ?
a. Memberikan terapi Azitromisin
b. Memberikan terapi Benzathine penicillin
c. Memberikan terapi Cefadroxil
d. Memberikan terapi Doksisiklin
e. Memberikan terapi Penisilin G
Alasan: Untuk skrining penyakit sifilis biasanya menggunakan pemeriksaan RPR/VDRL
apabila reaktif atau (+) lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan TPHA sebagai konfirmasi.
TPHA tes spesifik untuk melihat apakah adanya antibodi terhadap treponema. Hasil positif
berarti adanya infeksi Treponema pallidum. Berdasarkan tatalaksana Dipiro edisi 10 hal. 618
(2017) untuk kondisi pasien yang terinfeksi Treponema pallidum (Sifilis) dengan alergi
penisilin maka diberikan doksisiklin.

43. Ny. Amana 30 th membawa anaknya yang berumur 15 hari ke rumah sakit dengan gejala
adanya bercak merah di telapak kaki dan tangan. Berdasarkan tes serologi menunjukkan RPR
(+) dan TPHA (+). Diketahui ibu si anak ternyata pernah melakukan pengecekan data lab
RPR dan TPHA saat hamil 9 bulan dan diketahui terinfeksi Treponema pallidum. Namun,
belum diberikan pengobatan. Dokter mendiagnosa anak tersebut terinfeksi Treponema
pallidum. Manakah obat dibawah ini yang menjadi terapi yang tepat untuk kondisi
Congenital syphilis ?
a. Azitromisin
b. Benzilpenisilin
c. Ceftriaxone
d. Doksisiklin
e. Kloramfenikol
Alasan: Untuk kondisi Congenital syphilis terapi yang diberikan jika usia neonatal < 30 hari
dengan kondisi ibu yang seblumnya telah positif terinfeksi maka diberikan terapi Aqueous
crystaline penicillin G atau Prokain penisilin G (CDC, 2015). Di dalam pionas tersedia
Benzilpenisilin ( prokain penisilin G).

44. Ny. Andini 25 th, masuk rumah sakit dengan keluhan sering mengalami keputihan dan
keluar darah ketika tidak sedang menstruasi, nyeri dan rasa terbakar ketika buang air kecil.
Diketahui hasil tes urin pasien terinfeksi C.Trachomatis. Dokter mendiagnosa pasien terkena
Chlamydial. Manakah dibawah ini terapi yang tepat untuk kondisi pasien tersebut ?
a. Amoksisillin
b. Asiklovir
c. Azitromisin
d. Cefadroxil
e. Famsiklovir
Alasan: Berdasarkan tatalaksana Dipiro edisi 10 hal. 620 (2017), untuk pengobatan infeksi
Chlamydial adalah azitromisin atau doksisiklin selama 7 hari. Sedangkan eritromisin
digunakan sebagai alternatif jika azitromisin atau doksisiklin intoleran. Sedangkan asiklovir
dan famsiklovir untuk pengobatan herpes genital.

45. Ny. Namira 30 th, masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri, rasa terbakar dan gatal di
area genital. Gejala dirasakan pasien selama kurang lebih seminggu yang lalu. Pasien
memiliki riwayat herpes genital 5 bulan lalu dengan pengobatan Asiklovir 200 mg 1x1.
Diketahui sekaranng pasien hamil 8 bulan. Data lab menunjukkan Anti-HSV2 IgM (+), Anti-
HSV2 IgG (+). Dokter mendiagnosa pasien dengan recurrent genital herpes. Terapi apa yang
tepat untuk kondisi pasien tersebut ?
a. Asiklovir
b. Azitromisin
c. Doksisiklin
d. Metronidazole
e. Seftriaxone
Alasan: Data lab Anti HSV2 igM merupakan data spesifik untuk mengetahui adanya infeksi
akut dari virus herpes dan sedangkan data lab Anti-HSV2 IgG menunjukkan bahwa pasien
sebelumnya memiliki riwayat infeksi virus herpes genital (fortunalab.com). Kondisi ini
menunjukkan pasien yang sebelumnya memiliki riwayat genital herpes saat hamil setelah
pengobatan mengalami kekambuhan lagi. Terapi yang tepat untuk diberikan untuk kondisi
pasien dengan recurrent genital herpes yaitu dengan diberikan asiklovir

46. Ny. X 24 tahun datang ke Klinik dengan keluhan nyeri saat buang air kecil disertai
dengan sensasi panas, muncul bercak darah walau tidak sedang menstruasi. Pasien sering
menggonta-ganti pasangan seksual. Berdasarkan diagnosa dokter pasien terinfeksi
N.Gonnorea. Obat apa yang disarankan oleh apoteker untuk kondisi pasien tersebut ?
A. Cefixime dan azitromycin
B. Cefotaxime dan azitromycin
C. Ceftriaxone dan azitromycin
D. Gemifloxacin dan azitromycin
E. Gentamisin dan azitromycin
Alasan Pemilihan Jawaban : Infeksi yang terjadi berada dalam daerah uretra dan serviks
berdasarkan dipiro 10 direkomendasikan untuk terapi lini pertama menggunakan ceftriaxone
dan azitromycin sedangkan pilihan yang lainnya merupakan pilihan alternative apabila tidak
mempan terhadap terapi lini pertama yaitu ceftriaxone dan azitromycin.

47. Ny. Y 24 tahun datang ke Klinik dengan keluhan nyeri saat buang air kecil disertai
dengan sensasi panas, muncul bercak darah walau tidak sedang menstruasi. Pasien sering
menggonta-ganti pasangan seksual. Berdasarkan diagnosa dokter pasien terinfeksi
N.Gonnorea. dokter meresepkan obat ceftriaxone dan azitromisin. Efek samping apa yang
harus diperhatikan saat penggunaan obat tersebut ?
A. Batuk
B. Diare
C. Nyeri pada perut
D. Pusing
E. Ruam pada kulit
Alasan Pemilihan Jawaban : Efek samping yang harus diperhatikan dalam penggunaan
kedua obat tersebut yaitu diare. Berdasarkan medscape ceftriaxone (3%) dan Azitromisin
(52,8%) menyebabkan terjadinya diare.

48. Ny. Z 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan gatal, nyeri dan rasa terbakar pada
daerah kemaluannya. Berdasarkan hasil lab yang telah dilakukan Anti-HSV2 IgG positif dan
dokter langsung mendiagnosa pasien menderita penyakit herpes. Diketahui pasien sudah
mengalami hamil trisemester pertama. Obat apa yang tepat diberikan dengan kondisi pasien
tersebut ?
A. Asiklovir
B. Valasiklovir
C. Famsiklovir
D. Foscarnet
E. Isoprinosin
Alasan Pemilihan Jawaban : Menurut European guidelines for the management of genital
herpes untuk mengatasi herpes dengan kondisi wanita hamil yaitu menggunakan asiklovir.

49. Ny. Z 30 tahun menderita ODHA masuk rumah sakit dengan keluhan gatal, nyeri dan rasa
terbakar pada daerah kemaluannya. Berdasarkan hasil lab yang telah dilakukan Anti-HSV2
IgG positif dan dokter langsung mendiagnosa pasien menderita penyakit herpes. Obat apa
yang tepat diberikan dengan kondisi pasien tersebut ?
A. Asiklovir
B. Valasiklovir
C. Famsiklovir
D. Foscarnet
E. Isoprinosin
Alasan Pemilihan Jawaban : Menurut European guidelines for the management of genital
herpes pada pasien herpes dengan komplikasi herpes dapat digunakan valasiklovir karena
dapat menakan penyebaran HIV pada kelamin pasien.

50. Ny. B 25 tahun sedang hamil trisemester ketiga masuk rumah sakit dengan keluhan keluar
darah pada vagina, saat buang air kecil pasien merasakan rasa nyeri dan terbakar. pasien
melakukan tes urin dengan hasil pasien terinfeksi C.trachomatis dokter mendiagnosa pasien
menderita clamydia. Obat apa yang dikontraindikasikan dengan kondisi pasien tersebut ?
A. Azitromisin
B. Doksisiklin
C. Eritromisin
D. Levofloksacin
E. Ofloksacin
Alasan Jawaban : Pasien sedang hamil trisemester ketiga, menurut Sexually Transmitted
Diseases Treatment Guidelines, 2015. Doksisiklin di kontraindikasikan dengan wanita hamil
yang memasuki trisemester ke 2 dan ke 3.
INFEKSI – TBC

1. Seorang wanita berumur 40 tahun datang ke klinik Permata Bunda dan oleh dokter
didiagnosis tuberkulosis dan diberikan terapi rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol,
dan streptomisin. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penaykit lain dan tidak ada alergi
obat. Setelah beberapa bulan, wanita tersebut mengalami gangguan pendengaran dan
gangguan keseimbangan. Obat yang dapat menyebabkan ganggguan tersebut adalah ?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Rifampisin
e. Streptomisin
Alasan : Streptomisin menyebabkan gangguan pendengaran dan ganngguan keseimbangan,
hal ini disebabkan karena streptomisin menyerang sel rambut pada organ vestibular dan
dengan cepat streptomisin dapat menyerang dark cell pada organ vestibular. Dimana
vestibular merupakan sebuah jaringan lorong-lorong dan bilik-bilik yang rumit di telinga
bagian dalam, yang mengatur keseimbangan.

2. Seorang wanita berumur 40 tahun datang ke klinik Permata Bunda dan oleh dokter
didiagnosis tuberkulosis dan diberikan terapi rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol,
dan streptomisin. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penaykit lain dan tidak ada alergi
obat. Keesokan harinya, pasien datang kembali dan mengeluhkan urinnya berwarna merah.
Obat yang dapat menyebabkan efek samping tersebut adalah ?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Rifampisin
e. Streptomisin
Alasan : Rifampisin menyebabkan urin berwarna merah yang tidak berbahaya bagi pasien,
namun cukup membuat pasien khawatir. Hal tersebut dapat terjadi akibat dari metabolisme
rifampisin.

3. Seorang wanita berumur 40 tahun datang ke klinik Permata Bunda dan oleh dokter
didiagnosis tuberkulosis dan diberikan terapi rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol,
dan streptomisin. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penaykit lain dan tidak ada alergi
obat. Setelah beberapa bulan, wanita tersebut mengalami gangguan penglihatan. Obat yang
dapat menyebabkan ganggguan tersebut adalah ?
a. Etambutol
b. Isoniazod
c. Pirazinamid
d. Rifampisin
e. Streptomisin
Alasan : Etambutol menyebabkan gangguan penglihatan, hal ini dapat terjadi karena
etambutol bersifat metal chelator, yang bias berinteraksi dengan seng, tembaga maupun besi
yang menyebabkan kerusakan pada mitokondria. Zat-zat toksik menghambat rantai transpor
elektron dan fungsi mitokondria, yang menyebabkan gangguan produksi ATP dan akhirnya
merusak sistem transportasi aksonal yang bergantung pada ATP. Semua faktor risiko
berdampak terhadap proses fosforilasi oksidatif pada mitokondria. Sifat-sifat chelating
etambutol telah dihipotesiskan berkontribusi pada toksisitas saraf, menyebabkan influks
kalsium ke dalam mitokondria.
4. Seorang wanita berumur 40 tahun datang ke klinik Permata Bunda dan oleh dokter
didiagnosis tuberkulosis dan diberikan terapi rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol,
dan streptomisin. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penaykit lain dan tidak ada alergi
obat. Setelah beberapa bulan, wanita tersebut mengalami gangguan nyeri sendi. Obat yang
dapat menyebabkan ganggguan tersebut adalah ?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Rifampisin
e. Streptomisin
Alasan : Pirazinamid menyebabkan nyeri sendi, hal ini dapat terjadi karena pirazinamid
menghambat ekskresi tubular ginjal urat dengan menghambat sekresi tubular ginjalnya,
menghasilkan beberapa derajat hiperurisemia yang sering tanpa gejala.

5. Seorang wanita berumur 40 tahun datang ke klinik Permata Bunda dan oleh dokter
didiagnosis tuberkulosis dan diberikan terapi rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol,
dan streptomisin. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penaykit lain dan tidak ada alergi
obat. Setelah beberapa bulan, wanita tersebut mengalami neuropati perifer sehingga dokter
memberikan penambahan obat yaitu vitamin B6. Obat yang dapat menyebabkan ganggguan
tersebut adalah ?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Rifampisin
e. Streptomisin
Alasan : Isoniazid menyebabkan neuropati perifer sebesar 10-20 % (Medscape). Selain itu,
piridoksin (vitamin B6) 50mg harus diberikan pada orang yang memakai terapi TB atau
terapi pencegahan isoniazid, untuk mencegah neuropati yang dipicu oleh isoniazid, dan
takaran piridoksin harus dinaikkan menjadi 100mg bila neuropati berkembang dengan
takaran lebih rendah.

6. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke klinik dengan keluhan batuk, demam dan berkeringat
saat malam hari yang telah berlangsung lebih dari 2 minggu. Hasil uji lab menunjukkan
peningkatan sedang pada sel darah putihnya dan berdasarkan uji BTA menunjukkan hasil
positif. Dokter mendiagnosa pasien mengidap tuberculosis dan mempertimbangkan
penggunaan 4 regimen: isoniazid, rifampin, pyrazinamid dan ethambutol. Namun,
berdasarkan keterangan pasien sering mengalami kejang dan sering mengkonsumsi diazepam.
Obat apa yang perlu dimonitoring pada pasien dengan kondisi tersebut?
a. Diazepam
b. Ethambutol
c. Isoniazid
d. Pyrazinamid
e. Rifampin
Alasan pemilihan jawaban: Isoniazid dapat menonaktifkan pyridoxine sehingga terjadi
defisiensi pyridoxine yang kemudian memicu penurunan produksi GABA dan akhirnya dapat
memicu terjadinya kejang sehingga perlu dihindari pada kondisi pasien tersebut. Isoniazid
dapat menonaktifkan pyridoxine sehingga terjadi defisiensi pyridoxine yang kemudian
memicu penurunan produksi GABA dan akhirnya dapat memicu terjadinya kejang sehingga
perlu dihindari pada kondisi pasien.
7. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke klinik untuk menebus obat TB yang biasa ia
konsumsi dalam 4 bulan terakhir. Diketahui pasien saat ini tinggal bersama anak yang berusia
3 bulan yang menderita HIV. Dokter kemudian memberikan obat TB kepada laki laki
tersebut serta memberikan terapi preventif terhadap anak tersebut. Terapi apa yang tepat
digunakan untuk anak tersebut?
a. Streptomisin
b. Ethambutol
c. Isoniazid
d. Pyrazinamid
e. Rifampin
Alasan Pemilihan Jawaban:
Isoniazid Preventive Treatment (IPT) diperlukan sebagai terapi pencegahan bagi infant
berusia < 12 bulan yang mengidap HIV dan hidup atau kontak dengan pasien TB. Isoniazid
diberikan selama 6 bulan.

8. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke klinik dengan keluhan batuk, demam dan
berkeringat saat malam hari yang telah berlangsung lebih dari 2 minggu. Hasil uji lab
menunjukkan peningkatan sedang pada sel darah putihnya dan berdasarkan uji BTA
menunjukkan hasil positif. Dokter mendiagnosa pasien mengidap tuberculosis. Diketahui
pasien tersebut memiliki riwayat penyakit gagal ginjal kronis sehingga dokter
mempertimbangkan kembali dosis yang tepat untuk diberikan pada pasien dengan kondisi
tersebut. Dosis obat apa yang perlu diubah ?
a. Etambutol dan Isoniazid
b. Etambutol dan Rifampin
c. Pyrazinamid dan Etambutol
d. Pyrazinamid dan Rifampin
e. Rifampin dan Isoniazid
Alasan Pemilihan Jawaban:
Isoniazid dan rifampin secara primer mengalami eliminasi dihati sehingga tidak memerlukan
penyesuaian dosis sedangkan penggunaan pyrazinamid dan etambutol tidak. Pasien dengan
gagal ginjal membutuhkan penurunan dosis dari tiap hari menjadi 3x dalam seminggu.

9. Seorang ibu berusia 40 tahun datang ke klinik. Beberapa bulan lalu telah didiagnosa oleh
dokter mengidap penyakit TB namun belum juga sembuh. Diketahui ibu tersebut saat ini juga
sedang menjalani pengobatan gout akibat hyperuricemia. Obat TB apa yang perlu dihindari
pada kondisi pasien tersebut?
a. Cycloserin
b. Isoniazid
b. Pyrazinamid
d. Rifampin
e. streptomycin
Alasan pemilihan jawaban: Pyrazinamid merupakan agen retensi urat yang kuat. Pyrazinamid
mampu menyebabkan lebih dari 80% penurunan klirens asam urat pada ginjal yang dapat
menyebabkan hyperuricemia sehingga dikontraindikasikan pada pasien tersebut.
10. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke klinik dengan keluhan menurunnya berat badan
disertai batuk, demam dan lemah yang dialaminya dalam 2 minggu terakhir. Hasil uji BTA
menunjukkan positif tuberculosis. Dokter mendiagnosa pasien mengidap TB. Berdasarkan
keterangan pasien ia merupakan penderita diabetes mellitus dan rutin mengkonsumsi
glimepiride selain itu pasien juga mengaku sudah pernah mengalami TB sebelumnya
sehingga dokter mimilih untuk menggunakan regimen 2HRZES. Obat TB apa yang perlu
dimonitoring penggunaannya pada pasien tersebut?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pyrazinamid
d. Rifampinsin
e. Streptomisin
Alasan Pemilihan Jawaban:
Penggunaan bersama rifampisin dan sulfonilurea (glimepiride) dapat menurunkan efektifitas
dari sulfonilurea sehingga penggunaan rifampisin perlu dimonitoring pada pasien diabetes.

11. Seorang anak laki-laki berumur 10 tahun ditemani oleh ibunya datang kerumah sakit.
Pasien mengeluhkan demam dan batuk lebih dari 30 hari. Dokter mendiagnosa pasien
mengalami TB laten (TB asimptomatik dengan hasil BTA (-)). Pasien akan diberikan
kemoprofilaksis untuk mencegah TB menjadi aktif (BTA (+). Apa lini pertama pengobatan
TB laten pada pasien anak tersebut?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Rifampisin
e. Streptomisin
Alasannya :
Isoniazid adalah pengobatan pilihan untuk TB laten yang umumnya diberikan selama 6-9
bulan dengan dosis 300 mg setiap hari untuk orang dewasa atau 10-20 mg/ kgBB untuk anak-
anak.

12. Tn. Aris berumur 42 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan pasien sesak napas,
nyeri dada dan badan terasa lemah. Pasien sebelumnya menggunakan OAT untuk pengobatan
TB paru pasien. Pasien telah dinyatakan oleh dokter mengalami resisten terhadap antibiotik
Isoniazid dan Rifampisin. Pengobatan TB pasien dilanjutkan dengan panduan standar MDR-
TB. Apakah OAT standar MDR-TB yang dapat diberikan kepada pasien tersebut?
a. Amikasin
b. Etambutol
c. Kanamisin
d. Siprofloxacin
e. Streptomicin
Alasan : Pengobatan MDR-TB yang dianjurkan OAT minimal 2-3 OAT dari (1st line)
golongan quinolone (2nd line) yaitu ciprofloxacin 2x500 mg atau ofloxacin 1x400 mg. Obat
(3rd line golongan aminoglikosida (amikasin, kanamisin).

13. Ny. Barbara berusia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan sesak napas, nyeri dada
dan berkeringat pada malam hari. Dokter mendiagnosa pasien mengalami TB paru dengan
DM yang tidak terkontrol. Apa regimen terapi pengobatan yang tepat diberikan kepada
pasien dengan kondisi tersebut?
a. 2 RHZE/RH
b. 2 SHE/10 HE
c. 2 SHRE/6 RH
d. 2 RHZ(E-S)/ 4 RH
e. 2RHZ(E-S)/ 7 RH
Alasannya :
Pilihan a : Regimen terapi TB paru dengan HIV/AIDS
Pilihan b dan c : Regimen terapi TB paru dengan kelainan hati
Pilihan d : Regimen terapi TB paru dengan DM regulasi baik/ gula darah terkontrol.
Pilihan e tepat : Regimen terapi TB paru dengan DM tidak terkontrol

14. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke klinik dengan keluhan malaise, nafsu makan
menurun dan berkeringat pada malam hari. Dokter mendiagnosa pasien mengalami TB paru.
Hasil pemeriksaan lab menunjukkan BTA (+). Pengobatan TB termasuk kategori 1. Regimen
terapi pengobatan tahap intensif apa yang diberikan kepada pasien tersebut?
a. HRZE
b. 2HRZ
c. 2HRZE
d. 2HRZES
e. 4H3R3
Alasan :
Pilihan a : Regimen terapi TB kategori 2 dilanjutkan
Pilihan b : Regimen terapi TB kategori 3 pengobatan tahap intensif
Pilihan c tepat : Regimen terapi TB kategori 1 pengobatan tahap intensif
Pilihan d : Regimen terapi TB kategori 2 pengobatan tahap intensif
Pilihan e : Regimen terapi TB kategori 3 pengobatan tahap lanjutan

15. Ny. Tina berusia 30 tahun datang ke rumah sakit. Pasien mengatakan kepada dokter
bahwa telah menghentikan penggobatan OAT kurang dari 2 minggu. Dokter meminta saran
kepada Apoteker terkait pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut?
a. Penggobatan OAT dihentikan
b. Penggobatan OAT dihentikan 2-4 minggu dan dilanjutkan kembali
c. Penggobatan OAT dilanjutkan sesuai jadwal
d. Penggobatan OAT dimuali dari awal dengan panduan obat lebih kuat
e. Penggobatan OAT dimulai dari awal dengan panduan obat yang sama
Alasannya:
Penderita TB paru kasus lalai berobat, akan dimulai pengobatan kembali sesuai dengan
kriteria sebagai berikut :
- Penderita yang menghentikan pengobatannya < 2 minggu, pengobatan OAT dilanjutkan
sesuai jadwal.
- Penderita menghentikan pengobatannya ≥ 2 minggu :
1) Berobat ≥ 4 bulan , BTA negatif dan klinik, radiologik negatif, pengobatan OAT STOP
2) Berobat > 4 bulan, BTA positif : pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang
lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama
3) Berobat < 4 bulan, BTA positif : pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang
sama
4) Berobat < 4 bulan , berhenti berobat > 1 bulan , BTA negatif, akan tetapi klinik dan atau
radiologik positif : pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang sama
5) Berobat < 4 bulan, BTA negatif, berhenti berobat 2-4 minggu pengobatan diteruskan
kembali.

16. Ny. B 40 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan Batuk berdahak dan kadang
mengeluarkan darah, berikeringat pada malam hari, serta demam hasil pemeriksaan Sptum
didapatkan hasil BTA positif, dokter mendiagnosa pasien menderita Tuberculosis. Kemudia
pasien ke Apotek untuk menebus resep yaitu obat Isoniazid, rifampisin, pirazinamid,
etambutol, dan streptomycin 1x sehari selama 1 bulan. Selain itu, ia juga membeli pil Kb
untuk kontrasepsi. Interaksi obat potensial apakah yang biasa terjadi jika obat diatas
digunakan secara bersamaan?
a. Etambutol mengurangi efek samping kontrasepsi oral
b. Isoniazid mengurangi efek kontrasepsi oral
c. Pirazinamid mengurangi efek kontrasepsi oral
d. Rifampisin mengurangi efek kontrasepsi oral
e. Streptomycin mengurangi efek samping kontrasepsi oral
Alasan pemilihan jawaban : Rifampisin mengurangi efek kontrasepsi oral. Pasien TB
pengguna Kontrasepsi, Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil KB,
suntikan KB, susuk KB), sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut.
Seorang pasien TB sebaiknya mengggunakan kontrasepsi non-hormonal, atau kontrasepsi
yang mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg).

17. Tn.T berumur 37 tahun masuk rumah sakit sebelumnya pasien mengelukan batuk
berdahak yang tak kunjung sembuh, dan batu berdarah, sering demam dan sering berkeringat
pada malam hari. Dilakukan uji sputum dan hasil uji BTA poitif Dokter mendiagnosa
menderita TBC, diberikan terapi obat Rifampisin, Pirazinamid, isoniazid, Vitamin B6,
Etambutol dan ambroxol. Tujuan dari pemberian Vitamin B6 adalah ?
a. Megurangi Efek Samping dari Ambroxol
b. Mengurangi Efek Samping dari Etambutol
c. Mengurangi Efek Samping dari Isoniazid
d. Mengurangi Efek Samping dari Pirazinamid
e. Mengurangi Efek Samping dari Rifampisin
Alasan : Isoniazid menyebabkan efek samping neuropati perifer, kesemutan, nyeri otot,
gangguan kesadaran. Mekanisme isoniazid dalam menyebabkan neuropati perifer melalui dua
mekanisme defisiensi piridoxin. Pertama, metabolit INH langsung menempel dan
menonaktifkan piridoxin (B6). Kedua, INH menghambat enzim piridoxin fosfokinase yang
dimana enzim ini berperan untuk mengaktifkan piridoxin menjadi piridoxal 5 fosfat.
Defisiensi piridoxin inilah yang menyebabkan neuropati perifer yang diinduksi isoniazid.
Sehingga untuk mengatasi defisiensi vitamin B6 perlu asupan vitamin B6.

18. Ny. K 25 tahun datang ke rumah sakit dan mengeluh batuk berdarah yang dimana batuk
tak kunjung berkurang sejak 1 bulan yang lalu, kemudia dilakukan pemeriksaan sptum,
didapatkan hasil laboratorium hasil pemeriksaan BTA positf, kemudian pasien didagnosa
dokter menderita TB mendapatkan terapi intensif FDC dan streptomicin. Setelah 2 bulan
terapi pasien tersebut hamil. Obat apa yang harus dihindari dari penggunaan obat pasien
tersebut ?
a. Eritrimisin
b. INH
c. Pyrazinamide
d. Rifampisin
e. Streptomycin
Alasan pemilihan jawaban : Streptomisin Karena hampir semua OAT aman untuk
kehamilam, kecuali golongan aminoglikosida seperti streptomycin atau kanamycin karena
dapat menimbulkan ototoksik pada bayi dan dapat menembus barier placenta
19. Tn. C datang keklnik mengeluhkan batuk yang tak kunjung sembh, penurunan berat
badan (anoreksia) serng demam dan sering berkeringat pada malam hari, dokter melakukan
pemeriksaan sputum, dan didapatkan hasil lab sputum BTA positf. Maka dokter mendiagnosa
pasein menderita TBC yang disebabkan leh mycrobacterium tuberculosis, dan psien tidak
memiliki riwat pengunaan antituberculosis, setelah pemeriksaan dokter mmberikan terapi
awal atau pengobatan intesif, berapa lama penggunakan OAT untuk tahap awal atau
pengobatan intensif pada penderita TB?
a. 2 bulan
b. 4 bulan
c. 6 bulan
d. 8 bulan
e. 9 bulan
Alasan pemilihan jawaban : tahap awal : pengobatan diberikan setiap hari, terapi tahap ini
bertujuan untuk menurunkan jumah kumanyang ada didalam tubuh pasiendan
meminimalisirkan pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah ressten sejak
sebelum pasien mendapatkan pengobatan, pengobatan tahap awal pada semua pasien baru
harus diberikan selama 2 bulan dengan pengobatan secara teratur, daya penularan sudah
sangat menurun selama pengobatan

20. Tn. D 43 thn masuk rumah sakit sebelumnya mengeluhkan sering keringat pada malam
hari, batuk berdahak dan kadang menhgeluarkan darah sudah sejak 3 minggu yang lalu, dan
pemeriksaan BTA positif pasien didiagnosa TBC dan mempunyai riwayat asam urat.
Diberikan terapi OAT yaitu rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol dan streptomycin,
OAT manakah yang dapat menaikkan kadar asam urat ?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Rifampisin
e. Sterptomycin
Alasan pemilihan jawaban : Efek samping OAT :
Rifampisin : sekret tubuh merah, kegagalan kontrasepsi oral
isoniazid : neruritis perifer, hepatitis, hepatologik
pirazinamid : Hepatotoksik, hambat sekresi asam urat
Etambutol : Gangguan mata - streptomisin : ototoksi

21. Bapak Andi usia 32 tahun, (54 kg) masuk rumah sakit karena merasa pusing, batuk-batuk
seringkali disertai darah. Hasil data Laboratorium berupa GDA= 352 mg/dL,GDP= 100
mg/dL, TD= 120/80 mmHg. Hasil BTA (+). Pasien mengaku sedang menjalankan
pengobatan TBC dan sedang menerima OAT dan akhir akhir ini pasien sering mengkonsumsi
makanan manis-manis. Ayah pasien sebelumnya tidak memilki riwayat diabetes dan
meninggal karena kecelakaan beruntun. Dokter mendiagnosa pasien TB. Dokter ingin
meminta saran terkait pemilihan terapi dalam penanggulangan obat gula darah tinggi. Sebagai
apoteker saran apa yang dapat disarankan kepada dokter ? [Normal Value GDA: < 200
mg/dL GDP : < 100 -125 mg/dL. TD : 140/80 mmHg]
a. Meberikan Insulin Long-acting
b.Meberikan Metformin
c.Memberikan Glikazid
d.Memberikan Sitagliptin
e.Memberikan Terapi pengubahan pola hidup
Alasan : Peningkatan gula darah pada pasien TBC mngkin terjadi, penyebab pastinya belum
diketahui tapi dugaan sementara sitokin inflamasi yang diproduksi seperti IL6 dan TNFα
akibat infeksi TB dapat menyebabkan meningkatnya resistensi insulin dan berkurangnya
produksi insulin sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan terjadinya hiperglikemia[1].
Penegakan DM dengan TB harus melihat riwayat penyakit pasien, data lab berupa GDA,
GDP, dan HbA1C. Jika kadar GDA pasien melebihi nilai normal, dilakukan tes pengecekan
GDP. Kadar GDP utuk menentukan pasien dm (126mg/dL) atau pre-diabetes (110-125
mg/dL) [2]. Pengobatan terapi untuk pasien TB dengan DM penanganannya hampir sama
untuk penanganan DM.

22. Tn. Gilang usia 38 tahun (60 kg ). Masuk Rumah sakit dengan keluhan pusing, mual-
mual, dan berkeringan malam serta batuk-batuk. Data Laboratorium pasien GDA= 355
mg/dL, HbA1C pasien 11 %, BTA (-). TD = 120/80 mmHg. Menurut keluarga pasien, pasien
sedang menderita penyakit TB paru aktif, dan baru menjalani pengobatan selama 2 bulan,
pasien tidak memilki riwayat penyakit diabetes, tetapi pasien pernah mengalami peningkatan
gula darah 4 bulan yang lalu dan ayahnya meninggal dunia 3 tahun yang lalu akibat
komplikasi DM dengan CKD, riwayat pengobatan pasien Isoniazid, rimfampin, etambutol,
pirazinamid, VitB6. Dokter mendiagnosa Pasien dengan TB disertai Diabtes tipe 2, dokter
berencana memberikan terapi obat Insulin basal dan terapi OAD. Dokter meminta saran
terkait terapi OAD apa yang tepat untuk pasien diatas ? [Normal Value GDA: < 200 mg/dL
HbA1C : 7%. TD : 140/80 mmHg].
a.Dapagliflozin [golongan sglt2]
b.Glucobay [golobgan acarbose]
c.Metformin [golongan biguanid]
d.Pioglitazone [golongan Tiazolindion]
e.Vildagliptin [golongan dppiv]
Alasan : Penderita Dm dengan TBC penanganannya sama dengan pasien hiperglikemia[3].
Pasien dengan GDA tinggi >340 mg/dL saat pertama kali datang diberikan insulin dengan
OAD berupa metformin untuk menurunkan gula darah secara cepat dikawatirkan pasien
dapat terjadi Asidosis metabolik[2]. Pemberian OAD pertama saat pasien datang diberikan
terapi berupa metformin sebagai firtsline terapi

23. Tuan Malik usia 40 tahun, BB (89 Kg) TB (169cm) . Masuk Rumah sakit dengan keluhan
Pusing, berkeringan saat malam hari, kadang mual, batuk disertai darah, terlihat lemas. Hasil
uji Laboratorium pasien menunjukan GDP: 130 mg/dL, HbA1C:12,5 %. BTA (+) BMI:
31,16 Kg/m2. Riwayat pengobatan berupa terapi kategori 1 TB (1 bulan yang lalu),
Metformin, Vitamin B6. Pasien telah terkena DM sejak 3 tahun yang lalu. Dokter
mendiagnosa pasien dengan TBC dengan DM. Dokter ingin meminta saran apoteker terkait
pemilihan obat DM untuk pasien, sebagai Apoteker obat apa yang dapat dipilih sebagai
pengganti OAD sebelumnya ? [Normal Value HbA1C : 7%. DA: < 200 mg/dL GDP : < 100
-125 mg/dL. TD : 140/80 mmHg, BMI: ≥ 18,5 - < 30 Kg/m2]
a.Acarbose
b.Dapagliflozin
c.Glibenclamide
d.Glimepiride
e.Pioglitazone
Alasan : Menurut A.D.A 2019 jika pasien telah menggunakan metformin tetapi kadar gula
darah belum terkontrol dan HbA1C belum sesuai target yaitu 8 % untuk pasien TBC dan
pasien termasuk dalam kategori obes maka dapat digantikan berupa golongan GLP-1 RA atau
SGLT2i2.
24. Ny. Sevi usia 35 tahun, dengan berat badan 50Kg. Pasien masuk rumah sakit dengan
Batuk disertai darah, kencing berwarna merah, keluhan mual, dan perut kembung, dan rasa
tidak nyaman di bagian perut setiap kali dialaminya ketika baru saja meminum obat DM.
Hasil Laboratorium menunjukkan GDA : 252 mg/dL, GDP: 120 mg/dL, TD: 182/90 mmHg,
BTA (-). Pasien sedang mendapat pengobatan TB kategori 1 sejak 3 bulan lalu. Riwayat obat
pasien, Metformin, Isoniazid, rimfampin, etambutol, pirazinamid, VitB6. Dokter
mendiagnosa pasien dengan TB dengan DM. Dokter meminta saran apoteker untuk
mengganti pemilihan obat Metformin karena pasien mempunyai kontraindikasi dengan
metformin. Saran apa yang dapat apoteker berikan sebagai pengganti OAD ? [Normal Value
GDA: < 200 mg/dL HbA1C : 7%. GDP : < 100 -125 mg/dL, TD: 180/90 mmHg]
a.Acarbose
b.Dapagliflozin
c.Glibenclamide
d.Pioglitazone
e.Vildagliptin
Alasan : Kontraindikasi metformin pada pasien-pasien TB biasanya terjadi pada efek berupa
gangguan GI pada pasien dan penggantian berupa penggunaan metformin digantikan
golongan Sulfonil urea atau Insulin.

25. Tn andi 39 tahun, datang ke klinik dengan keluhan sakit di perut seperti di tusuk tusuk.
dokter mendiagnosa pasien dengan dispepsia. Pasien dalam fase pengobatan TB kategori 1,
dokter ingin bertanya kepada apoteker untuk obat dispepsia yang cocok untuk kondisi pasien.
Obat apa yang dapat diberikan pada pasien?
a. Antasida
b. Lanzoprazole
c. Asam Mafenamat
d. Omeprazole
e. Paracetamol
Alasan:
Antasida ditemukan mempunyai interaksi dengan obat INH (isoniazid) merupakan interaksi
kelas 3 dimana obat dengan interaksi kelas 3 dapat diatasi dengan mencari alternatif lain yang
tidak berinteraksi dengan obat lain, merubah dosis atau rute pemberian sehingga dapat
mengurangi risiko interaksi obat yang muncul. Berdasarkan literatur pemberian antasida
dapat diberikan dengan meminum INH 2 jam sebelum antasida atau 6 jam setelah antasida.

26. seorang anak lakilaki umur 2 tahun datang bersama ibunya klinik dengan keluhan batuk
tak kunjung sembuh selama 3 minggu disertai dengan darah. Berdasarkan uji kultur lab
positif terdapat bakteri Myobacterium tuberculosis. Berdasarkan kasus diatas obat mana yang
tepat diberikankepada pasien ?
a. 1RHZ/4RH
b. 2RHZ/4RH
c. 3RHZ/4RH
d. 4RHZ/4RH
e. 5RHZ/4RH
Alasan jawaban : prinsip dasar pengobatan TB pada anak adalah minimal 3 macam obat dan
diberikan dalam waktu 6 bulan. OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap
intensif maupun tahap lanjutan dosis obat harus disesuaikan dengan BB anak

27. nyonya S umur 23 tahun barubaru datang ke klinik dan didiagnosa menderita penyakit
tuberculosis dengan BTA positif dan mendapatkan 4 terapi obat isoniazid, rifampin,
pirazinamid, dan etambutol. Ibu S mempunyai anak umur 4 tahun. Berdasarkan nilai skor
anak ibu s mendapatkan skor 3. Terapi apa yang tepat diberikan kepada anak ibu S agar
terhindar dari virus TB ?
a. etambutol
b. isoniazid
c. pirazinamid
d. rifampin
e. streptomisin
Alasan jawaban : Pengobatan pencegahan (profilaksis) untuk anak, terutama balita yang
tinggal serumah atau kontak erat dengan penderita TB dengan BTA positif, perlu dilakukan
pemeriksaan menggunakan sistem skoring. Bila hasil evaluasi dengann skoring sistem
didapat skor < 5, kepada anak tersebut diberikan isoniazid (INH) dengan dosis 510 mg/kg
BB/hari selama 6 bulan. Bila anak tersebut belum mendapatkan imunisasi BCG, imunisasi
BCG dilakukan setelah pengobatan pencegahan selesai.

28. Nyonya S umur 23 tahun barubaru ini memenderita penyakit TB dan mendapatkan 4
terapi obat isoniazid, rifampin, pirazinamide, dan Etambutol. Selain mengkonsumsi obat TB
nyonya S juga mengkonsumsi pil KB untuk mencegah kehamilan, apa rekomendasi apoteker
terhadap kasus diatas ?
a. menggantikan pil kb denga suntik kb
b. menggantikan pil kb dengan susuk kb
c. meningkatkan dosis pil kb menjadi 2 kali dosis harian
d. menggantikan pil kb dengan kontrasepsi non hormonal
e. menggantikan 4 regimen terapi menjadi 5 regimen terapi obat
Alasan jawaban ; Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil KB, suntikan
KB, susuk KB), sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut. Seorang wanita
penderita TB seyogyanya mengggunakan kontrasepsi nonhormonal,
atau kontrasepsi yang mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg).

29. tuan Y, umur 45 tahun BB 70 Kg, datang kerumah sakit dengan keluhan batuk tak
kunjung sebuh selama 1 bulan dan semakin parah setiap harinya. berdasarkan uji kultur lab
positif terdapat bakteri Myobacterium tuberculosis. Tuan M memiliki riwayat penyakit Hati
dan nilai sgot dan sgpt naik lebih dari 3 kali. Apa terapi obat yang tepat pada pasien dengan
kasus diatas ?
a. memberikan regimen terapi 2RHES/6RH
b. memberikan regimen terapi 2RHZ/6RH
c. memberikan regimen terapi 2RHZE/5RH
d. memberikan regimen terapi 2RHZE/6RH
e. memberikan regimen terapi 2HZE/6RH
Alasan : Bila ada kecurigaan gangguan fungsi hati, dianjurkan pemeriksaan faal hati
sebelum pengobatan TB. Kalau SGOT dan SGPT meningkat lebih dari 3 kali OAT harus
dihentikan. Pirazinamid (Z) tidak boleh digunakan. Paduan obat yang dapat dianjurkan
adalah 2RHES/6RH atau 2HES/10HE atau 9RE. sedangkan jawaban B merupakan Paduan
OAT yang paling aman untuk penderita dengan gangguan ginjal adalah 2RHZ/6HR.

30. Tuan E umur 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada,
badan lemah, nafsu makan, batuk berdahak dan berdarah . Pasien memiliki riwayat penyakit
TB dan mengkonsumsi obat isoniazid, rifampin, pirazinamide, dan etambutol untuk
mengobati penyakit TB. Namun telah putus obat selama1 bulan. Berdasarakan hasil
pemeriksaan hasil BTA positif. Lama pengobatan sebelumnya lebih dari 5 bulan. Apa
rekomendasi apoteker terhadap kasus diatas ?
a. memberikan terapi 2HRZ/4H3R3
b. memberikan terapi 2RHZE/4H3R3
c. memberikan terapi 2RHZE/4HR
d. memberikan terapi 2RHZES/HRZE/5(HR)3E3
e. memberikan terapi 2RHZES/3HRZE/5HR3R3E3

31. Ny. Eni berusia 30 tahun dilarikan kerumah sakit karena mengeluhkan demam, keringat
dingin pada malam hari, dan batuk berdahak yang dirasakan selama 2 minggu. Kemudian
pasien melakukan pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) dan hasilnya yaitu positif BTA.
Pasien didiagnosa tuberculosis (TBC). Dokter meminta saran kepada apoteker untuk
memberikan terapi kepada pasien, terapi apakah yang akan disarankan oleh apoteker?
a. Ethambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Rifampisin
b. Ethambutol, Isoniazid, Rifampisin, Streptomisin
c. Ethambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Streptomisin
d. Isoniazid, Kanamycin Pirazinamid, Rifampisin,
e. Isoniazid, Kanamycin, Rifampisin, Streptomisin

32. Tn. Ipan berusia 28 tahun datang kerumah sakit mengeluhkan demam dan batuk berdahak
dialami selama 15 hari. Dokter mendiagnosa pasien tuberculosis (TBC). Dokter memberikan
Ambroxol, Isoniazid, Etambutol, Pirazinamid dan Rifampisin. Setelah 2 minggu
mengkonsumsi obat, pasien mendapatkan kencing berwarna merah kekuningan. Sebagai
apoteker, informasi apa yang akan disampaikan kepada pasien terkait kejadian tersebut?
a. Efek samping Ambroxol
b. Efek samping Etambutol
c. Efek samping Isoniazid
d. Efek samping Pirazinamid
e. Efek samping Rifampisin
Efek samping :
- Ambroxol: dyspepsia, mual dan muntah
- Isoniazid: Neuritis peripheral
- Etambutol: menurunkan fungsi penglihatan dan gangguan hati
- Pirazinamid: Nyeri sendi
- Rifampisin: Perubahan warna cairan tubuh seperti urin, sputum, keringat atau air mata

33. Ny Sonia berusia 30 tahun menderita Tuberkulosis datang kerumah sakit untuk berobat.
Pasien mendapatkan terapi intensif Etambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Rifampisin dan
Streptomisin. Setelah 2 bulan terapi, ternyata pasien hamil. Obat apa yang harus dihindari
pasien dari penggunaan terapi tersebut?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Rifampisin
e. Streptomisin
Alasan : Pregnancy Savety Index (PSI):
- Etambutol= B
- Isoniazid = C
- Pirazinamid= C
- Streptomisin= D
- Rifampisin= C

34. Ny. Ani berusia 40 tahun sedang menjalani terapi Tuberculosis kambuhan dirumah sakit
dan mendapatkan terapi oral Pirazinamid, Isoniazid, Rifampisin, dan Etambutol serta
mendapat injeksi streptomisin setiap hari selama 2 minggu. Setelah 10 hari menggunakan
obat, pasien tersebut mengeluhkan mengalami penurunan pendengaran dan telinga
berdenging. Keluhan tersebut dicurigai merupakan efek samping yang timbul dari salah satu
obat. Obat apakah yang menyebabkan terjadinya efek tersebut?
a. . Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Rifampisin
e. Streptomisin
Alasan : Efek samping :
- Isoniazid: Neuritis peripheral, gangguan fungsi hati dan kejang.
- Etambutol: menurunkan fungsi penglihatan dan gangguan hati
- Pirazinamid: Gangguan Gastrointestinal, gangguan fungsi hati dan Gout Arthritis.
- Streptomisin: gangguan keseimbangan dan pendengaran (ototoksik)
- Rifampisin: Perubahan warna cairan tubuh seperti urin, sputum, keringat atau air mata

35. Seorang perempuan usia 42 tahun dilarikan ke rumah sakit karena mengeluhkan nyeri
didada, demam, berkeringat dimalam hari serta batuk berdahak. Pasien ternyata sebelumnya
memiliki riwayat Tuberculosis (TBC) dan telah mendapatkan terapi obat Ethambutol,
Isoniazid, Pirazinamid, Rifampisin. Pasien masih mengalami gejala penyakit TBC sehingga
dilakukan uji kultur dan dinyatakan masih positif. Bagaimanakah regimen terapi TBC pasien
tersebut selanjutnya?
a. Ethambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Rifampisin selama sebulan
b. Ethambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Streptomisin selama sebulan
c. Ethambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Rifampisin selama dua bulan
d. Ethambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Strepromisin selama dua bulan
e. Ethambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Rifampisin selama tiga bulan

36. Ny. Wani berumur 27 tahun dengan berat badan 70 kg, datang kerumah sakit melakukan
tes uji basil tahan asam (BTA) dan hasilnya menunjukkan positif pasien mengkonsumsi obat
TBC yaitu INH, Rifampicin, Ethambutol dan Pirazinamid. Pasin mengeluhkan kesemutan
dan rasa terbakar di kaki akibat penggunaan obat tersebut. Pengobatan apa yang disarankan
untuk keluhan pasien tersebut ?
A. Vitamin B1
B. Vitamin B2
C. Vitamin B6
D. Vitamin B12
E. Vitamin D
Alasan : vitamin B6 (pyridoxine) diberikan untuk mencegah efek samping dari isoniazid
(INH), seperti keluhan kesemutan dan rasa terbakar dibagian kaki.
37. Tn. Uno umur 49 tahun datang ke RS dengan keluhan batuk berdahak selama 1 bulan
belakangan ini disertai dengan sesak nafas dan nyeri dada. Hasil radiologic menunjukkan
adanya bayangan berawan/nodular di segmen superior lobus bawah. Hasil uji BTA sputum
menunjukkan hasil postif (+). Tn. Uno belum pernah mendapatkan pengobatan Tuberkolosis
sebelumnya. Sebagai Apoteker obat apa yang di sarankan?
A. Etambutol
B. Rifampisin dan Pirazinamid
C. Rifampisin dan INH
D. 2 HRZE dengan fase lanjutan 4 HR
E. 2 HRZES dengan fase lanjutan 5 HRE

38. Ny. Ani berumur 25 tahu datang ke dokter dengan keluhan yaitu demam berkepanjangan,
batuk lama selama 1 bulan lebih, nafsu makan menurun dan munculnya benjolan-benjolan
pada leher tau ketiak juga sela paha. Dengan keluhan tersebut penyakit apa yang di derita Ny,
ani ?
A. TBC
B. Tumor jinak
C. Tumor Ganas
D. Anoreksia
E. Kanker getah bening

39. Ny. Furi datang ke RS dengan hasil tes tuberkulin positif (+) atau terinfeksi TBC, tetapi
tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada, pemeriksaan radiologi tidak mendukung dan
bakteriologi negati (-). Berdasarkan klasifikasi TBC menurut The American Thoracic
Society. Penyakit yang diderita termasuk dalam klasifikasi ke ?
A. Klasifikasi 1
B. Klasifikasi 2
C. Klasifikasi 3
D. Klasifikasi 4
E. Klasifikasi 5

40. Tn. UU berumur 30 tahun dengan berat badan 75 kg, melakukan tes uji basil tahan asam
(BTA) dan hasilnya menunjukkan positif (+). pasien telah mengkonsumsi obat TBC selama 3
bulan. Dan pada 2 bulan sebelumnya pasien mengalami gangguan pendengaran dengan
tanda-tanda telinga mendenging (tinnitus), pusing dan hilang keseimbangan. Berdasarkan
keluhan tersebut pasien mengalami efek samping obat ?
A. Etambutol
B. Isoniazid
C. Streptomisin
D. Rifampisin
E. Pirazinamid

42. Tn. Toni berusia 40 tahun datang ke klinik mengeluhkan demam serta batuk yang disertai
darah. Dokter mendiagnosa pasien mengalami TBC dan memberinya terapi OAT berupa
isoniazid, rifampicin, pirazinamid dan etambutol. Namun, saat ini pasien mengaku sedang
mengkonsumsi teofilin untuk mengobati penyakit asma yang dialaminya. Dokter meminta
saran dari apoteker, apakah saran yang harus diberikan?
a. Meningkatkan dosis etambutol
b. Meningkatkan dosis isoniazid
c. Meningkatkan dosis pirazinamid
d. Meningkatkan dosis rifampicin
e. Meningkatkan dosis teofilin
Alasan : Terdapat beberapa interaksi pada pengobatan tuberkulosis, diantaranya rifampicin
dengan teofilin. Dalam hal ini perlu dilakukan pemantauan terhadap obat dan bila perlu
dilakukan peningkatan dosis terhadap teofilin.

43. Ny. AB berusia 40 tahun datang ke klinik mengeluhkan demam, batuk dan sering
berkeringat pada malam hari. Dokter mendiagnosa pasien terkena TBC dan dan memberinya
terapi OAT berupa isoniazid, rifampicin, pirazinamid dan etambutol. Pasien tersebut juga
memiliki riwayat diabetes dan sedang mengkonsumsi glimepiride. Sebagai apoteker, saran
apa yang harus diberikan kepada dokter?
a. Meningkatkan dosis etambutol
b. Meningkatkan dosis glimepiride
c. Mengurangi dosis etambutol
d. Mengurangi dosis isoniazid
e. Mengurangi dosis glimepiride
Alasan : Penggunaan OAT rifampicin bersama dengan sulfonilurea (tolbutamide, gliburide,
glimepiride, repaglinide) memerlukan monitoring glukosa darah dan bila perlu dilakukan
peningkatan dosis OAD.

44. Tn. Bani berusia 35 tahun datang ke klinik dengan keluhan batuk, demam dan penurunan
berat badan. Ia didiagnosa oleh dokter mengalami TBC. Pasien memberitahukan bahwa ia
memiliki gangguan ginjal. Obat apakah yang harus dihindari?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Rifampicin
e. Streptomisin
Alasan : Streptomisin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan ginjal. Toksisitas
streptomisin terlihat pada pasien dengan gangguan ginjal. Toksisitas ini disebabkan oleh
ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan obat pada kecepatan yang sama seperti individu
normal.

45. Tn.K mengalami TBC dan saat ini sedang menjalani terapi. Pasien kemudian datang
kembali kedokter untuk melakukan pemeriksaan karena mengalami beberapa keluhan, seperti
demam, mual dan muntah. Setelah dilakukan pemeriksaan, kadar SGOT dan SGPT pasien
juga mengalami peningkatan. Obat apakah yang menyebabkan hal tersebut?
a. Etambutol
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Quinolon
e. Rifampicin

Alasan :
Beberapa efek samping lain yang dapat terjadi karena penggunaan isoniazid meliputi :
a. Hipersensitifitas: demam, menggigil, eropsi kulit (bentuk morbili, mapulo papulo, purpura,
urtikaria), limfadenitis, vasculitis dan keratitis.
b. Hepatotoksik: SGOT dan SGPT meningkat, bilirubinemia, sakit kuning dan hepatitis fatal.
c. Metabolisme dan endrokrin: defisiensi Vitamin B6, pelagra, kenekomastia, hiperglikemia,
glukosuria, asetonuria, asidosis metabolik, proteinurea.
d. Hematologi: agranulositosis, anemia aplastik, atau hemolisis, anemia, trambositopenia,
eusinofilia dan methemoglobinemia. e. Saluran cerna: mual, muntah, sakit ulu hati dan
sembelit. f. Intoksikasi lain: sakit kepala, takikardia, dispenia, mulut kering, retensi kandung
kemih (pria), hipotensi postura, sindrom seperti lupus, eritemamtosus dan rematik.
VAKSIN

1. Seorang bayi perempuan baru lahir di RS X. Dokter akan memberikan vaksin hepatitis B,
sebelum diberikan vaksin hepatitis B bayi tersebut diberikan vitamin terlebih dahulu. Dokter
meminta saran kepada apoteker terkait vitamin yang diberikan. Sebagai Apoteker vitamin apa
yang akan anda berikan sebelum pemberian vaksin hepatitis B ?
a. Vitamin A
b. Vitamin C
c. Vitamin D
d. Vitamin E
e. Vitamin K1
Alasan Pemilihan Jawaban : Bayi baru lahir diberikan vaksin hepatitis B paling baik
diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian suntikan Vitamin K1
minimal 30 menit sebelumnya. Vitamin K berguna untuk mencegah atau mengatasi
pendarahan akibat defisiensi vitamin K. Pada bayi baru lahir hiperprotombinemia dapat
terjadi terutama karena belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K di usus. Oleh
karena itu dianjurkan memberikan profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Dosis yang
diberikan yaitu 1 ampul secara intramuscular.

2. Apoteker Rani 28 tahun datang ke posyandu untuk memberikan penyuluhan tentang


pencegahan TBC kepada ibu-ibu dan menyarankan untuk segera melakukan vaksinasi
terhadap bayinya agar tercegah dari TBC. Jenis vaksin apa yang dibutuhkan untuk mencegah
penyakit TBC ?
a. BCG
b. Campak
c. DPT
d. Polio
e. varicela
Alasan Pemilihan Jawaban : Vaksinasi terhadap penyakit tuberkulosis menggunakan vaksin
Bacillus Calmette-Guerin (BCG) dari galur Mycobacterium bovis yang telah dilemahkan
untuk menimbulkan kepekaan terhadap M. tuberculosis.
Vaksin DPT digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus dan pertusis
Vaksin Campak digunakan untuk pencegahan peyakit campak
Vaksin Varicela digunakan untuk mencegah infeksi dan penularan cacar air
Vaksin polio digunakan untuk pencegahan terhadap poliomyelitis
3. Seorang ibu (28 tahun) datang ke rumah sakit dengan kaki yang luka akibat tertusuk paku
yang berkarat. Dokter memberikan vaksin tetanus dan bertanya kepada apoteker terkait rute
pemberian vaksin. Sebagai Apoteker rute pemberian apa yang anda berikan?
a. Intradermal
b. Intramuskular
c. Intratekal
d. Intravena
e. Oral
Alasan Pemilihan Jawaban: Berdasarkan dipiro edisi 9 pemberian vaksin tetanus yaitu secara
intramuskular.

4. Seorang ibu datang ke apotek bersama anaknya yang berusia 7 bulan untuk berkonsultasi
kepada apoteker terkait kapan anaknya harus melakukan vaksinasi cacar air. Sebagai
Apoteker usia berapa yang akan anda rekomendasikan untuk melakukan vaksinasi ?
a. 7 bulan
b. 8 bulan
c. 9 bulan
d. 10 bulan
e. 12 bulan
Alasan Pemilihan Jawaban: Berdasarkan dipiro edisi 9 vaksin cacar air direkomendasikan
untuk semua anak usia 12 hingga 18 bulan, dengan dosis kedua sebelum masuk sekolah
antara usia 4 dan 6 tahun. Orang yang berusia 13 tahun dan lebih tua harus menerima dua
dosis yang dipisahkan oleh 4 hingga 8 minggu.

5. Puskesmas akan mengadakan imunisasi polio, dan Apoteker diberi tanggung jawab untuk
menangani penyimpanan vaksin tersebut selama 1 minggu sebelum digunakan. Pada suhu
berapakah vaksin tersebut disimpan ?
a. 0°C
b. 0-2°C
c. 2-8°C
d. 8-15°C
e. 15-25°C
Alasan Pemilihan Jawaban : Berdasarkan Permenkes RI nomor 12 tahun 2017 penyimpanan
vaksin di puskesmas semua vaksin disimpan pada suhu 2-8 oC pada vaccine refrigerator.
Penyimpanan vaksin di puskesmas juga disimpan selama 1 bulan + 1 minggu.

6. Seorang ibu berusia 45 tahun datang ke apotek bermaksud konsultasi dengan apoteker
mengenai kekhawatirannya terhadap penyakit TBC paru yang sedang menjadi endemik di
wilayah tempat tinggalnya di kota Makassar. Ibu tersebut menanyakan vaksin apa yang harus
diberikan pada bayinya dan kapan pemberian vaksin tersebut. Rekomendasi yang apoteker
berikan kepada ibu tersebut adalah ?
a. Vaksin BCG dan pemberiannya pada usia 6 minggu
b. Vaksin BCG dan pemberiannya pada usia 2 bulan
c. Vaksin BCG dan pemberiannya pada usia 9 bulan
d. Vaksin BCG dan pemberiannya pada usia 12 bulan
e. Vaksin BCG dan pemberiannya pada usia 10 tahun
Alasan pemilihan jawaban : BCG (Bacillus Calmette-Guerin) adalah vaksin yang
digunakan untuk penyakit tuberkulosis. Vaksin BCG mengandung bentuk lemah bakteri yang
menyebabkan TB (Mycobacterium Tuberculosis). BCG bekerja paling efektif pada bayi dan
anak-anak kecil. Vaksinasi BCG diberikan melalui injeksi sedikit vaksin kedalam lapisan
kulit pertama di lengan kiri bagian atas. Setelah vaksinasi BCG biasanya daerah yang
disuntik akan menjadi kemerahan atau muncul benjolan kecil, diikuti dengan bisul kecil (luka
terbakar)selama beberapa minggu kemudian. Bisul ini biasanya berukuran <1 cm dan bisa
bertahan selama beberapa minggu hingga beberapa bulan sebelum penyembuhan bekas luka
yang datar dan kecil. Pemberian vaksin BCG dianjurkan usia 2 bulan. Apabila diberikan pada
usia 2 bulan atau lebih, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.

7. Tn Reza berusia 29 tahun dan Ny Suci berusia 27 tahun merupakan suami istri yang baru
saja menikah datang ke puskesmas untuk menanyakan vaksin apa yang cocok sebagai
preventif rubella. Karena penyakit rubella yang sedang berkembang di wilayah tempat tinggal
mereka di kota Padang. Vaksin yang dimaksud adalah?
a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
b. DTP (Difteri Tetanus Pertusis)
c. HPV (Human Papiloma Virus)
d. MMR (Measles Mumps Rubella)
e. PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)

8. Ny Anna berusia 42 tahun datang ke apotek untuk berkonsultasi mengenai tujuannya untuk
melindungi anaknya dari batuk rejan. Vaksin apa yang digunakan sebagai pencegahan batuk
rejan?
a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
b. DPT (Difteri Pertusis Tetanus)
c. HIB (Haemophilus Influenzae type b)
d. KOTIPA (Kolera Tifus Paratifus)
e. MMR (Measles Mumps Rubella)
Alasan pemilihan jawaban
Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) adalah vaksin kombinasi yang diberikan untuk
mencegah tiga penyakit seperti difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus. Vaksin DPT diberikan
kepada wanita hamil agar dapat melindungi bayi baru lahir terhadap pertusis. Penyakit
tetanus adalah penyakit langka di Amerika Serikat saat ini. Tetanus menyebabkan kekakuan
otot biasanya di seluruh tubuh. Difteri dapat menyebabkan lapisan tebal untuk membentuk di
belakang tenggorokan, hal ini dapat menyebabkan masalah pernapasan, gagal jantung,
kelumpuhan dan kematian. Pertusis (Batuk rejan) menyebabkan batuk yang parah, yang dapat
menyebabkan kesulitan bernafas, muntah dan gangguan tidur. Imunisasi DPT termasuk
program imunisasi dasar dan lanjutan (imunisasi rutin lengkap) yang wajib diberikan kepada
anak-anak. Imunisasi dasar dimulai sejak bayi belum genap satu tahun, yang diberikan
sebanyak 3 kali (2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan). Selanjutnya, anak akan diberikan imunisasi
lanjutan atau booster pada usia 18 bulan dan usia 5 tahun.

9. Seorang bayi diberikan suatu vaksin ketika lahir, beberapa vaksin yang diberikan ketika
lahir untuk mencegah dan melindungi bayi dari serangan virus tertentu. Vaksin apa yang
diperoleh ketika awal kelahiran?
a. Hepatitis
b. Influenza
c. Meningitis
d. Polio
e. Tetanus
Alasan pemilihan jawaban : Vaksin yang diberikan berupa vaksin hepatitis B. Virus
hepatitis B dapat menyebabkan penyakit hati jangka panjang seperti cirrhosis hati dan kanker.
Hepatitis B sangat mudah menular dan dapat tersebar melalui: ibu yang terinfeksi yang
menularkannya kepada bayinya ketika lahir, kontak langsung antara darah orang yang
terinfeksi, hubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Vaksin hepatitis B untuk bayi yang
baru lahir untuk mencegah penularan penyakit dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya.
Disarankan agar bayi diberi satu dosis vaksin hepatitis B ketika lahir atau dalam 7 hari
pertama lahir, diikuti dengan tiga dosis vaksin hepatitis B pada usia 6 minggu, 4 dan 6 bulan.

10. Ny Melia berusia 47 tahun membawa anaknya usia 7 tahun datang ke puskesmas untuk
melakukan imunisasi. Imunisasi apa yang diberikan pada anak tersebut?
a. Difteri, pertusis dan tetanus
b. Difteri, PCV dan varisela
c. Pertusis, tetanus dan PCV
d. Tetanus, PCV dan varisela
e. Varisela, pertusis dan tetanus
Alasan pemilihan jawaban
Vaksin difteri disiapkan dari toksin Corynebacterium diphtheriae dan adsorpsi pada
aluminium hidroksida atau aluminium fosfat memperbaiki antigenisitas. Vaksin ini
menstimulasi produksi antitoksin yang protektif. Vaksin difteri dengan antigen tunggal tidak
tersedia dan vaksin ini diberikan dalam bentuk kombinasi dengan vaksin lain yaitu kombinasi
dengan tetanus toksoid sebagai DT (untuk usia <7 tahun) dan TD (untuk usia ≥ 7 tahun), atau
kombinasi dengan tetanus toksoid serta pertusis sebagai DPT. Vaksin ini direkomendasikan
untuk anak usia antara 2 bulan dan 10 tahun yang diberikan dalam 3 dosis (interval 1 bulan)
imunisasi primer difteri, tetanus, pertusis (aselular, komponen), serta poliomielitis
(inaktivasi) dan haemophilus tipe b konjugat (adsorbsi). Anak usia di bawah 10 tahun
diberikan vaksin difteri, tetanus, pertusis (aselular, komponen) dan oral poliomyelitis vaccine
atau vaksin difteri (dosis rendah).

11. Nyonya A usia 35 tahun datang ke apotek untuk berkonsultasi dengan apoteker perihal
ingin mendapatkan vaksin sebelum melakukan perjalanan ke Afrika Selatan karena khawatir
mendengar maraknya penyakit endemik yang menular di sana. Sebagai apoteker vaksinasi
apa yang anda sarankan?
a. Influenza
b. Meningitis
c. Rabies
d. Tifoid
e. Yellow Fever
Alasan : Imunisasi Meningitis meningokokus diberikan kepada masyarakat yang akan
melakukan perjalanan ke negara endemis penyakit Meningitis, salah satunya Afrika Selatan.
Vaksin meningitis diberikan minimal 30 (tiga puluh) hari sebelum keberangkatan. Bila
imunisasi diberikan kurang dari 30 (tiga puluh) hari sejak keberangkatan ke negara yang
endemis, meningitis harus diberikan profilaksis dengan antimikroba yang sensitif terhadap
Neisseria meningitis.

12. Seorang pria usia 23 tahun datang ke IGD karena kakinya digigit anjing. Selain dilakukan
tindakan, dokter juga menyarankan untuk memberikan vaksinasi sebagai tindakan
pencegahan dini tertular penyakit dari anjing tersebut. Sebagai apoteker vaksinasi apa
yang anda sarankan?
a. Difteri
b. Meningitis
c. TT (Tetanus Toksoid)
d. VAR (Vaksin Anti Rabies)
e. Yellow Fever
Alasan : Penyakit anjing gila atau dikenal dengan nama rabies merupakan suatu penyakit
infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan oleh
anjing, kucing dan kera. Vaksin rabies dapat mencegah kematian pada manusia bila diberikan
secara dini pasca gigitan. Vaksin anti rabies (VAR) manusia diberikan kepada seluruh kasus
gigitan hewan penular rabies (HPR), sehingga kemungkinan kematian akibat rabies dapat
dicegah.
13. Seorang ibu membawa bayinya yang berusia 1 bulan ke puskesmas untuk berkonsultasi
perihal imunisasi karena melihat anak tetangganya yang terserang penyakit batuk rejan
dengan gejala batuk terus menerus yang sukar berhenti, muntah dan kadang hingga muncul
bercak darah. Dokter menyarankan pemberian imunisasi. Sebagai apoteker vaksinasi apa
yang diberikan?
a. TIPA (Tifus dan Paratifus)
b. MMR (Measles, Mumps, Rubella)
c. BCG (Bacille Calmette-Guerin)
d. DT (Difteri Tetanus)
e. DPT (Difteri, Pertussis, Tetanus)
Alasan : Batuk rejan adalah batuk pertussis yang disebabkan oleh bakteri Bordetella
pertussis. Gejala pertusis khas yaitu batuk terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi
merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah. Batuk pertusis diakhiri
tarika napas panjang dan dalam dan berbunyi melengking. Pencegahan pertusis paling efektif
adalah dengan imunisasi vaksin DPT (difteri, pertussis, tetanus) sebanyak 3 kali sejak bayi
berumur 2 bulan dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.

14. Seorang ibu datang membawa anak laki-lakinya yang berusia 2 bulan ke puskesmas untuk
melakukan imunisasi wajib. Vaksin harus selalu disimpan pada suhu yang telah ditetapkan,
untuk menjaga kualitas vaksin tetap tinggi sejak di distribusikan hingga akan digunakan.
Vaksin yang disimpan pada suhu freezer saat distribusi tingkat provinsi adalah vaksin…..
a. DPT
b. Hepatitis B
c. Polio
d. Tetanus
e. VAR

15. Seorang ibu membawa anak perempuannya yang berusia 9 bulan ke puskesmas untuk
mendapatkan vaksin Campak. Bagaimana rute pemberian vaksin tersebut?
a. Intra kutan
b.Intra muskular
c. Intra vena
d.Oral
e. Sub kutan

16. Seorang pria 35 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan kaku saat membuka mulut
sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku bahwa 6 hari yang lalu telapak
kakinya berdarah akibat tertusuk besi berkarat saat bekerja sebagai kulih bangunan disebuah
perumahan. Hasil pemeriksaan dokter mendiagnosa pasien terkena tetanus. Sebagai apoteker
vaksin apakah yang dapat diberikan kepada pasien?
a. Bacille calmette guerin
b. Haemophilus influenzae type b
c. Measles mumps rubella
d. Vaksin anti rabies
e. Toksoid tetanus
Alasan Pemilihan Jawaban : Tetanus merupakan penyakit akut yang menyerang susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh racun tetanospasmin yang dihasilkan oleh Clostridium
tetani. Penyakit ini timbul jika kuman tetanus masuk kedalam tubuh melalui luka, gigitan
serangga, infeksi gigi, infeksi telinga, bekas suntikan dan pemotongan tali pusat.
Karakteristik dari tetanus adalah kekakuan dan nyeri pada saat membuka mulut. Vaksin
tetanus (Toksoid Tetanus) diberikan untuk merangsang produksi antitoksin terhadap racun
tetanus.

17. Ibu SU datang ke Apotek dengan maksud ingin berkonsultasi dengan Apoteker mengenai
kekhawatirannya terhadap penyakit meningitis. Ibu tersebut menanyakan vaksin apa yang
harus diberikan kepada anaknya. Sebagai apoteker rekomendasi apa yang anda dapat
berikan ?
a. Memberikan saran untuk melakukan vaksin bacille calmette guerin
b. Memberikan saran untuk melakukan vaksin difteri pertussis tetanus
c. Memberikan saran untuk melakukan vaksin haemophilus influenzae type b
d. Memberikan saran untuk melakukan vaksin Polio
e. Memberikan saran untuk melakukan vaksin Toksoid tetanus
lasan Pemilihan Jawaban : Hib (Hemophilus influenza tipe B) adalah salah satu kuman
penyebab penyakit meningitis dan pneumonia terutama pada anak berumur dibawah 5 tahun
dan paling sering menyebabkan kematian. Vaksin Hib merupakan satu-satunya yang dapat
mencegah sebagian besar penyakit tersebut

18. Bapak OP berumur 42 tahun adalah seorang apoteker penanggungjawab disuatu


Puskesmas, akan melakukan pemusnahan produk vaksin polio yang rusak karena terkena
paparan sinar matahari dan sudah masuk kategori Vaccine Vial Monitor C. Apoteker tersebut
membuat surat pemberitahuan dan permohonan saksi kepada instansi terkait. Kemanakah
surat pemberitahuan dan permohonan saksi tersebut ditujukan?
a. Badan POM
b. Balai Besar POM
c. Dinas kesehatan kabupaten/kota
d. Dinas Kesehatan Provinsi
e. Kementrian kesehatan
Alasan Pemilihan Jawaban:
Menurut Permenkes No.12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi dinas kesehatan
kabupaten/kota

19. Apoteker A berumur 39 tahun adalah seorang apoteker penanggung jawab disebuah
rumah sakit umum di kota B. Apoteker tersebut menerima bantuan vaksin polio dari dinas
kesehatan kota yang akan digunakan 3 hari yang akan datang. Apoteker akan menyimpan
vaksin polio tersebut kedalam freezer agar vaksin tidak rusak sebelum digunakan. Berapakah
suhu penyimpanan untuk vaksin polio tersebut?
a. -1°C sampai dengan -7°C
b. -2°C sampai dengan -8°C
c. -8°C sampai dengan -14°C
d. -15°C sampai dengan -25°C
e. -26°C sampai dengan -28°C
Alasan Pemilihan Jawaban: Untuk tingkat kabupaten/kota penyimpanan vaksin polio
disimpan pada freezer dengan suhu -15°C sampai dengan -25°C.
20 Seorang ibu ingin membawa anak laki-lakinya yang berumur 15 bulan ke Puskesmas
untuk mendapatkan imunisasi measles, mumps, dan rubella. Namun sebelumnya ibu pasien
tersebut bertanya kepada seorang apoteker mengenai vaksin tersebut. Kondisi seperti apakah
yang kontraindikasi terhadap pemberian imunisasi measles, mumps, dan rubella ?
a. Anak berusia ≥ 1 tahun
b. Anak yang demam akut
c. Anak yang mempunyai riwayat infeksi campak
d. Anak dengan penyakit kronis
e. Anak yang tinggal di lembaga cacat mental

21. Seorang Apoteker (perempuan berusia 25 tahun) di Puskesmas menerima stok vaksin dan
ingin menyimpannya di dalam refrigerator. Jenis vaksin tersebut adalah vaksin Hepatitis B,
DPT TT dan DT. Berapa suhu yang tepat untuk penyimpanan vaksin tersebut?
a. -25°C s/d -15°C
b. -15°C s/d -5°C
c. 2°C s/d 8°C
d. 10°C s/d 15°C
e. 15°C s/d 25°C

22. Seorang Apoteker (laki-laki berusia 26 tahun) mempersiapkan vaksin untuk dibawa pada
saat pelayanan imunisasi yang dilakukan di SDN 001 Samarinda. Sasaran imunisasi diberikan
kepada murid kelas 2 dengan pemberian vaksin Td. Bagaimanakah cara pemberian vaksin
tersebut?
a. Intrakutan
b. Intramuskuler
c. Intravena
d. Oral
e. Subkutan

23. Seorang ibu membawa anaknya (laki-laki) berusia 2 tahun ke Puskesmas, ibu mengatakan
bahwa anaknya menderita HIV dan berencana ingin mendapatkan imunisasi influenza.
Apakah rekomendasi yang dianjurkan?
a. Diberikan secepat mungkin
b. Diberikan umur 3 tahun
c. Ditunda hingga HIV sembuh
d. Tiap tahun diulang
e. Tidak boleh diberikan

24. Ny. Mala membawa anaknya (perempuan) yang berumur 4 bulan ke Posyandu untuk
diberikan imunisasi. Beberapa imunisasi yang diberikan yaitu vaksin DPT-HB-Hib-3, OPV 4
dan IPV. Diantara vaksin tersebut, manakah yang cara pemberiannya secara oral?
a. DPT-HB-Hib-3
b. DPT-HB-Hib-3 dan OPV 4
c. IPV
d. OPV 4
e. OPV 4 dan IPV

25. Seorang ibu membawa bayinya (perempuan) yang berusia 4 bulan ke Puskesmas dengan
keluhan mengalami bengkak setelah diimunisasi. Hasil pemeriksaan didapatkan
eritema/indurasi > 8 cm, nyeri, bengkak dan terdapat manifestasi sistemis. Apakah yang
dialami bayi tersebut?
a. Reaksi artrus
b. Reaksi khusus
c. Reaksi lokal berat
d. Reaksi lokal ringan
e. Reaksi umum

26. Ny. Ani datang ke Apotek mengambil obat dengan resep untuk anaknya Randi yang
berumur 7 tahun yang menderita demam tifoid. Ibu tersebut menanyakan kepada Apoteker
setiap berapa kali anjuran vaksin demam tifoid??
a. 3 tahun
b. 6 tahun
c. 12 tahun
d. 18 tahun
e. 24 tahun

27. Ny. Ida datang ke Apotek bermaksud melakukan konsultasi pada Apoteker mengenai
kekahwatirannya terhadap penyakit tuberculosis paru yang sedang menjadi endemik di
wilayah tempat tinggal mereka. Ny. Ida menanyakan kepada Apoteker vaksin apa yang harus
diberikan kepada anaknya Rudi yang berumur 11 tahun??
a. Memberikan saran melakukan vaksin BCG
b. Memberikan saran melalkukan vaksin DPT
c. Memberikan saran melakukan vaksin HIB
d. Memberikan saran melakukan vaksin PCV
e. Memberikan saran melakukan vaksin TT

28. Seorang ibu bernama Ny.Mina berusia 40 tahun diantar oleh keluarganya datang ke UGD
dengan kondisi telapak kaki kanan berdarah karena tertancap reruntuhan sisa bangunan yang
berkarat pada saat mengikuti kerja bakti di sekitaraan rumah tetangganya yang telah digusur.
Sebagai Apoteker vaksin apa yang dapat diberikan?
a. BCG
b. HIB
c. MMR
d. TT
e. VAR

29. Ny. Ana berusia 34 tahun datang ke Puskesmas dengan kaki luka akibat tertusuk paku.
Dokter memberikan vaksin Tetanus karena ditakutkan akan menyebabkan infeksi kemudian
Dokter menayakan kepada Apoteker mengenai rute pemberian vaksin Tetanusnya. Sebagai
Apoteker rute apa yang kita berikan??
a. Intravena
b. Intratekal
c. Intradermal
d. Intramuscular
e. Oral
30. Anak Rimba beruisa 8 tahun dibawa ke Puskesmas oleh ibunya untuk diberi vaksin
Tuberkulosis. Sebagai Apoteker vaksin apakah yang tepat diberikan pada pasien Rimba
tersebut ?
a. BCG
b. HIB
c. MMR
d. TDF
e. VAR

31. Ny. Ani berusia 25 tahun datang ke rumah sakit ingin melakukan vaksin dikarenakan
akan menikah dan merencanakan untuk mempunyai anak. Wanita tersebut menanyakan
apoteker mengenai vaksin yang tepat untuk bisa mencegah kanker serviks. Rekomendasi
yang apoteker berikan kepada Ny.Ani yang tepat adalah?
a. BCG
b. DPT
c. HPV
d. MMR
e. PCV
Alasan Jawaban :
Vaksin Human papillomavirus (HPV) tipe 16 untuk mencegah kanker leher rahim. Antigen
diperoleh melalui protein virus HPV yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan
struktur yang mirip dengan seluruh struktur HPV (atau dikenal sebagai pseudo-particles of
HPV tipe 16). Penggunaan vaksin kanker dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 ini
telah memberikan perlindungan dan mengurangi resiko terjadinya kanker serviks, kanker
vagina, kanker vulva, bahkan dapat juga mencegah infeksi kronis lain yang dapat
menyebabkan kanker pada anus, penis dan orofaring.

32. Tn. Ali berusia 30 th datang ke apotek untuk berkonsultasi mengenai tujuannya untuk
melakukan perjalanan ke Afrika dan Amerika Latin dengan alasan pekerjaan karena khawatir
dengan maraknya penyakit menular di negara tersebut. Sebagai apoteker vaksin apa yang
tepat untuk diberikan?
a. Vaksin meningitis
b. Vaksin rubella
c. Vaksin tifoid
d. Vaksin tuberculosis
e. Vaksin yellow fever
ALASAN : Vaksinasi wajib – vaksinasi yellow fever bagi orang yang hendak melakukan
perjalanan ke Afrika dan Amerika Latin. Demam kuning adalah penyakit hemoragik virus
akut yang ditularkan melalui nyamuk. Tanda dan gejala yellow fever seperti : demam, sakit
kepala, nyeri otot, terutama pada punggung dan lutut, sensitif terhadap cahaya, mual muntah,
pusing dan mata, wajah atau lidah merah.

33. Seorang anak berusia 8 tahun datang ke puskesmas bersama dengan ibunya. Diketahui
anak tersebut sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat disekolahnya,
sehingga ibunya takut anaknya terkena tifus dan dilingkungan sekolahnya lagi marak dengan
penyakit tifus. Ibu tersebut menanyakan vaksin yang tepat untuk mencegah terjadinya tifus.
Rekomendasi yang apoteker berikan kepada ibu tersebut yang tepat adalah?
a. Vaksin Hepatitis
b. Vaksin Influenza
c. Vaksin Rubella
d. Vaksin Tifoid
e. Vaksin TT
Alasan Jawaban :
Saat ini vaksinasi demam tifoid tersedia 2 pilihan, yaitu vaksin hidup yang dilemahkan
(Ty21A) dan vaksin pilosakarida Vi. Vaksin- vaksin tifoid ini hanya memberikan
perlindungan atas infeksi Salmonella thypi tidak pada bakteri lainnya. Namun jika sudah
diberi vaksin ini, tidak sepenuhnya terbentuk perlindungan terhadap penyakit demam tifoid.
Kita masih harus tetap menghindari sumber infeksi, karena daya lindung vaksin tifoid hanya
sekitar 50-70%. Vaksin Ty21A berupa kapsul yang diberikan pada orang dewasa dan anak
berumur lebih dari 6 tahun. Cara pemberiannya adalah dengan 4 dosis, selang 1 hari (1-3-5-
7), pemberian ulang dilakukan tiap 5 tahun. Kapsul ditelan utuh sebelum makan dan diminum
dengan air dingin (suhunya tidak lebih dari 37o C). Efek samping yang ditimbulkan oleh
vaksin ini cukup ringan yaitu berupa muntah, diare, demam dan sakit kepala. Untuk vaksin
tifoid polisakarida Vi dari kapsul Salmonella tyhpi. Cara pemberiannya cukup mudah, yaitu
dosis 1 kali suntikan intramuskular/dalam otot, biasanya dilengan atas untuk orang dewasa
atau di paha atas bagi anak-anak. Efek samping yang timbul berupa demam, pusing, sakit
kepala, nyeri sendi dan nyeri otot tempat suntikan

34. Seorang ibu datang ke puskesmas untuk melakukan imunisasi pada anaknya yang berusia
9 bulan. Imunisasi apa yang diberikan pada anak tersebut?
a. Vaksin BCG
b. Vaksin campak
c. Vaksin DPT
d. Vaksin hepatitis B
e. Vaksin polio

35. Bayi perempuan usia satu bulan datang bersama ibunya ke puskesmas untuk
mendapatkan pelayanan imunisasi. Imunisasi yang selanjutnya diberikan adalah?
a. BCG
b. Campak
c. DPT combo
d. DPT polio
e. Hepatitis B

36. Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 5 tahun ke puskesmas untuk melakukan
salah satu vaksin yang sudah dijadwalkan pada saat itu oleh petugas puskesmas di daerah
tempat tinggalnya. Vaksin yang diberikan merupakan vaksin untuk mencegah infeksi dan
penularan cacar air. Vaksin yang dimaksud adalah ?
a. HPV (Human Papilloma Virus)
b. MMR (Measles-Mumps-Rubella)
c. Rotavirus
d. TT (Tetanus Toxoid)
e. Varicella
Alasan : Vaksin varicella atau biasa disebut dengan vaksin cacar air merupakan vaksin yang
mengandung virus varicella yang dilemahkan. Vaksin ini digunakan agar individu memiliki
proteksi terhadap virus varicella zoster (VZV).
37 Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 4 bulan ke puskesmas untuk melakukan
vaksin polio. Dibawah ini hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan vaksin polio
menurut manajemen cold chain yaitu?
a. Disimpan pada suhu -15 hingga -25°C
b. Disimpan pada suhu -20 hingga -30°C
c. Dismpan pada suhu 1 hingga 5°C
d. Disimpan pada suhu 2 hingga 8°C
e. Disimpan pada suhu ruang
Alasan :
Menurut pedoman CDOB Tahun 2012, prosedur penyimpanan produk rantai dingin vaksin
harus dipastikan disimpan dalam ruangan dengan suhu terjaga, cold room/chiller(2oC sampai
dengan 8oC), freezer room /freezer (-25°C sampai dengan -15°C)(6).Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, Vaksin polio
disimpan pada suhu -15°C sampai dengan -25°C pada freezer. Sedangkan vaksin lainnya
disimpan pada suhu 2°C sampai dengan 8°C pada coldroom atau lemari es

38. Seorang anak 10 tahun dilarikan ke UGD setelah jatuh dari sepeda dan kakinya tertancap
paku. Langkah apa yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi?
a. Vaksin BCG (Bacillus Calmette- Guerin)
b. Vaksin HPV (Human Papilloma Virus)
c. Vaksin MMR (Measles-Mumps-Rubella)
d. Vaksin rotavirus
e. Vaksin TT (Tetanus Toxoid)
Alasan :
Salah satu hal yang menjadi penyebab tetanus adalah luka tusukan benda yang terkontaminasi
bakteri. Salah satunya adalah paku, terutama yang telah berkarat. Suntik tetanus yang
diberikan dapat berupa tetanus toxoid (TT) yang sering dikenal sebagai vaksin tetanus, atau
tetanus immunoglobulin (TIG) yang dikenal sebagai antibodi tetanus. Biasanya untuk luka
tusuk yang tidak terlalu parah, dan sudah pernah mendapatkan vaksin tetanus lebih dari 3
dosis, maka hanya perlu diberikan TT saja.

39. Seorang ibu membawa anaknya yang berumur 3 bulan ke puskesmas untuk melakukan
vaksin BCG karena di daerah tempat tinggalnya kini sedang marak penularan tuberculosis.
Dibawah ini merupakan rute pemberian yang tepat untuk vaksin BCG yaitu?
a. Intradermal
b. Intramuskular
c. Intravena
d. Oral
e. Subkutan

40. Ny. Ana berusia 25 tahun datang ke puskesmas untuk melakukan vaksin yang sudah rutin
ia gunakan sejak usia 6 tahun. Jenis vaksin dibawah ini yang dapat diberikan rutin 1 dosis
setiap tahun yaitu ?
a. Vaksin DPT
b. Vaksin influenza
c. Vaksin typhoid fever
d. Vaksin yellow fever
e. Vaksin zoster
Alasan :
Berdasarkan jadwal imunisasi anak dari rekomendasi IDAI tahun 2017, vaksin influenza
dapat diberikan 1 kali setiap tahun sejak umur 6 bulan.

41. Seorang bayi berumur 2 bulan dibawa ibunya ke apotek dengan keluhan demam setelah
vaksin BCG (Bacillus Calmette–Guérin) . Ibu tersebut meminta saran kepada apoteker obat
penurun demam dengan efek samping paling sedikit. Saran apa yang diberikan apoteker
untuk pasien tersebut?
a. Antalgin
b. Asam mefenamat
c. Aspirin
d. Ibuprofen
e. Paracetamol Alasan Pemilihan Jawaban:
Alasan : Berdasarkan Pionas, apabila bila terjadi demam setelah imunisasi, anak dapat diberi
parasetamol, dan bila perlu dosis kedua dapat diberikan 6 jam sesudahnya. Ibuprofen dapat
digunakan jika parasetamol tidak dapat ditolerir. Orangtua juga perlu diberitahu untuk
mencari pertolongan medis apabila demam tetap ada.

42. Seorang wanita 25 tahun datang ke puskesmas mengeluhkan lupa kapan waktu suntik
imunisasi TT (Tetanus toxoid) kembali setelah imunisasi pertama pada tanggal 28 November
2019 karena buku imunisasi hilang. Kapan waktu yang tepat wanita tersebut imunisasi TT
(Tetanus toxoid) untuk kedua kalinya?
a. 2 Januari 2020
b. 9 Januari 2020
c. 19 Desember 2019
d. 26 Desember 2019
e. 28 November 2020 Alasan Pemilihan Jawaban:
Alasan : Berdasarkan Pionas, jadwal imunisasi TT wanita subur kedua (T2) 4 minggu setelah
imunisasi pertama.

43. Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berumur 13 tahun ke rumah sakit untuk
vaksin cacar (varicella). Apa yang harus diperhatikan pada vaksin varicella untuk anak 13
tahun?
a. Dosis 1,5 kali lipat
b. Dosis 2 kali lipat
c. Dosis 2,5 kali lipat
d. Dosis 3 kali lipat
e. Dosis 3,5 kali lipat Alasan Pemilihan Jawaban:
Alasan : vaksin varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum
masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis dengan
interval minimal 4 minggu.

44. Seorang ibu membawa anak laki-lakinya yang berumur 13 tahun ke rumah sakit untuk
vaksin varicella. Bagaimana rute pemberian vaksin tersebut?
a. Intradermal
b. Intramuskular
c. Intravena
d. Oral
e. Subkutan Alasan Pemilihan Jawaban:
Alasan : Rute administrasi vaksin varisela mnurut buku Pharmacotherapy Principles &
Practice halaman 1260 adalah subkutan.
45. Seorang ibu ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) berumur 30 tahun datang ke rumah sakit
untuk membawa bayinya yang juga terinfeksi HIV melakukan vaksinasi rutin. Sebelum
vaksinasi dilakukan uji laboratorium serologi terlebih dahulu. Interpretasi data apa yang harus
diperhatikan pada kondisi pasien tersebut?
a. CD4 <200 sel/mm3
b. CD4 >200 sel/mm3
c. CD8 >200 sel/mm3
d. WBC <10000/mm3
e. WBC >10000/mm3
Alasan : buku Pharmacotherapy Principles & Practice halaman 1261, bayi, anak-anak dan
orang dewasa yang terinfeksi harus menerima semua vaksin rutin sesuai jadwal selama
jumlah sel T limfosit CD4 pasien lebih dari 200 sel/ mm3.

Anda mungkin juga menyukai