Analisis Kasus Jiwa Etak
Analisis Kasus Jiwa Etak
Analisis Kasus Jiwa Etak
SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun Oleh:
Dokter Muda Stase Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Periode 24 Februari 2020 – 30 Maret 2020
Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan sukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ilmiah dengan judul
“SKIZOFRENIA PARANOID” untuk memenuhi tugas ilmiah yang merupakan
bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya di Departemen
Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Palembang.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
dr. Diyaz Syauki Ikhsan, Sp.KJ selaku pembimbing yang telah membantu
memberikan bimbingan dan masukan sehingga tugas ilmiah ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ilmiah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Demikianlah penulisan tugas ilmiah
ini, semoga bermanfaat.
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI 1
DAFTAR PUSTAKA 27
BAB I
STATUS PASIEN
1) IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Suku/Bangsa : Sumatera selatan
Pendidikan : SMP (tamat)
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kemas Rindo Lorong Santai, Kertapati
Datang ke RS : Jumat, 21 Februari 2020
Cara ke RS : Diantar keluarga (saudara)
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Cempaka RSUD Ernaldi Bahar
2) ANAMNESIS
A. AUTOANAMNESIS
a. Keluhan utama
Pasien di antar ke RS Ernaldi Bahar karena mengamuk.
b. Riwayat perjalanan penyakit
2 bulan yang lalu, pasien mulai mengalami perubahan perilaku.
Pasien mulai terlihat jarang mandi. Pasien hanya mandi jika disuruh.
Pasien juga malas ganti baju dan sering melamun. Pasien juga sering
menangis. Pasien mulai berubah perilakunya semenjak suami dipenjara
dan rumahnya kebakaran.
2 minggu yang lalu, keluhan semakin memberat. Pasien mulai
tampak gelisah. Pasien merasa ada yang orang ingin berbuat jahat terhadap
pasien. Pasien merasa sedih, dibohongi, dan dipermainkan oleh orang
sekitar. Pasien merasa cemas takut rumahnya terbakar. Pasien sering
terlihat berbicara sendiri, tertawa sendiri lalu tiba-tiba menangis.
1 minggu yang lalu, pasien makin mudah tersinggung, teriak-teriak
dan sering marah-marah pada orang sekitarnya. Pasien merasa kesal dan
bingung bagaimana meluapkan kekesalannya. Pasien sering membuang
barang-barang di rumah. Pasien juga menganggu orang sekitar. Pasien
mengeluh susah tidur. Pasien hanya tidur ketika merasa mengantuk. Pasien
sulit membedakan apakah hal yang dialaminya merupakan mimpi atau
tidak.
1 hari yang lalu pasien semakin gelisah. Pasien terlihat mau
melempar orang dengan batu. Pasien mengaku jarang mandi. Pasien mandi
ketika disuruh. Pasien juga mengaku jarang tidur. Pasien tidur hanya
ketika merasa butuh tidur. Pasien makan tapi sedikit. Pasien tidak mau
makan nasi. Pasien kemudian dibawa ke IGD RS Ernaldi Bahar dan
dirawat inap.
d. Riwayat pengobatan
- Pasien belum pernah berobat
e. Riwayat premorbid
- Lahir : lahir spontan, langsung menangis
Keterangan:
: Pasien
: : Laki-laki
alam
: Perempuan
g. Riwayat pendidikan *BELUM* pasien lulus SMP
MI Qur’aniah 3 - Tamat dalam 6 tahun (2009)
- Prestasi akademik : tidak ada
- Ekstrakulikuler : mengaji
SMPN 6 - Tamat dalam 3 tahun (2012)
- Prestasi akademik : tidak ada
- Ekstrakulikuler : futsal
-Organisasi : tidak ada
SMA 15 - Tamat dalam 3 tahun (2015)
- Ekstrakulikuler : futsal, beladiri
(taekwondo)
- Organisasi : tidak ada
Bina Sriwijaya 8 ulu - Masuk dengan jalur beasiswa futsal
- Tidak tamat (alasan tidak fokus lagi)
Lain-lain :
Pasien mengaku memiliki banyak teman dan tidak ada satupun yang tidak
mengenalnya. Pasien tidak pernah bertengkar hebat dengan siapapun di
lingkungan sekolah.
j. Riwayat perkawinan
- Pasien sudah menikah dan memilik 2 anak.
- Pasien sudah tidak bersama suami lagi tapi belum bercerai secara resmi.
l. Transkrip
28 Februari 2020
Interpretasi
Pemeriksa Pasien
(Psikopatologi)
“Selamat siang ibu M, “Pagi, dokter.” Ekspresi wajah sesuai
perkenalkan kami dokter muda Kontak mata adekuat
disini, apa kabarnya hari ini Kontak bicara adekuat
Bu?” (Tersenyum)
“Pak, kami izin tanya kondisi “iya”
ibu, boleh?”
“Nama ibu siapa?” “Saya M”
“Sekarang ibu lagi dimana?” “aku di rumah sakit Orientasi tempat cukup
Ernaldi Bahar”
"Ibu tinggal dimana?" "di Jl. Kemas Rindo Lorong Daya ingat baik
Santai itu nah. Di kertapati
dok aku nih tinggal"
“Ibu tau kenapa ibu dibawa “Aku tuh kemaren lagi Discriminative insight
kesini?" mandi di sungai kareno la buruk.
lamo dak mandi terus liat
sodara lanang aku Tego.
Dio nak nagkep aku karno
ujinyo aku nih gilo. Tego
nih nak ngelarang gawe
aku. Padahal kan aku nih
dak gilo”
“Apo yang ibu rasakan hari “La seneng dok tapi sering
ini?" teringat 2 anak aku di
rumah. Aku nak balek. Di
rumah tuh galak cemas
aku Cemas takut rumah
tebakar“
"Apa yang ibu cemaskan di "Aku cemas kalo ado Paranoid (+)
rumah?" wong yang nak jahat
dengan aku. Memang sih
wongnyo dak teliat tapi
aku ngeraso ado wong itu
tuh"
"Kalo semenjak di sini ibu "Sekarang nih la lega. Cak Halusinasi (+)
gimana keadaanya? lebih abis minum air zam-zam.
mending dari di rumah? Kan beda-beda wong tuh
men la minum itu. Ado
yang ngeraso manis lah,
pahit, atau cak minum air
kelapo"
"Kalo di rumah kemaren "Di rumah tuh gelisah.
emang gimana perasaan sama Aku tuh sedih, galak
keadaan ibu?" nangis, meraso dibohongi.
dipermainke. Katek bukti
tapi aku ngerasonyo cak
itu. Aku jugo kareno kesel
tuh jadi marah-marah
karena aku bingung
melampiaske biar dak
kesel lagi tuh cakmano.
"Sejak kapan ibu merasakan "La lamo, dok. La Orientasi waktu tidak
gelisah?" berabad-abad" tepat
“Ibu kemarin-kemarin ada “Katek. Dak ado dapet
yang bisik-bisik nggak?” bisik-bisikan. Cuman aku
tuh galak mimpi. Nah dak
tau ye mimpi atau bukan.
Aku cak jalan-jalan nah itu
tuh cak asli nian eh taunyo
kebangun”
“Tidurnya gimana bu?” “Jarang aku nih tedok.
Tedok tuh men ngantuk
bae”
“kalau makannya bu? Mau “ Makan kok. Makan men
nggak” laper. Dikit tapi memang
la lamo aku dak makan”
“Baiklah ibu, tanya jawabnyo “katek”
lah selesai. bapak ado yang nak
ditanyoi dak?”
29 Februari 2020
Pemeriksa Pasien Interpretasi
(Psikopatologi)
“Selamat pagi Ibu M, “Pagi, dokter.” Ekspresi wajah sesuai
perkenalkan kami dokter muda Kontak mata adekuat
disini, apa kabarnya hari ini
Bu?” (Tersenyum)
“Ibu, kami boleh tanya-tanya “iya”
mengenai kondisi Ibu ya”
“Nama Ibu siapa?” “Saya, M”
“Kalo ini siapa ibu?” “teman aku satu sel dok” Orientasi orang cukup.
(menunjuk teman di
sampingnya)
“Sekarang ibu lagi dimana?” “aku nih lagi di rs Ernaldi Orientasi tempat cukup
Bahar”
“ibu ingat siapa yang “Saudara aku Tego itu
membawa ibu keisni” nah”
“ibu ingat mengapa pertama “Kato Tejo ini aku nih Discriminative insight
kali ibu dibawa kesini?” gilo. Padahal idak” buruk.
“makannya bagaimana bu?” “Masih cak itu lah. Dikit-
dikit bae”
“kalau tidurnya bagaimana “La lumayan nyenyak
pak”? dok”
“Baiklah bu, tanya jawabnyo “Katek, dok"
lah selesai. ibu ado yang nak
ditanyoi dak?”
3) PEMERIKSAAN
A. STATUS INTERNUS
1) Keadaan Umum
Sensorium : Compos Mentis
Frekuensi nadi : 127 x/menit
Tekanan darah : 134/105 mmHg
Suhu : 360 C
Frekuensi napas : 20 x/menit
B. STATUS NEUROLOGIKUS
1) Urat syaraf kepala (panca indera) : tidak ada kelainan
2) Gejala rangsang meningeal : tidak ada kelainan
3) Mata:
Gerakan : baik ke segala arah
Persepsi mata : baik, diplopia tidak ada, visus normal
Pupil : bentuk bulat, sentral, isokor, Ø
3mm/3mm
Refleks cahaya : +/+
Refleks kornea : +/+
Pemeriksaan oftalmoskopi : tidak dilakukan
4) Motorik
Fungsi Motorik Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Normal
Kekuatan
5/5
Tonus Eutonik Eutonik Eutonik Eutonik
Klonus - - - -
Refleks + + + +
fisiologis
Refleks - - - -
patologis
5) Sensibilitas : normal
6) Susunan syaraf vegetatif : tidak ada kelainan
7) Fungsi luhur : tidak ada kelainan
8) Kelainan khusus : tidak ada
C. STATUS PSIKIATRIKUS
KEADAAN UMUM
a. Sensorium : Compos Mentis terganggu
b. Perhatian : Atensi berkurang
c. Sikap : Tidak kooperatif
d. Inisiatif : Kurang
e. Tingkah laku motorik : Gelisah
f. Ekspresi fasial : Cenderung marah
g. Cara bicara : Lancar dan jelas
h. Kontak psikis : adekuat
i. Kontak fisik : adekuat
j. Kontak mata : adekuat
k. Kontak verbal : adekuat
b. Isi Pikiran
Waham : ada
Pola Sentral : tidak ada
Fobia : tidak ada
Konfabulasi : ada
Perasaan inferior : tidak ada
Kecurigaan : ada
Rasa permusuhan : ada
Perasaan berdosa : tidak ada
Hipokondria : tidak ada
Ide bunuh diri : tidak ada
Ide melukai diri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
Pemilikan pikiran
Obsesi : tidak ada
Aliensi : tidak ada
e. Kecemasan : ada
f. Dekorum
Kebersihan : Kurang
Cara berpakaian : Kurang
Sopan santun : Kurang
D. PEMERIKSAAN LAIN
a. Pemeriksaan radiologi/ CT scan : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan darah rutin : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan urin : tidak dilakukan
e. Pemeriksaan LCS : tidak dilakukan
kejar
Gangguan afektif
Tidak terpenuhi
Dorongan kehendak dan pembicaraan,
Aksis II
R 46.8 Diagnosis Aksis II Tertunda
Diagnosis pada aksis II belum dapat ditegakkan karena gejala pada
diagnosis aksis I masih menyamarkan (kemungkinan) gangguan kepribadian
yang dimiliki.
Aksis III
Tidak ada kelainan
Aksis IV
Masalah pendidikan, sosial dan ekonomi
Menurut saudaranya, suami pasien dipenjara lalu semenjak itu pasien menjadi
sering menangis. Rumah pasien juga terbakar jadi memiliki masalah ekonomi
Aksis V
Dilihat dari gejala yang menetap yang dimiliki pasien. Dengan demikian skala
GAF pada pasien ini adalah 40-31 .
6) DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Belum ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada kelainan
Aksis IV : Masalah sosial dan ekonomi
Aksis V : GAF scale saat ini 40-31
7) DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
F22. Gangguan Waham Menetap
F25 Gangguan Skizoafektif
8) TERAPI
a. Farmakologis
- Lodomer 1 amp IM
- Valdimex 1 amp IM
- Bisperidon 2 x 2 mg PO
- Merlopam 2 x 0,5 mg PO
b. Non- farmakologis
Suportif
- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya.
Kognitif
- Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara
berpikir yang tidak benar, mengatasi perasaan, dan sikapnya terhadap
masalah yang dihadapi.
- Membantu pasien dalam memperbaiki persepsinya yang sebelumnya
palsu atau tidak benar sehingga pasien lambat-laun memahami bahwa
apa yang didengarnya merupakan halusinasi dan tidak nyata dalam
kehidupannya sehingga dapat memperbaiki hubungan spasienialnya
dengan keluarga maupun masyarakat.
Keluarga
- Memberikan pengertian kepada keluarga tentang penyakit pasien
sehingga diharapkan keluarga dapat membantu dan mendukung
kesembuhan pasien.
Religius *belum*
- Pada kasus, pasien cenderung meimiliki karakter
9) PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
29 Februari S: atensi cukup, kontak mata (+) adekuat. Pasien ingin cepat
2020 pulang
O:
- Sens: Compos Mentis
- TD: 120/80 mmHg
- Nadi: 80 x/menit
- RR: 20 x/menit
- T: 36,4 C
- Status psikiatrikus: afek eutimik, halusinasi (+), waham
(-), emosi stabil, daya ingat baik, RTA terganggu
A: F20.0 Skizofrenia Paranoid
P: Risperidon PO (2 x 2 mg)
Lorazepam PO (1x0,5 mg)
BAB II
ANALISIS KASUS
DAFTAR PUSTAKA