Laporan
Laporan
Laporan
ELEKTRONIKA DAYA
MENGGUNAKAN PSIM
OLEH :
BAHARRUDIN : 2212171034
GILANG RACHMAN F : 2212192007
PROGRAM STUDI : S1 SEMESTER 5 (A)
WAKTU PENGUMPULAN : SENIN,30 DESEMBER 2019
Power Simulation atau yang lebih dikenal dengan PSIM. adalah salah satu software yang
berguna untuk mensimulasikan berbagai karakteristik elektronika dan system tenaga listrik
yang berjalan pada Operator System Windows dan semacamnya. Namun PSIM yang kami
berikan bersifat fortable atau dapat digunakan tanpa instalasi program pada PC anda. PSIM
adalah sebuah simulator yang digunakan untuk mensimulasikan sebuah rangkaian
elektronika arus lemah yang memungkinkan untuk mengetahui nilai-nilai yang dapat
diperoleh pada perhitungan secara teoritis dari rangkaian yang telah dibuat. Kegunaan PSIM
sesuai dengan pengertiannya yaitu digunakan untuk mensimulasikan suatu rangkaian
elektronika yang telah di buat, dengan memunculkan gelombang arus dan tegangan sesuai
kebutuhan.
Prosesnya cukup banyak mulai dari pemilihan komponen , wiring rangkaian yang telah
dirangkai, melakukan pemasukan nilai besaran komponen yang telah dibuat, melakukan
running dsb. Sisi proses ini akan lebih jelasnya akan dibahas pada cara menggunakan PSIM
ini sendiri .
A. Gambar Rangkaian
C. Analisis
Arus akan mengalir ke beban, dan jika saklar dibuka diperlukan jalur agar arus tetap dapat
lewat pada beban induktif. hal ini biasanya dilakukan dengan menambahkan diode Dm
seperti ditunjukkan pada gambar 1.1, dan diodenya dinamakan diode freewheel. Serta
rangkaian dapat dibagi menjadi dua mode. Mode 1 dimulai saat saklar ditutup pada t0, dan
mode 2 dimulai saat saklar dibuka. Rangkaian pengganti untuk kedua mode tersebut
didefinisikan sebagai arus sesaat untuk mode 1 dan mode 2. dan merupakan waktu selama
tiap-tiap mode berlangsung.
Bentuk gelombang tegangan menyerupai bentuk gelombang pada beban R, yaitu bentuk
gelombang arus dan tegangan outputnya sama tanpa ada pergeseran fasa, hal ini karena
terdapat diode freewheel yang dipasang pararel dengan RL.Diode ini berfungsi juga
menghilangkan negative sehingga nilai tegangan tidak kecil seperi beban RL saja.
2. 1 FASA GEL. PENUH DIODA BRIDGE BEBAN R
A. Gambar Rangkaian
Pada beban resistif dan induktif, sudut pemadaman dioda terjadi pada sudut konduksi 𝛽=𝝅
+ θ. Bentuk gelombang arus dan tegangan outputnya terjadi beda fasa sebesar θ ini
dikarenakan adanya induktor dalam rangkaian. Pada periode positif, inductor di charge. Saat
⍵T = 𝝅 arus di induktor masih tersisa, sehingga diode tetap menyala. Diode off setelah arus
Iout turun mencapai 0 pada ⍵T = 𝛽 = 𝝅 + θ.
Bentuk gelombang arus dan tegangan outputnya terjadi beda fasa sebesar σ. Ini dikarenakan
adanya induktor dalam rangkaian. Pada periode positif, inductor di charge. Saat ωt = 𝝅, arus
di induktor masih tersisa, sehingga diode tetap menyala.
3. 1 FASA GEL. PENUH TERKENDALI PENUH BEBAN R (ALFA=30)
A. Gambar Rangkaian
C. Analisis
Gambar 3.1 memperlihatkan daerah operasi dari konverter, dengan tegangan dan arus
keluaran memiliki polaritas tunggal. Gambar 3.2 memperlihatkan bentuk gelombang
tegangan masukan, tegangan keluaran, arus beban dan tegangan sepanjang thyristor
T
4. 1 FASA SEMI KONVERTER (SIMETRIS/ASIMETRIS) (ALFA=30)
A. Gambar Rangkaian
C. Analisis
Pada saat siklus fasa positif, SCR T1 dan T4 mendapat tegangan maju dan ketika SCR
tersebut diberi arus gate positif, maka kedua SCR tersebut akan konduksi, dan arus positif
akan mengalir dari sumber ke beban melalui kedua SCR tersebut. Ketika arus gate
dilepaskan, SCR tetap konduksi sampai arus yang melewatinya kurang dari I holding (sangat
mendekati 0). Kemudian saat siklus fasa negatif, SCR T2 dan T3 tersebut akan konduksi bila
dipicu oleh arus gate positif. Dua siklus ini terus berulang dan menghasilkan tegangan DC
yang dapat diatur melalui sudut penyalaannya
A. Gambar Rangkaian
Gambar 5.1 merupakan rangkaian converter setengah gelombang tiga fasa dengan beban
resistif dan bentuk gelombang hasil penyearahan. Terdapat proses pengaturan sudut picuan
(α), yaitu konduksi kontinyu ketika 0º≤ α ≤ 30º atau 0º ≤ α ≤ 𝝅/6. Proses pemicuan pada
SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada masing-masing fasa
Pada hasil percobaan, gelombang dan arus yang terlihat pada osiloscop bentuk puncak
gelombang kurang baik dan tinggi puncak tidak sama dikarenakan kemunkinan drop
tegangan sehingga tinggi puncak tidak sama.
6. 3 FASA SETENGAH GELOMBANG TERKENDALI BEBAN R
(KONDUKSI DISKONTINYU)
A. Gambar Rangkaian
Gambar 6.1 merupakan rangkaian converter setengah gelombang tiga fasa dengan beban
resistif dan bentuk gelombang hasil penyearahan. Terdapat proses pengaturan sudut picuan
(α), yaitu konduksi diskontinyu ketika 30 º ≤ α ≤ 150 º atau 𝝅/6 <= α <= 5𝝅/6. Proses
pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada masing-masing fasa.
Pada hasil percobaan, gelombang dan arus yang terlihat pada osiloscop hampir seragam
sejajar karena pada percobaan kali ini keluaran hasil nya sudah teratur sesuai dengan
keinginan sama karena tegangan yg di hasilkan pun udah stabil.
7. 3 FASA GEL. PENUH DIODA BEBAN R
A. Gambar Rangkaian
A. Gambar Rangkaian
Hal yang demikian dapat dijelaskan berdasarkan sifat TRIAC itu sendiri, yaitu
kondisi apa saja yang menyebabkan TRIAC on. Kondisi pertama adalah arus gate
tertentu harus mengalir. Kondisi kedua, arus yang melalui M1 menuju M2 haruslah
positif saja atau negatif saja Pada arus bolak-balik, tegangan akanmencapai positif
dalam setengah siklus, kemudian melalui 0V dan mencapai negatif pada setengah
siklus berikutnya (yang artinya berbalik)
9. 1 FASA UNIDIRECTIONAL (ALFA=60)
A. Gambar Rangkaian
C. Analisis
Gambar 9.1 merupakan rangkaian ac regulator unidirectional satu-fasa dengan beban resistif
dan bentuk gelombang hasil pengaturan. Proses pengaturan tegangan dapat dijelaskan melalui
Gambar 9.2, ketika setengah periode pertama, T1 dipicu sebesar α, maka T1 menjadi ON dari
α - 𝝅. Selanjutnya, saat setengah periode kedua, D1selalu ON dari 𝝅 – 2𝝅.
10. 1 FASA BIDIRECTIONAL (ALFA=60)
A. Gambar Rangkaian
C. Analisis
Gambar 10.1 merupakan rangkaian ac regulator bidirectional satu-fasa dengan beban resistif
dan bentuk gelombang hasil pengaturan. Komponen SCR T1 bekerja pada setengah perioda
pertama (0 sampai dengan 𝝅 ) dan komponen SCR T2 bekerja pada setengah perioda kedua
(𝝅 sampai dengan 2𝝅. Jika SCR T1 dan T2 masing-masing dipicu sebesar α.