Panduan Belajar Irwansyah

PENGGOLONGAN OBAT
Dapat digunakan untuk

Obat Bebas
swamedikasi.
Dapat digunakan untuk
swamedikasi, harus diberikan
Obat Bebas Terbatas
informasi lebih karena mengandung
obat keras.
Harus dengan resep
Obat Keras
dokter.
Khasiat yang dicantumkan
merupakan khasiat empiris di
Jamu masyarakat, belum sepenuhnya
terstandar, dan belum dilakukan uji
praklinik dan klinik.
Khasiat yang
dicantumkan sudah dibuktikan
dengan uji praklinik, sudah
Obat Herbal Terstandar
terstandar, dan sudah dilakukan uji
praklinik dan/atau uji klinik belum
lengkap.
Khasiat yang
dicantumkan sudah dibuktikan
dengan uji praklinik dan klinik,
Fitofarmaka
sudah terstandar, dan
sudah dilakukan uji klinik dengan
lengkap (fase 1, fase 2, dan fase 3).
Harus dengan resep
dokter dan
Narkotika mengakibatkan ketergantungan yang
kuat.Distribusinya dikendalikan
oleh pemerintah.
Harus dengan resep
Psikotropika Dokter dan kadang
mengakibatkan ketergantungan.
1 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

Obat keras yang dapat diserahkan
oleh apoteker dengan syarat dan
ketentuan yang berlaku menurut
Obat Wajib Apotek
undang-undang, dapat digunakan
untuk swamedikasi atau pengobatan
rutin.
FARMAKOLOGI GOLONGAN OBAT

Golongan Mekanisme kerja Contoh
Anastesi Amida Blokade reversibel pada kanal Lidokain, Bupivikain
Anastesi Ester natrium pada akson Benzokain, Prokain
Inhibisi hidrolisis asetilkolin
Antikolinesterase pada enzim Piridostigmin, Neostigmin
Kolinesterase
Memacu reseptor
Agonis Muskarinik Pilokarpin
Muskarinik
Memacu reseptor
Agonis Nikotinik Nikotin
Nikotinik
Menghambat reseptor
Antagonis muskarinik dan Atropin, Hiosin,
Muskarinik mengakibatkan efek Ipatropium
excitatory
Prazosin
Menghambat reseptor alfa
Terazosin
Alfa Bloker adrenergik, sehingga terjadi
Tamsulosin
dilatasi vena.
Doksazosin
- Beta-1 selektif:
Bisoprolol, Atenolol,
Menghambat reseptor beta Metoprolol
Beta Bloker
adrenergik. - Beta bloker non
selektif:
Propanolol
Meningkatkan kerja reseptor
Salbutamol
beta adrenergik 2, sehingga
Agons Beta-2 Formoterol,
terjadi relaksasi otot polos
Salmeterol
bronkus.

Menghambat perubahan Captopril
ACE Inhibitor angiotensin I menjadi Lisinopril,
angiotensin II Enalapril
Angiotensin Menghambat pada reseptor Valsartan, Losartan,
Receptor Blocker angiotensin Candesartan
- DHP : Amlodipin,
Calcium Channel Menghambat masuk kalsium Nifedipin
Blocker pada sel otot jantung - Non DHP : Diltiazem,
Verapamil
Menghambat reabsorbsi
natrium di tubulus distal,
Diuretik Thiazid sehingga meningkatkan Hidroklortiazid
eksresi air, natrium, dan ion
hidrogen.
Menghambat reabsorbsi
natrium dan klorida di
tubulus proksimal, tubulus
distal, dan lengkung
Diuretik Sulfon Furosemid
Henle, sehingga
meningkatkan eksresi air,
natrium, klorida,
magnesium, dan kalsium.
Mengikat reseptor aldosteron
di tubulus distal, sehingga
Antagonis meningkatkan sekresi natrium
Spironolakton
Aldosteron dan klorida dan menahan
kalium dan ion hidrogen.
Kortikosteroid Modulasi metabolisme Metilprednisolon,

lipid, karbohidrat, dan Hidrokortison
protein serta
mempertahankan
keseimbangan cairan.
Mengontrol sintesis protein,
menekan migrasi PMN

dan fibroblas,
mengubah kapilaritas
membran, dan menstabilkan
lisosom.
Menurunkan produksi
glukosa hepatik,
menurunkan absorbsi
Biguanida Metformin
glukosa di saluran cerna, dan
meningkatkan
sensitivitas reseptor insulin.
Meningkatkan sekresi
Glibenklamide
Sulfonilurea insulin, Menurunkan
Glimepiride
produksi glukosa hepatik,
Menghambat enzim
Simvastatin
HMG-CoA pengubah substrat
Atorvastatin,
Reductase Inhibitor kolesterol (HMG-CoA
Rosuvastatin
Reductase)
Menghambat lipolisis perifer Gemfibrozil
Asam Fibrat dan menurunkan pengambilan Fenofibrate
asam lemak bebas oleh hati Cipofibrate
Resin Asam Mengikat asam empedu pada Kolestipol, Koleselvam,
Empedu saluran cerna. Kolestiramin
Mengikat kristal
hidroksiapatit pada tulang
dan menghambat osteoklast
Asam Alendronat
Bifosfonat serta menghambat
Asam Risendronat
pelepasan
mineral dan kolagen dari
tulang.
Menghambat pompa proton Omeprazole
Proton Pump Inhibitor dalam sekresi ion hydrogen Pantoprazole
pada lambung Lansoprazole
Menghambat reseptor H-2
pada sel pariental lambung, Famotidin
H-2 Receptor Antagonis
sehingga menghambat Ranitidine
sekresi asam lambung

Generasi lama
Klorfeniramin Maleat
Menghambat reseptor H-1,
Generasi Baru
H-1 Receptor Antagonis sehingga tidak terjadi
Loratadin
aktivitas oleh histamine
Cetririzin
Fexofenadine
Antibiotikan Penisilin Amoxicillin , Ampicilin
Menghambat sintesis dinding
Generasi 1 : Cefadroksil
Antibiotika Sefalosporin bakteri (golongan brta lactam)
Generasi 2 : Cefuroksim
Generasi 3 : Ceftriakson,
Cofotaksim, Ceftazidim
Menghambat sintesis protein
dengan mengikat subunit
Tetrasklin, Oksitetrasiklin,
Antibiotika Tetrasiklin ribosom 30S dan 50S dan
Doksisiklin
mengikat logam untuk
metabolisme bakteri.
Menghambat DNA gyrase,
Antibiotika Quinolon Ciprofloksasin
sehingga merusak struktur
Levofloksasin
double belix DNA
Menghambat sintesis protein Azitromisin

Antibiotika Makrolida
dengan mengikat subunit Claritromisin
ribosom 30S dan 50S Eritromisin
Menghambat sintesis protein
Kloramfenikol
Antibiotika Fenikol dengan mengikat subunit
Tiamfenikol
ribosom 50S
OBAT YANG HARUS DIGUNAKAN SECARA HATI-HATI

SELAMA LAKTASI
NAMA OBAT KETERANGAN
ALPRAZOLAM Hindari selama masa menyusui
Tidak dianjurkan karena iodium yang terkandung pada tiap dosis dan
AMIODARON kemungkinan akumulasinya pada bayi, kemungkinan terjadi
hipotiroidisme
AMITRIPILINE Rasio susu : plasma = 1,0 digunakan dengan perhatian
AMOXAPINE Netabolit aktif dalam susu. Digunakan dengan perhatian
AMPHETAMINE Hindari. Awasi terjadinya iritasi pola tidur yang buruk
ASPIRIN Gunakan dengan hati-hati, dapat mempenhgaruhi fungsi trombosit.

Terjadinya peningkatan resiko artritis rheumatoid pada penggunaan
dosis tinggi 3-5 hari. Dapat terjadi asidosis metabolic
Gunakan dengan hati-hati. Awas adanya tanda-tanda hambatan pada
ATENOLOL
reseptor beta seperti bradikardi
BISMUT Gunakan dengan hati-hati karena berpotensi terjadinya efek
SUBSALISILAT merugikan dari salisilat
Gunakan dengan hati-hati. Dapat menimbulkan bradikardi dan
BISOPROLOL
hipotensi pada bayi
CALCITONIN Dapat menghambat sekresi susu
Hentikan pemakaian selama masa menyusui. Beresiko terjadinya
CHLORAMPHENICO
toksisitas sumsung tulang. Tunggu 24 jam setelah dosis terahir
L
sebelum menyusui
Efek tidak diketahui. Berikan secara hati-hati. Awas tanda hilangnya
CHLORPROMAZINE
iritabilitas. Pada dewasa dapat terjadi galak torea
Gunakan dengan hati-hati, dapat menekan keasaman lambung pada
CIMETIDIN
bayi, menghambat metabolism obat, dan menyebabkan stimulasi ssp
CIPROFLOXACINE Hindari. Tuggu 48 jam setelah dosis terahir sebelum menyusui
Hemtikan selama masa menyusui, resiko terjadi pendarahan
CLINDAMYCIN gastrointestinal. Tunggu 24 jam setelah dosis terahir sebelum
menyusui
CLOXACILIN Umunya tidak mempengaruhi pemberian asi, awas terjadi diare
Dapat menekan system kekebalan. Tidak diketahui efek terhadap
CYCLOSPORINE
pertumbuhan atau berhubungan dengan karsinogenesis
Umunya tidak mempengaruhi pemberian asi, awasi terjadinya diare
DIGOKSIN
dan perubahan denyut jantung
Hindari, dapat terjadi kolik, iritabilitas, gangguan tidur dan kenaikan
FLUOXETIN
berat badan
HOLOPERIDOL Digunakan dengan perhatian, efek terhadap bayi belum diketahui
IMIPRAMIN Digunakan dengan perhatian, efek terhadap bayi belum diketahui
Dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak adekuat dan
KONTRASEPSI
pembesaran payudarah bayi, dapat menurunkan produksi susu,
ORAL
gunakan hati-hati awas kenaikan berat bayi
Hentikan selama masa menyusui, hindari pemberian asi 12-24 jam
METRONIDAZOLE
setelah pemberian obat
MIDAZOLAM Efek penggunaan pada bayi menjadi perhatian
PENTOKSIFILIN Hati-hati, diekresikan kedalam susu
Gunakan dengan hati-hati, awas terjadinya masalah mengisap,
PHENOBARBNITAL
hilangnya iritabilitas, erupsi kulit dan efek withdrawal
PROCAINAMIDE Hindari, diekresikan dan terakumulasi dalam asi
Efek penggunaan pada bayi menjadi perhatian, terkonsentrasi dalam
SERTRALIN
asi
Hindari, kadar dalam susu 3-4 kali kadar serum maternal, dapat
SOTALOL
menyebabkan bradikardi dan hipotensi
SULFA- Hindari pada bayi sakit, stres, premature dan dengan
METOXAZOLE hyperbilirubinemia atau defisiensi G6PD
OBAT YANG MERUPAKAN KONTRA INDIKASI SELAMA

LAKTASI

NAMA KETERANGAN
AMANTADINE KI menyebabkan pelepasan levodopa pada ssp
BROMOCRIPTIN KI dapat menekan sekresi susu
CLONIDINE KI diekresikan kedalam asi
CYCLOPHOSPAMIDE KI dapat menekan system imun
DEKSTROAMPHETAMI
KI dapat meneybabkan stimulasi bayi
N
KI dapat menyebabkan hilangnya iritabilitas bayi, dapat
DIAZEPAM
terakumulasi pada bayi
KI menyebabkan muntah, diare dan kejang, dapat
ERGOTAMIN
menghambat sekresi susu
KI resiko terjadinya kangkaer tiroid
LODINE-125
Radioaktivitas berada di asi selama 12-14 hari
LODINE-131 KI radioaktivas berada dalam asi selam 2-14 hari
ISOTRETINOIN KI
LEVODOPA KI memiliki efek menghambat pelepasan prolactin
KI selama masa menyusui, kadar dalam susu sekitar 40% dari
LITHIUM konsentrasi serum maternal, awasi terjadinya bsianosis,
hipotonia, bradikardi dan toksisitas lithium lainnya
KI dapat menekan system kekebalan, tidak diketahui efek
METOTHREXATE terhadap pertumbuhan atau berhubungan dengan
karsinogenesis
MISOPROSTOL KI dapat menyebabkan diare yang bermakna pada bayi
OBAT UMUM YANG TIDAK MEMPENGARUHI ASI
CEFOTAXIM ACETAMINOPHEN HEPARIN PREDNISONE

CHLOROQUIN ACYCLIVIR IBUPROFEN PYRIDOXIN
CHLORPHENIRAMINE ALBUTEROL INSULIN RANITIDIN
CODEIN ALLOPURINOL ISONIAZID RESERPINE
CIPROHEPTADINE AMIKASIN KENAMYCIN RIBOFLAVI
DIGOXIN AMINOGLIKOSIDA LABETOLOL SUCRALFAE
DIPHENHIDRAMIN AMINIPHYLINE LEVOTIROXIN SUMATRIPTAN
DOXYCYCLIN AMOXICILIN LIDOCAIN TERBUTALIN
ENOXAPARINE AMPICILINE LOPERAMIDE TEOPHILIN
EPHEDRINE ASAM FOLAT LORATDINE THIAMIN
ERYTROMYCIN ASAM VALPROAT MgSO4 TIMILOL
ETHAMBUTOL CAPTOPRIL METHILDOPA TOBRAMYCIN
FAMOTIDIN CEFTAZIDIME METOCLOPRAMID TOLBUTAMIDE
FENITOIN CEFTRIAXON METOPROLOL TRIMETROPIM
FLOCONAZOLE CEFUROXIM NIFEDIPIN VITAMIN B12
FUROSEMIDE CEPHADROXIL NYSTATIN VITAMIN D
GENTAMICIN CEFOPERAZONE PENICILIN WARFARIN

BUMIL
TERATOGENESIS
Disgenesis organ janin baik secara struktual maupun fungsi teratogenesis bermanifestasi
sebagai gangguan pertumbuhan, kematian janin, pertumbuhan karsiogenesis dan malformasi
NAMA OBAT TERATOGENIK

AMINOPTERIN Malfomasi system saraf pusat dan anggota gerak
METOTHREKSAT
ACEi INHIBITOR Gagal ginjal berkepanjangan pada bayi, penurunan
asifikasi tempurung kepala, disgenesis Tubulus
renalis
OBAT-OBAT ANTIKOLINERGIK Leus meconium neonates gondok pada janin dan
OBAT-OBAT ANTITIROID bayi Hipotiroidisme dan aplasia kutis (metimazol)
PTU & METILMAZOLE
CARBAMAZEPINE Defek Nevrate Tube
CYCLOPHOSPAMIDE Malformasi system saraf pusat
DANAZOLE & OBAT Maskulinisasi pada janin perempuan
ANDROGENIK LAINNYA
DIETILSTILBESTROL Ca Vagina dan Defek system urogenital pada janin
OBAT HIPOGLIKEMIA Hipoglikemia Neonatul
LITHIUM Defek kardiovaskuler anomaly ebstein
MISOPROSTOL Moebius seguence (Paralisis Nervus Kranial 6 & 7 )
OBAT ANTI INFLAMASI Kontriksi ductus arteriosus, enterokolisis
NONSTEROID (OAINS) netrotikans, defek wajah & sistem saraf pusat fatal
PARA METADION PHENITOIN Hidantoin syndrome
OBAT-OBAT PSIKOAKTIF Ganguan pertumbuhan dan difisit SSP neonates,
BARBITURAT, OPIOID Withdrawal syndrome juka obat diminum pada ahir
BENZODIAZEPINE periode kehamilan
RETINOID SISTEM Defek SSP, kardiovaskular & kraniofasial
ISOTRETINOIR & ATRETINAT
TETRACIKLIN Anomali pada gigi dan tulang
TALIDOMIN Fokomelia dan defek organ internal
TRIMETADION Defek pada wajah dan SSP
ASAM VALPROAT Defek neural tube
WARVARIN Defek skeletal & SSP, dandy-walker syndrome
CONTOH OBAT DAN EFEK SAMPING KHAS
ALPRAZOLAM Sedasi
KAPTOPRIL Batuk

PIRAZINAMID Nyeri Tulang, Hepatotoksik
TEOFILIN, SALBUTAMOL Jantung Berdebar
INH Kesemutan, Hepatotoksik
DEXAMETASON Moon Face
RIFAMPISIN Mengubah Warna Urin Menjadi Merah,

Induksi Sitokrom
STREPTOMISIN Ototoksis, Nefrotoksis
ASETOSAL Perdarahan, Iritasi Saluran Cerna,

Tinnitus
HIDROKLORTIAZID Hipokalemia, Kenaikan Asam Urat
KORTIKOSTEROID INHALASI Candidasis
KORTIKOSTEROID ORAL (E.G MP) Iritasi Saluran Cerna, Moon Face Karena
Retensi Na Dan Air, Keropos Tulang
ETAMBUTOL Buta Warna, Kebutaan
FENITOIN Gingival Hyperplasia, Induser Sitokrom
KARBAMAZEPIN Hepatotoksik Dari Metabolitnya, Induser

Sitokrom
ORLISTAT Feses Berlemak
ANTIBIOTIKA KUINOLON Menghambat Pertumbuhan Anak
ANTIBIOTIKA TETRASIKLIN Kolorasi Gigi Menjadi Kuning / Kecoklatan
ANTIBIOTIKA AMINOGLIKOSIDA Nefrotoksis
BIFOSFONAT Iritasi Saluran Cerna
SEMUA OAT Mual Dan Muntah
KODEIN Konstipasi
METFORMIN Mual, Kembung
Mengubah Warna Urin Menjadi

METRONIDAZOLE
Kecokelatan

AMLODIPIN Edema Dan Edema Paru
BISMUTH Tinja Hitam
ANTASIDA DAN PPI Flatulance, Konstipasi
RANITIDIN Sakit Kepala
METOKLOPRAMID Ekstrapiramidal
CIMETIDIN Ginekomastia
PROPYPHYHENAZONE Jantung Berdebar
BISOPROLOL Mual, Muntah
SIMVASTATIN Nyeri Otot
KERACUNAN DAN TATA LAKSANA KERACUNAN
SUBSTRAT RACUN ANTIDOTUM

PARACETAMOL Asetilsistein
LOGAM BERAT (ARSEN, HG, CU) BAL ( dimecaprol)
LOGAM BERAT PB EDTA
FERRUM / ZAT BESI Deferoksamin
OPIOID, DEKSTROMTHORPHAN, Nalokson
HEROIN
ANTIKOLINESTERASE
(INSEKSTISIDA/RACUN Atropin, pralidoksim
SERANGGA)
SIANIDA (SINGKONG) Nitrat, nitrit, natrium tiosulfat
METANOL, ETILEN GLIKOL Alkohol (etanol)
BETA BLOKER(PROPANOLOL, Adrenalin, isoprenalin
ATENOLOL)
BENZODIAZEPIN / ALPRAZOLAM Flumazenil
TCA Diazepam
KUMARIN, WARFARIN Vitamin k
DIGOKSIN Fenitoin, MgSO4
HEPARIN Protamin

INH Piridoksin
NITRIT Metilen blue
KARBONMONOKSIDA Oksigen
ORGANOFOSFAT Antimuskarinik : atropin, skopolamin
PROPANOLOL / INSULIN Glukagon
SUSU Arang Aktif
ETANOL / ALKOHOLIK Benzodiazepin
SIANIDA Eso - Mengkheat sianida
ASAM JENGKOLAT Ntrium Bikarbonat
 Obat Indikasi Awal Indikasi OFF-Label

Amitripilin Antidepresan Analgesik Neurpatik
Domperidon Antimua-Muntah Pelancar Asi
Ketotifen Antialergi Meningkatkan Napsu Makan
Levimasol Antikonvulsan Imunomodulator
Metformin Antidiabetes Memperbaiaki Siklus Haid
Misoprostol Anti Ulkus Peptik Induksi Persalinan
Sildenafil Difungsi Ereksi Peningkat Gairah Seksual
Siproheptadin Antialergi Meningkatkan Napsu Makan
Sindrom Reye – ASETOSAL
 Dow Sindrom (gen)-Kembar sedunia
 DMP memiliki nilai PKA 9,7 letak Absorpsi – Usus 12 Jari
ANALGETIK – Nyeri
PUSAT PERIFER
OPIOIT / NARKOTIK AINS AIS
MORPHIN CODEIN NSAID’s KORTIKOSTERIOD
FENTANIL OKSIKODON ASMEF DEXA
PETIDIN TRAMADOL IBUPROFEN PREDNISON
(Semi Opioid) PIROKSICAM BUDESONID
ANTALGIN FLUTIKASIN
DIKLOFENAK
CELECOXIB
1-3 MILD – AINS, PCT

4-6 MODERITE – CODEIN, TRAMADOL, KETOROLAK

7-10 OPIOID, MORPHIN, FENTANIL, PETIDIN, NARKOTIK, CODEIN, OKSIKODIN
MEMBRAN PHOSPOLIPID KORTIKOSTIROID

PHOSPOLIPASE A 2
ASAM ARAKIDONAT PG PCT
COX 3
LIPOKSIGENASE CYCLOKSIGENASE
LEUKOTRIEN CoX 1 CoX 2

(paru-paru)
PgE2 TXAq PgI2 Pg
AINS
 NON SELEKTIF (CoX 1, CoX 2) – ASMEF, ASPIRIN, IBUPROFEN,
PIROKSIKAM, ANTALGIN, INDOMETASIN
 SELEKTIF – CoX 2 - CELECOXIB, ERITCOXIB, PARECOXIB
 SEMI SELEKTIF – NAPROKSEN, DIKLOFENAK, MELOXICAM, KETOPROFEN
75% COX2 - 25% COX 1
SIFAT MEDIATOR
 LT (LEUKOTRIN) – FASOKONTRIKSI, BRONKOKONTRIKSI
 PgE2 (PROTAGLANDIN ESENSIAL) ↑ Mukus Lambung, ↑ Kontraksi Uterus
 TXA4 (TROMBOKSAN) – VASO KONTRIKSI, ↑ AGREGASI (gum palan darah)
 PgI2 PROSTASIKLIN – VASODILATASI ↓ AGREGASI
 Pg PROSTAGLANDIN – MEDIATOR INFLAMASI, VASODILATASI
NONSELEKTIF ESO GASTRITIS (iritasi lambung) diminum sesusah makan
INFLAMASI + MAAG INFLAMASI + KV INFLAMASI + MAAG + KV

SELEKTIF NON SELEKTIF NON SELEKTIF
GCS- tingkat kesadara

opioid murni (METAMPIRON, FENTANIL, KODEIN)

 SELEKTIF – COX 2
 ESO – AINS
ASPIRIN – SINDROME REYE (WARNING ANAK < 12 TAHUN)
ANTALGIN – LEUKOPENIA (WARNING ANAK < 12 TAHUN)
LEUKUSITOSIS
PCT ANTIPIRETIK – NEKROSIS HATI
ASMEF – TROMBOSITOPENIA ( WARNING ANAK < 14 TAHUN)
INDOMETASIN – KI BUMIL - PENUNDAAN KEHAMILAN
 ASPIRIN 80-250mg – ANTIPLATELET

ASPIRIN > 400mg – ANTIINFLAMASI
 MIGRAIN : ERGOTAMIN
 PREGABALIN, GABAPENTIN – Anti Nyeri
 Nyeri Neuropati - PREGABALIN
 Golongan obat NSAID dikontraindikasikan terhadap pasien asma karena dapat
memperparah keadaan asma.
 Sakit gigi anti nyeri + bengkak, riwayat tukak peptik – METAMPIRON (tidak
menyebabkan nyeri lambung)
Nyeri Tulang + Riwayat Gastritis Erosive – IBU PROFEN
 BUMIL – PCT, ANALGETI- ANTIPIRETIK Aman trimester berapapun

IBUPROFEN, DIKLOFENAK Pilihan utama Untuk AINS
 PCT – ANTIINFLAMASI
 IBUPROFEN , DIKLOFENAK (smester terahir tidak disarankan)
 PCT – IBUPROFEN – Hingga 28 Minggu
 MIGRAIN BUMIL ANTIEMETIK – METOKLORPRAMIDE
 ANALGETIK – PCT, KODEIN, IBUPROFEN, DIKLOFENAK com
NAPROXEN+ASPIRIN
 PROFILAKSIS- MIGRAIN BUMIL – METOPROLOL, PROPANOLOL
KI – INDOMETASIN, ANTIKONVULSAN
COX 2
SISTEM PENCERNAAN

GASTRITIS
 Peradangan pada mukosa lambung
 Jika terdapat bakteri H Pylori, menyababkan ulcer – Ulcer peptikum – 14 hari
 Endotoksin – Melena , Hb
Endotoksin
 PPI – OMEPRAZOLE, PANTOPRAZOLE, LANZOPRAZOLE
 PPI-Penghambat Asam Lmabung Menghambat Kerja Enzim
 H 2 RECEPTOR ANTAGONIS – FAMOTIDIN, RANITIDIN
 ANALOG PROSTAGLANDIN – MISOPROSTOL
 SUKRALFAT – AI (OH)3
 ANTASIDA – Mg (OH)2 – DIARE
AI ( OH)3 - KONSTIPASI
 BSS – BISMUTH SUB SALISILAT
 SIMETICON / CARBAMAXELON
 Riwayat ulkus peptikum Kronik + tension Headanche – VERAPAMIL
 Dipepsia – Sensasi Terbakar, Kembung, Begah, Mual - PPI
MUAL MUNTAH – Neusea Vaming Hing

RETROPERISTATIK
 MOTION SIKNES (mabuk perjalanan) – DIMENHIDRINAT (antimo) (AH1
Generasi pertama)
 MORNING SICKNIS – VIT B6, METOKLOPERAMID
 CHEMOTERAPI – ONDANSETRON, DEXAMETASON (Dose dependend)
 PREGNANCI (kehamilan) – VIT B6, ONDANSETRON, METOKLOPERAMID,
DOXYLAMIN
 KONDISI KHUSUS – MAAG, GASTROPERESIS- METOKLOPERAMID
 ANAK – VIT B6, DOMPERIDON
 Shedow (penyakit lain Migrain): ALPRAZOLAM

 Food & Dringk : DOMPERIDON
 SISTEM PENCERNAAN TUKAK LAMBUNG : SUKRALFAT
 DOMPERIDON, ONDANSETRON 15-30 menit Sebelum makan
 Mual Muntah Parah – ONDANSETRON
 Tidak parah – Vit B6
 Anak mual muntah – DOMPERIDON (Vometa)
 Paska Operasi Tambahan antimual – METHYLPREDNISOLON

 Kemoterapi DOXORUBICIN Eso mual, muntah, antiemetik – PALONOSETRON
 Aanak mual muntah + kejang +infeksi maningococal meningitis + Terapi Amikasin ↑
serum kreatinin – AMOXICILIN + CLAVULANAT
 Mual muntah, pusing, riwayat GASTROINTESTINAL + VERTIGO -
METOCHLORPRAMID
DIARE
Berlender dan berdarah → infeksi : Antibiotik, Antimikroba
 Anak : ORALIT & ZINK (10 hari), KAOLIN PECTIN
 TERAPI ZINK < 6 bln 10mg > 6 bln 20 mg (10-14 Hari)
 Pada Dewasa : Oralit, Agonis Opioid, Anti Kolinergik
Manual oralit garam 1 sendok, Gula 4 sendok (200cc air)
LOPERAMID 2 tab Awal 1, 2 tab bab, max 8 tab
LOPERAMID diminum sesudah makan
Adsorben : Entrostop →2 tab awal 2 tab selanjutnya
Atapulgit, Norit
Astrigen : Tanin (jambu biji)
FARMAKOLOGI – TEH HIJAU
Aman buat ibu hamil LOPERAMID
METRONIDAZOLE eso keram perut
HYOSIN Meredakan Keram Perut & Kejang
 Protosoit / Protosoa – METRONIDAZOLE
 Diare karena obat – LOPERAMIDE
 Vibrio Cholera – TETRASIKLIN, DOKSISIKLIN
 Salmonella Sp - CIPROFLOXACIN, CEFTRIAXONE 5-7 hari
 Etamoeba histolitika – METRONIDAZOLE, TINIDAZOLE 5-10 hari
 Clostridium dificile – METRONIDAZOLE
 E-Coli – CIPROFLOXACIN 1-3 hari
BUMIL – ANAK
PENICILIN – AMOXICILIN, AMPICILIN
SEFALOSPORIN – CEFADROXIL1, CEFUROKSIM 2, CEFTRIAKSON2,
CEFOTAKSIM3, CEFTAZIDIN3
MAKROLIDA – AZITROMISIN, CLARITROMISIN, ERITROMISIN

 Anak Campylobacteri jeuji ERITROMICIN
 Anak Vibrio Cholera ERITROMICIN
 Anak Shigela AZITHROMISIN, COTRIMOXAZOLE
 Anak E-Coli AZITHROMISIN, CEFTRIAXONE
 Anak Clostridium Dificile METRONIDAZOLE
 Anak Histolitica METRONIDAZOLE
 Campylobacteri sp AZITHROMISIN 1-3 hari
 Diare Traveler CIPROFLOXACIN 1-3 hari
 Shigela Sp CIPROFLOXACIN, COTRIMOXAZOLE 3-7 hari
 Yersina Sp CIPROFLOXACIN, DOXYCICLINE 3 hari
 Trikomonas vaginalis METRONIDAZOLE 7 hari
 Selulitis CO-AMOXICLAV, CEPHALEXIN alergi
CLINDAMICIN - Streplococus, staphylococcus 5-7 hari
 Candida Albicans FLUCONAZOLE, INTRACONAZOLE
 Candida Vaginitis FLUCONAZOLE, MICONAZOLE
 Candidiasis Orofaring CLOTRIMAZOLE, NISTATIN 5-10 hari
Kambuhan FLUCONAZOLE
 SUFASALAZIN – Meredakan radang usus, nyeri perut, demam, diare

 Prebiotik (bakteri) makanan untuk bakteri baik
 Ibu hamil : AMOXICILIN, SEFALOSPORIN
ESO
 KLORAMFENICOL : Grey Syndrome pada Neonatus, Anemia Aplasia
 CIPROFLOKSASIN : Tendon rupture, peripheral Neuropati
 KOTRIMOKSAZOLE : Malformasi kongenital, abnormalitas kardovaskuler pada janin
 Bakteri Toksoplasma Gondi SULFASALAZIN, PRIMENTAMIN
BUMIL - SPIRAMICIN
 INFEKSI PARASIT, SCABIES, KUTU KEPALA, KUTU KUBIS : PERMENTRI
ICU Penurunan Kesadaran, positif Candida Albicans – iv FLUCONAZOLE 200mg/ hari
HELICOBACTER PYLORI & ULCER PEPTIKUM

H-pylori diaknosa (endoskopi, UDT) - (Meningkatkan pengosongan lambung)
ERITROMICIN, DOMPERIDON, METOKLOPRAMID Anak - AMOXICILIN
First line
AMOXICILIN + CLARITROMICIN + PANTOPRAZOLE
Alergi penicillin
CLARITROMICIN + METRONIDAZOLE + PANTOPRAZOLE
KAMBUHAN
TETRACYCLIN + METRONIDAZOLE + BISMUT SALISILAT + PANTOPRASOL
Terapi 10-14 hari
 Gol PPI tidak boleh dikunyah agar tercapai diusus

Anti nyeri & bengkak + riwayat tukak peptic – METAMPIRON (antalgin) tidak
menytebabkan nyeri lambung
GERD - Gastroesophageal Refluks Disease

KONDISI GEJALA TATLAKSANA
Asam lambung Rasa panas 1. Pengontrolan Asam Lambung
Naik ke didada, 1st Atasida, non farmakologi (hindari makanan asam & pedas),
Esophagus & muntah dan H2 Bloker dosis rendah RANITIDIN
memnyababkan susah 2nd H2 Bloker/PPI
iritasi menelan 3rd Pembedahan/Surgery
2. Pengosongan Lambung
Gunakan Metoklopramid
3. Perlindungan Mukosa
Gunakan Sukralfat
Keterangan
Jika dalam rentang waktu 2 minggu gejala tidak berkurang segera kedokter
Pilihan Terapi Kondisi Pediatri
Antasida (suspensi), Ranitidin, Sukralfat
Pilihan Terahir Kondisi Hamil & Menyusui
Antasida, Ranitidin (perhatikan untuk ibu menyusui), Sukralfat
 Stres, skripsi – Penghambat Reseptor H2
 LANZOPRAZOLE dahulu & ANTASIDA 2 jam setelah makan
 GAS, nyeri perut – ANTASIDA
 IBD (Inflamatori bowel Desease) penyakit Inflamasi usus – SULFASALAZIN

 Spasmodik di berikan jika terjadi kejang perut hebat.
 Gastritis Erosive KI ASPIRIN
 ANTASIDA + Obat lain – antasida diberi jeda 2 jam
 KETIKONAZOLE + RANITIDIN (ranitidine menghambat Enzim CYP450)
KONSTIPASI/ sembelit
Pengobatan : Laksatif stimula BISOKODIL (SUPPO & ORAL), RHEI RADIX
Laksatif osmotic MgSO4, SORBITOL, MANITOL, LAKTULOSA
Laksatif bulking agen AGAR, METILSELULOSA
Laksatif emolien DOKUSAT, VEGETA, PARAFIN
Laksatif minyak alam CASTROL OIL
Herbal Daun Seno
OKSKARBAMAZEPIN + obat Kontrasepsi meningkatkan ekresi
ASMA
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru
INTERMITE Bulanan APE ≥ 80%
N Gejala < 1x/minggu tanpa gejala VEP, ≥ 80% prediksi APE ≥
≤ 2x sebulan
Kambuh kena diluar serangan 80% nilai terbaik
udara dingin Serangan singkat VARIABILITI APE <20%
Mingguan APE > 80%
Gejala >1x/minggu tetapi VEP, ≥ 80% nilai prediksi
PERSISTEN
<1x/hari > 2x sebulan APE ≥ 80% nilai terbaik
RINGAN
Serangan dapat menggu aktivitas VARIABILITI APE 20-30%
dan tidur
Harian APE 60-80%
PERSISTEN Gejala setiap hari. Serangan VEP, 60-80% nilai prediksi
> 2x sebulan
SEDANG menggangu aktivitas dan tidur. APE 60-80% nilai terbaik
Bronkodilator setiap hari VARIABILITI APE >30%
PERSISTEN Kontinyu Sering APE ≤ 60%
BERAT Gejala terus menerus VEP, ≤ 60% nilai prediksi
Sering kambuh APE ≤ 60% nilai terbaik

Ktivittas fisik terbatas VARIABILITI APE >30%
Inhalasi tidak bisa digunakan disuhu dingin
Ringan > 80 Sedang 60-80 Berat <60
HIPOKSIA – KEKURANGAN OKSIGEN - KESULITAN BERNAPAS
BUDESONIDE – Trimester 1,2
SALBUTAMOL – Trimester 3
 TEOFILIN – Hindari obat Induser/Inhibitor Enzim
 SABA – SHORT ACTING BETA 2 AGONIS

SALBUTAMOL, ALBUTEROL – Digunakan Bila Merasa Sesak
 LABA – LONG ACTING BETA 2 AGONIS
SALMETEROL, FORMOTEROL – Digunakan Rutin
 ADRENERGIK
ALBUTEROR, FORMOTEROL
 KORTIKOSTEROID INHALASI
BUDESONIDE – ASMA Jangka Panjang
 BRONKODILATASI – BRONKODILATOR
Agonis beta 2 agonis
 SABA : SALBUTAMOL, ALBUTEROL, TERBUTALIN
 LABA : SALMETEROL, FORMOTEROL
 XANTIN : TEOFILIN, AMINOFILIN
 ANTIKOLINERGIK : IPATROPIUM, TIOTROPIUM
 MAINTANANCE- MENJAGA
ANTIINFLAMASI
 KORTIKOSTEROID : DEXA, FLUTIKASON, BUDESONIDE
 INHIBITOR LIPOKSIGENASE – ZILEUTON
 ANTAGONIS LEUKOTRIN – MONTELUKAST, ZAFIRLUKAST
 SEL MAST STABILIZER – KROMOLIN, NEDOKROMIL, NATRIUM
KROMOGLIKAT
 IGE - OMALIZUMAB
 Asma + Kontriksi uterus – SALBUTAMOL
 Anak asma kambuh - INHELER BETA 2 agonis jangka pendek
 Untuk kontroler anak-anak tingkat efektifitas LTRA < low dose ICS, LRA/ICS/LABA

, PRANLUKASR, (ZILEUTON, AMINOPHILIN/Gol XANTIN meningkatkan SGOT,
SGPT)
 MONTELUKAS MK- Menghambat aktifitas Leukotrien
 IBUPROFEN KI Asma
 Riwayat hipertensi + Asma Ki PROPANOLOL
 IBUPROFEN menyebabkan Asma
 Asma disertai alergi – KROMOLIN
 Asma tanpa alergi BUDESONID
 Asma + Rhinitis Alergi – ZAFIRLUKAS diberikan 1/2 jam sebelum makan
 BISOPROLOL, PROPANOLOL KI – Asma & jantung berdebar
 Asma VEP 60% dibawa ke rs – ALBUTEROL NEBUL
 Asma Kambuh 2x seminggu <1x – BUDESONIDE INHALASI
 DM 2 + asma kronik – SALMETEROL
 Asma kronik + Hipertensi KI – SALMETEROL
 Beta bloker Selektif Beta 1 – METOPROLOL, BISOPROLOL, BETAXOLOL,
ACEBUTOLOL – AMAN pasien PPOK, ASMA, DM, PERIPHERAL, VASKULAR
DESIASE
PPOK (penyakit paru obstruktif kronik), CPOD
BRONKODILATOR KORTIKOSTEROID
 INFEKSI BAKTERI – PSEUDOMANAS AEROGINOSA – AB MAKROLIDA –

AZITROMISIN, KLARITROMISIN, ERITROMICIN
 Kemoterapi METROTREXAT + Terapi tambahan supporting – ASAM FOLAT
 PPOK + perokok + sesak napas – IPATROPIUM BROMIDE
 IPATROPIUM – Takikardi, Mulut Kering, Mual, Konstipasi
 EKSASERBASI PPOK (M. Catarhalis, S. Penumoniae) – DOXICYCLINE,
AZITROMICIN, CO – AMOXICLAV, CEFPODOXIME, CEFDINIR
BATUK
BUMIL KERING BERDAHAK
PILEK ANTITUSIF

CTM, LORATADIN DMP CAIR KENTAL
BATUK CODEIN EXPETORAN MUKOLITIK
KODEIN NOSCAPIN GG, OBH ASETILSISTEIN
DIFENHIDRAMINE AMONIUM KLORIDA ERDUSTEIN
SUKUS LIQUINTAE AMBROXOL
LEVODROPROPIZINE SEKRETOLITIK
BROMHEXIN HCL
EPILEPSI
PARIENTAL SEIZURES
SIMPLEX COMPLEX
PHENYTOIN PHENYTOIN
KARBAMAZEPIN KARBAMAZEPINE
GENERALIZEG SEIZURES
TONIK-CLONIK PETIMAL MYOCLONIC FEBRIL SEIZURES

GRAD MAL ABSENCE AS VALPROAD PHENOBARBITAL
PHENYTOIN ETOSUKSIMIDE CLONAZEPAM PIRIMIDON
KARBAMAZEPINE AS VALPROAD
AS VALPROAD
PHENOBARBITAL STATUS EPILEPTIKUS
DIAZEPAM
PHENYTOIN
PHENOBARBITAL
 AMAN IBU HAMIL ANAK KEJANG IBU MENYUSUI
LAMOTRIGIN ASAM VALPROAT LAMOTRIGIN
BROMOKRIPTIN FENITOIN
KARBAMAZEPIN KEJANG + DEMAM
EKLAMSIA - MgSO4 FENOBARBITAL
Mg Sulfat

 BUMIL KI ASAM VALPROAD – Spinabifida
 ASAM VALPROAD MK – Meningkatkan inaktifasi Kanal Na
 Epilepsi pada lansia : Gabapentin/lamotigrin
 DIAZEPAM : menghentikan kejang
 FENITOIN eso Hiperplasia Gingifalis (pembesaran gusi)
 KARBAMAZEPIN – MK Menghambat Kanal Na
 SUMATIF
 PARTIAL SEIZURE (DIAKNOSA BARU) – KARBAMAZEPIN, LAMOTRIGIN
 PARTIAL SEIZURE (REFRATORY MONOTHERAPI) – LAMOTRIGIN,
OXCARBAZEPIN, TOPIRAMAT
 PARTIAL SEIZURE (REFRATORY ADJUNCT) – KARBAMAZEPIN,
KLOBAZAM, GABAPENTIN, LAMOTRIGIN, LEVETIRACETAM,
OXCARBAZEPIN
 GENERALIZE SEIZURE ABSENCE – ETOSUKSIMID, LAMOTRIGIN, ASAM
FALPROAD
 PRIMARI GENERAL (TONIC- CLONIC) – ASAM VALPROAD, LAMOTRIGIN,
KARBAMAZEPIN, OXCARBAZEPIN
 JUVENILE MYOCLOBIK EPILEPSY – ETOSUKSIMID, LAMOTRIGIN, ASAM
VALPROAD
 Kejang parsial + gangguan fungsi hati – GABAPENTIN
 Perubahan Perilaku BIFOLAR – LITHIUM
 Skizoprenia – RISPERIDON Toleransi HALOPERIDOL
 Skizoprenia BUMIL - CLOZAPIN
 HALOPERIDOL Eso – Ekstrapiramidal Sindrom
 INTERAKSI OBAT FENITOIN – INDUSER ↑ MENINGKATKAN METABOLISME +
OBAT LAIN MAKA OBAT LAIN PENURUNAN EFEK
PARKINSON
 Kekurangan dopamine ↑ dopamine – LEVODOPA
 PREKURSOR DOPAMIN - LEVODOPA
 AGONIS DOPAMIN - ↑ KERJA DOPAMIN KARBIDOPA, PRAMIPEXOL,
BROMOKRIPTIN
 INHIBITOR MAO B – SELEGILINE

 INHIBITOR CORT – ENTAKAPON, TOLCAPON
 ANTIKOLINERGIK – TRIHEKSIFENIDIN, ↑ DOPAMIN AMANTADIN
 PARKINSON + EPILEPSI – GABAPENTIN
 KARBIDOPA ↑ ABSORBSI LEVODOPA DI SSP
 BENSERAZID ↓ eso LEVODOPA DI Sistem Perifer (sistem diluar saraf pusat)
 ANTAGONIS DOPAMIN – DOMPERIDON (MUAL MUNTAH Mrngatasi Eso
LEVODOPA ↑ DI sistem Perifer
 INHIBITOR MAO B anti depresan yang kuat serta agen terapi yang efektif untuk
gangguan panic dan fobia SELEGILINE
 PREKURSOR DOPAMIN + AGONIS DOPAMIN ↑ Efek samping PREKURSOR
DOPAMIN
 PERKURSOR DOPAMIN + OBAT LAIN ↓ Efek samping PREKURSOR DOPAMIN
 BUMIL – BROMOKRIPTIN
 METILDOPA – Mengahambat reseptor a2 adrenergik diotak
 Mengatasi Tremor - TRIHEKSIFENIDIN
GANGGUAN TIROID
HIPERTIROID BUMIL Hipertiroid + Tremor - NIFEDIPIN
T3 dan T4 tinggi, TSH rendah BUMIL hipertiroid – PTU trimester 1
Terapinya : MMI trimester 2,3
 Penggunaan PROPILTEUROSIL dianjurkan 2 mggu Sekali Cek Fungsi Hati resiko
HEPATOTOKSIK
GOLONGAN TIOUREA
METIMAZOL (MMI), PROPILTEUROSIL (PTU), KARDIMAZOL
MEKANISME KERJA
Menghambat system hormone tiroid
Menghambat perubahan mono dan diodotirosil menjadi T3 dan T4
 HIPERTIROIT + HEPATOTOKSIK - METIMAZOLE
 HIPERTIROIT + KECEMASAN – PROPANOLOL, ATENOLOL - Mengurangi
manifestasi klinik dan hipertiroid (palpitasi, axietas, tremor, intoleransi panas)
 TIROIDEKTOMY (Cegah Pendarahan) – PROPANOLOL
 PROPANOLOL - Tidak boleh di berikan jika < 90 mmhg
 PROPANOLOL KI - Asma
HIPOTIROID – Kelemahan, Bradikardi, Mugah Mengantuk, Goiter

TSH tinggi, T3 & T4 rendah
LEVOTIROKSIN, LEOTHIRONIN
PILIHAN UTAMA BAGI IBU HAMIL (Diminum sebelum makan)
 METIMAZOL - EFEK SAMPINGNYA ANEMIA
 HIPERTIROID + ASMA - TAMBAHKAN CCB NON DHP (VERAPAMIL,
DILTIAZEM)
 HIPERTIROIT + ASMA + GAGAL JANTUNG – KLONIDIN
DIABETES MELITUS
HBA1C < 7% - 5,7—6,4%
GLUKOSA PLASMA PUASA GLU PLAS 2 JAM SET MKN
Normal < 100mg/dl < 140 mg/dl
Pra diabetes 100-125 mg/dl -
IFG / IGT - 140-190 mg/dl
Diabetes ≥ 126 mg/dl ≥ 200 mg/dl
Pemakaian insulin 3 jari dari pusa
Rapid Acting (kerja cepar) Insulin lispro (Humalog) 5-15 menit sebelum makan
Insulin aspart (Novolog)
Insulin Glulisine (Apidra)
Short Acting (kerja pendek) Reguler 30 Menit sebelum mkan
(Humulin R/Novolin R)
Intermediet (Kerja Menengah) NPH 1 kali sehari
(Humulin N/Novolin N)
Long Acting ( kerja ultra Insulin Glargine (Lantus) 1 kali sehari pada waktu
panjang) Insulin Detemir (Levemir) yang sama
 DM TIPE 1
Dm Tipe 1 – Anak, Sel beta Rusak – Terapi - INSULIN EKSOGEN
 DM GESTASIONAL
Gm Gestasional – Hamil – Terapi – INSULIN
ORAL Menembus Plasenta
GLIBENKLAMID, METFORMIN KI – Bumil
Ginjal berperan membuang Glukosa melalui urin
Polyuria – sering kencing
Polidipsi – sering haus
Polifagia – sering lapar

 DM TIPE 2
 RESISTENSI INSULIN
 DEFISIENSI INSULIN
 GLUKOSA HEPAR
RESISTENSI INSULIN – HIPER INSULINEMIA
Frist Line DM TIPE 2 Tanpa Komplikasi
METFORMIN
 Resistensi Insulin – METFORMIN ↑ sensitifitas Insulin terhadap reseptor nya
 Menghambat Glukosa Di Hati
 Secara uji klinis ↓ mortalitas / Morbilitas (kematian)
 METFORMIN Diminum Bersamaan Makanan Untuk mengurangi efek Mual, Begah,
kentut, Efek jangka panjang Devisiensi VIT B12 ↓ resiko Neuropati perifer Kesemutan,
Anemia, harus cek kadar VIT B12
 METFORMIN KI CKD <GFR 30 ml/mnt
 Ginjal Mengatur Keseimbangan asam basa jika ASAM di tubuh lebih akan dikeluarin
melalalui urin.
 Jika ginjal rusak otomatis asam tidak bisa dikeluarkan, pasien ginjal H+ meningkat,
Metformin akan mencetus Produksi laktat,
 Laktat & H+ berikatatan akan menjadi asam laktat (ASIDOSIS LAKTAT) HCO3 ↓ ,
PH ↓
 PCOS / SOPK – Tidak BIsa Hamil – KLOMIFEN SITRAT Diminum Setelah HAID
 PCOS terjadi pada pasien yg resistensi INSULIN, HIPERINSULINEMIA, mencetus
terjadinya HIPERANDROGEN (Hormonn Pria)
 HIPERPROLAKTIN (Produksi Asi Meningkat) – BROMOKRIPTIN
 DM + CKD St 1-2 (bagus) – METFORMIN + SGLT 2 INHIBITOR –
CANAGLIFOZIN, EMPAGLIFOZIN, DAPAGLIFLOZIN
 DIGINJAL reseptor SGLT 2 & SGLT Reabsorbsi Glukosa SGLT 2-90%, SGLT 1 -10%
- EPAGLIFOZIN
 DM + CKD St 4-5 / ESRD – METFORMIN + SGLT 1 (Hormon) umur hormone 1-2
menit, Di Rusak oleh DPP IV INHIBITOR – SITAGLIPTIN, VITAGLIPTIN (Hormon
Inkreatin)
 SGLT 1 AGONIS ↑ KADAR GLP SEKRESI INSULIN ↑

 GOL SULFONILUREA (SEKRETAGOK) – 30 Menit Sebelum Makan
Mengakibatkan HIPOGLIKEMI
1. TOLBUTAMID
KLORPROPAMIT
2. GLIBENKLAMID
GLIPIZID
GLIKLAZID, GLIKUIDON – Aman LANSIA, SIROSIS HATI, GANGUAN
FUNGSI GINJAL
3. GLIMEPIRID
 Gol. MEGLITINID
REPAGLINID – 15 menit sebelum makan
NATEGLINID – 30 menit sebelum makan
CARA KERJA
Merangsang sekresi Insulin dikelenjar pancreas
ESO
BB naik Hipoglikemia, penurunan HBA1C 0.5-1,5%
 GOL. TIAZOLINDINDION, GLITAZONE ↑ Sensitifitas Sel Periferal terhadap insulin

ROSIGLITAZON ↑ TRIGLISERIDA / Kolesterol
PIOGLITAZON
KI –HF , EDEMA, FRAKTUR OSTEOPOROSIS, GAGAL JANTUNG
 GOL. INHIBITOR ALFA GLUKOSIDASE

AKARBOSE – Pada Suapan Pertama
Menghambat penyerapan Karbohidrat/Glukosa Pada Intestinal
Eso Ganguan Pencernaan, flatulensi
 GOL. BIGUANID
METFORMIN – Minum bersamaan makanan
CARA KERJA
Menurunkan produksi glukosa hati
ESO

Dipepsia, Diare, Asidosis laktat, penurunan HBA1C 1,0-2,0%
 GOL. PENGHAMBAT DPP-IV

SITAGLIPTIN
VILDAGLIPTIN- menghambat hormon inkreatin & post prandial
SAXAGLIPTIN
Pada saat makan
MEKANISME KERJA
Meningkatkan sekresi insulin, menghambat sekresi glucagon
ESO
Sebah, muntah, penurunan HBA1C 0,5-0,8
 GOL. PENGHAMBAT SGLT 2

DAPAGLIFLOZIN
PROPANEDIOL
MEKANISME KERJA
Menghambat reabsorbsi glukosa ditubuli distal ginjal
ESO
Penurunan HBA1C 0.5-0,9%
Diabetes pada kehamilan

Tata laksana pasien diabetes gestasional INSULIN & METFORMIN
 INSULIN HUMULIN R INJEKSI Digunakan Secara IV Untuk terapi DM tipe 2 tujuan

Menghambat GLUCONEOGENESIS
 Metformin 1 x 500 START LOW, GO SLOW
2 x 500 + dual terapi + tripel terapi
3 x 500
INSULIN – HBAIC >10 %, Capai target langsung diganti Oral
INSULIN DI dalam Tubuh kita
PRANDIAL – Kontrol Glukosa Posprandial pada saat makan
BASAL – Disekresi pada malam hari, Dikontrol Glukosa puasa
PRANDIAL – SHORT ACTING, RAPIT ACTING
BASAL – INTERMEDIET, LONG ACTING

 TRIPEL OAD – OAD + INSULIN BASAL, INSULIN BASAL + INSULIN
PRANDIAL
 INSULIN SUBKUTAN - PINGGANG
PAHA
LENGAN
BOKONG
JARAK OPENYUNTIKAN 3-5cm resiko LIPO…AY
KOMPLIKASI DM
 AKUT
 HIPOGLIKEMIA – Kadar Gula < 70 mg/dl
Obat anti Diabetes + Puasa
Tidak sadar, Pinsan, koma INJEKSI DEXTROS 40%, GLUKAGON
Sadar – Gula 15-20grm, INFUS DEXTROS 10%
 KAD (Ketoasidosis Diabetikum)
DM Tipe 2 + INJEKSI, DM Tipe 1
DM Tipe 2 TANPA KOMPLIKASI tidak akan KAD
KAD – tidak ada makanan ke sel, tidak ada gula darah ke sel – tubuh memecah –
asam lemak menjadi Glukosa- Produk sampah – KETO (Asam) ASIDOSIS
Tanda KAD – tanda klinis pinsan, sesak, PH ↓, ketonuria
TATALAKSANA
 INSULIN INTRAVENA – RAPID ACTING
Max 10 Unit 0,1 x BB
 KAD – INSULIN INTRAVENA + INSULIN NATRIUM BIKARBONAT
(NaCO3) / NACL
 ASESMEN – Kadar kalium KSR < 3,5 – KCL < 3
 HHS (Hiperosmolar Hipenglike Stote) > 600mg Kadar Glukosa
INSULIN INTRAVENA + NaCL
Parameter – Jangka Panjang – HBA1C 3-6 bln
Parameter – Jangka Pendek – GD2PP
 KRONIK
 MIKROVASKULAR
RETINOPATI – MATA (Putih, Katarak), 1 bulan sekali terapi laser, RESIKO
GLAUKOMA

NEUROPATI (kesemutan - B6) , (pain/nyeri saraf – GABAPENTIN)
NEFROPATI - CKD
 KARDIOVASKULER
PJK/CAD
NF
PVD
 SOAL
Istri Riwayat SOPK, METFORMIN terkait penggunaan obat – Meningkatkan
Kemungkinan Kehamilan
LISPRO : membentuk ikatan kompleks dengan prolin

DETEMIR : berikatan dengan albumin interstitial
SEMUA INSULIN : Memiliki struktur hexamer
NPH : merupakan insulin campuran
GLARGINE : mempunyai nilai isoelektrik 6,8 yang sesuai ph netral tubuh
• DIABETIC FOOT – CEFALEXIN, DICLOXACIN, AMOXICLAV, CLINDAMICIN

• ICU penurunan kesadaran + riawayat DM + CKD kronik + spneumoniae – AB
MOXIFLOXACIN
• DM 2 + Syok ketoasidosis GDS ↑ metode sliding scale – HUMULIN N
• DM Gestasional Militus – INSULIN LISPRO
• DM + CKD Terapi ACARBOSE
• (KI- METFORMIN)
GLAUCOMA
 Sudut terbuka – jalan tertutup kecil, sehingga menumpuk cairan di mata.
 Sudut tertutup – jalan cairan kecil / penumpukan cairan
 Cairan mata AQUEOUS
Melebarkan / mengahmbat cairanya
 First Line – TIMOLOL, PILOKARPIN, ASETOZOLAMIDE
 Sudut terbuka : Terapi TIMOLOL, LATANORPROST, MANITOL

 Sudut tertutup : Terapi PILOKARPIN
TIMOLOL ↓ Cairan - KI kondisi asma
PILOKARPIN ↑ Cairan - KI kondisi Hipertensi
LATANOPROS – KI pada saat Post marketing menimbulkan Asma
 Kolinergik – PILOKARPIN
 Agonis adrenargik – EPINEFRIN
 Betabloker – TIMOLOL, METOPROLOL
 Analog prostaglandin – LATANORPROST, BIMATOPROST
 Karbonik anhydrase inhibitor – ASETOZOLAMIDE, METAZOLAMIDE
 Osmotik – GLISERIN, MANITOL
 Mata merah – Carboxi methylelulose sodium
 Glaucoma Akut – TIMOLOL
 Otitis Aurik (sakit mata)-GENTAMICIN
 Antibiotik Kortikosteroit 6 bulan tiddak patuh & tidak ada pengawasan – rabun senja
& ablasia retina
 Glaucoma sudut tertutup + Asma – CARBAKOL
 Glaucoma sudut terbuka MK menghambat enzim carbonic anhydrase –
ACETAZOLAMID
HIPERTENSI
NORMAL TUNGGAL : ACEi, ARB, CCB, DIURETIC

ACEi atau ARB + DIURETIC serta ACEi atau ARB + CCB
CKD ACEi atau ARB
GAGAL GINJAL KRONIS
DIABETES MILITUS FIRST LINE : ACEi atau ARB
SECOND LINE : CCB
THIRD LINE : DIURETIC atau BB
HEART FAILUR ACEi atau ARB + BB + DIURETIC + SPIRONOLACTON
GAGAL JANTUNG
POST-MI BB + ACEi atau ARB

SERANGAN JANTUNG
CAD ACEi, BB, DIURETIC, CCB
JANTUNG KORONER
PENCEGAHAN ACEi, DIURETIC
KEKAMBU8HAN STROK
KEHAMILAN LABETOLOL (first line), < 160 METILDOPA, >160
NIFEDIPIN
 ACE Inhibitor - Menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II

CAPTOPRIL, LISINOPRIL, RAMIPRIL
ACE-I (kecuali enalapril & lisinopril) terganggu apabila ada makanan, absorpsi
berkurang 30-40 % , Saat Perut Kosong-Sebelum makan/1 jam sebelum makan
ACE-I tidak boleh diberikan pada ibu hamil, gagal ginjal terhadap bayi & kematian bayi
Menyebabkan batuk (bradikinin ↑), Hiperkalemi, ↑ BUN, ↑ Serum Kreatinin
 Angiotensin Receptor Blocker

VALSARTAN, LOSARTAN, CANDESARTAN
Menghambat pada reseptor angiotensin II
 Calcium Channel Blocker

DHP : AMLODIPIN, NIFEDIPIN
NIKARDIPIN INTRAVENA – HIPERTENSI EMERGENSI
Non DHP : DILTIAZEM, VERAPAMIL KI GAGAL JANTUNG
AMLODIPIN - ESO PERIPHERAL EDEMA, AMGIODEMA - FUROSEMID
KRISIS HIPERTENSI > 180 / 120
 URGENSI tidak ada komplikasi Comorbid – terapi Oral Anti Hipertensi
 EMERGENSI – CKD, HF, DM terapi INTRAVENA NIKARDIPIN,
NITROGISERIN
 KI SISTOLIK HF
 ALFA 1 ANTAGONIS
TERAZOSIN
DOXAZOSIN
Resiko yg terjadi HIPOTENSI ORTOSTATIK
 ALFA 2 AGONIS

METILDOPA
KLONIDIN – jika diberikan OA hipertensi tidak turun tekanan darahnya RESISTENSI
HIPERTENSI
 Beta Bloker – HIPOGLIKEMI, RAYBOUND HT, DIFUNGSI EREKSI

Beta-1 selektif - BISOPROLOL, ATENOLOL, METOPROLOL
Beta bloker non selektif – PROPANOLOL, TIMOLOL KI- ASMA
Menghambat reseptor beta adrenergic
 Diuretik Thiazid
HIDROKLORTIAZID
Menghambat reabsorbsi natrium di tubulus distal, sehingga meningkatkan eksresi air,
natrium, dan ion hidrogen.
ESO - difungsi ereksi, Hiperurisemia ↑ Asam Urat, ↑ Hiperkalemia, ↑ TG
 Diuretik Sulfon DIURETIK LOOP DIURETIK KUAT

FUROSEMID
Menghambat reabsorbsi natrium dan klorida di tubulus proksimal, tubulus distal, dan
lengkung Henle, sehingga meningkatkan eksresi air, natrium, klorida, magnesium, dan
kalsium
ESO –Hipokalemia
 Antagonis Aldosteron DIURETIK HEMAT KALIUM

SPIRONOLAKTON, TRIAMTERENE
Mengikat reseptor aldosteron di tubulus distal, sehingga meningkatkan sekresi natrium
dan klorida dan menahan kalium dan ion hydrogen
ESO - hiperkalemik, Gynekomastia (pembesaran payudarah)
 EDEM - FUROSEMID
 HCT, TIAZIT GFR >40ml/mnt
 FUROSEMID < 40 ml/mnt
 ARB Parameter BUN (Mengefaluasi Darah Dalam Ginjal
 Konsumsi – kalium, Blum minum BUN
 Nonfarmakologi (makanan) Natrium dikurangi
 Keju - Hipertensi

 Stomatis bibir pecah-pecah – Vit C
 DEKONGESTAN ↑ Hipertensi
 CAPTOPRIL pemberian 14 hari
 Krisis Hipertensi –NATRIUM NITROPRUSID
 DM + Kembung, Mual Muntah (Gastro peresis) – METOKLORPRAMIDE
 Hmail Eklamsia – MgSO4
 Hipertensi + CKD stadium 3, CAD obat anti Hipertensi – VERAPAMIL
 Hipertensi + CKD – Diuretik FUROSEMIDE
 Hipertensi + osteoporosis Obat hipertensi yg disarankan HCT
 Hipertensi + CAD obat hipertensi yg dihindari – NIFEDIPIN
 Sirosis Hepatik, hipertensi portal – PROPANOLOL
 ACEI – ARB Dipantau fungsi Ginjal
 Obat Hipertensi yang menurunkan Nilai TRIIODOTIRONIN – PROPANOLOL
 Obat Hipertensi menghasilakan REFLEX TAKIKARDI – AMLODIPIN
 DIGIXIN + KOLESTIRAMIN Interaksi Menghambat Absorpsi
 BETABLOKER SELEKTIF – METOPROLOL, BISOPROLOL, BETAXOLOL,
ACEBUTOLOL Aman PPOK, ASMA, DIABETES
 ↑ Total Kolesterol ↑ TG yang menyebabkan – BISOPROLOL
 Lonjakan Tekanan darah yang meneybabkan BB Selektif MABA – METOPROLOL,
ATENOLOL, BISOPROLOL
JANTUNG KORONER (CAD- coronary Artery Disease)

GAGAL GINJAL, GAGAL JANTUNG, INFRAK MIOKARD, PJK
ESRS – Gagal Ginjal
STAGE GFR
Kerusakan ginjal dengan normal ↑ GFR ≥ 90
Kerusakan ginjal dengan ringan ↓ GFR 60-89
Moderate ↓ GFR 30-59
Berat ↓ GFR 15-29
Gagal ginjal < 15 or dialisis
 CKD UGD, hyperkalemia terapi 1 – CALCIUM GLUCONAS
Terapi Gagal Ginjal, Infak Miokard, PJK
1. Antiplatelet : ASPIRIN, KLOPIDOGREL, DIPIRIDAMOL
Pengencer Darah

2. Antikoagulan : HEPARIN, WARFARIN
Mencegah Gumpalan Darah
3. Trombolitik : STREPTOKINASE, TPA, ALTEPLASE
Trombus
4. Vasodilator : ISDN, NITROGLISERIN
Melebarkan Pembuluh Darah
5. Antiaritmia : AMIODARON, DIGOKSIN
Mengatasi Denyut Jantung Yang Berdetak Kencang
6. Inotropi positif : DOBUTAMIN, DOPAMIN
 CAD - SIHD (SILENT ISKEMIC HEART DISIASE) - ASPIRIN

ACS (ACUTE CORONARY SINDROME
 ACS - STEMI – TROMBOLITIK – STREPTOKINASE, ATEPLASE
ST – ELEVASI MIOKARD INFARK
NSTEMI – ANTIKOAGULAN – HEPARIN, WARFARIN
NON ST
 PAD, RESIKO GANGRENG – ANTI NYERI CILOSTAZOL
 ANTIKOAGULAN – TARGET INR 2-3 OPTIMAL 2,5
 ASPIRIN + CLOPIDOGREL resiko pendarahan nyeri lambung, berak darah – PPI
LANSOPRAZOLE
 PENDARAHAN WARFARIN – VI K
 PENDARAHAN HEPARIN – PROTAMIN HCL
 ISDN – Pusing, Sakit kepala – PARACETAMOL
 ISDN – TOLERANSI NITRAT – ISDN INTRAVENA
 ATORVASTATIN – minum siang hari
 Gol Aminoglokosida KI- gagal jantung
 Nefrotoksik – Kerusakan ginjal
 GAGAL GINJAL + HIPERKALEMIA – KALSIUM GLUKONAS
 HEPARIN : Dapat digunakan ibu hamil
 AMIODARON : Dapat menyebabkan terjadinya reaksi hipersensitifitas
 ASPIRIN : kontra indikasi ibu hamil / ulkus peptic
 Kombinasi anti koagulan dengan antiplatelet meningkatkan resiko pendarahan
 Monitoring INR untuk terapi antikoagulan
Penatalaksanaan kondisi gagal ginjal

 Hiperkalimea : Ca glukonas, Resin penukar ion (kalitake), insulin + dextrose 40%
 Hiperfosfat : CaCO3 (Kalcium Karbonat), Savelamir
 Asidosis metabolic : Natrium Bikarbonat ( NaHCO3 )
 Anemia : Eritropoetin
 Hipoalbumin : Albumin 20%
 Edema : Tiazid dan Furosemide (jika GFR dibawah 40 ml/min
 CaCO3 dikunyah sebelum makan
 PJK + CKD 3VD – ATORVASTATIN
 CKD Kronis stadium 4 ↑ ureum terapi tambahan – ASAM KETO
 Cangkok Ginjal, terapi Imonosupresan – ADALIZUMAB
 Riwayat CKD Stage 2 + jamur – KI INTRAKONAZOLE
 Kalcium karbonat – mengobati gejala lebihnya asam lambung diperut, mules, skit perut
gangguan pencernaan
 Metformin kontraindikasi untuk pasien gagal ginjal stage III,IV,V dan efek offlabelnya
dapat meningkatkan kesuburan pada wanita.
Efek sampingnya : mual, kembung
 Acarbose kontraindikasi terhadap pasien gagal ginjal dengan GFR < 50 dan pasien IBD
 Golongan noradrenergik menyebabkan insomnia, mulut kering, tremor. Contoh
phentermine, phendimetrazine, dietilpropion.
Tidak boleh diberikan pada penderita gagal ginjal, penggunaannya hanya untuk jangka
pendek.
 Lorcaserin. Hati2 pada penderita gagal ginjal dan gagal hati. Tidak dapat diberikan pada
penderita gagal ginjal stage akhir Diberikan dengan/ tanpa makanan \
Untuk wanita ditambahkan faktor perkalian 0,85

Perhitungan GFR Cockrot and Goult
Menghitung Crcl berdasarkan usia, bobot badan jenis kelamin
( 140−umur ) x (berat badan)
ClCr=
72 x ScCr
Perhitungan GFR – Traub SL dan Johnson CE
Duigunakan anak 1-8 tahun
0,48 x Tinggi
CrCL=
SrCr

Klirens
Cl = Vd x Ke
Waktu paruh
0,693
t=
Ka
 Gagal Ginjal Stage V dirawat diruangan ICU mengalamai Pneumonia Line pertama -
MEROPENEM
STROKE
 TIK ↑ CAIRAN DI OTAK – MANITOL
 TIK ↑ KARENA INFLAMASI – DEXAMETASON
 Stoke Iskemik : ATEPLASE, ASPIRIN (> 4 Jam)
 Stroke hemoragic : WARFARIN, DABIGATRAN
 Ibu hamil : ATEPLASE, ASPIRIN (C, D jika trimester 3), DIPIRIDAMOL (B)
KI ibu hamil : WARFARIN (D)
 Golden periode ATEPLASE 3 jam Diberikan
 INR Parameter Pemantauan WARFARIN
 Stroke Iskemik, ATEPLASE tambahan suplemen – CITICOLIN
 Stroke Iskemik, Tromboemboli - HEPARIN
HIPERLIPIDEMIA - kolesterol
 Total Kolesterol - ↑ KOLESTIRAMIN II-III Gol-Statin
Normal < 200 mg/dl IV-V Gol- Fibrat
 LDL kolesterol - ↑ STATIN
Normal < 100 mg/dl
 HDL Kolesterol
Normal < 40 mg/dl
 TG Trigliserida ↑ FIBRAT
Normal <150 mg/dl
 LDL ↑, TG ↑ - STATIN

 LDL ↓, TG ↑ - FIBRAT
 ↑ Semua + Komplikasi – STATIN
 TG, LDL Tidak Turun- turun - SIMVASTATIN + EZETIMBE
 BUMIL – OMEGA 3, NIASIN
 STATIN Dipilih untuk penyakit – hiperlipid komplikasi CKD, PJK
 TIPE 1 TERAPI DIET
 TIPE 2a – STATIN, NIASIN, EZETIMBE, KOLESTIRAMIN
 TIPE 2b - STATIN, NIASIN, EZETIMBE, FIBRAT
 TIPE 3 – NIASIN, FIBRAT, EZETIMBE
 TIPE 4,5 – NIASIN, FIBRAT
Kategori X
 HMG-CoA Reductase Inhibitor : SIMVASTATIN (2 Jam), LOVASTATIN,
PITAVASTATIN, ATORVASTATIN (14 Jam)
ROSUVASTATIN – Memiliki wkatu paruh yang panjang
ESO : Miopati, meningkatnya enzim harti, rabdomiolisis
Diminum Pada Malam Hari
KI : Penyakit Liver aktif Kronis
 Resin Asam Empedu : KOLESTIPOL, KOLESELVAM, KOLESTIRAMIN

ESO : GI upset konstipasi ↓ absorbsi obat
COLESTIRAMIN – Mengalami gusi berdarah dan protombine tipe (pt)
KI : TG > 400 mg/dl
Kategori C
 Asam Nikotinat : ASAM NOKITINAT
ESO : Asam urat, Muka merah Hipoglikemia, Hiperurisemia, Hepatotoksik, GI Upset
KI : Penyakit Liver Kronis Goud Parah, bumil, menyusui
Kategori C
 Asam Fibrat : GEMFIBROZIL, FENOFIBRATE, CIPOFIBRATE
ESO : Dipepsia, Batu empedu, Miopati
KI : Gangguan ginjal dan hati parah
FENOFIBRATE – Meningkatkan aktifitas Lipoprotein Lipase

Kategori C
 Penghambat Penyerapan Kolesterol : EZETIMBE
KI : Hipersensitifitas, ganguan fungsi hati sedang, berat
 SIMVASTATIN Digunakan pada malam hari – anabolisme lemak optimal terjadi pada
malam hari
 Golongan STATIN & FIBRAT RHABDOMIOLISIS (kerusakan otot melalui ginjal )
MIOPATI
 GOLONGAN AB. MAKROLIDA Menghambat sintesis protein dengan mengikat sub unit
ribosom 30s dan 50s AZITROMICIN, CLARITROMICIN, ERITROMICIN
Obat hiperlipid dan tempat kerja
 Kolestiramin bekerja di saluran cerna
 Ezetimbe bekerja di saluran cerna
 Kolestipol bekerja di saluran cerna
 Koleselfam bekeerja di saluran cerna
 Statin bekerja di hati
 Gemfibrozil bekerja di ginjal
 Klorfibrat bekerja di ginjal
 Niasin bekerja di sel
 Ezetimbe kombinasi dengan statin sakit kepala, lemas, sakit perut, konstipasi, diare,
kembung
 Hamil Trimester 1 + Displipedemia Familia 2b obat KI – SIMVASTATIN
 OBESITAS – ORLISTAT Menganggu Vitamin, SIKLOSPORIN, LEVOTIROKSIN
 ATORVASTATIN + SIMVASTATIN – ATORVASTATIN diberikan pada sore hari,
SIMVASTATIN Diberikan pada malam hari
ANGINA
 Serangan akut Monitoring pemberian HEPARIN- APTT
ISDN, ISMN
 Stabil
ANTIPLATELET
STATIN
BISOPROLOL, ATENOLOL, METOPROLOL

 DM + ANGINA – SULFONIL
Gejala angina pectoris terjadi akibat ketidak seimbangan antara suplay dan kebutuhan
oksigen pada otot jantung
OBAT ANTIANGINA
GOL. NITRAT
MEKANISME KERJA
Nitrat organic menurunkan kebutuhan dan meningkatkan suplay oksigen dengan cara
mempengaruhi tonus vascular
KERJA CEPAT & SINGKAT KERJA SEDANG KERJA LAMA
NITROGLISERIN SUBLIGUAL
NITROGLISERIN INTRAVENA NITROGLISERIN ORAL ISMN ORAL
ISDN SUBLIGUAL ISDN ORAL NITROGISERIN PATCH
ISDN INTRAVENA
ISDN – ISOSORBID DINITRAT
ISMN – ISOSORBID MONONITRAT
 BUMIL – HEPARIN
 GLISERIL TRINITRAT / NITROGLISERIN
Profilaksis & pengobatan angina
KI
Hipotensi / hypovolemia, kardiomiopati, obstruktif, hipertrofik
 ISOSORBID DINITRAT
Terapi & profilaksis angina pectoris
KI
Hipotensi / hypovolemia, kardiomiopati, obstruktif, hipertrofik
 ISOSORBID MONONITRAT
Profilaksis angina, tetapi untuk penyakit jantung coroner, tetapi tambahan pada gagl
jantung kongensif
 ANTIPLATELET
ASPIRIN, CLOPIDOGREL, CILOSTAZOL, DIRIDAMOL
Antiplatelet bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet, sehingga dapat
menghambat pembentukan thrombus pada sirkulasi arteri
 BETABLOKER
ATENOLOL, BISOPROLOL, CARVEDIOL, METOPROLOL, PROPANOLOL

Betabloker belekrja dengan menurunkan cardiac auput & resistensi perifer, kelebihan
betabliker dalam pengobatan angina pectoris terletak pada efeknya terhadap reseptor
β1 yg mengakibatkan turunya konsumsi oksigen miokardium
 CALCIUM CHANEL BLOKER
VERAPAMIL, DILTIAZEM, NIVEDIPIN, AMLODIPIN
TUBERCOLOSIS
R I P E S
RIFAMPISIN INH PIRAZINAMID ETAMBUTOL STREPTOMICIN
S STREPTOMICIN : Ganguan pendengaran dan kesemutan (Dihentikan)

E ETAMBUTO : Gangguan penglihatan (Dihentikan)
Z PIRAZINAMIDE : Peningkatan asam urat (ASPIRIN/PCT)
H ISONIAZID : Neuritis Perifer kesemutan/kebas (VIT B6)
R RIFAMFICIN : Sekresi cairan tubuh kencing/urin berwarna merah (KIE)
MASKER N95
TB LATEN TIDAK MENUNJUKAN GEJALA KLINIS PENGUNAAN SEPERTI
PENYAKIT TBC
BAYI Profilaksis - ISONIAZID 5-10 mg/kg bb/ hari Selama 6-8 Bulan
 TB KATEGORI I 2HRZE / 4H3R3
 Penderita baru TB paru BTA Positif
 Penderita baru TB paru BTA Positif Rontgen Positif yg sakit berat
 Penderita TB extra paru berat
 TB KATEGORI II 2HRZES / HRZE / 5H3R3E3

 Kelar fase intensif cek BTA (-) lanjut ke fase Lanjutan
 Cek BTA (+) fase sisipan HRZE 1 bulan
 TB KATEGORI III 2HRZ / 4HR

 Penderita baru BTA negative dan Rontgen positif sakit ringan
 Penderita TB Extra baru ringan

 Untuk pasien anak
 MDR – AMINOGLIKOSIDA, QUINOLON

 Obat TB menyebabkan Hepatotoksik, Mual, Muntah
 Organ yang dimonitor HATI, GINJAL
 Obat KURKUMA - (Hepatotoksik)
 Obat yang sering resisten RIFAMFICIN, STREPTOMICIN (IZONIAZID) Diganti pakai
AMINOGLIKOSIDA, QUINOLON
 Minum obat TB pada pagi hari sebelum makan jika menyebabkan gangguan napsu makan
diminum pada malam hari mau tidur.
 Antibiotic harus diminum pada jam 8 pagi dan besok harus jam 8 pagi juga untuk
menghindari dan mencegah resistensi
 Gagal Ginjal + HIV – E + Z 3x seminggu
 TB MDR – RIFAMPISISN + ISONIAZID
 Mikro bacterium leprae – DAPSON, RIFAMFICIN
KONDISI KHUSUS
KONDIS
TATALAKSANA KETERANGAN
KHUSUS
Wanita hamil KI dapat menyebabkan ototoksik
Streptomisin permanen
Penggunaan Gunakan kontrasepsi mekanik (Kondom, spiral) atau Infeksi Rifamficin terhadap obat
kontrasepsi Estrogen Dosis Tinggi Hormonal kegagalan obat
kontrasepsi
HIV Terapi TB terlebih dahulu 2-8 minggu kemudian Rekomendasi Pemberian INH
dilanjutkan bersama terapi HIV seumur hidup
Hepatitis akut Terapi hepatitis hingga perbaikan hepar terlebih Jika darurat gunakan regimen 3SE/6
dahulu HR
Hepatitis KI Rekomendasi 2HRES/6 HR atau 2
kronis Pirazinamid HES/10 HE
DM Interaksi Rifampisin dan Sulphonilurea, Dosis Sulfonilurea ditingkatkan
Warning Ethambutol

 Parameter LAB STREPTOMISIN Terkait ESO-TROMBOSIT
 WARFARIN sebagai Antikoagulan – tidak berefek yg menyebabkan RIFAMFICIN
ANTIBIOTIK
 Profilaksis – Cegah infeksi (sebelum operasi) - CEFAZOLIN
 Empiris – spectrum luas (Infeksi belum di tau bakterinya)
 Definitive – sesuai hasil kultur
 BUMIL – AMOX / MAKROLIDA
 ANAK – AMOX / ERITROMICIN
 TIME DEPENDENT – BETALAKTAM SEMAKIN BAGUS EFEKTIFITAS
TERAPINYA
 DOSE DEPENDENT – AMINOGLIKOSIDA SEMAKIN BESAR DI BERIKAN
SEMAKIN BAGUS
 Tetrasiklin = gigi kuning pada anak dibawah 8 tahun
 Kloramfenikol = toksisitas sumsum tulang belakang, grey baby sindrom, anemia
 Aminoglikosida = ketulian, gangguan ginjal
 Ciprofloksasin- Pertumbuhan Tulang
Ibu HAMIL
Obat yang aman
1. Golongan beta laktam = amoxicilin (aman untuk bumil yang kena tyfoid)
2. Golongan sefalosporin = cefadroxil
3. Golongan makrolida – azitromicin, claritromicin, eritromicin
Obat yang tidak boleh diberikan pada anak2
 Golongan quinolon < 12 tahun
 Golongan tetrasiklin < 4 tahun
 Golongan kloramfenikol
 Golongan kotrimoxazol < 2 bulan
 Linkomisin, azitromisin, tigesiklin
Antibiotik yang perlu dihindari pada wanita menyusui
 Kloramfenikol
 Klindamisin = pendarahan GI
 Kloksasilin = diare

 Metrodinazole = karsiogenik
 Pantoksifilin ekskresi dalam asi
 Jamur – MICONAZOLE
 COTRIMOKSAZOLE = SULFAMETHOXAZOLE 5, TRIMETOPRIM 1
 AMPICILIN + SULBAKTAM – Meningkatkan Efikasi
 CEFTRIAXONE + METRONIDAZOLE – Memperluas Cakupan Antibiotik
 CEFTAZIDIN + AMIKACIN – Memperkuat Daya Bunuh Terhadap Bakteri
Tertentu
 CEFALOSPORIN + QUINOLON – Sinergisme
 Bakteri Gram Negatif BUMIL - CEFTRIAKSON
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
 Otitis Media – AMOXICILIN, KLAVULANAT, KOTRIMOKSAZOL

 Faringitis ( Staphylococcus pyogenes) – AMOXICILIN, KLAVULANAT,
KOTRIMOKSAZOLE
 Sinusitis – AMOXICILIN, AMOKSIKLAV, KOTRIMOKSAZOLE
 BUMIL Trimester 2 Ispa + Pseudomonas – AB CEFDITOREN
1. Bronkitis ( radang selaput saluran bronkial, yg membawa udara kedalam paru-paru –
Batuk lender kental & sesak bernapas)
- Bila demam - PARACETAMOL
- Bila nyeri - PCT, IBUPROFEN
- Bila batuk - DEXTROMETORFAN
- Bila ada bakteri - AMOXICILIN, KLAVULANAT
2. Bronkitis kronis
- Bronkodilator oral/aerosol - golongan albuterol

- AB : FLOROQUINOLON
3. Bronkhiolitis (reaksi bromkial pada anak dan bayi)
Biasanya sembuh sendiri, oksigen, cairan IV
Ribavirin bila ada penyakit paru akut dan jantung akut
4. Pnemonia (radang paru-paru pada bayi, anak, lansia >65 tahun), pendarahan pada
kantung udara disalah satu atau kedua paru-paru
HAP : golongan makrolida/ tetrasiklin
Virus : Asetalmivir, Zanamivir
 DIGUILINUM KLORIDA (strepsil) – Radang Tenggorokan
 ANAK CAP – AMOXILIN, COTRIMOKASAZOLE
 HAP / NOSOKOMIAL – KARBAPENEM, QUINOLON, PIPERASILIN
 MRSA – METHICILINE resistensi VANCOMICYN
 VRSA – VANCOMICIN resistensi LINEZOLIDE
 CAP Pengobatan Empirik – AMOXICILIN + AZITROMICIN
ISK- INFEKSI SALURAN KEMIH

Infeksi salah satu bagian dari system urine, ginjal, kandung kemih uretra
 Ada Gejala Tambahan
ISK Atas/ Pyulonefritis : IV Gentamicin (GFR>60)
IV Seftriakson (GFR<60)
1 st: Gol quinolone
CIPROFLOXACIN
LEVOFLOXACIN 7-14 hari ringan sampai sedang
 Tidak Ada Gejala Tambahan

ISK Bawah/ Cystitis : Oral Klotrimoxazol (3 hari), atau Gol quinolone
CIPROFLOXACIN
LEVOFLOXACIN
 Hamil CEPHALEXIN, AMOXICILLIN,
AMOXICILLIN/CLAVULANATE
Diberikan selama 7 hari
 Kondisi Hamil hindari: Nitrofurantoin, Tetrasiklin, Sulfonamide (hindari pada trimester
3), Klotrimoxazol (hindari Trimester 1), fluoroquinolones seharusnya tidak diberikan
karena potensinya menghambat pertumbuhan tulang rawan dan tulang yang baru lahir

PENYAKIT MENULAR SEKASUAL
PENYAKIT KONDISI TATALAKSANA
SIFILIS Treponem Paliidum PENISILIN G
GONNOREA Neiserria 1st CEFIXIM, LEVOFLOKSIN
Gonnorea 2nd KANAMISIN
TIAMFENIKOL
SEFTRIAKSON
HAMIL - SEFTRIAKSON
CHLAMIDIA Chlamidia 1st AZITROMICIN Oral
Tracomatis DOKSISIKLIN (7hari)
2nd ERITROMISIN
HAMIL
AZITROMICIN, AMOKSISILIN
HERPES HSV ASIKLOVIR orat 7 hari
GENITAL Herpes Zooster VANSICLOVIR orat 7 hari
KETERANGAN :
Alergi penisilin (tidak hamil) Doksisiklin oral 30 hari, Eritromisin selama 30 hari
Alergi penisilin (Hamil) Lakukan desensitisasi
HIV (HIV, HEPATITIS)
- Antivirus untuk herpes = ACYCLOVIR, GANSIKLOVIR, FOSKARNET

- Antiviurus untuk influenza = AMANTADIN, INTERVERON
- Antivirus untuk HCV dan HBV = LAMIVUDIN DAN INTERVERON
Tata laksana pemberian terapi HIV

 Hamil CO4 < 30 – TDF + 3TC + AZT
 Lini pertama : 2 NRTI + 1 NNRTI
HAMIL : ZIDOVUDIN + LAMIVUDIN + NEVIRAPIN (azt + 3tc + nvp)
 HIV BAYI baru lahir - NEVIRAPIN 2x1
 ANAK & DEWASA :
TENOVOVIR + LAMIVUDIN + NEVIRAPIN

TENOVOVIR + EMTRICITABINE + NEVIRAPINE
Lini kedua :
TENOVOVIR + EMTRICITABINE + LAPINOVIR
ZIDOVUDIN + EMTRICITABINE + RITONAVIR
 INFEKSI HIV / TBC

ZIDOVUDIN + LAMIVUDIN + EFAVIRENZ
TENOFOVIR + EMTRICITABINE + EFAVIRENZ
 HIV / Hepetitis B - LAMIVUDIN, TENOFOVIR
 Hepatitis C + Sirosis Hati – PEG INTERVERON + RIBAVIRIN
 HIV + HAMIL + THIPES : COTRIMOKSAZOLE
 EVAFIRENZ – Gangguan SSP, Teratogen
 Kombinasi STAVUDIN/DIDIANOSINE (asidosis laktat)
 NEVIRAPINE digunakan selama kehamilan dipantau fungsi hati, selama 18 minggu
pertama pengobatan, Sel CD4 < 250 Hepatoksisitas
 TBC + HIV 2-8 minggu setelah TBC
 TBC + HEPATITIS sembuh dulu hepatitis terus ke TBC
 EFAVIRENZ kontra indikasi ibu hamil
 ZIDOVUDIN Eso – Anemia, Miopati, Mual, Nyeri Kepala
 Pengobatan ARV + mengalami Jaundice Peningkatan 5x Lipat yg menyebabkan –
EFAVIRENS
 NEVIRAPIN – Kadar SGOT, SGPT 3x dari normal ↑
 STAVUDIN, DIDANOSINE – Neuropati Perifer
 Pencegahan HIV – COTRIMOKSAZOLE – Penggunaan Banyak minum air putih,
terjadi Kristal diginjal
 CD4 Normal >500 sel/m3
200-500 Infeksi Oportunistik
 Vaksin Hepatitis B, anak, balita –kandungan vaksin HbSAG
 TENOVOVIR Eso – Toksisitas Ginjal
 Virus H5NI (flu burung), Influenza A – OSELTAMIVIR
 HEPATITIS B – LAMIVUDIN resistensi TENOFOVIR
 HEPATITIS B – INTERVERON ALFA
NRTI EFEK SAMPING

 ABACAVIR HIPERSENSITIFITAS
 DIDANOSINE NEUROPATI PERIFER, PANKREATITIS
 EMTRICITABINE PIGMENTASI
 LAMIVUDINE SAKIT KEPALA, PENKREATITIS
 STAFUDINE LIPOATROPIN, NEUROPATI PERIFER
 TENOFOVIR TOKSISITAS GINJAL
 ZIDOVUDINE ANEMIA, NEUROTROPENIA, MIOPATI
NON NRTI EFEK SAMPING

 DELAVIRDINE RUAM, PENINGKATAN HASIL TES HATI
 EFAVIRENZ GANGGUAN SSP, TERATOGEN
 ETRAVIRINE RUAM, MUAL
 NEVIRAPINE POTENSIAL RUAM, HEPATOTOKSIK
PROTEASE INHIBUTOR EFEK SAMPING
 ATAZANAVIR RUAM
 LAPINAVIR HIPERLIPIDEMIA INTOLERANSI GI
 RITONAVIR INTOLERANSI GI
 SAGUINAVIR MUAL & KEMBUNG
 NELFINAVIR DIARE
 INDINAVI NEFROLITIASIS
MALARIA
Semua obat malaria tidak boleh diminum dalam perut kososng
Profilaksis, sebelum bepergian kedaerah endemic pemebrian selama 6 minggu
 Sebelum tiba di daerah endemic pengobatan anti malaria 1-2 minggu 2 HARI
 Setelah meninggalkan daerah endemic 4-6 minggu
 Perjalanan Short term menggunakan DOKSISIKLIN setiap hari dan di lanjutkan hingga
4 minggu setelah pulang
 Malaria secara Umum 7 hari Pengobatan
 Malaria Falciparum
LINE 1
DIHYDROARTEMISISNIN (DHP) PIPERAQUIN atau ARTESUNAT +
AMODIAQUIN + PRIMAQUIN (1 hari)

LINE 2
KINA + DOXICIKLIN atau TETRACYCLIN + PRIMAQUIN (1 hari)
 Malaria vivaks
LINE 1
DIHYDROARTEMISISNIN (DHP) PIPERAQUIN atau ARTESUNAT +
AMODIAQUIN (3 hari)+ PRIMAQUIN (1-14 hari)
Line 2
KINA (7 hari) + PRIMAQUIN (14 hari)
 Falcifarum + Vivaks - DIHYDROARTEMISISNIN (DHP) PIPERAQUIN atau
ARTESUNAT + AMODIAQUIN (3 hari)+ PRIMAQUIN (1-14 hari)
 ANAK MEFLOQUIN
 PROFILAKSIS ANAK KINA
BUMIL
Bumil + Anak KI PRIMAQUIN
PROFILAKSIS KLINDAMICIN
 Malaria Falcifarum DHP + PRIMAQUIN
Trimester pertama : KINA + KLINDAMISIN (7 hari)
Trimester 2-3 : ACT (Artemisinin) (3 hari)
 Malaria Vivaks
Trimester 1: KINA (7 hari)
Trimester 2-3 : ACT (3 hari)
 G6DP (enzim) kontra indikasi PRIMAQUIN, CHLOROQUIN (mengakibatkan
ANEMIA HEMOLITIK)
OSTEOPOROSIS Nilai T-Skor < -2,5
 lini pertama : ALENDRONATE, ASAM RISENDRONAT

 ZOLEDRONIC ACID, DENOSUMAB, RALOXIFEN, STRONTIUM RANELAT
digunakan sebagai terapi pilihan jika alendronat di kontraindikasikan terhadap pasien.
 Wanita postmenopause gunakan calcitrol, etidronat, dan terapi hormon pengganti
 Osteopenia 1,5 – 2,5 – VIT D, KALSIUM
 Osteoporosis T-Score > 2,5

> 3,0 Resiko Fraktur (patah tulang)
BIFOSFONAT – ALENDRONAT, RISEDRONAT, IBANDRONATE
 Cara minum 1 X Seminggu, duduk tegak agar berinteraksi singkat dengan saluran cerna
atas dan segera memasuki lambung sifat kimia obat yang iritatif
Alternatif
RELOKSIFEN
IBANDRONAT
- 0,2 > -2,5 TAMOKSIFEN
 Infeksi Maningococal Meningitis AB AMOXICILIN + CLAVULANAT – Pencegahan
MCV 4
 T- Score 2 + DM tipe 2 HBA1C 8,5% Obat yg dihindari – PIOGLITAZONE
 T- Score 3 + Fraktur pada Humerus – RISEDRONAT
 Nyeri lutut, tidak bisa berjalan T-Score – 3,00 – BIFOSFONAT
 Suplemen Kalcium – KALCIUM KARBONAT, KALCIUM SITRAT
 OSTEOMIELITIS - CEFAZOLIN
OSTEOARTRITIS – Nyeri Sendi & tidak bengkak
 First Line
PARACETAMOL ( aman, tidak mengiritasi lambung)
 Secent Line
AINS ( mengatasi masalah sendi kronis tapi dapat menyebabkan gangguan serius pada GI,
untuk mengatasi efek sampingnya biasa di kombinasikan dengan golongan PPI dan
misoprostol mengatasi kejadian GI yg merugikan pada NSAID
 Tridt Line
COX-2 inhibitor dapat mengatasi efek samping yang di timbulkan NSAID. Tetapi KI dengan
pasien dengan riwayat kardiovaskuler.
 Lansia OA + Riwayat Tukak peptic (luka lambung)- analgetik CELECOXIB
 PELUMAS – ASAM HIALURONAT

RHEMATOID ARTRITIS nyeri & pembengkakan
dipersendian
 Bumil - SULFASALAZIN
 First Line
DMARD (Disease Modyfing Anti Reumatic Drug) nonbiological.
 METOTREXAT ( adalah antagonis folat shg biasa di kombinasikan dengan asam
folat. ES : hepatotoksik, birth defect, gangguan penglihatan.
 CLOROQUIN
 SULFASALAZIN
 Leflunomid. Es : diare
 Secent Line
kombinasi DMARD non biological
DMARD biological
 Infliximab, golimumab, adalimumab, etanercept, cetrolizumab, pegol
METOTREKSAT (Hiperurisemia) + Asam Folat
ESO – Mual, Muntah, Diare
KLOROQUIN
ESO – Penggunaan waktu lama akan mengalami gangguan penglihatan pada malam hari
SULFASALAZINE
ESO – Gangguan cerna, pening, leukopenia
KI – Pasien gagal ginjal
 GLUKOSAMIN – Vitamin
 KONDROITIN – Pelumas
 MTX + IBUPROFEN – IBUPROFEN ↑ kadar MTX
GOUT ( ASAM URAT ) hiperurisemia

Kadar asam urat normal : 6,8 atau 7,0 mg/dL.
 Tatalaksana terapi pada ibu hamil :
• Bumil KI ALLOPURINOL
• PROBENECID pilihan selama kehamilan eliminasi asam urat
• ALLOUPURINOL relatif tidak aman. KI trimester pertama karena apat menyebabkan
terminasi kehamilan

• IBUPROFEN pilihan utama saat terkena serangan gout saat hamil
• Kortikosteroid intraartikuler/ sistemik dapat diberikan pada trimester berapapun
Gout Kronis
 XOI (Xantin Oksidasi Inhibitor) – ALLOPURINOL
 Alergi Gol XOI – ALLOPURINOL + PROBENECID
 URIKOSTATIK
ALOPURINOL/FEBUXOSTAT
Bekerja menghambat asam urat dengan cara menghambat kerja Xantin oksidase
 URIKOSURIK
PROBENECID, SULFINPIRAZON
Bekerja sebagai uricosurik, dengan menghambat pertukaran anion-urat diproksimal tubular,
sehingga resorpsi asam urat berkurang
 AINS
PIROXICAM
NADIK
 Asam urat + Riwayat Gastritis Erosive – NAPROKSEN
 Gout Kronik 9 mg/dl + CKD – FEBUXOSTATE
 Nyeri hebat pada malam hari – KOLKHISIN
 Gout Kronik + Osteoporosis T-Score 15% - PREDNISON
 Inflamasi jika nyeri dapat terapi tunggal/kombinasi NSAID, KORTIKOSTEROID<
KOLKISIN
ANTI DEPRESAN Ibu Menyusui - BUSPROPION

 PAD-Panik Disorder – PAROKSETIN, FLUOXETINE
 Pengolongan antidepresan sebaiknya mengikuti urutan
1. Golongan SSRI
2. Golongan trisiklin
3. Golongan tetrasiklin/golongan antipikal/golongan MAOI reversible
 SERTRALINE (Kategori C)
INDIKASI
Depresi, Bulimia Nervosa, Gangguan Obesif Kompulsif
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif, Mania, Penggunaan bersamaan MOI

 AMITRIPTYLIN (Kategori C)
INDIKASI
Depresi terutama bila diperlukan Sedasi Nocturnal Enoresis pada anak
KONTRA INDIKASI
Infark Miokard yg baru, Aritmia, Penyakit Hati Berat
 MAPROTILINE (Kategori B)
INDIKASI
Depresi terutama bila diperlukan Sedasi
KONTRA INDIKASI
Epilepsi atau mempunyai ambang Konvulsi yang rendah, infark Miokard akut
 Ibu hamil
FLUVOXAMINE
VENLAFAXIN
 Semua SSRI dapat menembus sawar Placenta yang terendah Firs line SERTALINE,
PAROXETIN
 Antidepresan Trisiklin BUMIL – AMITRIPILIN, NORTRIPTILIN
 INSOMNIA susah Tidur Herbal – VALERIANAE RADIX
 Depresi + ganguan Panik – FLUOXETINE
PENGOBATAN ANTI DEPRESAN SERTA DOSIS ANJURANYA

JENIS DOSIS ANJURAN
ANTIDEPRESAN SSRI
SERTRALINE 50-100 mg/Hari
PAROXETIN 20-40 mg/Hari
FLUVOXAMINE 50-100 mg/Hari
DULOXETINE 30-60 mg/Hari
CITALOPRAM 20-60 mg/Hari
ANTI DEPRESAN TRISIKLIN
AMITRIPTYLINE 75-150 mg/Hari
IMIPRAMINE 75-150 mg/Hari
CLOMIPRAMINE 75-150 mg/Hari
TIANEPTINE 25-50 mg/Hari
ANTI DEPRESAN TETRASIKLIN
MAPROTILINE 75-150 mg/Hari
MIANSERINE 30-60 mg/Hari
AMOXAPINE 200-300 mg/Hari
ANTI DEPRESAN ATIPIKAL
TRAZODONE 100-200 mg/Hari
MIRTAZAPINE 15-45 mg/Hari

VENLAFAXINE 75-150 mg/Hari
ANTI DEPRESAN MAOI REVERSIBEL
MACLOBEMIDE 300-600 mg/Hari
DEMAM TYPOID – TYPHUS ABDOMINALIS

Sanmonela TYPHI anak gangguan pertumbuhan tulang
First line CIPROFLOXACIN ibu hamil kontra indikasi
Pasien typoid pada anak dan ibu hamil AMOXICILIN, CEFTRIAKSON, MAKRILIDA
(ERITROMICIN)
Ringan Standar (lama terapi 5-7 hari)
CIPROFLOXACIN, OFLOXACIN, CEFIXIME
Alternatif (lama terapi 14-21 hari)

CHLORAMFENICOL, AMOXICILIN, COTRIMOXAZOLE, AZIROMICIN
 Psaka persalinan + demam typoid – KLORAMFENICOL 10 hari Eso Anemia
Aplastik
CACING
 Cacing gelang ( Ascariasis ) : MEMBEDAZOLE, IVERMECTIN
 Kaki gajah ( filariasis ) : DIETIL KARBAMASIN, IVERMECTIN
 Cacing kremi : MEBENDAZOL, IVERMECTIN
 Cacing pita (Taenia) : PRAZIKUANTEL, NIKLOSAMIDE, NITAZOXANIDE
 Cacing benang ( Strongilodiasis) : IVERMECTIN, ALBENDAZOLE, TIABENDAZOLE
 Cacing Vilarin W bancroft 1 – terapi tambahan CLORPHENIRAMINE
 PIRANTEL PAMOAT diulang 1 Minggu
 Cacing Tambang (ancylostoma) – ALBENDAZOLE, MEBENDAZOLE – PYRANTEL
PAMOAT

 Cacing Cambuk (trichuriasis) - ALBENDAZOLE, MEBENDAZOLE – PYRANTEL
PAMOAT
BENING PROSTATE HYPERTHROPHY (BPH)

 BPH : TAMSULOSIN, SILODOSIN BPH Kambuhan - LIKOPEN
Karena bekerja selektif diprtostatnya aja
 BPH + HIPERTENSI : PRAZOSIN sekalian menurunkan hipertensinya
 TERAZOSIN MK – antagonis reseptor alfa I
 Gol. Penurun faktor dinamis
Alfa adrenergik antagonis di jaringan stromal prostat
TAMSULOSIN, SILODOSIN
Mekanisme : Alfa adrenergik antagonis di prostat
TADALAFIL Mekanisme : Relaksasi otot prostat. Kandung kemih & urerta (vasodilatasi)
 GOL. 5 ALFA REDUKTASE INHIBITOR : FINASTERIDE, DUTASTERIDE
(Mengatasi BPH)
Diminum pada malam hari sebelum tidur
 Prostat + difungsi ereksi – SILDENAFIL (VIAGRA) eso meningkatkan jantung
berdebar
 SILDENAFIL mengakibatkan jantung berdebar
 Merelaksasi Jaringan Prostat – TAMSULOSIN
 Hipertiroit + Asma kronik – KI SALMETEROL
 PRAZOSIN eso HIPOTENSI
KONTRASEPSI
 Bumil pembukaan terahir, membantu ↑ kontriksi uterus - OKSITOSIN
 Riwayat DM + Pil Kotrasepsi - PROGESTIN
 Nyeri Haid – HIOSIN BUTILBROMIDA (BUSCOPAN)

 Menunda haid / pergi haji UMROH : NORETHISTERON turunan hormone
PROGESTERON
Diminum 1 minggu hingga 3 hari sebelum hari prakiraan menstruasi berikut hingga
menyelesaikan UMROH-Maximal 14 hari penggunaan
 Amonorhea primer – sekunder ETINIL ESTRADIOL
 Amonorhea sekunder – NORETHINDRONE, PROGESTERON
 Ibu menyusui – pil kb mengandung hormone PROGESTERON
 ↑ tekanan darah – ETINIL ESTRADIOL
 VAKSIN JEMAAT HAJI – MCV4
 Siklus haid tidak teratur PCOS – METFORMIN, KLOMIFEN SITRAT
 16 tn payu darah keluar air susu, Dismenorhea Hiperprolaktin – BROMOKRIPTIN
 ESTROGEN ↑ Kolesterol Total, TG, LDL
 ESTROGEN + PROGESTERON Eso Kardiovaskuler, ↑ curah jantung
 DYSMENORHEA – AINS – DIKLOFENAK, IBUPEROFEN, ASMEF, NAPROXEN,
CELEXOIB
 MENORHAGIA – ASAM TRANEKSAMAT
 POS (polycystic ovary syndrome) – tanda – Tumbuh Rambut, ↑ Glucosa – KLOMIFEN
SITRAT, METFORMIN
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA – Gula darah rendah

TUJUAN TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA
 Memenuhi kadar gula darah dalam otak agar tidak terjadi kerusakan ireversibel
 Tidak menunggu regulasi DM
KADAR GLUKOSA TERAPI HIPOGLIKEMIA

(mg/dl) DENGAN RUMUS 3-2-1
<30 mg/dl Injeksi IV Dex. 40% (25 cc) Bolus 3 Flakon
30-60 mg/dl Injeksi IV Dex. 40% (25 cc) Bolus 2 Flakon
60-100 mg/dl Injeksi IV Dex. 40% (25 cc) Bolus 1 Flakon
FOLLOW UP
 Periksa kadar gula darah lagi, 30 menit sesudah injeksi IV
 Sesudah bolus 3 atau 2 atau 1 flakon setelah 30 menit dapat diberikan 1 flakon lagi
sampai 2-3 kali untuk mencapai kadar > 120 mg/dl

 OBESITASITAS : ORLISTAT ESO – FESES BERLEMAK
ANEMIA
HB Normal Pria 13,8 – 17,2 g/dl
Wanita 12,1 – 15,1 g/dl
MCV Normal 72-90
MCH Normal 26-32
 Anemia pada pediatric premature 9-12 bulan
TRASFUSI RBC (DARAH) BUMIL – ASAM VOLAT
IRON SULFAT
B12
ASAM FOLAT
DIOPSERVASI hasil klinis
 Sickle cell
Sickle cell troit (SCT)
Sickle cell disease (SCD)
Rekomendasi : imunisasi influenza, manigokokus pneumonia
Profilaksis : PENISILIN sampai usia 5 tahun
ASAM FOLAT perhari untuk dewasa, ibu hamil dan pasien dengan penyakit kronis
 ANEMIA MAKROSITIK – ANEMIA MEGALOBLASTIK MCV TINGGI

B12
ASAM FOLAT
 ANEMIA MIKROSITIK – ANEMIA DEFISIENSI BESI MCV RENDAH
FE SULFAT
FE FUMARAT (BESI)
 ANEMIA NORMOSITIK – ANEMIA APLASTIK
ASAM FOLAT
B12
 ANEMIA + CKD

ERITROPOETIN (epo)
 Lemah, letih, lesu – FE SULFAT
 Khloramfenikol ESO – Asma
 Fenitoin : menghambat absorbsi asam lemak seperti asam folat. Sehingga dapat
menyebabkan anemia.
Jenis Hemofilia
Hemofilia A – kosentrat faktor VIII setia 12 jam/transfuse kriopresipitat
Hemofilia B - kosentrat faktor IX setia 24 jam/transfuse kriopresipitat
ANTI HISTAMIN
 Generasi I
CTM, DIMENHIDRINAT, BROMFENIRAMIN
 Generasi II
LORATADIN, CETERIZIN, FEXOFENADIN, TERFENADIN
 Generasi III
LEVOCETRIZIN, DESLORATADIN
KANGKER
FASE KANGKER – OBAT BEKERJA METAPHASE
 FASE S – METOTREXATE, CITARABIN, PROCARBAZIN
 FASE M – PACLITAXEL, VINKRISTIN, VINBRLASTIN
 FASE G2 – BLEOMISIN
 TAK SPESIFIK - CISPLASTIN
 Kangker Payu Darah (Her -2) – Terapi TAMOKSIFEN
 Kangker Payu Darah Stadium 3 Terapi DOKSORUBISIN – Tahap GAP 1
 EPIRUBISISN, DOKSORUBISIN Eso Kardiotoksisitas
BUMIL & ANAK

 IBU HAMIL TOKSOPLASMA – SPIRAMICIN
 ANAK TOKSOPLASMA – PRIMETAMIN
OBAT EFEK SAMPING SPINA BIFIDA

 KARBAMAZEPIN memiliki resiko 0,5-1,0% spina bifidal, hypospadias

 ASAM VALPOAT memiliki resiko 1-2% Neural Tube Defects
KULIT
 TINEA CORPORIS (KURAP) – DAPSON
 Terapi anti jamur berat Eso – SHAKE AND BATE demam mengigil - AMPHOTERISIN
 Jamur + Riwayat CKD Stage 2 – INTRACONAZOLE
 JERAWAT BAKTERI tanda Pupul, Pustul, Nodul– BENZOIL PEROKSIDA + Ab.

Topical CLINDAMICIN Oral
ERITROMICIN
TETRACYCLIN
MINOCYCLINE
 JERAWAT MERADANG – SALEP HIDROKORTISON 2,5%
 Gatal pada kulit selangkangan Infeksi Tinea Cruris – CLOTRIMAZOLE CREM
 Gatal-gatal diselah jari kaki, jamur Tinea Pedis – KETOKONAZOLE Crem 4 hari
 Pruritis/ ruam/ dermatitis :
Astringen : untuk gatal berikan kalamin.
Topikal steroid ( betametason krim)
Antihistamin sedatif Antihistamin topikal ada dua :
• Intranasal : azelastin (potensi ngantuk), alopatdin ( tidak terlalu ngantuk)
• Intraokular : levocobastine, bepotastine, olopatadin.
SYOK
 Syok Anafilaksis (tidak sadar, detak jantung normal)- EFINEPRIN (Emergenci kit)
 Syok Hipovolemi (Hilangnya darah dalam tubuh) – Terapi infus HYDROXYSTARCH
(Hes)
 Syok Kadiogenik Paska Serangan Infrak Miokard – DOBUTAMIN, DOPAMIN,
NORIPINEFRIN
KETOROLAK max pemberian 3-5 hari

 KALCIUM KARBONAS- Menghindari Asidosis
 Alcohol Absolud 96%
 MELUNAKAN KOTORAN TELINGA – PEHIDROL
 VIT K - ANTI PENDARAHAN

 B9 - ASAM VOLAT
 TRANPLATASI ORGAN HATI – INTERVERON
 DEPENDACE – KETERGANTUNGAN
 PSEUDOEFEDRIN – MENSTIMULASI RESEPTOR ADRENERGIK ALFA
 ATROPIN Iv MK- Antagonis fisiologis
 LORATADIN diminum Saat Perut Kosong
 CLORPROMAZINE memiliki MK sebagai antagonis Reseptor DOPAMIN D2
 Ketidak seimbangan pada elektrolit kalium dapat menyebabkan toksisitas digoksin
 Phentermine dan dietilpropion kontra indikasi dengan penderita kardiovaskuler.
 Flutamide dan leuprolide dapat menurunkan libido.
 Reseptor beta 1 : vasokontriksi pembuluh darah sehinnga tekanan darah menurun.
Terapinya dapat di berikan obat golongan beta blocker selektif. Reaeptor beta 2 :
bronkodilator, agonis beta 2. Contoh : salbutamol, pirbuterol, terbutalin, salmaterol.
 Rhinitis medika mentosa adalah akibat penggunaan obat dekongestan.
 Antipsikotik tunggal/Atipikal
1. Risperidon
2. Haloperidol
3. Klorpromazin
4. Clozapin atau olanzapin jika 3 obat sebelumnya tidak mempan
 Mencegah CIN – ASETYL CYSTEIN
 SGLT1 – Extenatide
 Vinkristin, Viblastin Terapi Antikangker – tanaman Tapak Darah
 Bibir berdarah / sariawan parah – BORAX GLYCERIN
 HIDRICORTISON 1% - Anak 4 tahun Ruam Popok
 CLOBETASOL – Gatal-gatal 4 tahun
 Tersengat Lebah – CALAMIN
 TEOFILIN + CIPRO - ↑ Kadar TEOFILIN
 HIPOKALEMIA
FUROSEMIDE, HCT
 HIPERKALEMIA
SPIRONOLAKTON, KLORTALIDON, ACEI

ANALISIS FARMAKOEKONOMI
 CMA (HARGA) ( cost minimalis analysis )

Biaya total penggunaan 2 obat atau lebih obat yang khasiat dan efek samping sama,
sehingga dipilih biaya per hari paling rendah
Efek sama, harga berbeda sedikit
 CEA (EFEKTIF) ( cost efective analisis )
Membandingkan obat yang hasil terapinya beda ( indikasi sama, biaya dan efektivitas
berbeda)
Efek salah satu lebih besar, harga lebih besar
 CUA (KUALITAS HIDUP) ( cost utility analisis)
Menggunakan ratio cost effektiveness dengan menyesuaikan skor kualitas hidup
Lebih benefit dari program dan vaksin
 CBA (PROGRAM PEMERINTAH) ( cost benefit analisis)
Membandingkan biaya penyelenggaraan dua program kesehatan yang outcomenya
berbeda
Peningkatkan kualitas hidup
 Diret Medical Cost – Biaya yang dikeluarkan secara langsung untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan
CONTOH - Biaya rumah sakit, biaya pengobatan
 Direct Non Medical Cost – Biaya yang ditanggung secara langsung tetapi tidak
berhubungan deangan pelayanan kesehatan
CONTOH - Transporttasi, makan yang jaga pasien
 Indirect Medical Cost – Biaya tidak langsung ketika sakit atau biaya yang hilang karena
sakit
CONTOH - Tidak bekerja hilang rupiah karena sakit
 Intangibale Cost – Biaya tidak dapat diukur dengan rupiah
CONTOH - Perasaan, nyeri, lemas, sakit
 Oportunity Cost – Biaya kesempatan untuk melakukan suatu hal

CONTOH - Kehilangan kesempatan kerja, awalnya jadi asisten naik jabatan jadi direktur
Manajemen kefarmasian dan farekom INDEX 100% + 10%

 Trun of Ratio – TOR
HPP
x2
P . Awal+ P Ahir
Nilai Barang YG di jual

Modal Awal
 Payback periode (PP)
Pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi dengan
menggunakan aliran kas ( laba bersih) yang akan diterima
jumlah nilai investasi

PP= x setahun
jumlah kas yang masuk pertahun
 Return of investment - ROI

Pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi,
dengan membandingkan jumlah laba bersih pertahun dengan nilai investasi
Nilai laba bersih

ROI= x 100
Total Investasi
 Re order point - ROP
Titik dimana harus melakukan pemesanan obat
ROP = Jumlah Kebutuhan Perhari x Lite Time + safte Stock
 Re order asset - ROA

Mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih (tingkat
Pengembalian Aset)
EAT Laba Bersih
ROA= x 100 %
Total Aset
 Re order Equity ROE
Indikator yg mengatur tingkat kemampuan perusahaan untuk nmenghasilkan EAT
(laba bersih) dari pemakaian modal pemilik

EAT Laba Bersih
ROE= x 100 %
Total Ekuitas
 ITO – Inventori turn over

I ndikator yg mengukur tingkat kemampuan apotek memutar barang daganganya
(Beli-Simpan-Jual)
HPP
ITO=
rata−rata persediaan
1−(F . perkalian−1)
HPP=
F . Perkalian
 ACER
Total biaya program pengobatan dibagi Autcome dari klinik
Total Biaya
ACER=
Lama Perawatan( hari)
 ICER
 Membandingkan 2 obat alternative yang lebih baik
Cost A−Cost B
ICER=
Efek A−Efek B
laba kotor = Margin

penjualan = HPP + Margin
HPP = Penjualan – Margin
Indeks Jual−1
Margin= x Omset
Indeks Jual
Ha rga Jual−Harga Beli

Margin= x 100
Harga Jual

Hasil Jual
HPP Teoritis= x 100 %
Faktor Jual (Indeks Jual)
1
Margin= x Penjualan
Faktor Jual(Indeks Jual)
1
%HPP= x 100 %
Faktor Ju al
Stok awal+ Pembelian−stok ahir
HPP Real= X 100
Penjualan
HPP Real = Stok awal+Pembelian) – ( Stok ahir + Retur Penjualan
HJA = Harga Jual + ( % kenaikan x Harga Jual
Nilai EXCLUDE belum termasuk pajak

Nilai INCLUDE sudah termasuk pajak
2 ( Wb−Wa )
Resolusi=
(Ta+Tb)
BM EES
masa EES= x MASA E
BM E
dial reading
tegangan permukaan= x faktor koreksi
2 x keliling cincin
Uji bioavailabilitas dengan sediaan inovator

AUC ( a ) . Dosis (b)
F relatif =
AUC ( b ) . Dosis (a)
a. Copi, b. Inovator
SOAL
Perusahaan memiliki modal 250 Jt, keuntungan tahun pertama 72 Jt belum potong PPH 5%
Berapa PPH (pajak penghasilan) ..?

Jawab : 72 – 5% = 68,4
250/68,4 = 3,654
3 Tahun 7 Bulan
Konsep dasar
Kesetaraan mol
Membuat tablet Atorvastatin, tetapi kita mendapatkan bahan baku Atorvastatin
kalsium dari supplier, apabila BM Atorvastatin adalah 559 dan calcium 599.
Hitung berapa mg setara Atorvastatin kalcium terhadap 10 mg Atorvastatin.
Bobot
Konsep Mol terkait BM BM =
BM
Mol Atorvastatin = Mol Atorvastatin kalsium
Bobot 1 Bobot 2
=
BM 1 BM 2
10 X
=
559 599
599
X= x 10
559
X = 10,71
Jadi, 10 mg Atorvastatin setara dengan 10,71mg Atorvastatin kalsium
Bagaimana cara pembuatan alcohol 70% dengan volume 1,5 liter dari alcohol 95%
Volume awal X konsentrasi awal = Volume ahir X konsentrasi ahir
V1 x C1 = V2 x C2
95% x X = 70% x 1,5 Liter
X = (70/95) x 1,5 liter
X = 1,1 Liter
Jadi ambil 1,1 liter alcohol 95% lalu ditambahkan akuades sampai 1.5 Liter
IZIN INDUSTRI
 Ijin IOT & IEBA Dikeluarkan oleh DIRJEN BINFAR

 Ijin UKOT Dikeluarkan oleh KEPALA DINAS KABUPATEN PROVINSI
 Ijin UMOT Dikeluarkan oleh DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

KELAS RUMAH SAKIT
 Kelas A > 500 Bad = 15 Apoteker
 Kelas B 200-500 Bad = 13 Apoteker
 Kelas C 100-200 Bad = 8 Apoteker
 Kelas D 50-100 Bad = 3 Apoteker
Rasio standar apoteker di rawat inap 1 Apoteker 30 pasien
Rasio standar apoteker di rawat jalan 1 Apoteker 50 pasien
Puskesmas
1 Apoteker 50 pasien
Peran apoteker JKN 2015 untuk TB menjamin ketersediaaan obat TB & PMO
pengawasan minum obat
High Alert ( HAM – High Alert Medicines)
 NACL 3%
 KCL 7,46%
 MgSO4 20% & 40%
 WARFARIN
 INSULIN
 SEVOFLURAN
 FONDAPARINUX
 STREPTOKINASE
Lasa
 AcetaZOLAMIDE – acetoHEXAMIDE
Penggunaan tetes telinga

 Dewasa Tarik ke Atas & Belakang
 Anak Tarik ke Bawah & Belakang
JENIS-JENIS BKO, UJI BAHAN OBAT MEMAKAI KLT
 SILDENAFIL SITRAT – OBAT KUAT
 DEKSAMETASON, FENIL BUTASON – NYERI LUTUT, PEGAL LINU
 METAMPIRON, ANTALGIN, PCT, CTM – MASUK ANGIN
 ALLOPURINOL – ASAM URAT

 SIBUTRAMIN HCL – PELANGSING
 TEMPUYUNG - HIPERTENSI
Kepmenkes RI NO 347 Tahun 1990 Tentang DOWA 1
DOWA 1 KONTRASEPSI ORAL 1 SIKLUS

DOWA 1 ANTIBIOTIK TOPIKAL 1 TUBE
DOWA 1 GENTAMICIN OBAT MATA 1 TUBE/1 BOTOL
DOWA 1 ASMEF 20 TABLET
DOWA 1 BISOKODIL SUPPO 3 SUPP
DOWA 1 METOKLORPRAMIDE 20 TAB
DOWA 2 OMEPRAZOLE 7 TABLET
DOWA 3 RANITIDIN 150MG 10 TABLET
DOWA 3 ALLOPURINOL 100MG 10 TABLET
DOWA 3 NATRIUM DIKLOFENAK 25MG 10 TABLET
DOWA 3 PIROKSIKAM 10MG 10 TABLET
DOWA 3 CETIRIZIN 10 TABLET
DOWA 3 SIPROHEPTADIN 10 TABLET
 VITAL = Potensi life saving drug- obat emergency

 ESENSIAL = Antiinflamasi
 NON ESENSIAL = Penunjang – Vitamin
 Pareto ABC (Always Beter Control) Omset
 Pareto A 15-20 % menghasilkan 80% omset
 Pareto B 20-25 % menghasilkan 15% omset
 Pareto C 50-60 % menghasilkan 5% omset
Jenis distribusi obat
1. Floor stock
Sitem persediaan di ruangan
2. Resep perorangan
Individual Prescription
3. UDD

Pendistribusian perbekalan farmasi berdasarkan resep perorangan untuk penggunaan
satu kali dosis/pasien
4. Kombinasi
Resep individual+flor stock
Jenis pengadaan di RUMAH SAKIT

1. Pengadaan langsung < 200 juta (DIRECT PROCUREMENT)
2. Pelelangan sederhana 200 juta – 5 miliar (SIMPEL AUTION)
3. Pelelangan umum > 5 miliar (GENERAL PUBLICITY)
4. E-purchasing : pembelian lewat LKPP ( e-catalog)
5. SAS : pemasukan alat kesehatan yang tidak punya izin edar tapi sangat dibutuhkan
 KEPALA BAGIAN PRODUKSI

Kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam produksi obat
 KEPALA QC
Pengawasan Mutu : melakukan pengujian sesuai spesifikasi
 KEPALA QA
Pemastian Mutu : memastikan/menjamin kesesuaian spesifikasi
 Apoteker RnD : membuat spesifikasi
Pengadaan bahan baku

 MSDS – data spesifikasi bahan, cara penanganan toksisitas & keamana
 COA – data spesifikasi hasil pengujian atau analisis
 SOP – dokumentasi berisis panduan proses
Digit ke tiga – produksi

I – obat jadi impor
E – obat jadi expor
L – obat jadi produksi dalam negeri
X – obat jadi untuk program/keperluan khusus
 Timbangan : Batas ketelitian 0,1
Tingkat ketelitian 0,01
 Validasi

 Validasi merupakan tindakan pembukatian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan,
prosedur, kegiatan, system, perlengkapan
Validasi metode analisa
Validasi proses
Validasi pembersihan
 Validasi Proses
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa proses yang dilakukan dalam
batas parameter yang ditetapkan dapat bekerja secara efektif, memenuhi spesifikasi
dan atribut mutu yang ditetapkan sebelumnya
 Validasi Prospektif
 Validasi Konkuren
 Validasi Retrospektif
 Validasi Prospektif
Validasi untuk produk baru yang belum dipasarkan, Produk lama
yang mengalami perubahan besar Atau spesifikasi produk
diubah atau berubah.
Jumlah bets yg di validasi yaitu 3 bets berurutan
 Validasi Konkuren
Validasi untuk produk yang sudah berjalan dengan tingkat
produksi rendah dan produk yang rutin di produksi,
Proses produksi yang mengalami beberapa perubahan misal
komposisi, perubahan tipe mesin, ukuran, dan spesifikasi sama.
Jumlah bets yang di validasi yaitu 3 bets berurutan
 Validasi Retrosfektif
Untuk produk-produk yang sudah lama di pasarkan tetapi belum
di validasi sehingga memerlukan data validasi untuk registrasi
ulang atau merupakan produk andalan suatu undustri tersebut
dan rutin di produksi tiap tahunnya Jumlah bets yang di validasi
10-30 berurutan
 Validasi Metode Analisis

Umumnya dilakukan terhadap empat jenis
 Uji identifikasi
 Uji kuantitatif kandungan impuris
 Uji batas impuris
 Uji kualitatif zat aktif dalam sampel bahan aktif atau komponen
tertentu
Parameternya
 Akurasi
Untuk memperoleh nilai yang sebenarnya
Syarat Recovery 98-102 %
 Persisi
Untuk menunjukan kedekatan dari suatu pengukuran sampel yang homogen
KETERULANGAN REPEATABILITY
Persisi dinyatakan dalam bentuk RSD
SRB sebaran baku relative
Syarat RSD < 2 %
 Spesifikasi/selektif
Untuk membedakan senyawa yang diuji (ZAT)
Sayarat HPLC, RS 1,2-1,5
Spektrofotometer RF >2,5
 Linearitas
Menunjukan secara langsung atau proposional antara respon detector dengan
perubahan kosentrasi analitit
Syarat r ≥ 0,98
 Validasi Pembersihan – kelas A menggunakan Cawan papar 3 jam Persyaratan <1

Untuk pembersihan suatu peralatan setelah produksi meliputi Apus (swab)
pembilasan terahir (rinse) metode placebo
Dilakukan 3x berturut-turut dgn hasil yang memenuhi syarat
 Kualifikasi

1. Kualifikasi desain : dilakukan saat membeli dan mencocokkan sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan
2. Kulaifikasi instalasi : dilakukan saat pemasangan
3. Kualifikasi operasional : dilakukan dengan menggunakan bahan tetapi bahan
yang digunakan yaitu placebo
4. Kualifikasi kinerja : dilakukan dengan menggunakan bahan sesungguhnya/ zat
aktif
 Mikro emulsi, Syrfaktan – Twen 20, sorbitol, gliserin, Benzen Asetosal
SALEP
 PENGAWET : Asam Bensoat, Asam Sorbitol, propilen Paraben, Aerosol, Metil
paraben
 DAPAR : Penyangga PH, Sitrat, Asetat Fosfat
 PENGHELAT : Natrium EDHA
 ANTIOKSIDAN : Alfa Tokoferol, Na Meta Bisulfat
 AMOLIEN : Gliserin
 ↑ KOSENTRASI : Sera Flava, PEG
 HUMEKTAN : Gliserin, Propilen Glikol
KRIM – kosentrasi air minimum pembuatan Crem 60%

 PENGIKAT KOSISTENSI : PEG, Asam Stearat, Sera Flava
 BASIS : Adeps, Faselin
 SURFAKTAN : Tri Etanolamin
 HUMEKTAN : Gliserin, Propilen Glikol
 EMULGATOR : Twin & Span
 NATIOKSIDAN : Tokoperol
GEL
 PEMBENTUK/GELING AGEN : Na CMC, HPMC, Karbomer, Alginat, Poloxamer 204,
Karbopol
 BASIS TRANSPARAN : HPMC
LARUTAN
 ZAT PENGISOTONIS : NaCL, Dextrosa, Asam Borak
 PENSTABIL Ph : Na Asam Bikarbonat

LOTION ZAO
 SUSPENDING AGEN : Karboksimetik
 PELARUT/HUMEKTAN : Gliserin
 PENGAWET : Nipagin
 PEMBAU : Oleum Rosea
 PENGENCER/PELARUT : Air
SUSPENSI
 MENINGKATKAN DIPERSI SEDIAAN : Propilenglikol
 WETING AGENT/SURFAKTAN : Twin & Span
 SUSPENDING AGENT/EMULGATOR : Tragakan, Gom Arabikum, Karboximetil,
Xantan GUM, Na CMC, Povidon
 SIRUP PCT tetracin CI 19140 : Pewarna
 PENGAWET – Emulsi Propil Paraben
 Penetapan Kadar sirup antasida metode titrasi - Kompleksometri
 PENDISPERSI : Air
 PEWARNA : Cl 19140
 PENGAWET : Methil Paraben, Nipagin, Nipasol
TABLET
 PENGISI : Diluen, Filter, lactose, Na CMC, Avicel, HPMC
 PENGIKAT (binder) : Amilum, Tragakan, GOM Arab, Povidon, Gelatin, Na Alginat,
Pektin, Ludipers, Colidon, NA CMC
PENGHANCUR / DISINTEGRAN
 PENGHANCUR SUPER : Promigel, Sodium Starch Glycolate
 PENGHANCUR BIASA : Ac-disol, As Alginat, Crospovidon, Croscarmelasa
 LUBRIKAN : Mg Stearat, Aerosil 200
 ANTI LENGKET/ANTI ADHERAN : Talk
 GLIDAN : Silicon Dioksida
 PEMBASAH : Na Lauril Sulfat
 Bahan tambahan tahap ahir sebelum dicetak MG stearate
 Pelapis Tablet – D – C Red NO 30 Aluminium Lake
SURFAKTAN – PENURUNAN TEGANGAN

PERSEFATIF – PENGAWET
KOLSOVEN – PENAMBAH PELARUT
DAPAR – PENGATUR PH
Masalah & solusi pembuatan sediaan

SEDIAAN MASALAH KETERANGAN/SOLUSI
Mempercepat oksidasi lemak.
MENGANDUNG AIR
Ditambahkanpreservasi
HIGROSKOPISITAS Gunakan basis yg kompatibel
Saat melelh, viskositas perlu diperhatikan.
VISKOSITAS
SUPPOSUTORIAL Gunakan alumunium monostearat 2%
KERAPUHAN Penambahan Castrol oil, twen/gliserin
VOLUME KONTRAKSI Adanya lubang, diatas dengan penuangan berlebih
Ditambahkan antioksidan dari golongan fenol
KETENGIKAN
(hidrokinon)
KETENGIKAN : Antioksidan
PERUBAHAN BAU &
KONSISTENSI
Pendinginan yg terlalu cepat dapat menyebabkan
SALEP
sediaan menjadi keras karena terbentuk banyak
TERBENTUK
klristal yg berukuran kecil, sedangkan pendinginan
KRISTAL
ygt terlalu lambat akan mengahasilkan sedikit
kristal sehingga produk menjadi lembek
Bila larutan berair tidak sama temperaturnya
PEMISAHAN KEDUA dengan leburan lemak, maka bebrapa lilin akan
KRIM
FASE menjadi padat, sehingga menjadi pemisahan antara
fase lemak dengan fase cair
Gel mengerut secara alamiah, cairan pembawa
SYNERESIS /
keluar dari matriks. Disebabkan olehadanya struktur
BLEDING
GEL gel (persentase formulasi gelling agent) kurang
Gel menyerap cairan, sehingga volume gel
SWELING
bertambah
SEDIMENTASI Gel terpisah terhadap fase padatnya
 Campuran menempel pada punch yg menyebabkan – Kelembapan rendah

 Masalah saat pencetakan tablet
 Lengket pada cetakan

Meningkatkan Antiadheren/lubrikan (melekat pada Die & sulit dikeluarkan, bunyi
keras pada mesin, sisi tablet Kasar)
 Sticking dan picking
Menurunkan ukuran granul, mengganti lubrikan, bersihkan punch dengan minyak
mineral (permukaan tablet ada goresan, bentuk berlekuk-lekuk)
 Capping
Tambahkan pengikat kering, regranulasi, menurunkan jumlah lubrikan (bagian atas
terpisah dari bagian utama)
 Chipping/cracking
Poles permukaan punch dan die, perkecil ukuran granul, tambahkan pengikat kering,
kurangi jumlah fines (tablet rusak dibagian tepi)
 Solusi pembuatan sediaan liquid

 Creaming
Terpisah menjadi 2 lapisan, bersifat reversible (dikocok kembali perlahan)
 Koalesen dan Craking
Pecahnya emulsi sifat irreversibel (penambah emulgator surfaktan yang cocok)
 Infersi Fase
Berubahnya tipe emulsi W/O menjadi O/W sifat irreversibel
 Flokulasi
Berkumpulnya beberapa tetesan minyak, emulsi tidak merata
 Breaking
Pemisahan 2 fase pada emulsi yg ireversibel & tidak dapat kembali dengan
pengocokan
 Cracking saat penyalutan _ menambahkan plasticizer
 Penyalutan tablet ditemukan pewarnaan tidak merata – lakukan pengadukan saat
penyemprotan / RPM
 Agar suspense tidak mudah mengendap & caking bahan tambahan - emulsifying
 Tablet bukal diletakan antara pipi dan gusi
 Tablet subligual diletakan di bawah lidah
 Zat aktif dari manira – filantin
 Granulasi basah

TAHAN PANAS – ALIR JELEK
 Granulasi kering
TIDAK TAHAN PANAS – ALIR JELEK
 Kempa langsung
TIDAK TAHAN PANAS – ALIR BAIK
 Jenis- jenis sifat alir

• Newton : untuk sediaan cairan, gliserin
• Plastis : Krim, Salep
• Pseudoplastis : suspensi
• Dilatan : pasta
• Tiksotropik : gel
Shear Rate
 Uji Disolusi Terbanding : membandingkan obat copy dengan inovator dengan
perbandingan 36 obat copy dan 36 obat inovator.
 UDT Terhadap Inovator Similiaris
 UJI Stabilitas, yang belum dipasarkan 2 Bach
 Skala Pilot 3 Bach
 Skala Lab 3 Bach
Tiga medium uji disolusi

 Dapar HCL pH 1,2
 Asetat pH 4,5
 Fosfat pH 6,8
 Uji stabilitas
Long term/ jangka panjang – untuk menetukan, Shelf – Life, rentang waktu sesungguhnya
dari sediaan
300C ±20C rh 60±5%
Dilakukan 4 kali sampling yaitu 0,6,9,12 bulan
Accelerated/jangka pendek – untuk memprediksi tanggal expired guna kepentingan
registrasi
400C ±20C RH 75±5%
Dilakuakan 3 kali sampling yaitu 0,3,6 bulan

 Uji kebocoran kemasan primer dilakukan dengan memasukkan kemasan ke dalam alat
bejana kaca tertutup rapat berisi metilen blue
PENYIMPANAN
 Insulin ruangan 15-25 0C boleh digunakan 28 hari setelah dibuka
Dingin 5-15 0C boleh digunakan 2 bulan setelah dibuka
Frizer -2 – (-8) 0C tidak boleh digunakan
 Vaksin dingin 2-8 0C untuk semua vaksin OPV

Freezer -15-(-25) 0C khusus vaksin polio (IPV inactivated polio vaccine)
 Suppo sejuk 8-15 0C semua suppositorial
Ruangan 15-25 0C khusus suppo Bisokodil
 Saat lahir bayi : Hepatitis B, Polio, Tibi, Campak, Virus DPT
Kelas BCS
Kelas sebutan Suhu Humeditas (%) Keterangan

A Under 16-25 45-55  Pengelolaan dan pengisian aseptis
LAF 0,36-0,54  Pengisian salep mata steril
 Pengisian bubuk steril
 Pengisisan suspensi steril
B Steril 16-25 45-55 Latar dari kelas A
C Steril 16-25 45-55 Pengisian produk non aseptis
D bersih 20-27 40-60 Pembuatan obat steril dengan sterilisasi

akhir
E umum 20-27 Maks 70 Ruang pengolahan dan pengemasan
primer, obat nonsteril, pembuatan salep
kecuali salep mata
E khusus 20-27 Maks 40 Pengolahan bahan higroskopis
(misal effervescent)
Pencucian Vial dan alat gelas – Kelas D
Suhu terkendali F1 IV
Dingin 2-8 0C, Sejuk 8-15 0C, Ruangan terkendali 20-25 0C, Ruangan < 30 0C
 BUD ( beyond use date)
• Oral mengandung air = tidak lebih dari 14 hari saat di simpan pada suhu 2-80 C

• Topikal/dermal mengandung air/ sediaan semisolid : 30 hari
• Tetes mata/ telinga tube : 28 hari
• Tets mata mini dose : 3x24 jam setelah pertama kali di buka
• Sirup kering : 7-14 hari setelah di encerkan
• Rekonsitusi Injeksi 24 Jam Setelah direkonsitusi
• Sediaan non aquoeos/ solid formation : 6 bulan dari waktu peracikan
• Heamophilus Influenzae tipe B = 24 jam
• Polio = secepatnya
• Campak = 8 jam
• Meningococcal = 8 jam
• Rotavirus = 24 jam
BCS
1. kelarutan BAIK permeabilitas BAIK (ibuprofen) - kecepatan disolusinya
2. kelarutan JELEK permeabilitas BAIK (paracetamol) – kelarutan senyawa
3. kelarutan BAIK permeabilitas JELEK (H2 bloker) – permeabilitas senyawa
4. kelarutan JELEK permeabilitas JELEK (furosemide) – tidak ada hubungan antara in
Vitro & in Vivo
 Rumus pengambilan sampe 1+√ 9

 Sampel pertinggal Minimal 2 x
 Uji stabilitas cara bukabtutup – In Use Test
 Sama 50 Beda 99
Evaluasi granul Besar laju alir
Waktu alir >10 sangat baik
< 25 sangat baik 4-10 baik
25-30 baik 1.6-4 cukup
30-40 cukup <1,6 sangat sukar
> 40 sangat sukar
>50 Keragaman Bobot
<50 Keseragaman Kandungan
Contoh <50 mg bobot dan Zat aktif <50 - Dilihat ke zat aktifnya
Bentuk dan ukuran tablet
 Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet

Kekerasan tablet
 Bobot tablet sampai 300mg : 4-7 kg/cm2
 Bobot tablet sanpai >300mg : 7-12 kg/cm2
Friabilitas ( Keregasan)
 Tablet dimasukan ke dalam alat, lalu alat dioperasikan selama 4 menit atau 100 kali
putaran, syarat <1%
Waktu hancur
 Interval waktu hancur adalah 5-30 menit
 Syarat Tidak lebih dari 2 sampel
 Percobaan 1- 6 sampel, Percobaan 2- 18 sampel
Macam – macam kerapatan
 Kerapatan sejati (fludensity) alat yg digunakan Piknometer
 Kerapatan curah/longgar/nyata (bulk density) alat yang digunkan gelas ukur
 Kerapatan mampat artinya setelah diketuk-kletuk
Mampat −Curah
Kompresibility= x 100 %
Mampat
Kompresibility yang baik <12, sangat baik <8, makin kecil nilai kompresibilitinya
maka semakin baik laju alirnya
bobot
nyata /curah=
volume awal
bobot
Mampat =
volume Ahir
Friabilator (100 bantingan) untuk uji
Bobot sebelum−sesudah
Kerapuhan/ Keregasan= x 100
berat sebelum
Tingkat kelarutan
Metode untuk meningkatkan kelarutan suatu zat ada 2

1. Dispersia padat ---Metode Peleburan
2. Pelarut ---metode konsolvensi
Sangat muda larut <1
Mudah larut 10-30
Agak sukar larut 30-100
Sukar larut 100-1000
Sangat sukar larut 1000-10000
Obat herbal ada 3 golongan
Jamu __berdasarkan empiris turun temurun
Obat herbal Terstandar__telah Lulus Uji Praklinis
Obat Fotofarmaka__telah lulus uji klinis & praklinis
Jamu-Daun bercabang
Obat herbal terstandar- Bintang segi tiga
Obat fitofarmaka-Bintang segi enam
Perhitungan sediaan emulsi
R
/ Twen 80 60% HLB 15
Span 80 40% HLB 4,5
Dit ?
Hlb campuran
60
Twen 80= x 15=9
100
40
Span80= x 4,5=1,8
100
HLB Campuranya = 10,8
Kompresibili
Sediaan – serbuk, grabul, tablet
BJ mampat −BJ bulk
% kompresibiliti= x 100 %
Bj mampat
Masa
BJ (berat jenis)=
Volume
% kompresibilitas
5-12 istimewa

12-16 baik
18-21 sedang
23-25 kurang baik
33-38 sangat buruk
> 40 sangat – sangat buruk
 SEDIAAN FARMASI
- Serbuk : pulvis ( serbuk tidak terbagi) dan pulveres ( serbuk terbagi)
- Tablet : sediaan padat kompak, mengandung satu atau lebih bahan aktif dan
tambahan, biasanya berbentuk pipih, bulat lonjong.
- Immediete released tablet : tablet yang di maksudkan untuk langsung ditelan
dengan bantuan cairan atau makanan. Kemudian akan hancur dalam lambung
selama kurang lebih 15 menit. Untuk segera melepaskan zat aktifnya
- Sustained released tablet : tablet yang diaksudkan agar hancur secara perlahan
di lambung dan diusus, shg dapat melepaskan zat aktif secara bertahap dalam
waktu yang lama. Tujuan pembuatannya untuk mengurangi frekuensi
pemakaian obat pada pasien kronis dan tidak patuh.
- Delayed released tablet : tujuan agar pelepasan zat aktif tertunda. Contoh
enteric coated
- Dispersed released tablet : tablet yang di hancurkan terlebih dahulu sebelum di
telan.
- Kapsul : untuk mengurangi rasa tak enak pada sediaan.
- Emulsi : sediaan dua fase (antara minyak dan air)
- Suspense :mengandu ng obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna
dalam cairan pembawa
- Larutan mengandung satu atau lebih jenis obat dalam pelarut (dengan zat
pelarut yg sesuai)
- Lama masa simpan tablet tidak rapuh 24 bulan / samper pertinggal
- Pelepasan terkendali – Reservoir Sistem
EVALUASI MUTU TABLET

tahap Sampel uji Kriteria penerimaan
S1 6 Tiap unit tidak kurang dari Q + 5%
Rata-rata dari 12 unit

S2 Di tambah 6 (S1+S2) sama atau lebih dari Q dan tidak ada
yang boleh kurang dari Q-15 %
Rata- rata dari 24 unit
(S1+S2+S3) sama dengan atau lebih dari
S3 Di tambahkan 12 Q dan tidak lebih dari
2 unit yang kurang dari Q-15% dan tidak
boleh ada satupun kurang dari Q-25%
Bagian-bagian Resep
1. Inskriptio meliputi identitas dokter penulis resep, SIP, alamat dokter, tanggal
penulisan resep, no resep.
2. Praescriptio meliputi nama obat, kekuatan obat, bentuk sediaan obat, dosis, jumlah
obat, perintah pembuatan
3. Signatura meliputi petunjuk pemakaian
4. Subscriptio meliputi tanda tangan/paraf dokter, alamat pasien, nama pasien dan
umur pasien.
5. Invocatio meliputi tanda R/ pada resep
ALUR PENGGUNAAN
KELOMPOK SIGNA KEPANJANGAN ARTI
a.c Ante coenam Sebelum makan
d.c Durante coenam Pada saat makan
CARA MINUM
p.c Post coenam Setelah makan
a.p Ante prandium Setelah sarapan pagi
WAKTU MINUM h.v/n Hora vespertina/nocte Malam hari
h.s Hora somni Waktu tidur
OBAT h.m Hora matutina/Mane Pagi hari
s.dd Samel de die Sekali sehari
INTERVAL b.dd Bis de die Dua kali sehari
MINUM OBAT t.dd Ter de die Tiga kali sehari
Qdd Quarter de die Empat kali sehari
KETERANGAN Si necesse sit/si opus
s.o.s/s.n.s/s.prn Bila perlu
sit/signa pro re nata
Untuk dipakai sendiri
u.p Usus propius
(biasanya oleh dokter)
u.c Usus cognitus Pemakaian telah

diketahui
Serahkan kepada dokter
i.m.m In manus medici (untuk aplikasi khusus
dokter)
Gtt Guttae Tetes
C Cochlear Sendok makan (15 ml)
TAKARAN c.p Cochlear parvum Sendok bubur (8 ml)
Cth Cochlear theae Sendok teh (5 ml)
X – 10 -M+
L – 50
C – 100
D – 500
M - 1000
ATURAN PERACIKAN
m.f Misce fac Campur dan buatlah
Aa p.aeq Ana partes aequales Masing-masing
a.d Ad Sampai
q.s Quantum satis Secukupnya
Ad.libit Ad libitum Sesukanya
INTRUKSI Berikan dalam dosis
d.t.d Dos teles doses
demikian
d.i.d Berikan setengahnya
perintah Da in dimidio (jumlah sediaan, bukan
dokter dosis)
KETERANGAN Cito Cito Segera
DARURAT p.i.m Pariculum in mora Berbahaya juka ditunda
ATURAN LOKASI PENGGUNAAN

a.d Auris dextrae Telinga kanan
TELINGA
a.l Auris laevae Telinga kiri
i.o.d/o.d In oculo dextro Mata kanan
MATA
i.o.s/o.s In oculo sinistro Mata kiri
Us.Ext./u.e Usus externum Pemakaian luar
KETERANGAN
Loc.dol Locus dolens Untuk baigian yang nyeri
RUTE i.v Intravena Pembuluh darah
I.m Intra muscular Jaringan otot
p.o Peroral Melalui mulut

s.c Subkutan Dibawah kulit
R
Tanda / Simiskin PP – Pro Paupere
PERHITUNGAN DOSIS
KETERANGAN RUMUS
Clarck, berdasarkan berat badan anak berat badan
Dosis anak= x Dosis dewasa
150
Berdasarkan BSA (body surface Area), BSA (M 2)
Crowford-Terry_Rourke 1,73
BSA :
√¿ ¿ ¿
Young, anak 1-8 tahun umur(tahun)
umur ( th )+12
Couling, anak usia 8-12 tahun umur ( tahun ) +1
24
Diling, anak usia lebih besar dari 8 tahun umur(tahun)
20
Fried, untuk bayi Dosis bayi=umur bulan ¿ ¿ x Dosis dewasa
150
Perhitungan sediaan injeksi Jumlah tetes /menit :
Faktor tetes : (1ml=20 tetes/menit) jumlah kebutuhan cairan x fakttor tetes
waktu ( jam ) x 60 menit
 Sterilisasi
• Panas lembab
Autoclav = suhu 1210 C selama 15 menit, efektif untuk zat aktif atau eksepien tahan
terhadap panas dan lembab ( injeksi) / sterilisasi Infus
• Panas kering = oven suhu 1800 C selama 3 jam untuk zat tahan panas tetapi tidak tahan
lembab ( untuk sediaan dry injeksi steril)
• Radiasi = dilewatkan melalui sinar UV frekuensi rendah dengan memecah DNA
mikroorganisme pada sediaan ( tidak untuk sediaan injeksi)
• Gas = dengan etiilen dioxide umumnya untuk sterilisai ruangan. Tidak untuk sediaan
karena faktor ketercemaran resiko tinggi.
• Filtrasi = dengan menggunakan bakteri. Untuk sediaan larutan. Umumnya dilakukan
dengan menyaring bulk dengan filter < 0,2 mikron sehingga mikroorganisme tertahan.
Jika untuk menyaring partikel maka ukuran filter yang di gunakan adalah 0,45 mikron
• Aseptis = dengan cara treathment pembuatan pada ruangan kelas A dan dilakukan secara
aseptis.

Untuk krim steril = tidak dengan panas ( merusak kestabilan krim dan komposisi air dan
minyak), sterilisasi bakteri filter juga tidak dapat dilakukan karena krim yang sudah
berbentuk sistem dispersi sehingga tidak lolos dalam membran filter.
 Besar – Kecil Uji terbanding
 Kecil – Besar In VITRO
 Uji ekuivalensi
• Invitro ( bcs kelas 1) = disolusi terbanding
Tablet memiliki kekuatan dosis yang berbeda
Parameter : similiaritas
F2 = 1> 50
• inVivo ( kelarutan buruk) bcs kelas 2,3 uji ekuivalensi
farmakokinetik
untuk obat = kardiovaskuler, nonlinear, kelarutan buruk, antibiotik, sitostatika,
indeks terapi sempit
 tipe disolusi umumnya ada dua :
1. Basket ( kranjang) : Kapsul ( kecepatan 75-100 rpm)
2. Paddle (Dayung) : Tablet (kecepatan 50 rpm)
 Tipe A/M – Ditambahkan Sudan III
 Tipe M/A – Ditambahkan Metilen Blue
Tipe disolusi secara khusus :

1. Basket/keranjang 50-100 rpm untuk menguji kapsul
2. Paddle/dayung 25-50 rpm untuk menguji tablet
3. Reciprocating cylnder 6-35 rpm untuk sediaan lepas lambat/extended release
4. Flow through cell untuk sediaan suppo
5. Paddle over disk 25-50 rpm untuk sediaan transdermal
 Pengujian in vitro
1. Uji disolusi untuk sediaan tablet
2. Uji pH untuk sediaan cair
3. Uji kekentalan untuk suspensi
4. Uji difusi untuk sediaan gel
 Aerosol

• Propelan : mendorong sediaan dari wadah/ memberi tekanan
• Gas yang diencerkan : hidrokarbon
• Gas yang di mampatkan/ kompresi : nitrosa
 Tujuan pembuatan tablet salut enterik : agar pelepasan bisa terjadi di tempat yang
diinginkan
 Tujuan pembuatan tablet salut gula/film : untuk memperbaiki organoleptis
 Registrasi
1. Baru = termasuk obat copy dan sediaan lain yang mengandung obat untuk produk
yang belum memiliki izin edar
2. Variasi = sudah memiliki izin edar tetapi mengalami perubahan
a. Variasi mayor = perubahan zat aktif atau eksepien. / penambahan indikasi/
posologi ( ilmu tentang bentuk sediaan obat, pemberian obat, perhitungan dosis,
frekuensi pemberian)
b. Variasi minor
Variasi minor A : perubahan notifikasi ( logo, klaim ESO, dan atau kontra
indikaasi), kemasan.
Variasi minor B : perubahan nama pendaftar, atau industri farmasi, perubahan
nama dagang, besar kemasan, perubahan metode analisis zat
c. Ulang : izin edar sudah habis masa berlakunya
Analisis senyawa :
 LOD – Diteksi alat yang telah dibersihkan masih tertinggal
 Uji keseragaman Kandungan – Tahap 1 10 Tablet, Tahap 2 20 Tablet
 Parameter KLT adalah nilai RF - faktor retensi 0,2 – 0,8
 Fungsi TEA – HUMEKTAN
 Zat aktif kontak lama dengan mata, yang mempengaruhi - HPMC
 Spektrofotometri : KADAR
 Pengukuran kadar, pengujian Flavonoit – SPEKTROFOTOMETER UV VIS
 LAL : Mendeteksi ENDOTOKSIN
 Spektro IR : GUGUS FUNGSI
 Spektro AAS : logam. Misal merkuri, aluminium
 KLT : senyawa atau pengujian sederhana ( uji cepat) / Bakteri

 Kromatografi gas : alkohol, senyawa atsiri.
 HPLC/KCKAT – menguji bahan aktif/Zat aktif
 HPLC/KCKT : lebih spesifik. Untuk pengujian senyawa tanaman misal flavonoid /
Resolusi
 Spektro massa : untuk berat molekul. Metode-metode titrasi
 Permenganometri : untuk senyawa-senyawa logam.
 Serimetri : reaksi redoks spesifik logam
 Iodimetri : senyawa mudah teroksidasi misalkan vitamin C
 Argentometri : senyawa2 halogen. Misalkan ammonium klorida, dan garam2
 Nitrimetri : sulfa/ amin primer ,biasa untuk titrasi senyawa obat CTM
 Asidi alkalimetri : untuk senyawa asam/ basa kuat
 Minyak atsiri – kromotologi gas
 Uji Extrak kurkumin – Kadar Abu Total
 Pengujian kapang kamir – PDA
 Extraksi minyak atsiri – Destilasi
 Tidak tahan panas – Maserasi
 Borax uji _ kertas Tumerik
 Uji sederhana PCT reaksi warna – FECL 3
 DNA BABI / Deteksi Biologi – PCR (Polymerase Chain Reaction)
 Uji THC – Merajuana (Ganja)
 Struktur Mirip – Standar internal
Struktur Sama - standar External
Berbeda - Adisi
 Pemisahan L mannitol & D mannitol – HPLC
 Garam lacte – Meningkatkan kelarutan
 Tampak darah – Phinkristin Anti Leukemia
 LAF Fertikal – Obat Kangker
 Horizontal – Antibiotik
 Hidroskopis Penguraian – Air
 Oksidasi – O2
 Fotolisis – Cahaya
 Uji Senyawa Baru – Bioekivalensi
 Twin 80 – Suka air (Hidrofilik)
 Span 80 – Tidak suka air (Hidofobik)

 Sukar larut dalam air tapi sangat sukar larut dalam etanol –Suspensi
 Sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam air - Eleksir
 Fungsi penambahan Gaz Notrogen saat Filing Injeksi – Mencegah oksidasi
 Efaluasi sediaan pelepasan obat dalam dosis besar terjadi secara singkat – Dumping Dose
 Zat aktif sama, komposisi sama, memiliki onset berbeda- laju disolusi berbeda
 Menjamin mutu pengujian kadar logam dengan titrasi – Kompleksometri
 Hidrolisis asam asetil salisilat menjadi – asam salisilat & asam asetat
 Fungsi Twen & Span dalam formulasi – Emulsyfing Agens
 Untuk sediaan steril injeksi air yang digunakan adalah air untuk injeksi(bebas bakteri dan
bebas patogen)
 Pada metode ALT (angka lempeng total) dilakukan untuk menghitung bakteri aerob dan
anaerob yang dihitung koloni 30-300 koloni.
 Stabilitas on going dilakukan dengan menguji minimal 1 bets sampel produk jadi yang
sudah di kemas.
 uji keseragaman kandungan jika bobot sediaan < 50 mg dan atau zat aktif < 50%
 uji keseragaman bobot jika sediaan > 50 mg dan zat aktif > 50 % - uji keseragaman
bobot menurut farmakope V ada 2 tahap yaitu : tahap 1 20 tablet dan tahap 2 10 tablet.
 Two – Way Crossover Design Uji Bioekivalensi – Tiap subjek diberikan 2 produk obat
yang berbeda dalam 2 periode
 Metode penyaringan simplisia, pelarut biasa – Perkolasi
 Botol gelap – Soda Lime
 Validasi prosedur pembersihan dilakukan terhadap 3 bets secara berurutan dangan hasil
memenuhi syarat
 Plasticizer merupakan bahan pengemulsi yang ditambahkan dalam penyalutan untuk
menghindari keretakan selama proses penanganan dan penyimpanan. Bahan yang umum
digunakan yaitu SORBITOL
 Untuk identifikasi BKO (bahan kimiia obat) pada obat tradisional digunkana metode
identifikasi yang sederhana, mudah dan tepat yaitu KLT.
 Fungsi line clearence pada industri yaitu untuk mengindari kontaminasi silang produk.
Untuk itu perlu di lakukan pengaturan tekanan ruangan produksi.
 Metode uji AKK ( angka kapang kamir) adalah Saboraud Dextrose Agar (SDA) atau
Potato Dextrose Agar (PDA)
 Pendaftaran obat tradisional, OHT dan fitofarmaka berlaku 5 tahun, selama masih
memenuhi ketentuan yang berlaku dan dapat di perpanjang melalui pendaftaran ulang.

 Ekstraksi minyak atsiri menggunakan metode destilasi.
 Fungsi ditambahkan NaOH pada limbah betalaktam yaitu untuk memecah cincin
betalaktam.
 Injeksi Vit C Ditambahkan Na2Co3 – Penyeimbangan PH
 Kloramfenikol palmitat di gunakan untuk sediaan anak untuk menggantikan
kloramfenikol karena rasanya yang pahit
Alat bantu yang di gunakan apoteker dalam evaluasi penggunaan obat yaitu:
1. Algoritme gysen : evaluasi kualitas penggunaan antibiotik
2. Algoritme naranjo : analisi MESO ( monitoring efek samping obat)
3. Medication scale : adherence/ kepatuhan
4. WHO ATC index : sistem klasifikasi obat untuk monitoring dan meneliti untuk
meningkatkan kualitas obat dan defined daily dose
5. WHO Casuality scale : advers drug reaction ( reaksi obat yang tidak diinginkan)
P BACA ATURAN PAKAI VAKSIN

K KUMUR BCG - TUBERKOLOSIS
L LUAR BADAN DPT - DIFTERI PERTUSIS TETANUS 5x
B BAKAR HIB - HAEMOPHILUS INFLUENZAE B
T TIDAK DITELAN MMR - CAMPAK,GONDOK,CAMPAK JERMAN 5x
W WASIR S A B U – SERUM ANTI BISA ULAR
SEGERA ATS – ANTI TETANUS SERUM
 Swelling – Gel mengandung menyerap air
Sineresis – Gel berkontraksi cairan dipermukaan Gel keluar
 Senyawa kimia baru – Uji Praklinik
 Dermatitis Atopik – menambah salisilat sebagai agen keratolitik
 Penerapan kadar obat – persisi
 Bakteri diikan kaleng – Clostidium Botolinum
 Meningkatkan daya sebar – menurunkan kosentrasi propelin glikol
 Injeksi kemasan primer – Gelas Tipe II & III
 Membuat tetes mata Timolol Maleat – 0,5%
 Gugus fungsi GENTAMICIN – Amin Primer
 WFI (Water Softener Filter) – menghilanhkan / menurunkan Kesadahan air / suhu > 70%
Pendistribusian WFI – Hot Loop Sistem dari bahan AISI 316L – SS 3161
 Line Clearance – menghindari campur baur produk – kontaminasi silang

 DIPEPSIA PADAT – Metode untuk yang sukar larut dalam air (Ibuprofen)
 Fast Disolving Eksepien yg ditambahkan – PRIMOGEL
 Teknik ko-Kristal – SPEKTROFOTOMETER X-RAY
 Campuran elektrik dengan methanol – KAMPER
 POLIMER HIDROFILIK – Untuk meningkatkan kelarutan
Uji klinik
Fase I - meneliti toksisitas keamanan tolerabilitas obat, Sukarelawan Sehat
Fase II – Sekelompok kecil sukarelawan sakit, efek farmakologi, efek terapi obat
Fase III – memastikan khasiat, aman, efektif, sekelompok besar sukarelawan sakit
Fase IV – paska pemasaran (pos marketing drug surveilance)
Senyawa marker pada tumbuhan

 Pelunak Daging – Ananas Comasus – BROMOLEIN
 Kadar air yg dapat diterima untuk simplisia < 10%
Alium sativum – Bawang Putih
Jahe : gingerol
Manggis : xanthon
Lycopen : tomat
Betacaroten : wortel
Phylantin : meniran
Andrografolid, Andrograpis Paniculata : sambiloto
Isoplavon : kedelai
Asiatikosida : pegagan
Kuersetin : flavonoid
Minyak Cengkeh : Clove Oil
 Mandatory Recall – Penarikan Wajib
Penarikan yang diperintahkan oleh Kepala Bdan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM
 Voluntary Recall – Penarikan Sukarelawan
 CHLORAMFENICOL Tetes mata menggunakan bentuk garamnya – meningkatkan
kelarutan
 Dokumen keuangan dan asset – Neraca
 Bahan primer dating Di ttd – Pemastian Mutu
 Validasi proses media fill – Tryptone Soya Broth

 Baku air – Pure Water

Panduan Belajar Irwansyah

Diunggah oleh

Informasi Dokumenklik untuk memperluas informasi dokumen

Hak Cipta:

Format Tersedia

Panduan Belajar Irwansyah

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Panduan Belajar Irwansyah

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PENGGOLONGAN OBAT

Dapat digunakan untuk

1 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

FARMAKOLOGI GOLONGAN OBAT

2 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

Kortikosteroid Modulasi metabolisme Metilprednisolon,

3 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

4 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

Menghambat sintesis protein Azitromisin

OBAT YANG HARUS DIGUNAKAN SECARA HATI-HATI

5 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

OBAT YANG MERUPAKAN KONTRA INDIKASI SELAMA

6 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

OBAT UMUM YANG TIDAK MEMPENGARUHI ASI

CEFOTAXIM ACETAMINOPHEN HEPARIN PREDNISONE

7 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

NAMA OBAT TERATOGENIK

CONTOH OBAT DAN EFEK SAMPING KHAS

8 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

TEOFILIN, SALBUTAMOL Jantung Berdebar

INH Kesemutan, Hepatotoksik

DEXAMETASON Moon Face

RIFAMPISIN Mengubah Warna Urin Menjadi Merah,

ASETOSAL Perdarahan, Iritasi Saluran Cerna,

KORTIKOSTEROID INHALASI Candidasis

ETAMBUTOL Buta Warna, Kebutaan

FENITOIN Gingival Hyperplasia, Induser Sitokrom

KARBAMAZEPIN Hepatotoksik Dari Metabolitnya, Induser

ORLISTAT Feses Berlemak

ANTIBIOTIKA KUINOLON Menghambat Pertumbuhan Anak

ANTIBIOTIKA TETRASIKLIN Kolorasi Gigi Menjadi Kuning / Kecoklatan

ANTIBIOTIKA AMINOGLIKOSIDA Nefrotoksis

BIFOSFONAT Iritasi Saluran Cerna

SEMUA OAT Mual Dan Muntah

METFORMIN Mual, Kembung

Mengubah Warna Urin Menjadi

9 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

BISMUTH Tinja Hitam

ANTASIDA DAN PPI Flatulance, Konstipasi

RANITIDIN Sakit Kepala

PROPYPHYHENAZONE Jantung Berdebar

BISOPROLOL Mual, Muntah

SIMVASTATIN Nyeri Otot

KERACUNAN DAN TATA LAKSANA KERACUNAN

SUBSTRAT RACUN ANTIDOTUM

10 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

 Obat Indikasi Awal Indikasi OFF-Label

1-3 MILD – AINS, PCT

11 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

MEMBRAN PHOSPOLIPID KORTIKOSTIROID

LEUKOTRIEN CoX 1 CoX 2

INFLAMASI + MAAG INFLAMASI + KV INFLAMASI + MAAG + KV

GCS- tingkat kesadara

12 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt

 ASPIRIN 80-250mg – ANTIPLATELET

 BUMIL – PCT, ANALGETI- ANTIPIRETIK Aman trimester berapapun

13 | YENI DWIRATNA CAHAYANI, S.Farm., Apt